NovelToon NovelToon

Unexpected Love

UNEXPTDL BAB 1

Siang hari ini langit begitu cerah tapi tidak dengan suasana hati Natasya Callissa Atmadja, gadis yang biasanya selalu ceria itu kini tampak menangis di dalam kamar dan terus menggerutu memaki Richo di depan sahabatnya.

Saat itu Callissa dan Olivia pergi ke Mall tapi tak disangka jika dia akan melihat seseorang yang begitu dia cintai. Tadinya dia hendak menghampiri kekasihnya yang berada di depan toko tapi dia mengurungkan niatnya karena tak lama datang seorang perempuan dan langsung menggandeng tangan Richo.

Hati Callissa sangat sesak ketika melihat kekasihnya yaitu Richo sedang berjalan bergandengan tangan bersama seorang perempuan dengan mesra dan ternyata perempuan itu tak lain teman satu angkatannya sendiri yaitu Keysa.

Pada saat itu juga Callissa langsung mengeluarkan ponselnya mencoba menggubungi Richo menanyakan keberadaannya. Tapi sayang ternyata Richo berbohong dan malah mengatakan jika dia sedang mengantar Ibunya.

Dengan penuh amarah Callisa berjalan untuk melabrak Richo dan Keysa yang sekarang sedang duduk memesan makanan. Olivia sebagai sahabat Callisa menarik tangannya agar sahabatnya itu tidak membuat keributan tapi sayang Olivia tidak bisa mencegahnya.

Callisa pun langsung menghampiri mereka, begitu terkejutnya Richo sampai dia langsung berdiri karena melihat Callisa berada di sampingnya.

"Emm...Ca, kamu sedang apa sayang?" tanya Richo gugup pada Calissa. Tapi dia tak menjawab pertanyaannya, Callisa malah melirik tajam perempuan yang masih duduk didepannya.

Keysa dengan tenang dan santainya masih duduk dikursinya. Karena memang sudah dari lama Keysa mencintai Richo tapi sayangnya Richo malah berpacaran dengan Callisa. Sehingga dengan sengaja Keysa berniat untuk merebut Richo dari Callisa.

Dengan senyum sinis dan tanpa satu patah kata pun Callisa menatap Richo kemudian dia menampar kekasihnya itu dihadapan umum. Orang-orang yang berada di sekitar sana melihat ke arah mereka, Keysa kini berdiri karena kaget tak menyangka jika Callisa berani menampar Richo seperti itu.

Setelah memberikan tamparan, Callisa berlari pergi meninggalkan laki-laki yang telah mengkhianatinya, Richo mengambil handphone yang ada di atas meja, dia mencoba akan mengejar Callisa tapi tangannya di tahan oleh Keysa.

"Udah jangan kejar dia, kamu ga liat apa Ric? Kamu udah dibikin malu sama dia" ucap Keysa.

"Ini semua gara-gara Lu! Coba kalau lu ga minta di temenin sama gue, sekarang ga bakalan kaya ginih" ucap Richo pergi meninggalkan Keysa.

Richo berlari mengejar Callisa tapi dia tak menemukannya karena Callisa sudah pulang dan mengendari mobilnya dengan kecepatan tinggi sampai-sampai Olivia takut dibuatnya.

Richo kesal bisa-bisanya dia sampai ketauan selingkuh. Padahal dulu sebelum selingkuh dengan Keysa, Richo sempat selingkuh dengan wanita lain dan sampai hubungan perselingkuhannya berakhir pun tidak pernah ketauan oleh Callisa. Sepertinya ini hari sial bagi Richo.

Didalam kamar, Callisa masih ditenangkan oleh Olivia agar dia berhenti menangis. Callisa menceritakan kepada Olivia kecurigaannya selama ini kepada Richo. Dan benar saja apa yang di khawatirkannya, Richo benar-benar telah mengkhianatinya.

Sore harinya setelah Callisa merasa lega, Olivia berniat pulang dan mereka pun turun dari kamar karena Callisa berniat mengantar Olivia sampai ke depan pintu rumahnya. Tapi ditangga dia malah berpapasan dengan Kakaknya yang usia mereka hanya terpaut satu tahun.

