Hai para readers.....semoga kalian suka sama novelnya ya...☺️☺️☺️☺️
.
.
.
.
INTRO
Keluarga adalah harta yang paling berharga didunia ini. Karena disanalah, kita tumbuh dan mendapatkan cinta kasih orang tua yang tiada tara besarnya. Semua kasih sayang itu, nantinya akan membuat kita bangkit, meski disaat terburuk yang kita alami.
Tetapi, bagaimana jika didalam sebuah keluarga, sama sekali tidak ada kasih sayang? Tidak ada keharmonisan? Ataupun sedikit perhatian yang ditujukan. Masihkah keluarga berupa harta yang paling berharga?
Kediaman keluarga Smith~
Renata adalah anak sulung di sebuah keluarga besar bermarga Smith. Keluarga smith dikenal sebagai keluarga yang berpendidikan dan cukup terpandang dikalangan masyarakat. Keluarga ini juga sangat banyak memiliki misteri, terutama tentang penerus mereka berikutnya.
Dulu, Renata merupakan satu-satunya penerus sah dalam keluarga Smith ini. Iapun hidup bahagia bersama ayah dan ibunya, seperti keluarga bahagia pada umumnya. Disaat usianya yang beranjak ke 6 tahun, ayah Renata membawa seorang wanita muda, lengkap dengan seorang anak yang usianya tak jauh beda dengannya.
Sejak saat itu, ayah dan ibu Renata selalu saja bertengkar. Karena tak ingin merepotkan orang tuannya, Renata hanya dapat menangis dikamarnya sambil mendengar pertengkaran orang tuannya. Pertengkaran tersebut berlangsung selama beberapa bulan hingga akhirnya, ibu Renatapun meninggal dunia akibat kecelakaan disaat berkendara.
Akibat kosongnya posisi nyonya smith, Tuan smith atau ayah Renata memutuskan untuk menikahi wanita muda yang dibawanya saat itu. Sejak saat inilah penderitaan dalam hidup Renata dimulai.
12 Tahun Kemudian~
"Plakk..." suara tamparan yang melayang tepat ke pipi mulus milik Renata.
Dapat dipastikan, bahwa ibu dan adik tiri Renata sedang memukuli dan menyiksanya bersama. Seluruh pelayan di rumah itu, bahkan tidak peduli sedikitpun pada kejadian ini seolah hal tersebut adalah hal yang biasa terjadi. Renata yang mendapat kekerasan dari keluarganya sendiri, hanya terdiam saja menerima perlakuan kedua orang tersebut. Lagi pula, tak akan ada yang melindungi ataupun membelannya disini.
Renata Pov*
Sudah 12 tahun aku bersama mereka disini, entah mengapa...mereka berdua selalu saja seperti ini kepadaku. Selama itu juga, aku sudah sangat bersabar menghadapi prilaku keterlaluan mereka ini.
Sekarang, emosiku sudah tidak dapat dibendung lagi, dan aku sudah muak dengan semua ini.
" CUKUPP!!! " bentakku pada ibu tiriku dan Rekha.
Mereka berdua tersentak dan menghentikan kegiatan yang sedang mereka lakukan. Ibu tiriku yang terkejut, sontak nenjawabku dengan amarahnya.
" Kau....berani sekali kau!! Apa kau tau siapa aku hah?!"
" Kak!! lancang sekali kau membentak ibu didepan para pelayan" Seru adikku, Rekha yang turut memanas-manasi ibu yang marah.
Dua orang didepanku ini, adalah orang yang sangat membenciku. Yang satu adalah ibu tiriku dan yang satunya lagi adik tiriku, Rekha smith. Disaat mereka berdua mulai memasuki rumah, tak ada lagi orang yang peduli terhdapku. Semua hal yang kumiliki selama ini, beralih dimiliki Rekha.
Rekha yang sekarang memiliki segalanya, bahkan kasih sayang dari ayahku sendiri. Malah selalu iri kepadaku hingga ia membenciku setengah mati. Rekha bahkan selalu bersekongkol dengan ibunya untuk menjatuhkanku didepan ayah. Sekarang, ayah sudah tak percaya lagi kepadaku dan tak pernah memperhatikanku.
