NovelToon NovelToon

Anak Genius:Ayahku Ceo Arogan

Bab 1

.

.

.

.

.

.

Pelepasan itu berakhir sempurna dengan sesuatu yang hangat mengalir di bawah sana.

Darren menatap wanita cantik yang baru saja ia lecehkan dengan raut wajah penuh kebencian.

Meskipun dalam pengaruh alkohol Darren masih sadar dengan apa yang sudah ia lakukan pada wanita yang sudah menyakiti hatinya itu.

"Berapa uang yang Renata berikan padamu? sepuluh juta,lima puluh juta,atau seratus juta?"

Dengan nada dingin ,Darren yang masih berada di atas tubuh wanita itu membentak tanpa perasaan, lalu beranjak dari posisinya dan berjalan ke kamar mandi dengan membanting pintunya dengan kasar.

Azkia semakin terisak di bawah selimut yang membungkus tubuh polosnya,nasi sudah menjadu bubur,rasa sesal dan bersalah yang Azkia rasakan seolah sudah tak ada artinya lagi,ia sangat mencintai Darren,tapi ia juga yang sudah membuat laki-laki itu membencinya, karena kebohongan yang ia lakukan semuanya berakhir dalam sekejap,masa depannya dan juga cintanya.

Tak berselang lama pintu kamar mandi terbuka,Darren keluar dengan pakaian yang sudah rapi,menatap sekilas pada Azkia yang sudah duduk di atas ranjang dengan selimut yang masih membungkus tubuhnya.

"Ini..!!" Darren melemparkan selembar kertas kearah Azkia.

Azkia bergeming, air mata yang mengalir di pipinya sudah cukup mewakili perasaannya saat ini.

"Apa masih kurang?"

Seolah belum puas,Darren mengambil dompetnya di atas nakas ,mengeluarkan semua uang di dalamnya dan kembali melemparkannya ke tubuh Azkia yang terbungkus selimut .

"Aku rasa ini lebih dari cukup untuk wanita yang tidak punya perasaan sepertimu!!"

Sinis Darren dengan tatapan merendahkan,Azkia hanya mampu memejamkan matanya saat lembaran-lembaran uang itu mengenai wajahnya.

"Dan satu lagi! jangan pernah mempermainkan perasaan orang lain hanya untuk mendapatkan uang!!"

Ucap Darren dengan nada dingin .Darren menatap Azkia sejenak sebelum ia berlalu keluar dari kamar apartemen mewahnya.

Darren Cedric Bimantara,pria tampan yang bekerja di sebuah rumah makan kecil ,siapa sangka jika dia adalah pewaris tunggal Bimantara corp yang sengaja menyamar menjadi orang biasa untuk mendapatkan orang-orang yang tulus menerimanya.

Kebungkaman Azkia bukan tanpa alasan,selain Darren tak memberinya kesempatan untuk menjelaskan Azkia juga merasa bersalah karena berbohong dan mempermainkan hati Darren yang benar-benar tulus mencintainya. Sungguh,Azkia sangat terpaksa melakukan semua kebohongan ini demi mendapatkan uang untuk biaya pengobatan ibunya.

Tidak mungkin ia meminta bantuan pada Darren yang untuk biaya sekolahnya saja masih harus bekerja sebagai pelayan di rumah makan kecil.Kia tidak ingin menjadi beban orang lain.

Azkia mengeluarkan tangisnya yang sedari tadi ia tahan setelah sosok Darren menghilang dibalik pintu,Darren tidak memberinya kesempatan untuk menjelaskan dan membela diri.

Perlahan tangan Azkia terjulur untuk mengambil selembar kertas yang tadi Darren lemparkan,dadanya terasa sesak saat melihat selembar cek dengan nominal angka yang tertera di kertas tersebut,lima ratus juta.

Sebegitu hinakah dirinya dimata Darren,atau memang inilah sifat laki-laki itu sebenarnya.

Azkia meratapi nasib buruk yang selalu menimpanya.Ayahnya hanya seorang supir taxi dan sudah meninggal satu tahun yang lalu karena kecelakaan ,sementara ibunya hanya ibu rumah tangga biasa yang sekarang sering keluar masuk rumah sakit karena penyakit jantung yang dideritanya.

Azkia yang sekarang masih duduk di bangku kelas dua sekolah menengah atas harus rela bekerja paruh waktu di sebuah minimarket untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan juga ibunya.

