Anaya Anindtia adalah seorang gadis yang terlahir dari keluarga yang harmonis. Ayah ku bernama Teguh dan Ibuku bernama Yuni. Ketika Anaya berumur 10 tahun, orang tuanya bercerai dan Anaya ikut dengan ibunya.
"Anaya maafkan ayah ya, kamu jadi jauh sama ayah, ini kesalahan ayah," ucap Ayah Teguh.
"Gak apa-apa yah, yang penting Anaya masih bisa bertemu sama ayah," ucap Anaya.
Ayah Teguh hanya bisa menyesali atas kesalahannya dengan memeluk Anaya.
Flashback on
"Bagus ya kamu selama ini, selingkuh dari ibu, ibu kurang apa yah?," ucap Ibu yuni.
Ayah kaget melihat istri yang ada di hadapannya. Karna saat ini ayah Teguh sedang berduaan di mall dengan seorang perempuan.
"Ibu...ini tidak seperti yang ibu lihat, ini cuman klien ku dari perusahaan ninetynine," ucap Ayah.
Ibu yang kaget melihat suaminya dengan perempuan lain, ibu langsung pergi meninggalkan suaminya itu. Ayah berusaha mengejar istrinya dan meninggalkan perempuan yang saat itu sedang bersamanya.
Ayah pun mengejar ibu, hanya saja ibu sudah pergi menjauh dengan sebuah taksi. Ayah pun lalu pergi mengambil mobil dan mengejar taksi yang dinaikki ibu.
Hingga tiba di rumah, ayah dan ibu berdebat dengan masalah yang terjadi siang tadi di mall.
"Ayah jahat, apa salah ibu selama ini sama ayah?," ucap Ibu.
"Maafkan ayah bu, ayah khilaf," ucap Ayah.
"Khilaf? mudah sekali ayah bilang seperti itu, asalkan ayah tau, selama ini ibu udah tau kalau ayah sering jalan dengan perempuan itu, baru sekarang saja ibu bisa memergoki ayah, karna ibu dapat laporan dari teman ibu," ucap Ibu.
"Maafkan ayah bu, ayah salah, ayah udah berselingkuh dari ibu," ucap Ayah.
Ketika ayah sedang mengucapkan ayah berselingkuh, Anaya baru saja tiba di rumah, anaya pulang sekolah. Anaya kaget mendengar semua itu. Dan Anaya masuk kedalam rumah dengan mata sembab karena menangis.
"Assalamu'alaikum Anaya pulang," ucap Anaya dengan pelan.
"Anaya kenapa menangis?," ucap Ayah dan Ibu.
"Ayah apa benar, ayah berselingkuh dari ibu?," ucap Anaya.
Ibu dan ayah saling menatap, karena kaget mendengar ucapan Anaya. Mereka tidak menyadari kalau Anaya mendengar itu semua. betapa sedihnya mereka mendengar ucapan itu.
"Anaya maafkan ayah, iya ayah berselingkuh dari ibu, karena ayah sudah tak kuat, melihat ibu yang setiap hari pergi arisan dan berbelanja setiap hari," ucap Ayah.
Anaya yang mendengarkan penuturan sang ayah, ayah tidak salah. Karena Anaya sendiri yang terkadang capek melihat sang ibu pergi berbelanja dan pergi arisan.
"Ini bukan salah ayah, ayah wajar seperti itu, karna anaya sendiri pun suka capek melihat ibu yang suka berbelanja dan pergi arisan," ucap Anaya.
Anaya pun menangis dalam pelukan sang ayah.
Ibu yang merasa bersalah pun hanya bisa menangis melihat anak dan suaminya. Tetapi ibu Yuni tidak bisa meninggalkan arisan itu dan tidak bisa berhenti untuk berbelanja barang mewah.
"Ayah... ibu hargai alasan ayah seperti itu, tapi itulah hobi ibu saat ini, karena kalian jarang ada di rumah. Ayah pergi kerja dan Anaya sibuk sekolah dan les, jadi ibu tidak ada kegiatan," ucap Ibu.
Ayah yang mendengarkan penuturan sang istri, ayah pun tidak bisa menyalahkan ibu seutuhnya. Karna ayah yang kelewat sibuk dan Anaya yang sibuk dengan dunia sekolahnya.
"Maafkan ayah bu," ucap Ayah.
sambil memeluk sang istri.
