Dihari yang cuacanya tidak mendukung sebuah motor melaju kencang yang di kendarai seorang pemuda bernama Yudi sambil membonceng istrinya Lili, mereka pasangan yang baru menikah.
Dihujan yang deras dan jalan yang licin motor melaju kencang, dengan menggunakan jas hujan Ponco berwarna biru, melaju dari arah Baleendah ke arah Katapang. Menyisir sungai Citarum yang meluap karena air hujan.
Gambar sebagai ilustrasi
Sungai Citarum yang airnya menjadi bertambah banyak dan adanya putaran air karena dari air sungai kecil yang deras, semua air mengalir ke sungai besar Citarum.
Terjadi tubrukan air yang disebabkan karena derasnya air dari anak sungai menuju Citarum sehingga membentuk pusaran yang sangat besar.
Di jalan utama terlihat melaju sebuah mobil Truk dengan kecepatan tinggi, dari arah katapang sedang kehilangan kendali karena hujan yang deras dan jalan yang licin di tambah dengan rem truk yang blong.
Supir dengan susah payah mengendalikan truk tersebut dengan menginjak rem dan membanting setir kekiri dan kekanan supaya tidak menabrak rumah dan warung serta warga yang berada di pinggir jalan.
Supir tersebut membunyai inisiatif untuk menggunakan rem tangan agar mobil berhenti, lalu si sopir menarik rem.
Ce...k.....i....t.......
Dan mobil Truk itupun berbalik arah 180 derajat.
Tanpa disadari disana ada motor yang di kendarai Yudi dan Lili, yang sedang melaju kencang dan berlawanan arah.
Bruk.....
Mobil Truk bagian belakang menghantam motor yang di kendarai Yudi dan Lili.
"Aaaa......aaaaa....."
Mereka berdua berteriak
Yudi dan Lili beserta motornya terpental jauh masuk kedalam pusaran air sungai Citarum.
Truk itu pun berhenti
Warga dan para pengendara yang sedang berteduh di daerah sana melihat kejadian mengerikan tersebut, mereka berhamburan keluar tanpa memperdulikan hujan mengguyur mereka.
Mereka bergegas berlari untuk menghadang Truk supaya si supir tidak melarikan diri dan berupaya untuk menyelamatkan Yudi dan Lili.
Salah seorang warga berinisiatif menelpon Polisi dan Tim Evakuasi untuk menyelamatkan Yudi dan Lili yang jatuh ke pusaran air sungai Citarum.
Hujan pun sedikit mereda dan tidak selang lama Tim Evakuasi pun datang dengan membawa perahu karet.
Tim itu pun menggunakan perahu karet untuk mencari dan menyisir sungai Citarum untuk menemukan Yudi dan Lili.
Setelah lama di cari mereka pun tidak berhasil di temukan bahkan jejak bensin dari motor yang mereka kendarai dan ikut hanyut ke sungai Citarum tidak di temukan bah hilang di telan bumi.
Semua warga yang ikut menyaksikan saling berbisik
Salah seorang dari mereka berkata
"Mungkin mereka tidak selamat, dan meninggal lalu terbawa arus yang deras"
Dan di jawab oleh warga lainnya
"Iya kita tunggu aja kabar mayatnya pasti nanti di temukan di daerah Sangiang Tikoro"
Mereka pun terus berbisik
Sehingga kejadian ini masuk berita dan koran, supir truk pun di tangkap polisi dan masuk penjara untuk mempertanggung jawabkan kejadian tersebut.
Di padang rumput yang cukup luas dan di kelilingi oleh hutan yang sangat lebat dan tertutup kabut menjadikan suasana di sana sangat menakutkan.
U...ek......u......ek
Krik.....krik.......krik...
Suara burung hantu dan jangkring saling bersautan terdengar, menjadikan kesan angker di daerah tersebut.
Waktu menunjukan sore hari dan sesikit gerimis.
Lalu ada suara mengerang
Ea....H.....GH
"Aduh kepala ku sakit"
Sambil memegang kepala
"Dimana aku ini"
Sambil menengok kiri dan kanan
"Apa aku ada di akhirat sekarang"
Merasa Bingung
"Mungkinkah aku telah meninggal"
Lalu bangkit dan melihat Lili yang terbaring agak jauh dari dirinya.