Tapi satu bulan terakhir kondisi ibunya semakin memburuk,dokter menyarankan agar ibunya melakukan operasi bypass jantung .Azkia berusaha keras mengumpulkan uang untuk biaya pengobatan ibunya dengan bekerja tambahan menjadi pramusaji di sebuah cafe milik Renata Wijaya.

Renata adalah satu-satunya teman yang mau menyapanya di sekolah,karena tidak ada yang mau berteman dengan Kia karena latar belakangnya yang menurut mereka tidak sepadan.

Saat Renata wijaya mendatanginya untuk meminta bantuan tentu Azkia tidak akan menolak,hanya Renata yang mau menolongnya dengan memberikan pekerjaan.

"Aku akan memberikan berapapun uang yang kamu mau asalkan kamu berhasil menjerat hati Darren dan mencampakkannya dengan buruk,bagaimana?"

Seolah mendapat jalan keluar untuk biaya pengobatan ibunya,tanpa pikir panjang Azkia menerima tawaran dari Renata begitu saja tanpa memikirkan resiko yang akan ia tanggung.

Darren adalah seniornya di sekolah,selain berparas tampan ia juga murid paling pintar di sekolah,tak heran walaupun Darren hanya bekerja di rumah makan kecil ia tetap menjadi incaran para gadis di sekolah,termasuk Renata.

"Baik,aku akan melakukannya aslkan kamu memberikan uang yang aku mau!!"

Dengan penuh semangat Azkia akan berusaha walaupun Darren terkenal dengan pribadi yang dingin terhadap perempuan.

Tanpa sepengetahuan Azkia,Renata menyuruh orang memvideo percakapan mereka dan menyerahkannya pada Darren di saat yang tepat.Hingga semua kejadian buruk ini terjadi.

\*\*\*\*\*\*

tiga bulan kemudian......

"Ayah,ibu,kenapa kalian meninggalkan Kia sendirian disini?kenapa tidak membawa Kia bersama kalian,Kia rindu ayah dan ibu,Kia takut bu,Kia lelah,semua orang menghina Kia!!"

Rintih Kia dalam hati,wajah pucat dan mata sembabnya sudah cukup menjelaskan bahwa ia dalam keadaan tidak baik-baik saja.

Saat ini ia berada di atas jembatan dengan sungai yang berarus deras di bawahnya.Pandangannya kosong menatap riak arus sungai yang sangat deras di bawah sana,pikirannya kalut dan tak bisa berpikir jernih lagi.

Dia hanya sendiri,tak ada tempat untuknya bersandar,tak ada tempat untuk berbagi dan berkeluh kesah.Mungkin dengan ia menenggelamkan diri di derasnya arus sungai itu semua masalah dan bebannya akan hilang.

Azkia menatap sekilas tas besar yang berada di sebelah kakinya,tas yang berisi pakaiannya dan sebuah foto keluarga kecilnya yang bahagia.

"Maaf..!!" ucapnya lirih sambil satu tangannya mengusap perutnya yang masih rata.

Setelah itu ia memejamkan kedua matanya dengan hembusan nafas berat sebelum ia menaikkan sebelah kakinya ke atas pembatas jembatan.Dia sudah yakin akan mengakhiri hidupnya di tempat ini,dan setelah itu tidak akan ada lagi penderitaan.

"Lho..lho..lho mang,itu orang mau bunuh diri ya?kok kakinya dinaikan ke atas pembatas gitu?"

Ujar wanita paruh baya yang kebetulan sedang membeli cilok tak jauh dari jembatan.Ia baru saja dari pasar dan hendak pulang kerumahnya,tapi ia melihat pedangang cilok yang kebetulan sedang berhenti didekat jembatan itu.

"Palingan juga lagi nge preng buk,atau lagi bikin konten di yusub,sekarang kan lagi ngetren anak muda bikin konten sampai naik-naik pagar jembatan gitu,kalau udah nyemplung aja,baru tahu rasa!!"

Jawab tukang cilok sambil memasukkan ciloknya kedalam plastik tanpa menoleh kearah jembatan yang dimaksud.

"Waduh...itu orang beneran mau bunuh diri mang!!"

Wanita paruh baya yang bernama Farida itu langsung berlari menuju Azkia yang sudah menaikkan kedua kakinya keatas pembatas jembatan. Ditariknya tangan Azkia sampai tubuhnya terjatuh kebelakang saat ia sudah akan melompat terjun ke sungai.

