"Aku ingin satu dari dua putrimu untuk menikah dengan putra pertamaku," ucap seorang wanita paruh baya yang berwibawa,yang duduk bersama dengan pengawalnya yang berdiri di sampingnya.
"Tapi apakah dengan Begitu semua hutangku akan lunas, nyonya?" tanya seorang pria di depannya yang diangguki oleh wanita itu.
Sang pria berumur itu tampak bergeming,tidak tahu menjawab apa,tidak mungkin dia menyerahkan putrinya begitu saja.
"baiklah nyonya kalau begitu kami akan menyerahkan Putri tersayang kami kepada kalian,dia sangat cantik dan berbakat benarkan pah?" ujar istri dari pria itu Begitu antuasias setelah mendengarnya.
Mendengar itu pria yang diketahui bernama Hanif Wijaya menoleh menatap Sang istri dengan tatapan tajam.
"Bu!" Bisiknya kepada sang istri untuk tidak ikut campur.
"Sst,diam pak." Sang istri balas melotot dengan wajah menyeramkan.
Menurut sang istri,jika memang benar putrinya akan di nikah kan dengan salah satu putra dari keluarga Maheswara itu,maka bukan hanya hutang-hutangnya yang akan lunas,tapi juga ini sebuah keberuntungan karna dia akan berbesan dengan keluarga kolongmerat dan bisa menikmati kekayaannya.
"Ah, iya kami akan menyerahkan Arabella Kepada anda jika untuk dijadikan menantu." Ucap pak Hanif akhirnya,dia tidak tahu apa yang di pikirkan istrinya, namun dia juga tidak mempunyai pilihan karna hutangnya terlalu besar jika tidak dilunaskan sekarang maka bisa saja mereka menjadi gelandangan.
"Itu terserah kalian ingin menyerahkan yang mana.yang penting aku ingin melihatnya terlebih dahulu besok."ujar wanita yang mereka panggil nyonya itu.
Mereka mengangguk. sang istri mengangguk dengan antusias sementara pak Hanif tampak mengangguk pasrah.
Sang wanita dengan tas bermerek Prada itu lalu berdiri dari duduknya hendak berpamitan tidak tahan untuk berlama-lama di tempat seperti ini, "baiklah itu saja,aku permisi." Katanya tanpa basa-basi lagi.
"terimakasih nyonya terimakasih atas semua kebaikanmu kepada keluarga kami yang kecil ini."ucap pasangan suami-istri itu gembira bagai menenangkan sebuah lotre.
Mereka tidak berpikir bagaimana pendapat atau perasaan putrinya jika mengetahui hal ini,yang mereka tahu semua hutang yang membebani mereka selama bertahun-tahun ini akan lunas dan mereka akan bisa berbesan dengan keluarga kaya, hanya itu.
Suara ketukan hak dari high heels mahal nyonya Sinta berdentum di lantai rumah mereka, setelah mereka mengantar sampai teras dan nyonya Sinta sudah masuk kedalam mobil sedan merahnya bersama pengawalnya, pasangan suami-istri itu segera saja bersorak gembira.
"Sebentar lagi kita akan jadi orang kaya pak, kita bakal jadi terkaya di kampung ini."
"Apa,tidak ibu aku tidak ingin dijodohkan.kalian pikir ini zaman Siti Nurbaya yang bisa seenaknya menjodohkan seorang anak tanpa tahu calonnya!" Wanita modis itu berteriak tidak terima dengan rencana orang tuanya.
"Tenangkanlah dirimu Bella,ini juga semua kami pikirkan untuk masa depanmu yang cerah dan menarik kami dari kemiskinan ini," ucap Mira kepada putrinya Bella guna memberi pengertian kepadanya.
"Aku tetap tidak mau ibu,aku mempunyai pria yang kucintai dan akan segera menikah dengannya. Bahkan aku ... Sedang mengandung anaknya," ujar Bella dengan suara pelan di akhir tapi masih bisa di dengar oleh semua orang yang ada di ruangan itu.
Pak Hanif dan Bu Marni sontak membelangakkan mata, terkejut bukan main. Mereka kecolongan.
Plak!
"Dasar anak kurang ajar! dengan siapa kau hamil hah?!" Pak Hanif yang kepalang marah menampar pipi putrinya itu.
Plak!
Plak!
Kini tamparan dan pukulan mendarat di tubuh Bella,gadis itu menangis.
"Ayah sudah cukup, malu jika terdengar sampai keluar!" Bu Mira yang tak tahan melihat anaknya dipukuli mencoba menenangkan suaminya.
"Cepat katakan siapa lelaki itu! katakan?!" suara pak Hanif menggelegar dengan raut amarahnya,tapi Bella hanya menangis dipelukan ibunya.
