Hai semua... selamat datang di karya ku.. Ini karya pertama ku, jadi mungkin masih banyak typo dan banyak juga kalimat yang susah untuk di pahami. Novel yang di buat dadakan.. gak kepikiran banyak yang mau baca🤭🤭. Masih acak adul karena kadang Author kelupaan. Belum di revisi. Mohon di maklumi yak!!
Selamat membaca...
🐻🐻🐻
Pesawat mendarat tepat pukul 10 di bandara Soekarno-hatta, tujuan London-jakarta.. perjalanan yg cukup panjang membuat Jia menghela nafas.
" huft.. akhirnya sampai juga " gumam jia.
Jia memilih pulang ke Jakarta saat liburan semester. Jia adalah calon desainer, dia memilih London untuk melanjutkan kuliah sejak dua tahun yang lalu. Impianya menjadi seorang desainer tidak lama lagi akan tercapai.
Yahh,, begitulah dia. tidak heran lagi dengan penampilanya bak artis Hollywood. Dari ujung rambut sampai kaki branded semua yang dikenakannya.
" Jia..." panggil seorang rupawan di sebrang jalan sambil menghampirinya. Valentino Mahess, dia adalah kakak kandung Jia Mahess. Mereka cuma dua bersaudara, usia terpaut cukup jauh 8tahun dari Valent. Alhasil Jia sangat dimanja oleh kakanya, apa saja yang Jia inginkan pasti dikabulkan olehnya.
" Hai kak.. " sambut Jia dengan ceria
mereka berpelukan. " aku sangat merindukan kaka, " Jia memeluk Valent begitu manja.
" kaka juga merindukanmu sayang.. " sambil mencubit kecil pipinya. " sebaiknya kita segera pulang, papah sama mamah sudah menunggumu."
" iya kak.. bagaimana kabar mereka.?" tanya Jia.
" kabar mereka baik, seperti biasa papah terkadang sibuk bekerja dikantor bersamaku, mamah dengan kesibukannya sendiri menghabiskan uang papah.." Valent menjelaskan sambil tertawa.
Sesampainya di mobil. mereka meninggalkan bandara menuju ke rumah.
*******
Dikediaman Mahess tampak Mirra dan Jody Mahess antusias menyambut kedatangan putrinya. Jody Mahess adalah presedir utama perusahaan JM group, mereka konglomerat yg sukses menjalankan usaha dalam segala bidang. dalam Negri maupun luar Negri, asalkan menghasilkan uang banyak mereka akan jalankan.
JM group yg nantinya akan diwariskan oleh Valentino Mahess berkembang pesat dari tahun ke tahun. Jia tidak mau ikut campur mengenai perusahaan papahnya karena sama sekali tidak tertarik bekerja kantoran, menurut dia bekerja di kantor sangat membosankan.
drent.. drent.. suara mobil berderu berhenti di parkiran rumah.
" Sepertinya mereka sudah kembali " ucap Mirra sangat gembira.
" iya.." Jody beranjak dari sofa mengajak Mirra keluar menyambut mereka.
Tak lama kemudian Jia dan Valent turun dari mobil menghampiri Mirra dan Jody.
" Mamahhh......." panggil Jia diiringi lari kecil menghampiri Mirra kemudian memeluknya.
" Oohhh...anak mamah..." Mirra menyambut peluk erat Jia sambil mengecup puncak Jia.
" Anak papah sudah besar,dan semakin cantik. " sambut papahnya mengelus kepala Jia yg sedari tadi berpelukan dengan mamahnya.
tak lupa Jia memeluk papahnya dengan manja.
" Jia kangen kalian semua.. " Jia merajuk ke mereka berdua sambil memasuki rumah bak istana mereka.
" Non, apa kabar? " sambut wanita paruh baya.
" Baik bi., bibi apa kabar? " tanya Jia.
" Bibi baik non " senyum bibi atun. "sini saya bawakan kopernya non " seru bi atun.
" Oh ia bi. terimakasih ya bi " balas Jia dengan ramah.
" Jia kamu sudah makan? " tanya mamahnya dg lembut.
"sudah mah.." senyum Jia. mereka berbincang cukup lama melepas rindu. Sampai akhirnya Jia memutuskan untuk istirahat di kamar.
Jia merebahkan tubuhnya di atas kasur yg sangat empuk. Kamar yang lama dia tinggalkan membuat Jia merindukan sudut - sudut kamar itu.
