NovelToon NovelToon

My Ekstrovert Wife

Episode 01

"Nona mari kerumah sakit" ucap Dery asisten terbaiknya.

"Tidak, Mereka akan memberikan suntikan kepadaku jika aku kerumah sakit" teriak Tiyara yang memberontak meminta dilepaskan dan tidak dibawa kerumah sakit.

"Nona tapi anda saat ini sedang sakit" balas Dery yang tidak menyerah untuk menyeret majikannya itu kerumah sakit.

"Tidak, Aku tidak sakit" teriak Tiyara kembali yang berhasil memberontak dan langsung masuk kedalam kamarnya. Dia langsung mengunci pintu kamar itu.

"Berani kau mendobrak akan aku bunuh kau Dery" teriak Tiyara dari dalam.

"Tapi nona...."

"Pergi" teriak Tiyara memotong ucapan Dery.

"Bagaimana?" tanya penjaga yang sudah menyerah untuk membujuk Tiyara. Ada banyak penjaga dan pelayan dirumah itu namun dirumah sebesar itu tidak ada satupun keluarga wanita itu.

"Masih tidak mau, Dia akan membunuhku jika aku mendobrak secara paksa" jawab Dery dengan menuruni anak tangga.

"Permisi tuan, Dokter sudah sampai" ucap pengawal dengan mengiri dokter masuk kerumah itu.

"Syukurlah dokter sudah sampai, Nona diatas dan tidak mau dibawa kerumah sakit" ucap Dery dengan senyumnya menunjuk keatas.

Jasson, Dokter tampan memiliki sifat introvert, Tidak banyak bicara. Jasson berjalan menaiki anak tangga dan mendekat kearah kamar yang dikatakan oleh Dery.Tanpa meminta bantuan siapapun untuknya menemukan kamar pasien namun dia sudah menemukannya.

Tok..tok..tok

Ketuk Jasson akan pintu kamar itu. "Berani kau menggangguku Dery? Apa kau mau mati?" teriak Tiyara dari dalam yang saat ini tengah tergulung didalam selimut.

"Permisi dokter biar saya bukakan pintunya" ucap Dery. Jasson tidak menjawabnya dan meminggirkan tubuhnya agar Dery membuka itu.

Percobaan pertama pendobrakan pintu itu tidak berhasil hingga menambah satu orang pengawal yang ada disana membantu Dery mendobraknya. "Jangan berani kalian mendobrak pintu kamarku" teriak Tiyara dari dalam.

"**** sudah tiga orang tetap tidak berhasil" ucap Dery yang agak kesal akan hal tersebut.

"Permisi tuan, Biarkan saya mencoba memanggil nona" ucap bi Feiyang. Dery dan dua pengawal yang berada didepan pintu itu menjauh hingga membuat bi Feiyang mendekat kearah pintu itu.

Tok..tok..tok

"Nona anda belum makan dari semalam, Saya sudah menyiapkan makanan kesukaan anda namun anda tidak memakannya dan...."

Ckleekkk

"Sudah aku duga, Bibi bersekongkol dengan bajingan ini untuk memancingku keluar" teriak Tiyara yang saat ini pintu kamar terbuka.

"Nona" Dery langsung menahan pintu kamar tersebut agar tidak ditutup kembali oleh Tiyara.

"Berani kau melawanku" teriak Tiyara dengan kesalnya sedangkan dua pengawal tadi tidak ada yang berani dan dokter hanya diam memperhatikan hal itu.

"Kau mau mati ya Dery? Lepaskan, Aku tidak...." teriakan dari mulut wanita itu terhenti.

"Wah tampan sekali" ucap Tiyara dengan menjauh dari pintu.

Brukk.

"Ah" Dery yang terlalu kuat mencoba mendorong pintu terjatuh sendiri.

"Hem, Bodoh sekali" umpatnya dan berjalan keluar dari area kamarnya dan mendekat kearah lelaki yang saat ini mengenakan jas dokternya.