"Ayah sudah cukup, kasihan putri kita." Kata Mira ikut menangis.
"Anakmu telah mempermalukan keluarga ini, kau tahu hah!"
"Iya aku tahu,tapi kita tanyakan dulu kepada, jangan langsung tersulut emosi." Suara Bu Mira bergetar.
Yah sebenernya pun Bu Mira tidak menyangka ini, namun beberapa perubahan pada putrinya telah ia rasakan dari seminggu lalu,tidak menyangka tebakannya benar Bella hamil dan tidak tahu siapa ayah dari janinnya.
"Bibi, paman! ada apa ini? Kenapa paman memukuli Bella?" tanya seorang gadis yang baru masuk mendengar keributan yang terjadi,gadis itu ikut berjongkok melihat keadaan mengenaskan sepupunya.
"Paman sebenarnya ada apa? Apa yang terjadi?" tanya felysia tak mengerti.
"Kau tanyakan saja pada anak sial\*n itu, apa yang di perbuatnya hingga menjadi aib seperti ini," ucap pamannya sambil memijit pangkal hidungnya. merasa Putus asa.
"Bella apa yang terjadi sebenarnya?" tanya felysia kepada adik sepupunya itu.
"Bella hamil dan ayah dari bayi ini adalah arya,pria yang katanya akan melamarmu itu asal kau tahu!" Suara sang bibi menjawab.
"Oh jadi pria brengs\*k itu adalah Arya benar?!" Sang ayah kembali murka.
"I-iya yah." cicit Bella.
"Pria brengs\*k itu. aku akan memberi pelajaran padanya nanti." Pak Hanif mengeratkan tinjunya,dia memang sedari awal sudah membenci pria itu.
"Apa! tidak mungkin Arya adalah pria yang baik, bahkan dia telah memberikan cincin ini padaku. Bagaimana ... bagaimana bisa." Sia histeris sendiri, hatinya hancur seakan tak terima dengan apa yang dia dengar.
"A-aku tidak percaya." Mata gadis itu berembun.
Arya.pria sederhana yang sudah satu tahun terakhir dekat dengannya,dia adalah pria yang baik dan hangat Arya bilang dia mencintai felysia dan berniat akan melamarnya. tapi setelah apa yang dikatakan Bella, rasanya sangat sulit dipercaya pria selembut Arya tega menghianatinya seperti ini.pria itu tidak menepati janjinya.
"Jadi maksudmu di sini aku yang salah hah! meskipun katamu dia baik dia tetaplah seorang pria, aku memberikannya sesuatu yang tak bisa dia dapatkan darimu dan sekarang aku mencintainya." ucap Bella dengan amarah.
"Sudahlah kau terima fakta saja dan relakan pria itu untuk adikmu.toh Bella sedang mengandung anaknya,kau menikah sajalah dengan tuan muda dari keluarga Maheswara yang pernah pamanmu ceritakan."
"Benar yah, nikahkan saja keponakan mu dengan tuan muda itu, lagipula putri kita sudah tidak mau," kata Bu Mirna dengan santainya tanpa memperdulikan felysia. Toh pikirnya tidak akan rugi jika felysia yang akan menikah dia tetap bisa berbesan dengan keluarga kolongmerat itu.
Bella tersenyum licik, "benar yang dikatakan ibuku menikah saja dengannya menggantikanku. Kudengar dia baru saja keluar dari penjara,tapi meskipun begitu kau akan menjadi nyonya di keluarganya nanti."
"Apa maksudmu, dia adalah seorang mantan narapidana?!" Ujar suami-istri itu berbarengan karna kaget.
Bella menoleh dramatis, "Iyah ibu, ayah.pria yang akan dijodohkan dengan putri kalian ini adalah seorang mantan narapidana kasus percobaan pembunuhan kepada ayahnya sendiri,itu yang kutahu,dia pria kejam Makanya aku tidak mau menikah dengannya," Ucap Bella mendramatisir.
"Astaga Bella, anakku, putriku tersayang kami tidak tahu dengan latar belakang tuan muda itu, maafkan ibu nak.sykurlah ada felysia yang akan menggantikanmu untuk menikah dengannya," ujar ibunya sambil memeluknya.
"Tidak! Aku tidak mau!" Felysia berteriak menyeruakan suaranya.
"Aku sudah kehilangan Arya, kini aku harus menikah dengan pria asing? Aku tidak setuju."
Plak!
"Tidak ada yang meminta pendapat mu disini." Satu tamparan itu mendarat di pipi felysia. Sang bibi menatapnya mengerikan.
"Paman." Sia menatap sang paman dengan sendu, bendungan air matanya sudah tidak bisa ditahan lagi,kini dia hanya meminta belas kasihan kepada pamannya.