" hemmm senangnya.. aku kembali ke kamar ini." gumam Jia. Siapa pun yg berada di kamar Jia akan sangat betah. Bagaiman tidak? desain interiornya sangat mewah sesuai dengan pemiliknya yg tidak sembarang pilih. Tak lama kemudian Jia merogoh tasnya mencari barang berbentuk kotak dan pipih.
" hah.. ada pesan! siapa? " tanya nya sendiri sambil mengotak atik ponselnya.
" Dari Alesya.." gumamnya.
Isi pesan
" Hai Jia. apa kabar?
apa kamu sudah ada di jakarta? "
" Jawab Jia???? "
" Apa kamu lupa dengan sahabatmu ini! "
rentetan pesan yg sedari tadi bermunculan tapi dirinya tak menyadari.
" Kabarku baik Sya, aku sudah ada di jakarta. Baru sampai. " jelas Jia membalas pesan. Tak lama muncul sebuah pesan lagi.
" Wah senangnya.. kapan kita bisa ketemu? "
" Besok saja ya, hari ini aku lelah, belum istirahat "
" Oke, besok kita bertemu ya! nanti aku mengabarimu tempatnya! "
" Oke Sya..."
Jia beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri Sebelum dia istirahat.
Briano Al Nugroho lelaki tampan dengan badan yang proposional bisa membuat wanita manapun terkesiama. Anak sulung dari keluarga konglomerat (Nugroho) yang berlimpah harta tetapi ia lebih memilih untuk mengabdikan diri pada Negara, dia bertugas di perbatasan Negara,yang jauh dari hiruk pikuk kehidupan di kota.
******
Hari ini Brian tiba ke rumah, setelah mengambil cuti dua minggu dari tugasnya. Dia pria yang dingin sehingga tidak satu dari keluarganya tahu apa yang dia pikirkan dan susah untuk dibujuk apalagi di tebak.
Seperti dia memilih keputusan untuk bergabung menjadi anggota militer, semua keluarga kaget tidak percaya anaknya akan melangkah ke arah itu, karena orang tuanya percaya dia bisa menjalankan perusahaan dengan sangat baik dibandingkan dengan adik laki - lakinya. Brian mempunyai adik yang hanya berbeda dua tahun darinya.
Brian membuka pintu rumah bak istana tanpa sambutan apapun dari penghuni rumah itu. Yah.. itulah dia pulang tidak memberi kabar kepada siapapun. hanya pelayan yg segera menyambutnya ketika memasuki rumah.
" eh.. tuan muda, selamat datang " sambut pelayan.
" hemm.. " balasan Brian yg hanya berdehem. kakinya melangkah mencari sosok wanita yang melahirkannya, mencari dengan melihat sekelilingnya namun tak menemukannya. Pelayan yang memperhatikan tuannya sedari tadi, langsung menyadarinya.
" Tuan, Nyonya ada di kamarnya ". tanpa menjawab Brian menuju ke kamar mamahnya.
tok.. tok.. tok
" iya, masuk! " sahut di dalam kamar. Brian membuka pintu, dan alangkah terkejutnya Renatta. melihat sosok yang datang.
"Brian.. " panggil mamahnya sambil beranjak dan memeluknya erat. Disambut senyuman dari Brian
" mamah bagaimana kabarnya? mama baik - baik saja kan? aku sangat merindukan mama." peluk Brian dengan erat. Mereka mengobrol cukup panjang sebelum membiarkan Brian untuk istirahat.
Di meja makan sudah di siapkan makan malam. Renatta dan Bimo sudah berada di meja makan. Bimo mulai mengambil beberapa menu makanan yang terhidang di meja makan, ketika Bimo mau memasukan suapan, Renata menghentikan nya.
" Tunggu bim, " cegahnya.
" Ada apa mah? " jawabnya dengan heran.
" Tunggu sebentar ya, ada seseorang yang belum datang ke meja makan. " Renatta sambil tersenyum untuk memberikan kejutannya.
Tak lama kemudian seseorang menuruni anak tangga. Bimo menoleh karena mendengar bunyi langkah di iringi petunjuk lirikan mata mamahnya.
" kaka.. " sapanya sangat kaget. " kaka kapan datang? "
" Dia sampai tadi siang" sahut mamahnya. Brian hanya menyambut dengan senyum dan pelukan.
Mereka melanjutkan makan malamnya.
Di ruang keluarga mereka bertiga menghabiskan waktu untuk mengobrol. Mamahnya menceritakan kegiatannya dan Bimo, tingkah laku adiknya yang masih kekanakan, bahkan menceritakan Dinda kekasih Bimo.