Selesai dari masalah itu, setiap harinya selalu ada aja masalah yang datang. Anaya pun mulai lelah melihat orang tua nya bertengkar setiap bertemu, hingga suatu hari.
"Yah.. ibu capek setiap hari kita bertengkar terus, lebih baik kita bercerai saja. Daripada kita bertengkar terus," ucap ibu dengan suara keras.
Ayah yang kaget mendengarnya, ayah pun tidak bisa berkata-kata, dan ayah pun berkata:
"Okay ayah akan mengabulkan permintaanmu untuk bercerai",ucap ayah.
Anaya yang hendak turun ke bawah, Anaya menangis dan mendengar ucapan orang tuanya yang akan bercerai.
"Ayah dan ibu haruskah kalian bercerai, gak bisa di pikirkan lagi?," ucap Anaya.
Ayah dan ibu kaget melihat kehadiran Anaya di tengah perdebatan mereka.
"Maafkan kami berdua, tapi kami akan slalu sayang sama Anaya," ucap ayah.
Ibu hanya bisa memeluk Anaya dan meninggalkan pergi anak dan suaminya, ketika HP nya berbunyi karna teman arisannya menelepon.
Akhirnya orang tua Anaya pun bercerai dan Anaya ikut dengan sang ibu.
Flashback off
Setelah perceraian, Anaya hidup berdua dengan ibunya. Tapi Anaya masih bisa bertemu dengan ayah yang sangat Anaya sayangi.
Kini Anaya hidup berdua dengan sang ibu, tapi ibunya semakin menggila dengan kehidupan glamornya. Anaya pun semakin jengah melihat ibunya yang seperti itu.
"Ibu... Anaya butuh uang untuk bayar buku dan bayar karyawisata," ucap Anaya.
"Kamu tuh sekolah masih SD, tapi kenapa sih biayanya banyak sekali, apa gak gratis untuk buku dan karyawisata itu? Ibu gak punya uang untuk bayarnya, ini uang arisan ibu, nanti uang ibu habis sama biaya sekolah kamu, apalagi ayah kamu gak kasih uang bulanan kamu, kamu minta sana sama ayah kesayangan kamu," ucap ibu
Anaya hanya bisa menggelengkan kepala dengan sikap sang ibu yang lebih mementingkan arisan di bandingkan Anaya.
"Ibu jahat dan tak sayang Anaya," gumam Anaya dalam hati.
Anaya pun hanya bisa menangis atas sikap ibunya dengan berjalan menuju kamar. Anaya mengambil HP dan menghubungi sang ayah.
Anaya pun mencoba beberapa kali menelepon sang ayah, tapi tak ada jawaban dari sang ayah. akhirnya Anaya pun mengirim pesan kepada sang ayah.
"Ayah...Anaya butuh ayah, Anaya mau ikut ayah saja. Anaya disini capek melihat ibu yang setiap hari pergi arisan. Saat ini Anaya butuh uang untuk bayar buku dan karyawisata, totalnya 500ribu yah," ucap Anaya
Pesan itu pun terkirim kepada sang ayah.
Ayah Teguh yang baru saja selesai meetting melihat HP, ternyata ada panggilan telepon dan pesan dari anaya, dan ayah membaca pesan itu. ayah pun langsung menelepon Anaya.
"Sayang... kamu siap-siap yah, 1 jam lagi ayah jemput, bawa beberapa baju. Sabtu dan Minggu ayah ingin menikmati waktu dengan kamu", ucap ayah.
"Iya ayah... Anaya siap-siap dulu ya, ibu lagi pergi arisan ke Bogor," ucap Anaya
"Ya sudah ayah berangkat sekarang ya," ucap ayah.
Anaya pun merasa senang, kalau sang ayah akan mengajaknya liburan.
Ayah Teguh pun pergi menjemput Anaya, dan akan mengajak liburan, karena sudah 2 minggu tidak bertemu dengan anak tercinta.
Akhirnya ayah tiba di rumah mantan istrinya itu, dan melihat Anaya yang sedang menanti kedatangan ayah tersayang. Anaya pun langsung berlari memeluk sang ayah sambil menangis.
Ayah Teguh hanya bisa mengelus punggung anaknya, dan sambil membawa Anaya masuk ke dalam mobilnya.
Sebelum pergi, Anaya telah mengirimkan pesan pada ibunya, yang berisi.
"Ibu... Anaya pergi di ajak ayah liburan", ucap Anaya.