"Tidak ada yang memihakmu felysia,kau terlahir hidup Hanya untuk berkorban dan menjadi korban." ujar Bella menatap senang ke arah felysia yang sekarang terduduk mengenaskan.
"Menikah lah dengannya felysia."
felysia membulatkan matanya,tidak menyangka. ucapan sang paman bagai guntur yang menyangkitnya.tidak,dia tidak bisa menerima ini.
"Apa tidak paman! aku tidak mau,apa yang dikatakan bibi itu tidak benar kan? bagaimana kamu tega memberikan seumur hidupku untuk tinggal bersama seorang mantan napi," ucap sia histeris dengan air mata yang menganak sungai.
"Sudahlah tidak sok belaga bersedih begitu, lagipula setelahnya kau akan hidup enak kan.anggap saja ini bentuk balas Budi darimu untuk kami yang telah merawatmu selama ini."
"Kalau tidak ada keluarga kami,kau sudah menjadi pengemis yang meminta-minta dijalanan." Bu Mira tersenyum jumawa.
Sementara Bella hanya tersenyum puas melihat kakak sepupunya yang menderita itu.toh dia tidak berbohong tentang tuan muda itu yang adalah seorang narapidana karna dia mengetahui dari sumbernya langsung. dan kini felysia lah yang harus menikahi mafia itu.
"benar yang dikatakan bibimu. menikahlah dengan tuan muda itu atau jangan pernah kau anggap aku lagi pamanmu dan aku tidak akan pernah menganggap mu keponakan ku lagi! pikirkanlah hal itu." ucap pamannya final.
"Aku tahu kau anak baik felysia, jadi berkorbanlah untuk ini,demi Bella," ucap sang paman lagi.
Benar, lagi dan lagi dirinya lah yang harus berkorban, sebelumnya dia juga sudah pernah melakukan ini kan? menggantikan adik sepupunya jika sesuatu terjadi padanya.
Felysia sudah terbiasa berkorban untuk Bella, sedari kecil jika bella melakukan kesalahan maka felysia lah yang akan menanggung amarah dan pukulan sang paman, lebam biru dan goresan di beberapa lengan dan pahanya adalah bukti bagaimana kerasnya amarah sang paman jika meledak, belum lagi dari bibinya jika felysia sedikit saja melakukan kesalahan tamparan, pukulan dan caci maki akan mendarat padanya.
Meskipun begitu felysia tetap sabar dan tetap menyanyangi mereka bagaimana selayaknya keluarga dan berharap jika suatu hari nanti mereka akan sedikit melembut padanya dan menerimanya. namun kenyataannya,itu semua hanyalah hayalan semu, karna sekarang pun dia harus tetap mengalah dan berkorban untuk kesekian kalinya.
mereka meninggalkan ruangan itu hanya tersisa felysia dengan keterpurukan dan kesedihannya.selama ini sia pikir hidup yang bahagia akan menghimpirinya dengan segala kesakitan yang ia lalui dan itu hanya butuh kesabaran.
air mata dan semua doanya lah kepada sang pencipta yang menjadi saksi betapa dia berusaha kuat dengan himpitan batu masalah besar yang terus-menerus menghadang dan menyakitinya. dia pikir dia hanya perlu menunggu dan bersabar.
tapi nyatanya takdir berkata lain. dan sekarang Arya pria lembut satu-satunya orang yang menjadi topangan nya itu juga mengkhianatinya?sungguh lengkap sekali penderitaannya seakan dia ingin menyusul orang tuanya saja ke alam baka.
Gadis itu menarik cincin perak permata yang tersemat di cari manisnya dan melemparnya ke sembarang arah. kini tidak ada gunanya lagi dia memakainya, usahanya untuk belajar mencintai Arya telah pupus seiring dengan rasa sakitnya karna penghianatan pria itu.
sia tak siap menikah sekarang, juga tidak tahu seperti apa tuan mudah yang dibicarakan itu.
tapi sia berusaha berpikir positif bahwa rupanya tuhan ingin menguji sekali lagi kesabarannya sebelum dia benar-benar mendapatkan kebahagiaan sejatinya.
Dengan gerakan tergesa-gesa seorang pria dengan seragam rapi dan resmi membuka pintu mobil untuk tuannya keluar.
Leo adalah pengawal sekaligus orang kepercayaan abhmanyu.hari setelah Abhimanyu maheswara dinyatakan bebas adalah hari yang ditunggu Leo sebagai seorang bawahan yang setia.
"Tuan, bagaimana kabar anda? Saya senang sekali ketika mendengar kabar tuan bebas dari penjara terkutuk ini dan saya langsung terburu-buru kesini untuk melayani tuan," ucap Leo dengan ekspresi gembira yang tertahan.