Sebagai Kakak, Dava merasa ada keanehan dengan wajah adiknya. Dia memperhatikan wajah adiknya sampai-sampai Callisa ketakutan karena Dava terus mendekatkan wajahnya.

"Apa sih?" kesal Callissa.

"Mata kamu kenapa?" tanya Dava yang membuat Callisa bingung menjawabnya, karena selama ini Callisa tidak pernah cerita kepada Dava sehingga malu jika harus mengatakan bahwa dirinya sudah menangis hanya karena ulah pria, apalagi itu karena Richo. Pria yang tidak Kakaknya sukai.

"Eu.. Ga apa-apa ko. Udah ah mau nganterin Olivia dulu" ucap Natasya karena Olivia telah menunggu.

Olivia melihat kakak beradik itu mengobrol. Bahkan dalam pikiran Olivia mereka tak seperti adik kakak tapi lebih tepat seperti anak kembar.

Setelah Olivia pulang, Callisa langsung menuju lantai dua masuk ke dalam kamarnya kembali. Dia memikirkan perkataan Olivia yang menasihatinya bahwa dia jangan terlalu lama larut dalam kesedihan, lagian dirinya cantik dan pasti banyak yang mau dengannya.

Dan dibalik semua ini Callisa sadar jika Tuhan masih menyayanginya. Tuhan telah menunjukkan siapa Richo sebenarnya kepada Callisa. Richo bukan pria baik yang bisa setia.

Ternyata ucapan Kakaknya juga benar, dulu saat mereka baru kenal dan Richo mengantarkan Callisa pulang, Dava yang melihat kala itu langsung meminta Callisa untuk menjauhi Richo. Bahkan sampai saat ini Dava tidak mengetahui jika adiknya berpacaran dengan Richo.

Kali ini Callisa mengemasi barang-barang pemberian dari Richo seperti jam tangan, buket bunga yang sudah mulai kering, baju dan lainnya kedalam dus berukuran sedang dan dia membawanya ke dalam gudang.

Setelah selesai memindahkan barang-barang pemberian Richo. Callisa pergi ke kamar mandi karena dia merasa rambutnya berantakan, wajahnya kusam dan tidak fresh akibat menangis tadi sehingga dia memutuskan untuk mandi.

Setelah mandi dengan masih menggunakan jubah mandinya dan rambut digulung ke atas oleh handuk kecil, diia mulai membuka ponselnya, terlihat banyak sekali panggilan dan pesan masuk dari Richo. Tapi Callissa mengabaikannya dan langsung memblokir nomor Richo di ponselnya, bahkan dia pun sampai memblokir di media sosial lainnya.

Malam hari Callissa turun dari kamarnya menuju meja makan karena kedua orang tuanya sudah pulang bekerja dan mereka siap untuk makan malam bersama.

Kedua orang tua Callissa dan Dava memang sangat sibuk dengan bisnisnya yang sangat banyak sekali sehingga tak jarang di rumah besar itu hanya ada Callissa dan Dava serta pembantu mereka saja karena orang tua mereka sering berpergian ke luar kota bahkan negara hanya untuk urusan pekerjaan.

"Gimana kuliah kalian Dav, Ca?" tanya David Ayah mereka.

"Lancar ko Pah" jawab Callissa sedangkan Dava hanya mengangguk saja.

"Dav kamu harus fokus sama skripsi kamu, jangan bertanding basket saja" nasehat Ayahnya.

"Iyaa Papah mu benar, belajar yang giat biar kamu lulus tepat waktu Dav. Jangan sampai nanti kamu lulus ditahun yang sama dengan adik mu" ucap Nia Ibu mereka sedangkan Callisa hanya cengengesan membayangkan Kakaknya wisuda ditahun yang sama dengannya.

Ohhya Callissa tidak satu kampus dengan Dava, karena Dava sendiri yang memilih masuk universitasnya, beda dengan Callissa yang disuruh orang tuanya untuk kuliah di universitas pilihan mereka.

"Iyaa Pah, Mah. Tenang aja Dava ga akan mengecewakan kalian" ucap Dava.

"Kenapa cengengesan?" tanya Dava melihat adiknya.

"Ohh Tidak" jawab Callissa karena takut jika Dava tau dia membayangkan hal tadi pasti akan marah.