Tak jarang, mereka berdua juga merencanakan aksi kejam untuk membunuhku. Tujuan dari semua itu, tidak lain adalah agar Rekha bisa mengambil alih seluruh warisan di keluarga smith.
Selama ini, aku selalu beruntung dapat menghindari maut yang mereka timbulkan kepadaku. Tentunya, keberuntungan itu tak kan ada selamanya padaku.
Hingga akhirnya, saat itu pun tiba. Kejadian yang kualami sedikit berbeda dengan yang dialami ibuku sebelum meninggal.
Tetapi, hal yang paling kubenci dari semua ini adalah...karena kami harus memiliki akhir pada tangan yang sama.
Meskipun pelaku penyebab kecelakaan yang menewaskan ibuku belum terungkap. Aku sangat yakin bahwa merekalah dalang dibalik semua itu.
Aku bahkan belum sempat melawan mereka dan membalaskan dendam ibuku. Tapi, sekarang aku malah kerkujur lemah di rumah sakit akibat keracunan makanan.
Author Pov*
Rumah sakit~
"Wah..wah..nampaknya kau sangat beruntung ya kak? Kau bahkan tidak mati karena racun yang begitu kuat" ucap Rekha dengan senyum jahatnya.
" Sudahlah...jangan pedulikan dia. Lagipula, sebentar lagi ajalnya akan menjemput " imbuh ibu tiriku.
" Oh, benar juga ya mah."
kemudian percakapan itu dilanjutkan oleh tawa keduannya.
Renata hanya diam mendengar semua itu, karena ia sudah mengetahui semuannya. Meskipun ia ingin melawan pun, ia sudah tidak memiliki tenaga karena racunnya sudah menyebar.
Pintu kamar tempat Renata terbaring tiba tiba terbuka "Kriettt...". Ternyata, pintunitu dibuka oleh ayahnya sendiri. Ia terlihat membawa beberapa roti basah, yang diberikan kepada ibu tirinya dan Rekha.
"Renata..." suara ayahnya mengejutkan Renata yang sedang melamun.
"Ummm..?" sahut Renata karena ia bahkan tak sanggup mengangkat mulutnya.
"Ayah tau bahwa selama ini ayah kurang perhatian padamu...tapi, bukankah caramu menarik perhatian ayah kali ini sudah sedikit keterlaluan?"
Mendengar perkataan ayahnya membuat Renata tertegun.
Renata Pov*
' Ternyata, itu yang selama ini kau pikirkan ya ayah? jadi, kau pikir aku hanya ingin menarik perhatianmu saja? haha...apakah kau tak pernah percaya padaku? apakah kau tidak akan mempercayaiku sekarang? '
Pikiranku dipenuhi oleh banyak pertanyaan atas prilaku ayah selama ini.
Bahkan disaat aku benar benar diambang kematian, ayah tidak bisa memahaminya. Kemana ayah yang dulu paling memahamiku? Sepertinya, hidupku didunia ini hanya untuk disakiti saja.
Baiklah...sekarang aku menyerah, aku kalah dari mereka. Mereka semua, sudah mengambil semua hal yang aku jadikan alasan untuk hidup. Tetapi, tetap saja aku tidak akan mati didepan mereka. Aku akan bertahan sampai kalian pergi dari hadapanku, hingga aku bisa mati dengan tenang dan menyusul ibuku.
"Tap..tap..tap.." suara langkah kaki mendekati arahku. Ternyata itu adalah Rekha. Ia menatapku dengan sebal seolah berkata 'Mengapa kau belum mati juga? aku ingin melihat kemenanganku sekarang. Dimana saat itu merupakan saat kematianmu'
Aku hanya tersenyum melihat ekspresi adikku ini. Ternyata, aku bisa merasa puas disaat nyawaku tinggal sebentar lagi, aku tertawa kecil didalam hatiku. 'Kau pikir, aku sudi mati dihadapanmu dan membuatmu senang begitu? tak akan pernah!!'. Aku bertahan sekuat tenaga sambil menahan rasa sakit agar aku tidak mati dulu.