Abhimanyu yang sudah keluar dengan pakaian casualnnya dan kacamata yang bertengger di hidungnya itu membuat aura tuan muda nya bertambah berkali-kali lipat.
Hari ini tepat seminggu ia keluar dari penjara yang menyesakkan dan kembali menghirup udara bebas.
memang sebelum ini Abhimanyu telah berganti pakaian dengan pakaian yang memang pakaian sehari-hari yang biasa dia gunakan.ia tak ingin terlihat seperti seseorang yang butuh belas kasihan dihadapan musuh-musuhnya.
"Kabarku sangat baik,tak pernah aku merasa sebebas ini.penjara itu tak buruk juga untukku," Ujar Abhimanyu tertawa sumbang.
Pria itu melirik ke arah Leo, ajudannya yang setia.
Abhimanyu lantas menarik sedikit.hanya sedikit garis bibirnya melihat orang kepercayaannya itu.orang yang bahkan rela mati disaat semua orang menghianatinya.bersykur dia masih diberikan seseorang yang setia seperti Leo yang dahulu juga adalah teman satu kuliahnya.
"Bagus Leo,aku senang dengan kesetiaanmu.disaat semua orang menghianatiku bahkan adikku sendiri, hanya kau orang luar yang berani bersumpah untuk setia padaku,"ujar Abhimanyu sambil menepuk pundak pengawalnya itu.
"Tidak tuan ini belum seberapa.bahkaan saat kau dimasukkan kedalam penjara busuk itu aku tak bisa melakukan apapun untuk membantumu, membuat ku merasa bersalah untuk tujuh tahun ini." Ungkap Leo sedikit sendu.
"Sudahlah tak apa,kau sudah melakukan kerja yang bagus.sekarang tujuanku adalah untuk membalas dendam pada siapa saja yang menjebakku tujuh tahun lalu dan merebut apa saja yang seharusnya menjadi milikku." Suara Abhimanyu terdengar dalam dan lugas menunjukkan betapa besar keinginannya untuk menghancurkan lalat-lalat yang dulu melemparkan kotoran kepadanya.
"Baik tuan,saya pun sudah menunggu hari ini selama tujuh tahun.sudah pasti saya tak sabar untuk melihat penjilat-penjilat itu hancur," ujar Leo berapi-api.
"Bagus,sekarang tujuan utama kita adalah kerumah utama,aku ingin melihat ayahku.orang yang bahkan tak berdaya saat ingin melindungiku itu bagaimana kabarnya?" Tanya Abhimanyu.
"Lapor tuan, tuan besar selama anda dipenjara pun sudah sangat renta, stroke yang dideritanya membuat dia tak berdaya didepan nyonya besar dan tuan arya.hingga sekarang nyonya besar dan tuan Arya lah yang menjalankan perusahaan."
"Hmm begitu rupanya.Arya sudah sejauh ini menjalankan rencana busuknya bahkan ibu nya pun dijadikan poinnya," gumam Abhimanyu.
"Sekarang apa rencana tuan?" Tanya Leo.
"Kita akan kerumah utama terlebih dahulu melihat ayahku.setelah itu kita akan keperusahaan untuk menemui adik tersayangku,"ucap Abhimanyu dengan semirik yang menakutkan.
Tujuh tahun lalu Abhimanyu maheswara bahkan masih berstatus pelajar saat diumumkan menjadi seorang ahli waris maheswara group, perusahaan besar yang dahulu hampir bangkrut dan kembali berjaya dibawah kepemimpinan ayahnya. dia bahkan tidak tahu bahwa orang-orang diperusahaan adalah orang-orang licik yang menghalalkan segala cara untuk tujuan mereka.
Ayahnya yang menjabat sebagai Presdir di perusahaan itu mempunyai dua putra dengan ibu yang berbeda.ibu Abhimanyu adalah istri pertama dari Manaf Arifin maheswara yang kemudian meninggal setelah melahirkan dirinya.setelah tiga tahun berduka ayahnya menikah lagi dengan sekretarisnya sendiri dan dikaruniai seorang putra bernama Arya Wijaya maheswara.
Arya mempunyai paman yang sangat tak menyukai Abhimanyu,dia beranggapan Abhimanyu adalah batu penghalang untuk keponakannya bisa menjadi penguasa diperusahaan terbesar di Asia itu.
Kemudian terjadilah sebuah konspirasi dan persengkongkolan keji antara paman dan keponakan itu.arya yang sudah diracuni dan dihasuti pamannya menyetujui untuk menjebak Abhimanyu kedalam perangkap yang mereka buat dan menjebloskannya kedalam penjara.
Masih terngiang di kepala Abhimanyu bagaimana dia melihat senyum licik paman dan keponakan itu ketika dia dikekung polisi atas kejahatan yang memang benar-benar tidak sengaja dia lakukan.
