NovelToon NovelToon

Sang Penakluk Hati CEO

bab 1

Disebuah desa yang terpencil, hiduplah seorang gadis bersama nenek dan kakeknya. Nama gadis itu Amelia klaresta. Nama yang cantik untuk gadis yang cantik. Rambutnya yg lurus, hidung yg mancung, kulit putih, matanya yang sipit, tinggi 157 cm. Siapa pun yang melihat mengiranya anak keturunan cina.

Namun, semenjak Kejadian malam itu. Kini ia mengubah penampilannya seperti orang culun. Mengunakan kacamata, rambut di ikat dua, dan mengunakan baju yg udik seperti orang culun. Ia melakukan semua itu karena banyak lelaki hidung belang yg menginginkan nya. Ia berharap dengan penampilannya yg berubah 180 derajat, bisa melindunginya dari para pria hidung bekang di luar sana.

Kakeknya bernama Subejo dan neneknya bernama Wartinah. Hari-hari Amel hanya membatu neneknya berjualan di pasar. Ia tidak memiliki keahlian selain berjualan.

Sebenarnya, ia bukan Anak atau pun cucu dari nenek Wartinah dan kakek Subejo. Tiga tahun yg lalu kakek subejo sedang mencari kayu bakar di hutan. Samar-samar ia mendengar suara yg meminta tolong. Awal-awalnya kakek takut. Namun, suara itu semakin lama semakin jelas. Akhirnya ia pun memberanikan diri mencari sumber suara tersebut. Betapa terkejutnya kakek saat melihat seorang gadis di pinggir sungai beralaskan sayap kapal terbang. Dengan tubuh yg gemetar, Kakek langsung membawa gadis itu pulang Kerumahnya. Sekuat tenaga kakek membawa tubuh gadis itu pulang.Bibir Kakek, tak henti komat-kamit seperti orang membaca mantra. Saat tiba di rumahnya nenek terkejut. Melihat siapa yg kakek bawa.

"Siapa dia, kek?" tanya nenek yg penasaran dengan seorang gadis yg berada di gendongan kakek.

"Entah lah0, nek. Kakek juga tidak tahu. Nanti saja kakek ceritakan. Sebaiknya nenek panggilkan dokter siska " jelas kakek sambil berlalu meninggalkan nenek.

Nenek pun tidak menjawab. Ia langsung bergegas pergi menemui dokter Siska. Ya dokter Siska adalah satu-satu dokter yg ada di sana. Karena memang desa di sana masih sangat terpencil dan masih belum maju. Aksesnya yg masih sangat sulit, sehingga susah dijangkau. Tak berselang lama akhirnya dokter datang. Ia memeriksa keadaan gadis tersebut. Setelah memastikan keadaan gadis itu dokter menyuntiknya dan memberikan beberapa resep untuk gadis tersebut.

Dokter menyarankan, jika dalam waktu 3 jam, gadis tersebut belum sadar. Maka kakek harus segera membawanya ke rumah sakit. Setelah menjelaskan panjang lebar, dokter pun pamit undur diri. Tak lupa kakek mengucapkan terimakasih. Setelah itu ia mengantar dokter keluar hingga di depan pintu. Baru setelah dokter Siska pergi kakek kembali menghampiri nenek.

Kakek dan nenek tak henti berdoa. Ia berharap gadis itu segera sadar. Jujur saja jika harus di bawa ke rumah sakit, kakek tidak memiliki biaya. Kini mereka berdua hanya bisa pasrah semoga gadis tersebut bisa segera sadar. Nenek dengan teliti membersihkan luka-luka gadis tersebut. Di pandangi wajah gadis tersebut."cantik" gumam nenek dalam hati. ia pun kembali membersihkan luka gadis tersebut hingga selesai. Kemudikan ia kembali membawa air dan lap yg ia pakai tadi, untuk mencucinya. Setelah 1 jam setengah kakek dan nenek menunggu, akhirnya gadis cantik itu tersadar.

"Kek, lihatlah." ucap nenek sambil menghampiri gadis tersebut.

"Alhamdulillah, kamu sudah sadar Ndok." ujar nenek Sambil membantu gadis itu duduk.