"Lili sayang....."
Sambil berlari menghampiri istrinya
"Bangun....sayang....bangun...."
Terbangun
"Ea....h....gh...."
Lalu duduk
"Dimana kita bang"
Sambil terheran
"Apa kita ada di akhirat"
Yudi Menyanggah
"Ngaco kamu, Abang juga tidak tahu kita ada di mana"
Lalu mereka berdiri
Gerimis pun turun
"Bang kita cari tempat berteduh sepertinya sebentar lagi akan turun hujan"
"Iya dek, itu ada pohon besat kita berteduh di sana dulu ya"
Mereka berdua pun berangkat dengan jalan sempoyongan dan saling memegang menuju pohon besar.
Ketika berjalan beberapa langkah mereka melihat motor yang ikut terhanyut kedalam sungai Citarum, dan sekarang tergeletak di arah menuju pohon besar.
"Lihat dek motor Abang ada di sana ayo kita ambil"
Lalu mereka pun menghampiri motor tersebut.
***
*Jangan Lupa Kaka pembaca untuk
Like
Komen
Vote
*Rate**
*Biar Author lebih semangat untuk terus Update.
Yudi pun mengangkat motor yang tergeletak tersebut sampai berdiri.
"Ayo bang nyalakan motornya biar kita cepat sampai ke pohon besar itu kalau naik motor"
Lili tidak sabar
"Bentar dek Abang nyalain dulu motornya"
Kececes ....ces.....ces......
Starter di bunyikan
"Aduh dek gak bisa nyala motornya, bentar Abang slah dulu"
Gucek....gucek.....gucek....
Motor itu pun tak mau menyala
"Coba lihat Tanki bensinnya bang, mungkin bahan bakarnya habis"
"Iya dek bentar Abang periksa dulu"
Kucrek.....kucrek....
Jok motor pun terbuka, lalu Yudi pun melihat isi tanki bensinnya.
"Wah ternyata abis dek bensinya"
"Ya sudahlah kita dorong saja motornya sampai ke pohon besar itu bang, takutnya hujan keburu gede"
Lalu mereka pun melangkah pergi sambil mendorong motor sampai ke pohon besar tersebut.
Sesampainya disana mereka pun terkejut, ternyata pohon besar itu adalah rumah pohon.
"Ternyata Pohon ini adalah rumah dek"
"Ayo bang ketuk pintunya"
"Iya dek bentar akan Abang ketuk pintunya siapa tau ada orang"
Tok....tok....tok....
Pintu di ketuk
"Punten.....punten...ada orang di dalam"
Tok.....tok..... tok....
Pintu kembali di ketuk
"Kita numpang berteduh"
Tok...tok.....tok....
Pintu di ketuk lagi
"Tidak ada jawaban dek"
"Coba buka pintunya bang"
Yudi pun mencoba membuka pintu rumah pohon itu.
Dan ternyata pintunya tidak di kunci
"Pintunya tidak di kunci dek, ayo kita masuk aja"
Hujan pun turun semakin deras
"Iya bang ayo kita masuk, adek udah kedinginan"
Mereka pun masuk kedalam rumah pohon tersebut.
Gambar Sebagai ilustrasi
Sesampainya di dalam mereka pun terkejut dan takjub bukan main.
Didalam rumah pohon tersebut ruangannya luas dan terdapat banyak buku-buku.
"Kayaknya ini perpustakaan dek"
"Iya bang terdapat banyak buku yang berderet rapih, Coba cari orang yang punya tempat ini bang"
"Bentar dek Abang akan cari"
"Halo....ada orang di sini"
Yudi pun berteriak sambil mencari
"Halo....permisi apa ada orang di sini"
Yudi berteriak sambil masuk ke tiap ruangan yang ada di rumah pohon tersebut.
Dari dapur, kamar mandi terus ke tempat tidur dan kembali ke tempat semula lalu turun ke bawah tanah yang terdapat gudang, dan kembali lagi ke ruang utama perpustakaan.
Semua tempat sudah di datangi Yudi sambil teriak mencari pemilik tempat ini.
Lili yang menunggu di ruang utama melirik ke atas meja ketika Yudi kembali dan menghampirinya.