Ibunya hanya membaca pesan itu dan lalu memasukkan kembali HP nya ke dalam tas. Dan kembali mengobrol bersama teman-teman arisannya.
Akhirnya Anaya merasakan liburan dan Anaya pun hanya bisa memeluk sang ayah. Sang ayah membawa Anaya liburan ke sebuah villa di Puncak.
Akhirnya Anaya merasakan liburan bersama ayah tersayang, Anaya merasa sangat bahagia. Anaya selalu memeluk sangat ayah dan menciumi sang ayah.
"Ayah terima kasih sudah mengajak Anaya liburan. Anaya bosen di rumah," ucap Anaya.
"Iya sama-sama Anaya kesayangan ayah, ayah akan usahakan untuk bisa terus mengajak Anaya liburan," ucap Ayah.
Ayah teguh merasa sedih dan menyesali atas perbuatannya, karna pernah selingkuh dari istri yang sudah iya nikahin selama 10tahun ini. Hanya karna lelah melihat istrinya yang jadi sering arisan dan berbelanja barang mewah, semenjak ayah teguh naik jabatan di perusahaan NinetyNine, yang awalnya hanya staff biasa sekarang manager. Kini gaji ayah pun naik 3x lipat.
Selama perjalanan menuju villa di Puncak, ayah Reguh melihat wajah Anaya yang mulai berbeda, kini anaya sudah mau 11 tahun dan sebentar lagi masuk SMP.
"Anaya... ayah akan selalu ada buat Anaya, sebisa mungkin ayah lakukan segalanya untuk Anaya," gumam ayah dalam hati.
Akhirnya ayah dan Anaya tiba di villa Puncak, liburan kali ini, ayah tidak hanya berdua. Ayah mengajak seorang perempuan yang bernama Hanna dan kedua anak laki-laki nya.
"Anaya sayang bangun, kita sudah sampai," ucap ayah.
Anaya pun membuka mata dan melihat lingkungan sekitar.
"Ayah kita udah sampai ya," ucap Anaya sambil tersenyum.
"Iya sayang kita udah sampai, ayo kita turun. sekalian ayah mau mengenalkan Anaya dengan teman ayah," ucap ayah.
Anaya merasa bingung dan Anaya tak memikirkan hal itu. Anaya mengambil tas ransel nya dan berjalan bergandengan bersama ayah Teguh.
Hanna pun melihat kedatangan Teguh dan Anaya, dan Anaya menyalami dan mencium tangan Hanna.
"Halo cantik kamu pasti Anaya anak ayah Teguh ya," ucap Hanna.
"Iya tante, aku Anaya anak ayah Teguh," ucap Anaya.
"Oh iya, kenalkan ini Aris anak tante yang paling besar dan ini Adam," ucap Hanna.
Anaya pun berkenalan dengan kak Aris dan Adam. Mereka pun tidak merasa canggug dan langsung akrab. Aris yang berusia 14 tahun dan Adam berusia 7 tahun, mereka langsung mengobrol dan bercanda.
"Anaya kamu sekolah di mana?," ucap Aris.
"Aku sekolah di SD Harapan Bangsa ka", ucap Anaya.
" Wah di Harapan Bangsa, kok aku gak pernah liat kamu ya," ucap Aris.
"Emang ka Aris kelas berapa dan sekolah di mana?," ucap Anaya.
"Aku sekolah di SMP Harapan Bangsa dan kelas 2 SMP", ucap Aris.
" Waaah asik dong kita satu sekolah", ucap Anaya.
Ketika Anaya dan Aris sedang mengobrol, Adam langsung cemberut dan menangis. Anaya dan Aris merasa heran melihat Adam yang menangis.
"Adek kenapa nangis?," ucap Aris.
"Adam sebel sama ka Aris dan ka Anaya, masa ngobrol berdua, Adam gak di ajak ngobrol juga," ucap Adam.
Anaya dan Aris tersenyum melihat Adam yang tiba-tiba nangis.
Anaya pun langsung memeluk Adam dan menggendongnya.
"Adek maafin kaka ya, kaka gak bermaksud mencuekkan adek," ucap Anaya sambil memeluk adam.
Adam pun langsung memeluk Anaya dan kini tersenyum kembali.
flashback on
Hanna merupakan teman Teguh saat kuliah dulu, Hanna menghidupi kedua anaknya, karena suaminya telah meninggal saat Aris usia 10 tahun dan Adam masih di dalam kandungan Hanna. Suami Hanna meninggal karena sakit kanker darah.
