NovelToon NovelToon

Jendral Perang

Bab 1 Mencari Informasi

Matahari masih terbit dari ufuk Timur

Di pagi hari suasana di sebuah kota, yang bernama kota Taraka, terlihat normal semua orang menjalankan aktivitas nya masing-masing … Ada yang berjualan di pinggir jalan, ada yang sedang menunggu bus untuk berangkat bekerja sarta berangkat ke sekolah dan ada juga ibu-ibu yang hendak pergi ke pasar, semua orang melalukan aktivitasnya masing-masing

Di sebuah bandara telah mendarat sebuah pesawat biasa, terlihat seorang anak muda yang pertama keluar, dia memakai sweater hijau tua serta celana jens hitam panjang.

Dia menghirup udara dalam-dalam "Udara yang segar"Gumamnya

"Tidak ada bau yang sudah aku hirup selama 5 tahun ini" Lanjutnya yang masih di pintu keluar pesawat, dan menikmati angin yang berhembus, tapi terdengar sebuah suara dari belakang.

"Hey nak… bisa kah kau cepat pergi dari situ… kau menghalangi jalanku…" Ucap salah satu penumpang paruh baya yang jalannya terhalangi.

"Maaf… silahkan…" Dengan canggung dia menjawab dan mempersilahkan orang lain untuk duluan dan dia mundur dari pintu keluar pesawat, sambil menyodorkan tangannya ke arah pintu pesawat

Setelah semua keluar, dia pun ikut keluar dari pesawat itu.

Di depan bandara dia melihat sekeliling tidak ada orang yang dia kenal, dan semua tampak asing baginya.

Dia pun pergi meninggalkan bandara di ikuti oleh seorang yang laki-laki yang mungkin bisa di bilang sebaya dengannya.

Dia adalah Viky dengan postur tubuh yang kekar dan mempunyai kulit putih, dengan wajah yang tidak terlalu tampan.

Dan yang mengikutinya adalah Aldo orang kepercayaan Viky.

Mereka berdua memanggil sebuah taksi, ketika di dalam mobil, supir taksi bertanya:

"Tuan mau kemana… " Tanya supir taksi

"Penghasilan kamu sehari berapa?" Tanya Viky.

"Kenapa Tuan menanyakan hal itu?" Jawab sopir taksi bingung

"Jawab saja berapa?…" Viky menjawab dengan nada sedikit kesal.

"sekitar 500-1.000 dolar Tuan!… Itu pun sangat jarang…"Jawab Sopir itu dengan wajah memelas dan ada kesedihan dari raut wajahnya.

"Oh seperti itu…" Jawab Viky singkat

"kamu matikan Argonya, bawa aku keliling kota, aku kasih kamu 50.000 Dolar bagaimana?" Lanjut Viky.

"Jangan bercanda Tuan… 50.000 Dolar itu sangat banyak" Sopir itu mengira Viky sedang bercanda.

Dia tidak percaya karena untuk penghasilan sehari saja paling cuma 1.000 dolar itu pun jika ramai, jika sepi bahkan bisa lebih rendah dari itu.

"Nih… kalau kamu tidak percaya" Viky kemudian memberikan uang 50.000 Dolar kepada supir itu.

"Tuan ini terlalu banyak…" Dengan gemetar supir itu pun melirik ke arah Viky dan hendak mengembalikan sebagian uangnya. baginya 50.000 dolar cukup untuk dia dan keluarganya makan 6 bulan tanpa bekerja.

"Tidak apa-apa, jika kamu bisa membuat aku puasa mengelilingi kota, dan menjelaskan tetang informasi kota, aku akan beri kamu bonus lagi"Ucap Viky, Dia berpikir sebentar dan berkat kembali: "Bisa di bilang tour guide dadakan, lah" Lanjut Viky

Sopir itu tercengang, baginya uang 50.000 Dolar sangat lah banyak, apa lagi nanti akan di beri tambahan bonus. dalam mimpi saja dia tidak pernah mendapat penumpang seperti ini, di pikirannya entah Viky itu bodoh atau memang orang nya sangat baik.

"Kenapa kau melamun, Cepat jalan…" Ucap Viky yang melihat keluar jendela mobil.

Sopir itu pun tersadar, dan mulai menancap pedal gasnya.