"Siapa kau tampan? Apa kau ini adalah lelaki masa depanku?" tanya Tiyara dengan kaki yang sedikit terangkat dengan wajah yang dekat dengan Jasson. Jasson tidak menjawabnya dan hanya memasang wajah datarnya saja.

"Nona bersikaplah sopan" Dery langsung menarik Tiyara menjauh dari dokter Jasson.

"**** diam kau" ketusnya dengan melototkan matanya menatap Dery.

"Kau benar benar tampan dan pasti kau adalah utusan tuhan untukku dan untuk menemaniku bukan?" tanya Tiyara dengan tangannya yang saat ini sudah melingkar dipinggang lelaki kekar itu.

Jasson yang tidak nyaman mencoba melepaskan tangan Tiyara dari pinggangnya namun Tiyara malah memoerat tangannya. "Menjadi suamiku saja bagaimana?" tanya Tiyara dengan senyum yang mengembang bahagia menatap Jasson.

"Hah?" Jasson langsung membulatkan matanya. Terkejut akan apa yang keluar dari mulut wanita yang saat ini berada dihadapannya begitupun dengan pelayan, Pengawal dan juga Dery.

"Nona apa yang anda bicarakan? Ini adalah dokter...."

"Aku tau, Jika dia mau menikah denganku aku akan dengan senang hati berobat dan mengikuti ucapanmu dokter tampan" potong Tiyara dengan masih saja tersenyum menatap Jasson yang hanya diam.

Dery langsung menarik tangan nona nya itu dan membawanya menjauh. "Hey bajingan kecil ini beraninya kau menyentuhku, Apa kau tidak lihat calon suamiku tengah melihatnya?" teriak Tiyara dengan wajah kesalnya. Jasson menatap datar kearah keduanya dengan tatapan tak suka hingga dibalas senyum oleh Dery.

"Nona jangan seperti itu, Anda tidak sopan jika seperti itu, Apakah anda tau dia itu sangat susah untuk didekatkan, Bicara saja dia jarang jika tidak hal penting dan anda berbicara omong kosong seperti tadi, Bukankah itu akan membuatnya tidak senang?" bisik Dery kepada Tiyara.

"Omong kosong apa? Mulut sampahmu ini yang berbicara omong kosong, Aku benar benar ingin menikah dengannya" jawab Tiyara yang langsung merangkul lengan kekar itu.

"Maaf, Anda bisa melepaskan saya, Sepertinya anda juga tidak apa apa" ucap Jasson dengan wajah datarnya mencoba melepaskan tangan Tiyara darinya.

"Dokter tampan, Kau maukan menjadi suamiku?" tanya Tiyara dengan wajah memelas. Sangat menginginkan lelaki tampan dihadapannya saat ini untuk menjadi suaminya.

"Nona..."

"Diam kau" ucap Tiyara dengan wajah datarnya dan tatapan tajamnya.

"Maaf nona bisakah anda melepaskan saya? Jika tidak ada yang harus saya lakukan disini saya harus kembali kerumah sakit karna disana banyak pasien yang membutuhkan pertolongan dari pada anda mengatakan omong kosong itu" ucap Jasson dengan wajah datarnya dengan menatap Tiyara.

Tiyara hanya diam dan menatap lekat wajah itu. Tatapan yang kosong membuat Jasson dengan mudah melepaskan tangannya yang dirangkul oleh wanita itu tadi. "Saya permisi" pamit Jasson dengan sopan dan melangkahkan kakinya menjauh dan menuruni anak tangga.

"Apa yang terjadi?" tanya Dery dengan memegang tangan wanita itu yang tengah memandang ke sembarang arah dengan tatapan kosongnya.

"Aku mau diperiksa tapi dokter itu harus menikah denganku" teriak Tiyara saat kaki Jasson yang sudah menuruni beberapa takak anak tangga rumahnya itu.