Dua tahun setelah kematian suaminya, Hanna bertemu dengan Teguh. Dan saat itu Teguh sedang menguruskan perceraian dengan Yuni.
flashback off
Teguh dan Hanna berjalan menghampiri ketiga anaknya.
"Anak-anak ayo kita makan dulu, udah malam nih," ucap Hanna.
Hanna pun berusaha mendekatkan dengan Anaya dan bergandengan dengan calon anak gadisnya itu.
Anaya merasakan kasih sayang seorang ibu, setelah ibunya yang sibuk dengan arisan. Anaya sudah jarang merasakan pelukan dan kasih sayang seorang ibu. Selama ini Anaya hanya bisa merasakan kasih sayang seorang ayah.
Akhirnya mereka makan malam bersama, Anaya duduk di sebelah ka Aris dan Adam. Teguh dan Hanna duduk di depan mereka bertiga.
"Tante ini ikan bakarnya enak sekali, Anaya suka banget, nanti ajarin Anaya masak ya tante," ucap Anaya.
Hanna merasa senang, karena Anaya lahap sekali makan ikan bakar Nila bumbu manis pedas. Hanna tau kalau Anaya suka sekali ikan bakar, karna Teguh pernah memberitahunya.
"Iya sayang... makasih kalau Anaya suka," ucap Hanna.
Anaya pun dengan lahap makan ikan bakar itu, tanpa di sadari Anaya sudah menghabiskan ikan bakar itu. Karena Aris dan Adam tidak suka dengan ikan bakar, mereka lebih suka dengan ayam bakar, sedangkan Anaya lebih suka ayam goreng di banding ayam bakar.
Makan malam pun telah selesai, Anaya pun membantu Hanna untuk membereskan meja makan.
"Tante biar Anaya bantu ya," ucap Anaya.
"Makasih cantik... oh iya, jangan panggil tante, panggil bunda aja seperti Aris dan Adam", ucap Hanna.
Anaya bengong dan langsung memeluk Hanna secara tiba-tiba. Teguh yang melihat kejadian itu pun tersenyum bahagia melihat Anaya yang bahagia, karena setelah perceraian kedua orang tuanya. Anaya jadi anak yg pemurung dan pendiam.
Tanpa di sadari Teguh, Anaya dan Hanna. Aris yang melihat kejadian itu juga, Aris merasa bahagia. Karena Aris akan punya adik perempuan yang bisa di ajak main.
Adam yang sedang menonton kartun di ruang tengah, lalu Aris menghampiri Adam yang sedang serius dan di kagetkan oleh Aris.
"Doooor," teriak Aris
"Kakaaaaaaaa... adek kaget tau, kaka jahat," ucap Adam sambil memukul Aris.
"Ada apa ini, kenapa adek pukul ka Aris," ucap Teguh.
"Ini yah... Ka Aris ngagetin adek, ya udah ade pukul Ka Aris aja," ucap Adam.
Aris pun membalas pukulan hingga Adam langsung menangis keras. Anaya yang mendengar suara tangisan, langug berlari menuju Adam.
"Adek kenapa?," ucap Anaya.
"Tadi adek lagi menonton TV terus di kagetkan sama ka Aris, trus adek pukul ka Aris tapi ka Aris pukul adek lagi," ucap Adam
"Dasar anak manja dan cengeng," ucap Aris.
"Udah kak, kaka sama aja kaya Adam, kaya anak kecil. Namanya juga anak kecil, gak usah di pukul lagi," ucap Anaya.
Anaya pun yang mengerti dengan apa yang terjadi, Anaya langsung memeluk Adam dan mencoba menenangkan Adam agar tidak menangis lagi.
Hanna yang melihat kejadian itu, hanya bisa menggelengkan kepala dan menjewer telinga Aris. Karna tiap Aris menjahili adiknya, bunda pasti menjewer telinga Aris. Aris pun langsung meringis karena sakitnya telinga dijewer bunda nya.
"Udah ya adek jangan nangis, biar nanti ka Anaya yang marahin ka Aris, ya udah sekarang udah malam. Kita tidur aja ya, adek tidur sama ka Anaya aja ya," ucap Anaya.
Hanna dan teguh yang melihat itu hanya bisa tersenyum melihat Anaya yang begitu dewasa untuk menyayangi Adam.