Bersambung.....

😙

😙

😙

Masih belajar nulis,mohon dukungannya dengan kasih like,vote,dan komen. 💙💙💙

Bab 1

.

.

Di sebuah club malam yang berada di pusat kota,sekelompok anak muda sedang berpesta merayakan hari kelulusannya dari Sekolah menengah atas.

"Ayolah bro ,minum sedikit saja,kita nikmati malam ini dengan bersenang-senang" pemuda dengan tubuh kurus yang bernama Aldo menyodorkan sebotol minuman beralkohol pada Darren.

"Lo aja,gue nggak minum " dengan wajah datarnya Darren kembali menyodorkan botol itu kehadapan Aldo.

"Ah,nggak asik lo bro " Aldo menyambar botol itu lalu menuangnya kedalam gelas,menenggaknya dengan sekali tegukan,hal serupa juga dilakukan oleh beberapa temannya yang lain.

Darren hanya melihat kelakuan teman-temannya itu dengan malas,sebenarnya ia tak terlalu suka dengan pesta ataupun acara-acara seperti ini,tapi ini adalah pesta terakhir mereka berkumpul karena setelah ini mereka akan menempuh pendidikannya masing-masing.

**

"Ini,lakukan sesuai perintahku!!"

Renata Wijaya,menyerahkan amplop coklat yang berisi uang pada seoarang wanita berpakaian seksi yang bernama Lisa.

"Lo tenang aja,semua pasti beres di tangan Lisa " jawab Lisa penuh percaya diri.

Wanita dewasa yang selalu berpenampilan seksi dengan riasan tebal itu tersenyum menatap amplop di tangannya.

"Oke,gue tunggu hasilnya" Renata meninggalkan Lisa yang masih tersenyum menatap amplop yang ia berikan.

"Gimana?" sambut Nova berbisik setelah Renata duduk di sebelahnya.

"Beres! lo lihat aja apa yang terjadi setelah ini" Renata menyeringai dengan tatapan yang tertuju pada sosok laki-laki tampan berbadan tegap yang tak lain adalah Darren.

Disisi lain ruangan,gadis cantik dengan rambut sedikit bergelombang sedang menatap gaun merah yang baru saja ia terima dari Lisa.

"Mbak Lisa yakin saya harus pakai baju ini ?" tanyanya tak percaya.

"Ya iyalah,lo sendiri kan yang bilang kalau lo lagi butuh duit cepet buat biaya pengobatan ibu lo di rumah sakit" jawab Lisa mengingatkan.

"I...iya sih mbak! tapi...harus banget ya pakai baju ini?" ucap Kia yang masih berusaha bernegosiasi dengan Lisa .

"Sebenernya lo mau nggak sih? kalo lo nggak mau gue tinggal nyari yang lain" desak Lisa yang sudah mulai hilang kesabaran.

"I..iya mbak aku mau! tapi..."

"Ya udah tunggu apalagi? kesempatan nggak datang dua kali Kia,lo cuman harus duduk nemenin tamu minum dan lo akan dapet duit buat bayar biaya rumah sakit ibu lo,gampang kan!"

Lisa tersenyum dalam hati,ia yakin gadis lugu di hadapannya ini tidak akan menolak jika sudah menyangkut ibunya yang membutuhkan banyak biaya di rumah sakit.

"Tapi...tapi cuman nemenin minum aja kan mbak,nggak lebih?" tanyanya lagi setelah beberapa saat berpikir.

"Iya... cuman nemenin minum aja kok,udah sana buruan ganti baju,gue tunggu di meja nomor enam" Lisa menepuk bahu Kia sebelum berlalu pergi.

Azkia Ayudisha atau lebih sering dipanggil Kia,gadis cantik dan baik hati yang berasal dari keluarga sederhana,demi mendapat uang untuk biaya operasi ibunya ia rela bekerja di sebuah club malam sebagai pengantar minuman.

Azkia menarik nafas berulang kali sambil menatap dirinya di cermin.Gaun ketat tanpa lengan dengan belahan dada yang rendah membalut sempurna di tubuhnya yang ramping.Terbersit di pikiran untuk mengurungkan niatnya,ia terlalu takut untuk keluar dengan pakaian minim seperti ini,tapi bagaimana dengan ibunya yang sedang terbaring di rumah sakit.

