Gelap Apakah Aku Sekarang Berada Di Neraka."
"Bukan! Melainkan Tempat Ini Adalah Sebuah Gudang!"
"Bukankah Aku Sudah Mati?!....Tapi Kenapa Bisa Aku Berada Di Tempat Ini?!"
Cellamantine Yang Kebingungan Kenapa Bisa Dirinya Terbaring Lemas Di Lantai Sebuah Gudang, Akhirnya Tersadar Karena Mendengar Adanya Suara Pintu Yang Terbuka. Dan Ia Melihat Ada 3 Seorang Gadis Perempuan Dari Arah Pintu tersebut Yang sedang Berlarian Menuju Kearahnya.
"Cepat, Cepat! Bawa Dia Keluar Dari Sini!. Papa Sebentar Lagi Akan Segera Pulang!" Teriak Salah Satu Gadis.
Ketiga Gadis Itupun Membawa Cellamntine Keluar Dari Gudang itu.
"Dengar Ya Alice, Jangan Berani Beraninya Bilang Ke Papa Kalau Kami Sudah Mengurungmu Seharian Ini Di gudang!" Ancam Salah Satu Gadis.
"Stttt, Diam Lah Papa Sudah Datang!" Bentak Pelan Gadis Lain.
Celamantine Yang Masih Tidak Mengerti, hanya Diam Dan Menuruti Saja.
"Selamat Pulang Papa!" Sambut Serentak Ketiga Gadis Itu.
"Ya."
"Ada Apa Alice? Kenapa Wajahmu Terlihat Pucat Dan Begitu Lemas?" Tanya Orang Yang Di Panggil Papa.
"Ah, Ini Pa....Alice Saat ini Sedang Tidak Enak Badan." Jawab Cepat Salah Satu Gadis.
"Kenapa Kalian Tidak Membawanya Ke rumah Sakit?! Tapi Malah Membiarkannya Tetap Di rumah!"
"Ah, Itu Pa..Karena Alice Sendiri Yang Tidak Mau Kami Bawa Ke rumah Sakit! Setelah Mendengar Papa Akan Segera Pulang, Dia Bilang Ingin Menemuimu. Kami Sudah Melarangnya Tapi Tetap Saja Dia Tidak Mau!" Jelas Gugup Salah satu gadis Lagi Dengan Berbohong.
"Ternyata begitu...Pelayan Cepat Panggilan Dokter Untuk Alice Sekarang!!"
"Baik Tuan!"
MALAM HARI, DI KAMAR ALICE
*Cellamantine Pov*
"Benar Benar Tidak Bisa Di Percaya! Setelah Mati Ternyata Aku Bereinkarnasi Menjadi Anak Bungsu Seorang Presedir Ternama!"
"Nama Ayah Dari Gadis Pemilik Tubuh Ini Adalah Marco Auberta. Kasihan Sekali Dia Tidak Tahu Bahwa Anaknya Ini Telah Mati Di Tangan Anak Anaknya Yang Lain."
"Tapi Tenang Saja Alice, Mulai Saat Ini Akulah Yang Akan Membalaskan Dendam Mu Pada Mereka!"
"Sekarang Ini Aku Telah Menjadi Alice Auberta. Yaitu Gadis Remaja Yang Berumur 16 Tahun Yang Menduduki Kelas Satu SMA."
"Aku Anak Bungsu Dari Seorang Presedir Ternama Yaitu Marco Auberta. Dan Memiliki Tiga Kakak Tiri Perempuan Yaitu...Cassandra Auberta, Chatrine Auberta, Dan Cellistin Auberta."
"Ya, Di kehidupan Kali Ini Aku Akan Menebus Semua Dosa Dosa Yang Telah Ku Perbuat Di Kehidupan Sebelumnya! Terima Kasih Tuhan Telah Berbaik Hati."
"Ah, Kepalaku Pusing! Semua Ingatan Tentang Masa Lalu Gadis Ini Terus Saja Masuk Ke Dalam Kepalaku! Lebih Baik Aku Tidur Dulu!"