" Baiklah...ayo kita pulang. Ayah ada meeting malam ini. Jadi, berkunjungnya sampai sini saja " Suara ayah memecah ketegangan di ruangan ini dan membuatku lega.
" Tapi ayah...tak bisakah kita tinggal sebentar lagi?"Rekha memohon kepada ayah agar dapat melihat kematianku.
"Rekha sayang...meeting ayah kali ini lebih penting dari pada menunggu kakakmu disini" kalimat ayahku ini meninggalkan rasa sakit yang luar biasa dihatiku.
"Sudahlah Rekha...ibu juga ada arisan setelah ini" sontak, Rekha menoleh kepadaku dengan cemberut dan menatapku penuh kebencian. Merekapun pulang dengan gembira meninggalkanku disini.
.
Hah...akhirnya mereka pergi juga, sekarang aku hanya perlu berbaring saja sambil menunggu aku dipanggil oleh-Nya. Akhirnya, seluruh badanku terasa lemas dan mataku mulai berat untuk tetap terbuka. 'sepertinya, ini akhirku...' aku tersenyum, karena bayangan ibu muncul di memoriku.
"kriettt...." suara pintu kembali terbuka. Tetapi, mataku sudah tidak bisa terbuka lebih lebar lagi untuk melihat siapa orang itu. Sekarang...siapa orang itu sudah tidak penting karena aku akan mencapai kebahagiaanku.
BERSAMBUNG
kira-kira siapa ya yang buka pintu?👻
Hai para readers ketemu lagi di eps 2
Selamat membaca~
Author Pov*
Disaat itu, semua badan Renata terasa amat berat. Ia bahkan hanya bisa merasakan hawa dingin dari tempatnya berada. Kemudian, dengan wajahnya yang pucat iapun menggerutu.
"ugh...apakah ini disurga? atau neraka? kenapa disini dingin sekali?"
Renata melihat ruangan di sekitarnya, ruangan berwarna putih dan terlihat hangat, tetapi sebenarnya suhu disini sangatlah dingin. Ia beranjak turun dari kasur tempatnya tertidur tadi. Saat ia berdiri, ia menunduk kebawah untuk melihat apakah saat mati ia masih bisa menapakkan kakinya di lantai? Sungguh pertanyaan yang konyol... dan ia melanjutkan langkahnya hingga sampai pada pintu kamar itu.
" Baiklah surga ataupun neraka...aku akan melihatmu!"
"Huh?" Renata terkejut dan kecewa bahwa surga ternyata sama saja dengan dunia manusia. Tetapi bedanya, disini lebih lebih tenang dan sunyi dibandingkan dunia manusia.
Hem....lebih tepatnya, sebelum ia memasuki sebuah kamar yang terletak di ujung lantai tersebut.
Renata Pov*
"WOW!! rumah ini keren sekali jika dibandingkan dengan rumahku dulu" aku tertawa mengingat betapa aku tersiksa dulu, dan kini aku sudah bebas.
" Wah...ruangan yang itu sepertinya sangat spesial, aku harus masuk kesana." kupercepat langkah kakiku sambil bersenandung bahagia.
" Cklek..." beruntung sekali pintunya tidak dikunci, aku langsung saja masuk kesana dan melihat lihat.
" Eh...buntelan apa itu dikasur?"
" Buka saja lah"
Deg....
Jantungku melayang layang karena melihat ada seorang nenek yang tertidur disana.
Nenek itu pun terbangun dari tidurnya, ia lalu mengusap matanya dan memakai kaca mata yang ada di sebelah ranjangnya. Kemudian, ia beranjak dari kasurnya dan berjalan ke arahku.
' Sumpah...nenek ini mau ngapain berjalan ke arahku Tuhan?' deg...deg...deg...Jantung dan pikiranku tak dapat bekerjasama karena aku telah terpojok di ruangan ini.
' Tidakkkk!!! tuhan tolong...tuhan tolong...tuhan tolong...' Seketika...nenek itu sudah ada dihadapanku sekarang.
