NovelToon NovelToon

Suamiku Pria Tulen

Pertemuan Pertama

Suamiku Pria Tajir

Oleh Sept

Rate 18+

Rumah besar keluarga Pramudya, seorang pria masih terlihat berbaring di atas ranjang ukurang king size. Pria itu mengerjap ketika seorang wanita menarik paksa selimut yang menutupi tubuhnya. Arya mengosok kedua matanya, kemudian turun dari ranjang.

“Mama tunggu di bawah, cepat turun!” seru Mama lalu berbalik.

Arya terlihat malas-masalan. Bukan karena apa-apa, selama ini ia paling malas jika disuruh kencan buta. Mungkin ini akan jadi kencan buta yang gagal untuk kesekian kalinya. Arya sengaja membuat perjodohan gagal dari awal lantaran tak berminat terhadap wanita dan juga pernikahan. Tapi, mamanya masih saja memaksa. Mau tak mau ia harus melakukannya. Cukup datang dan kacaukan, pikir Arya.

Tap tap tap

Terdengar suara derap kaki yang semakin dekat. Mama mendongak ke arah tangga, dilihatnya sang putra sudah berpakaian rapi. Setelan jas warna navi melekat pada tubuhnya yang kekar dan atletis. Arya sudah siap untuk kencan, lebih tepatnya bertemu dengan calon istri. Wanita yang sudah mama pilih sebelumnya.

Di tempat yang berbeda, kediaman tate Susi.

“Lepaskan!” teriak Nur. Gadis tersebut meronta ketika seorang pria bertubuh kekar memaksa dirinya masuk ke dalam sebuah mobil warna hitam. “Tante ... Tante!” teriak Nur meminta tolong kepada wanita paruh baya yang malah menatap sinis pada dirinya. Wanita tersebut seperti tidak ingin menolong Nur.

“Teriak sampai suaramu habis, wanita itu sudah menjualmu. Jadi, masuk ke dalam mobil dan jangan banyak tingkah!” ujar pria berwajah sangar, seorang preman dengan raut wajah yang menyeramkan. Nur sangat takut melihat betapa seramnya orang itu. Tato kepala kobra di lengan sebelah kanan, membuat nyali Nur makin menciut. Gadis itu kini hanya bisa pasrah, mau melawan pun percuma. Kekuatan yang ia miliki sangat kalah jauh. Sama sekali tidak sebanding dengan pria yang mencengkramnya sekarang.

Setelah Nur masuk ke dalam mobil, kendaraan itu pun melaju meninggalkan kediaman kerabat Nur. Sejak ia kecil, setelah ibunya meninggal dan ayahnya hilang tanpa kabar belasan tahun silam, Nur memang tinggal dengan tantenya. Seorang wanita yang mengolah bisnis pinjaman uang. Ya, Tante Nur adalah seorang lintah darat. Meminjamkan uang dengan bunga yang mencekik leher orang-orang yang meminjamnya.

Beberapa bulan lalu, tante Nur yang bernama Susi itu kalah di meja judi. Alhasil tante Susi meminjam uang pada bos preman di tempat perjudian itu. Tak disangka, tante malah kalah banyak. Akhirnya ia mengunakan rumah sebagai jaminan. Ketika sampai jatuh tempo, tante Susi tidak bisa membayar. Utusan bos preman pun mencari tante Susi di rumahnya, kebetulan pria yang beberapa kali keluar masuk penjara itu melihat Nur.

Tante Susi yang memiliki hati busuk dan kejam itu pun merasa tertolong, ketika ia menyadari bahwa bos preman sepertinya tertarik dengan keponakannya. Tidak mau rugi, tante pun menukar rumah dengan keponakannya sendiri.

***

Di sebuah restaurant, Arya sedang melakukan kencan buta bersama seorang wanita cantik. Pakaian yang dikenakan modis dan fashionable, dilihat dari tas yang ia bawa, jelas sekali kalau gadis itu buka wanita sembarangan.

“Senang bisa bertemu dengan Mas Arya,” Tafli tersenyum manis kepada pria tampan di depannya. Ia sama sekali tidak percaya, bahwa CEO tampan dan mapan itu penyuka sesama jenis. Tunggu saja, jangan sebut namanya bila tidak bisa membuat Arya bertekuk lutut pada pesonanya.

