Halo teman-teman kembali lagi dengan Squel cerita dari Kekasih Polos CEO, dan Samuel, dengan lanjutan Bocah kembar Morgan yang cerita dari sepasang anak kembar dari Lenka dan Samuel. Berkisah tentang Ryleigh Morgan dan Ryder Morgan anak kembar dari Samuel dan Lenka yang menginjak masa remaja dengan penuh kehidupan yang fantastic, memiliki orang tua belatar belakang mantan mafia, membuat anak gadis Samuel sangat kental memiliki garis keturunan ayah nya, apakah Ryleig dan Ryder memilih terjun ke dunia bawah yang di mana daddy nya sudah meninggalkan hal itu semua demi Lenka, tapi 2R kembali melukis sejarah dengan kembali mengangkat nama Aeros yang sudah di dedikasikan kepada Luis William, dengan nama baru yaitu DRAMOR, simak kisah lengkap nya, dan tunggu beberapa kisah percintaan remaja yang mengasikan!!
Jadi buat teman” para pembaca lama Silahkan mampir dan nikmati kisah dan petualangan baru mereka!!!!
Warning!
Sebelumnya Aku cuman ingatin untuk para pembaca baru, mungkin di S1 ini ada beberapa episode terkait di episode S2, tapi itu hanya time skip dan tidak lebih yah teman, jadi jangan tanya lagi kok ini ada cerita Clara sih? Bukan nya Clara di S2, saya ingat kan lagi itu hanya time skip, karena ini novel pertama saya, jadi saya dulu tidak berpikiran untuk ada S2, atau S3.
Selamat Membaca**\~
Sekolah SMA
“Kenapa pria itu mau menjabat disekolah miskin seperti ini" kesal Varo saat ini dia sedang berjalan menaiki tangga dengan di ikuti oleh asisten nya bernama Reno, Varo menaiki tangga satu per satu kelantai tempat ruang kepala sekolah itu berada.
“Aku ini sedang berbicara kenapa kau diam kan saja” kesal varo menatap Reno
“Saya tidak tau tuan, mungkin tuan axel ingin mencoba suasana baru” jawab Reno
“Setidaknya jika dia ingin mencoba suasana baru, dia harus menjabat di sekolah yang lebih elit”
“Saya tidak tau juga tuan” tutur Reno.
“Terserah kau Ren, tidak ada gunanya bertanya padamu” menjawab kesal sambil menatap Reno.
Akhirnya Varo dan Reno sudah tiba di lantai atas, tiba tiba di koridor ada seorang siswi SMA yang berlari dan menabrak Varo hingga terjatuh, perempuan berseragam anak sekolah itu menindih tubuh Varo.
“Aduh sakit” keluh perempuan yang menabrak Varo.
“Hei bocah harusnya aku yang bilang begitu kau menabrak ku” umpat Varo.
Lalu tiba tiba ada seorang guru paruh baya yang datang sambil berlari dari kejauhan dan berteriak.
“Rere berhenti kamu jangan kabur dari hukuman saya!!!” guru itu berteriak dan menujuk murid nya yang berusaha kabur dari hukuman nya.
“Aduh mampus gua” gumam Rere.
“Aduh maaf om, saya ga sengaja saya buru buru” lalu rere berdiri dan berlari meninggalkan Varo yang dia tabrak.
“Dasar bocah minta maaf dengan cara tidak sopan, dan malah memangil ku om, aku belum setua itu” kesal Varo.
Reno yang melihat kejadian itu baru bereaksi ketika tuan nya ingin berdiri.
“Tuan apa kau baik baik saja” sambil membantu varo berdiri.
“Baik baik saja kau bilang ini sakit, gadis itu sangat berat” caci Varo.
***
Ruang kepala sekolah
Di dalam ruangan itu terdapat seorang pria berkacamata tampan yang sedang fokus dengan laptop nya, seperti nya dia sedang fokus mengerjakan beberapa dokumen perusahaan yang ada. tiba tiba dari luar ada seseorang yang membuka pintu dengan kasar.
Brak
“Sial hari ini aku sungguh sial” ucap Varo
“Kalo kau masuk keruangan orang setidaknya ketuk pintu dulu, jangan langsung mengumpat seperti itu” sindir Axel menatap Varo dengan raut wajah nya yang marah.
Varo mendudukan diri nya di sebuah sofa empuk yang ada di ruangan itu, dia mengkendorkan dasi nya, rasa nya sangat mencekik di bagian leher apalagi ketika saat dia sedang marah seperti ini.
“Hei kau duda diam saja, hari ini aku sangat kesal, dan kau juga baru balik ke Indonesia, aku ingin megajak mu bertemu di club, tapi kau malah menyuruh ku datang ke sekolah ini” Varo mengeluarkan semua kekesalan yang ada pada dirinya kepada Axel.