Tapi kali ini dia kembali datang untuk membalas dendam, membalas atas semua rasa sakitnya dan ketidakadilan yang dia terima selama ini.
Satu persatu semua orang yang terlibat dalam konspirasi ini akan dia lenyapkan dengan tangannya sendiri dan tentunya mengambil semua yang dari awal memang adalah miliknya.
Disebuah restoran dipusat kota terlihat gadis yang gugup tengah memilin ujung bajunya.didalam restoran ditempat seramai ini apa yang bisa dia lakukan selain menunduk.menunggu seorang wanita paruh baya yang kata pamannya adalah calon mertuanya.
Semua terjadi begitu mendadak bagi seorang gadis biasa saja seperti felysia Auristela bahkan tak ada kesempatannya untuk berfikir dan memberontak,adik sepupu dan calon tunangannya berkhianat padanya, bahkan sekarang adiknya telah menanam benih pria brengsek itu.
Dan sekarang nasibnya pun tak kalah Malang harus menggantikan sang adik untuk menikahi pria yang bahkan ia tak pernah dengar namanya sama sekali,dan sekarang fakta mengejutkan bahwa pria itu adalah seorang narapidana kasus pembunuhan.
Ia tak bisa bayangkan sisa hidupnya harus ia jalani dengan seorang mantan narapidana.
"Kau yang bernama felysia?" Seorang wanita yang berpakaian mewah dan tas bermerek ditangannya duduk di meja yang sia tempati.
"Ahh I-iya nyonya S-saya felysia," ucap felysia pelan sambil menunduk.
"Kau tak usah menunduk seperti itu.lihatlah wajahku." Ucap nyonya itu dengan suara yang terdengar berwibawa dan anggun.
"Kau terlihat berbeda dari apa yang aku dengar dari Mr. Hanif tentangmu."
"M-maaf nyonya aku hanya sedikit gugup,aku tak biasa ketika bertemu dengan orang baru."jawab felysia cepat karna takut nyonya ini tersinggung.
"Seperti itu rupanya ... tak apa kalau seperti itu.sekarang aku ingin berkenalan dengan dirimu,aku adalah calon ibu mertuamu,kuharap kedepannya kau tak menganggap aku orang baru lagi," ucap nyonya itu sambil tersenyum.
"Ahh baik, baik nyonya saya mengerti. maafkan saya jika saya menyinggung perasaan anda."ujar sia parau.
"Baiklah,baiklah jangan kaku seperti ini.panggil saja aku 'ibu' karna sebentar lagi kau akan menjadi menantuku, betulkan?" Ucap Sinta sambil tertawa kecil.
Felysia hanya mengangguk kecil.jujur dia merasa tak nyaman dan juga minder,ingin rasanya ia kabur dari sini jika saja pamannya tidak mengancamnya.
Hidup dengan bayang-bayang adik sepupunya sedari kecil membuat felysia tumbuh dengan sifat pemalu,dan pendiam.kesehariannya yang dirumah saja mengerjakan pekerjaan rumah yang seharusnya dikerjakan oleh bibinya membuat waktunya ia habiskan di sekitar tempat tinggalnya saja.
Selain kesekolah,hidup sia hanya ia habiskan dirumah saja, membuatnya terlalu malu untuk bertemu dengan orang baru,bahkan setelah ia menamatkan SMA-nya sia hanya bekerja sebagai guru honorer di sebuah taman kanak-kanak yang dekat dengan rumahnya,oleh karna itulah sia akan cepat akrab dengan anak kecil meksipun ia baru saja mengenalnya.
"Mengapa kau hanya diam saja,makanlah.sedari makanan ini dihidangkan kau hanya diam saja membuatku bingung harus bersikap apa padamu." Ucap nyonya Sinta membuat sia tersadar akan lamunanya.
"Ahhh maaf nyo-eh ibu kedepannya aku akan merubah sikapku sedikit demi sedikit." Ujar sia.
Nyonya Sinta lantas tertawa dengan sifat calon menantunya ini.ia berpikir putranya Abhimanyu yang selalu bermuka datar dan bersikap apatis itu bagaimana bisa hidup dengan gadis yang lugu dan pemalu seperti felysia ini.
Lantas dia hanya menggelengkan kepalanya, mungkin dia akan menjadi saksi kisah cinta tak biasa dua anak manusia ini,dia sudah tidak sabar untuk itu.
