NovelToon NovelToon

Gadis Culun Dan Psycopath

Perkenalan Karakter

1. Karen Triatmaja.

Seorang gadis yang sangat cantik, sabar, tidak sombong dan baik hati terhadap semua orang. Karen sangat pintar, bekerja sebagai sekretaris dan juga pintar program IT bahkan mengusai beberapa seni bela diri.

Karena sangat mencintai suaminya Karen merelakan dirinya untuk mendonorkan ke dua matanya, jantung dan ke dua ginjal milik David yang sudah lama rusak akibat masa mudanya David sering mengkonsumsi alkohol ( cerita ada di sension pertama ).

Ternyata roh Karen masuk ke dalam gadis cupu yang mengalami kondisi kritis di rumah sakit yang sama dengan Karen dan David.

Gadis cupu itu bernama Elisabeth William Adriyel. Selama kuliah Elisabeth selalu di bully oleh teman - temannya hingga suatu saat dua orang temannya yang sangat iri hati dan dendam membayar seseorang untuk menabrak Elisabeth hingga Elisabeth mengalami kondisi yang kritis dan di saat itulah roh Karen masuk ke dalam tubuh Elisabeth dan membantu Elisabeth melawan orang - orang yang membuly dirinya dan orang - orang yang berniat jahat padanya.

2. David Aliandro

Seorang duda tampan beranak satu sangat digilai para gadis dan wanita hingga mereka rela menyerahkan kehormatannya untuk seorang David namun sayang semua berakhir dengan kematian yang mengerikan karena dirinya tidak mau di sentuh oleh siapapun karena dirinya sangat mencintai istrinya.

Semenjak istrinya meninggal hatinya sangat tertutup untuk wanita. Berubah menjadi lebih dingin dan kejam hanya di depan anak semata wayangnya David sangat berbeda karena David sangat menyayangi putranya melebihi dirinya sendiri.

Selain tampan David seorang CEO banyak perusahaan yang berada di dalam dan di luar negri. Di balik kekayaan yang berlimpah ruah dan ketampanannya tidak ada yang tahu kalau David adalah seorang pria psycophat paling kejam dan tidak segan menyiksa bahkan membunuh siapa saja yang berani mengusik dirinya dan juga anak semata wayangnya. David juga mempunyai beberapa seni bela diri karena banyak musuh yang mengincar dirinya.

3. Daka Aliandro

Anak dari pasangan David dan Karen, karena cintanya sangat besar terhadap istrinya David memberikan nama anaknya berdasarkan gabungan ke dua orang tuanya Da diambil huruf ke dua dari depan yaitu David dan Ka juga di ambil huruf ke dua dari depan yaitu Karen.

Daka anak berumur 3 tahun yang sangat pintar dalam semua mata pelajaran menuruni gen orang tuanya David dan Karen hingga David sebagai daddy nya tidak begitu sulit untuk mengajarkan anak semata wayangnya selain itu Daka sangat menyukai bela diri di saat dirinya berumur 3 tahun.

Ini foto Daka berumur dua tahun kurang, wajahnya yang tampan mirip dengan daddynya, imut dan menggemaskan membuat David mengurangi rasa kesedihan yang mendalam akibat kehilangan istri yang sangat dicintainya.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Awal Mula

Di sebuah kampus ternama yang bernama Daka Internasional College. Banyak mahasiswa dan mahasiswi menimba ilmu di kampus tersebut baik dari dalam maupun dari luar negri.

Suasana kampus yang tadi ramai mendadak langsung sunyi dikarenakan seorang dosen killer masuk ke dalam kampus dan diikuti dari belakang seorang gadis cupu.

" Anak - anak perkenalkan ada mahasiswi baru pindahan dari kampus xxxx. Silahkan Eli perkenalan dirimu." perintah dosen killer tersebut.

Eli yang namanya dipanggil langsung mengangguk wajahnya dan menatap teman - teman barunya.

" Perkenalkan nama saya Elisabeth William Adriyel nama panggilan saya Eli. Saya pindahan dari kampus xxxx." ucap Eli

" Kampus xxxx, saya baru dengar nama kampus itu." ucap salah satu mahasiswi.

