NovelToon NovelToon

Terjerat Nafsu CEO Miliarder

Bab 01

Deerrt

Selalu suara dering ponsel yang membangunkanku di pagi hari. Tandanya, ada misi baru untukku. Perlahan aku menyingkir dari posisi nyaman. Mengusap kasar wajahku, lalu segera mengangkat panggilan yang masuk.

"Hallo Nas, aku ngerti. Aku siap-siap dulu." Jawabku tanpa mendengar ucapan sahabatku lebih dulu. Turun dari ranjang, lalu masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Perfeck," ucapku—kala puas memandang penampilanku dari pantulan kaca antikku. Bagaimana tidak perfeck, aku memiliki semua hal yang diimpikan setiap wanita di Dunia ini.

Dress mini berwarna merah tanpa lengan, melekat sempurna di tubuh indahku. Kaki jenjangku terekspos dengan high heels kulit berwarna hitam. Kedua gundukkanku yang berukuran 36D sedikit menyembul dibalik dress ketat yang kini kukenakan. Diperlengkap dengan bok*ng kencang berukuran L, membentuk S line sempurna untuk tubuhku.

Wajahku perpaduan Eropa dan Asia. sangat cantik, tapi juga terkesan imut ketika lesung di pipiku terlihat saat tersenyum. Tapi tetap saja unsur seksi dan berani tidak bisa lepas dariku.

Tidak perlu menggunakan Make up tebal untuk memperindah wajah ovalku. Cukup dengan tepukan riang Cushion telah membuat wajahku glowing tiada tanding. Sapuan lipstik berwarna merah gelap di bibirku membuat kesanku kian seksi. Rambut gelombang panjang, sengaja aku sibakkan kebelakang guna memarkan leher jenjangku.

Cecelia Humeera. Itulah nama lengkapku. Tahun ini, usiaku menginjak 26 tahun. Usia yang matang dengan bentuk tubuh yang juga matang.

Sesil. Itu panggilaku dari orang-orang terdekatku. Tentu saja namaku punya arti tersendiri. SESIL artinya **** GIRL. Sangat cocok untukku bukan? Itu sudah pasti.

Nana, Niah, Lina, Luna, Lona, Maya, Mayra, Yuna, Loli, dan masih banyak lagi nama samaranku lainnya. Oh iya, hampir lupa kujelaskan tentang pekerjaanku. Aku bekerja sebagai seorang 'pengusir pelakor'. Ya, itulah pekerjaanku. Jangan salah, pekerjaanku ini cukup berat. Dan bayaranku juga bukan main. Aku sudah sangat terkenal dikalangan Nyonya-Nyonya sosialita dari keluarga kaya. Dimana mereka akan membayarku tinggi untuk menyelesaikan suatu misi yaitu, MENGUSIR PELAKOR.

Mengusir pelakor tidak semudah yang dibayangkan. Disini, aku harus memutar otak dan menyamar menjadi pelakor—guna mengelabuhi para Suami-Suami klienku, hingga aku berhasil mengumpulkan bukti-bukti yang akan membuat klienku menang di persidangan. Jika saja mereka menginginkan perceraian dengan kemenangan.

Dengan kecantikanku yang tiada tara, menggoda Suami mata keranjang bagaikan membalikkan telapak tangan. Dan dengan kecerdasan otakku, apapun bisa aku dapatkan. Pekerjaanku bagaikan seoarang Detektif bahkan bisa lebih dari itu. Sudah banyak kasus yang berhasil aku taklukan. Terakhir adalah kasus perselingkuhan antara seorang pilot dengan pramugarinya. Jangankan pilot, aku juga pernah berhasil memenangkan kasus seorang Kapolres muda yang juga berselingkuh. Dari semua kasus yang aku tangani selalu berakhir dengan perceraian. Dan aku selalu menjadi pemenangnya, tidak ada satu kasus pun yang tidak dapat aku menangkan. Karena itulah, namaku semakin melambung tinggi. Tapi aku tetap misterius, karena privasiku selalu terjaga . Yang terkenal hanya asistenku yaitu Nasa. Nasa adalah seorang asistenku berpenampilan begitu cupu. Tapi, jangan tertipu dengan penampilannya. Karena sebenarnya, dia adalah seorang mantan Mafia girl.