“Sudah 10 menit, aku akan pergi!” Arya lantas bangkit, meninggalkan Tafli yang semula penuh percaya diri.

“Sial! Dia mengabaikanku? Aku rasa dia memang abnormal!” umpat Tafli sembari membetulkan bajunya, semula ia menurunkan sedikit, agar terlihat menggoda. Tapi apa yang terjadi? Pria itu sama sekali tidak melirik. “Dasar hombreng!” maki Tafli kepada angin, karena Arya sudah pergi entah ke mana.

***

Di dalam sebuah kamar hotel, seorang gadis diikat di atas ranjang. Mulutnya ditutup dengan lakban. Terlihat bulir bening terus menetes dari sudut matanya yang sayu. Nur meronta dengan tali yang mengikat kaki dan tangannya.

Klek

Seorang pria sangar masuk ke dalam kamar hotel, ia menyeringai pada gadis yang sudah tidak berdaya.

“Aku sudah membayar mahal. Jadi puaskan aku, sekarang!”

Nur semakin ketakutan, seringai pria itu sangat mengerikan. Bila ia ternoda malam ini, lebih baik ia mati.

“Akan aku lepas ikatanmu, jika kau kabur. Akan aku potong kakimu!” ancam pria itu dengan sadis.

Bibir Nur bergetar, ia merasa sudah di ujung tanduk. Ia pun menyusun keberanian yang tersisa. Tidak ingin mengalami mimpi buruk, Nur mencoba mencari jalan keluar. Ketika pria itu sudah melepas semua ikatan pada kaki dan tangannya, Nur langsung meraih botol wine di atas nakas.

Bugh

PYARRR

Botol itu berhasil mengenai kepala bos preman.

“Kurang ajar! Gadis gila. Kau berani rupanya.”

Pria itu sangat geram, tidak peduli pada darah yang menetes sampai menyeberang mata. Ia meraih Nur kemudian menjambak rambut gadis tersebut. Membenturkan kepala Nur ke dinding. Seketika Nur merasakan pusing yang luar biasa, sepertinya ia mau pingsan.

“Kamu bisa, ayo Nur ... jangan lemah!” batin Nur.

Dengan tenaga yang tersisa, Nur berbalik kemudian menyerang. Ia menendang tepat di area rawan. Sangat keras, membuat pria itu meringis kesakitan.

“Wanita sialan!” umpat bos preman yang murka.

Nur langsung menuju pintu, tubuhnya gemetar. Gadis itu panik, ia lantas membuka pintu dengan kunci yang ia dapat dari atas meja.

KLEK

Nur langsung lari, dengan kaki terseok. Gadis itu terus berlari tanpa menoleh ke belakang. Nur ingin kabur dari pria jahat yang mengerikan tersebut.

“BERHENTI!” teriak bos preman yang sudah mengejar dengan menggunakan mobil.

Semakin panik, Nur lari begitu saja menyeberangi jalan. Tidak peduli bahwa jalanan itu sangat ramai oleh kendaraan.

“Wanita gila! Cari mati rupanya!”

BRUUUAKKKK

Hanya hitungan detik, tubuh gadis itu terpental ke bahu jalan. Sebuah mobil mewah sudah berhasil menabrak Nur.

Tidak mau terseret, bos preman langsung kabur. Sedangkan sang pengendara mobil yang menabrak Nur, pria itu langsung turun. Tidak ada luka serius, tapi gadis yang ia tabrak barusan sudah jatuh pingsan.

***

“Sudah bangun?” sapa Arya pada gadis yang semalam ia tabrak. Bersambung.

Baca juga novel Sept yang lain

Dinikahi Milyader

suami Satu Malam

Dipaksa Menikah

Wanita Pilihan CEO

Dea I love you

Kanina Yang Ternoda

cinta yang terbelah

menikahi pria dewasa

Pernikahan Tanpa rasa

The Lost Mafia Boy

Menikahi pria Cacat

suamiku Pria Tulen

dokter Asha and KOMPOL Bimasena

crazy Rich

selengkapnya kalian bisa klik profile Sept

Terima kasih

Instagram : Sept_September2020

PINGSAN

Suamiku Pria Tajir #2

Oleh Sept

Rate 18+

"Aku tidak bisa menghubungi keluargamu, kau tidak membawa kartu identitas semalam. Jadi ku bawah kau ke apartment milikku." Arya tidak mau berurusan dengan polisi. Pria itu tidak mau ceritanya jadi panjang dan melebar ke mana-mana. Apalagi setelah ia periksa sendiri, tidak ada luka serius. Arya pun memanggil dokter ke apartment pribadi miliknya.