" Kau sudah bangun rupanya." kemudian ia mengelus kepalaku dan sontak aku terkejut tetapi tak bisa berbuat apapun. Perlahan aku mulai luluh dengan belaian nenek itu.
" Ayo ikut aku kebawah" Ujar Si-nenek sambil mengulurkan tangannya padaku.
" Eh..? Baiklah" Aku mengangguk saja dan mengekori nenek itu sambil memegang tangannya.
.
.
.
Lantai Dasar~
Author Pov*
Sekarang, mereka berada di lantai bawah dan berdiri tepat ditengah tengah-tengah ruangan itu. Renata yang mengekori Si-nenek hanya bisa kebingungan sambil menerka nerka apa yang akan dilakukan Si nenek.
" CEPAT BERKUMPUL!!!!!" nenek berteriak dengan lantangnya hingga membuat gadis disampingnya itu terkejut bukan main. ' sekarang apa? ' batin Renata bertanya tanya.
Lantai yang diinjaknya kemudian bergetar dan terdengar keributan yang datang dari segala arah. Seketika, nenek dan Renata telah berada ditengah kerumunan tersebut.
Nenek itu tersenyum pada orang-orang dan mengangkat tangan kanan Renata. " BAGAIMANA? " Tanya nenek itu dengan penuh percaya diri. Tiba-tiba, semuanya hening. Renata juga hanya diam saja dan tersenyum canggung karena gugup. ' kenapa semua melihatku?' renata bertanya pada batinnya.
Kemudian....
Semua bertepuk tangan, bersorak dan bahkan ada yang terharu sampai meneteskan air matanya. Sepertinya, hanya renata yang tidak mengerti maksud dari semua ini.
" Selamat Nyonya!! "
" Aku bangga padamu nyonya!!"
" Semua yang kau lakukan tidak sia sia nyonya"
" Ya Tuhan...Akhirnya"
Renata hanya tertawa dengan terpaksa sambil menggaruk rambutnya sebab kebingungan.
.
.
.
.
Seusai Keributan~
Renata Pov*
Nenek kemudian mengajakku untuk bicara berdua saja. Katanya, ia akan menjelaskan semua hal yang telah terjadi disini.
Kamipun tiba di ruangan tempatku bertemu nenek untuk pertama kalinya. Suasananya sepiiiii sekali hingga aku menjadi tegang karena sepertinya ini adalah masalah serius yang harus aku ketahui.
Nenek memulai pembicaraan menegangkan ini dengan menanyakan identitasku.
Aku berusaha tidak tegang dan menjelaskan identitasku
" Em..jadi, namaku Renata Smith dan umurku 20 tahun. Aku sudah meninggal karena racun dan aku benci keluargaku."
Nenek itu terkejut mendengar jawabanku. Tanpa ambil pusing, ia melanjurkan pertanyaanya.
" Apa kau menyesal hidup kembali?"
" Sedikit, karena aku benci hidupku"
" Lalu, apa tujuanmu kedepannya?"
" Entahlah nek, tidak kah lebih baik jika kau menjelaskan situasiku dulu?"
" Huft....baiklah"
Nenek itu kemudian bangkit dan memastikan keadaan sekitar benar benar aman, lalu mengunci pintunya.
" Sepertinya hal ini sangat penting " ujarku pada nenek.
" Tentu saja, bahkan ini sangat sangat penting" ia kembali dan duduk disebelahku, sesuai posisi yang tadi.
Aku menatap nenek dengan tatapan paling serius yang pernah kubuat.
" Silahkan dilanjutkan pembahasannya nek" aku sangat penasaran dengan apa yang terjadi saat ini.
" Jadi, tiga tahun belakangan ini nenek sedang membuat sebuah penemuan. Dimana, penemuan ini sangatlah penting dan rahasia. Karena jika berhasil, semua orang akan melakukan apapun untuk memilikinya."
Aku mengangguk dan mendengarkan lebih fokus.
" Nama penemuan ini adalah Left Time. Sebuah penemuan, yang dapat membuat orang orang yang lemah dan sekarat melanjutkan hidupnya seperti biasa tanpa khawatir akan kematian."