Saat Anaya bangun dari tidurnya, Anaya merasakan bahagia. Karena saat ini Anaya merasakan menjadi seorang kaka untuk Adam. Walaupun Anaya baru bertemu dengan Adam, ntah apa yang terjadi. Anaya begitu merasakan sayang sekali sama Adam.
Anaya pun menciumi kening Adam, dan memeluk Adam.
"Andaikan kamu adik kandung kaka, kaka akan slalu ada untukmu dek," gumam Anaya dalam hati.
Anaya pun menggeserkan tubuhnya untuk turun dari tempat tidur dan Adam pun ikut bangun.
"Kaka mau kemana?," ucap Adam.
Anaya pun yang kaget mendengar suara Adam.
"Eh... adek udah bangun, kaka mau ke kamar mandi untuk cuci muka dan sikat gigi," ucap Anaya.
"Adek ikut kak," ucap Adam.
"Ya udah ayoo, tapi adek duluan ya cuci muka, pipis, dan gosok gigi.. kaka tunggu di sini," ucap Anaya.
Adam pun lekas turun dari tempat tidur dan pergi ke kamar mandi.
setelah Adam keluar dari kamar mandi, kini giliran Anaya yang masuk kamar mandi. Adam pun menunggu Anaya keluar dari kamar mandi.
Setelah keduanya dari kamar mandi, mereka pergi menuju kamar Aris, untuk membangunkan sang kaka.
"Kaka bangun... ini udah pagi," ucap Adam.
Aris pun tidak langsung membuka mata, malah melanjutkan bermimpi. Mereka pun melihat Aris yang semakin tidur nyenyak.
"Kak Aris bangun, ini udah pagi," ucap Anaya.
Ntah kenapa aris yang mendengar suara Anaya, langsung terbangun dari mimpinya.
"Adek bangunin gak bangun, tapi denger suasuara kak Anaya aja bangun, adek sebel sama kak Aris," gerutu Adam.
Anaya dan Aris pun bengong melihat Adam yang berlari sambil menangis. Adam berlari mencari bunda nya.
.
.
.
.
.
"Sayang kenapa menangis?," tanya bunda Hanna.
"Adek sebel sama ka Aris, adek bangunin tapi gak bangun ka Arisnya. Tapi setelah ka Anaya yang bangunin ka Aris, ka Aris langsung bangun," ucap Adam sambil menangis.
"Udah jangan nangis ya, ka Aris pasti jahilin adek," ucap bunda Hanna.
Aris dan Anaya pun berjalan menghampiri bunda dan Adam, Anaya pun menyikut tangan ka Aris.
"Adek maafin kaka ya, tadi kaka gak denger suara adek," ucap Aris
"Bohong... kaka pasti bohong, bilang aja kalo kaka pengen di bangunin sama suara ka Anaya," ucap Adam.
Anaya dan Aris pun hanya bisa menghela nafas, karna Adam yang masih marah sama Aris. Anaya pun langsung memeluk Adam agar bisa tenang, Adam pun memeluk Anaya dan mulai berhenti menangis.
Bunda Hanna yang melihat keakraban Anaya dan Adam merasa tenang. Dari kejauhan ayah Teguh melihat kejadian pagi ini, tanpa di sadari ayah sudah meneteskan air mata. Karena melihat kedewasaan Anaya yang bisa menerima bunda Hanna, Aris dan Adam.
Anaya membantu bunda untuk menyiapkan sarapan pagi ini. masih ada sisa satu hari untuk Anaya liburan bersama ayah dan keluarga bunda Hanna. Adam duduk di sebelah kanan anaya, dan sebelah kiri Anaya ada Aris. Adam masih marah sama Aris, jadi tidak mau duduk dekat Aris. Seperti biasa bunda dan ayah duduk di hadapan mereka.
Di meja makan pun tak ada suara sedikit pun, kecuali dentingan sendok, garpu di atas piring. Beres sarapan pagi, Anaya membantu bunda membereskan meja makan dan mencuci piring.
Hanna yang melihat kedewasaan Anaya merasa bahagia, padahal Aris umurnya di atas Anaya, tapi dia tidak dewasa. Terkadang Aris masih seperti Adam yang kekanak-kanakan.
Setelah sarapan pagi, mereka semua berkumpul di halaman samping rumah.
"Anak-anak gimana kalau kita pergi ke taman Safari?," tanya ayah.
