Berikan vote, coment, dan like ~
"Pokoknya, kau harus harus menerima perjodohan ini Max" ucap Adrian. Daddy Max.
"Tidak Dad! Aku tidak mau menerima perjodohan ini" ucap Max.
"Berani kau membantah Daddy!" ucap Adrian. Menatap putranya dengan tajam.
"Kenapa Daddy selalu saja mengurusi hidupku. Aku sudah besar Dad" ucap Max.
"Kau putra ku, tentu saja aku harus memberi yang terbaik untuk mu" ucap Adrian.
"Aku tidak mau Dad, aku tidak mau di jodohkan" ucap Max.
"Daddy tau, kenapa kau tidak mau menerima perjodohan ini. Itu karena karena kau ingin bebas bermain dengan wanita ****** mu itu bukan? Daddy akan membekukan semua kartu mu jika kau tidak mau menerima perjodohan ini. Agar kau tidak bisa lagi bermain dengan wanita ****** mu itu" ucap Adrian.
"Huh! Baiklah Dad. Aku akan menerima perjodohan ini" ucap Max pada akhirnya. Ia terpaksa harus menerima perjodohan ini karena tidak ingin kemewahan dan juga kartu-kartu nga nya di ambil oleh Adrian.
...*****...
Di tempat lain.....
"Monica, jika kau tidak ingin menerima perjodohan ini, tidak masalah. Daddy tidak akan memaksa nya" ucap Juan. Daddy Monica.
Juan tau, Monica pasti tidak akan mau menerima perjodohan ini. Karena saat ini, Monica sudah memiliki kekasih. Itu sebabnya ia tidak mau memaksa putrinya. Hanya saja, Adrian begitu kekeh ingin menjodohkan Max dengan Monica. Karena ia begitu menginginkan Monica untuk menjadi menantunya. Monica adalah wanita yang begitu baik dan juga begitu lemah lembut. Itu sebabnya Adrian ingin Monica menjadi istri dari putranya itu.
"Maaf Dad, aku tidak bisa menerima perjodohan ini" ucap Monica. Menundukkan kepalanya.
"Tidak masalah. Daddy mengerti" ucap Juan. Tersenyum pada putrinya sulung nya itu. Ia tau, Monica tidak ingin menerima perjodohan ini, karena Monica mencintai kekasih nya.
"Terima kasih Dad" ucap Monica. Juan menganggukkan kepalanya.
...*****...
Keesokan harinya.....
Monica sedang bersiap-siap di dalam kamar nya untuk menemui kekasih nya. Tadi, kekasih nya menghubungi Monica karena ingin berbicara serius. Setelah selesai, Monica pun keluar dari kamar nya. Dan ia pun segera menemui kekasih nya.
Saat Monica sudah tiba di tempat ia dan kekasih nya janjian. Monica pun langsung menghampiri kekasih nya yang sedang duduk di salah satu meja yang ada di kafe.
"Maaf Sayang, aku terlambat" ucap Monica. Ia duduk di depan kekasih nya yang sedang tersenyum padanya.
"Tidak masalah Sayang" ucap Andrew. Kekasih Monica.
"Ada apa kau memanggil ku kesini" ucap Monica.
"Sepertinya aku langsung saja pada intinya" ucap Andrew. Ia menghela nafasnya. Ia memberitahu pada Monica yang sebenarnya.
"Monica aku....." Andrew menjeda ucapan nya. Sungguh, ia tidak tega menyakiti perasaan Monica. Tapi, mau bagaimana lagi. Ia harus jujur pada Monica. "Aku menghamili wanita lain" ucap Andrew. Ia menundukkan kepalanya, tak berani menatap ke arah Monica. Mata Monica membulat karena terkejut dengan ucapan Andrew barusan.
"Andrew, apa maksud mu" ucap Monica.
"Maafkan aku Sayang. Aku tau ini membuat mu sakit hati. Tapi, aku harus memberitahu nya padamu" ucap Andrew.
"Kenapa kau tega padaku Andrew" ucap Monica. Bibir nya mulai bergetar karena menahan tangis nya. Matanya mulai berkaca-kaca. Ia tulus mencinta Andrew. Tapi, Andrew? Ah entahlah, ia tidak tau.