" Jadi, orang yang akan mati dapat hidup kembali, begitu nek?" omongan nenek terpotong
" Tepat sekali! Sama seperti dirimu yang tadinya hampir mati karena racun, dapat hidup kembali disaat aku menyuntikkan ramuan percobaanku kepadamu. Semua racun itu telah lenyap dan organ organ tubuhmu yang rusak dapat berfungsi kembali."
" Untuk cara kerjanya, memang memerlukan beberapa hari untuk pulih ke kondisimu semula. Tetapi, itu tergantung seberapa parah penyakit yang diderita oleh orang yang ingin diselamatkan."
" Kalau begitu...apakah semua jenis penyakit dapat disembuhkan dengan ramuan ini?"
" Tentu saja!"
Wah....nenek ini sungguh ilmuan yang luar biasa. Ia bisa menciptakan ramuan yang sehebat ini hanya dalam waktu 3 tahun. Berarti, aku harus berhati hati, karena nenek ini bukanlah orang biasa.
" Apakah ramuan ini memiliki kekurangan nek? atau efek samping mungkin?"
" Hmm...itulah masalahnya saat ini. Efek ramuan ini hanya dapat bertahan selama 6 bulan. Oleh karena itu, orang yang menggunakannya harus mendapat ramuan ini lagi sebelum efeknya habis, jika ia tidak ingin mati."
" Jadi, hidupku ini hanya 6 bulan saja?"
" Hmm..."
" Apa aku boleh tau kenapa nenek memilihku untuk projek ini?"
" Karena kaulah yang paling tepat saat itu. Maksudku, kaulah satu satunya pasien yang positif akan mati tetapi belum mati. Tentunya aku tidak dapat menjadikan orang yang sakit sebagai percobaan, karena terlalu beresiko bila mana percobaanku gagal."
" Benar juga....jadi, aku percobaan yang keberapa?"
" Sebelas..."
"Ada sepuluh orang yang gagal dan tak terselamatkan. Sepertinya kau adalah keberuntunganku"
" Baiklah....terimakasih telah membangkitkanku dari kematian nek"
" Hahahaha...tak perlu berterimakasih. Jadi, apa yang akan kau lakukan setelah ini?."
" Aku masih belum memikirkannya"
" Bagaimana jika kau menjalankan misi dariku. Aku yakin selama 20 tahun hidupmu, tak banyak hal yang kau pernah lakukan. Tapi, aku tidak akan memaksamu karena ini adalah hidupmu."
" Oh iya , kau juga boleh meminta ramuan itu lagi jika kau ingin terus hidup. Kau juga berhak menolaknya, jika tujuan hidupmu sudah tak ada lagi"
' Misi? hmm... sepertinya nenek ini tidak mungkin memberiku penawaran yang buruk. Apa sebaiknya aku mencobanya saja ya? '
" Baiklah, aku akan mencoba misi dari mu nek!" aku tersenyum dengan harapan sisa hidupku ini bisa membuatku bahagia.
BERSAMBUNG~
SEE YOU NEXT EPISODE🤭
Eps 3~
Haiiii para readersku🤭 selamat membaca.
Semoga ceritannya nggak ngebosenin ya🤣
.
Saat ini, Renata berada di depan rumah super megah milik cucu dari nenek yang membuatnya hidup kembali. Sebenarnya ia masih bingung bagaimana perannya dalam misi yang diberikan oleh si nenek penyelamat.
Flashback□□
Renata Pov*
" Baiklah nek, sekarang misi apa yang kau berikan kepadaku?"
" Kita lihat saja nanti!"
si nenek tersenyum jahat dan mambuatku curuiga
" Kalau begitu, aku harap misi ini tidak berbahaya, dan kalau bisa aku juga ingin mendapat keuntungan dari misi ini nek "
' Aku kan juga ingin bahagia, setidaknya dihidupku yang singkat ini🙄 ' gerutuku dalam hati.
" Jika masalah untung atau rugi, itu tergantung cara pandangmu terhadap misi ini sih . Aku hanyalah media perantara dalam misi kali ini "
' Hah? ayolah...bahkan aku bisa mendengar suara tawamu yang sedang kau tahan nek.'