Felysia akhirnya bisa bernafas lega.setelah pertemuannya dengan nyonya Sinta berjalan dengan baik, dia senang karna nyonya Sinta membantunya mengatasi sifat pemalunya itu.sia fikir seperti di drama-drama yang ia tonton di televisi dimana ibu mertua mereka terlihat kejam dan menindas menantu mereka, ternyata tidak ada yang seperti itu,dan sia mulai merutuki kebodohannya mengapa ia percaya hal itu terjadi di dunia nyata,itu hanya drama dan nyonya Sinta telah menjadi buktinya.
sebelumnya setelah makan direstoran tadi felysia sudah ditawari untuk pulang bersama dengan nyonya Sinta,tapi sia dengan sopan menolak.bukan apa,dia hanya tak enak karna saat mengobrol pun berkali-kali telepon nyonya Sinta berdering pertanda memang kesibukannya sedang memanggilnya.
Setelah perdebatan yang cukup alot akhirnya nyonya Sinta pun menyerah dan membiarkan felysia berjalan kaki sampai ke halte,karna memang benar-benar telah dikejar waktu saat itu.
baru setengah perjalanan, sia memutuskan untuk ke supermarket yang ada di seberang jalan sebentar guna membeli keperluan yang kosong di rumah dan juga barang titipan dari bibinya.
Syukurnya masih ada uang yang dia sisihkan setiap hari dari gajinya menjadi guru di taman kanak-kanak dan juga membantu bibi Arin tetangga disamping rumahnya yang berprofesi sebagai penjual bolu.
Memang semenjak felysia bekerja dialah yang menjadi tulang punggung keluarga, sang paman yang sudah lama berhenti dari pekerjaannya dan Bella yang tidak mau bekerja membuat felysia mau tidak mau harus mengemban dan mencukupi semua kebutuhan keluarga.
Setelah masuk ke supermarket dan mengambil barang yang ia butuhkan sia siap membayar jika saja seseorang tidak menyenggolnya dan membuat tubuhnya tak seimbang.
"Ah, maaf nona aku tak sengaja,apa kau baik-baik saja." orang yang menabraknya itupun membantunya berdiri dan ikut mengambil barangnya yang berantakan.
"Iya aku tak apa, terima kasih.ngomong-ngomong mengapa kau terburu-buru seperti ini?" Tanya felysia.
"Kau tak tahu? Diluar sana sedang ramai seorang pria kaya terlihat sedang menindas seorang pengemis." Jawab pemuda itu yang sia taksir umurnya tak jauh berbeda dengannya.
Felysia yang mendengarnya pun mengikuti pemuda itu yang sudah lari dengan tergesa-gesa.dan benar yang dikatakan pemuda itu didepan pintu supermarket terlihat seorang pengemis yang terlihat masih sangat muda dan seorang pria tinggi yang dengan pakaian yang tak bisa dibilang biasa saja meskipun hanya pakaian casual dan seorang pria disamping pria kaya itu yang sia tebak adalah pengawal dari tuan muda itu.
Sia yang kasihan melihat ekspresi pengemis itu akhirnya memberanikan diri untuk menerobos masuk kerumunan itu dan ingin menuntut keadilan untuk pengemis yang sia rasa tak bersalah itu.
"Kalian kenapa hanya menonton saja? Tak bisakah kalian lihat wajah malang pemuda ini,bukan berarti yang menindas nya orang kaya kalian hanya diam saja menonton." Ujar sia membuka suara dengan lantang.
Kemudian semua orang disitu berbisik-bisik mempertanyakan siapa gadis yang berani dan mempunyai nyali besar untuk ikut campur urusan yang bukan haknya,semua menjadi hening.
Sia yang melihatnya mati-matian mempertahankan diri agar tidak pingsan ditempat.meskipun begitu melihat pandangan orang-orang disini kepadanya membuat nyalinya ciut.
Tapi ia paling tidak bisa melihat seseorang ditindas karna dia sendiripun pernah mengalaminya bahkan adik sepupunya pun ikut menindas nya saat ia di rundung oleh orang-orang yang tak suka padanya dulu.
"Hei nona! berhentilah disitu apa kau mencoba melindungi seorang pelaku yang mencoba mencelakai tuanku?" Ucap pengawal pria kaya itu.
"Apa maksudmu? bukankah kau dan tuanmu itu telah menindas pengemis ini?" Tanya sia mulai bingung.
"Sepertinya kau telah salah paham nona.dia adalah orang jahat yang berpura-pura menjadi pengemis dan mencoba membunuh tuanku." Jawab pria pengawal itu.
"Apa! benarkah,Tapi ... Tapi ... tapi kata orang itu kau-"
"Sudahlah nona kau menyita waktuku lebih baik kau minggir." Suara berat dan serak itu berhasil memotong ucapan sia dan menyuruhnya untuk menyingkir.
"nona lebih baik kau menyingkir,bosku adalah orang berpengaruh dia sudah memanggil seorang utusannya untuk membawa dan mengintrogasi penjahat ini." Ucap Leo mencoba memberi pengertian kepada sia.