"Tuan mana saya Herman, jika Tuan membutuhkan saya di masa depan Tuan bisa menghubungi saya, saya cukup tau seluk-beluk kota ini!" Ucap nya dengan percaya diri. dan memberikan kartu namanya

"Heemmm…" Viky mengangguk, serta menerima kartu nama dari Herman

"Perutku lapar… kamu cari tempat makan yang enak…" Perintah Viky kepada Herman.

"Baik Tuan… mau makan di tempat biasa atau di restoran?" Tanya sopir itu.

"Dimana saja asal makanannya enak" Jawab Viky.

"Tapi kalau tidak enak… kamu yang bayar semua makanannya… " Lanjut Viky yang sedikit bercanda

"Baik Tuan…" Herman pun menuju tempat makan yang biasa dia makan, yah untuk rasa memang bisa di bilang standar dan harga pun standar.

Tidak lama mereka pun sampai di sebuah tempat makan yang sederhana, terlihat dari banyaknya orang yang makan di situ hanyalah pegawai biasa yang gaji nya standar, Untuk orang biasa sudah bisa makan saja lebih dari cukup.

Herman melihat kebelakang dan berkata: "Tuan kita sudah sampai… makanan di sini sederhana dan murah, tapi untuk rasa bisa di bilang lumayan lah"

Viky dan Aldo turun dari mobil dan berjalan memasuki tempat makan tersebut. mereka pun memesan makanan yang ada di tempat itu.

Herman yang sedikit lama karena memarkirkan mobil karena parkiran yang sempit dan penuh. Herman tercengang melihat Viky dan Aldo makan yang begitu lahap, bukan, bukan lahap tapi bisa di bilang rakus.

Herman duduk di depan mereka berdua dan berkata: "Tuan makannya pelan-pelan saja, lihat sekeliling mereka semua memperhatikan Tuan…" Sambil melirik sekeliling

Tetapi Viky dan Aldo tidak memperdulikan perkataan Herman dan masih terus makan.

1 piring 2 piring dan sudah sampai di piring yang ke 10 yang mereka makan, itu untuk satu orang dari mereka berdua.

Setelah piring ke 10 mereka mulai kenyang dan berhenti makan, kemudian Viky melirik Herman dan berkata: "Kenapa kamu tidak makan dan hanya menonton kami makan saja…"

"Bagaimana aku bisa makan kalau melihat kalian makannya seperti kerasukan Setan" Gumam Herman.

"Aku masih kenyang dan hanya makan sedikit tadi…" Ucap Herman hati-hati takut menyingung Viky.

"Yah sudah kalau begitu kita lanjutkan perjalanannya" Sahut Viky dan berdiri untuk membayar makanan yang mereka makan, Viky tahu bahwa mata semua orang yang ada di situ memperhatikan dia tapi dia tidak peduli akan hal itu.

Setelah membayar di kasir, mereka pun pergi meninggalkan tempat makan itu dan melanjutkan perjalanan mengelilingi kota.

Banyak tempat yang mereka datangi, tetapi kebanyakan hanya melihat dari dalam mobil, tanpa masuk kedalam tempat tersebut sepeti tempat hiburan dan kasino. Banyak yang berubah setelah 5 tahun Viky pergi meninggalkan Kota Taraka ini.

Tidak terasa hari sudah menjelang sore, Banyak informasi yang di dapat Viky dari Herman.

Sebenarnya tujuan dia bukan hanya berkeliling kota dan bersenang-senang tetapi ingin mendapat informasi tetang kota secara detail, berkat Herman yang sehari-hari berada di jalan dan bertemu banyak orang, menjadikan Viky tidak terlalu susah untuk mendapatkan informasi.

"Tuan hari sudah menjelang sore… sekarang tujuan kita akan kemana?" Tanya Harman, karena bingung mau membawa mereka berdua kemana lagi, hampir semua tempat sudah mereka datangi.

Terima kasih sudah membaca :

...✨Jendral Perang✨...

Jika ada Saran dan Kritikan silahkan tulis di

kolom komentar.

❗Dukung terus novel Jendral Perang dengan cara :

...Like👍...

...Komen💬...

...Vote🎟️...

...Hadiah🎁...

...Dan Klik Favorit ❤️ Biar Tidak Ketinggalan Update...

...Terima kasih🙏...

...R"Azk 🥇...