"Saya di mana kek,nek?" sambil memandangi wajah keduanya meminta penjelasan.

"Kamu berada di rumah kita Ndok. Tenanglah " jawab kakek lembut. Gadis itu hanya diam. Ia masih memandangi sekelilingnya.

"Bagaimana keadaan mu saat ini? Sebenarnya kamu siapa? Dan kenapa kamu bisa terdampar di sungai, Ndok !" tanya nenek berturut-turut.

Gadis tersebut hanya diam. Sejenak ia berpikir. Namun ia tidak bisa mengingat apapun tentang dirinya.

"Maaf,kek. Saya tidak tahu saya siapa dan kenapa saya ada di sana." jelas gadis itu sambil memegangi kepalanya yg terasa sakit karena di paksa mengingat.

"Ah sakit" teriaknya

Kakek dan nenek yg mendengar teriakan tersebut terkejut. Nenek pun langsung membantu merebahkan tubuh gadis itu agar kembali berbaring. Kemudian ia menyodorkan obat dan segelas air minum. Gadis tersebut langsung meminumnya. Dan tak berselang lama ia pun tertidur. Setelah memastikan gadis tersebut telah tertidur. Kakak langsung bertandang ke rumah dokter siska. Sesampainya di sana, kakek langsung menceritakan semuanya. Setelah mendengar cerita kakek. Dokter menyimpulkan bahwa gadis tersebut terkena Amnesia. Kakek terkejut. Dokter menyarankan agar kakek membawa gadis tersebut ke rumah sakit. itu mengetahui kejelasan ya. Namun apa lah daya kakek tidak memiliki biaya untuk membawanya. Akhirnya kakek hanya bisa pasrah dan berdoa semoga gadis itu tidak apa-apa. Karena gadis tersebut tidak mengingat siapa namanya dan siapa dia. Akhirnya kakek dan nenek sepakat memberinya nama Amelia Klaresta. Dan menganggap nya sebagai cucu sendiri. Kebetulan nenek dan kakek tidak memiliki keturunan. Jadi dia sangat bahagia dengan ke hadirkan Amelia di sisinya. mungkin ini lah jawaban atas doa-doanya.

Hay author kembali lagi😀😀😀. Semoga cerita kali ini banyak yg suka Amin😊😊😊.

Jangan lupa tinggalkan jejak dan semoga menghibur🙏🙏🙏

Bab 2

Semenjak kejadian 3 tahun silam, ia di panggil Amelia. Kini ia tinggal bersama nenek Wartinah dan kakek subejo. Kesehariannya hanya membatu nenek dan kakek untuk mengais rezeki. Kehidupan mereka sangat bahagia. Walau hidup sederhana. Namun amelia tidak pernah kekurangan kasih sayang. Amelia memiliki sahabat dekat yg bernama Tika. Namun ia tidak menyadari jika sahabatnya bukanlah sahabat yg sesungguhnya. Karena kebaikannya, ia hanya di manfaatkan oleh Tika yg ia sebut sahabat.

Hingga suatu ketika, musibah menghampirinya. Nenek Wartinah yg memang sudah tua jatuh sakit. Amelia sudah membawanya ke dokter siska. Namun keadaan nenek semakin buruk. Dokter pun akhirnya menyarankan mereka membawa nenek ke rumah sakit. Mereka kebingungan. Pasalnya mereka tidak memiliki uang. Mereka sudah mencari pinjaman ke sana kemari. Bahkan Amelia sudah meminta tolong kepada sahabatnya. Namun tak ada satu orang pun yg mau menolongnya. Jalan satu-satunya ia lah meminjam uang kepada pak Eko, seorang rentenir yg memiliki 3 istri dan 6 anak. Bunganya pun sangat besar. Namun, demi kesembuhan nenek, kakek rela melakukan apapun. Akhirnya demi kesembuhan nenek, kakek rela mengadaikan harta satu-satunya yg ia miliki. walau dengan resiko yg besar, kakek tetap melakukannya.