*Cellamantine Pov Off*
PAGINYA~
Salah Satu Pelayan Menggoyangkan Pelan Tubuh Alice. "Nona Alice, Bangun. Sudah Waktunya Anda Harus Berangkat Ke Sekolah."
"Ah, Sial! Aku Harus Bersekolah juga!." Gerutu Alice Saat Terbangun. Dan Langsung Bersiap Siap.
Para Pelayan Saling Menatap Satu Sama Lain. "Tidak Biasanya Nona Alice Bersikap Seperti itu." Ucap Pelan Salah Satu Pelayan.
SAAT DIMEJA MAKAN
Chatrine Berdiri Dari Duduknya "Ayo Berangkat!. Kita Sudah Terlambat!"
Ajaknya.
"Tapi Aku Belum Sarapan." Sahut Alice.
Cassandra Tersenyum Manis "Alice Sarapannya Di sekolah Aja Yaa..." Ujarnya.
Alis Membuang Muka Dan Berkata "Silakan Kalian Berangkat Duluan Kalau Takut Terlambat!"
Cassandara Mendesah Berat "Ah, Baiklah. Kami Akan Menunggu." Katanya Dengan Tersenyum Manis.
Wajah Chatrine Terlihat Kesal, Kemudian Ia Kembali Duduk. "Lihat Saja Nanti Kau Alice!!" Ujarnya Dalam Hati.
DI KELAS ALICE
"Maaf bu, Saya Terlambat." Ujar Alice Yang Berjalan Memasuki Kelasnya. Kemudian Duduk Di Salah Satu Bangku.
"Siapa Bilang Kamu Boleh Duduk Di kelas Setelah Datang Terlambat?!" Bentak Gurunya.
"Oh." Jawab Alice Dengan Datar.
Guru Tersebut Mengangkat Alis. "Apa Apaan Sikapmu Itu Alice! Sungguh Tidak Sopan Sekali!" Bentaknya. "Sekarang Kamu Berdiri Di luar Kelas! Tidak Boleh Masuk Sebelum Pelajaran Saya Selesai!" Lanjutnya.
Alice Berdiri Dari Duduknya. "Baiklah." Jawab Alice datar Seraya Berjalan Keluar.
"HAHAHA! Kasihan Sekali!" Tawa Semua Murid dalam Kelas.
"Siap Siap Sebentar Lagi Dia Akan Pingsan Loh..Haha! Kata Salah Satu Murid.
"DIAM KALIAN!!!" Bentak Gurunya.
WAKTU ISTIRAHAT
"Alice Kamu Gak Kenapa Napa kan?!" Suara Seorang gadis Yang Terdengar Panik.
Gadis Tersebut Bernama Nancy. Satu Satunya Teman Baik Alice Di Sekolah.
"Aku Gapapa Kok." Balas Alice Dengan Tersenyum Tipis.
Nancy Melotot. "Seriusan?!.... Biasanya Kan Kamu Kalau Disuruh Berdiri Selama Dua Jam Langsung Pingsan!"
Alice Tertawa Kecil Dan Berkata "Tenang Aja Sekarang Aku Bukan Seperti Dulu Lagi Kok."
Nancy Tersenyum Sendu "Semoga Saja Yang Diucapkan Alice Itu benar." Ujarnya Dalam Hati.
Kemudian Alice Meringis "Benar Benar Gadis Yang Lemah, Pantas Saja Pemilik Tubuh Ini Dulunya Sering Di Bully." Ujarnya Dalam Hati.
"Ayo, Sekarang Kita Ke Kantin!" Ajak Nancy Yang Langsung Menggandeng Tangan Alice Pergi.
DI KANTIN
"Alice Lihat!." Nancy Menunjuk Mengarah Ketiga Kakaknya Alice. "Seperti Biasa Para Kakak Kakakmu Itu Sangat Populer Ya...Saat Sedang Makan Saja Mereka Banyak Mencuri Perhatian. Apalagi Semua Cowok Saat Ini Tidak Henti Hentinya Menatapi Mereka!."