Bab 2 Bertemu Bidadari

Bertemu Bidadari

"Tuan hari sudah menjelang sore… sekarang tujuan kita akan kemana?" Tanya Harman, karena bingung mau membawa mereka berdua kemana lagi, hampir semua tempat sudah mereka datangi.

Belum sempat Viky menjawab sudah di potong kembali oleh Herman.

"Bagaimana kalau Tuan-Tuan menginap satu malam saja di rumah saya?" Tawar Herman, yang merasa tidak enak kepada Viky dan Aldo, karena memberinya uang terlalu banyak.

Viky berpikir sebentar kemudian dia Berkata: "Boleh juga… karena aku belum tau semua tetang Kota Taraka" Jawab Viky yang punya niat lain.

Informasi dari Herman hanyalah garis besar tetang Kota Taraka, dan mungkin bisa lebih detail jika bisa mendapatkan informasi jika berbaur dengan masyarakat langsung.

Singkat cerita Viky, Aldo dan Herman sudah di rumah Herman dan berkenalan dengan Istri Herman bernama Novi, Mereka bertiga mengobrol ga jelas di ruang tamu, seperti ibu-ibu di pagi hari bergosip saat membeli sayuran.

Kemudian Novi berjalan dari dapur, menghampiri Herman dan berkata: " Herman… makan malam sudah siap ajak lah Tuan Viky dan Tuan Aldo Untuk makan".

Novi sudah tau tetang cerita Viky yang memberi nya 50.000 Dolar hanya untuk menemani jalan-jalan seharian.

"Dimana Rere?… Apa dia sudah pulang" Tanya Herman yang handak duduk di meja makan kepada Novi istrinya.

"Dia sudah pulang… dan ada di kamarnya, tadi aku sudah memanggil nya untuk makan bersama" Jawab Novi yang kemudian memberikan nasi ke piring Herman, Viky dan Aldo.

"Terima kasih…" Jawab Viky dan Aldo serempak

"Tidak perlu sungkan kalian berdua makan lah yang banyak, pasti cape dan lapar setelah seharian berkeliling kota" Ucap Novi.

Trak…

Trak…

Trak…

Terdengar langkah kaki dari belakang Viky, saat Viky menolah untuk melihat siapa yang datang, dia terkesima akan kecantikan yang terlihat di depan matanya dan tanpa sadar dia berkata: "Bidadari Dari surga…" suasana pun menjadi Hening seketika walau ucapan Viky sangat pelan tetapi bisa terdengar oleh semua orang.

Rere berjalan mendekati meja walau wajah nya terlihat canggung dan sedikit merasa tidak nyaman karena Viky terus menatapnya.

"Maaf… bisakah kamu tidak melihat ku seperti itu… aku merasa kurang nyaman" Celetuk Rere kepada Viky dengan nada sedikit kesal dan memecah keheningan.

Viky yang tersadar atas ucapan Rere pun segera mundurkan kepalanya, dengan rasa malu atas sikapnya yang terlalu berlebihan itu.

suasana pun kembali hening dan sangat canggung.

Herman mencoba memecah keheningan dan canggung di antara mereka, dan berkata:

"Tuan Viky, ini adalah anak saya namanya Rere, dia memang seperti ini ketika pertama kali bertemu orang, tetapi jika sudah kenal dia akan sangat baik" Ucap Herman memperkenalkan anaknya.

"Tidak apa-apa… aku yang minta maaf karena telah memandang Rere seperti itu, dan itu sangat tidak sopan" Jawab Viky sedikit merendah dan mencoba meminta maaf kepada Rere walau tidak secara langsung.

"Yah sudah… sekarang sudah berkumpul semua, mari kita menyantap makanan ini, kalau sudah dingin rasanya akan sedikit kurang enak" Celetuk Novi yang mencoba mengalihkan pembicaraan.

Setelah Ucapan itu mereka pun memulai makannya.

Viky yang masih tidak enak kepada Rere, dia makan pun hanya sedikit walau makanan nya sangat lezat, tetapi berbeda dengan Aldo yang makan dengan lahapnya.

Suasana pun hening yang terdengar hanya lah suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring.

"Rere bagaimana hasilnya, apa kamu di terima bekerja di perusahaan Octa Grup?" Tanya Herman memecah keheningan.