" Dia sangat cantik, ramah, pekerja keras, mamah suka dengannya " celetuk mamahnya tentang Dinda yang membuat Bimo tersenyum girang.
" Aku tidak pernah salah memilih mah.." memuji sendiri bisa mendapatkan Dinda. Brian hanya manggut - manggut mendengarkannya.
" Lalu kapan kamu akan mengenalkan calonmu ke mamah? " sahut Renatta kepada Brian.
" ehem.. hm.. " Brian hanya berdehem tak tau harus jawab apa.
" Pasti kaka ini masih jomblo mah, mana mungkin dia punya kekasih, depannya aja ada tembok penghalang yang di bangunnya.. haha.. hah " ledek Bimo.
" mmh...apa benar Brian? " tanya mamahnya.
" Aku tak punya waktu untuk memikirkannya " jawab Brian dengan tegas.
" Apa perlu kami carikan pasangan untukmu? " tawar mamahnya.
" aku mau istirahat dulu mah, " jawabnya untuk menghindari adik dan mamahnya, kemudian beranjak dari tempat duduknya, menuju kamar.
Renatta dan Bimo saling bertatap bingung melihat reaksi Brian. Kepergian Brian di susul Bimo yang juga ingin istirahat karena sudah larut malam.
Renatta yg masih diam, seketika merenung. Memikirkan anak sulungnya itu. Usianya tidak muda lagi untuk membina rumah tangga. Entah apa yang ada di pikiran Brian.
"Apakah dia benar - benar belum mempunyai kekasih? tapi bagaimana mungkin? dia tampan, pintar dan punya segalanya. Masa ia tidak ada perempuan yang tertarik padanya? " ucap Renatta dalam batin.
" jika saja kamu masih ada mas, kita bisa mengatasi putra-putra kita dengan baik. Aku sudahlah tua ingin sekali melihat mereka berkeluarga, menimang cucu, melihat mereka bahagia " batinya,sambil menatap ke langit - langit rumah tak terasa air mengalir dari matanya.
Ayah Brian dan Bimo sudah lama tiada, 5 tahun tepatnya. Saat itu Brian sudah bertugas sebagai anggota militer dan menyelesaikan studinya dengan sangat baik. Papahnya berharap Brian hanya memilih menjalankan perusahaan untuk menggantikannya dan tidak menjadi anggota militer.
Tetapi berbeda dengan kenyataan, Brian memilih melanjutkan tugas Negaranya. padahal dia mempunyai otak di atas rata - rata yang sangat dibanggakan oleh kedua orang tuanya. Buktinya dia menyelesaikan studi militer, dilanjutkan dengan menimbang ilmu di perguruan tinggi dengan cepat hanya tiga tahun dia menyelesaikan kuliahnya.
Walaupun sebenarnya ia enggan masuk ke perguruan tinggi tetapi demi menyenangkan orang tuanya dia menjalaninya. Ayahnya meninggal dalam kecelakaan, mobil yang ditumpanginya mengalami kerusakan rem sehingga tidak dapat terkendali menerobos jembatan dibawahnya jurang yang sangat curam, tidak ada yang selamat dalam kecelakaan itu, sopir dan ayahnya meninggal di tempat. Hal itu membuat sedih Renata hingga sekarang.
tunggu kelanjutannya ya guys..
Siang itu Jia memutuskan keluar kerumah untuk menemui Alesya temannya. Mereka bertemu di cafe X.
Sesampainya di cafe Jia mencari2 temannya yang sedari tadi menunggu.
" Jia.. aku disini. " panggil Alesya sambil melambaikan tangannya. Jia menoleh disertai senyum dan menghampiri Alesya. Mareka saling berpelukan melepas rindu dan menanyai kabar masing - masing.
Setelah lama bercengkrama Alesya menjelaskan tujuannya untuk bertemu.
" Jia, minggu depan kau ikutlah denganku ke acara ulang tahun Niko (pacar Alesya) " ucap Alesya penuh harapan.
" emmhh.. aku akan memikirkan nya? " Jia.
" Ikut aja, pasti akan menyenangkan, dari pada kamu dirumah tidak ada kegiatan apapun. Acaranya di kapal pesiar pribadi miliknya, please temani aku yakh? "
" mmhh.. baiklah, aku usahakan akan datang. " sebenernya Jia malas menghadiri pesta, apalagi dia tidak mengenal Niko atau temannya, tetapi tidak tega menolak ajakan sahabatnya itu.
Alesya yang mendengar jawabanya sangat gembira. Mereka melanjutkan obrolannya. Ditengah obrolannya terdengar suara yang memanggil Alesya.