"Dan untuk semua orang lebih baik kalian bubar! Ini bukan sebuah pertunjukan untuk kalian tonton." Suara menggelegar dari tuan muda itu membuat semua orang yang berkerumun mundur teratur dan lari terbirit-birit.
Felysia yang sudah terkadung malu hanya menundukkan kepalanya saja.ia mulai merutuki dirinya yang tergesa-gesa langsung menerobos tanpa terlebih dahulu mencari tahu kebenarannya.
sia berjalan dengan pelan-pelan agar kehadirannya tak dihiraukan dan dia lebih cepat pergi dari sini.tapi kesialan baginya kakinya malah tidak seimbang dan membuat dirinya tersungkur.
"Hei apa kau tidak mau bangun? Badanmu sangat berat." Suara seseorang dibawah sia membuat dia membuka matanya yang sedari tadi terpejam.
Felysia terpekik kaget, karna sekarang posisinya yang berada di atas pria itu. di buru-buru saja bangun dan membenarkan rambutnya yang kusut.
"M-maaf tuan, aku sungguh-sungguh minta maaf aku kira aku terjatuh di tanah,eung ... tuan I-itu itu di bajumu ada ... " Muka sia yang bersemu merah sampai ke telinga membuat Abhimanyu bertanya-tanya.
"Ada apa? Bicaralah yang jelas" tanya Abhimanyu tidak sabaran.dia berpikir apakah wanita ini tidak bisa bicara bahasa Indonesia dengan benar atau bagaimana.
Sia hanya diam,dia tak tahu harus memberitahukannya bagaimana.dia benar-benar sangat malu,ingin rasanya ia menghilang saat ini juga.
"Pfftt ... Itu tuan ada emm ... ada kepingan pembalut wanita yang terselip di kerah kemeja anda," kata Leo dengan kekehan.
"Apa! Pembalut Wanita." Kata tuan muda itu dengan merinding.
Bagaimana bisa? apakah pembalut wanita itu robek dan kepingannya itu berserakan di tanah hingga ada yang menyelip di kerah jasnya. Abhimanyu tak habis fikir.
"Eung, Maaf tuan,aku tidak sengaja ... sungguh-sungguh tidak sengaja." Setelah mengatakan itu felysia mengambil tasnya dan berlari tunggang langgang menahan malu yang luar biasa dan meninggalkan belanjaanya begitu saja.
"Hei nona kau mau pergi kemana?!" Leo yang melihat ingin meneriaki wanita itu tapi wanita itu sudah tak terlihat.
Abhimanyu mengangkat sudut bibirnya yang berkedut," hmm ... menarik" monolognya setelah melihat bagaimana gadis itu yang pergi begitu saja.
terasa ada yang memperhatikan abhimanyu lantas berdehem keras "Leo cepat bereskan ini,aku akan menunggu di mobil."
Dengan mengingat kejadian tadi Leo tak kuasa untuk tidak tertawa tepat setelah bosnya memasuki mobil. Selama bekerja untuk putra pertama keluarga maheswara itu Leo jarang-jarang melihat ekspresi Abhimanyu yang seperti itu.abhimanyu yang sentiasa memasang wajah datar dan berkata pun hanya sepatah dua kata itu akhirnya memasang ekspresi malu dan bersemu merah dan itu karna seorang gadis,sungguh sebuah keajaiban.
Tepat setelah ia membereskan barang-barang nona itu, seorang kasir tampak berlari kecil menghampirinya.
"Tuan apakah ada melihat wanita berambut panjang dengan tas selempang bergambar kartun Doraemon dan membawa belanjaan ditangannya?" Tanya kasir itu.
"Apa maksudmu gadis bertubuh mungil dengan tahi lalat dibawah matanya itu?" tanya Leo memastikan.
"Ahh benar tuan dia mempunyai tahi lalat dibawah matanya, tadi ber belanja disini tapi belum sempat membayar dan juga sempat menabrak rak pembelanjaan kami.saya mencari nya untuk meminta ganti rugi " Kata kasir muda itu.
Tepat dengan tebakan Leo, "nona kasir ini adalah belanjaan nona tadi dan ada beberapa barang pribadinya yang tadi sempat rusak dan berhamburan, dan sampai mengenai jas yang dipakai oleh atasanku,kau tau maksudku tentang benda itu,benda yang kalian para wanita selalu sediakan setiap bulannya." Leo tak tahan untuk tidak tertawa jika mengingatnya.
"Maksud anda ... Pembalut wanita?" Tanya kasir berbisik ragu.