Axel tidak menjawab apa yang varo katakana ia malah balik bertanya ke reno.
“Reno apakah tuan mu ini mengalami masalah saat di perjalanan kesini?” Tanya axel
“Tadi tuan varo jatuh tersungkur oleh seorang siswi di depan lorong menuju ruangan anda” Ujar Reno berkata dengan lugas.
“Dan kau tau yang paling kesalnya, dia memangil ku om, apa dia tidak liat aku masih muda” terang Varo dengan mengerutkan kening nya tanda tidak percaya.
“Pftttt, hahahhahah” Axel tertawa dengan apa yang diutarakan Varo.
“Murid ku tidak salah kau memang sudah om om, hahhahaha” tawa Axel pecah di ruang kantor nya itu.
“Sekali lagi kau tertawa, aku kan memukul mu” dengan raut wajah merah padam menahan amarah.
“Santai Varo, dan apa tujuan mu kemari” tanya axel sambil lanjut mengerjakan tugas yang ada di laptop nya.
“Aku ingin megajak mu nanti malam ke klub, aku tau kau tidak akan ikut kalo aku meminta mu langsung, maka nya aku datang, kita akan berkumpul nanti malam, bagaimana sehabis acara perusahaan ku?” jawab varo dengan senyum mengembang penuh harap kepada sahabat lama itu.
“Aku tidak bisa meningalkan Alisa dirumah sendiri Varo” tolak axel.
“Kau selalu ber alasan hal yang sama jika aku mengajak mu untuk keluar” tutur Varo menatap kesal dengan mata elang nya yang tajam kepada Axel.
“Hei bujang lapuk, aku tidak beralasan aku tidak mau Alisa kekurangan kasih sayang” ketus Axel menatap varo.
***
Di sisi lain ruang kelas ips
Hosh.. hosh..
Suara nafas Rere memburu ketika sudah sampai di depan kelas nya, gadis itu berlari dengan cepat agar bisa terhindar dari kejaran guru yang ingin menghukum diri nya.
“Hei REGITA ANANDA” teriak sahabat Rere yang bernama Clara.
“apaan sih lu Cla berisik sumpah budek telinga gue nih, lu ngemeng biasa aja dong napa” kesal Rere menepuk kening teman nya itu.
“Sorry sayang ku, sengaja” sambil menunjukan dua jari nya.
“Apaan sih lu kalo sengaja gausah jujur somplak” tawa Rere mendengar kelakuan teman nya itu yang rada rada gaje
“Iyah nih lu kemana tadi “ timpal Anggun sahabat deket Rere.
“tau ga lu? tadi gue mau cabut jalur haram belakang sekolah manjat pager malah ketahuan sama pak Asep dong, gua di hukum, yaudah sih kabur aja” dengan wajah sedih dan cemberut nya menghela nafas kasar.
Beberapa detik Clara dan Anggun saling menatap hingga mereka berdua tertawa dengan leluasa sehingga penghuni kelas melihat kearah mereka bertiga dengan raut wajah penasaran.
“Haha kasian banget lu” sahut Anggun.
“Eh maimunah temen menderita malah diketawain kambing” Rere pun menepuk bahu Anggun dan Clara.
Tiba-tiba suara guru menghentikan semua obrolan para murid di dalam kelas tersebut.
Tap tap
Langkah guru itu menggema di dalam ruangan, semua murid yang tadi nya ribut dan berkeliaran sekarang sudah diam dengan menatap gugup kepada guru yang datang itu.
“Baik anak anak kumpul kan pr yang ibuk berikan” terang guru sambil berdiri menyilangkan kedua tangan nya di dada.
Buk Rita guru matematika terkenal dan mampu menaklukan kelas ips yang terbilang nakal itu di depan diri nya, buk rita terkenal menjadi salah satu guru killer di sekolah itu, dia tidak segan-segan menghukum murid yang berani melanggar peraturan saat jam mata pelajaran nya dengan cara nya sendiri.
“Cla, Nggun, shut, lu bikin pr ga” bisik Rere kepada kedua teman nya yang diam dan fokus memperhatikan buk Rita.
“Bikin” jawab anggun dan clara bersamaan.
“Kenapa emang nya Re? jangan bilang lu ga bikin tugas lagi” bisik Clara kepada Rere pelan.
“Mampus gua ga bikin lagi, alamat nya ini kena hukum lagi mah” ujar Rere memukul pelan jidat nya itu.
“Yang tidak bikin tugas tolong keluar dan bersihkan halaman depan sekolah sampai bersih!” tegas buk rita.
Rere tidak berani berdiri dia pura pura bodoh melihat kanan kiri apakah ada orang lain selain diri nya yang di hukum, lalu Rere melihat Gabriel yang keluar kelas, dia pun dengan berani mengikuti Gabriel.
“Eh si El juga ga bikin tuh, mantap ada temen” dengan wajah yang sumringah Rere keluar dari ruangan itu dengan santai.