Kedua orang tua mereka berbicara seperti itu karena memang Callissa lebih pintar dari pada Dava mungkin karena Dava seorang anak laki-laki yang malas belajar jadi dia berada dibawah adiknya. Tapi walaupun begitu Dava memiliki keahlian di bidang olahraga yaitu Basket.

Visual Tokoh Utama

Natasya Callissa Atmadja (Callissa/Ca/Natasya)

Visual Tokoh Pendukung

Olivia (Sahabat Callissa)

Richo Sbastian (Mantan Callissa)

Dava Atmadja (Kakak Callissa)

Keysa (Selingkuhan Richo)

Sumber Foto: Pinterest

Teman-teman minta dukungannya ya dengan cara Like, Komen, dan Vote sebanyak-banyaknya. Semakin banyak vote semakin author semangat tulis.

Dan biar ga ketinggalan Up, jangan lupa di jadikan favorite ya di klik 💓 nya. Ohya kasih 🌟 lima yah.

Terimakasih 💙

UNEXPTDL BAB 2

Keesokan harinya dikediaman Atmadja, mereka sedang sarapan bersama. Pagi ini kedua orang tua Callisa harus pergi ke London untuk urusan bisnis selama dua minggu. Sehingga sampai dua minggu ke depan dirumah itu hanya akan ada dirinya dan juga sang Kakak yaitu Dava.

Siang harinya Callissa pun pergi ke kampus dengan menggunakan dress putih bermotif dengan panjang dibawah lutut yang dipadupadankan dengan outer putihnya dan juga sneakers putihnya. Serta rambut yang dibiarkan tergerai dengan bagian poni yang diikatnya menambahkan kesan imut pada dirinya.

Sesampainya di parkiran kampus Callissa melihat Richo yang saat itu baru saja turun dari mobilnya dan sepertinya akan menghampiri Callissa, tapi tak lama Keysa datang lalu menggandeng tangannya. Richo mencoba melepaskan tangan Keysa sambil terus melihat ke arah Callissa.

Callissa pun tersenyum sinis melihat mereka sedangkan Keysa tersenyum puas karena akhirnya bisa merebut Richo walaupun dia sendiri tau bahwa Richo tak mencintainya tapi mencintai Callissa. Tapi itu tidak masalah untuk Keysa, karena dia bisa memberikan sesuatu yang tak bisa Richo dapatkan dari Callissa sehingga itu menjadi senjata Keysa agar Richo lebih memilih dirinya.

"Dasar cewek murahan" gumam Natasya kesal karena melihat Keysa yang terus menempel.

Callisa pun berjalan menuju kantin menghampiri sahabatnya yang mungkin telah menunggu dia. Benar saja Olivia, Nayla, Safira dan juga Marsha telah menunggunya sedari tadi. Dia pun langsung meminta maaf kepada mereka karena datang terlambat.

Belum lama dia duduk, Richo berjalan melewati mereka yang sedang duduk dan asik memakan bakso dan jus strawberry. Lalu tak lama dengan genitnya Keysa berlari mengejar Richo dan kembali menggandeng tangan Richo dengan posesif seperti yang tadi Callissa lihat. Ketiga sahabat Callissa (Nayla, Safira, dan Marsha) langsung menatap bingung melihat itu.

"Ca jadi bener kata Oliv yang di grup kemarin siang?" tanya Safira dan diangguki oleh Callissa.

"Ga nyangka ternyata Richo emang playboy. Tapi kayanya emang Keysa duluan deh yang godain dia" ucap Marsha.

"Kalaupun iya Richo digodain duluan, tapi ga seharusnya dia kena umpan tuh cewek" kesal Callissa.

"Aku yakin kamu pasti dapetin yang lebih baik dari dia Ca" ucap Nayla.

"Dan tentunya lebih populer dan lebih tampan dari pada tuh cunguk" ucap Olivia kesal.

"Ga! Aku ga mau sama cowok populer lagi kaya Richo" ucap Callissa geram.

"Kenapa?" tanya keempat sahabatnya.

"Tuh liat sendiri Richo, dia di kenal sama anak cewek kampus ini bahkan sampai kampus sebelah, banyak yang deketin dia, banyak yang goda dia tapi karena kepopulerannya itu yang bikin dia besar kepala sampai dia berani selingkuh gituh" ucap Callissa kesal.

