NovelToon NovelToon

The Way I Love You

Part 1

Apa yang muncul pertama kali di pikiran anak-anak remaja ketika menginjak bangku SMA, Suasana yang baru? Teman baru ? Cinta baru atau pengalaman baru lainnya? Semua itu pasti akan muncul di pikiran siapa saja, Dan itulah yang di alami oleh Hani Aulia cewek yang berusia 16 tahun itu selalu mengkhawatirkan dirinya yang terbilang culun dari para remaja pada umumnya.

Sejak SMP Hani merupakan siswi yang paling cupu dan selalu jadi bahan pembullyan bagi anak-anak populer, Pernah sekali Hani hampir mengakhiri hidupnya karena perlakukan yang tidak baik dari teman-temannya akan tetapi tekadnya untuk berubah di mulai di bangku SMA ini. Hani yang dulu berpenampilan bak seorang kutu buku dengan rambut di kepang dan kaca mata cembung membuatnya mendapat julukan si culun Hani selama 3 tahun.

Sekarang Hani bukanlah Hani yang dulu, dia telah berubah dengan berpenampilan seorang gadis remaja seusianya dengan tatanan rambut yang apik serta outfitt sekolah yang trendi, walaupun sudah merubah penampilannya sifat Hani yang selalu khawatir mendapat teman masih saja melekat. Untungnya dia masih memiliki satu teman yang mau menerima Hani apa adanya tapi sayangnya mereka tidak sekelas sehingga membuat Hani kembali harus mencari teman baru.

Pagi ini dengan di antar oleh sang Ayah, Hani yang baru saja keluar dari dalam mobil menatap gedung sekolah yang akan di tempatinya selama 3 tahun ke depan, Hani menghela nafas berat dan mulai melangkahkan kakinya memasuki pelataran sekolah.

Melihat beberapa murid yang belarian menghampiri kenalan mereka membuat Hani benar-benar cemburu, ia hanya dapat menunduk sambil mengerucutkan bibirnya hingga seseorang baru saja menyambar tangannya dan meneriaki kata-kata semangat pagi.

Cewek yang baru saja menegur Hani adalah Helen, teman yang di maksud Hani satu-satunya orang yang mau berteman dengannya sejak mereka bertemu di kelas satu SMP, Helen tidak seperti Hani yang terkenal cupu, sifat Helen yang ceria dan tidak memilih teman lah yang membuatnya bersahabat dengan Hani sampai sekarang. Hani yang tampak senang dengan kehadiran Helen memutuskan untuk jalan bersamany sampai mereka tiba di kelas masing-masing.

Setibanya di kelas, Hani melirik papan tulisan kelas yang bertuliskan 1-A dan nafas beratnya pun kembali terdengar hingga dirinya berhasil memasuki kelas dan di lihatnya satu persatu murid yang sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing, Semuanya tampak terlihat akrab dan sudah saling mengenal rasanya Hani baru saja sudah memasuki ruangan yang berisikan orang-orang yang di lihatnya ketika SMP dulu.

" Aku tidak boleh mengulang hal yang sama, Aku harus bisa menjadi Hani Aulia yang baru. " Benaknya mencoba memberanikan diri.

Hani menghampiri dua orang cewek yang sedang asik membahas sesuatu di bangku paling belakang dan kemudian menegur mereka " Hai.., aku boleh duduk di sini nggak? " Ucap Hana sontak membuat dua cewek itu menatapnya datar, sejurus kemudian Hani merasa tegang dan kesulitan bernafas.

" Silahkan. " Balas cewek yang bermata sipit itu dan kemudian mengembalikan semangat Hani untuk duduk di sebelah mereka.

Bahkan ketika Hani duduk pun keduanya tidak menegurnya lagi bahkan menanyakan namanya pun tidak sehingga Hani kembali memperkenalkan diri lalu setelah itu menanyakan nama mereka.

" Namaku Hani Aulia aku lulusan dari SMP Sriwijaya. " Lontar Hani berhasil membuat mereka menoleh sejenak dan hanya mengangguk sambil terseyum kecil.

" Nama kalian siapa? " Tannya Hani lagi sebelum mereka berdua menoleh.

" Aku Tania " ucap cewek beramata sipit.