Rere keluar ruangan mengikuti Gabriel dan melewati buk rita yang tengah berdiri melihat kepada dua murid nya yang keluar kelas itu. Suara buk Rita menghentikan langkah Rere yang hendak ke luar ruangan itu.
"Rere kamu ini sudah anggota tetap hukuman ibuk ya” geleng rita menatap gadis yang selalu tidak mengerjakan tugas di mata pelajaran nya itu.
“Eh ga kok buk” cengir rere lalu menggaruk tengkuk yang tidak gatal.
"Yasudah kamu keluar dan inget kalo satu kali lagi kamu ga bikin tugas, mending tidak usah masuk mata pelajaran saya lagi" tegas buk Rita kepada Rere.
Gadis itu keluar dengan raut wajah kesal sambil menghentak hentakan kaki nya ke lantai sepanjang perjalanan ke halaman sekolah.
***
Setelah pembicaraan yang tidak ada hasil nya itu, Varo keluar menuju parkiran sekolah untuk pulang di ikuti oleh Reno yang berjalan terlebih dahulu untuk mengambil mobil, tiba tiba saat dia berjalan sebuah sapu menimpuk belakang punggung nya.
Bruk
“Ups” ucap Rere sambil menutup mulut nya, dia sangat panik kala melihat sapu yang dia mainkan melayang dan mengenai seseorang yang sedang berjalan itu.
Akh
Ringis Varo mengosok punggung nya bekas timpukan sapu itu, lalu Varo melihat ke belakang siapa yang berani melempari dia dengan sapu tersebut, lalu Varo melihat sosok gadis menggunakan baju SMA dengan rok selutut, dan rambut di cepol.
“sial bocah itu lagi” umpat varo menatap Rere lekat, dia mengenali gadis itu. Gadis yang sama menabrak dia di tangga tadi saat ingin menemui Axel.
"Berani sekali kau bermain main dengan ku bocah" gumam varo.
Varo melangkah kan kaki panjang nya mendekat kepada Rere dengan raut wajah yang marah bercampur kesal. Rere hanya bisa memasang ekspresi takut serta cemas kala melihat orang yang dia timpuk dengan sapu itu mendekati diri nya. Saat Varo sudah dekat Rere lalu langsung berkata dengan gugup.
“Maaf kan saya om, saya tidak sengaja, bukan saya yang melempar nya tapi teman saya” bela rere.
“Jika iya temen mu. Mana? aku hanya melihat mu sendiri, jangan mengarang bocah” tatap varo dengan mata elang nya yang tajam menatap Rere seolah olah sebagai seorang predator.
Rere melihat sekeliling nya, tidak ada satu orang pun yang berdiri di dekat nya saat ini.
'Sial Gabriel pasti sudah kabur' batin Rere dengan wajah yang takut sambil mengedarkan pandangan nya ke seluruh halaman sekolah.
“Anu om serius, itu tadi a..ad..adaa” jawab Rere dengan terbata-bata serta menunduk tanpa berani menatap kearah Varo.
“Dasar anak sekolah sekarang tidak ada sopan santun nya” kesal varo yang memarahi Rere.
Reno yang melihat tuan nya sedang memarahi bocah SMA itu pun menghampiri tuan nya.
“apa ada yang salah tuan” tanya Reno menatap Varo seperti tengah kesal.
“Tidak ada ayo kita pergi, lama lama dekat gadis ini aku akan mendapatkan sial lagi” ucap varo sambil melangkah pergi masuk kedalam mobil buggati nya itu.
Rere yang merasa dikatai itu mengangkat kepala nya dan menatap nanar punggung Varo yang pergi menjauh dan Rere pun mengumpati Varo.
“Hah apa? aku dibilang pembawa sial?” kesal Rere.
“Hei dasar om om bau tanah, aku bukan pembawa sial, aku hanya tidak sengaja” teriak Rere, dia pun bergegas masuk ke dalam sekolah berlari secapat mungkin takut pria itu akan mengejar dan memarahi nya lagi.
Varo yang mendengar itu hanya bisa menahan kesal dengan kata kata yang dilontarkan Rere.
"Dasar bocah tengik, aku harap tidak akan bertemu lagi dengan nya seumur hidup ku” ucap varo menatap kesal ke luar jendela mobil.
***
Mobil yang dikendarai varo sampai disebuah apertemen mewah, saat ini varo sedang menuju tempat tinggal pacar nya, nama pacar varo adalah Selena, Varo dan Selena sudah berpacaran hampir 2 tahun, varo berencana akan melamar Sena saat acara ulang tahun perusahaan yang akan diadakan malam ini.
“Reno, kau balik duluan aku akan menemui Selena” ucap varo sambil turun dari mobil dan melangkah kan kaki nya ke Apertemen mewah itu.