Tiyara langsung menepis tangan Dery dan berlari menghampiri Jasson. Dia langsung meloncat dan naik ketubuh Jasson dengan kakinya yang dilingkarannya dipinggang dan tangan yang melingkar dileher lelaki itu. Mata Jasson membulat tangannya sontak memegang pemegang tangga saat Tiyara naik ke pelukannya sedangkan para pengawal dibawah nampak berancang ancang untuk menangkap keduanya yang hampir saja jatuh namun untungnya Jasson bisa menahan keseimbangan tubuhnya.

"Aku mohon" Tiyara memelas dengan menatap Jasson layaknya anak kecil yang tengah meminta permen kepadanya.

Jasson kembali diam, Mata yang tulus sangat terlihat olehnya dari sorot mata wanita itu namun dia langsung menggelengkan kepalanya tersadar akan apa yang ia pikirkan itu adalah salah. "Aku sedang tidak berbicara omong kosong tadi, Aku benar benar ingin menikah denganmu, Apakah kau mau menjadi suamiku?" tanya Tiyara yang kembali memelaskan wajahnya menatap Jasson.

"Turun" ucap Jasson tanpa menjawab pertanyaan Tiyara dengan wajah datar dan tatapan tajamnya menatap Tiyara.

"Tidak, Jika aku turun kau pasti akan pergi dan tidak mau menikah denganku" jawab Tiyara dengan meletakkan dagunya dibahu lelaki itu dan memejamkan matanya.

"Turun" ucap Jasson lagi dengan nada tegasnya.

Episode 02

"Tidak, Jika aku turun kau pasti akan pergi dan tidak mau menikah denganku" jawab Tiyara dengan meletakkan dagunya dibahu lelaki itu dan memejamkan matanya.

"Turun" ucap Jasson lagi dengan nada tegasnya.

Tiyara tidak menjawabnya dan malah mempereratkan seluruh lingkaran ditubuh lelaki itu mau itu tangan ataupun kaki layaknya tidak ingin ditinggalkan pergi. "Nona turunlah anda benar benar sudah kelewatan dengan dokter Jasson" ucap Dery dengan mencoba mengambil tangan Tiyara dan menurunkannya.

"Diam kau, Dia adalah suamiku jadi ini bukanlah kelewatan" jawab Tiyara dengan membulatkan matanya menatap Dery dan kembali memeluk Jasson.

Jasson membuang nafas panjangnya mencoba kembali tenang saat kesal akan Tiyara yang berada di gendongan nya saat ini. "Turunlah" ucap Jasson dengan nada rendah. Tiyara langsung memundurkan kembali pandangnya, Dengan wajah dan tatapan tulusnya sangat terlihat jika dia senang mendengar ucapan lembut itu.

"Turunlah, Saya...."

"Terlalu canggung, Aku" potong Tiyara.

"Aku akan memeriksamu terlebih dahulu, Jadi turunlah" ucap Jasson dengan nada rendah namun masih dengan wajah datarnya.

Tiyara langsung tersenyum lebar menatapnya. "Baik" jawab Tiyara dan turun dari tubuh itu.

"Ayo" ajak Tiyara dengan menarik tangan lelaki itu dan membawanya masuk kedalam kamarnya.

Dery mengikuti mereka berdua masuk kedalam kamar itu. "Kalian tunggu diluar" ucap Dery dengan wajah datarnya saat beberapa pengawal dan juga bi Feiyang hendak masuk mengikuti mereka.

"Apa yang harus diperiksa? Aku baik baik saja" ucap Tiyara dengan wajah biasa saja.

"Berbaringlah terlebih dahulu" ucap Jasson dengan meletakkan barang barangnya disamping ranjang itu. Tiyara mengikuti ucapannya dan berbaring.

Jasson mengambil alat untuk memeriksanya dan mulai memeriksa wanita itu. "Tidak ada gangguan mental sama sekali tapi aneh" guman Jasson dan mengambil alat lain untuk memeriksanya.

"Bagaimana kondisinya?" tanya Dery.

"**** diam kau ini" ketus Tiyara akan Dery yang langsung bertanya kepada Jasson.