"Tapi kalau lebih ganteng dari dia, ya aku mau" sambung Callissa kembali sambil tersenyum.

"Lah dikira ga mau juga Ca" ucap Marsha.

Mereka tertawa kecil di kantin. Tak terasa ternyata waktunya untuk mereka masuk ke dalam kelas karena jam mata kuliah pertama akan dimulai. Mereka pun berjalan ke ruangan kelas, ternyata saat Callissa dan sahabat-sahabatnya masuk dosen sudah ada didalam.

Untung saja mereka masih diizinkan untuk masuk. Setelah belajar dikelas selama dua jam setengah, mereka kini keluar menuju parkiran dimana mobil mereka terparkir disana. Tapi ditengah jalan Callissa meminta agar sahabatnya untuk duluan karena dirinya merasa kebelet ingin buang air kecil.

"Kalian duluan aja ya, aku mau ke toilet dulu. Nanti aku langsung nyusul ke rumah Oliv " ucapnya sambil berlalu pergi.

Ya sore ini Callissa akan pergi main ke rumah Olivia karena dia merasa jenuh jika harus di rumah sendirian, lagi pula walau pun ada Kakaknya dirumah itu tidak menyenangkan karena mereka lebih sering berantem dari pada akur dan saling memaki tapi ya terkadang juga mereka saling perhatian dan tak ingin jika saudaranya ada yang terluka.

Callissa pun langsung menuju toilet, setelah selesai akhirnya dia merasa lega. Dia pun berjalan melewati lapangan basket untuk menuju tempat parkir. Callissa merasa bingung pasalnya lapangan basket terlihat sangat ramai, padahal tadi saat dia akan ke toilet pun tempat itu sudah ramai hanya saja dia tak menyadari dan memperhatikan sekitar karena rasa tak tahannya untuk buang air kecil.

"Kayanya ada pertandingan deh" gumamnya.

Saat akan menyebrang menuju mobilnya tiba-tiba ada sebuah motor yang menyerempet Callissa membuat dirinya kaget dan terjatuh ke aspal.

"Awww" teriak Natasya.

Seketika pengemudi itu langsung berhenti menghampirinya dan membantunya untuk berdiri, Callissa merasa benar-benar kesal pada pria yang mengemudi itu. Bagaimana bisa di area parkiran kampus dia mengemudi dengan sangat kencang seperti itu.

"Bisa bawa motor ga sih?" ucap Callissa ketus sambil menepuk-nepuk lututnya yang kotor.

"Sorry sorry aku ga sengaja" ucap pria itu.

Natasya sepertinya tak asing dengan suara ini, dia langsung menegakkan pandangannya dan menatap orang yang memiliki suara tersebut dan kini keduanya saling menatap terkejut.

"Ca?" -------- "Kak?" Ucap mereka bersamaan.

Pria itu adalah Reynan sahabat dari Dava yang tak lain adalah kakaknya Callissa. Bukannya mengurungkan niat untuk mengomel tapi Callissa malah semakin menjadi setelah tau jika yang hampir membuatnya celaka adalah Reynan.

"Kak Rey gimana sih? Bisa bawa motor ga? Gimana kalau aku kenapa-kenapa? Aku kan belum lulus kuliah, belum juga nikah, Mau tanggungjawab? Aku bilangin Kak Dava nih Kak Rey nyerempet aku" omel Natasya sambil melihat sikut lengannya yang sedikit lecet akibat terjatuh ke aspal.

"Ngomel mulu lagi nih, kalau bukan adiknya Dava udah gue tinggal dan kasih uang aja. Beres" ucapnya dalam hati.

"Gue ga sengaja Ca. Sumpah! Gue lagi buru-buru. Yaudah sekarang kita ke rumah sakit ya" ucap Reynan.

"Ga usah nanti diobatin dirumah aja" ucapnya.

"Serius? Itu ga kenapa-kenapa?" tanya Reynan memastikan.

"Iyaa, lagian Kak Rey mau kemana buru-buru gituh?" tanya Callissa penasaran.

"Gue mau main basket udah ditungguin sama Kakak lu" jawabnya.

"Kak Dava ada disini?" tanya Callissa.