“Baiklah tuan, telpon saya jika ada sesuatu” ucap Reno dari dalam mobil dan berlalu pergi.
Reno pun telah pergi, Varo melangkah kan kaki nya ke dalam ruangan itu dan memasuki ruangan apertemen Selena dan perasaan yang senang dan berbahagia.
“Apa aku langsung masuk saja dan beri dia kejutan” senyum varo yang mengembang sambil memegang sebuket bunga mawar yang dia beli saat perjalan menuju Apartemen.
Saat varo menekan password apartemen, keadaan apertemen selena saat itu sedang gelap, penerangan di ruangan itu sangat Redup dan minim cahaya.
“Apa dia sedang tidur?” Tanya Varo pada diri nya sendiri.
Saat Varo melangkah kan kakinya ke kamar Selena. Varo mendengar suara percakapan wanita dan pria, Varo yang penasaran itu pun mencoba menguping pembicaraan tersebut.
“Apakah kau sudah mendapatkan data perusahan Varo baby” ucap pria itu sambil mendudukan selena diatas pangkuan nya.
“Ya aku sudah mendapatkan nya Deren” senyum selena sambil melingkarkan tangan nya dileher Deren.
Saat ini selena sedang bercium dengan mesra bersama pria yang bernama Deren tersebut pria itu adalah ceo dari musuh perusahaan Varo, saat ini Varo menatap geram kedua insan yang sedang bercumbu itu, dengan emosi yang sulut, Varo membanting pintu dan betapa terkejutnya selena dan deren saat ada orang yang menganggu kegiatan mereka.
Brak
Suara dorongan pintu begitu keras dan nyaring membanting dinding semen itu.
“Haha" tawa varo mengelegar diseluruh ruangan kamar tersebut.
“Selama ini ternyata aku berpacaran dengan jalang seperti mu, dan menusuk ku dari belakang” Varo menatap Selena dengan pandang yang menjijikan itu.
Selena dan deren yang melihat itu langsung berhenti dan merapikan pakaian mereka masing masing.
“hei sobat, apa kabar” senyum sinis Deren menatap santai Varo.
“Kau pria tua berumur segitu dangkal kah otak mu sampai tidak mampu mengembangkan usaha mu sendiri, dan malah menyuruh orang untuk mencuri data perusahaan ku” kata Varo sambil menunjuk nujuk wajah Deren.
“Baiklah kalau kau menginginkan nya ambil kalau bisa, dan sekalian kau bawa jalang ini bersama mu" ucap varo dengan intonasi yamg semakin meninggi.
Deren dan selena hanya bisa terdiam melihat kepergian Varo.
“Bagaimana ini Deren, kita sudah ketahuan” ucap Selena khawatir
“Haha kau tenang saja sayang, aku bisa mengatasi semua ini”
**
Tinggalkan like dan favorite wahai kakak baik hati:)
Saran yang untuk pembaca baru yang suka liat pov novel ini bisa mampir ke ig:@fanesaazp_ di bagian yang sesuai dengan cover novel ini di sana ada pov cerita Gadis kecil itu istriku!
Di sekolah
“Dasar Gabriel dia malah meninggal kan ku tanpa memberitahuku, aku juga yang kena getah nya” ucap Rere mengerutu sambil terus berjalan.
Bel pulang telah berbunyi. Rere yang mendengar bel itu pun langsung berlari ke kelas untuk mengambil tas nya.
"Yes pulang" tutur Rere masuk ke dalam kelas dan melihat semua murid sudah menyandang tas dan keluar dari kelas itu.
Saat nya Rere dan teman nya pun pergi dan pulang kerumah. Mereka bertiga pulang menggunakan angkot sebenarnya Anggun bisa dibilang anak orang kaya dia memiliki rumah yang bagus dan mobil serta asisten rumah tangga tetapi Anggun terkadang lebih memilih pulang bersama teman-teman nya menggunakan angkot.
“Kenapa sih Re lu tu, lupa mulu bikin tugas. Lu jangan nakal nakal napa sih kasian nenek lu kalo tau” ujar Anggun menasehati teman yang super nakal itu.
“Ish lu mah jangan ngadu, gua sayang sama nenek gua tapi yah soal nakal di sekolah bukan salah gua, orang gua pulang cepet juga lu tau kan gua kerja di pasar cari uang”cemberut Rere kepada teman teman nya.
“Gua tau Re, tapi kan-” mulut Clara ditutup oleh rere dengan kedua tangan nya.
“Ya iya teman ku tercinta gua paham ,jangan mulai deh ceramah nya” kesal Rere menatap kedua sahabat nya secara bergantian.
“Hosh hosh, apaan sih re, gua gabisa napas anjir” clara menepuk pundak Rere dengan kuat akibat kehabisan oksingen ketika mulut nya di bekap.
“Haha habisnya lu sih gajelas, gua males dengerin kalian ceramah tau ga” Rere memalingkan wajah nya.