Setiap Klien, harus melewati Nasa lebih dulu. Begitu bayarannya cocok, tidak ada kasus seberat apa pun yang dapat aku tolak. Semakin sulit, maka aku akan semakin tertantang.

Di sebuah restoran ternama

Di dalam ruangan khusus yang berukuran 4x4.

"Perkenalkan nama saya Zea liandra. Istri dari Jackson baldev Direktur utama PT. Samudera Raya. Nona Sesil bisa memanggil saya dengan nama saya atau dengan panggilan nama suami saya." Sapa Nyonya Baldev memulai pembicaraan.

"Jackson Baldev Direktur utama dari PT. Samudera raya. Di televisi pasangan ini terlihat sangat harmonis. Tapi ternyata—" Batinku berkata.

"Dua kalimat mengenai Jackson Suami saya. Pertama, dia kurang tertarik dengan wanita. Yang kedua, selain bekerja keras, menggodanya juga perlu keberuntungan. Tidak semua perempuan manarik di matanya. Satu Milyar. Saya akan memberikan Nona Sesil dengan bayaran satu milyar rupiah, jika Nona Sesil berhasil menyelesaikan misi ini." Jelas Nyonya Baldev dengan raut wajah yang begitu serius. Aku tidak lagi terkejut mendengar bayaran itu, karena Nasa sudah memberitahuku lebih dulu. Dan aku langsung setuju karena angka ini adalah angka terbesar selama aku bergelut dalam bidang ini.

Nyonya Baldev memberikanku dua lembar foto. foto pertama adalah ketika Jackson saat sedang fokus serius bekerja. Terlihat sangat tampan dengan kontur wajah tegas, alis tebal, dengan bola mata berwarna biru, bibir seksi, hidung mancung nan lancip, rambut berwarna hitam tertata rapi. Terlihat sangat mempesona ketika serius bekerja. foto kedua adalah foto ketika Jackson sedang berolahraga. Kaki jenjang dengan otot yang tampak begitu keras, tubuh atletisnya terlihat sangat seksi ketika keringatnya bercucuran.

Dapat aku katakan, Bahwa pria ini adalah pria tertampan dari pada pria-pria yang pernah aku dekati sebelumnya.

"Mau dipertahankan atau Cerai?" Tanyaku singkat.

"Cerai." Jawabnya tegas. "Setidaknya aku mau setengah dari kekayannya." Sambungnya lagi.

Aku mengernyitkan dahi, setengah kekayaan itu setidaknya bernilai puluhan triliun, sama sekali belum ada kasus dimana Istri sah mendapatkan pembagian harta puluhan triliun didalam Negeri.

Nyonya Baldev melihat keraguan di wajahku. Dia langsung mengeluarkan sejumlah uang ke atas meja.

"Nona Sesil, ini uang muka 20 juta, aku pernah mendengar tentang kehebatanmmu, jadi tolong gunakan sedikit lebih banyak waktumu untuk membuatnya—membuat kesalahan besar, semakin fatal kesalahannya, maka kemungkinanku menang semakin besar." Tutur Nyonya Baldev.

Melihatku masih saja ragu, Nyonya Baldev pun mulai menceritakan kekerasan non fisik yang dilakukan oleh Jackson kepada-nya. Dia melakukan semua ini karena tidak punya cara lain untuk melindungi diri, serta berjanji akan berdamai dengan Jackson secara pribadi dan tidak akan mempengaruhi aku.