"Iyaa, lu mau nonton? Gue buru-buru nih" jawab Reynan dengan melihat jam ditangannya.

"Engga, yaudah Kak Rey sana" ucap Callissa.

"Padahal dari tadi nyuruh gue pergi" gerutu Reynan dalam hati.

Reynan pun langsung pergi kembali dengan motornya sedangkan Callissa langsung masuk ke dalam mobilnya dan mengambil ponsel dari tasnya untuk menghubungi sahabatnya lewat pesan grup jika dia tidak bisa menyusul ke rumah Olivia karena kejadian tadi.

"Pantesan aja lapangan basket ramai ternyata ada pertandingan basket sama kampus Kak Dava" gumam Callissa sambil mengendarai mobilnya.

Sesampainya di rumah Callissa langsung duduk di sofa ruang keluarga dan meminta pembantunya untuk membawakan kotak P3K agar bisa mengobati lukanya.

"Aduuhh Non, ini kenapa?" tanya Bi Een khawatir.

"Ga sengaja keserempet motor Bi" jawabnya.

"Ada-ada aja atuh non, lain kali kalau lagi jalan teh liat-liat ya" ucapnya dengan nada bicara khas sundanya.

"Iyaa Bi, makasih ya Bi udah diobatin" ucap Callissa.

"Sama-sama Non. Yaudah mending sekarang Non makan dulu, Bibi udah masakin buat Non sama Den Dava"

"Iya Bi nanti aku makan, sekarang mau istirahat dulu" ucap Callissa.

Callissa pun langsung menaiki tangga menuju lantai dua kamarnya. Dia langsung merebahkan tubuhnya diatas ranjang king sizenya itu. Tak terasa akhirnya Callissa pun tertidur.

.....

Reynan Wijaya

Safira

Nayla

Marsha

....

Ohhya yang Bab 1 ada yang aku revisi ya. Panggilan Natasya Callissa Atmadja itu jadi Callissa/Ca/Lissa.

Gimana nih sampai episode dua? Apa ada yang kurang paham sama ceritanya? Ada masukan atau saran silahkan di komen ya. Jangan lupa di like dan di vote💕

UNEXPTDL BAB 3

Haiiiii..... Apa kabar kalian? Semoga selalu sehat terus ya.

Aku balik lagi nih dengan episode baru. Semoga kalian suka ya💕

Selamat membaca✨

***

Callissa terbangun dari tidurnya, pandangannya langsung menuju jendela kamar yang gordennya masih terbuka menunjukkan waktu sudah sore, terlihat dari langit yang berwarna orange. Dia pun langsung turun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.

"Hmm ga kerasa udah sore lagi" gumamnya sambil berjalan menuju kamar mandi.

Setelah selesai membersihkan diri, Callissa keluar kamar dengan menggunakan kaos putih dan celana hot pants berwarna cream dengan motif garis. Callissa pun langsung turun menuju lantai bawah untuk makan karena perutnya sudah berdemo menandakan jika dirinya sudah sangat lapar.

Baru saja dia sampai di lantai bawah, mata Callissa langsung tertuju pada dua laki-laki tampan yang sedang berjalan ke arahnya. Siapa lagi jika bukan Dava kakaknya. Dan satu laki-laki lagi yaitu Reynan, sahabat Dava.

Reynan memang sudah sering ke rumah mereka karena selain dia sahabat Dava sejak SMA, Reynan juga merupakan anak dari sahabat kedua orang tua mereka. Jadi tak heran jika Reynan sering datang ke rumah mereka, bahkan sering menginap jika dia ada masalah dengan Ayahnya.

"Baru pulang Kak?" tanya Callissa saat melihat mereka akan naik ke lantai atas, tepatnya ke kamar Dava.

"Iyaa, kamu mau kemana Dek?" tanya Dava.

"Makan. Ayo kita makan dulu Kak, Kak Rey" ajaknya pada mereka berdua.

"Gue numpang mandi dulu deh Dav, gerah" tolaknya.

"Yaudah sana, gue tunggu di meja makan ya" ucap Dava.

"Lu duluan aja makan sama Callissa, gue takut lama" ucapnya tak enak.