" Iya benar." jawab mereka serempak

" Kampus xxxx itu berada di kota terpencil tepatnya di xxxx. Saya pindah kampus karena ke dua orang tua saya mendapatkan pekerjaan di kota besar ini." ucap Elisabeth

" Oh pantas saja, kami tidak kenal kampus tidak elit sama seperti orangnya tidak elit alias kampungan." ledek salah satu mahasiswi.

" Hahahaha.." tawa mahasiswa dan mahasiswi serempak tapi hanya satu mahasiswa yang diam tidak mentertawakan Eli.

" Diam!!!" bentak dosen killer.

Suasana yang ramai langsung sepi karena mereka sangat takut dengan dosen killer selain killer dosen tersebut sangat pelit dengan nilai sehingga mereka berusaha untuk patuh. Banyak mahasiswi yang berusaha menggodanya karena selain tampan agar nilai mereka tidak jelek.

" Eli silahkan duduk di sana di kursi sebelah Albert." ucap dosen killer nya.

" Baik pak." jawab Elisabeth dengan nada sopan sambil berjalan ke arah Albert

Albert adalah pria cupu sama seperti Elisabeth karena berpenampilan cupulah Albert diasingkan oleh teman - temannya hanya saja otak Albert tidak sepintar otak Elisabeth.

Elisabeth duduk di kursi sebelah Albert, Semua mahasiswa dan mahasiswi mendengarkan pelajaran dosen.

" Hari ini bapak akan membuat kuis, jika kalian benar menjawabnya maka bapak akan memberi nilai tambahan buat kalian." ucap dosen tersebut.

Semua mahasiswa dan mahasiswi sangat senang mendengarnya membuat mereka langsung konsentrasi untuk bisa menjawab pertanyaan dosennya.

" Bapak akan membuat pertanyaan sekolah dasar, apakah kalian bisa menjawabnya?" tanya dosen tersebut sambil menatap satu persatu mahasiswa dan mahasiswi nya.

" Itu sich jawaban mudah Pak tanpa mikir langsung bisa menjawab." jawab salah satu mahasiswi nya.

" Benar pak." jawab mereka serempak

" Baiklah, bapak akan coba tes buat kalian waktu hanya 5 menit pelajaran matematika." ucap dosen killer tersebut.

" Siapkan kertas coretan kalian, jika kalian bisa menjawab langsung tunjuk tangan." sambung dosen killer tersebut.

" 5 X 6 X 4 X 2 X 8 X 10 X 12 X 8 berapa totalnya?" tanya dosen killer tersebut.

" Saya pak." Ucap Eli sambil mengacungkan jari telunjuknya.

Semua orang menatap Eli pasalnya mereka belum menghitung tapi Eli sudah tahu jawabannya.

" Iya Eli berapa jumlahnya?" tanya dosen killer tersebut dengan nada terkejut.

" Total semuanya 1,843,200." jawab Eli

" Benar sekali." jawab dosen tersebut

" Tidak mungkin secepat itu menjawabnya, coba cek pak siapa tahu Eli pakai kalkulator." celetuk salah satu mahasiswi.

" Coba Eli kamu ke depan." perintah dosen killer tersebut.

" Baik pak." Jawab Eli

Eli berdiri dan berjalan ke arah depan kemudian membalikkan badannya menatap teman - teman kuliahnya.

" Coba Eli, kamu hitung 2x4x6x8x10x12x14x16 berapa totalnya?" tanya dosen killer tersebut.

" 10,321,920." Jawab Eli sambil tersenyum

" What!!!" teriak dosennya dengan nada terkejut

" Kok benar ya?" celetuk salah satu mahasiswa dengan menggunakan kalkulator di ponselnya dan ditunjukkan ke teman - temannya.

" Kenapa kamu bisa menjawabnya?" tanya dosen killer tersebut.

" Pakai jari pak." jawab Eli santai

" Tapi bapak tidak melihatnya? coba tunjukkan jarinya di saat bapak kasih pertanyaan." pinta dosen killer tersebut.

" Baik pak." jawab Eli sambil memperlihatkan ke dua tangannya.

" Sekarang coba hitung 2x3x4x5x6x7x8x9 berapa totalnya?" tanya dosen killer tersebut.

Kampus

Ketika dosennya menyebutkan angka jari jemari Eli bergerak - gerak membuat semua mahasiswa dan mahasiswi menatap jari jemari Eli tanpa berkedip.

" 362,880." ucap Eli.