" Aku Anna.. " Balas cewek bergigi kelinci yang terkesan sangat cuek.

Hani menggaruk kepalanya tak gatal dan setelah itu menoleh ke depan, Kedua cewek itu kembali sibuk membahas soal kosmetik yang sedang trend saat ini, Hani yang tak sengaja mendengarnya segera mengeluarkan sesuatu dalam isi tasnya. Tak di sangka ketika Hani mengeluarkan lipstik yang di maksud oleh mereka barusan tiba-tiba saja Tania menoleh dan menegur lipstik yang di pegang oleh Hani.

" Wah kamu sudah punya lipstik ini? Beli di mana? " Tanya Anna yang paling antusias melihatnya.

" Itu.., ( Aku tidak mungkin bilang kalau itu barang KW kan? Ini kesempatan Bagus untuk menjadi populer. ) " Batin Hani sebelum melanjutkan jawabannya

" Ayahku kebetulan seorang pelaut, dia membawakan oleh-oleh paket kosmetik ini dari Korea. " Jawabnya seketika mengutuk dirinya sendiri karena telah berbohong.

" Wahh.. Aku tidak percaya, bahkan aku sudah memesannya beberapa hari yang lalu dan sampai sekarang barangnya belum datang, Apa kau masih punya yang lain.? "

Untungnya saat itu Hani membawa semua alat make upnya walaupun itu di larang di sekolah, alasan Hani membawanya hanyalah sebagai bentuk bahwa dirinya merupakan cewek populer dan bukannya cewek cupu seperti dulu. Selain itu brand kosmetik yang di miliknya memang tidak seperti aslinya namun jika ingin di bandingkan cukup sulit dan itulah Kenapa Tania dan Anna tidak menyadari akan hal itu.

 

\*

 

" Heleeeeennnnnnnnn..... " Teriak Hani sambil berlari ke arah sahabat nya yang berjalan sendiri menuju gerbang sekolah.

" Bagaimana dengan kelasmu? Apa kau mendapat teman baru? " Tanya Helen ketika Hani sudah berjalan di sebelahnya.

" Eem.. Mereka anak orang kaya dan sangat populer, kami bahkan sudah membuat grup chat di whatsapp, aku senang sekali akhirnya tidak sendirian di kelas itu. " Jawab Hani yang terlihat begitu senang sampai membuat Helen ikut senang mendengarnya.

" Aku penasaran bagaimana caramu mendekati mereka? " Gumam Helen seketika itu membuat Hani menarik tangannya menjauh dari keramaian.

" Apa !!! Kau membohongi mereka kalau kau anak seorang pelaut??? " Ucap Helen yang sangat terkejut ketika mendengar penjelasan Hani barusan.

" Sssttt.. Kamu jangan berisik nanti kalau ada yang dengar bisa gawat. " Hani mencoba menutup mulut Helen namun cewek itu dengan cepat menangkisnya dan menatap sahabatnya dengan tatapan tajam.

" Dengar ya Han, sekali kamu berbohong ke mereka kamu akan terus-menerus bohong, Apa jadinya jika mereka nanti tahu kalau selama ini kamu membohongi mereka.? " Lontat Helen yang benar-benar tidak setuju dengan cara Hani yang satu ini.

" Cukup menutupi semuanya dan jangan sampai ketahuan, Kamu seharusnya mendukungku.., kamu tidak mau kan kalau aku terlihat seperti Hani yang dulu. " Ucapnya dengan wajah memelas sambil menggoyang-goyangkan lengan Helen.

Helen membuang nafas berat dan memalingkan wajahnya dari Hani, apa yang telah di lakukan Hani merupakan kesalahan yang sangat besar, berbohong tidak akan membuatnya populer tapi hanya akan membuatnya dapat masalah di kemudian hari.

" Terserah kamu saja, Ayo kita pulang. " Ajak Helen dan langsung di balas anggukan mantap dari Hani.

🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒🍒

Jangan lupa like and comment guys.., Next ➡️

Part 2

" Yah sampai di sini aja. " Ucap Hani yang menyuruh Ayah nya untuk memberhentikan mobil di jarak yang cukup jauh dari sekolah.

" Kenapa? " Tanya Ayah nya heran.