Alice Hanya Menanggapinya Ucapan Nancy Tersebut Dengan Tertawa Kecil "Dilihat Lihat Memang Pesona Cantik Mereka Tidak Perlu Diragukan Lagi! Wajar Saja Jika Mereka Banyak Disukai Pria Di Sekolah Ini!" Ujarnya Dalam Hati.
"Sudah Sewajarnya Kan Primadona Di Sekolah Seperti Itu!" Katanya Kemudian.
BUUKK
Semangkuk Sup Tumpah Mengenai Baju Alice.
"Aduhh..Tumpah Deh. gak sengaja nih!" Suara Tawa Gadis Yang Memegang Mangkuk Sup.
Nancy Berdiri Dari Duduknya "Sombong Sekali Kamu Ferisha!. Cepat Minta Maaf Kepada Alice Sekarang!" Teriaknya.
Ferisha Melotot "Berani Sekali Kamu Berteriak Seperti Itu Padaku, Dasar Brengsek!" Teriaknya.
"Cukup! Kalau Kau Mau Meminta Maaf Atas Kejadian Ini, Akan Ku lupakan Masalah Ini." Kata Alice Tenang.
Ferisha Terkekeh "Berani Sekali Sampah Sepertimu Berbicara Sombong Seperti Itu Padaku!."
"Oh, Jadi Tidak Mau Ya...Baiklah!" Ujar Alice Yang Masih Terlihat Tenang.
Ferisha Tersenyum Miring. "Tentu Saja! Sampai Kapanpun Aku Tak Sudi Meminta Maaf Padamu!"
Beberapa detik kemudian...
"YANG MANA DISINI NAMANYA FERISHA JESSYLN?!" Suara Seorang Pria Yang Terdengar Tegas.
Ferisha Mengangkat Tangannya. "Saya Disini!" Jawabnya. "Emangnya Ada Keperluan Apa Ya Pak Mencari Saya?" Tanyanya Dengan Wajah Polos.
"Itukan Kepala Sekolah! Tidak Biasanya Dia Datang Sendiri Ke Kantin! Bisik Bisik Semua Murid.
"Kenapa Bisa Kepala Sekolah Sampai Datang Ke Sini?!" Bisik Bisik Semua Murid.
"SISWI YANG BERNAMA FERISHA JESSYLN, KELAS SATU C, MULAI DETIK INI DIKELUARKAN DARI SEKOLAH INI!!." Ujar Tegas Kepala Sekolah.
"Yang Benar Saja?!...Kenapa Kepala Sekolah Mengeluarkan Ferisha Dari Sekolah?" Ribut Ribut Semua Murid.
"Diam Kalian Semua! Kalau Disini Ada Yang Keberatan, Silakan Kalian Keluar Juga Dari Sekolah Ini!!" Ucap Tegas Kepala Sekolah.
Mendengar Ucapan Kepala Sekolah Tersebut Semua Murid Pun Terdiam Dan Tidak Berani Untuk Berbicara Lagi.
Ferisha Melotot. "Tapi Pak, Kenapa Tiba Tiba Saya Di Keluarkan Begitu Saja Dari Sekolah Ini?!" Tanyanya Yang Tidak Senang.
"Diam Kamu!" Bentak Kepala Sekolah. Setelah Membuat Keributan Disini, Berani Sekali Kamu Bertanya Seperti Itu! Sekarang Cepat Bawa Seluruh Barang Mu Pergi Dari Sini!!" Jelasnya Tajam.
Ferisha Mengepalkan Tangannya. "Berani Sekali, Kepala Sekolah Seperti Kau Ini mengeluarkan Aku Dari Sekolah Ini!..Lihat Saja Nanti Ayahku pasti Akan Membuat Perhitungan Denganmu!" Ujarnya Kesal Dan Lalu Pergi.
Kemudian Kepala Sekolah Tersenyum Ramah Pada Alice "Maaf Atas Ketidaknyamanan Ini Alice!" Ujarnya Lembut.