Rere menggelengkan kepalanya dan berkata: "Belum… Belum ada kejelasan, aku di terima bekerja atau tidaknya, hanya orang-orang yang mempunyai uang dan kekuasaan yang di dulukan untuk bisa bekerja di sana, tetapi mereka tidak memiliki kemampuan bukan hanya itu bahkan mereka di beri jabatan di perusahaan" Rere menghela napas berat, dia sedikit lemas dan terlihat raut kekecewaan di wajahnya.

Viky sedikit tercengang akan pernyataan dari Rere, apa benar perusahaan yang dia percayakan kepada Deky ternyata seperti itu.

Viky tidak mengatakan apa pun dia hanya mendengarkan pernyataan dari Rere.

Suasana kembali menjadi hening sampai acara makan selesai.

Setelah makan selesai Herman mengajak Viky untuk minum anggur bersama tetapi Viky menolak nya.

Dan meminta Herman untuk bisa berbicara berdua dengan Rere, awalnya Herman sedikit terkejut akan permintaan dari Viky, akan tetapi dia percaya Viky adalah orang baik, mungkin ada suatu hal yang bisa putrinya lakukan untuk masa depannya.

Dia mengajak Rere ke sebuah taman yang tidak jauh dari rumah Herman, pemandangan yang sangat indah, di tegah taman terbentuk danau buatan di hiasi dengan cahaya bulan yang terang memantul di atas danau tersebut, serta bintang-bintang yang menjadi pelengkap akan ke indahan nya.

Viky duduk berdua bersama Rere di sebuh bangku taman menghadap danau, sedangkan untuk Aldo dia sudah di perintahkan oleh Viky untuk menemui Deky dan mengatur tempat sementara untuknya tidur malam ini. Akan sangat tidak enak jika dia melanjutkan untuk menginap di rumah Herman, dengan kejadian tadi saat makan malam.

Rere awalnya sangat enggan untuk berbicara berdua dengan Viky, karena kesan pertama yang kurang baik, tetapi setelah bujukan dari kedua orang tuanya, dia dengan enggan pun pergi bersama Viky.

Suasana di taman sangat hening, hanya terdengar suara air yang mengalir dan angin yang berhembus, di taman hanya lah mereka berdua, entah kenapa di sana tidak ada orang.

Mereka berdua terdiam cukup lama, Rere hanya menunggu Viky untuk memulai berbicara karena dia tidak tahu maksud Viky mengajaknya ke sini.

Sedangkan untuk Viky dia masih tidak enak akan kejadian tadi di meja makan.

Setelah beberapa saat Viky berkata: "Aku bisa membantu kamu untuk bekerja di perusahaan Octa Grup tapi… " Belum sempat Viky menyelesaikan kata-katanya sudah di potong oleh Rere.

"Terima kasih Tuan Viky… sudah banyak yang berbicara seperti itu kepadaku… Mereka mencari kesempatan dalam kesempitan" Potong Rere, dengan sedikit kesal.

"Eehh Maksud Nona Rere?" Viky bingung atas ucapan Rere.

"Banyak Tuan muda dari Keluarga kaya yang menawari aku pekerjaan, tetapi dengan syarat aku harus menemaninya satu malam…" Rere menarik napas dalam-dalam dan berkata kembali.

"Walau pun keluargaku hidup miskin tetapi aku masih punya harga diri, Aku paling benci terhadap orang yang hanya bisa menyombongkan nama keluarga mereka dan berbuat seenaknya, mereka berpikir dengan status dan nama keluarga mereka, mereka bisa berbuat sesuka hati mereka" Rere mengepalkan tangannya, Wajah yang cantik itu seketika berubah, memancarkan aura kebencian yang sangat mendalam.

Terima kasih sudah membaca :

...✨Jendral Perang✨...

Jika ada Saran dan Kritikan silahkan tulis di

kolom komentar.

❗Dukung terus novel Jendral Perang dengan cara :

...Like👍...

...Komen💬...

...Vote🎟️...

...Hadiah🎁...

...Dan Klik Favorit ❤️ Biar Tidak Ketinggalan Update...

...Terima kasih🙏...

...R"Azk 🥇...

Bab 3 Aldo Yang Mengganggu

**memancarkan aura kebencian yang sangat mendalam.

"Tapi bukan seperti itu maksudku" Ucap Viky dengan niat lain.

"Terus mau kamu apa?" Tanya Rere yang penasaran karena setiap di tawari sesuatu oleh orang lain pasti lah minta imbalan dirinya.

