NovelToon NovelToon

Tergoda Pesona Om Duda

CEO Ku Tampan

“Ah,sial aku kesiangan.” Seorang gadis dengan baju hitam putih berlari mengejar waktu agar dia tidak terlambat.

Bruakkk,gadis itu menabrak punggung seorang pria.

‘’Aduh kepala ku.” Micell memegang kepala nya yang membentur punggung seorang laki-laki.

“Kalau jalan pakai mata, kau pikir ini taman bermin. Berlarian dengan sesuka mu.” Seorang laki-laki yang kesal menatap tajam gadis di depan nya.

“Astaga! Apa aku sedang di surga, kenapa ada malaikat di sini.” Micell memandangi wajah tampan laki-laki yang barusan di tabrak nya.

“Dasar gadis aneh.” Laki-laki itu pergi meninggalkan Micell yang masih terperangan menatap wajah nya.

“Mbak-mbak jangan berdiri di sini, menghalangi jalan mbak.’’ Ucap salah satu office boy.

“Aduh! Mati aku,aku telat.”Micell menepuk keningnya, sesaat setelah di sadarkan oleh office boy.

“Cantik-cantik agak aneh.” Gumam office boy tersebut.

Micell mengisi daftar absensi nya dua menit sebelum jam masuk kantor di mulai.

“Hufftt,untung enggak telat.”Micell merasa lega karena dia tidak terlambat di hari pertamanya masuk kerja.

“Kamu Micell Hazel ya?” Tanya seorang wanita yang umur nya kira-kira sekitar 25 tahun.

“Iya Ibu.”Micell tersenyum

Wanita itu memberi tau bahwa Micell di tunggu pak Mark di ruangan CEO.

“Apa ini ruangan nya?” Micell melihat sekeliling nya, karena hanya ada satu pintu di lantai tersebut.

“Permisi pak,saya Micell sekertaris yang setatus nya masih magang.” Micell menjelaskan posisi nya.

“Kamu gadis aneh yang menabrak saya kan?’’ Mark menajamkan pandangan nya.

“Wah, ada pak Malaikat.” Micell tersenyum memandang wajah laki-laki yang di tabrak nya tadi pagi.

Mark tidak percaya sekretris baru nya adalah seorang wanita aneh yang masih bocah ingusan.

Mark menelvon pihak HRD di perusahaan nya untuk menanyakan apakah wanita aneh di depan nya itu adalah sekretaris baru nya.

“Maaf pak ada apa memanggil saya.” Tanya wanita yang tadi memberi informasi pada Micell.

“Apa kau gila! Bagaimana bisa dia," menunjuk ke arah Micell, Mark melanjutkan kalimat nya. "Wanita aneh itu menjadi sekretaris ku.”

Mark memperhatikan tampilan Micell dari atas sampai bawah sungguh tidak ada cerminan sebagai sekretaris.

“Maaf pak dia adalah kandidat yang nilai nya paling tinggi, karena dia sudah menandatangani kontrak. Maka pihak perusahaan tidak bisa memecatnya secara sepihak.” Jelas wanita yang bernama Wulan.

Mark merasa frustasi melihat kinerja HRD di perusahaan nya.

“Oke,Kembali lah ketempat mu.” Mark memerintahkan Wulan untuk Kembali keruangan nya.

Micell yang diam dan tidak tau harus bicara apa,hanya memainkan ujung jari nya.

“Siapa nama mu?” Tanya Mark.

Micell tersenyum,”nama saya Micell pak” jawab Micell.

Mark menjelaskan semua tugas dan pekerjaan yang harus di lakukan oleh Micell.

‘’Sekarang Kembali keruangan mu.” Ucap Mark.

Tapi dasar nya Mecell memang gadis aneh,bukan nya dia pergi tapi dia malah memandangi wajah Mark dengan tersenyum lebar.

“Hey..” Mark menyentil kening Micell, agar dia sadar dari dunia nya.

“Cepat Kembali keruangan mu.” Mark menaha amarah nya agar tidak meledak.

Micell yang terkejut pun secara reflek memegang tepat di kedua dada Mark.

“Astaga dada nya sangt kokoh.” Gumam Micell.

“Singkirkan tangan kotormu itu dari tubuh ku.” Mark menghempaskan tangan Micell.

“Maafkan saya pak, saya tidak sengaja.” Ucap Micell.