Reynan pun akhirnya pergi ke lantai atas menuju kamar Dava, sedangkan Callissa dan juga Dava menunggu Reynan di meja makan. Sudah 10 menit Reynan belum turun namun Dava sudah merasa sangat lapar, dia pun mulai mengambil nasi ke piringnya namun aksinya itu tertahan oleh Callissa.

"Kak, tunggu Kak Rey dong. Ga enak masa kita makan duluan" ucap Callissa.

"Apaan sih Dek? Kaya dia tamu baru aja, Kakak udah lapar" ucapnya sambil menuangkan menu makanan dihadapannya.

Kemudian terdengar suara langkah seseorang yang menghampiri mereka, dan terlihat sosok tersebut adalah Reynan dengan wajah segarnya karena telah selesai mandi. Reynan pikir jika Dava dan Callissa sudah selesai makan, namun ternyata mereka masih berada di meja makan dan piring Callissa masih kosong, sedangkan Dava sedang mengambil beberapa lauk pauk yang ada dihadapannya.

"Sorry, nungguin gue ya?" ucap Reynan cengengesan.

"Hmm tuh Callissa tetap pengen nungguin lu, pake ga enak segala. Gue kan udah laper" ucap Dava yang setelah itu memasukkan makanannya ke dalam mulutnya sendiri.

"Kan ga enak Kak masa Kak Rey ditinggal, yaudah Kak ayo makan" ucapnya.

Setelah selesai makan, mereka tidak langsung membubarkan diri tapi memilih berdiam disana sambil mengobrol satu sama lain.

"Ohya, lu ga apa-apa Ca?" tanya Reynan.

"Eh iyaa Dek, kata Reynan dia ga sengaja nyerempet kamu. Gimana ada yang sakit?" tanya Dava khawatir.

"Ga kenapa-kenapa ko, aku baik-baik aja" ucap Callissa.

"Abang lu tadi marah-marah sama gue Ca, khawatir banget dia" ucapnya sedih.

Tadi setelah selesai bermain basket, Reynan memberitau Dava jika dirinya tidak sengaja menyerempet adik cantiknya itu, dari pada nanti Dava tau dari Callissa mending dia memberitaunya terlebih dahulu bukan? Setidaknya dia tidak akan terlalu kena omel Dava jika berkata jujur. Dia juga menjelaskan kondisi Callissa baik-baik saja bahkan dia menolak dirinya yang akan membawanya ke rumah sakit.

Namun Dava tak percaya, seketika Dava langsung memaki Reynan dan mengancam sahabatnya jika sampai terjadi apa-apa pada adiknya. Tapi saat datang ke rumah melihat Callissa, Dava merasa lega karena adiknya tampak baik-baik saja.

"Gue cuman takut aja dia kenapa-kenapa, ntar gue dimarahin bokap lagi dibilang ga bisa jaga adik sendiri" elaknya, padahal dia sendiri sangat khawatir, takut jika adiknya terluka. Sebagai kakak, Dava sangat gengsi menunjukkan kasih sayang pada adiknya sendiri.

"Emang ini orang ga pernah khawatir sama aku Kak, sayang juga kayanya engga deh" ucapnya sedih pada Reynan.

"Kalau ga sayang, udah di pecat dari dulu juga jadi adik" ucap Dava berlalu pergi ke kamarnya.

Sedangkan Callissa dan Reynan masih setia berada di meja makan. Reynan pun memberikan penjelasan kepada Callissa jika sebenarnya tanpa Callissa tau, kakaknya itu selalu mengkhawatirkan dirinya. Terlebih saat Dava tau jika Callissa diantar pulang oleh Richo saat itu.

"Emang kenapa sih Kak, Kak Dava itu ngelarang banget aku dekat sama Kak Richo?" tanya Callissa penasaran.

"Richo itu bukan cowok yang baik" jawabnya.

"Ya ga baik tuh kaya gimana?" tanya Callissa makin penasaran.

"Richo itu playboy suka nyakitin cewek" jawab Reynan jujur.

"Sama juga dong kaya Kak Rey dan Kak Dava" ucap Callissa, karena dia tau jika Kakaknya dan Reynan itu sering ganti-ganti perempuan.

"Bedalah, Richo itu ngepacarin cewek secara bersamaan. Sedangkan gue dan abang lu? Kita cuman pacaran sama satu cewek, cuman ya walau pun hanya berjalan dalam hitungan minggu" jawabnya santai.