"Saya Rasa Ini Terlalu Sangat Berlebihan!" Balas Alice.
Anda Tidak Perlu Sungkan Seperti Itu. Ini Sudah Menjadi Tugas Saya Sebagai Kepala Sekolah Untuk Mendisplinkan Semua Murid Yang Ada Disini." Kata Kepala Sekolah Yang Masih Tersenyum.
Kemudian Dia Berbalik Menghadap Semua Murid "SIAPAPUN DI SEKOLAH INI YANG BERANI MENGGANGGU ALICE LAGI, MAKA DIA JUGA AKAN DI KELUARKAN DARI SEKOLAH INI!!PAHAM!!" Ujarnya Yang Ada Peringatan Di Akhir Katanya.
"PAHAM!" Jawab Serentak Semua Murid Yang Ada Di Sana.
Kepala Sekolah Kembali Tersenyum Ramah "Kalau Begitu Saya Pamit Undur Diri Dulu." Pamitnya Lalu Pergi.
**
"Yang Benar Saja?! Bukankah Ini Terlalu Berlebihan!" Bisik Bisik Para Murid.
"Tidak Bisa Di Percaya! Kepala Sekolah Pun Sangat Hormat Pada Alice." Bisik Bisik Para Murid.
"Ini Tidak Baik! Jangan Sampai Kita Membuat Masalah Lagi Dengan Alice!." Bisik Bisik Para Murid.
"Alice, Bagaimana Ini Bisa Terjadi? Apakah Kau Yang Melakukannya?." Tanya Nancy Curiga.
Alice Membuang Muka "Tentu Saja Bukan. Jawabnya. "Jika Aku Bisa Melakukannya, Sudah Dari Dulu Kulakukan." Sambungnya.
"Benar Juga Ya!...Hmm Mungkin Kakakmu Di Sana Yang Melakukannya?!" Kata Nancy Yang Asal Menebak.
"Tidak Mungkin! Kau Tahu Itu." Balas Alice Datar.
"Ngga Usah Dipikirin Terus! Lebih Baik Sekarang Temani Aku Ganti Baju!" Katanya Lagi Seraya Berjalan Pergi.
Nancy Mendesah Berat "Huh~Baiklah." Jawabnya Yang Langsung Menyusul.
**
"Ini Aneh! Apa Kau, Cellistin Yang Melakukannya?" Tanya Chatrine Pada Adiknya.
"Tentu Saja Bukan!." Jawab Cellistin Datar.
"Jadi Siapa Yang Melakukannya?"
"Alice Sendiri Yang Melakukannya!" Sahut Cassandra.
"Tidak Mungkin Dia Sendiri Yang Melakukannya!." Jawab Chatrine Tidak Percaya.
"Tentu Saja Itu Mungkin!" Balas Cassandra. Kalian Lupa Ya?, Papa Dulu Pernah Bilang Jika Kita Membutuhkan Sesuatu Langsung Tinggal Hubungi Saja Kepala Sekolah!" Lanjutnya.
"Tapi, Kenapa Alice Baru Sekarang Melakukannya? Kenapa Tidak Dari Dulu Dulu Dia Melakukannya?!"
Cassandra Mengedikkan Bahunya "Entahlah." Kemudian Dia Berdiri Dari Duduknya "Masalah Ini Kita Bahas Di Rumah Saja, Sekarang Ayo Kita Masuk Ke Kelas!" Ajaknya Yang Sudah Berjalan Duluan.
**
DISISI LAIN
"Maaf Kepala Sekolah Jika Saya Mencela! Kita Semua Disini Tahu Bahwa Keluarga Jessyln Adalah Salah Satu Keluarga Terbesar Di Kota Ini. Tidak Seharusnya Kita Mengeluarkan Anak Dari Keluarga Tersebut Dari Sekolah Ini!" Oceh Panjang Salah Satu Guru.
"Huh~" Kepala Sekolah Mendesah Kesal. "Apa Kalian Semua Disini Tahu Siapa Marco Auberta?" Tanyanya.