" Lesya..." panggil seorang lelaki di meja sebrang.
Bimo yang kebetulan berada di cafe itu tidak sengaja melihat Alesya, dia adalah mantan kekasih Bimo dua tahun yang lalu.
Kemudian Pria itu beranjak memutuskan menyapanya dengan senang. Brian yang di tinggal hanya bisa menggerutu " dasar playboy!! " ketawa sinis melihat kelakuan adiknya yang berbeda dengan dirinya.
" Hai.. " balas Alesya setelah mengetahui siapa yang memanggilnya.
Bimo menghampiri Lesya, mereka pun mengobrol, meski sudah tidak ada hubungan mereka tetap berteman dengan baik.
"ehemm.. " Jia berdehem yang sedari tadi merasa diabaikan.
" Ooh.. kenalkan ini temanku, Jia namanya. " sahut lesya memperkenalkan. Mereka berjabat tangan.
" Jia.. " Jia mengulurkan tangannya.
" Bimo, senang berkenalan dengan mu. " Bimo menyambut tangan Jia.
Karena tidak ingin mengganggu, akhirnya Jia pamit ke toilet sebentar.
" kamu kesini sama siapa? " tanya Lesya.
" Dengan kakak ku, dia disana.. " sambil menunjukan ke meja sebrang dengan telunjuknya.
Alesya yang menoleh ke arah yang ditunjukan Bimo seketika bertemu tatap dengan Brian dan menyapa dengan anggukan, tetapi tidak mendapat balasan dari sapaannya.
" Kakaku memang begitu, jangan diambil hati! " jelas Bimo.
" Ooh.." saut Lesya.
Jia berjalan menuju ketoilet, tak sedikit orang yang terpana melihatnya. Di usia 21 tahun dia memiliki wajah yang sangat cantik, mata bulat, hidung mancung mungil,begitupun bibirnya. Tingginya semampai buah dada yang berisi, lekukan tubuhnya yang menawan sehingga terkesan sexy walau tak memakai baju minim, bak supermodel dia berjalan, semua mata tertuju padanya tak terkecuali Brian.
Brian mengalihkan pandangannya tertuju pada orang yang sedang berjalan, dia menatapnya dengan lekat menggumi kecantikannya. " sungguh gadis yang sangat cantik..." gumam Brian dalam hati tanpa melepas pandangannya dan tatapannya mengikuti kemana gadis itu pergi.
Braakkkk...
Suara gelas pecah terdengar.
" ehm maaf.. maaf.. maaf nona saya tidak sengaja. " ucap pelayan itu ketakutan. Dia tak sengaja menabrak Jia. Pelayan itu sedang membawa minuman yang di pesan pelanggannya tetapi tak sengaja menabrak Jia, sehingga mengotori baju yang ia kenakan.
" aucchhh.. " reflek Jia yang ketumpahan.
" maaf. maaf saya tidak sengaja " pinta pelayan itu lagi, sambil meminta maaf tangannya membersihkan baju pelanggannya tak berhenti gemetar ketakutan.
melihat tangan pelayan itu gemetar Jia menghentikannya.
" sudah.. sudah.. tidak apa - apa " sambil melepaskan tangan itu darinya. " lagian mbak tidak sengaja kan? " tambah Jia tersenyum dan menepuk bahu pelayan itu.
"em.. trimakasih nona, sekali lagi saya minta maaf. " pelayan itu tak menyangka akan mudah di maafkan, melihat stylenya, biasanya gadis seperti itu akan memperbesar masalah karena keegoisannya, merasa paling berkuasa lah, paling cantik lah. tetapi dia sangat berbeda
" benar - benar cantik luar dalam. " gumam pelayan dalam hati.
Brian yang sedari tadi melihat kejadian itu, dia tersenyum mengagumi gadis itu.
Tak jauh dari sana Alesya dan Bimo pun memperhatikan kejadian itu ketika mendengar suara benda yang jatuh. Bimo melirik curiga dengan tingkah laku kakanya yang senyum - senyum sendiri sambil menatap gadis itu. Bimo menebak-nebak kakanya tertarik dengan Jia, karena tak biasanya dia bertingkah demikian.
******
Sesampai di rumah, Bimo menceritakan kejadian di cafe itu pada mamahnya. Renatta sangat senang mendengar kabar dari Bimo, dan mereka merencanakan sesuatu..
kira-kira apa rencana yang dibuat Bimo dan Renata ya...
penasaran????
tunggu kelanjutannya ya guys...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!