" Aku mau ke tempat foto copy dulu, ada yang mau di foto copy soalnya. " Jawabnya berbohong, Alasan Hani ingin turun di situ tak lain agar kedua teman barunya tidak melihat Hani turun dari dalam mobil pengantar makanan. Kedua orang tua Hani memang bukanlah orang tajir, mereka hanya memiliki warung makan yang menyediakan layanan catering sehingga setiap pagi jika Ayahnya mengantar makanan Hani akan ikut.

Setelah berhasil turun dari dalam mobil Hani pun berjalan mengendap-endap menuju trotoar setelah Ayahnya pergi barulah ia bisa bernafas lega, Ini pertama kalinya Hani merasa malu di antar oleh orang tuanya tapi hal itu tetap di lakukannya agar Hani tetap berada di jajaran murid populer.

Di gerbang sekolah Hani melihat dua teman barunya yaitu Tania dan Anna sedang berjalan bersama memasuki sekolah, Hani yang tak mau ketinggalan momen itu pun mempercepat langkahnya dan menyapa mereka ketika dirinya sudah sampai di sebelah Tania.

" Pagi guys. " Ucapnya di sambut hangat oleh mereka berdua.

Ketiganya berjalan menuju kelas di barengi gelak tawa mereka yang membuat beberapa murid menatapnya heran, Di samping itu Hani merasa senang karena bisa berbaur bersama mereka berdua yang notabenenya sangat populer bahkan di kalangan senior sekalipun.

\*

Istirahat pertama, Hani mengajak dua teman lainnya ke kantin dan langsung di setujui oleh mereka berdua. Setibanya di kantin mereka memesan minuman dan makanan yang berbeda sesuai selera mereka, Karena mereka memilih meja yang berada di tengah sontak beberapa siswa kelas lain melirik ke arah meja mereka dan menyoraki Anna, Di antara mereka bertiga Anna lah yang paling banyak penggemarnya, selain cantik dia juga terkenal cerdas dalam semua mata pelajaran, satu lagi yang membuat Hani merasa cemburu tapi hal itu tidak membuatnya minder.

" An minta nomor wa dong. " Sahut seorang siswa cowok yang berambut cepak tengah menyodorkan ponselnya ke arah Anna yang sedang asik menikmati semangkuk baksonya.

" Gue nggak punya wa. " Balasnya cuek, Itulah Anna yang juga terkenal cuek.

" Dia udah bilang nggak punya udah lah jangan berdiri di situ terus, ganggu kita lagi makan aja. " Sahut Tania mencoba mengusir cowok itu

Baru saja cowok itu hendak pergi, tiba-tiba saja matanya tertuju pada Hani yang sedang menatapnya heran sontak cowok itu kembali dan mendekati Hani dengan meminta nomor whatsapp nya.

" Kalo Anna nggak mau ngasih, kamu juga boleh. " Lontarnya pada Hani yang saat ini terbelalak kaget mendengarnya.

" Jangan di kasih Han, " Sahut Tania lagi.

" Maaf, aku lupa bawa hp. " Jawabnya sangat polos.

Alhasil cowok itu pergi tanpa mendapatkan nomor siapapun, Ketiganya kembali asik menimati pesanan mereka di barengi tawa kecil karena ulah Tania saat mempraktikkan cowok itu saat meminta nomor ponsel mereka.

" Abis sekolah kita hang out yuk. " Ajak Anna yang telah selesai menghabiskan makanannya.

" Ide Bagus, gimana kalau kita nongkrong di cafe Up normal? Di sana tuh instagramable banget buat foto-foto, gimana? " Sambung Tania melirik Hani dan Anna secara bergantian.

" Setuju, Lo udah sering nongkrong di sana juga kan Han? " Sahut Anna sontak membuat Hani tersedak mendengarnya.

" Lo gak apa-apa kan ? Minum yang benar dong, ampe belepotan gitu." Tania menyerahkan tissu kepada Hani untuk membersihkan minuman yang tumpah.

Setelah Hani selesai membersihkan minumannya, Anna kembali menanyakan pertanyaan yang sama dan lagi-lagi Hani terpaksa berbohong bahwa dirinya sudah sering kesana bahkan sampai bosan karena tiap minggu dirinya selalu berkunjung ke cafe itu untuk hang out bareng teman SMP nya dulu.