Andaikan ayahnya masih hidup ia pasti tidak perlu melewati hal seperti ini,ah sudahlah,toh hanya menemani minum tidak lebih.

"Ya Allah...engkau maha tahu dengan apa yang aku lakukan " ucapnya lirih sebelum membuka pintu dan berjalan keluar.

Azkia mempercepat langkahnya saat menyadari beberapa pria menatapnya dengan penuh minat.

"Om,itu dia gadisnya sudah datang" tunjuk Lisa yang melihat Kia berjalan kearahnya.

"Wow...so beautiful! kamu memang paling tahu seleraku sayang!" pria yang berusia sekitar empat puluh lima tahun itu tersenyum senang.

"Mbak Lisa " sapa Kia dengan gugup,

"Akhirnya lo dateng juga,duduk sini,temenin om Antony minum" Lisa menarik tangan Kia dan mendudukannya di sebelah pria yang memiliki postur tubuh sedikit gemuk tersebut.

"Oh iya,gue tahu lo nggak suka minum jadi tadi gue pesenin lo orange jus,udah ya gue tinggal dulu,hefun om " ucap Lisa sambil berlalu pergi.

"Siapa nama kamu cantik?" Antony bertanya dengan tatapan yang sulit Azkia mengerti.

"A..Azkia om " Azkia benar-benar risih karena Antony terus menatapnya.

"Ini,minumlah agar tidak gugup seperti itu "

Dengan ragu Azkia mengambil orangejus yang di sodorkan Antony ke arahnya.

"Terima kasih om " Antony tersenyum dalam hati saat Azkia menghabiskan minumannya.

Lisa memberi tanda ok dengan jarinya saat berjalan melewati meja Renata dan teman-temannya.

"Eh...lihat deh,itu bukannya si Azkia ya?" tunjuk Renata ke arah Azkia berada.

"Mana...?" sahut Roni dengan antusias.

Darren cedric yang sedari tadi hanya diam langsung menoleh ke arah yang di tunjuk Renata begitu mendengar nama Azkia disebut.

"Oh my god !kelihatannya aja polos,lugu,pendiam,tapi di luaran dia liar juga ya! lihat deh baju yang dia pakai"

Sahut Nova yang sengaja memperkeruh suasana hati Darren.

"Gila,ternyata bodynya hot banget bro " sahut Aldo yang memang bersifat playboy, menatap Azkia dengan berdecak kagum.

Darren mengepalkan tangannya,rahangnya mengeras saat melihat Antony mulai menyentuh paha Kia tanpa penolakan.

"aku pergi dulu " Darren berlalu pergi tanpa memperdulikan teriakan dari teman-temannya yang memanggilnya.

Sementara Renata tersenyum puas melihat Darren yang terlihat marah dan berlalu pergi,ia yakin sekarang Darren sudah jijik dan bahkan membenci Kia.

Renata sangat menyukai Darren,walaupun Darren selalu dingin dan acuh padanya ia selalu memberikan perhatian lebih pada laki-laki itu,berharap suatu saat hati Darren akan luluh.

Sampai suatu hari ia mulai menyadari bahwa diam-diam Darren selalu memperhatikan Azkia dari kejauhan,diam-diam tersenyum saat melihat Kia melakukan hal yang konyol sekalipun,senyum yang tidak pernah sekalipun Darren tunjukan.

Dari situ Renata tahu jika Darren menyukai Kia,dan itu membuat Renata sangat membenci Azkia dan ingin menyingkirkannya dari hidup Darren.

Darren tidak benar-benar pergi,ia duduk di meja bartender dan menenggak satu botol minuman beralkohol dengan tatapan yang tak lepas dari Azkia.

"Akh...kepalaku " ringis Kia dengan memijit keningnya yang terasa berdenyut.

"Sepertinya kamu kurang sehat,om antar kamu istirahat ya" tawar Antony yang terlihat khawatir.

"I..iya " Azkia sudah tidak sanggup lagi menahan kepalanya yang semakin berdenyut,mungkin istirahat sebentar akan sedikit mengurangi sakitnya.

Darren semakin mengeraskan rahangnya saat Antony membawa Kia menuju lantai dua,lantai dimana pria dan wanita akan menghabiskan malam panjang bersama.

.

.

Bersambung.....

.

.

.

jangan lupa dukung author dengan like,vote dan komen.