"Maafkan aku Sayang. Tapi, percayalah bahwa aku hanya mencintai mu. Aku dan wanita itu melakukan nya saat kami mabuk berat" ucap Andrew. Ia benar-benar merasa bersalah. Dadanya sesak saat melihat wanita yang begitu ia cintai ingin menangis di depannya.
Satu bulan yang lalu, Andrew menghadiri pertemuan bisnis yang di lakukan di sebuah hotel berbintang lima. Ia dan para rekan bisnis nya yang saat itu begitu banyak meminum alkohol. Membuat mereka mabuk berat. Salah satu rekan bisnis Andrew yang seorang wanita terus menggoda Andrew, karena ia juga sudah terpengaruh alkohol. Saat itu, Andrew berusaha menolak wanita itu yang terus menggoda nya. Namun, karena wanita itu terus menggoda Andrew habis-habisan. Akhirnya pertahanan tubuh Andrew pun runtuh seketika. Dan mereka pun berakhir di atas ranjang. Hal itu adalah yang pertama untuk Andrew dan juga wanita itu. Namun, karena terpengaruh alkohol, membuat keduanya sangat agresif di atas ranjang.
"Bertanggung jawab lah. Aku tidak bisa melanjutkan hubungan ini. Anak itu lebih membutuhkan mu. Dia tidak bersalah" ucap Monica. Ia berusaha ikhlas untuk melepaskan Andrew. Karena, bagaimana pun, anak yang di kandung oleh wanita itu tidak bersalah.
"Sayang" ucap Andrew lirih. Ia benar-benar tidak ingin hubungan mereka berakhir. Ia benar-benar mencintai Monica.
"Semoga kau selalu bahagia" ucap Monica. Ia bangkit berdiri dan segera meninggalkan Andrew yang menatap kepergian nya dengan sendu.
Saat sudah berada di dalam mobilnya. Tangis Monica pun akhirnya runtuh juga. Dua tahun ia menjalani hubungan dengan Andrew tanpa masalah apapun. Namun, sekarang. Hubungan mereka harus kandas karena kesalahan yang tak sengaja di lakukan oleh Andrew. Hingga, membuat wanita lain mengandung benih nya. Sakit, dada Monica begitu sakit. Tapi, apa mau di kata, semua sudah terjadi. Ia harus merelakan pria yang ia cintai dengan wanita lain. Setelah puas menangis, Monica melajukan mobilnya untuk pulang ke rumah.
...*****...
Malam harinya.....
Saat ini Max dan kedua sahabat nya sedang berada di club. Kedua temannya itu menatap Max dengan bingung. Daritadi, Max hanya meminum alkhol, tanpa memanggil seorang wanita untuk memuaskan nya. Biasanya, jika Max datang ke club. Hal pertama yang ia cari adalah wanita. Tapi sekarang? Pria itu malah meneguk minuman keras.
"Ada apa dengan mu Max" ucap Greyvano. Sahabat Max. Pria keturunan Indonesia-italia itu menepuk punggung Max.
"Aku? Aku akan menikah hahaha" ucap Max tertawa.
"Dia ingin menikah, itu sebabnya dia mulai gila" ucap Jello. Sahabat Max yang satunya.
"Apa kata mu? Aku gila? Aku ini masih waras" ucap Max. Mengembalikan wajah dingin nya. "Hei, kau! Wanita. Kemari" ucap Max lagi. Memanggil wanita yang berpakaian seksi dan ketat itu.
"Apa kau butuh kepuasan?" ucap wanita itu genit.
"Untuk apa kau bertanya, jika kau sudah tau jawabannya? Ayo kita cari kamar, dan puaskan aku" ucap Max. Ia bangkit berdiri dan langsung menarik tangan wanita itu, membawa nya kedalam kamar yang ada di club malam itu.