"Ayo yah kita ke taman Safari," ucap Adam.
"Boleh tapi ada syarat nya," ucap ayah.
"Syarat apa yah?," tanya Adam.
"Adam harus baikkan sama kak Aris, kak Aris kan udah minta maaf sama adek. Masa adek gak mau maafin ka Aris, klo adek gak mau maafin ka Aris, ke taman Safari nya gak jadi deh," ucap ayah.
Adam pun melirik Anaya dan Anaya pun hanya menganggukkan kepala. Adam pun berpindah tempat duduk ke sebelah Aris.
"Kak Aris maafin adek ya, tadi adek gak mau maafin kak Aris," ucap Adam sambil menangis.
"Iya dek, maafin kaka juga ya," ucap Aris.
Akhirnya mereka berpelukkan. Anaya pun ikut memeluk kak Aris dan Adam.
Bunda Hanna dan ayah Teguh merasa bahagia melihat mereka yang berpelukkan.
"Ya udah sekarang kita siap-siap buat ke taman safari," ucap ayah.
"Mas nanti pas jalan kita mampir dulu ke mini market ya, beli cemilan buat di perjalan," ucap bunda Hanna.
Ayah Teguh hanya menganggukkan kepala tanpa berkata apapun.
Saat sedang siap-siap, Anaya tiba-tiba merasakan sakit kepala, sebenarnya Anaya udah sering merasakan tiba-tiba sakit kepala. Tapi Anaya tak berani mengatakan kalau Anaya sering sakit kepala kepada ayah dan ibunya.
Anaya pun pergi ke kamar Aris dan Adam untuk mengajak ke mobil bersama.
"Nay kamu sakit ya?," ucap Aris.
"Gak kok ka, emang kenapa?," ucap Anaya.
"Muka kamu pucat," ucap Aris.
"Aku gak apa-apa kak, mungkin karna udara dingin, jadi bikin wajah aku pucat," ucap Anaya.
Aris pun menganggukkan kepala dan mengajak Anaya ke mobil. Di dalam mobil ayah dan bunda di depan, Adam di tengah sendiri, sedangkan Anaya dan Aris di belakang.
Di dalam mobil Aris dan Anaya bercanda, Adam yang asik sendiri bermain game di ipadnya.
Tiba-tiba Anaya merasakan sakit kepala lagi, tapi Anaya berusaha untuk menutupi itu semua. tanpa Anaya sadari, Aris melihat Anaya seperti merasakan kurang enak.
"Kamu gak apa-apa Nay?," bisik Aris.
"Anaya gak apa-apa kak, Anaya cuman mengantuk aja," ucap Anaya berbohong.
"Ya udah sini kamu tidur, kaka peluk ya," ucap Aris.
Anaya pun tertidur dengan di peluk Aris.
Ayah yang tanpa sengaja melihat Aris dan Anaya dari spion mobil, hanya bisa tersenyum bahagia. Akhirnya Anaya mau membuang sikap dinginnya, semenjak kejadian perceraian orang tuanya.
Setelah 45 menit perjalanan dari villa ke Taman Safari, akhirnya mereka sampai juga. Aris pun membangunkan Anaya.
"Dek bangun kita udah sampai," ucap Aris.
Anaya pun bangun dan langsung merapikan rambut dan baju nya.
"Kamu tidur nyenyak sekali, capek ya," ucap Aris.
Anaya pun hanya menganggukkan kepala, karena Anaya belum mampu mengatakan apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya.
Akhirnya mereka berjalan mengitari taman Safari dan melihat begitu banyak hewan. Adam pun memfoto hewan-hewan lewat ipad nya. Setelah selesai mengitari taman Safari. mereka turun dari mobil dan berjalan menuju foodcourt untuk makan siang.
Tanpa Anaya sadari, ayah yang memperhatikan Anaya, seperti ada sesuatu yang terjadi sama Anaya.
"Nay kamu baik-baik saja kan?," ucap ayah.
"Anaya baik-baik saja kok yah," ucap Anaya
Ayah pun hanya tersenyum mendengar ucapan Anaya, tapi ayah merasa heran dengan wajah pucat Anaya sejak tadi pagi. Ada apa dengan anakku, semoga kamu tidak apa-apa ya sayang. setelah ayah menikah dengan bunda Hanna, ayah akan membawa kamu dari ibumu yang tak bertanggung jawab itu.