.

salam sayang...😊💗💗💗

Bab 2

.

.

.

Sesampainya di kamar,Antony langsung membaringkan tubuh Azkia yang sudah tak sadarkan diri di atas ranjang.

"Ternyata obat yang Lisa berikan pada gadis ini ampuh juga,jadi aku bisa leluasa menikmatinya tanpa perlawanan" seru Antony sambil membuka kancing kemejanya.

Tanpa menunggu lama tubuh Antony sudah berada di atas tubuh Azkia,nafasnya memburu dengan kilatan na*su yang membuncah.

"Aku sudah tidak sabar sayang " Antony meraba pipi Azkia hingga ke dagu,dan perlahan menuju ke bibir Azkia yang semerah cerry,tak ingin menunggu lama Antony langsung mendekatkan bibirnya untuk mencium bibir Azkia yang sangat menggoda.

Brakkk......

Antony terkejut saat pintu di buka dengan kasar dari luar,matanya terbelalak saat tiga pria berbadan kekar masuk dan langsung menyeretnya keluar dengan paksa.

"Hei..apa yang kalian lakukan?" teriak Antony tidak terima dengan perlakuan mereka.

"Bereskan bedebah itu" perintah Darren dengan tegas.

"Baik tuan muda " ketiga pria itu menyeret Antony keluar dari kamar.

Ketiga pria berbadan kekar itu adalah bodyguard yang di suruh kakeknya untuk selalu mengawal kemanapun Darren pergi.

Darren menutup pintu dan menguncinya dari dalam,kilatan amarah dan kebencian terlihat jelas dari sorot matanya saat melihat Azkia yang terbaring diatas ranjang dengan pakaian yang sudah sedikit tersingkap memperlihatkan pahanya yang putih mulus.

"Jadi ini yang kamu lakukan di luaran?" Darren duduk di sebelah tubuh Azkia dan menatapnya lekat. Ada kekecewaan yang tersirat dari sorot matanya yang tajam.

"Baik, kalau begitu mari kita selesaikan" Darren menyeringai dengan melepas pakaiannya.

***

Pagi menjelang,Azkia mengerjapkan matanya yang terasa berat untuk terbuka.

"Ssh...kepalaku " ringis Kia sambil memijit keningnya yang masih terasa pening.

Perlahan matanya terbuka sempurna,Azkia terkejut mendapati dirinya berada di ruangan yang asing dan lebih terkejut lagi saat mendapati dirinya dalam keadaan polos tanpa sehelai benangpun yang membalut tubuhnya.

"Akh..." Azkia memekik saat merasakan sakit di area pangkal pahanya.

"Apa yang sudah terjadi padaku? kenapa aku tidak bisa mengingat apapun"

Perlahan air matanya menetes saat mengingat jika semalam ia bersama dengan seorang pria yaitu Antony.

kling..kling...

Azkia mengambil ponselnya yang berbunyi di atas nakas,menjawabnya dengan tergesa saat nama yang tertera di layar adalah rumah sakit.

"Halo "

"Dengan mbak Azkia ?" jawab suara seorang wanita dari seberang telfon.

"Iya saya sendiri,apa terjadi sesuatu pada ibu saya?" tanya Azkia sedikit panik,tidak mungkin pihak rumah sakit menghubunginya jika tidak terjadi sesuatu pada ibunya.

"Baru saja ibu Arumi kembali anval dan kondisinya semakin memburuk,jadi dokter menyarankan agar ibu Arumi secepatnya melakukan operasi bypass jantung mbak"

"Baik suster,akan segera saya usahakan biayanya" jawab Azkia lirih.

Tubuh Azkia seperti tidak memiliki otot untuk bergerak.Bagaimana mungkin semua ini terjadi padanya di saat yang bersamaan,disaat ia terpuruk kehilangan kehormatannya karena pria yang tidak ia ketahui siapa,justru kesehatan ibunya semakin memburuk.Apa yang harus ia lakukan?dari mana mendapatkan uang sebanyak itu dalam waktu sekejap?

Azkia bangkit dari ranjang dan memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai,memakainya kembali walau ia merasa jijik dengan pakaian terkutuk itu.

Saat hendak membuka pintu Azkia melihat sebuah jaket berwarna abu-abu yang tergeletak di atas sofa,jaket yang terlihat mahal dengan inisial huruf D dengan lambang sayap di kedua sisinya yang terdapat di kerah baju bagian belakang.