*
*
*
*
*
Visual yang aku kasih, mungkin sudah pernah kalian lihat di novel-novel yang lainnya. Jadi, jika kalian ingin berimajinasi visual yang lain tidak masalah. Karena, visual yang aku kasih sesuai dengan imajinasi ku. Kalau tidak suka dengan visual nya, diam aja. Jangan nyinyir😌🤫berkomentar lah yang bisa membangun, bukan menjatuhkan.
MONICA
Gadis berusia 22 tahun, dengan sikap nya yang lemah lembut itu membuat semua orang menyukai nya. Bahkan, tak jarang para rekan bisnis Daddy nya, ingin menjadikan Monica sebagai menantu mereka.
*
*
*
MAX
Pria berusia 31 tahun yang gemar sekali mempermainkan wanita. Tatapan nya yang tajam membuat para wanita semakin menggilai nya. Maxi Martinez adalah nama lengkap nya. Satu-satunya, pewaris di perusahaan MZ. Sifat nya yang arogan, membuat ia tidak segan-segan memberikan pelajaran pada orang yang berani mengusiknya.
Berikan vote, coment, dan like ~
"Seratus juta" ucap Max dingin. Ia meletakkan kertas yang berisi nominal uang itu begitu saja di atas meja. Dan Max pun melangkahkan kakinya ke kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya.
Max mengguyur tubuh nya di bawah air shower, membersihkan sisa-sisa keringat nya akibat permainan nya dengan wanita bayaran nya itu di atas ranjang. Ia menundukkan kepalanya, mengingat ucapan Daddy kemarin.
"Monica" gumam Max. Ia seperti pernah mendengar nama itu. "Dia pasti bukan Monica ku" gumam Max lagi. Ia kembali mengingat beberapa tahun silam. Saat dirinya dan seorang gadis kecil yang baru berusia 6 tahun bertemu di pemakaman ibunya.
Hai kak, nama ku Monica.
Ini kak, coklat untuk mu.
Kata Mommy ku, anak laki-laki tidak boleh cengeng.
Ketampanan kakak akan hilang jika kakak terus menangis.
Max tersenyum tiba-tiba, saat mengingat betapa lucunya gadis kecil itu. Namun, senyuman itu tiba-tiba hilang, saat ia mengingat bahwa gadis kecil itu telah tiada. Gadis kecil itu sudah meninggal karena kecelakaan. Semenjak saat itu, Max pun menjadi pria dingin dan juga kejam.
Setelah membersihkan dirinya. Max keluar dari kamar mandi dan melihat wanita yang memuaskan nya itu sedang duduk di atas ranjang dan bersandar di kepala ranjang. Max memungut pakaian nya yang tergeletak di lantai dan langsung mengenakkan pakaian nya kembali.
"Permainan mu benar-benar hebat, membuat ku ingin lagi" ucap wanita itu. Tersenyum nakal pada Max. Namun, Max hanya diam saja. Ia sibuk mengancing kemejanya. "Kau sudah ingin pergi?" ucap wanita itu lagi. Saat melihat Max yang memakai sepatu nya. Wanita itu turun dari ranjang dan menghampiri Max yang masih sibuk memakai sepatu nya.
"Aku bisa memuaskan mu lagi" ucap wanita itu.
"Menjauh! Kau hanya wanita ******" ucap Max dingin. Ia menatap wanita itu dengan tajam. Namun, bukan nya takut dengan tatapan tajam Max. Wanita itu malah membuka selimut tebal yang menutupi tubuh polos nya itu, untuk menggoda Max.
"Kali ini aku tidak membutuhkan uang. Tapi....." wanita itu menatap Max dengan tatapan tajam. "Kali ini aku hanya membutuhkan ini" ucap wanita itu. Menyentuh pusaka Max dan meremas nya. Membuat Max mengerang. Sebagai pria normal. Tentu saja Max langsung tergoda dengan sentuhan wanita itu. Tanpa aba-aba Max langsung membawa wanita itu ke atas ranjang dan mereka pun kembali melakukan kegiatan panas mereka.
...*****...
Pagi harinya.....