Micell berjalan keluar dari ruangan Mark menuju ruangan nya.

Ruangan Micell cukup bagus dengan warna chat abu-abu.

“Senang nya aku bisa kerja sama malaikat.” Micell membayangkan wajah tampan Mark.

Tak berapa lama pintu rungan Micell di ketuk.

“Ini laporan yang harus kamu pelajari.” Wulan menyerahkan setumpuk laporan kepada Micell.

“Baik Bu.” Ucap Micell.

Wulan memandangi Micell dengan tatapan meremehkan.

“Aku memilih mu menjadi sekretaris pak Mark, bukan semata-mata karena kamu pintar tapi karena aku yakin pak Mark tidak akan tertarik pada mu.” Gumam Wulan dalam hati.

Wulan adalah wanita yang sudah lama mengincar Mark, namun karena anak dari Mark yang selalu menghalangi usaha nya belum lagi sekretaris yang dahulu juga tertarik dengan Mark membuat semua usaha Wulan menjadi gagal.

Wulan meninggalkan ruangan Micell dengan senyum mengembang.

“Ayo Micell tunjukan kemampuan mu.” Micell menyemangati dirinya.

Sedangkan di tempat lain gadis manis berumur 6 tahun sedang termenung di taman sekolah nya memandangi setiap teman-teman nya yang di jemput oleh Mama mereka.

“Fay sayang.” Teriak wanita di ujung taman.

Fay yang melihat Ounty nya tiba menjemput nya, berlari menghampiri Ounty nya.

“Ounty Nailla.” Panggil Fay.

Nailla tersenyum pada gadis manis itu lalu mensejajarkan tinggi badan nya dengan Fay.

“Sayang maaf ya Ounty lama, soal nya tadi adek Marvin nya rewel.” Nailla meminta maaf pada Fay karena sedikit telat menjemput nya.

“Tidak apa-apa Ounty, seharus nya Fay yang minta maaf sama Ounty karna Fay selalu merepot kan.”

Sebelum nya Fay memanggil Nailla dengan sebutan Momy, tapi setelah Nailla menikah Fay menganti panggilan nya dengan sebutan Ounty.

“Jangan begitu sayang,Ounty tidak repot kok. Sayang kenpa tidak panggil Momy lagi?” Tanya Nailla merasa sedih.

“Maafkan aku Ounty, tapi Fay pikir. Fay akan mencari Momy baru.”Jelas Fay.

Nailla sedikit tercubit hati nya saat Fay bicara tentang Momy baru, pasal nya Mark saat di tanya kapan menikah lagi pasti jawaban nya selalu sama dia masih belum bisa melupakan Yolanda Mama kandung Fay yang sudah meninggal.

“Ounty kenapa melamun?” Tanya Fay.

Nailla tersadar dari pikiran nya tentang Mark yang tak mau menikah lagi.

“Tidak sayang.” Nilla megusap kepala Fay.

Nailla mengandeng tangan mungil Fay dan mengantar nya ke kantor Mark.

Setiba nya di kantor Fay dan Nailla sudah di sambut dengan wajah masam Mark.

“Pipi..” Panggil Fay.

“Kakak kenapa kok mukanya enggak enak di lihat.” Ucap Nailla.

Mark yang mendengar ucapan Nailla hanya melirik kearah Nailla.

“Anak pipi, sudah makan belum?” Mark menggendong tubuh mungil Fay.

“Belum, Fay mau makan ayam gorang bareng Pipi apa boleh.” Tanya Fay.

“Tentu boleh, sebentar pipi akan panggilkan sekretaris pipi untuk memesan ayam goreng.”

Mark mehubungi sekretaris nya, gadis yang membuat wajah nya kusut karena tingkah konyol nya.

“Kakak sudah punya sekretaris baru?” Tanya Nailla, karena setau Nailla. Kakak nya itu baru di tinggal sekretaris nya mengundurkan diri.

“Iya ada, dan kau tau dia sangat menyebalkan. Dia selalu memandang wajah ku seolah aku ini makanan yang sangat menggiurkan.” Keluh Mark tentang perilaku aneh sekretaris nya.

Nailla hanya mengerutkan kening nya mendengar cerita dari kakak kembar nya itu.