Pembicaraan mereka terpotong karena rere harus turun terlebih dahulu. Rere bergegas masuk dan mencari nenek nya, dia hanya tinggal berdua dengan nenek nya, ia di tingalkan ayah nya yang sudah menikah dengan wanita lain setelah ibunya meninggal, ayah Rere tidak bertanggung jawab atas kehidupan Rere putri semata wayang nya itu.
“Assalamualaikum nenek, Rere pulang nih” teriak Rwre sambil menuju dapur tempat nenek nya memasak saat ini.
“Rere ganti baju dulu kamu, habis itu kita makan ayo” ucap nenek nya sambil mengelus rambut cucu nya tersebut.
“Oke boss” hormat Rere kepada nenek nya itu dan berlalu pergi mengganti pakaian nya.
Nenek Rere yang melihat itu hanya bisa tertawa kecil. Sehabis Rere ganti baju dia pun pergi ke ruang makan. Lalu mereka makan bersama. Tidak berselang lama saat Rere selesai makan, datanglah seorang pria bernama bemo seorang berumur 23 tahun dia lumayan akrab dengan Rere.
“assalamualaikum” ucap Bemo di depan rumah Rere.
“Walaikumssalam, ayo kak masuk dulu” ucap rere menghampiri Bemo dan mengajak nya ke ruang tamu.
“Iyah Re” Bemo hanya bisa tersenyum melihat wajah cantik gadis tersebut saat sedang melamun melihat Rere, bemo pun dikejut kan dengan pertanyaan yang tiba tiba di lontarkan gadis itu.
“Kak Bemo udah nyampe bukan nya ngomong malah diem” ujar Rere merasa bingung kepada pria itu.
“Eh iyah lupa, kakak mau ngajakin Rere ke pesta ulang tahun perusahaan tempat kak bemo kerja, Rere mau ga nemenin kakak?” tanya Bemo menatap gadis itu.
“Eh kak bemo kok ga ngajakin kak Oca aja, dia kan pacar kakak. Kalo acara begini ya patner nya kak Oca dong, gimana sih” tawa Rere sambil menepuk lengan Bemo pelan.
“Kak Oca nya lagi gabisa Re, makanya kak Bemo ngajak kamu, ayo dong bantuin kakak, sekali ini aja” mohon Bemo dengan wajah memelas dan sedih.
“Aduh gimana yah kak bingung Rere” sambil menggaruk tenguk nya yang tidak gatal.
“Mau yah Re, soalnya ini emang harus bawa patner” kata Bemo memohon sambil mengatupkan kedua tanga nya di depan Rere.
“Tapi Rere ga punya gaun ke acara formal begituan kak” jelas Rere sambil nenggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.
“kakak ini udah bawa” Bemo mengeluarkan paper bag berukuran besar dari balik badan nya.
Rere yang melihat itu seketika terkejut dan menahan tawa.
“niat banget ya kak, sampai udah bawa baju nya” goda Rere sambil mencolek lengan Bemo.
“Hehe iyah niat, soalnya ini mepet jam nya” senyum manis Bemo.
“Yaudah deh sebagai tetangga dan adek yang baik aku akan membantu kak Bemo untuk mengikuti acaranya” yakin Rere berdiri dan menggepalkan kedua tangan nya itu.
“Ga usah serius juga ngomong nya Re” bemo yang melihat tingak rere hanya bisa tertawa.
“Yaudah deh aku balik dulu, ntar aku jemput jam tujuh malam yah” Bemo bangkit dari duduk nya.
Nenek Sri yang baru balik dari dapur dan menuju tempar duduk Rere dan Bemo untuk mengantarkan minuman yang dia buat tadi.
“Eh Bemo ga minum dulu nenek udah bikin minum ini” ucap nenek Sri.
“Minum dulu kak sampai abisin, nenek Rere udah cape cape bikin nya yah, harus sampai habis” dengan wajah tajam menatap Bemo agar mau mengabiskan minuman itu.
“Haha iya iya ini diminum” Bemo mengambil gelas itu dan meminum nya sampai habis.
“Yaudah nenek, Rere saya pamit dulu, assalamualaikum” ucap Bemo sambil berlalu pergi.
“Walaikumssalam” ucap Rere dan nenek Sri secara bersamaan.
Setelah melihat Bemo pergi dan menghilang dari kejauahan nenek Sri memilih membuka pembicaraan dengan bertanya kepada cucu nya itu.
“Ngapain dia kesini?” ucap nenek Rere sambil duduk di sebelah Rere.
“Kak Bemo ajakin ke acara ulang tahun perusahaan nya nanti malam nek, Rere udah setuju boleh kan nek?” Tanya rere kepada nenek nya.
“Iyah boleh kok. Bemo kayak nya suka deh sama cucu nenek ini” ucap nenek rere sambil mengelus rambut cucu nya.