"Tentu Saja Kami Tahu!" Jawab Salah Satu Guru. "Marco Auberta Adalah Seorang Ceo Ternama. Yang Saat Ini, Perusahaan Yang Di Milikinya Menduduki Peringkat Pertama Terbesar Di Dunia Ini." Jelasnya.
Seketika Raut Wajahnya Berubah "Tunggu, Kalau Tidak Salah Nama Belakang Alice Adalah Auberta. Jangan Jangan Dia Adalah Anaknya Marco Auberta!" Katanya Yang Wajahnya Sudah Mengeras.
Kepala Sekolah Tersenyum Simpul "Ya, Benar Sekali! Alice Adalah Anak Bungsu Dari Marco Auberta!"
Semua Guru Yang Mendengar Hal Tersebut Sontak Terkejut Dan Membulatkan matanya Karena Tidak Percaya.
"TIDAK MUNGKIN!!." Jawab Serentak Seluruh Guru.
Raut Wajah Kepala Sekolah Berubah Kesal "Dasar Bodoh! Jadi Selama Ini Kalian Baru Menyadarinya Sekarang!" Peliknya.
Semua Guru Hanya Bisa Meringis "Maafkan Atas Kebodohan Kami Semua Pak! Kami Memang Sangat Bodoh Karena Baru Menyadarinya Sekarang!" Ujar Salah Satu Guru Yang Mewakili.
"Bodoh! Benar Benar Bodoh! Dasar Guru Payah! Percuma Saja Kalian Menjadi Guru, Kalau Hal Begini Saja Tidak Tahu!" Oceh Kepala Sekolah Yang Kesal.
"Benar Benar Guru Yang Bodoh!.Seharusnya Aku Tidak Memperkejakan Kalian Disini!" Sambungnya.
Seluruh Guru Mulai Membuka Suara "Maafkan Kami Pak! Maafkan Kami!" Ringis Mereka.
"Kalian Semua Disini Dengar! Kalian Semua Harus Bersikap Baik Kepada Keempat Putri Marco Auberta!" Ujar Tegas Kepala Sekolah.
"BAIK! KAMI MENGERTI!." Jawab Serentak Para Guru.
Di Malam Harinya Alice Bermimpi Buruk. Di Dalam Mimpinya Tersebut Ia Melihat Seseorang Yang Sedang Membunuh Marco Auberta, Dengan Menusukkan Pisau Beberapa Kali Ke Dadanya. Saat Pembunuh Itu Menoleh Ke Arah Alice, Ia Pun Sangat Terkejut Melihat Sosok Dirinya Yang Lama Sedang Memegang Sebuah Pisau Yang Sudah Berlumuran Darah!
"Ternyata Cuman Mimpi!." Keringat Bercucuran Di Tubuhnya Saat Ia Terbangun.
Alice Mengelap Keringat Di Wajahnya. "Kenapa Aku Bermimpi Diriku Yang Lama Sedang Membunuh Marco Auberta?!"
Raut Wajahnya Seketika Menjadi Panik "Apakah Saat Ini Dia Sedang Dalam Bahaya?!"
Kemudian Alice Bangun Dari Kasurnya "Sebaiknya Sekarang Aku Datang Ke Kamarnya Saja, Untuk Melihat Keadaannya!" Gumamnya Yang Seraya Berjalan.
Setelah Sampai Di Kamar Marco. Ia Pun Sangat Terkejut, Melihat Marco Yang Tidak Berada Di Kasurnya. Melainkan Tidur Di Atas Sofa. alice Pun Yang Melihat Hal Tersebut Langsung Menghampirinya.
Alice Berjongkok Di Sebelah Sofa "Apakah Dia Selalu Seperti Ini?" Gumamnya Yang Menatap Lekat Lelaki Di Depannya Itu.
"Kau Pasti Sangat Lelah Ya? Sampai Tidak Sadar Tidur Disini." Ujarnya Lagi Yang Mengoceh Sendiri.