" Iya tepat sekali, tapi bapak masih bingung bagaimana bisa. Belajar dari mana?" tanya dosen killer tersebut.

" Mommyku yang mengajariku." ucap Elisabeth dengan jujur.

" Mommymu belajar dari mana?" tanya dosen killer tersebut.

" Dari omaku." ucap Elisabeth

" Diajarkan secara turun temurun?" tanya dosen killer tersebut.

" Benar pak." jawab Elisabeth

" Baik, silahkan duduk kembali." ucap dosen tersebut.

" Terima kasih pak." Jawab Elisabeth

Elisabeth berjalan ke arah tempat duduknya dan kembali mendengarkan pelajaran dosennya.

" Sekarang bapak ganti materi pelajarannya karena kalau matematika Eli bisa menjawab nya." ucap dosennya.

" Baik pak." Jawab mereka serempak

" Siapa yang mengembangkan penelitian vaksin cacar? dan dari negara mana?" tanya dosen killer tersebut.

Hening

hening

" Tidak ada yang tahu?" tanya dosen killer tersebut.

" Saya pak." ucap Elisabeth sambil jari telunjuknya di angkat ke atas.

" Apa Eli ?" tanya dosennya.

" Edward Jenner dari negara Inggris." Jawab Elisabeth.

" Tepat." Jawab dosen killer tersebut

" Siapa penemu lensa dan dari negara mana?" tanya dosen killer tersebut.

" Saya pak." Jawab Albert

" Apa Albert?" tanya dosen killer tersebut

" Anthony Van Leuwenhook dari negara Belanda." ucap Albert.

" Tepat." Jawab dosen killer tersebut

" Kalau penemu lensa kacamata dan dari negara mana?" tanya dosen killer tersebut.

" Albert dan Eli pasti tahu pak kan mereka berdua yang memakai kaca mata." celetuk salah satu mahasiswi.

" Benarkah? Albert atau Eli yang bisa menjawab?" tanya dosen killer tersebut sambil menatap ke duanya.

" Benyamin Franklin dari negara Amerika Serikat." ucap Albert dan Eli serempak.

" Tepat." Jawab dosen killer tersebut.

Tidak berapa lama bunyi bel tanda mata kuliah pertama sudah berakhir.

" Mata kuliah sudah selesai sampai ketemu di hari Kamis." ucap dosen killer tersebut.

Dosen itupun meninggalkan ruangan tersebut dan mahasiswi dan mahasiswa keluar dari ruang kampus.

brak

Seorang gadis memukul meja di mana Albert dan Elisabeth sedang bersiap untuk keluar.

" Hei dua orang cupu, kalau dosen killer bertanya kalian jangan menjawab." ucap gadis tersebut.

" Kenapa, kitakan tahu jawabannya kenapa tidak boleh menjawab?" tanya Elisabeth dengan nada bingung.

" Aku bilang tidak boleh jawab ya tidak boleh ngerti ngga sih!!" bentak gadis tersebut

" Ingat ya kalau kalian masih juga menjawab, kami tidak segan - segan memberi pelajaran buat kalian." ancam teman gadis tersebut.

" Baik." jawab Albert dan Elisabeth

" Bagus." ayo teman - teman kita pergi." ucap salah satu dari mereka.

" Ok." jawab mereka serempak

Ke enam gadis tersebut meninggalkan Albert dan Elisabeth.

" Siapa sih mereka?" tanya Elisabeth dengan nada masih kesal

" Mereka 6 gadis yang mempunyai nama genk six grill. Mereka memang sangat suka berbuat semaunya maklum anak - anak orang kaya tapi otaknya zonk." ucap Albert

" Pffftttt hahaha..." tawa Elisabeth pecah mendengar ucapan teman kampusnya

" Oh iya kenalkan namaku Albert dan namamu Elisabeth kan?" tanya Albert sambil mengulurkan tangan kanannya.

" Iya benar namaku Elisabeth seperti tadi aku katakan di depan." ucap Elisabeth sambil membalas tangan Albert.

" Kamu tidak makan ke kantin?" tanya Elisabeth

" Tidak." jawab Albert

" Kenapa?" tanya Elisabeth

" Aku tidak ada uang." jawab Albert lirih sambil menundukkan wajahnya.

" Aku ada uang kita ke kantin yuk?" ajak Elisabeth

" Aku malu masa cewek traktir cowok." ucap Albert.