Jika diskusi gagal, maka Nyonya Baldev akan langsung mengantarkan aku ke luar negeri untuk bersembunyi sementara waktu.

Pada akhirnya aku setuju menerima misi ini, aku berjanji akan memberikan barang yang diinginkan Nyonya Baldev dalam waktu 3 bulan.

Nyonya Baldev memberikanku sebuah identitas baru yang bersih, yaitu seorang mahasiswi Universitas ternama yang belum pernah pacaran, latarnya sebersih selembar kertas, pria yang berada di kedudukan tinggi sangat waspada, mereka juga akan memikirkan tingkat resiko jika berselingkuh. Jadi mereka paling suka menodai gadis-gadis yang bersih dan tidak akan menjadi batu sandung bagi mereka.

"Nasa, kau sudah boleh pergi. Disini biar aku yang urus." Ujarku.

"Baik," jawab Nasa singkat lalu segera keluar dari mobil.

Setelah kepergian Nasa, aku mengeluarkan ponsel yang diberikan Nyonya Baldev. Lalu mengetikkan nama Jackson di kontak itu. Begitu menemukannya, aku langsung menekan tombol bergambar ponsel.

"Hallo, Tuan Baldev. Perkenalkan nama saya Kiya. Saya adalah Asisten yang diminta untuk—"

"Kau tau jalan mawar? Kalau kau tahu, maka kemarilah."

Tuttt!

Panggilan terputus ketika dia menyelesaikan ucapan singkatnya.

"Tegas, jutak, dan dingin. Bukanlah mangsa yang dapat dengan mudah diatasi." Ucapku sambil memutar-mutar ponselku.

Menutup kaca mobil, lalu melepaskan dressku dengan santai tanpa takut ada yang melihat. Pakaian yang juga mini dan ketat aku kenakan. Hanya berbeda warna saja dengan dressku sebelumnya. Jika sebelumnya merah, maka sekarnag berwarna pink. Tak lupa aku memoleskan lipstik di bibirku, lalu menghapusnya lagi—meninggalkan sedikit bekas merah.

Menghadapi pria yang cerdik, selain tidak boleh terlalu sembarangan sehingga terlihat jorok dan tidak menarik, juga tidak boleh terlalu disengaja, itu akan terlihat terlalu jelas, patokannya sangat penting.

Di bawah langit sore, aku memarkirkan mobil di depan minimarket di bawah gedung PT. Samudera Raya dan menurunkan jendela kaca mobil untuk menatap ke seberang, pertama kali aku melihat pria yang ada di dalam foto tersebut, sosoknya berdiri di antara cahaya oranye dengan tampang dingin, dia sama sekali tidak terpengaruh oleh keramaian di sekitarnya, jemarinya dengan santai memainkan sebuah korek api berwarna emas sehingga tak hentinya memancarkan cahaya silver.

Jackson lebih menawan dari kebanyakan pria, dia memiliki ketampanannya tersendiri, tidak bisa dibilang memukau, tapi cukup menarik, di antara para pria yang pernah aku dekati. Jackson adalah pria yang mempunyai tampang paling manly, dengan raut muram tersembunyi di antara alisnya, dia adalah contoh klasik pria yang mempunyai hasrat besar, tidak ada orang yang bisa menebak isi hatinya,  termasuk istrinya.

Aku tiba-tiba menyadari kalau pria ini sulit ditangani, pria seperti ini sangat pandai mengontrol diri, tak lain adalah tulang yang paling sulit dikunyah.

Aku menghela napas, lalu berjalan cepat ke hadapan Jackson.

"Maaf, Tuan Baldev, saya terlambat."

"Ngak juga, aku juga baru sampai."

Aku mulai merenungkan diri. Datang setelah atasan memang kesalahan yang tidak bisa dimaafkan.

Jackson bertanya kepadaku

"Darimana Istriku menemukanmu?" Tanyanya dengan rasa menekan yang tampak seperti ingin menembus orang.