“Ih nenek jangan ngomong gitu, ga mungkin, kak bemo kan udah punya pacar, pacar nya juga Rere kenal” sambung Rere dengan wajah malu.
“Hmm gitu yah, mungkin cuman perasaan nenek aja” senyum nenek Sri.
“Iyah nih nenek ku ngadi ngadi” tawa Rere sambil memeluk nenek nya.
“Nenek janji yah jangan pernah tinggalin Rere. r
Rere cuman punya nenek, ibu udah pergi ninggalin rere, ayah juga udah ga sayang lagi sama Rere” batin Rere sambil menitik kan air matanya.
“Eh kenapa cucu nenek nangis gini” sambil menghapus air mata Rere.
“Gapapa nek, Rere cuman kangen sama ibu” terang Rere menatap langit langit ruangan itu dengan sendu.
“Nenek juga sayang, kita doakan selalu ibu mu yah dari sini” senyum nenek Rere.
“Iyah nek” Rere lalu Memeluk nenek nya.
**
Malam hari nya
Rere sudah bersiap siap dengan gaun yang dia pakai dan sepatu high heals nya, ia hanya memakai bedak dan lipstick sedikit untuk memoles wajah cantik nya.
“Ish susah banget sih pake sepatu ginian” kata rere menuju luar kamar nya.
“Rere itu bemo udah dateng jemput” panggil nenek Sri kepada cucu nya itu.
“Iyah nek” balas Rere berlalu pergi ke luar.
Sri yang melihat cucu nya yang berjalan dengan baju formal sangat cantik dan manis seperti ibu nya dahulu.
“Cucu nenek cantik banget”senyum nenek Sri.
Bemo yang menunggu diluar menggunakan mobil nya terpesona dengan kecantikan gaun yang di pakai oleh Rere saat gadis itu keluar dan mendekati nya.
“huk huk" nenek Sri pura pura batuk melihat reaksi Bemo yang hanya diam dan tidak mengajak cucu nya segera pergi.
“Eh ayo Re kita pergi" ujar Bemomembuka pintu mobil untuk rere.
“Iya kak ayo” Rere pun masuk ke dalam mobil Bemo.
“Ingat Bemo jaga cucu nenek, dan jangan pulang terlalu larut” saran nenek Sri memberi nasehat kepada mereka.
“baiklah nenek, kita pergi dulu” sambil menyalami tangan nenek sri.
Di dalam perjalanan
'Kak Bemo kok diam mulu yah tumben banget' batin rere menatap Bemo sekilas.
“Re, ka..kamu cantik banget” puji bemo dengan gugup tanpa menatap gadis itu.
“Eh iya kak makasih, mungkin gara gara baju nya” balas Rere.
“Tidak Re, memang kamu selalu cantik” senyum bemo sambil melihat sekilas wajah Rere.
'Kenapa sikap kak Bemo begitu yah, apa mungkin yang di bilang nenek benar kali? tapi ga mungkin kak Bemo kan sudah punya pacar' batin Rere, dia hanya bisa berdialog dengan dirinya sendiri dengan apa yang ia pikirkan terhadap kelakuan Bemo ke padanya.
Jangan lupa tinggalkan like, dan favorite:()
Di sisi lain
Varo tengah sibuk menyalami beberapa kolega nya yang datang ke acara ulang tahun perusahan nya itu. Terlihat Varo memasang wajah dingin, Pria itu dikenal dengan sebagai ceo yang sangat dingin dan arrogant dia hanya akan terlihat ramah kepada keluarga dekat nya saja.
“Reno tolong kau bantu aku urus tikus penjilat ini” bisik Varo kepada Reno saat dia melihat paman nya yang berjalan mendekat kepada nya.
“Baik tuan” ucap Reno menunduk dan berlalu pergi sesuai perintah Varo.
“Varo" teriak paman Varo kepada ponakan nya itu.
Varo yang melihat itu tidak menanggapi nya, dan hanya berlalu pergi menjauh.
"Hei bocah mau kemana kau, paman mu datang kau tidak mau menyambut ku” teriak Rian yang menghampiri Varo.
“Tuan sebaiknya anda jangan membuat kekacauan disini , karena hari ini adalah hari penting bagi perusahaan William Group” ucap Reno dengan sopan.
“Hei kau cuman pembantu nya jangan mengajari ku” teriak Rian kepada Reno si asiten keponakan nya itu.
Orang orang yang mendengar percakapan Reno dan Rian pun menoleh ke arah mereka karena teriakan itu membuat kerumunan terjadi serta bisik bisik para tamu terdengar jelas.
“Selagi saya sopan kepada anda sebaiknya anda diam atau saya seret anda keluar” tatap Reno dengan dingin, Reno memang dikenal memiliki kepribadian yang sangat dingin sampai semua pun kadang menyebut Reno duplikatan dari Varo.