"Untuk pemeriksaan hari ini dia tidak apa apa, Namun sebaiknya dia langsung dibawakan kerumah sakit untuk diperiksa secara langsung karna dirumah ini tidak ada alat medis dan saya juga tidak bisa membawanya kemari" jelas Jasson.

"Kak kepalaku sedikit sakit" ucap Tiyara dengan memegang kepalanya dan memasang wajah kesakitan. Dery dan juga Jasson langsung menoleh kearah wanita itu dan sangat terlihat jika dia memang kesakitan.

"Dia kesakitan bagaimana bisa kau berbicara seperti tadi?" tanya Dery dengan wajah datarnya dan tidak terima akan ucapan Jasson yang tadi.

"Dia hanya sedikit kelelahan, Dengan sedikit istirahat dia akan baik baik saja" jawab Jasson akan pertanyaan tersebut.

"Dan juga dia kekurangan gizi, Apa dirumah ini tidak ada makanan bergizi hingga dia kekurangan?" tanya Jasson dengan wajah datarnya menatap Dery.

"Kau terlalu perhatian denganku, Aku hanya memerlukanmu setelah itu giziku akan stabil" ucap Tiyara yang langsung merangkul leher lelaki itu dan membaringkannya diatas ranjang bersama dengannya.

"Jangan banyak bergerak ya, Kau harus patuh" ucap Tiyara dengan mengusap lembut kepala itu dan menenggelamkan wajah itu dipelukannya.

"Nona...."

"Keluar, Aku dan suamiku memerlukan istirahat" potong Tiyara dengan mata yang terpejam.

"Nona mohon lepaskan saya" ucap Jasson yang tidak terima diperlakukan seperti itu.

"Besok pagi kita akan pergi ke biro urusan sipil untuk membuat surat nikah setelah itu kita sudah resmi menjadi suami istri, Apa kau mau melakukan acara pernikahan yang megah juga?" tanya Tiyara dengan menunduk menatap Jasson.

"Saya tidak akan menikah, Bisakah anda melepaskan saya?" tanya Jasson dengan wajah datarnya.

"Jangan katakan itu, Aku benar benar ingin menikah denganmu" ucap Tiyara yang kembali memeluk erat lelaki itu.

"Patuh dan tidurlah dengan nyenyak" bisik Tiyara dengan mencium pucuk kepala lelaki itu dan memejamkan matanya untuk tidur.

"Nona belum makan dari kemarin malam, Apa malam ini dia juga tidak akan makan?" tanya bi Feiyang kepada Dery.

"Aku akan keatas" ucap Dery yang langsung menuju keatas dan meninggalkan pekerjaannya.

Tok..tok..tok

"Nona anda belum makan dari kemarin" ucap Dery dengan mengetuk pintu kamar itu.

Jasson mengerjapkan matanya saat mendengar ketukan itu begitupun dengan Tiyara dan keduanya menoleh kearah pintu. "**** menganggu saja" umpat Tiyara dan setelah itu menatap Jasson dan terlihat Jasson juga terbangun.

"Kau juga bangun?" tanya Tiyara dengan mengusap kepala itu.

"Lepaskan, Saya harus kembali kerumah sakit" ucap Jasson dan melepaskan tubuhnya dari Tiyara dan berdiri, Dia merapikan pakaiannya dan mengambil alat medisnya dan berjalan kearah pintu kamar itu.

"Dokter, Anda masih disini?" tanya Dery saat melihat Jasson keluar dari kamar nona nya. Jasson tidak menjawabnya dan langsung menuruni anak tangga, Dia langsung keluar dari rumah itu dan melajukan mobil dengan kecepatan sedang untuk kembali kekediamannya.

Tiyara bisa melihat mobil itu melaju dengan kecepatan sedang menjauh dari kediamannya namun matanya berpokus menatap plat mobil itu. "Nona" panggil Dery.

"Siapa yang mengizinkanmu menganggu tidurku dan calon suamiku?" tanya Tiyara dengan wajah datarnya akibat tidak terima akan Dery yang menganggu.