Pertanyaan ini membuatku kembali menilai Jackson, sangat berbahaya, sulit ditebak, sepertinya lumayan waspada terhadap orang yang diatur oleh Zea Liandra, tingkat keberhasilanku di misi kali ini tidak sampai 50%.

Bab 02

"Teman Istri Tuan adalah guru pembimbingku di kampus, dia yang memperkenalkan kami." Jawabku tenang.

***

Berapa hari pertama, aku menghalalkan segala cara untuk mendekati Jackson, tapi Jackson selalu menjauhiku.

Aku takut terlalu inisiatif akan membuatku semakin cepat mengekspos diri. Jadi, aku memutuskan untuk mendekati sekretaris Jackson lebih dulu, asalkan ada dokumen yang perlu diantarkan untuk Jackson, maka akan aku antarkan.

Kini, aku berdiri di depan pintu ruangan Jackson sambil memikirkan bagaimana caranya masuk ke dalam lalu menggodanya.

"Clara, kau akan mengantarkan dokumen itu ke Tuan Jackson bukan?" Tanyaku.

"Benar, Nona." Jawab Clara sambil mengangguk.

"Biar aku lagi saja yang mengantarnya. Kau lanjutkan saja pekerjaanmu." Pintaku, Clara pun memasang wajah sedikit ragu.

"Aku utusan Nyonya Baldev secara langsung. Apa perlu meragukanku." Ucapku. Mendengar kalimatku, barulah Sekretaris Clara memberikan Dokumen itu kepadaku.

Akhirnya, setelah beberapa kali mengantar dokumen, Jackson mulai memperhatikannya.

"Kok kamu lagi?"

Aku tak menjawab, tapi membalas dengan senyuman mempesonaku.

Aku melihat rak buku di belakang, lalu bertanya. "Anda biasanya suka baca buku luar negri ya? Saya paling suka baca《Passionate Lover》, saya sangat terpesona dengan perasaan pria barat yang membara, mereka tidak mempermasalahkan moralitas duniawi, tidak peduli dengan pandangan orang-orang, mereka akan melakukan suatu hal sesuai dengan apa yang mereka mau, dan hidup menurut kemauan mereka.” Tanyaku berusaha menggodanya.

Namun, Jackson hanya mengendorkan dasinya dengan satu tangan, dan menjawabku dengan singkat.

"Bukunya dipajang, tapi tak pernah dibaca. Pandanganku bertentangan dengan orang barat, menurutku menahan diri adalah yang terbaik." Jawabnya cepat.

"Masih ada urusan?"

Dari pertanyaanya aku langsung paham, wanita yang perhatian sama sekali tidak bisa menaklukkan Jackson, kalau begitu aku hanya bisa menggunakan jurus andalanku selangkah demi selangkah.

Membungkukkan sedikit tubuhku dan menatap kalender digital, kancing di kerah kemejaku secara kebetulan tergantung di ujung atas, dengan sedikit gerakan, kancingnya pun terlepas 2 biji, ada 1 yang menggelinding ke sisi tangan Jackson. Aku pura-pura tidak tahu, aku tetap menatap mata Jackson dengan penuh perasaan tersirat.

"Tuan Jackson, sebagai asisten pribadi Anda, aku perlu memahami apa yang Anda suka dan tidak. Misalnya, makanan apa yang harus Anda pantangi, selera Anda, apa Anda bisa memberitahuku?"

Pinggul dan bokongku membentuk lekuk yang seksi dengan berbagai macam gaya, seolah-olah melilit di tubuh Jackson.

"Kuharap kedepannya apapun dariku bisa membuatmu sangat puas, seperti—" ujung jariku seolah-olah menyentuh tangan kanan Jackson.

"Seperti tangan kanan Anda, membelai tangan kiri sendiri, begitu mengerti isi hati Anda."