Sebelum Nur bertanya, Arya langsung menjelaskan dengan gamblang. Ia bisa menebak pertanyaan dari gadis yang baru semalam ia tabrak lewat sorot matanya itu.

"Tetap di situ!" titah Arya saat Nur mau turun dari ranjang. Ia rasa meski tidak mengalami luka serius, gadis itu masih butuh istirahat.

"Terima kasih sudah menolong saya. Saya mau pulang." Nur terlihat tidak nyaman. Bagi Nur, ia tetap harus waspada. Rasa trauma karena kejadian semalam, membuat Nur mengalami rasa traumatic tersendiri. Meskipun tidak tahu mau pulang ke mana, pokoknya ia harus keluar dari tempat itu.

"Jangan berterima kasih. Semalam aku yang menabrak, tapi tenang. Kata dokter kamu beruntung, dan tidak ada luka serius," ucap Arya.

"Terima kasih," Nur masih saja mengucapkan kata terima kasih. Ia malah sangat bersyukur karena ditabrak. Bila tidak, mungkin ia akan ternoda semalam.

"Rumahmu di mana? Akan aku antar pulang." Arya mencoba menawari tumpangan, ia masih tidak enak karena telah menabrak gadis itu semalaman.

"Tidak ... terima kasih. Saya bisa pulang sendiri."

Gadis itu spontan saja langsung menolak. Mana mau Nur bertemu tante Susi. Bisa-bisa ia bakal dijual wanita jahat itu lagi, ya tantenya sendiri. Demi rumah, Nur ditukar. Sampai sekarang Nur tidak habis pikir, meskipun selama ini tante Susi kasar dan dingin padanya. Ia tidak mengira, tantenya bakal tega menjual keponakannya sendiri. Dunia memang sudah tua. Banyak manusia yang semakin mirip binatang. saudara sendiri dijual. Benar-benar raja tega tante Nur itu.

"Hey, kau mau ke mana. Pintu keluar bukan di sana." Arya mencoba mencegah Nur yang terus nekat pergi dari apartment miliknya.

Nur pun putar arah, apartemen ini terlalu luas hingga ia tidak tahu mana pintu keluarnya.

"Ada apa dengannya, mengapa seperti orang bingung?" batin Arya yang mulai terusik. Mungkin perasaan kasihan.

Arya ini sangat aneh, ia adalah tipe orang yang sangat cuek. Tidak peduli dengan orang, apalagi yang namanya wanita. Tapi, ketika melihat betapa kacaunya penampilan Nur, entah mengapa, Arya menduga Nur adalah gadis korban kekeradan seksual semalam.

Apalagi saat ia melihat ruam bekas jeratan di pergelangan kaki dan tangan gadis tersebut. Arya jadi yakin, ada yang tidak beres, ia berniat ingin mengantar Nur pulang. Memastikan gadis itu pulang dengan selamat. Keluarga adalah perlindungan terbaik. Arya pikir, keluarga Nur akan mampu melindungi gadis tersebut. Andai Arya tahu, bahwa gadis itu sudah dijual oleh tante Nur sendiri.

"Tunggu sebentar, akan aku antar!" Mungkin ia merasa bersalah karena sudah menabrak Nur, meskipun Nur tidak luka parah. Tetap saja jiwa kemanusiaan Arya merasa tergugah. Arya lantas mengambil kunci mobil, pria itu kemudian keluar bersama dengan Nur.

"Di mana kamu tinggal?" tanya Arya saat keduanya sudah masuk dalam lift.

Gadis itu bingung harus menjawab apa, "Saya pulang sendiri saja, terima kasih." Nur terlihat masih tak nyaman. Bayangan kejadian semalam sekelibat muncul di pelupuk mata.

"Anggap ini permintan maaf dariku." Arya pun terus memaksa.