Hanna dan adam pun mengikuti langkah ayah yang sedang melihat menu-menu makanan. Anaya yang masih merasakan sakit kepala, Anaya memilih duduk yang di temani Aris. Aris pun masih merasakan hal yang tidak enak terhadap Anaya.
"Nay, aku akan menjadi kaka yang baik untukmu, agar kamu bisa bahagia," gumam Aris dalam hati.
Akhirnya ayah, bunda dan Adam datang menghampiri Anaya dan Aris yang sudah duduk duluan dan sedang mengobrol.
"Ayah, toilet di mana ya? Anaya ingin pipis," ucap Anaya.
Ayah pun bingung mencari dimana toilet berada.
"Udah dek bareng kaka aja yu, kaka juga mau ke toilet," ucap Aris.
Akhirnya mereka berdiri dan pergi mencari toilet. Anaya merasakan tidak enak di perutnya dan kepala yang pusing.
Akhirnya anaya masuk ke dalam toilet, dan Anaya memuntahkan segala makanan dari perutnya. Anaya merasakan tidak enak di perutnya. Si8etelah itu Anaya keluar dari toilet dan ka Aris sudah menunggunya. Anaya pun hanya menganggukkan kepala sama ka Aris. Aris pun berjalan sambil menggandeng Anaya. karena Aris merasakan ada yang tidak beres dengan Anaya.
Setelah mereka makan, mereka berjalan-jalan sebentar sambil mencari oleh-oleh untuk bisa di bawa pulang. setelah beres berbelanja, akhirnya berjalan menuju mobil untuk pulang ke villa.
Sesampainya di depan mobil, bunda merasakan ada yang tidak beres sama anak gadisnya. Karena semenjak pergi ke toilet dan makan, Anaya terdiam dan mukanya pucat. Bunda yang ingin menanyakan ada apa, bunda urungkan niatnya, nanti saja di tanyakan saat di villa.
Akhirnya mereka menaikki mobil dan berjalan pulang ke villa. anaya pun kembali terdiam.
drrrt... drrrrt.... drrrt....
tiba -tiba HP Anaya berbunyi.
"Assalamu'alaikum bu, ada apa," ucap Anaya.
"Kamu kapan pulang, ibu masih di Bogor tapi besok ibu harus ke Bali nak. Jadi kamu sementara di rumah sendiri gak apa-apa kan nak," ucap Ibu Yuni.
"Iya bu gak apa-apa, nanti Anaya bilang sama ayah," ucap Anaya sambil menghela nafas panjang.
HP pun di matikkan, Anaya hanya bisa menghela nafas dalam-dalam.
"Selalu saja ibu mementingkan teman-teman nya di banding anaknya," gumam Anaya dalam hati.
"Nay siapa yg menelepon," ucap ayah.
"Tadi ibu nanya kapan pulang, soalnya besok ibu mau ke Bali bersama teman-teman arisannya," ucap Anaya.
Ayah pun hanya bisa menghela nafas, sambil memikirkan Anaya yang pasti akan tinggal denganku di rumah.
Bunda Hanna yang melihat kegelisahan hati calon suaminya itu, Hanna mengelus tangan Teguh danhanya bisa tersenyum.
Setelah menerima telepon, Anaya pun berniat untuk memejamkan mata sebentar. tapi tanpa disadari Anaya tertidur pulas, dan Aris pun memberi bahunya untuk menjadi senderan kepala Anaya.
Setiba di villa, Aris membangunkan Anaya. dan Anaya pun bangun dan turun dari mobil. Anaya masuk dan berjalan menuju kamar, tanpa Anaya sadari bunda Hanna mengikuti Anaya.
"Sayang apa kamu baik-baik saja, soalnya bunda liat semenjak kamu dari toilet, kamu lebih banyak diam dan wajah kamu pucat," ucap bunda.
Anaya pun kaget, ketika mendengar suara bunda Hanna.
"Anaya gak apa-apa kok bun, bunda tenang aja ya," ucap Anaya.
Hanna pun hanya bisa memeluk Anaya seperti memeluk anaknya sendiri. Dan Anaya pun merasa senang karna Anaya merindukan pelukkan kasih sayang seorang ibu.
Tanpa di sadari, Aris melihat kejadian itu. betapa sayang nya bunda sama Anaya. Aris pun berjalan dengan pura-pura tidak melihat mereka.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!