Sudah punya istri

Micell yang di panggil untuk datang ke ruangan Mark, sangat merasa senang. Namun kesenangan nya sirna saat melihat Mark duduk bersanding dengan wanita dan seorang anak kecil.

“Apa dia sudah punya keluarga.” Pikir Micell.

Mark yang melihat kedatangan Micell, langsung merubah mimik muka nya menjadi kesal.

“Apa dia sekretaris yang di maksut, seperti nya dia wanita baik-baik.” Gumam Nailla dalam hati.

“Maaf pak apa yang bisa saya bantu?” Tanya Micell.

"Tolong pesankan makanan untuk anak dan adik saya." Perintah Mark pada Micell.

"Tidak usah kak, aku harus pulang karena Marvel tidak bisa di tinggal sendiri." Nailla beranjak pergi meninggalkan ruangan Mark.

"Oke, salam buat Rafa dan Marvel ya." Mark melambaikan tangan nya.

"Baiklah pak saya permisi untuk memesan makanan dahulu.'' Pamit Micell.

"Pipi boleh aku ikut Ounty itu." Fay meminta izin pada Mark untuk ikut bersama Micell.

"Boleh tapi jangan menyusahkan Ounty itu ya sayang." Ucap Mark, karena Mark tau bagaimana sikap jail anak semata wayang nya itu.

"Ounty apa Fay boleh ikut." Fay tersenyum pada Micell.

Micell yang notaben nya suka dengan anak kecil pun meng iyakan permintaan Fay.

"Oke anak manis." Micell mengulurkan tangan nya untuk menggandeng tangan Fay.

Fay menyambut uluran tangan Micell dengan suka hati.

Sampai nya di ruangan Micell, Micell menduduk kan Fay di kursi nya.

"Anak manis siapa nama mu?" Tanya Micell.

"Nama aku Fay Ounty." Jawab Fay.

"Fay nama yang cantik seperti orang nya." Micell mencubit hidung mancung Fay.

"Oke sekarang Ounty mau tanya, makanan apa yang mau Fay makan?" Tanya Micell.

Fay ingin mengutarakan pendapat nya tentang mkanan yang ingin dia makan.

"Ounty, sebenarnya Fay ingin makan nasi goreng tapi.." Fay menggantung ucapan nya ragu.

"Tapi apa anak manis, coba katakan nanti Ounty pesan kan." Ucap Micell.

"Fay ingin masakan Ounty, apa boleh?" Tanya Fay ragu.

Micell nampa berpikir dahulu sebelum menjawab perkataan anak manis di depan nya itu.

"Aku ingin sekali memasakan nya, tapi dimana aku bisa masak.'' Gumam Micell dalam hati.

"Jika Ounti tidak mau juga tidak apa-apa." Fay memasang wajah kecewa.

Micell yang melihat perubahan raut wajah Fay menjadi tidak enak hati jika harus menolak permintaan gadi berumur 6 tahun itu.

"Ounty ingin seklai memasakna mu sayang, tapi bagaimana bisa memasak disinikan tidak ada bahan dan peralatan nya." Ucap Micell.

"Emmmm." Angguk Fay.

"Bagaian dengan ini." Micell memberikan kotak makan siang nya yang berisi nasi beserta lauk pauk nya.

Fay menerima pemberian Micell dengan senang hati.

"Apa boleh Fay makan Ounty?" Tanya Fay.

"Tentu saja sayang, sini biar Ounty bukakan." Micell membuka kotak bekal yang di berikan pada Fay.

"Ounty ini makanan apa?" Tany Fay, karena Fay belum pernah makan, makanan yang di bawa Micell.

"Ini capcay ayam dan perkedel kentang sayang, apa Fay belum pernah makan?" Tanya Micell.

Fay hanya menggeleng.

"Ounty boleh tidak, aku makan nya di suapai Ounty?" Tanya Fay.

"Sangat boleh anak manis, sini biar Ounty yang suapai ya.'' Micell menyuapi Fay denga sangat ke telaten.

Tanpa Fay dan Micell sadari ada seorang yang tengan mengintip semua aktivitas Fay dan Micell.

"Bagaimana bisa anak nakal itu bisa akab dengan Micell.'' Gumam Wulan.

Wulan merasa iri dengan ke dektan Micell dan Fay, karena selama ini Wulan selalu saja dijahili oleh Fay saat dia berusaha mendekati Fay.