"Kamu cukup melaporkan kepadaku setiap perkembangan baik dan buruknya" Ucap Viky

"Hanya seperti itu?" Rere bingung akan permintaan dari Viky, dan menatap Viky di sebelahnya.

"Iya… Iya hanya itu…" Viky menatap Rere, dan tatapan mereka bertemu.

Dengan suasana yang mendukung di malam hari, di taman tanpa orang lain yang menganggu dan di terangi cahaya bulan, mereka saling menatap satu sama lain cukup lama, kemudian wajah mereka sedikit demi sedikit maju, bibir Viky dan Rere yang jaraknya hanya kurang dari satu jari yang hampir bersentuhan.

Treett…

Treett…

Treeet…

Ponsel Viky bergetar, ada panggilan masuk.

Viky dan Rere tersadar, Rere memalingkan wajahnya yang memerah karana malu, begitu pun Viky.

Viky beranjak menjauh dan mengangkat telpon, sedangkan Rere yang masih duduk termenung dengan jantung berdebar kencang, seperti genderang perang, jedak-jeduk tak karuan.

"Apa yang akan aku lakukan barusan" Gumam Rere dalam hatinya, wajah nya semakin memerah seperi stroberi, merah dan manis.

Rere adalah seorang wanita cantik yang sangat dingin terhadap laki-laki, tetapi di hadapan Viky entah kenapa dia seperti itu, Rere sendiri bingung kenapa dirinya seperti itu.

Rere yang masih melamun tersadarkan oleh Viky yang selesai menelpon.

"Aku ada urusan yang mendadak… Kita bisa lanjutkan pembicaraan ini di lain waktu… untuk masalah pekerjaan bisa kamu pikirkan terlebih dahulu" Ucap Viky yang menyadarkan lamunan Rere

"Hemm…" Rere menganggukkan kepalanya.

"Ayo aku antar kamu pulang" Ajak Viky kepada Rere.

"Tidak usah… aku masih ingin di sini…" Jawab Rere sambil menggelengkan kepalanya.

"Baik lah… Bilang kepada Herman aku tidak jadi menginap di rumah karena ada urusan yang harus aku urus" Selesai berkata Viky meninggalkan Rere di bangku taman.

Rere yang melihat Viky pergi ada rasa yang mengganjal di hatinya, entah apa itu hanya Rere yang tahu…

Kesampingkan Rere yang lagi galau… kembali ke Viky.

Setelah Viky meninggalkan Rere dia berjalan mencari taksi "Sialan kau Aldo menganggu saja" Umpat Viky dalam hati, dia sangat kesal kepada Aldo dan di tambah lagi susahnya untuk mencari taksi karena sudah malam.

"Susah sekali mencari taksi di malam seperti ini, apa aku harus membeli mobil" Gumam kembali Viky, sambil berjalan mencari taksi dengan wajah kusut penuh kekesalan.

Cukup lama dia mencari Taksi dan akhirnya dia menemukan taksi yang kosong.

Viky menuju tempat yang mana sudah di berikan oleh Aldo, ketika sudah menelpon tadi.

Jarak yang lumayan jauh sekitar 30 menit dari tempat Viky berada tadi, dia sampai di sebuah restoran di pusat Kota Taraka yang sangat mewah.

ketika dia akan memasuki restoran tersebut dia di cegat oleh 3 penjaga yang bertubuh besar dan kekar.

"Maaf Tuan… untuk malam ini, restoran kami di tutup untuk umum" Ucap salah satu penjaga kepada Viky dengan nada sopan tetapi sorot mata yang merendahkan Viky.

"Tapi aku sudah membuat janji dengan seseorang di tempat ini" Ucap Viky yang sedikit bingung karena tidak boleh masuk.

"Janji?…" Ucap penjaga lain yang sedikit menyindir Viky.

"Kami tidak di beri tahu kalau ada orang yang akan datang dan Kami juga hanya di perintahkan jangan sampai ada orang yang masuk" Ucap penjaga lain dengan nada tegas.

Viky hanya bisa pasrah dia tidak mau membuat masalah dengan para penjaga tersebut, dan beranjak pergi menuju tempat parkir untuk menelpon Aldo, dan menanyakan apa dia salah mengirim alamat.

tetapi sebelum Viky beranjak menjauh dari pintu masuk, datang sebuah mobil mewah, dan berhenti tepat di depan pintu masuk.