Setelah Menyelimuti Marco, Alice Pun Ingin Segera Balik Ke Kamarnya. Tapi Ketika Ia Hendak Pergi Tiba Tiba Marco Menarik Tangannya. Dan Mengucapakan Sesuatu.
"Ja..ngan Per..gi Olivia!." Suara Marco Yang Menahan Tangan Alice.
"Tolong Jangan Pergi Olivia!." Katanya Lagi Yang Mengigau.
"Olivia? Di Ingatan Memori Gadis Ini, Olivia Adalah Nama Ibunya." Ujar Alice Dalam Hati.
Setelah mengucapkan Kata Tersebut, Marco Pun Melepaskan Genggamannya. Dan Alice Pun Langsung Pergi Ke Kamarnya Untuk Tidur Kembali.
~ ~ ~
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Paginya Saat Sedang Sarapan, Alice Mencoba Untuk Bertanya Kepada Marco Tentang Ibunya.
"Ayah, Apa Aku Boleh Bertanya Sesuatu?" Tanya Alice Yang Selesai Makan Duluan.
Marco Memberhentikan Makannya, Dan Menatap Anaknya Itu "Tentu Saja!"
"Ibuku Saat Ini Dimana?"
Mendengar Pertanyaan Alice Tersebut, Sontak Membuat Semua Orang Yang Berada Di Sana Membulatkan Matanya Dan Dengan Cepat Menoleh Kearahnya Dengan Tatapan Seperti Ingin Membunuh.
"Alice Ini, Apa Yang Sedang Dia Pikirkan?! Semua Orang Disini Tahu Bahwa Tidak Ada Yang Boleh Menanyakan Pertanyaan Itu Di Rumah Ini! Apalagi Di Hadapan Ayah Sendiri!" Ujar Cassandra Dalam Hati.
Seketika Keadaan Menjadi Hening. Tidak Ada Satu Kata Yang Keluar Dari Mulut Marco Setelah Mendengar Pertanyaan Alice Tersebut.
Alice Menghela Nafas Berat "Lupakan Saja Bahwa Aku Sudah bertanya Seperti Tadi!" Kemudian Dia Berdiri Dari Duduknya "Ayo Kita Berangkat, Sebentar Lagi Kita Sudah Hampir Terlambat!" Ajaknya Yang Sudah Berjalan Pergi.
Ketiga Kakaknya Juga Ikut Berdiri "Sejak Kapan Sikap Alice Seperti Itu? Sangat Sombong Sekali!" Ujar Kesal Chatrine Dalam Hati.
~ ~ ~
Sepanjang Jam Pelajaran, Alice Terus Saja Memikirkan Tentang Olive Yaitu Ibunya.
"Huh~" Alice Menghela Nafas Berat "Di Dalam Ingatan Memori Pemilik Tubuh Ini, Ia Hanya mengetahui Nama Ibunya Saja Tapi Tidak Yang Lainnya. Karena Dari Kecil Di Dalam Rumah Itu Semua Orang Di Larang Untuk Menyebut Tentang Ibunya. Jadi Hal Itu Membuat Alice Yang Dulu Tidak Berani Bertanya Dan Sampai Sekarang Tidak Mengetahui Apa Apa Tentang Ibunya Sendiri!" Katanya Kemudian Dalam Hati.
"Aku Harus Mencari Tahu, Apa Yang Membuat Marco Sebegitu Nya Melarang Semua Orang Untuk Mengetahui Tentang Ibu Alice!" Katanya Lagi.
~ ~ ~
Sesampainya Di rumah, Alice Tetap Tidak Menyerah Untuk Mencari Tahu Kebenaran Tentang Ibunya. Ia Mencoba Untuk Bertanya Pada Seluruh Pelayan Yang Ada Dirumahnya. Tapi Sayangnya Tidak Ada Satupun Pelayan Yang Tahu. Tanpa Alice Sadari, Ketiga Saudarinya Itu Melihat Apa Yang Sedang Ia Lakukan. Dan mereka Pun Langsung Menarik Paksa Tangan Alice Untuk Memasuki Suatu Ruangan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!