" Ya sudah supaya tidak malu kamu traktir aku." ucap Elisabeth

" Tapi aku tidak ada uang." Jawab Albert

" Uangku aku berikan padamu jadi seakan - akan kamu yang traktir aku, bagaimana?" tanya Elisabeth

" Tapi aku merasa tidak enak." ucap Albert yang sebenarnya ingin karena perutnya sangat lapar

krucuk krucuk

Perut Albert berbunyi membuat Elisabeth tersenyum.

" Ya sudah ini uangnya, kasihan cacingnya lagi demo." ucap Elisabeth sambil mengeluarkan 2 lembar uang dan diberikan ke Albert.

" Ini terlalu banyak." ucap Albert

" Aku sangat lapar nanti kalau kalau uangnya kembali kamu ambil saja soalnya kalau dikembalikan ke aku nanti teman kita melihatnya lagi." ucap Elisabeth.

" Baik deh. Terima kasih banyak ya?" ucap Albert

" Sama - sama, ayo kita makan di kantin takut ke buru bel ke dua." ucap Elisabeth

" Baiklah." Jawab Albert.

Merekapun berjalan berdampingan menuju ke arah kantin. Mereka memesan makanan dan duduk di sudut beberapa mahasiswa dan mahasiswi hanya memandang dengan hina karena selain berpenampilan culun pakaian mereka juga seperti pakaian dari desa.

Elisabeth dan Albert tidak memperdulikan mereka makan dengan santai. Selesai makan Albert membayar makanan yang tadi dipesannya. Semua orang menatap ke arah Albert karena sepengetahuan mereka Albert tidak mempunyai uang terlebih Albert masuk ke kampus karena jalur prestasi.

" Hai cupu kamu dapat uang dari mana? apa kamu mencuri?" tanya salah satu mahasiswa

Albert diam hanya menatap Elisabeth.

" Cepat jawab jangan saling memandang!!" bentak mahasiswa lainnya.

" Saya tidak mencuri, saya mendapatkan uang itu dari.." ucap Albert terpotong oleh Elisabeth.

" Bekerja." ucap Elisabeth.

" Bekerja?" tanya ulang dari salah satu mahasiswa

" Iya benar bekerja, Albert bekerja di sebuah restoran." ucap Elisabeth

" Benarkah? kok kamu tahu?" tanya salah satu mahasiswa.

" Karena aku juga bekerja menjadi pelayan." ucap Elisabeth

" Huh... pantas saja wajah kalian memang seperti pelayan." hina mahasiswi.

" Terima kasih atas pujiannya, ayo Albert kita pergi dari sini." ucap Elisabeth sambil menarik tangan Albert.

" Hei dua orang cupu berhenti!!" bentak salah satu mahasiswi

" Ada apa?" tanya Elisabeth sambil membalikkan badannya.

" Kalian itu dua cupu tidak pantas kuliah di sini bikin pemandangan jadi jelek." ucap salah satu mahasiswi.

" Iya benar." jawab mereka serempak

" Sekarang aku ingin bertanya apakah ada larangan untuk kuliah di kampus ini?" tanya Elisabeth

" Tidak ada." jawab mereka serempak

" Kuliah itu untuk menimba ilmu agar nantinya bisa digunakan untuk kita bekerja di perusahaan bukan untuk membuly orang atau merendahkan orang lain." ucap Elisabeth

Semua mahasiswa dan mahasiswi terdiam mendengarkan ucapan Elisabeth yang ada benarnya.

" Sekarang aku ingin bertanya jika salah satu dari kalian diperlakukan seperti kami bagaimana perasaan kalian? direndahkan dan di bully. Tentunya kalian tidak mau bukan? Orangtuaku mengajarkan jika kita tidak ingin di gigit maka jangan menggigit orang lain." ucap Elisabeth.

" Jadi jika kita ingin mengatakan sesuatu ke orang lain berpikirlah lebih dulu jika orang lain mengatakan sesuatu yang kita pikirkan apakah kita merasa tersinggung, marah atau sakit hati." sambung Elisabeth.

Elisabeth membalikkan badannya dan menarik kembali tangan Albert meninggalkan mereka yang masih terdiam merenungkan perkataan Elisabeth yang ada benarnya.