"Lihat bang ada 2 buku di atas meja, dan di atasnya ada 2 lembar kertas kayaknya itu surat pesan"
Lili dan Yudi pun menghampirinya
Lalu surat tersebut di ambil oleh Yudi
"Iya dek ini surat"
"Coba baca bang"
"Abang tidak bisa membacanya dek, soalnya tulisannya aneh, bukan seperti tulisan yang kita pelajari"
"Masa bang, coba adek lihat"
Lili pun mengambil surat tersebut dari Yudi dan melihat isi tulisannya.
Tiba-tiba tulisanya berubah seakan akan Lili bisa membaca dan memahami isi surat tersebut.
"Lihat bang, kayaknya adek dapat membacanya"
"Coba baca dek"
Lili membaca isi surat tersebut dengan seksama lalu menceritakan isi surat tersebut kepada Yudi.
"Ini surat berisi pesan bang, bentar adek lanjut dulu bacanya"
Lili pun membacanya agak keras
Isi surat
Bagi kalian yang menemukan tempat ini, anggap saja tempat ini milik kalian.
Disini adalah tempat dikumpulkannya buku-buku sihir dari seluruh Benua.
Tolong jaga dan rawat tempat ini, karena mungkin saya telah mati pada saat ini, terbunuh oleh monster atau raja iblis.
Kalau pun saya selamat suatu saat akan kembali ketempat ini.
Ini adalah buku mantra kuno mungkin kalian bisa mempelajarinya, pelajarilah karena ini sihir langka.
Gunakanlah untuk kebaikan
A/n Volyaw Fahetar
Lili pun membacanya sampai selesai
Yudi yang mendengar isi surat tersebut berkomentar.
"Kok isinya kayak cerpen ya dek, Seperti Film anime yang sering Abang tonton, yang ada sihir sihirnya"
"Hu'uh bang, adek Sampe bingung sendiri. Ini dunia apa kok isi surat dan buku menceritakan tentang sihir"
"Mungkin kita terlempar ke dunia lain dek, seperti Film-film Isekai"
"Iya bang, Tadinya kita mau hanimun di vila Gunung Puntang eh malah terdampar di sini"
"Iya abang juga bingung, kejadiannya tiba tiba sekali. Kita kan lagi naik motor di bawah derasnya hujan sambil ngebut, lalu kesenggol mobil truk dan kita terlempar kesungai Citarum"
"Tiba tiba Abang bangunin adek dan kita sudah ada di dunia yang berbeda, jangan jangan kita di dunia jin yang ada di sungai Citarum dan kita sudah meninggal"
Lili tiba-tiba memeluk Yudi
"Ih serem bang kalau ini alam jin"
"Hus jangan mikir yang aneh aneh yang pasti kita masih hidup dan selamat meskipun kita terlempat ke dimensi lain"
"Mudah mudahan tidak seperti yang adek pikirkan ya bang"
Kru.....buk.....
Perut Lili berbunyi
"Adek lapar bang"
"Ayo kita masak, tadi Abang Nemu dapur di sebelah sana. Abang ambil dulu peralatannya yang ada di ransel"
***
*Jangan Lupa Kaka pembaca untuk
Like
Komen
Vote
*Rate**
*Biar Author lebih semangat untuk terus Update.
Mereka pun pergi ke dapur untuk memasak
"Ini dek bahan makanan yang kita bawa di ransel dan ini kompor gas fortablenya karena Abang lihat disini gak ada kompornya"
"Iya bang, sini bawa emang di ransel Abang bawa apa aja"
"Ada sosis dek Abang bawa banyak, Sama Pepaya ini juga Abang ngutang di warungnya teh Elah sebelum kita berangkat, siapa suruh gak ada uang kembalian dia suruh bawa dulu aja pepayanya soal bayar gampang nanti juga ketemu lagi"
"Kasian Teh Elah kita gak bisa kembali lagi ke dunia kita untuk bayar utang"
Sambil sedih dan menunduk
"Sudah sudah nih sosisnya, mau di bakar apa di goreng dek"
"Di bakar aja bang, biar simpel"
"Ya sudah terserah adek aja"
Lili mulai menyalakan kompor fortablenya dan memanggang sosis sosis tersebut sampai matang.
Setelah selesai mereka pun kembali keruang utama dan memakan sosinya di sana.