"Maaf nona, Tapi anda belum makan dari kemarin malam" ucap Dery dengan sopannya.

"Bawakan makanan bergizi kemari" ucap Tiyara dengan wajah datarnya dan mendudukkan tubuhnya kembali diatas ranjang.

"Ah **** bagaimana bisa aku dengan begitu mudah tertidur disampingnya tadi?" umpat Jasson dengan memukul kepalanya akibat tidur bersama dengan Tiyara.

Driitt

Jasson langsung mengambil ponselnya yang berdering itu dan melihat siapa yang menghubunginya. "Istriku tercinta?" guman Jasson saat melihat nama yang tertera dilayar ponselnya itu.

Jasson langsung mengangkat telpon itu. "Siapa ini?" tanya Jasson dengan wajah datarnya.

"Ingatlah jangan menyesal tidur denganku hari ini toh besok kita juga akan menikah" ucap Tiyara dari balik telpon.

"Kau lagi?" tanya Jasson dengan wajah datarnya.

"Maaf, Aku tadi sedikit lancang mengambil ponselmu dan menyimpan nomorku diponselmu, Ingat jangan mengubah namanya" ucap Tiyara dengan senyum senangnya.

"Kau tau kau salah dan meminta maaf hanya melalui telpon" ucap Jasson dengan wajah datarnya.

"Jadi aku harus minta maaf dengan apa? Kau memintaku untuk kerumahmu?" tanya Tiyara dengan girangnya saat mendengar ucapan itu.

"Bukan, Hapus nomorku dari ponselmu dan jangan hubungi aku lagi" Jasson langsung mematikan telpon itu dan langsung turun dari mobil.

"Tidak akan" ucap Tiyara saat telpon sudah mati dan meletakkan ponselnya kesamping ranjang.

Keesokan paginya.

"Bagaimanapun caranya aku harus membawanya ke biro urusan sipil besok, Bagaimanapun caranya" ucap Tiyara dengan mengoleskan sedikit lipstik dibibirnya.

"Sudah sempurna, Siapapun yang melihatku pasti akan terpukau" ucapnya dengan berputar melihat dirinya sendiri dikaca.

"Sudah siap semua, Tinggal menjemput suamiku lagi" ucap Tiyara dengan menggapai tasnya dan langsung keluar dari kamarnya.

"Selamat pagi nona" sapa banyaknya pengawal dan pelayan saat Tiyara turun kebawah.

"Pagi" sapa balik Tiyara dengan senyumnya.

"Dery" terial Tiyara.

"Saya disini nona" jawab Dery yang berada dibelakangnya saat ini.

"Hari ini aku akan menikah, Kau jangan mengutus siapapun mengikutiku kau mengerti?" ucap Tiyara dengan melototkan matanya menatap Dery.

"Dengan siapa anda akan menikah nona?" tanya bi Feiyang.

JASSONDREAN

"Hari ini aku akan menikah, Kau jangan mengutus siapapun mengikutiku kau mengerti?" ucap Tiyara dengan melototkan matanya menatap Dery.

"Dengan siapa anda akan menikah nona?" tanya bi Feiyang.

"JASSONDREAN." jawab Tiyara dengan senyumnya dan kembali berdiri.

"A-anda benar benar akan menikah dengan dokter Jasson?." tanya Dery yang tidak percaya.

"Em, Kami sudah tidur bersama tadi malam jadi tidak ada salahnya." jawab Tiyara dan langsung melangkahkan kakinya keluar dari rumah itu namun kakinya terhenti saat mengingat sesuatu.

"Bungkuskan makanan untukku." perintah Tiyara dengan kembali mendudukkan tubuhnya diatas kursi untuk menunggu makanan.

"Dua porsi." ucap Tiyara.

"Baik nona." jawab pelayan dan langsung menyiapkan keinginan dari nona nya itu.