Jackson akhirnya punya sedikit reaksi, meskipun pandangannya hanya berhenti sekilas di hadapan kedua belahan dadaku yang seputih salju, tapi tidak ada gejolak sedikit pun di dalam matanya. Tidak seperti kebanyakan pria yang akan terus memandangi keindahan di depan mata. Tidak banyak bagian tubuhku yang terekspos, kalau kebanyakan nanti jadi kitsch.

Keindahan yang sebatas cukup adalah yang paling membuat orang tergila-gila.

Jackson memindahkan tangannya. "Aku tidak punya waktu buat ngurusin kamu." Ucapnya.

Aku tidak terima, tapi aku tetap berakting seperti legenda mitos, di mana penantian berubah menjadi kesedihan, kejutan menjadi kekecewaan, semuanya aku ekspresikan lewat kedua mataku yang berkabut secara detail dan langsung, membuat hati orang bergejolak melihatnya.

"Aku bersedia mendengarnya kapan saja saat Anda punya waktu."

Jackson menolakku tanpa basa-basi. "Aku tidak punya waktu kapanpun, keluar!"

Aku mempertahankan gayaku selama beberapa detik sebelum menerima kenyataan akan kegagalan rayuanku.Aku sangat tidak terima di dalam hati, tepat saat aku merapikan ujung rokku dan hendak keluar. Jackson memanggilku

"Berapa umurmu?"

Aku tertegun. "26."

"Masa-masa yang bagus."

Biasanya aku akan berhasil hanya dengan 3 kali berinisiatif pada 99% mangsa yang pernah kudekati, dan Jackson adalah pengecualian 1%.

Hingga saat ini, percakapanku dengan Jackson masih berada di garis normal, paranoid saja Jackson tidak, apalagi selingkuh.

Jackson benar-benar sulit ditangani. 

Setelah kejadian itu, Jackson pergi ke sebelah untuk memantau sebuah kasus akuisisi, dia membawa sekretaris Clara, tapi tidak membawaku.

Di saat aku berpikir bahwa aku kehilangan perhatian saat belum mendapatkannya, Jackson menelponku dan menyuruhku datang ke Hotel Royal.

Dalam perjalanan ke sana, aku melaporkan kemajuan misi kepada Zea, Zea langsung memadamkan semangatku dan memintaku untuk tidak senang terlalu awal, Jackson paling mahir dalam mempermainkan orang dengan acuh tak acuh.

Aku berkata sambil menyetir, "Nyonya, Suami Anda mahir, aku juga sama."

Setelah memutuskan percakapan dengan Nyonya Baldev. Aku pun tiba di depan hotel Royal. Aku segera keluar dari mobil, lalu memberikan kunci mobilku kepada tukang parkir yang akan memarkirkan mobilku.

Tanpa pikir panjang pendek, aku segera berjalan masuk kedalam hotel. Hingga aku menemukan ruangan perjamuan. Aku segera memasuki perjamuan.

Setelah masuk, aku langsung menghampiri Tuan Jackson lalu berdiri disampingnya.

"Apa kau ingin minum?" Tanya Tuan Jackson.

"Tidak perlu, Tuan. Lutut saya akan lemas bila minum." Jawabku.

"Baiklah, kau tidak perlu minum. Cukup berdiri dan menunggu hingga aku memberikan printah selanjutnya padamu." Ujar Jackson.

Aku pun patuh dan tidak banyak bicara."Kudengar Hadden Junius juga mau ikut campur dalam akuisisi kali ini."

Jackson menggoyangkan gelas anggurnya, lalu berkata. "Paman Istriku ini memang tidak bisa diam, dia terlalu tamak."

Seorang pria berkata. "Kita lihat saja bagaimana Presdir Jackson menekannya."

"Dia bukan lawanku."

Aku yang berada di sampingnya tersenyum ringan mendengar perkataan itu, Jackson benar-benar sombong.

Suara tertawanya menarik perhatian para rekan bisnis, seseorang berkata,

"Presdir Jackson ganti sekretaris?"