Pagi itu juga kakek langsung menemui pak Eko. Ia menyerahkan surat tanah yg ia miliki sebagai jaminan atas uang yg ia pinjam. Senyum mengembang di bibir pak Eko. Tentu pak Eko tidak akan menyia-nyiakannya. Ini kesempatan buat dia untuk merauk keuntungan yg sangat besar. Kapan lagi coba ada seseorang yg mau mengadaikan hartanya dengan suka rela. Tanpa kakek sadari, ia sudah masuk ke mulut buaya.

Setelah mendapatkan uangnya kakek sedikit lega. Ia langsung bergegas kembali dan segera membawa nenek ke rumah sakit di kota. Kini keadaan nenek mulai membaik. Amelia sangat bahagia. Ia berdoa semoga nenek lekas sembuh. Di rumah sakit Amelia merawat nenek dengan teliti. Nenek sangat terharu. Ia sangat bersyukur kepada Allah telah menghadirkan gadis berhati mulia seperti Amelia. Walau ia bukan siapa-siapanya, namun Amelia dengan ikhlas merawatnya. Tanpa tersadar air mata nenek terjatuh. Saat ia sedang mengambil air minum, tak sengaja, pandangannya mengarah tepat pada wajah nenek.Amelia yg lihat nenek menangis pun terkejut.Ia takut terjadi sesuatu terhadap nenek segera ia menghampirinya.

" Nenek kenapa? Mana nya yg sakit nek?" ucapnya panik.

"Tenang lah nak. Nenek tidak apa-apa. Nenek hanya terharu. Terima kasih ya nak, kamu sudah hadir di kehidupan kami" ujarnya tulus sambil menggenggam tangan Amelia.

"Nenek ngomong apa. Seharusnya Amelia yg berterima kasih kepada nenek dan kakek. Karena kebaikan nenek lah aku bisa bertahan hingga detik ini " ujarnya lirih, sambil memeluk nenek dengan erat.

Kakek yg melihat pemandangan di depannya sangat terharu. Dalam hati ia banyak mengucapkan syukur terhadap Allah karena sudah mengirimkan seorang gadis yg berhati malaikat di kehidupannya.

Tangis haru menyelimuti mereka bertiga. Rasa syukur tak henti mereka panjatkan. Akhirnya nenek dan kakek bisa merasakan memiliki anak seperti yg mereka idam-idamkan selama ini.

Tiga hari sudah nenek di rawat di rumah sakit kota. Selama itu pula Amelia tidak beranjak dari kamar Tersebut.Akhirnya ke adaan nenek mulai membaik. Dokter pun sudah mengizinkan nenek pulang. Amelia sangat senang. Ia sudah menganggap mereka berdua orang tua nya. Jadi apa pun akan ia lakukan demi kebahagiaan mereka berdua. Karena baginya kebahagiaan mereka lebih penting dari apa pun. Setelah mendapatkan izin dari dokter, Amelia langsung mengemasi barang-barang yg mereka bawa. Setelah semuanya siap langsung pulang ke rumah mereka, mumpung waktu masih siang. Sebab jalan menuju rumahnya sangat jauh. jadi ia harus bergegas pulang sebelum kemalaman.

Setelah menempuh waktu 3 jam akhirnya mereka sampai di rumah. Amelia langsung membatu neneknya turun dan membayar ongkos taksi tersebut.

Hari ini sangat melelahkan. Namun melihat nenek yg sudah sehat kembali menjadi obat lelah untuk Amelia. Tanpa sadar senyum mengembang di bibirnya. Saat sedang tersenyum tanpa Amelia sadari,ada yg memperhatikan nya.

Siapakah????

Ada yg tahu???

Maaf hobi author terbaru😁😁

Yg penasaran jangan lupa tinggalkan jejak😁😁😁🙏🙏🙏🙏

Bab 3

Hari ini sangat melelahkan. Namun melihat nenek yg sudah sehat kembali menjadi obat lelah untuk Amelia. Tanpa tersadar senyum mengembang di bibirnya. Saat sedang tersenyum tanpa Amelia sadari,ada seseorang yg memperhatikan nya.