"Ya sama ajalah, apa bedanya? Kalian sama-sama suka mempermainkan perasaan perempuan" ucap Callissa.

"Hmm ya makanya dari itu Dava ga mau lu sama Richo karena dia ga mau kalau adiknya dipermainkan" ucap Reynan.

"Kalau sampai lu pacaran sama Richo kayanya Dava bakalan marah bener deh" ucap Reynan.

"Untung aja ga ketauan dan sekarang udah putus" ucap Callissa dalam hati.

Tak lama Dava pun datang menghampiri mereka dengan wajah segarnya karena dia baru saja selesai mandi. Dava bingung yang tadinya dia melihat Callisa dan Reynan sedang mengobrol namun tiba-tiba terdiam saat dirinya datang.

"Kenapa sekarang pada diam? Tadi ngobrolin apa lu Rey?" tanyanya pada Reynan.

"Bukan apa-apa" jawab Reyan santai.

"Lu modusin adik gue ya?" tanyanya dengan tatapan curiga.

"Enggalah. Lagian gue udah anggep dia kaya adik gue sendiri" ucap Reynan sambil mengacak-acak rambut Callissa sehingga menimbulkan protes dari orang tersebut.

"Ih Kak Rey, nyebelin deh pake di acak-acak segala" kesal Callissa sambil membereskan rambutnya.

Sedangkan kedua laki-laki tersebut hanya tertawa melihat Callissa yang sedang kesal, karena bagi mereka tingkah Callissa yang seperti inilah yang membuat dirinya terlihat sangat menggemaskan.

Karena kesal dan malah ditertawakan Callissa pun pergi ke kamarnya meninggalkan kedua laki-laki itu. Sedangkan kini Dava dan Reynan memilih menonton pertandingan sepak bola di ruang keluarga.

Namun teriakan keras dari suara Dava yang berada dilantai satu ruang keluarga membuat Callissa merasa terganggu sehingga langsung saja dia keluar dari kamarnya dan menghampiri kedua laki-laki itu untuk protes.

"Kak kenapa sih harus pake teriak-teriak sampe kedengeran ke lantai atas?" ucapnya kesal.

"Ya sorry Ca, ga seru nonton bola kalau ga teriak-teriak" ucap Dava.

"Parah kakak lu mah Ca, kalau jagoannya kalah ya gituh histerisnya ga normal. Gue aja sampai budeg disamping dia" ucap Reynan.

"Emang ga normal dia mah Kak" ucap Callissa.

"Udah deh sana pergi Dek, kamu itu ga tau kalau nonton pertandingan ginih tuh seru banget" usir Dava.

"Seseru apa sih? Penasaran" ucap Callissa yang kemudian duduk di tengah-tengah Dava dan juga Reynan.

Callissa pun mulai menyaksikan pertandingan sepak bola, Reynan mengajak Callissa untuk mendukung tim yang sama dengannya, sedangkan Dava dia sendirian. Beberapa kali Callissa teriak saat menyaksikan tim lawan hampir saja memasukkan bola ke gawang tim yang didukungnya.

Tapi teriakan Callissa masih tidak seberapa. Dava, dia benar-benar sangat ekspresif, dia bahkan teriak sangat kencang dengan memukul-mukul bantal dan sesekali berdiri sambil memukul telapak tangannya dan juga menggoyangkan kakinya seperti akan menendang bola.

Melihat tingkah kakaknya yang seperti itu membuat Callissa tertawa geli. Dia pun membisikan kepada Reynan agar laki-laki tersebut melihat tingkah kakaknya.

"Kak liat deh" ucapnya sambil tertawa pelan.

"Lu baru liat ya ekpresi Kakak lu pas nonton bola? Dia tuh udah biasa gituh Ca" ucap Reynan yang ikut tertawa.

"Iyaa aku baru tau, aneh ya. Over banget dia" ucapnya kembali tertawa.

****

Cukup segitu dulu ya, nanti dilanjut lagi.

Komen dong gimana nih setelah baca episode ini? Jangan lupa juga berikan dukungan kalian dengan cara Like kasih bintang 5 ya dan juga di Vote teman-teman.

Terimakasih banyak💚

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!