Saat pintu lift terbuka, tidak jauh dari sana Arya melihat sosok wanita yang kemarin ia tinggal begitu saja dalam acara kencan buta. Sialnya lagi, Tafli datang bersama sang mama. Pria itu pun mengumpat kesal. Buru-buru Arya menekan tombol lift lagi, membuat Nur merasa heran dan mulai cemas.

"Mengapa tombolnya dipencet lagi?" tanya Nur spontan.

"Aku antarkan nanti, jangan sekarang." Arya meraih tangan Nur. Setelah pintu terbuka, mereka kembali masuk ke dalam apartment.

Wajah Nur mulai panik, jangan-jangan pria asing ini sama saja dengan preman yang kemarin. Jangan-jangan nasibnya akan habis sebentar lagi. Dilanda rasa takut, Nur langsung berbalik. Ia menuju pintu untuk keluar dari apartment. Sayang, sudah dikunci otomatis oleh Arya.

"Ada apa denganmu?" Arya merasa heran, mengapa Nur nampak begitu ketakutan?

"Jangan mendekat! Jangan mendekat! Tolong jangan mendekat!" Gadis itu memeluk tubuhnya sendiri, terlihat panik dan ketakutan.

Arya nampak berpikir, sepertinya dugaannya tidak meleset. Nur pasti korban kejahatan semalam.

"Tenang, kamu aman di sini. Aku tidak akan melukaimu." Arya masih saja mencoba mendekat.

Sedangkan Nur, ia semakin panik. Apalagi tangan Arya mencoba meraihnya. Padahal niat Arya hanya ingin menenangkan gadis tersebut.

Nur yang masih trauma, tubuhnya beringsut. Begitu Arya sangat dekat, gadis itu malah pingsan. Bersambung.

Hai, selamat datang di novel baru Sept.

Jangan lupa baca juga novel Sept yang lain ya,

Rahim Bayaran

Istri Gelap Presdir

Dea I Love You

Kesetiaan Cinta

Jerat Cinta Tuan Muda

Semua sudah tamat ya...

Instagram : Sept_September2020

Fb : Sept September

Terima kasih

Tawaran Pekerjaan

Suamiku Pria Tajir #3

Oleh Sept

Rate 18+

Kring kring kring

Telpon di ruang tengah terus berdering, Arya tahu itu pasti mamanya. Sebab sejak tadi ponselnya berdering namun ia abaikan. Pria itu sedang sibuk mengurus gadis asing yang kemarin ia tabrak.

Nur terbaring di atas ranjang, sesekali Arya mengusap dahi gadis itu. Keringat Nur sebiji jagung. Dalam pingsannya pun, ia terlihat gelisah. Arya jadi tidak tega membiarkan Nur pulang sendirian. Apalagi ia juga merasa bersalah atas kesalahan malam itu. Andai ia hati-hati, mungkin Nur tidak sampai pingsan.

Jangan-jangan Nur mengalami gegar otak? Panik, Arya langsung menelpon rumah sakit. Memesan kamar dan menghubungi dokter yang selama ini menjadi temannya.

Setelah merasa aman, di luar tidak ada siapa-siapa lagi. Mungkin sang mama dan Tafli sudah pergi, dengan mengendap-ngendap, Arya membopong tubuh Nur.

Rumah sakit Abdi Husada.

"Bagaimana keadannya?" tanya Arya pada suster. Dokter yang merupakan temannya sedang ada pasien. Jadi, sejak tadi ia hanya ditemani suster. Sambil menunggu temannya datang.

"Istri Bapak tidak apa-apa. Tapi, sepertinya dia kelelahan dan sedang setres berat. Mohon untuk menjaga mood istri Bapak."

Arya mendesis dalam hati. Sok tahu betul perawat itu. Istri? Mana mungkin ia menikahi gadis itu? Apa suster itu tidak bisa melihat?

Klek

Tiba-tiba dari depan kamar muncul Ronald, dokter sekaligus sahabat Arya.

"Siapa, dia?" goda dokter tersebut.

Arya tak menyahut, ia hanya memberikan tatapan tajam.

"Biar aku periksa." Dokter Ronald masih tersenyum menggoda.

"Kau apakan wanita ini?" Ronald memeriksa bekas memar di tangan dan kaki.

"Sepertinya ia korban kekerasan seksual."

"Apa?" Ronald menatap tak percaya.

Bukkk

"Bukan aku!" Arya langsung memukul tengkuk Ronald. Ia tidak terima dengan tatapan yang menuduh itu.