“Mau apa kau hah, berani kau memukul ku, apa kau lupa aku Rian William, kau ingat itu!!” bentak Rian menunjuk Reno dengan telunjuk nya.
“Ya saya tau, tapi ini perintah” Reno memberikan kode dengan jentikan tangan kepada bodyguard, lalu para bodyguard itu melaksanakan perintan Reno.
Rian pun ditarik keluar oleh para bodyguard suruhan Reno, para tamu yang melihat itu hanya bisa berbisik bisik satu dengan yang lain nya.
"Aku melihat nya ceo William group memerintahkan hal itu kepada paman nya sendiri" bisik satu tamu.
“Kenapa dia melakukan hal itu kepada keluarga nya sendiri” bisik.
“Ternyata benar apa yang orang bilang, ceo perusahaan William memang bersikap kejam terhadap keluarga nya sendiri” bisik wanita lain nya.
**
Dari luar para tamu disambut dengan hormat oleh para penjaga, di sepanjang jalan menuju ballhroom acara pesta perusahaan di pasang red karpet yang begitu panjang, Rere dan Bemo sudah memasuki tempat acara ulang tahun perusahaan itu, terlihat hiasan mewah di panjang di sisi sudut ruangan itu, lampu pusat di tengah ruangan itu dihiasi dengan berlian asli, serta hiasan lukisan para seniman terkenal di dinding. Makanan yang disediakan juga adalah makanan kalangang atas para petinggi yang berharga sangat mahal, minuman mewah seperti sampanye juga di suguhkan kepada tamu, Rere yang melihat berbagai jenis makanan pembuka hingga penutup itu membuat diri nya meronta untuk mencobai semua makanan yang ada di sana. Bemo yang melihat Rere berbinar melihat makanan pun bertanya.
“Apa kau ingin mencicipi nya?” Tanya Bemo.
“Tentu kak itu semua sangat terlihat enak dan mahal” tawa Rere dengan senang.
Tiba tiba rekan kerja Bemo menghampiri diri nya dan juga Rere yang sedang asyik mengobrol itu.
“Hai Bemo kau datang dengan siapa?” melirik kearah Rere.
“Oh perkenalkan dia adik ku namanya Rere” ucap Bemo.
“Nama ku Edo” mengulurkan tangan nya.
“Aku Regita, panggil Rere aja kak” ucap Rere mengulurkan tangan nya.
“Baiklah, Rere kau sangat cantik dimana kau bekerja” ucap Edo sambil tersenyum melihat tubuh Rere dari atas sampai bawah.
“Rere sebentar aku akan menyapa rekan kerja ku, kau disini lah bersama Edo” ucap Bemo meninggalkan Rere dengan Edo berdua saja.
“Baiklah kak” ujar Rere dengan was was kepada Edo entah kenapa dari awal Edo menghampiri mereka Rere sudah sangat tidak suka melihat tatapan pria itu yang seolah-olah menyetubuhi nya.
“Hei cantik kau belum menjawab pertanyaan ku” ucap Edo sambil menggoda Rere.
“Aku belum bekerja kak, aku masih sekolah SMA kelas 3” balas Rere dengan ramah.
“Hmm benarkah, kenapa bentuk tubuh mu, seperti wanita yang sudah sangat matang” sambil melihat tubuh Rere.
Rere yang melihat itu sangat risih dengan perlakuan Edo kepada nya. Rere pun pura pura meminta izin ke toilet kepada Edo agar bisa menghindari pria itu.
“Kak aku mau ke toilet dulu ya” ucap Rere berlalu pergi.
Tanpa disadari Rere di ikuti oleh Edo dari belakang. Ketika sudah selesai dari toilet Rere pun keluar dan di depan pintu ada yang menghadang nya, siapa lagi kalau bukan Edo, Rere yang merasa tubuh nya di himpit ke dinding merasa ketakutan.
“Kak apa yang kau lakukan, sikap mu tidak sopan sama sekali” ucap Rere sambil gemetaran menatap Edo yang menghimpit nya.
“Kau sangat cantik, dan aku hanya ingin mencoba mu” ucap Edo nenyeringai tipis.
“Lepaskan” ucap Rere sambil berteriak, ia hanya bisa menangis saat Edo ingin mencium nya tiba tiba ada seseorang yang datang.
Varo yang saat itu sedang mencari udara segar memilih ke tempat sepi untuk merokok, menghilangkan pikiran kacau nya mengingat paman nya datang menemui nya. Tetapi saat Varo sedang berjalan dia mendengar ada suara tangisan gadis dan meminta tolong. Varo pun yang penasaran mendatangi tempat itu yang berada di dekat toilet wanita, dan dia melihat ada gadis yang sedang di kukung oleh seorang pria.
“Hei apa yang kau lakukan” ucap Varo dengan lantang.