Monica terbangun dari tidur nya saat sinar matahari menembus tirai jendela kamar nya. Monica mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menyesuaikan cahaya matahari hari itu. Ia duduk di atas ranjang dan bersandar pada kepala ranjang nya itu. Matanya membengkak karena semalaman ia hanya menangis. Menangisi hubungan asmara nya yang kandas, karena lelaki yang ia cintai menghamili wanita lain.
Monica turun dari ranjang nya dan masuk kedalam kamar mandi. Ia langsung membersihkan tubuh nya disana. Selesai membersihkan tubuh nya, Monica keluar dari kamar mandi dan masuk ke dalam walk in closed untuk mengenakan pakaian nya. Selesai mengenakan pakaian nya, Monica segera keluar dari sana dan menuju ke lantai bawah untuk sarapan bersama dengan keluarga nya.
"Good morning" ucap Monica. Saat ia sudah tiba di meja makan.
"Morning" ucap kedua orang tua nya, dan kedua adiknya bersama.
"Kenapa mata mu bengkak kak" ucap Madalyn. Adik perempuan Monica.
"Mungkin, kak Monica sedang putus cinta" ucap Marvel. Adik laki-laki Monica. Monica yang mendengar ucapan Marvel pun, menatap adik nya itu dengan tajam.
"Dad" ucap Monica gugup. Juan yang sedang asik menikmati sarapan nya itu pun menatap ke arah putri sulung nya.
"Ada apa Monica" ucap Juan.
"Itu..... Apakah perjodohan hari itu masih berlaku sekarang?" ucap Monica. Membuat semua orang yang di meja makan itu menatap nya.
"Kenapa kau menanyakan itu tiba-tiba" ucap Juan.
"A-aku akan menerima perjodohan itu Dad" ucap Monica.
"Bukan kah, saat itu kakak tidak mau menerima perjodohan itu?" ucap Madalyn.
"Ya, a-aku berubah pikiran" ucap Monica. Juan menatap putri nya curiga.
"Kau menyembunyikan sesuatu?" ucap Juan.
"Tidak Dad. Aku memang berubah pikiran. Aku akan menerima perjodohan itu" ucap Monica.
"Katakan yang sebenarnya pada Daddy Monica! Daddy tidak ingin nanti di kemudian hari kau menyesal" ucap Juan tegas. Monica menelan salivanya susah payah. Ia lupa siapa Daddy nya yang sebenarnya. Walaupun ia tidak memberitahu yang sebenarnya. Daddy nya itu pasti akan mencari tau kebenarannya.
"Andrew akan segera menikah dengan wanita lain" ucap Monica. Menundukkan kepalanya. Membuat semua orang yang ada di meja makan itu terkejut.
"Kak? Kau tidak sedang bercanda kan?" ucap Madalyn.
"Bukankah, kakak dan kak Andrew saling mencintai? Kenapa kak Andrew malah menikahi wanita lain?" ucap Marvel.
"Kalian berdua ini ribut sekali. Aku berbicara pada Daddy, bukan kalian" ucap Monica ketus.
"Madalyn, Marvel. Masuk ke kamar kalian" ucap Lika. Mommy Monica.
"Mom, ini masih pagi. Untuk apa kami ke kamar" ucap Marvel.
"Bukankah, setiap pagi kalian akan berolahraga di taman? Sekarang pergi lah, jangan menguping pembicaraan orang dewasa" ucap Lika.
"Baik Mom" ucap keduanya bersama. Madalyn dan Marvel pun segera pergi dari meja makan itu.
"Apa yang terjadi sebenarnya Monica" ucap Juan. Ketika Madalyn dan Marvel sudah pergi dari meja makan itu.
"Andrew menghamili wanita lain" ucap Monica.
"Apa?!" ucap Juan dan Lika bersama.
"Bagaimana bisa Monica" ucap Lika.
"Mereka melakukan nya bukan karena keinginan mereka. Keduanya saat itu sedang mabuk, hingga mereka melakukan nya" ucap Monica. "Dan wanita itu saat ini sedang hamil" ucap Monica lagi sendu. Menundukkan kepalanya.
"Apa kau yakin mereka melakukan nya karena mereka sedang mabuk?" ucap Juan.