" Kalo gitu kita kesana, Yuk cabut. Kelas bentar lagi mulai. " Lanjut Anna yang mulai beranjak meninggalkan kantin di ikuti oleh Hani dan Tania.

\*

Selama mata pelajaran terakhir sedang berlangsung, Hani tampak gelisah di bangkunya sembari menatap arloji di tangannya yang di mana sebentar lagi kelas akan berakhir dan itu artinya Hani akan pergi hang out bersama Tania dan Anna.

Saat guru sedang menjelaskan perhatian Hani terus tertuju pada ketakutannya setelah pulang sekolah nanti, ia tak seharusnya berbohong pernah ke cafe itu bahkan mengatakannya setiap seminggu sekali, hal bodoh baru yang di lakukannya benar-benar membuat Hani bingung harus berbuat apa, dirinya bahkan tak tahu di mana cafe up normal itu berada.

Searching, Itulah yang ada di kepala Hani saat ini, dia segera merogoh tasnya untuk mengambil ponsel dan mulai mengetik kata kunci pencarian pada internet tentang keberadaan cafe tersebut, Kedua bola mata Hani melebar dengan sempurna saat melihat hasil dari pencariannya.

Cafe up normal itu sendiri terletak di daerah ibu kota di mana cafe itu merupakan salah satu tempat terpopuler bagi anak remaja untuk sekedar menghabiskan waktu bersama, Lagi-lagi Hani terbelalak ketika melihat daftar menu yang di mana harganya setara dengan uang jajannya selama seminggu.

" Sepertinya aku harus puasa. " Gumam Hani tak sengaja menjatuhkan kepalanya di atas meja sehingga membuat suara terbentur yang cukup keras, semua mata sekarang tertuju kepadanya dan perlahan Hani mengangkat kepalanya menatap teman kelasnya dan juga gurunya dengan senyum kecil sambil meminta maaf.

" Kamu kenapa Hani? Ini belum jam tidur siang, jangan tidur dulu oke, pelajaranku sebentar lagi akan selesai. " Sahut bu Reni yang untungnya tidak marah karena ulah Hani barusan.

" Baik bu. " Jawabnya sambil memperbaiki rambutnya yang sempat berantakan.

" Lo kenapa sih? Ngantuk?? " Bisik Tania dan di balas gelengan pelan dari Hani.

Dering bel tanda pelajaran telah berakhir seketika membuat semua murid bersorak gembira kecuali Hani yang terlihat memasukkan bukunya ke dalam tasnya dengan malas, Tania dan Anna sudah menyuruhnya cepat-cepat agar mereka dapat segera pergi ke cafe itu.

Hani beranjak dari kursinya dan mulai mengikuti langkah dua temannya yang sudah meninggalkan kelas, di koridor sekolah mereka tiba-tiba bertemu dengan Helen yang langsung mengajak Hani untuk pulang bareng, Tania dan Anan melirik Helen dengan tatapan heran kemudian Hani menjelaskan kepada mereka bahwa Helen adalah teman SMP nya yang sering di temuinya.

" Oh jadi kalian sering hang out bareng, gimana kalau lo ikut kita aja ke cafe tempat kalian sering nongkrong. " Ajak Anna seketika membuat Hani tercekat.

" Cafe? " Gumam Helen tidak mengerti.

" Sayangnya Helen tidak bisa, Dia ini anak yang rajin dan sangat patuh sama bonyok nya ( Bokap Nyokap ) jadi dia nggak bisa ikut bareng kita, iya kan Len? " Lirik Hani yang mengerjapkan matanya sebelah agar Helen mengiyakannya.

" Benar, gue sibuk.. Lain kali aja. " Jawabnya di balas anggukan paham dari Anna.

Setelah itu mereka bertiga kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan Helen yang masih berdiri di sana dengan tatapan memelas, Saat ini Helen benar-benar prihatin dengan Hani yang terlihat sudah seperti orang lain di matanya.