Ronald terkekeh, kemudian kembali memeriksa tubuh Nur yang masih tidak sadarkan diri.

"Tolong jadwalkan general check up," titah dokter Ronald pada suster yang berdiri di belakangnya.

"Baik, Tuan."

"Sepertinya tidak apa-apa, tapi untuk mencegah hal yang tidak diinginkan ke depannya. Lebih baik dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh."

Arya mengangguk, ia pasrah.

Siang hari, Nur mulai sadar. Namun, ia bingung ketika menatap langit-langit kamar. Di manakah dirinya? Nur pun bertanya dalam hati.

"Sudah bangun?" sapa Arya ketika melihat gadis itu terbangun.

"Aku mau pulang."

"Hem ... tunggu besok setelah hasil pemeriskaan keluar." Arya menatap Nur dengan dalam.

"Nur mau pulang, Nur nggak punya uang buat bayar rumah sakit." Nur berkata apa adanya, ia memang tidak memiliki apapun saat ini. Hanya nyawa di badan. Nur tidak punya apa-apa lagi.

"Tenanglah, semua sudah aku bayar. Anggap sebagai permintaan maaf dariku."

Nur tetap memaksa ingin pergi, kakinya bahkan sudah turun ke lantai. Dan ia berniat melepas selang infus yang menempel di punggung tangannya.

"Hey!"

"Maaf, Pak. Saya mau pulang!"

Tidak ingin melihat Nur nekat, Arya menahan Nur dengan mencengkram lengan gadis itu.

"Tetap di sini! Kamu aman, aku tidak akan melakukan hal buruk padamu. Aku tahu, kamu pasti trauma. Tapi, percayalah padaku. Aku hanya ingin menolongmu."

Arya dapat merasakan tubuh Nur yang bergetar, gadis itu sepertinya memang mengalami trauma.

Klek

Suster datang membawa nampan. Ia mau mengantar makan siang untuk pasien. Tapi, ia malah mendapati pemandangan yang membuat orang salah paham. Sang suster malah jadi canggung ketika melihat Arya memegang lengan si pasien. Karena terus dilihat, Arya langsung melepas lengan Nur.

"Ini makan siangnya," suster tersenyum ramah ke arah Nur. Karena canggung, ia pun langsung permisi setelah meletakkan nampan di atas meja.

Setelah suster pergi, Arya menyuruh Nur untuk makan.

"Makanlah!"

"Saya tidak lapar."

"Makanlah sedikit saja!"

"Saya cuma mau pulang."

"Astaga! Nanti aku pasti antar!" Arya menghela napas panjang. Susah sekali membujuk gadis itu.

"Makan atau tidak? Kalau tidak kamu habiskan, akan aku tagih untuk ongkos rumah sakitnya," ancam Arya.

Uang dari mana? Tidak mungkin bisa membayar, akhirnya Nur mengambil kotak makanan itu. Dengan pelan, ia menghabiskan makanan itu. Ia makan dengan menahan perih di kedua matanya. Nur makan sambil menangis.

"Kenapa kamu menangis? Lakukan satu-satu. Makan ya makan, setelah itu menangislah!"

Nur menyusut hidungnya, mengusap pipi dan kembali melahap semua makanannya.

Beberapa saat kemudian.

Arya mengulurkan sebotol air mineral pada Nur.

"Ceritakan apa yang terjadi?" tiba-tiba Arya penasaran.

Nur hanya mendongak sekilas, ia menatap paras tampan itu. Sosok pria yang menolongnya berkali-kali.

"Ceritakan kesulitanmu, mungkin Aku bisa membantu."

"Pekerjaan ... saya butuh pekerjaan." Setelah mengatakan hal itu, Nur langsung menundukkan wajah.

"Pekerjaan? Di mana keluargamu? Aku rasa kamu masih muda, orang tuamu pasti masih ada."

Nur menggeleng keras.

"Mereka menjualku."

Arya terhenyak, ini lebih parah dari pada dugaannya. Suasana menjadi sepi, dan hening untuk waktu yang cukup lama.

"Kamu yakin mau kerja?" suara Arya memecah sepi.

Nur mengangguk pelan.

"Bekerjalah padaku!"

Nur menatap manik mata jernih itu tanpa kedip. Bersambung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!