"Asisten pribadi yang Istriku perkenalkan, tidak pintar, tidak juga bodoh." Jawab Jackson.

Seorang pria berkata. "Pacar idamanku dulu sangat mirip dengan Asisten Presdir Jackson."

"Oh iya?" Jackson jadi agak tertarik, dia bertanya padaku, "Siapa namamu?"

Aku sudah mengikuti Jackson selama 2 minggu, tapi Jackson masih belum ingat namaku. Ingatannya sangat bagus, kecuali dia memang tidak peduli.

"Namaku Kiya, Tuan." Jawabku lembut.

Setelah perjamuan berakhir, Jackson merokok setelah masuk ke dalam mobil, suasananya sangat sunyi, tapi malah membuat orang sangat terpesona.

Aku duduk di kursi di sebelah pengemudi, melihat langit malam dan cahaya oranye menyatu dan menyinari wajahnya, asap-asap berterbangan, sosoknya tampan dan juga dingin, setelah terbiasa melihat Jackson yang tidak tersenyum dalam balutan setelan kerja.

Aku yang saat ini mengenakan sebuah model kemeja berwarna fuchsia yang mencolok, dengan kancing yang tidak rapi. Tulang selangkangnya dicemari oleh cahaya lampu, dan mulutnya sedang menghisap setengah puntung rokok.

Tepat saat aku sedang memikirkan cara untuk memanfaatkan kesempatan malam ini, Jackson mematikan rokoknya. "Tampan?"

Aku belum tersadar dengan apa yang dia katakan, "Apa yang Anda katakan?"

"Aku tampan ngak?? Jackson berkata dengan sedikit mabuk, lalu mencondongkan tubuhnya ke samping, matanya bertemu dengan mataku.***

Hallo selamat pagi semuanya 🤗

ketemu lagi sama Othor. Othor bawa novel baru nih, jangan lupa like, komen, favorit, hadiah dan votenya. Karena ini novel hadiah untuk yang udah pinang novel cetak my boss is my husband. jadi, akan dipublish di noveltoon sampai TAMAT.

Selamat membaca semuanya, semoga suka. jangan lupa tinggalkan jejaknya ya. Sayang reader semua 😍😘😘😘

Bab 03

Jarak antara aku dan Jackson sangat dekat. Aku bahkan dapat melihat sedikit rona merah karena mabuk dari dagu Jackson hingga keningnya. Dan juga aroma alkohol dari napasnya.

Pria dengan bibir tipis dan mata persik orang yang ceroboh dan penyayang. Jackson pasti pengecualian. Meskipun mabuk, Jackson tetap menjaga ketenangan yang membuat orang ketakutan

Aku berkata dengan suara serak dan penuh perasaan tersirat di ujung mataku "Tuan Jackson tampan."

Jackson menatap bibir merahku yang terbuka pelan. "Pakai lipstik?"

Belum sempat aku menjawab, dia kembali berkata. "Asistenku tidak butuh itu semua."

Aku mengulurkan tangan untuk membantunya merapikan kerah pakaian, aku melakukan tindakan paling intim tanpa beban.

"Kalau Tuan Jackson tidak suka aku berdandan, maka besok aku tidak akan pakai lagi." Jawabku.

Jackson melirik sekilas jariku yang berada di kerah kemejanya. lalu kembali bersandar ke kursi. "Kalau aku tidak suka, kamu tidak akan lakukan?" Tanyanya.

Aku tahu kalau dia sedang memberitahunya untuk tidak berlebihan.