Sambil mengobrol ringan tentang keadaan mereka yang terlempar ke dunia lain dan mendiskusikan kehidupan mereka selanjutnya.
Setelah selesai makan Yudi mengambil salah satu buku yang tebal di atas meja dan berniat membacanya, pas Yudi pegang dia kaget karena buku sampulnya mengeluarkan cahaya merah.
"Dek lihat bukunya mengeluarkan cahaya"
Karena kaget Yudi pun melempar buku itu ke tengah meja
Bruk ....
Lili sedikit marah
"Kan di dalam surat yang adek baca, siapa pun yang cocok mempelajari buku sihir tersebut bukunya akan mengeluarkan cahaya"
Sambil garuk garuk kepala Yudi menunjukan wajah bodohnya
"Oh iya abang lupa"
Yudi pun berniat mengambil lagi buku yang telah di lemparnya tadi
"Hati hati bang...."
Yudi terkejut....
"Kata didalam surat sebelum kita membaca dan mempelajari buku sihir kuno kita harus tau kekuatan kita berapa"
"Santai aja dek Abang kan mantan atlit Bela diri"
"Kata surat harus minimal Level C3 baru bisa mempelajari buku itu"
"Duh merepotkan sekali dunia ini ada level level segala"
"Kata surat itu alat pengukur level ada di rak peralatan sihir sebelah sana coba abang ambil"
"Hehehe..."
Yudi menyeringai
"Bentar Abang cari dulu alatnya"
Yudi berjalan kearah rak peralatan sihir yang di tunjukan oleh Lili untuk mencari alat pengukur sihir.
Koprak......Gudubrag....
Bunyi barang yang jatuh
"Ketemu tidak bang alatnya"
Lili sesikit berteriak
Yudi pun menyaut
"Bentar dek, ini gak ada tulisanya"
Sambil mencari dari rak bagian atas sampai rak bagian bawah.
Sambil berbicara pelan sendiri
"Oh, ini ketemu"
Yudi pun membawa alat pengukur level kekuatan dan menghampiri Lili.
Bentuk dari alat tersebut berbentuk bulat terbuat dari bola keristal.
Yudi pun menyerahkan bola keristal tersebut
"Ini dek alatnya, Abang tidak tahu cara menggunakannya"
"Coba adek lihat"
Lili menggambil bola keristal itu dari Yudi
"Lihat bang di sini ada keterangannya"
"Mana dek, Abang lihat"
"Ini ada keterangannya, cuman tempel kedua telapak tangan kita di atasnya lalu tunggu reaksinya"
Lili menempelkan telapak tangan ke atas keristal itu.
"Adek coba ya bang"
Selang beberapa lama muncul cahaya dari bola itu dan menampilkan tulisan.
Sihir Elemen
Api Level C3
Angin Level C3
Tanah Level A+
Air Level A+
Sihir Penciptaan A+
Sihir Misterius A+
Total kekuatan tempur 18.798
Total Level SS
Penggolongan tingkatan Ras Dewa
"Wah kamu hebat dek, tingkat kekuatannya...."
Yudi melihat takjub
"Coba sekarang gilirang Abang, lihat levelnya berapa"
Lili pun memberikan bola keristal itu kepada Yudi.
Yudi pun mengambilnya lalu menaruh tangannya di atas bola keristal tersebut.
Bola keristal pun bereaksi dan mengeluarkan tulisan
Sihir Elemen
Api Level A+
Angin Level A+
Tanah Level B1
Air Level C3
Sihir Penciptaan A+
Sihir Misterius A+
Total kekuatan tempur 24.949
Total Level SS
Penggolongan tingkatan Ras Dewa
"Wah Abang hebat, yang paling rendah hanya sihir Elemen air Level C3"
Lili memuji tapi dengan wajah yang bingung
"Tapi apa maksudnya ya bang, terus ada tulisan tingkatan dewa, masa kita dewa kan kita manusia biasa iya kan bang"
"Abang juga tidak tahu dek apa maksudnya, besok saja kita cari tahu. Sekarang sudah malam kita tidur dulu"
***
*Jangan Lupa Kaka pembaca untuk
Like
Komen
Vote
*Rate**
*Biar Author lebih semangat untuk terus Update.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!