“Apa kau memaksa nya hah, dasar biadab” Varo pun memukul habis habisan Edo.
Reno yang mencari tuan nya itu pun terkejut melihat tuan nya memukul brutal seorang pria yang tidak dikenal, jika tidak ada Reno yang datang menengkan tuan nya, pasti Edo akan habis ditangan Varo.
“Sudah tuan apa yang kau lakukan, ini hari penting, jangan kau buat kacau seperti ini” ucap Reno melerai tuan nya.
“Dasar biadab, kau urus pria ini, jika dia karyawan ku kau pecat dia aku tidak mau tau” ucap Varo menunjuk pria itu dengan penuh emosi.
“Baik tuan” ujar Reno.
Varo yang terlalu emosi sampai lupa dengan sosok gadis yang hampir dilecehkan itu, ia melihat gadis itu menangis meringkuk sambil memangku kedua kakinya.
“Hei apa kau tidak apa apa” ucap Varo
Rere hanya bisa menangis ia masih shock dengan kejadian tadi, Varo pun memeluk tubuh mungil Rere untuk coba menangkannya, ketika Rere sudang tenang, Varo baru menyadari gadis yang ia tolong adalah gadis yang menabrak ia tadi di sekolah.
“Hei apa kau bocah di sekolah tadi siang” tunjuk Varo kepada Rere dengan kening yang mengerut.
“Eh apa om mengenal ku?” Tanya Rere dengan mata yang masih berlinang air mata.
“Tentu kau gadis pembawa sial itu” Varo menjitak kepala Rere.
“Au sakit tau” Rere menatap tajam ke arah Varo.
“Lain kali kau minta maaf dengan benar, dan jangan menyalahkan orang balik bocah, sudah lah mending aku pergi lama lama deket dengan mu aku bisa sial lagi” tutur Varo meninggalkan Rere.
“Om jangan tinggalin aku sendiri” Rere pun mengejar Varo.
“Apa kau datang ke acara perusahaan?” tatap Varo melihat gaun yang digunakan Rere
“Tentu, apa aku terlihat cantik, dan om kau datang juga, apa kau punya undangan nya, asalkan kau tau om, kalau tidak ada undangan nya tidak boleh masuk tau" ucap Rere dia tidak tau saja bahwasannya yang sedang berbicara dengan nya adalah pemilik perusahan itu sendiri.
“Hah apa kau tidak mengenal ku? Apa kau tidak pernah melihat aku di tv? Dan kenapa bocah seperti mu ada di acara perusahaan” keluh Varo.
“Tidak, aku memiliki tv, aku menonton tv untuk menonton spongebob bukan melihat mu” ucap Rere dengan polos.
“Hah memang benar benar masih bocah, dan jangan panggil aku om” Varo pun pergi memasuki aula acara yanh terlihat ramai itu.
Rere terus mengikuti kemana langkah varo berjalan, karena ia tidak kunjung menemukan Bemo yang dia cari dari tadi.
“Kenapa kau mengikuti ku bocah” sambung Varo menatap Rere yang terus mengikuti nya.
“Aku tidak menemukan kakak” ucap Rere dengan raut sedih.
Saat Varo sedang asik mengobrol dengan Rere tiba tiba Selena datang menghampiri Varo, Selena menggunakan gaun yang sangat seksi di acara seperti ini
“Sayang apa kau merindukan ku" ucap Selena mengandeng tangan Varo dengan manja.
“Lepaskan aku jalang” Varo menghempaskan tangan Selena Lalu dia pun ikut terjatuh kelantai.
“Aduh, sayang apa yang kau lakukan” isak Selena berpura pura sedih.
Rere yang melihat semua itu hanya bingung menatap drama yang ada di depan mata nya, tentu kelakuan Selena mengundang perhatian para tamu yang sedang menikmati pesta itu.
“Sayang kau bilang kau mencintai ku, dan akan melamar ku di acara ini kan, mana kejutan nya aku menantikan nya" ucap Selena tanpa malu.
“Kapan kita pernah berhubungan, aku tidak mencintai mu” ucap Varo dengan lantang.
Tiba tiba acara kejutan lamaran pun datang diatas panggung ada kata kata cinta, dan kue, serta bunga, dan kotak yang terlihat seperti cincin lamaran. Varo yang melupakan membatalkan acara kejutan itu pun seketika menahan malu serta kesal.
“Sayang apa ini untuk ku” ucap Selena sambil berusaha memeluk Varo ke dalaman dekapan nya.
“Maaf ini bukan untuk mu, tapi untuk dia” Varo tanpa pikir panjang menarik pinggang Rere ke dalam pelukan nya dan mencium bibir lembut Rere.
Rere yang dapat serangan mendadak hanya bisa membulatkan matanya, semua orang kaget dengan kejadian yang ada di depan mereka, termasuk Selena yang gagal menjalankan rencana dan malah menanggung malu.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!