"Hal yang dapat merugikan Tuan Jackson tidak akan kulakukan. Sedangkan yang menguntungkan Tuan Jackson, kalau Anda bilang tidak suka, mungkin saja itu berbeda dengan isi hati Anda." Aku tidak mundur, melainkan terus maju, ujung jariku melewati arah hatinya. "Mulut pria terkenal pedas, tapi hatinya mudah luluh." Jawabku lalu menempelkan bibir seksiku di bibir tipisnya. Hangat kurasakan. Hanya hangat, dia tidak meresponku sedikitpun. Karena tidak mendapat balasan, aku pun segera akan menjauhkan kembali tubuhku dari tubuhnya.

"Kau sangat ingin merasaiku," ucapnya Manahan tubuhku untuk tidak menjauh darinya.

"Apa itu artinya—" Pertanyaanmu terpotong ketika dia langsung menempelkan bibirnya di bibirku. Aku membalasnya dengan dengan lembut. Karena ini ciuman pertama bagiku. Aku tidak terlalu pandai. Tapi Jackson, dia cukup ahli.

Rasa manis dan hangat yang membuat darahku berdesir membuat tubuhku memanas dengan gelenyar aneh dibawah sana. Apakah sekarang aku berhasil menggodanya. Tidak mungkin tidak bukan? Aku bahkan merelakan ciuman pertamaku demi lawanku yang tangguh ini. Aku benar-benar tidak terima kalau sampai dia masih belum bisa menerimaku.

"kau sangat kaku." Ucapnya ketika melepaskan ciuman itu.

Kenapa ciuman saja bisa senikmati ini. Pria ini cukup berbahaya untukku.

Kini, aku tiba di depan pintu Apartemen Jackson. Jackson langsung menempelkan kartunya dan pintu pun terbuka.

Aku memandang sekitar ruang tamu. Biasa saja, tidak ada barang-barang yang mencurigakan.

"Tuan, saya pinjam kamar mandi Tuan sebentar." Izinku dibalas anggukan darinya.

Tiba di kamarnya aku segera masuk kedalam kamar mandi, aku tidak menemukan apapun. Tidak ada rambut panjang wanita yang berserakan di lantai maupun di handuk dan jubah mandi. Tidak juga Aku temukan k*nd*m bekas di sana. Hanya ada peralatan pria di dalam sana. Seperti pisau cukur dan lainnya.

Aku benar-benar tidak menemukan bukti perselingkuhan apa pun milik Jackson di dalam apartemen. Aku awalnya tidak percaya pria yang punya uang dan kekuasaan bisa berhati murni dan tidak punya hasrat, apalagi di usia yang terbaik bagi seorang pria.

Tapi, kenyataannya membuatku harus percaya kalau memang ada pria yang bisa menahan diri hingga tahap seperti ini.

Setelah memeriksa kamar mandi, aku pun segera keluar menuju ruang tamu. Kulihat Jackson duduk di atas sofa dengan tampang kelelahan. Aku berinisiatif membuka sedikit gorden jendela, tapi Jackson memerintahkanku untuk menutup kembali.

Aku berjalan ke meja dapur dan menuangkan segelas air untuk Jackson. Baru saja Jackson ingin mengambilnya, aku segera menahannya. "Aku saja."

Selanjutnya aku membantunya untuk mencoba suhu air dengan bibirku.

"Airnya manis. Tuan Jackson coba deh, manis nggak?" Tanyaku genit.

Jackson terlihat tersenyum, tapi tatapan matanya tetap saja dingin.

"Kerjaan Asistenku termasuk memberi minum?"

Aku sudah mempersiapkan diri menghadapi pertanyaanya, aku tidak tergoyahkan. "Aku bertanggung jawab untuk semua kebutuhan pribadi Anda."

Jackson melepaskan kancing kemejanya, lalu melepaskan ikat pinggang, dia duduk dengan malas-malasan, senyum di bawah matanya bertambah banyak.

"Kebutuhan pria tidak bisa diatasi oleh sembarangan wanita."

Jari tanganku menyusup ke dalam pengait logam ikat pinggangnya, suara gesekan yang halus membuat hati orang terasa gatal di malam hari. "Apa aku boleh mengatasi kebutuhan Anda?"