" Benar juga ya, kenapa kita mesti membuly Elisabeth dan Albert." ucap salah satu mahasiswi.

Elisabeth dan Albert

" Iya benar, kalau kita diperlakukan seperti itu pasti marah besar." sambung mahasiswa

" Sudahlah kita tidak usah membully lagi yang penting sekarang aku mau belajar dengan mereka siapa tahu aku tambah pintar." sambung mahasiswa lainnya.

" Iya benar, aku juga ingin tambah pintar mengingat nilai - nilai ku banyak yang hancur dan setiap hari selalu dimarahi oleh orang tuaku." ucap yang lainnya.

" Ya benar, sudah ah aku mau ke Albert dan Elisabeth saja." ucap salah satu dari mereka yang lainnya lagi.

Para mahasiswa dan mahasiswi pun pergi meninggalkan kantin tersebut kecuali ke 6 gadis tersebut menatap tajam.

" Si*l aku akan memberikan pelajaran buat Eli gara - gara Eli teman - teman kita malah membela Eli dari pada kita." ucap salah satu dari mereka

" Ya benar." jawab mereka serempak.

Ke enam gadis tersebut menghentakkan ke dua kakinya dengan kesal menuju ke ruang kampus.

Mata kuliah ke dua Elisabeth dan Albert selalu menjawab pertanyaan dari dosennya membuat teman - teman mahasiswa dan mahasiswi berdecak kagum dan ingin belajar dengan Elisabeth dan juga dengan Albert. Sedangkan ke 6 gadis tersebut menatap tajam ke arah Elisabeth dan juga Albert dengan penuh dendam.

Tidak terasa waktu berjalan dengan cepat nya dan satu persatu mahasiswa dan mahasiswi keluar dari ruangan kampus menuju ke rumah masing-masing.

" Albert kamu pulang naik apa?" tanya Elisabeth sambil merapikan buku kuliahnya.

" Aku jalan kaki." ucap Albert sambil berdiri menunggu Elisabeth merapikan buku kuliahnya.

" Kamu bisa naik motor?" tanya Elisabeth sambil berdiri dan berjalan ke luar ruangan kampus.

" Aku tidak bisa." ucap Albert sambil berjalan berdampingan dengan Elisabeth.

" Bagaimana kalau belajar motor?" tawar Elisabeth

" Aku tidak mempunyai motor." Jawab Albert

" Pakai motorku saja." tawar Elisabeth

" Kalau jatuh nanti motormu rusak dan aku tidak ada uang untuk menggantinya." ucap Albert

" Tenang saja, aku tidak masalah kok kalau rusak yang penting kamunya tidak apa-apa." Jawab Elisabeth sambil tersenyum

" Kenapa begitu?" tanya Albert dengan nada bingung.

" Lebih baik motorku rusak asalkan kamu tidak apa-apa karena kalau motor rusak bisa diperbaiki lagi dengan mengganti onderdil atau beli baru tapi kalau kamu tidak mungkin di ganti dengan onderdil memangnya mesin." ucap Elisabeth sambil menahan tawa.

Albert tersenyum melihat teman barunya sangat baik padanya.

" Bagaimana mau tidak, gampang kok motorku matic hanya ngegas sama ngerem nanti aku ajarin." ucap Elisabeth

" Tapi kalau aku bisa mengendarai motor terus buat apa kan aku tidak ada duit untuk beli motor." ucap Albert

" Di rumahku ada motor dua yang satu jarang di pakai kamukan bisa pakai dan kalau sudah mahir kamu bisa cari duit dengan jadi tukang ojek." ucap Elisabeth

" Boleh deh aku mau nanti aku bisa bayar sewa motor." ucap Albert

" Jangan pikirkan itu dulu yang penting sekarang belajar motor dulu." ucap Elisabeth.

" Baiklah." Jawab Albert pasrah

" Sekarang kamu naik di belakangku sekalian tunjukin jalan pulang ke rumahmu tapi sebelumnya kita cari lapangan dulu yang sepi buat belajar motor." ucap Elisabeth sambil mengeluarkan kunci motor kemudian duduk di jok motor.

" Di dekat kampus ini ada kok lapangan, kita ke sana saja." ucap Albert sambil duduk di belakang jok motor milik Elisabeth.