"Ahha tebakanmu tepat sekali,jadi aku meminta kau menjaga belanjaan ini dan mengganti barangnya yang rusak,dan aku yang akan membayar semua belanjaannya dan ganti rugi atas apa yang dia buat.,bisakan?" Leo sengaja mengedipkan sebelah matanya menggoda kasir wanita itu.
Kasir wanita itu lantas berbinar, "bisa,sangat bisa tuan.terima kasih kalau seperti itu." Lantas kasir itupun membukukan badannya.
Leo lantas pamit setelah menitipkan belanjaan wanita itu setelah membayar dan mengganti rugi semua kerusakannya.
"Kenapa kau lama sekali,apa kau bertelur terlebih dahulu sebelum kesini hah!" Cecar Abhimanyu setelah Leo masuk kedalam mobil.
"Maaf tuan ada urusan sebentar, setelah ini kita akan kemana?"tanya Leo mengalihkan pembicaraan.
"Saat kita kerumah utama ayah sudah tidak ada, sepertinya orang-orang itu sengaja memindahkan ayah agar aku tidak bertemu dengannya."
"Kalau begitu Leo ayo kerumah sakit tempat tuan besar dirawat,kita lihat sampai mana orang-orang licik itu akan bertindak."perintah Abhimanyu kepada ajudannya itu.
"Baik tuan."
"Kau bersiaplah sia, tuan muda itu kabarnya sudah dibebaskan dari penjara hari ini, pertemuan pertama kalian nanti kau buatlah dia terkesan." Kata pamannya Kepada sia tepat setelah sia baru saja menginjakkan kakinya di teras rumah itu.
"Tapi apakah ini tidak terlalu cepat? dan bagaimana paman tau dia dibebaskan hari ini," tanya sia.
"Aku tadi mendapatkan beritanya kepada nyonya Sinta.kau tak usah bertanya lagi, tugasmu hanya duduk diam dan menjadi pengantin wanita untuk tuan muda itu. itu saja." Lugas pamannya.
"Tapi paman apakah kau tidak merasa kasihan padaku?selama ini aku selalu menurut padamu,tak melanjutkan kuliah dan membantu perekonomian keluarga akupun menurut, meskipun saat itu mendapatkan beasiswa penuh paman tetap tidak menyetujui dan membiarkan aku hanya melihat Bella yang bisa berkuliah." Lanjut dia dengan emosi yang tertahan.
"Tapi untuk yang ini paman ... Tak bisakah aku memiliki hak untuk masa depanku sendiri." Sia hampir tak bisa mengendalikan perasaannya, bibirnya pun sudah bergetar dengan air mata yang siap meluncur,ia tak menyangka jika hari ini dia bisa memberontak dan mengutarakan isi hatinya.
"Maafkan aku sia,akupun tak punya kuasa seperti mu,aku terikat hubungan ayah dan anak,aku tak bisa mengorbankan putriku begitu saja." Dengan hanya kata itu tapi sukses membuat hati felysia merasa teriris seakan seperti ada ribuan belati yang menyerbu kearahnya.
Sia kemudian mengusap air mata nya yang tadi sempat keluar, "Aaa ... kau benar aku merasa benar-benar tidak tahu diri telah mengatakan hal tadi, prioritas mu tetaplah Arabella dan aku ... " Sia menunjuk dirinya sendiri dengan keras.
"Aku hanyalah seorang anak yang dibesarkan dengan belas kasihan kalian,jadi tak apa jika masa depanku lah yang dikorbankan." Lanjutnya dengan emosi yang meluap.
"Tak apa paman, sebagai seorang yang telah kau besarkan sampai sekarang, aku akan menerima perjodohan ini guna bakti ku kepadamu." Setelah mengatakan itu sia lantas masuk kedalam kamarnya meninggalkan pamannya dengan wajah sendu dan penyesalan yang luar biasa.
"Heh kau sudah pulang rupanya! Dimana pembalut yang ku suruh beli di supermarket padamu? Jangan bilang kau lupa membelinya?" tanya sang bibi saat mereka tak berpapasan di depan pintu kamar.
Melihat felysia yang diam bingung saja membuat dia heran " hei jangan diam saja,kau tuli atau bisu hah!" bentaknya.
Felysia yang sudah mengingat kemudian terburu-buru masuk ke kamar dan menguncinya,tanpa memperdulikan bibinya yang berteriak memanggil dirinya.
Dibalik kamar felysia menggigit kukunya kuat,dia mulai mengingat bagaimana dia bertemu dengan tuan muda itu dan melakukan hal yang sangat memalukan,dan bahkan belanjaan nya pun tertinggal disana tanpa belum di hitung kasir.
"Felysia apa yang kau lakukan! Bodoh, bodoh! Habislah, bagaimana jika kau bertemu dengannya lagi." Seperti biasa felysia merutuki kecerobohan dirinya sendiri.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!