Terlihat seorang pria paruh baya dengan memakai jas dan celana berwarna Coklat, keluar dari mobil tersebut, dan di ikuti oleh seorang wanita cantik berambut panjang.

Viky tercengang melihat kecantikan wanita tersebut, dengan kulit putih mulus memakai baju dress berwarna merah panjang dan ada belahan dari kaki hingga paha atau bisa di sebut Cut-out slit dress, Bentuk paha yang ramping tetapi besar di bagian belakang, dan di bagian atas yang menonjol besar tetapi tidak berlebihan, dan wajah berbentuk oval di tambah makeup yang tipis, serta bibir kecil yang merah terlihat manis.

Wanita tersebut bernama Citra, dia berjalan menuju pintu masuk tanpa mengindahkan tatapan Viky yang terlihat mesum. Mereka berjalan dengan elegan menuju pintu masuk.

Sebenarnya dia sangat enggan memakai pakaian tersebut, tetapi dia di paksa oleh ayahnya.

Para penjaga itu tidak melarang mereka masuk, akan tetapi memperlakukan mereka dengan sangat sopan dan membiarkan mereka masuk.

Viky yang melihat itu menjadi kesal terhadap para penjaga tersebut.

Viky mendekat ke arah pintu masuk dan berkata:

"Kenapa merek di perbolehkan masuk?" Tanya Viky dengan nada kesal.

"Kamu harusnya bisa berkaca, siapa kamu dan siapa mereka, kamu bisa bandingkan pakaian yang kamu pakai dengan pakaian mereka, mungkin baju kamu harganya tidak lebih mahal dari sepatu yang mereka pakai" Ucap penjaga itu dengan sedikit mengeraskan suaranya dan dengan nada yang kesal serta tatapan menghina kepada Viky.

Pria dan wanita itu menoleh ke pintu masuk, karena mendengar suara teriakan dari penjaga tersebut.

Mereka menatap ke arah Viky dengan tatapan menghina.

Viky menghela napas berat dan berkata: "Ok… Ok… Aku akan pergi, tetapi kalian jangan menyesal sudah mengusirku, he…he…he" Dengan senyum yang ramah tetapi tersirat suatu niat lain.

Dia pergi meninggalkan restoran tersebut dan menelpon Aldo, dia sudah badmood untuk masuk ke restoran itu karena sikap para penjaga yang kurang profesional.

"Aldo aku akan pergi mencari hotel untuk menginap malam ini, kamu urus saja urusan di sana…" Berkata Viky setelah sambungan telpon terhubung kepada Aldo.

"Ta-Tapi Tuan… Di sini sudah hadir orang-orang dari Octa Grup dan perusahaan yang di naungi oleh Octa Grup dan mereka sedang menunggu kedatangan anda" Ucap Aldo dengan sopan.

"Menungguku…? Aku tidak di perbolehkan masuk dan di usir oleh penjaga" Tanya Viky kepada Aldo.

"Iya Tuan… Mereka berharap bisa bertemu dengan Tuan…… Tuan tolong Tung……" Belum sempat Aldo menyelesaikan kata-kata nya, telpon sudah di matikan oleh Viky.

Setelah panggilan tersebut di matikan oleh Viky, Aldo yang berada di dalam restoran tersebut segera berlari menuju pintu masuk, Deky yang sedang mengobrol dengan para Eksekutif Octa Grup dia melihat Aldo yang berlari menuju pintu masuk restoran dan dia segera mengikuti Aldo menuju pintu masuk.

Di pintu masuk, Pria paruh baya itu menghampiri penjaga dan bertanya:

"Apa ada masalah… ?" Tanya nya kepada para penjaga,

"Tidak ada Tuan… Hanya orang miskin yang ingin mencoba masuk saja dan itu sudah sering terjadi…" Jawab salah satu penjaga tersebut dengan sopan.

………

Terima kasih sudah membaca :

...✨Jendral Perang✨...

Jika ada Saran dan Kritikan silahkan tulis di

kolom komentar.

❗Dukung terus novel Jendral Perang dengan cara :

...Like👍...

...Komen💬...

...Vote🎟️...

...Hadiah🎁...

...Dan Klik Favorit ❤️ Biar Tidak Ketinggalan Update...

...Terima kasih🙏...

...R"Azk 🥇...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!