" Oke. Jawab Elisabeth singkat

Elisabeth memasukkan kuncinya kemudian menyalakan motor tersebut. Elisabeth mengendarai dengan kecepatan sedang sedangkan Albert memperhatikan cara Elisabeth memasukkan kunci motor hingga menjalankan motornya.

" Sepertinya gampang." ucap Albert sambil menikmati pemandangan.

" Memang benar gampang banget kok, aku juga belajar dua kali yang pertama jatuh dan yang ke dua sudah mulai lancar." ucap Elisabeth.

" Di sana lapangannya." tunjuk Albert sambil jari telunjuk kanannya di arahkan ke arah samping.

" Ok." Jawab Elisabeth sambil memperlambat laju motornya.

Cittttt

Elisabeth mengerem motornya kemudian mematikan motornya, mereka berdua turun dari motor.

" Albert, ini kunci motornya." ucap Elisabeth sambil memberikan kunci motor ke Albert.

" Ok." Jawab Albert singkat sambil menerima kunci motor dari tangan Elisabeth.

Albert duduk di jok motor dan mulai belajar motor dengan mengelilingi lapangan yang sepi. Awalnya Albert mengendarai motor goyang - goyang tapi lama - lama sudah mulai lancar dan tidak goyang - goyang lagi.

" Bagaimana menghentikannya?" teriak Albert sambil menambahkan kecepatan motornya.

" Sebelumnya motor jangan di tambah gas lagi tapi dikurangi kalau sudah mulai lambat baru mengerem dengan menggunakan ke dua tangan dan jangan lupa ke dua kakimu diturunkan ." teriak Elisabeth karena Albert menambah kecepatan motornya.

Alberpun tidak menambahkan gasnya melainkan mulai mengurangi nggasnya setelah laju motornya mulai melambat Albert mengerem motor dan menurunkan ke dua kakinya.

prok prok prok prok

" Wah hebat sekali belajar langsung bisa." puji Elisabeth sambil bertepuk tangan.

Albert hanya tersenyum senang melihat wajah Elisabeth yang bahagia karena dirinya bisa naik motor.

" Sekarang kita pulang sebentar lagi sudah sore. Nanti kamu di cari oleh orangtuamu." ucap Elisabeth

" Aku tidak mempunyai orang tua." ucap Albert dengan nada sedih

" Maaf aku tidak tahu, terus kamu tinggal di mana?" tanya Elisabeth

" Aku tinggal di rumah peninggalan orang tuaku." ucap Albert

" Terus bagaimana bayar kuliah, makan dan minum serta mencuci pakaianmu?" tanya Elisabeth

" Aku bekerja serabutan untuk biaya beli buku karena aku kuliah mendapatkan beasiswa, mengenai makan aku kadang makan dan kadang tidak, mengenai pakaian aku mencuci sendiri." ucap Albert.

Elisabeth hanya menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

" Sekarang kerja atau pulang dulu?" tanya Elisabeth

" Aku pulang dulu baru pergi kerja." ucap Albert

" Jarak rumah dengan tempat kerja jauh atau tidak?" tanya Elisabeth

" Lumayan jauh." Jawab Albert

" Terus naik apa?" tanya Elisabeth

" Jalan kaki, ada sih kendaraan tapi sayang duitnya." ucap Albert.

Elisabeth hanya menganggukkan kepalanya hatinya sangat tersentuh dan ingin membantu Albert. Elisabeth mengantar Albert sampai rumah kemudian Elisabeth mengendarai motor dengan kecepatan sedang menuju ke rumahnya.

xxxxx

Hallo, mampir ke karyaku yang lain ya :

Gadis Culun dan Ceo Lumpuh.

Cinta Satu malam Bersama Mafia

Cinta Satu Malam Bersama Mafia Sension 2

Cinta Pertama Psychopath

Cinta Pertama Mafia.

Perjalanan Cinta Sang Psychopath

Perjalanan Cinta 3 Pria Psychopath

Dan

Mohon dukungan dan Berikan : 😍😍😘😘🤩🤩😊😊😉😉

Komentar 😍

Like 😍

vote 😍

tip 😍

Agar Author tetap semangat dalam menulis novel ini. Terima kasih banyak buat pembaca yang masih setia membaca novelku.😁😚😚😍😍😘😘 juga yang telah memberikan komentar, like, vote dan tipnya.

Salam Author

Yayuk Triatmaja

xxxxxx

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!