Tanpa pikir panjang Azkia langsung memakainya untuk menutupi bagian tubuh atasnya yang terbuka.

***

Hampir tengah hari Azkia baru tiba dirumah sakit,ia sudah memutuskan menjual rumahnya yang sederhana itu untuk biaya operasi ibunya.

Azkia sudah memikirkan ini matang-matang,asalkan ibunya sembuh tidak apa-apa walaupun setelah ini harus tinggal di kontrakan kecil.

Setelah membayar semua administrasi untuk operasi ibunya Azkia berjalan menuju ruangan tempat ibunya dirawat.

Berkali-kali Azkia menghela nafas panjang untuk meredam semua beban dan kesedihannya,dia harus terlihat kuat dan tegar di hadapan ibunya,ibunya tidak boleh tahu dengan apa yang sudah menimpanya saat ini.

Setelah hampir lima jam Azkia menunggu,pintu ruang operasi akhirnya terbuka,beberapa dokter dan perawat keluar dengan wajah lelah.

"Bagaimana keadaan ibu saya dokter?" dengan tergesa Azkia menghampiri dokter Dian,dokter yang menangani ibunya selama berada disini.

Dokter Dian menggelang pelan,menatap Azkia dengan raut wajah iba.

"Ma..maksud dokter?" tanya Azkia terbata.

"Kami sudah berusaha semampu kami mbak,tapi tuhan berkehendak lain,operasinya gagal karena kondisi ibu Arumi sudah sangat buruk saat masuk ruang operasi".

Bagai di sambar petir,tubuh Azkia seketika luruh kelantai,dunia kecilnya bersama sang ibu kini sudah berakhir,berakhir dengan sebuah perpisahan yang abadi.

****

Dua bulan kemudian....

"Aku tidak mau hamil,aku tidak mau anak ini,aku akan menggugurkannya".

Azkia merasa frustasi setelah mengetahui tentang kehamilannya yang sudah berusia tiga minggu.

"Istighfar nak..,anak dalam kandungan kamu ini tidak bersalah,apa kamu tega membunuh anak kandungmu sendiri!"

Bu Fatma,wanita paruh baya yang sudah membawanya kerumah sakit saat Azkia pingsan di halte bus,mencoba menenangkan dengan memberinya dukungan.

"Tapi aku hamil tanpa suami bu! bagaimana aku harus menanggapi cibiran dari orang-orang nanti?" ucap Azkia dengan nada putus asa.

"Kamu tenang saja nak,ada ibu dan juga Maya yang akan selalu mendukung kamu".

Bu Fatma membawa tubuh ringkih Azkia kedalam pelukan,mengusap rambutnya dengan penuh kelembutan.

Walaupun baru mengenal Azkia

bu Fatma sudah menyayangi Azkia seperti anaknya sendiri sejak ia tahu peristiwa buruk yang Azkia alami.

"Mulai sekarang lo jangan ngerasa sendirian lagi ya Kia,karena gue sama ibuk selalu ada buat lo". ucap Maya yang usianya tak jauh beda dari Azkia.

"Kamu mau kan tinggal bersama ibuk dan juga Maya?". tanya bu Fatma penuh harap.

"Bagaimana dengan tetangga ibu kalau mereka tahu ibu membawa pulang perempuan yang hamil di luar nikah seperti saya?"

"Tidak usah memusingkan omongan orang,lagipula ibu tinggal di komplek kecil yang hanya ada beberapa rumah saja,dan mereka semua orang baik,jadi tidak perlu dipikirkan lagi! "

"Gimana? lo mau kan? mau aja deh biar gue ada temen ngobrol di rumah". tambah Maya dengan suara yang terdengar memohon.

"Iya,aku mau". jawab Azkia dengan senyuman yang secerah mentari pagi.

Azkia benar-benar bersyukur bisa bertemu dengan orang-orang baik seperti bu Fatma dan juga Maya yang menolongnya.

Kini Azkia menjalani hari-harinya dengan bahagia tinggal di rumah sederhana bersama bu Fatma dan juga Maya ,tak lupa juga dukungan dari para tetangga yang selalu memberinya semangat.

.

.

.

.

jangan lupa dukung author dengan like,vote,dan komen ya.biar author gak galau mulu💙💙💙 makachii....😙😙

.

.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!