" Baiklah...aku bukanlah orang yang mudah menyerah dengan tantangan... Apalagi ini hanyalah sebuah misi"
"Aku bahkan tidak menangis saat ibu dan saudara tiriku menyiksaku. Jadi, aku pasti dapat menjalankan misi ini dengan segenap jiwa ku! "
" Hohoho...sekarang, siapkan saja dirimu. Aku sudah mengurus sisanya." ujarnya sambil menepuk nepuk bahuku.
" Oh iya, jangan lupa bawa tas yang ada disebelah kasurmu saat kau pergi nanti. Kau pasti sangat memerlukannya." Seketika, senyum bahagia memercik di wajahnya.
" Baikah.."
Balik Ke Dunia Nyata~
" Oke...sekarang, apa yang harus aku lakukan pak?"
tanyaku pada pak supir sambil menatap gerbang besar yang tertutup rapat didepanku.
" Apa nona diberi sesuatu oleh nyonya sebelum kemari?" pak supir balik bertanya kepadaku
" Sepertinya tidak ada barang-barang untuk membuka gerbang besar ini di tasku pak " ujarku sambil melihat lihat isi tas yang disuruh bawa oleh nenek penyelamat.
" Apa aku dikirim kesini untuk mencuri ya pak? "
Muncul juga banyak dugaan aneh lainnya di dalam pikiranku, seperti....Mungkin aku akan membunuh orang, mungkin aku dijual, atau mungkin aku disuruh bertransaksi barang terlarang oleh nenek itu.
" Tenang aja non, nenek orang baik kok. Lagian kan nenek udah janji, ini bukan misi yang berbahaya untuk nona."
" Bener juga si pak .Hmm... Gimana kalau bapak telfon nenek untuk tanya cara masuk ke rumah ini? "
" oh..boleh juga non."
Sebelum Pak supir itu berhasil menelfon nenek, seseorang telah membukakan gerbang itu dari dalam.
Dilihat dari penampilannya, orang itu adalah satpam di rumah ini.
" Silahkan masuk nona..." sapanya dengan sedikit membungkuk sebagai tanda sambutan.
" Terimakasih..."
sahutku sambil tersenyum lega.
Ruang Tamu~
" Glek..." aku meminum teh yang disediakan oleh pengurus rumah lalu terdiam.
" Jadi, aku harus ngapain sekarang? "
" Krik..."
" Krik...."
" Hmm...aku ngomong sama siapa ya?"
" Krik...."
" Krik...."
Astaga!!!!! kenapa rumah ini sepi sekali ya lord....
Padahal tadinya disini banyak pelayan, tapi sekarang malah hanya ada jangkrik disini. Sedang ada apa sih di rumah ini? Kok aku ditinggal sendirian disini?
" Tap..tap...tap.." Suara langkah kaki seseorang dari belakangku.
" Maaf membuat anda menunggu nona " ia membungkukkan badannya seraya meminta maaf padaku.
" Oh...tidak apa apa "
sepertinya aku harus bertanya siapa orang ini, karena kelihatannya aku akan sering bertemu dengannya nanti.
" Anda.....?"
oh tidak, bagaimana sebaiknya aku menyusun kalimatnya. Sepertinya tidak masuk akal jika aku bertanya namanya. Apa aku tanya pekerjaannya disini ya? ugh...sial bagaimana ini ....ayolah....
Meskipun aku belum menyelesaikan pertanyaanku, syukurlah paman ini dapat mencernanya dengan baik dan menjawab pertanyaanku dengan tepat. Paman ini orangnya peka sekali ternyata hehehe....
" Oh...maaf saya belum memperkenalkan diri, saya adalah kepala pelayan sekaligus orang kepercayaan pemilik rumah ini. Anda bisa memanggil saya Paman Han"
" Hmm...baiklah Paman Han"
" Ngomong-ngomong.....nenek sudah memberitahukan tujuan nona datang kemari. Jadi, nona hanya perlu menunggu tuan untuk pulang kerumah dan berbicara padanya nanti "
" Kapankah tuanmu tiba disini , Paman Han? " Tanyaku dengan formal.