"Entahlah Daddy, aku tidak tau. Andrew mengatakan pada ku seperti itu" ucap Monica. "Jadi Dad, apakah perjodohan itu masih berlaku?" ucap Monica lagi ragu.
"Apa kau yakin akan menerima perjodohan ini? Daddy tidak ingin kau menyesal di kemudian hari nya" ucap Juan. Monica menganggukkan kepalanya.
"Aku yakin Dad! Aku akan menerima perjodohan itu" ucap Monica mantap. Bukan tanpa alasan ia ingin menerima perjodohan itu. Ia hanya menjadikan perjodohan itu sebagai pelarian saja. Siapa tau, setelah ia menikah, ia akan melupakan Andrew.
Berikan vote, coment, dan like ~
Satu minggu kemudian.....
Seorang pria dengan wajah datar dan dingin nya sedang berdiri di atas altar. Menunggu sang pengantin wanita yang saat ini sedang berjalan ke arah nya bersama sang ayah. Pria yang tak lain adalah Max itu, hanya memasang wajah datar dan dingin nya daritadi. Saat Monica dan Daddy nya sudah tiba di dekat altar. Max pun sama sekali tidak mengulurkan tangannya pada Monica. Terlihat dari wajahnya, bahwa ia tidak menginginkan pernikahan ini.
Saat keduanya sudah sama-sama berada di atas altar. Pendeta pun menghampiri keduanya, dan memulai pemberkatan nikah. Max dan Monica saling mengucapkan janji suci dan menyematkan cicin pernikahan di jari manis mereka. Max membuka penutup wajah Monica tanpa mencium kening wanita yang sudah menjadi istri nya itu.
"Apa anda tidak ingin mencium istri anda?" ucap pendeta itu bingung. Biasanya, pasangan yang sudah mengucapkan janji suci, akan berciuman. Tapi, Max dan Monica? Ah, entahlah, ia tidak tau.
"Apakah itu penting? Kami bisa melakukan hal yang lebih dari sekedar ciuman nanti malam" ucap Max tersenyum pada pendeta itu. Membuat Monica tersipu malu. Ia berpikir, bahwa yang di katakan oleh Max itu, akan terjadi padanya. Dimana, nanti malam ia melepaskan keperawanan nya pada Max.
Max yang melihat Monica tersenyum malu seperti itu, hanya menyeringai. Mana mungkin ia menyentuh Monica. Monica bukan tipe nya.
Saat malam harinya. Terlihat Max yang masih berbincang-bincang dengan rekan bisnis nya yang hadir di pesta pernikahan nya dan Monica. Monica dengan sabar menemani Max yang masih berbincang-bincang dengan rekan bisnis nya itu. Hingga seorang wanita dengan pakaian seksi dan ketat nya menghampirimu mereka.
"Selamat atas pernikahan mu Tuan Max" ucap wanita itu. Menjabat tangan Max dengan tatapan nakal nya. Max pun membalas tatapan nakal wanita itu dengan tatapan nakal nya juga. "Oh, Nyonya Monica. Kau sangat beruntung bisa menikah dengan Tuan Max" ucap wanita itu lagi. Beralih menatap Monica. Monica yang mendengar ucapan wanita itu pun hanya tersenyum.
"Max, aku akan pergi menjumpai teman-teman ku dulu" ucap Monica.
"Ya. Pergilah" ucap Max dingin. Monica pun segera pergi dari sana untuk menjumpai teman-teman nya yang hadir di pernikahan nya.
"Aku sudah tidak sabar Sayang" ucap wanita itu. Berbisik di telinga Max.
"Bersabarlah, aku akan membuat mu mendesah di bawah ku dan di atas ku" ucap Max. Dengan berbisik pula.
Wanita yang bernama Vanya itu hanya tersenyum mendengar ucapan kekasih nya. Ia dan Max baru dua hari yang lalu resmi menjadi pasangan kekasih.
Malam harinya, Max mendatangi apartemen kekasih nya saat pesta pernikahan nya dengan Monica telah usai. Seharusnya, malam ini adalah malam pertama Monica dan Max. Namun, karena Max begitu malas melihat Monica. Jadi, ia memilih ke apartemen Vanya untuk menuntaskan hasrat nya.