Part 3

Ketiga gadis remaja itu baru saja turun dari sebuah taxi yang membawa mereka pada salah satu cafe trend di Jakarta, Sejak turun dari Taxi Hani terlihat celingak-celinguk memperhatikan sekitar tempat yang sangat asing di matanya, Jujur ini adalah kali pertama Hani datang ke cafe di mana sehingga ia tak tahu menahu cara menikmati hidup seperti yang di lakukan oleh Tania dan Anna.

Ketika mereka sudah memasuki cafe tersebut, Anna bertanya pada Hani di mana tempatnya selalu nongkrong bersama teman-teman nya dan secara spontan Hani menunjuk ke arah meja nomor 6 yang terletak di sudut cafe di mana tempat tersebut menyajikan tempat yang tidak begitu menarik di mata Tania dan Anna.

" Bukannya itu tempat orang-orang kantoran dan mahasiswa? Tempatmu kuno sekali. " Ucap Anna sontak membuat Hani bagai tersengat listrik

" Kita ke lantai dua aja gimana, tempat kita sering nongkrong bareng An. " Ajak Tania dan langsung di turuti oleh Anna.

Hani yang berjalan menunduk tak sengaja menabrak seseorang sehingga keduanya langsung terjatuh sambil meringis kesakitan, Tania dan Anna hanya meliriknya tanpa membantu Hani bangkit sementara itu Hani melirik orang yang di tabraknya seraya meminta maaf namun sayangnya pria itu langsung berdiri dan pergi begitu saja, Bahkan Hani belum sempat melihat wajahnya.

" Ayo Han, jangan diam disitu terus. " Sahut Anna yang kembali melanjutkan langkahnya menuju anak tangga.

Siang itu mereka menikmati waktu luang mereka dengan bersenda gurau sambil memainkan permainan yang sedang hits di cafe-cafe yaitu jenga, permainan menarik balok yang di mana jika susunan balok itu terjatuh maka yang kalah akan mendapat satu pertanyaan dan harus di jawab jujur.

Sayangnya Hani tidak sengaja menarik balok yang membuat bangunan balok itu runtuh semua, Tania dan Anna tampak heboh sambil bertepuk tangan ceria.

" Oke, pertanyaan dari gue..., siapa pacar atau gebetan lo sekarang. " Tanya Tania seketika membuat Hani membeku mendengar nya, Bahkan dirinya belum pernah jatuh Cinta bagaimana dia bisa menjawab pertanyaan yang di anggapnya aneh itu.

" Aku..., tidak punya pacar atau gebetan. " Jawabnya mengerucutkan bibir

" What!!! Jadi selama ininlo gak pernah naksir siapa-siapa selama ini? " Tanya Anna yang sangat terkejut dengan jawaban menohok Hani.

" Ya ampun Han, jaman sekarang kamu masih belum kenal yang namanya Cinta, cupu banget sih. " Sahut Tania.

Lagi-lagi seruan cupu itu terdengar di telinga Hani yang sedang menunduk menyalahkan diri, Saat ini Tania memang sudah memilki pacar yang beda sekolah dengannya sementara Anna mempunyai gebetan yang sampai sekarang masih dalam pdkt.

" Cabut yuk gue ada les sore ini. " Ucap Anna yang di ikuti oleh mereka berdua, di kelompok ini entah mengapa Anna terlihat seperti ketua mereka, mungkin karena Anna memiliki segalanya cantik, pintar dan juga kaya Raya.

 

\*

 

Hani menjatuhkan tubuhnya dengan malas di atas tempat tidur sambil menutup matanya dengan lengannya, Pikiranya melayang pada kejadian di cafe tadi siang dan sampai sekarang ia pusing memikirkan di mana dirinya harus mendapatkan pacar dalam waktu yang cepat.

Melihat dua temannya terus meledeknya cupu membuat Hani sangat khawatir dirinya yang dulu akan kembali, untuk saat ini Hani merasa nyaman bergaul dengan mereka walaupun harus sering berbohong, Hani membuka matanya dan beranjak dari tempat tidur menuju meja belajarnya.

Hani membuka laptop dan masuk ke akun sosial medianya, Hani melirik satu persatu akun cowok tampan yang ada di media sosial sambil melacak alamat tempat mereka tinggal, Tiba-tiba saja Hani berpikir untuk mencari cowok firtual yang akan di jadikannya sebagai pacarnya kali ini.