" Sekitar jam 9 malam nona "
Mataku membesar mendengar jawaban dari Paman Han.
' HAH!? jam 9 malam? apakah aku harus duduk disini sampai pinggangku hancur? ini kan baru jam 5. Masa aku harus menunggu selama itu hanya demi berbicara padanya? Dasar laki laki tidak tau diri, sudah tau ada tamu yang datang....bukannya pulang cepat, dia malah menghiraukanku, benar benar kurang ajar '
" Hmm...Apakah Paman bisa meminjamkan satu kamar kosong untukku? " aku menatap paman dengan mata penuh harapan berbinar-binar, agar ia tidak menolakku.
"Nona bisa menunggu di kamar tamu jika anda mau"
" Tentu saja! "
Huh! lihat saja...aku akan tidur dengan nyenyak, lalu bicara dengan pria kurang ajar itu dan menyelesaikan misiku.
" Silahkan ikuti saya nona "
" Baik...terimakasih! "
Kamar Tamu~
" Kyaa....akhirnya aku bisa tidur. Tunggu saja kau pria kurang ajar! setelah ini, aku akan langsung pulang dan makan yang manis manis dirumah nenek. "
Author Pov*
a few hour later......
Paman Han bergegas menuju kamar tamu dan membangunkan Renata yang sedang tertidur . Ia memanggil manggil nama Renata sambil menepuk nepuk pipi nya.
Renata mendengar suara samar samar dan merasakan ada yang memukuli pipinya.
" a...."
" na....."
"nona...." panggil Paman Han.
Renata sudah setengah sadar kemudian mengusap matanya yang kabur karena baru bangun.
" Iya Paman? apakah tuanmu sudah datang?"
" Iya nona, sebaiknya nona sedikit merapikan diri dahulu, lalu lekas temui tuan saya. Ia sudah menunggu nona di sofa tempat nona duduk tadi"
" Hmm.." aku mengangguk
" Terimakasih Paman Han!"
Renata yang sudah selesai bersiap, kini mengambil tas yang diberikan nenek penyelamat. Ia bergegas menemui tuan itu dan menyelesaikan misinya. Terlihat semua pekerja begitu serius melayani tuannya dengan suasana mencekam yang sangat serius.
Renata Pov*
' ugh...apa nenek itu yakin misi ini tidak berbahaya?'
Kakiku menjadi dingin karena takut, tetapi aku tetap harus melangkahkan kakiku menuju pria itu.
Sekarang aku berada tepat didepan laki laki itu.
Siapa yang sangka tuan ini ternyata masih terbilang muda, aku pikir tuan itu akan berusia 50 tahun tapi, setelah dilihat tuan ini hanyalah pemuda berusia 25 tahun jika dilihat dari wajahnya.
" Umm...apakah saya boleh duduk tuan?" aku berusaha agar tidak terdengar tegang.
" Silahkan, dan langsung saja bahas apa tujuanmu datang kemari "
Astaga!!!!! suaranya saja sukses membuatku merinding....entah bagaimana jika aku harus menghadapi orang seperti ini setiap hari, yang ada hidupku malah jadi lebih singkat meskipun sudah mendapat banyak ramuan dari nenek penyelamat.
" Oh....ini tuan, semua tujuanku kemari ada didalam tas ini...em....jadi, anda bisa membacanya langsung"
Aku mengeluarkan dokumen dokumen yang ada di tas itu dan memberikannya kepada tuan didepanku. Ia nampak serius dan sedikit menciutkan alisnya saat membaca dokumen tersebut.
" Hahahaha...."
Hah? apa yang salah? kenapa ia tertawa?
" Hei nona, apakah sebelumnya kau sudah membaca dokumen ini? "
Pertanyaan yang keluar dari mulut tuan ini terdengar begitu menyeramkan padahan itu hanyalah pertannyaan biasa.
" B..Belum tu..an " sial, mengapa aku merinding begini.
BERSAMBUNG
Hah? apa yang terjadi ya kawan kawan?
see you next episode☺️
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!