Sudah ada dua puluh menit menunggu akhrinya pelayan selesai dan memberikan rantang kepada Tiyara yang berisikan banyak makanan. "Terima kasih, Aku pergi ya doakan aku." teriak Tiyara dengan senyumnya dan langsung berjalan keluar dari rumah itu.

"Nona selalu saja seperti ini." ucap bi Feiyang saat mendapatkan teriakan pamitan dari Tiyara.

Tiyara langsung masuk kedalam mobil dan langsung melajukan mobil dengan kecepatan sedang menuju kerumah sakit tempat kerja Jasson. Saat sampai dia langsung keluar dengan membawa ranjang dia berjalan masuk kedalam rumah sakit itu. "Dimana ruangan dokter Jasson?." tanya Tiyara dengan senyumnya menatap kasir.

"Disana nona." jawab kasir itu dengan menunjuk kearah ruangan Jasson.

"Terima kasih." ucap Tiyara dengan senyumnya dan langsung berjalan kearah ruangan itu.

Tok...tok..tok..

Tiyara mengetuk perlahan pintu ruangan tersebut. "Masuk." teriak Jasson dari dalam. Tiyara dengan senang hati membukakan pintu ruangan itu dan masuk kedalamnya.

"Nona itu siapanya dokter?, Dia terlihat sangat cantik." ucap kasir tadi dengan senyumnya mengingat Tiyara.

"Selamat pagi." sapa Tiyara dengan senyumnya menatap Jasson. Jasson yang tengah membaca bukupun langsung menoleh kearah suara untuk melihat siapa yang datang.

Jasson langsung menurunkan bukunya dan menatap tajam kearah wanita itu. "Kenapa berhenti?, Jika ingin membaca baca saja, Aku tidak akan menganggu." ucap Tiyara dan mendudukkan tubuhnya dihadapan Jasson.

"Apa yang kau lakukan disini?." tanya Jasson dengan wajah datarnya menatap Tiyara.

"Mengajakmu ke biro urusan sipil untuk membuat surat nikah." jawab Tiyara akan pertanyaan tersebut.

"Tapi sebelum kesana lebih baik kita sarapan dahulu, Kau pasti belum sarapan bukan?." tanya Tiyara dengan senyumnya menatap lelaki itu.

Jasson tidak menjawabnya dan hanya diam dan menatap tajam kearah wanita itu. Tiyara mengeluarkan makanan yang ia bawa dan meletakkannya dihadapan Jasson. "Apa kau suka makanan makanan ini?, Aku tidak tau seleramu dalam makan." ucap Tiyara dengan memasang wajah sedikit sedih akibat tidak tau apa makanan yang disukai oleh Jasson.

Jasson masih menatap datar kearahnya tanpa mengeluarkan sedikit suarapun. "Maaf saya langsung masuk dok...." ucap suster yang terpotong saat melihat ada wanita didalam ruangan itu.

"Kau bisa sebelum masuk mengetuk pintu dahulu?." tanya Jasson dengan wajah datarnya akan suster.

"M-maaf dok tapi saya ingin menanyakan ini, Jika pasien mengidap penyakit ini apakah benar ini obatnya?." tanya suster dengan menunjukkan nama obat yang sudah dicatat kepada Jasson. Jasson menerimanya dan melihatnya sedangkan suster tadi berada disamping Tiyara saat ini dengan menatap lekat Jasson dengan senyumnya.

"Cih kau ini suster tapi suka genit ya dengan suamiku?." suara Tiyara langsung membuat Jasson dan juga suster yang berada disampingnya menoleh kearahnya.

"Siapa yang anda katakan nona?." tanya suster dengan wajah bingungnya menatap Tiyara.

"Jelas saja kau." jawab Tiyara dan berdiri dari duduknya. Dia langsung berjalan mendekat kearah Jasson.

"M-maksud anda nona?." tanya suster itu sedangkan Jasson masih saja memasang wajah datarnya menatap wanita itu.

"Masih berani mengelak?, Kau pikir aku tidak melihat matamu yang berani menatap lelakiku hah?, Bibirmu tadi juga tersenyum menatapnya." ucap Tiyara dan memegang kedua wajah Jasson dan menatap lekat wajah itu dengan senyum yang mengembang.