Aku sudah memberikan kode secara terang-terangan, tapi Jackson malah mengambil gelas dari tangannya dan menarik tangannya dengan sikap yang terbilang cukup asing, lalu berjalan menuju kamar.

"Aku tidur dulu, Sopir akan mengantarkanmu." Dia menutup pintu tanpa ragu, aku ditinggalkan sendiri di ruang tamu, rasa frustasi yang belum pernah dirasakannya menelan dirinya seperti gelombang pasang.

"Apa aku barusan ditolak?" Batinku tak terima. Ini pertama kalinya dalam hidupku. Pria ini bukanlah pria biasa, dia sangat sulit ditaklukan.

"Sial, aku bahkak merelakan ciuman pertamaku." Batinku frustasi.

Aku merasa, sepertinya apa pun rencana yang aku buat. Jackson juga tidak akan tergoda.

Rayuan jasmani adalah godaan yang paling rendahan, pria yang benar-benar berada di puncak tertinggi piramida lebih bersedia membayar godaan yang membuatnya kecanduan, dan sampai di saat itu adalah rayuan yang superlatif.

Setelah kejadian tadi. Aku mengerti kalau candaan dan manjaan kecil pasti tidak mempan terhadap Jackson, kalau tidak main yang ekstrem, pasti tidak akan bisa menaklukkannya.

Kemudian, aku mencari kamar tamu di sebelah untuk menginap semalam. Naik ke ranjang tidak cocok digunakan untuk pria berkedudukan tinggi. Tapi, menginap itu diperlukan. Bermalam menunjukkan awal mula dari permainan pria dan wanita dewasa. Selain itu, juga perlu meninggalkan beberapa barang pribadi untuk mengkatalisis hasrat Jackson yang sudah menurun. Setelah dipikir-pikir, aku akhirnya menyembunyikan pakaian dalam lace di bawah sprei.

Keesokan paginya, aku kembali ke apartemen setelah membeli sarapan dan baru saja berpapasan dengan Jackson.

Kemudian aku mendengar suara Zea, aku segera berlari kembali ke kamar dan bersembunyi.

"Jackson, besok aku akan pergi ke luar Paris. Ada pameran busana musim panas terbaru. Apa kau ingin ikut?" Tanya Zea sambil tersenyum manis.

"Tidak, besok aku masih ada meeting." Jawab Jackson.

"Emm, baiklah. Oh iya, Bagaimana Asisten baru yang aku kirimkan untukmu?" Tanya Zea.

"Biasa saja," jawab Jackson singkat.

"Bulan depan adalah ulang tahun Ayahmu. Aku hanya mengingatkanmu." Tutur Zea lagi.

Aku menyimak percakapan biasa itu dengan seksama.

Beberapa menit kemudian, Zea pun pamit akan pergi. Zea tampak berjalan ke depan pintu, dia sengaja mundur selangkah, lalu memeluk Jackson untuk berpamitan.

Karena di sini ada cctv, Zea ingin menangkap bukti perselingkuhan Jackson dan mengajukan perceraian untuk mendapatkan pembagian harta. Kalau begitu, dia harus merekayasa bukti tidak adanya kehancuran hubungan antara keduanya di saat mereka sudah tidak punya perasaan lagi.

Setelah Zea pergi, Jackson berkata, "Masih ngak mau keluar?"

Bersembunyi adalah tindakan reflekku. Karena aku merasa sedang selingkuh.

Jackson berkata dengan dingin. "Cuma perasaanmu saja, dia tidak akan bisa menangkap basahku berselingkuh, karena aku tidak akan berselingkuh, tidak ada wanita manapun yang pantas membuatku salah langkah." Perkataan pria selalu enak didengar.

Aku pun mengikuti perkataannya. "Tuan Jackson sangat mencintai Nyonya. Sebagai Suami, Anda sangat sadar dan juga setia."

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!