Setelah mencari cukup lama Hani menemukan satu akun cowok yang sangat tampan dan terlihat manis pada waktu bersamaan, Melihat alamatnya yang tinggal di luar kota membuat Hani memutuskan untuk mengenalkan cowok ini pada Tania dan Anna toh cowok itu pun tidak tinggal di Jakarta sehingga tidak akan ada yang akan mencari tahu soalnya.

 

\*

 

Hani memandang gerbang sekolahnya dengan malas dia tidak datang lebih pagi seperi hari sebelumnya, pukul setengah tujuh kurang lima menit dan di depan pagar tampak pak satpam yang bernama pak rudi sedang meneriaki anak-anak untuk mempercepat langkahnya karena pintu gerbang yang sebentar lagi akan di tutup.

Hari ini Hani membawa foto cowok yang akan di kenalkannya kepada Tania dan Anna namun sebelum itu ia ingin berpura-pura sedang pdkt dengan seseorang agar mereka tidak curiga dengan keadaan yang dadakan ini, Hani menangkap sosok Helen sedang berjalan bersama teman kelasnya menuju gedung sekolah, Hani dengan cepat menarik lengan sahabatnya menuju lapangan sekolah yang tampak sepi.

" Kamu kenapa sih Han, baru datang udah narik aku kaya gini." Protes Helen sambil memandang Hani kesal.

" Aku mau minta tolong." Ucapnya dengan sangat memohon.

" Tolong apaan ? Aku udah nggak mau di ajak ngebohong yah..,Aku bukan kamu. " Ucapnya ketus

" Tolong jadi cowok gebetan ku bentar, "

" Hah ? Cowok gebetan, tapi kan aku cewek Hani…"

" Iya aku tau tapi kan nggak ada yang tahu kalo kamu itu cewek kalu nomor kamu di ponselku di ganti jadi nomor cowok."

" Maksud kamu apa sih, aku nggak ngerti. "

Hani mulai menjelaskan kepada Helen bahwa dirinya meminta Helen untuk menjadi gebetan palsunya agar Tania dan Anna tidak mengatainya cupu lagi, Helen dengan wajah datarnya mencoba untuk menolak dan pergi tapi Hani dengan cepat menahannya dan berjanji akan mentraktir Helen makan sepuasnya jika rencana ini berhasil.

" Ayolah Han hentikan semua ini, buat apa sih berbohong untuk terlihat baik? Kamu sadar nggak sih mereka itu nggak tulus berteman sama kamu. "

" Oke kalau kamu nggak mau bantu ya udah. " Hani menyentak kakinya dan bergegas meninggalkan Helen yang masih mematung tak percaya bahwa Hani yang di kenalnya lembut berubah menjadi sosok yang keras kepala.

Hani yang telah tiba di kelas menjatuhkan tubuhnya dengan gusar sambil mengeluarkan buku pelajarannya, Tania dan Anna meliriknya heran dan bertanya pada Hani apa yang telah terjadi.

" Nggak apa-apa, aku cuma kesel aja sama orang. " Jawabnya tersenyum simpul.

Selang beberapa menit guru mereka masuk dan memulai mata pelajaran saat itu juga, sementara itu Hani masih memikirkan cara untuk membuat kedua temannya mengira bahwa dia sudah memiliki gebetan, Pikiran Hani benar-benar kacau sekarang ia bahkan tak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan. Getar ponselnya baru saja membuat Hani mengeceknya dengan hati-hati, ia membuka pesan yang datang dari Helen.

" Aku akan membantumu, tapi kalau mereka sampai mengetahui hal ini kau harus mengatasinya sendiri. " Tulis Helen sontak membuat Hani tersenyum kegirangan.

Lalu Hani dapat kembali fokus mendengar pelajaran setelah rencananya mendapat persetujuan dari Helen, Hani melirik Tania dan Anna yang sedang sibuk menulis catatan mereka dan seketika itu Hani ikut tersenyum dan kembali menulis juga.

🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋🦋

Hai.. Hai.. Aku mau ngucapin makasih buat kalian yang udah menyempatkan membaca The Way I Love You.., Jangan lupa untuk like dan comment yah... ♥️

.

.

.

Salam hangat. Author

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!