Ternyata orang tersebut adalah pak Eko. Ia tidak sengaja melihat senyum itu. "Ternyata gadis itu sangat manis. Hanya saja pakaiannya menutupi kecantikannya." gumamnya dalam hati. Sejenak ia berpikir bagai mana caranya agar bisa mendapatkannya. Setelah mendapatkan ide yg cemerlang akhirnya ia tersenyum puas dan berlalu meninggalkan tempat tersebut.

Pagi hari.

Amelia seperti biasa melakukan rutinitas seperti biasa. Ia membantu kakek mencari kayu bakar dan memetik sayur-mayur hasil dari kebunnya. Setelah Amelia membawa hasil kebunnya ke pasar untuk menjualnya. Walau hasilnya tidak seberapa, setidaknya bisa menyambung hidupnya.

Setelah semuanya habis Amelia bergegas pulang mengingat nenek dan kakek belum makan sejak pagi. Setibanya di rumah, ia di kejutkan dengan pemandangan yg ada di depannya. Ia segera berlari menghampiri nenek dan kakek yg sedang bersimpuh di kaki pak Eko.

"Ada apa ini?" tanyanya berteriak sambil beerlari memeluk kakek dan neneknya.

"Hai, cantik. Akhirnya kamu pulang juga. Denga ya cantik saya kesini ingin menagih hutang yg telah jatuh tempo " jawabnya dengan nada genit yg di buat- buat. Amelia sangat muak melihat tingkah pak Eko. Tapi apa daya ia tidak dapat melakukan pembalasan apa pun. Ia pun menutup matanya sejenak untuk mengurangi rasa emosinya. Setelah di rasa cukup baru ia membuka suara.

"Berapa hutang kakek?" tanyanya dengan sorot mata tajam.

"20 juta cantik." Ujarnya dengan genit.

"Beri kami waktu 2 bulan. Saya pasti akan membayarnya" jelas Amelia dengan lantang

"Baik lah. Jika dalam waktu 2 bulan kamu tidak bisa melunasi nya, maka bersiaplah. Kau akan aku jadikan istri keempat ku. Jika kau tidak mau, bersiaplah. Maka kalian harus angkat kaki dari sini" ucapnya dengan senyum mengembang di bibirnya.

"Baiklah" ucap Amelia lantang.

Setelah itu pak Eko dan kedua anak buahnya pergi meninggal kan kediaman Amelia. Amelia sedikit merasa lega. Sejenak ia memikirkan bagai mana cara agar dapat melunasi hutang tersebut. Nenek merasa sangat bersalah. Bagai mana pun ini semua karena dia. Andai saja ia tidak sakit. Pasti kakek tidak akan meminjam uang terhadap rentenir itu. Apa lagi sekarang masa depan Amelia yg menjadi taruhannya. Ia semakin merasa bersalah. Nenek tak sanggup berkata-kata lagi. Ia hanya menunduk sambil berurai air mata. Tak ada satu orang pun yg bersuara. Sedetik kemudian akhirnya kakek mulai membuka suara.

"Maaf kan kami nak. Kami hanya bisa menyusahkan mu" ujar Kakek lemas dan berderai air mata.

"Sudah lah kek. Ini sudah menjadi tanggung jawabku. Kakek tenang lah. Percayalah, apa pun akan saya lakukan untuk kalian." ucapnya serius sambil memeluk tubuh nenek dengan penuh kasih sayang.

"Sekali lagi maaf kan kami nak." Ulang kakek penuh penyesalan.

"Sudahlah, kek. Tak usah terlalu di pikirkan. Biar semua ini menjadi tanggung jawabku. Doakan saja semoga Amel bisa secepatnya melunasi hutang tersebut" ujarnya sambil meyakinkan keduanya. Kakek dan nenek semakin bersyukur. Ia semakin bangga terhadap Amel. Air mata keduanya kembali menetes. Namun secepat kilat mereka menyapunya dengan tangannya.

Maaf lama up nya🙏🙏🙏

terimakasih yg sudah sabar menunggu

Jangan lupa like komennya ya biar author semangat 😁😁😁😁

Apa lagi kalau beri vote dan hadiah tambah semangat up nya😋😋😋😋

Terimakasih yg sudah mampir semoga menghibur🙏🙏🙏

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!