"Awas saja kau Micell aku akan membuat mu di benci oleh Pak Mark." Wullan tersenyum licik, memikirkan rencana jahat untuk membuat Mark membenci Micell.

"Enak sekali masakan Ounty, andai saja Fay bisa makan maskan seperti ini setiap hari pasti Fay senang." Ucap Fay di sela makan nya.

"Nah ini suapan terakhir ya sayang." Micell memberi suapan terakhir untuk Fay.

"Sudah habis." Ucap Fay.

"Maaf sayang boleh Ounty bertanya?" Micell membelai lembut kepala Fay.

"Boleh Ounty." Jawab Fay.

"Dimana Mama Fay kenpa dia tidak menjemput Fay pulang sekolah." Tanya Micell hati-hati.

Sebelum menjawab pertanyaan Micell, Fay menatap lekat-lekat wajah Micell.

"Mimi Fay sudah di syurga Ounty, kata Ounty Nailla. Mimi sudah bahagia di sana." Fay menjabab dengan senyum yang terlukin di bibir nya.

"Astaga, ternyata Mama nya sudah meninggal. Kasihan sekali kau nak," gumam Micell dalam hati.

"Benar kata Ounty Nailla, Mimi nya Fay sudah bahagi bersama malaikat di sana." Micell memeluk tubuh mungil Fay.

"Ounty boleh tidak Fay panggil Ounty Mimi?" Tanya Fay.

Entah apa yang di perbuat Micell sehingga Fay begitu nyaman di dekar Micell, padahal Fay tipe anak yang sangat susah di dekati.

"Tidak boleh sayang.'' Jawab Micell.

Fay nampak kecewa dengan jawban Micell, baru kali ini Fay di tolak biasa nya para teman Pipi nya akan suka rela menawarka untuk di panggil Mimi atau Mama.

"Kebapa Ounty apa Fay anak nakal jadi Ounty tidak mau punya anak seperti Fay?'' Tanya Fay dengan tatapan sendu.

"Bukan sayang, panggilan Mimi hanya boleh untuk ibu kandung Fay selama nya tidak akan ada yang bisa menggantikan posisi Mimi Fay di hati Fay. Fay boleh panggil Ounty dengan sebutan MOmy.'' Micell menjelaskan pada Fay dengan bahasa yang bisa di mengerti anak seusia Fay.

"benarkah boleh panggil Momy." Tanya Fay lagi.

"Bolel sayang nya Momy." Micell memeluk Fay.

Acara makan siang Fay sudah selesai kini tugas Micell adalah mengantar Fay untuk kembali pada Pipi nya.

"Fay sekarang Momy antar ke ruangan pipi ya." Micell menggandeng tangan Fay.

Sesampai nya di ruangan Mark, Micell pamit untuk kembali ke runagan nya untuk menyelesaikan semua pekerjaan nya.

"Sekarang Fay sama Pipi dulu." Melambaikan tangan ke arah Fay.

"Dah Momy." Ucap Fay.

Mark yang mendengar putri nya memanggil sekretaris berunya dengan sebutan Momy sedikit terkejut.

"Sayang tadi panggil Ounty Micell apa sayang?" Tanya Mark dengan nada halus.

"Emmmm." Fay bergumam, Fay takut jika Pipi nya marah.

"Jangan takut katakan pada pipi." Mark mengelus kepala Fay dengan lembut.

Fay menatap wajah pipi nya, lalu berbisik.

"Fay memanggil Ounty Micell dengan sebutan Momy, Tidak apa-apa kan Pipi."

Mark menatap wajah polos putri sematawayang nya dengan tatapan sendu, bagaiman tidak sedih anak sekecil ini sudah tidak punya ibu dari lahir. Mark merasakan kesedihan Fay tapi dia juga tidak bisa melupakan Yola dan membuka hati untuk wanita lain.

"Maafkan Pipi nak, tidak bisa memberikan apa yang kamu butuhkan." Gumam Mark dalam hati.

Wanita Baik

Hari ini Micell harus bangun pagi untuk membuat makanan pesanan Fay karena kemarin dia sudah berjanji akan membuatkan bekal nya untuk di sekolah.

Jam menunjukan pukul 6 pagi, Micell harus bergegas berangkat menuju sekolah Fay. Beruntung sekolah Fay tidak terlalu jauh dari kantor nya.