"Akhirnya kau datang juga Sayang" ucap Vanya. Saat ia membuka pintu apartemen nya untuk Max.
"Jadi, kau tidak ingin aku datang? Bukankah, kau yang sudah tidak sabar, hhmm?" ucap Max. Menaikturunkan alisnya. Membuat Vanya tersipu malu. "Kau benar-benar seksi malam ini Sayang" ucap Max lagi. Dengan tatapan menggoda nya. Ia melangkahkan kakinya masuk kedalam apartemen Vanya dan menyenderkan tubuh Vanya di dinding.
"Tutup pintu nya" ucap Vanya. Max pun menutup pintu apartemen itu dengan kakinya.
"Kau ingin aku masuki sekarang? Hhmm?" ucap Max. Sambil menelusuri belahan dada Vanya dengan jari nya.
Tanpa menjawab ucapan Max. Vanya langsung membuka pakaian yang ia kenakan. Hingga sekarang, tubuh nya benar-benar polos tanpa sehelai benang pun.
"Kau sangat seksi Sayang. Aku akan menghabiskan malam ini bersama mu" ucap Max. Ia langsung menggendong tubuh polos Vanya, membawa nya kedalam kamar. Dan mereka pun melakukan kegiatan panas mereka malam itu.
...*****...
Pagi harinya.....
Monica terbangun saat sinar matahari menembus tirai jendela kamar hotel itu. Ia mengucek-ngucek matanya untuk menyesuaikan cahaya. Monica duduk di atas ranjang dan menyandarkan tubuh nya di kepala ranjang. Semalam, ia menunggu Max datang ke kamar hotel itu. Namun, pria itu tidak juga datang. Padahal, ia sudah siap melayani Max.
Ceklek!
Pintu kamar mandi itu terbuka, membuat Monica terkejut. Ternyata, yang membuka pintu kamar mandi itu adalah Max. Jam 3 subuh tadi, ia kembali ke hotel. Monica yang melihat Max keluar dari kamar mandi pun, mengerutkan keningnya bingung. Karena ia sama sekali tidak mengetahui kedatangan Max.
"Max? Kau kemana semalam?" ucap Monica. Namun, Max hanya diam saja. Ia begitu malas berbicara pada Monica. Bahkan, menatap Monica pun ia tidak mau. "Max....."
"Apa kau tidak bisa diam, hah?!" ucap Max. Memotong ucapan istri nya itu.
"A-aku, hanya bertanya saja" ucap Monica.
"Tidak perlu bertanya! Apa yang ku lakukan, bukan urusan mu" ucap Max. Menatap Monica dengan tajam. "Bersiaplah! Daddy memanggil kita untuk sarapan bersama" ucap Max lagi. Monica menganggukkan kepalanya. Ia segera turun dari ranjang, dan melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar mandi.
Dua puluh menit kemudian. Monica menyelesaikan mandi nya. Ia keluar dari kamar mandi dengan kimono yang ia kenakan di tubuh nya. Max yang sedang sibuk dengan ponsel nya itu pun menatap ke arah Monica. Ia menelan salivanya, saat melihat Monica yang begitu seksi saat menggunakan kimono. Namun, Max segera menepis pikiran mesum nya. Ia tidak mungkin menyentuh Monica. Monica, bukan seperti wanita idaman nya. Ia menyukai wanita yang depan belakang nya montok.
"Cepat lah berganti pakaian! Aku akan menunggu mu di luar" ucap Max dingin. Ia bangkit dari tempat duduk nya dan melangkahkan kakinya keluar kamar hotel itu.
Tak berapa lama, Monica pun selesai. Ia segera keluar dari kamar hotel itu dan menghampiri Max yang sedang berdiri di depan pintu sambil bermain ponsel nya.
"Aku sudah siap" ucap Monica.
"Hhmm" jawab Max dengan berdehem. Dengan wajahnya yang datar itu. Ia dan Monica pun segera melangkahkan kaki mereka ke lantai satu, menyusul keluarga mereka untuk sarapan bersama.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!