"Aku tau dia tampan tapi kau ataupun wanita lain tidak berhak menatapnya seperti tadi apalagi tersenyum genit, Atau kau mau aku hilangkan saja matamu agar tidak bisa melihat ketampanan suamiku?." tanya Tiyara dengan menatap tajam suster itu.

"Hentikan ucapanmu." ucap Jasson dengan wajah datarnya dan melepaskan wajahnya dari tangan Tiyara.

"Kenapa?, Kau senang dilihat oleh wanita lain?." tanya Tiyara dengan melototkan matanya.

"Mau senang atau tidak bukan urusan mu dan satu lagi kau bukan...."

"Bukan apa?, Istrimu?, Apa kau tidak ingat dengan kejadian semalam?, Kau mau pergi tanpa bertanggung jawab kepadaku?." potong Tiyara dengan memegang dagu lelaki itu dan menatap tajam kearahnya.

"Apa maksudmu?." tanya Jasson dengan wajah datar dan bingungnya.

"Kau ini benar benar bajingan sesungguhnya, Tadi malam kau berjanji akan menikahiku hari ini makanya aku memberikan hidupku kepadamu, Tapi pagi ini dihadapan wanita lain kau malah...., Hikssse menyedihkan sekali hidupku, Huaaaa.." Tiyara yang memiliki kemampuan akting langsung menundukkan kepalanya dengan wajahnya berada ditelapak tangannya.

"Nona, Maaf perkataan anda tadi sepertinya anda salah paham, Saya tidak bermaksud untuk menggoda dokter." ucap suster saat melihat Tiyara menangis.

"Bukan itu, Dia tidak mau bertanggung jawab dengan apa yang sudah ia buat kepadaku tadi malam. Hikssss…" jawab Tiyara yang kembali menunduk dan menangis.

"Wah hebat sekali ada dokter yang tidak bertanggung jawab setelah tidur dengan wanita, Apakah itu pantas dikatakan sebagai dokter?." pasien yang mendengar ucapan

Tiyara langsung masuk kedalam ruangan itu membuat Tiyara langsung menoleh kearahnya begitupun dengan Jasson.

"Dokter anda bisa meninggalkan segalanya demi wanita anda ini, Kau sudah tidur dengannya tapi kau tidak mau bertanggung jawab." ucap pasien lain pula.

"Hiksss...."

Jasson yang sedari tadi hanya diam dan hanya mendengar langsung menggenggam tangan wanita itu dan langsung membawanya keluar dengan menerobos beberapa pasien yang berada didalam ruajngann itu. "Hiksssss." Tiyara menangis disempanjang perjalanan hingga membuat seluruh orang yang mereka lintasi menatap bingung dan banyak pula yang penasaran dan berbisik satu sama lain.

Jasson membawa wanita itu masuk kedalam salah satu ruangan yang tidak berpenghuni dan menatap tajam kearahnya sedangkan Tiyara dia langsung mengangkat kepalanya dan tersenyum menatap Jasson."Bagaimana aktingku?, Apakah bagus?." tanya Tiyara dengan senyumnya.

"Kau pikir dengan merusak reputasiku aku akan menikahimu?." tanya Jasson dengan wajah datarnya.

"Aku tidak berpikir seperti itu." jawab Tiyara.

"Jadi apa yang kau pikirkan?." tanya Jasson

dengan wajah datarnya.

"Seperti yang aku katakan, Meminta pertanggung jawabanmu, Kau tadi malam sudah tidur denganku dan aku memiliki buktinya." ucap Tiyara dan mengambil ponselnya yang ada didalam tasnya dan memberikan Jasson melihat poto yang ada didalamnya.

"Kau yang memaksa untuk tidur tadi malam dan itupun aku tidak melakukan apapun dan Itu hanyalah poto sampah yang kau edit." jawab Jasson dan membuang pandangnya dan membuka pintu ruangan itu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!