"Kotak bekal Fay sudah, kotak bekal ku juga sudah. Susu untu Fay juga sudah, baiklah saat nya berangkat." Sehabis Micell mengabsen satu persatu barang bawaan nya, Micell bergegas untuk pergi menuju ke sekolah Fay sebelum pergi ke Kantor nya.

Sedang gadis manis itu, mengomeli Papi nya lantaran belum bersiap untuk mengantar nya ke sekolah.

"Pipi lama sekali si." Kesal Fay.

"Iya ini sudah selesai, sebenar nya ada acar apa di sekolah sayang. Tidak biasa nya berangkat sepagi ini.'' Mark bertanya pada putri kecil nya yang sedari tadi memasang wajah galak.

"Pipi tidak perlu tau pokok nya ayo berangkat." Fay berbicara dengan berkacak pinggang.

''Oke sayang, ayo kita berangkat." Mark membawakan tas kecil berwarna biru milik Fay dan berjalan di belakang anak nya menuju ke mobil.

Hanya butuh waktu 45 menit untuk sampai ke sekolah Fay dari Mansion Mark.

Fay berteriak kegirangan saat mata lentik nya menangkap sesosok wanita yang baru dia kenal kemarin.

"Pipi itu Momy." Tunjuk Fay ke arah Micell.

Iya, alasan Fay berangkat pagi-pagi sekali karena kemarin Micell akan ke sekolah untuk mengantar bekal makan siang nya.

"Momy siapa sayang.'' Tanya Mark, Mark belum menyadari bahwa Micell sekretaris baru yang menyebalkan itu sudah berdiri di depan gerbang sekolah anak nya.

"Itu Pipi, Momy Micell." Jelas Fay.

Mark mengalihkan pandnagan nya mencari manusia yang bernama Micell yang membuat nya di omeli Fay sedari pagi tadi.

"Jadi gara-gara dia aku kena omel pagi-pagi.'' Gumam Mark dalam hati.

Mark membukakan Fay pintu mobil dan menggenggam tangan Fay untuk menyebrang, mereka berjalan menuju gerbang sekolah Fay.

"Momy Micell." Panggil Fay, Fay berlari kearah Micell.

"Jangan lari-lari sayang." Ucap Micell.

Mark merasa heran dengan sikap Fay yang menjadi akrab dengan Micell, sebab dia tau bahwa putri nya susah sekali untuk dekat dengan orang baru.

"Kenpa kau ada di sekolah putri ku sepagi ini." Mark mentap sinis pada Micel.

"Maaf pak saya kemari untuk menepati janji saya pada Fay." Ucap Micell.

"Ya Tuhan tanpan sekali manusia satu ini." Gumam Micell dalam hati.

Micell menatap wajah tampan Mark tanpa berkedip sedetik pun, itu membuat Mark merasa tidak nyaman.

"Kenpa dia, kenpa menatap ku seperti menatap barang diskon di pasaran." Gumam Mark dalam hati.

Fay yang merasa di abaikan, meraih tangan Micell dan menggoyang kan nya.

"Momy kenapa Fay di abaikan?'' Rajuk Fay.

"Maaf kan Momy sayang, oh iya ini bekal makan siang mu. Di dalam nya ada susu dan buah mangga.'' Micell menyerahkan kotak bekal yang dia bawa dari rumah kepada Fay.

"Wah banyak sekali Momy, terimaksih ya Mom." Fay tersenyum ke arah Micell dengan sangat manis.

"Sama-sama anak manis." Micell mengusap kepala Fay dengan lembut.

Mark merasakan kehangatan dalam hati nya saat melihat interaksi antara Micell dan Fay.

"Momy berangkat ke kantor dulu ya sayang." Micell mencium kening Fay.

"Dahh Momy." Fay melambaikan tangan nya ke arah Micel.

"Dadahh, belajar yang rajin ya." Ucap Micell sebelum benar-benar pergi meninggalkan Fay dan Mark.

"Ya sudah pipi, Fay masuk dulu ya." Pamit Fay.

"Belajar yang rajin ya nak." Mark mengecup kening Fay.

Setelah melihat anak nya masuk ke kelas nya, Mark berbalik dan berjalan menuju mobil nya.

Mark melajukan kendaraan nya, namun tak berapa lama Mark melihat Micell berdiri di pinggir jalan.

Mark menepikan mobil nya tepat di depan Micell.

"Naiklah." Ucap Mark tanpa melihat ke arah Micell.

"Tidak usah pak, saya bisa naik taxi." Tolak Micell.

"Cepatlah atau kau mau aku pecat." Ancam Mark.

"Boss macam apa dia, bisa nya hanya mengancam." Gumama Micell dalam hati.

Micell yang tak mau menjadi pengangguran dan menjadi beban keluarga pun, pasrah naik ke mobil Boss nya.

Setelah Micell naik ke dalam mobil, Mark melajukan mobil nya dengan kecepatan sedang.

"Terimkasih." Ucap Mark tiba-tiba.

Micell yang mendengar ucapan terimkasih dari mulut Boss nya yang dingin itu, menoleh ke arah Mark.

"Untuk apa Pak?" Tanya Micell, karena Micell merasa diam saja dari tadi.

"Untuk bekal yang kamu bawakan untuk Fay." Jawab Mark.

"Sama-sama Pak, saya tidak merasa keberatan." Ucap Micell.

Beberapa menit kemudian Micell dan Mark tiba di kantor, tepat di depan loby kantor mereka turun. Semua nampak biasa saja karena pemandangan dimana seorang CEO satu mobil dengan Sekretaris nya itu wajar bagi karyawan lain. Tapi berbeda jika yang memandang itu adalah Wulan.

Wanita itu menatap tak suka dengan kedekatan antara Micell dan Mark.

"Aku salah, aku kira Micell tidak akan bisa mendekati Mark. Aku tidak bisa tinggal diam aku harus membuat Micell di pecat dari perusahaan ini." Gumam Wulan dalam hati.

Di depan ruangan Micell, gadis itu mengucapkan terimaksih atas tumpangan yang di berikan oleh Mark.

"Terimakasih Pak atas tumpangan nya." Ucap Micell

"Iya tidak masalah."Mark menjawab dengan nada datar. Berlalu pergi ke ruangan nya tanpa menatap wajah Micell.

Micell memulai pekerjaan nya, Masuklah OB untuk memberitahu bahwa dia di suruh ke gudang bawah.

"Selamat pagi Mbak Micell." Ucap pak Ucup.

"Pagi pak Ucup, ada apa pak? saya tidak pesan makan atau minum." Tanya Micell, sebab pak Ucup bertugas mengantar makanan atau minum bagi karyawan yang bekerja di kantor Mark.

"Tidak Mbak tadi Ibu Wulan nitip pesan sama saya, kalau Mbak Micell di suruh ke gudang bawah." Ucap laki-laki yang berumur sekitar 50 tahun itu.

Micell tak menaruh curiga sama sekali dengan perintah yang di berikan Wulan.

"Baiklah pak saya akan kesana." Ucap Micell.

Pak Ucup pamit untuk kembali keruangan OB, tapi saat dia ingin membuka pintu tiba-tiba Micell memanggil kembali.

"Pak Ucup tunggu." Panggil Micell.

"Ada apa Mbak?" Tanya Pak Udin.

"Ini untuk makan siang bapak, tadi saya masak banyak pak." Micell memberikan kotak bekal nya pada Pak Ucup.

Pak Ucup menerima dengan senang hati, "makasih ya Mbak Micell" Ucap Pak Ucup.

Micell hanyan tersenyum dan menganggukan kepala nya. Setelah kepergian Pak Ucup Micell langsung menuju ke gudang bawah.

"Apa benar ini gudang nya." Micell nampak bingung dengan gudang itu karena gudang itu seperti tempat yang terlupakan penuh dengan debu dan gelap.

Saat Micell berjalan masuk kedalam gudang kira-kira lima langkah dari pintu masuk, dan bruakkkk suara pintu yang tertutup kencang.

"Ahh! siapa di luar, tolong buka pintu nya di sini masih ada orang." Micell berteriak dan menggedor pintu itu dengan kuat.

"Tolong! jangan bercanda!" Teriak Micell.

Micell terjebak di dalam gudang sudah selama 2 jam, dia merasa pusing dan nafas nya merasa sesak karena di dalam gudang tidak ada udara bersih.

"Tuhan apa ini akhir hidup ku, jika kau memberi ku kesempatan hidup aku janji akan menjadi gadis baik." Ucap Micell sebelum pingsan tak sadarkan diri.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!