NovelToon NovelToon

"Istriku Yg Cuek Tapi Manis"

Berbagai alasan yg di lakukan agar tidak bertemu tuan Melviano

Presiden Melviano, seorang pria yang memiliki 39 istri, Radia merupakan istri pertamanya, lebih tinggi daripada istri-istri lainnya. Para istri Melviano sangat menghormati Radia, karena dia adalah satu-satunya istri yang pernah dikunjungi Melviano di rumahnya. Ini membuat orang lain percaya bahwa istri yang dikunjungi Melviano adalah istri yang spesial. Setiap istri Melviano memiliki rumah dan pelayan pribadi sendiri.

Para istri Melviano merasa sangat beruntung jika Melviano datang berkunjung ke rumah mereka. Mereka selalu berusaha menarik perhatian Melviano. Namun, ada satu istri yang berbeda dari yang lain, yaitu Alina, seorang gadis cantik muda dari keluarga menteri. Alina sama sekali tidak menyukai Melviano dan rela melakukan apa saja untuk menghindari bertemu dengannya.

Saat ini, para istri Melviano sedang berkumpul. Melviano akan memilih istri mana yang akan menemaninya makan malam di rumah temannya. Ketika para pengawal datang untuk menjemput para istri, Alina bersembunyi di atas pohon agar para pengawal tidak menemukannya.

"Nona, turunlah. Jika tuan tahu, tuan akan menghukum Nona," ujar Rani, pelayan pribadi Alina.

"Rani, cepat pergi dan temui pengawal itu. Kamu harus pura-pura menjadi saya dan ingat, jangan sampai ketahuan," ucap Alina.

"Baik, Nona," jawab Rani, yang selama ini pura-pura menjadi Alina. Karena Melviano tidak pernah mengetahui wajah para istrinya, ia hanya mengenali Radia, istri pertamanya.

Setelah pertemuan itu, Rani tampak kelelahan. "Nona, kenapa Nona tidak pernah mau bertemu dengan Tuan Melviano? Tuan kan tampan dan kaya. Mengapa Nona terus bersembunyi, sedangkan para istri Tuan yang lain berebutan untuk mendapatkan hati Tuan?" tanya Rani.

"Karena saya tidak mencintai tuanmu itu," jawab Alina dengan acuh tak acuh.

"Iiih Nona," ucap Rani.

Keesokan harinya, Tuan Melviano mengirim surat kepada para istrinya, meminta mereka datang ke kediamannya untuk makan malam bersama. Alina, setelah membaca surat tersebut, membuangnya dan meminta Rani untuk menggantikannya.

"Nona, saya takut melakukan ini. Bagaimana kalau tuan tahu? Kita bisa celaka," ujar Rani dengan rasa takut.

"Rani, tenang saja. Selama kamu tidak memberitahu siapapun, kita akan tetap aman. Oke?" balas Alina.

"Tapi, Nona..." coba Rani.

"Cukup, Rani. Pergilah," potong Alina. "Akhirnya, aku bisa istirahat tanpa harus melayani tuan itu," lanjut Alina sambil membaringkan tubuhnya di kasur.

Sementara itu, Melviano sedang memeriksa foto-foto para istrinya dan menemukan foto Alina. Ia merasa heran karena tak pernah melihat Alina, bahkan saat perjamuan. Melviano segera memanggil Pak Darman, tangan kanannya.

"Lihat foto ini. Saya tidak pernah melihat dia. Apakah kamu yakin ini istri saya?" tanya Melviano.

"Benar, Tuan. Ini istri Tuan, namanya Alina, anak dari Menteri Darmansyah, istri Tuan yang ke-31," jawab Pak Darman.

"Lalu, kenapa saya tidak pernah melihat dia? Dia tinggal di kediaman nomor berapa?" tanya Melviano.

"203, Tuan," jawab Pak Darman.

"Antar saya ke sana," perintah Melviano.

Sesampainya di kediaman Alina, Alina dan Rani sangat terkejut dengan kedatangan Melviano. Alina kembali berpura-pura menjadi pelayan dan Rani berperan sebagai Alina. Namun, Melviano sudah mengetahui hal tersebut.

"Tuan, apa yang membawa Tuan datang ke kediaman Nona Alina?" tanya Alina, berakting.

"Saya hanya ingin mengecek istri saya," jawab Melviano, berpura-pura.

"Dimana istri saya?" tanya Melviano.

"Nona Alina sedang istirahat, Tuan," jawab Alina.

"Apa dia tidak menghormati suaminya? Suaminya datang dan dia tidak menyambutnya," kata Melviano.

"Bukan begitu, Tuan," balas Alina.

Melviano segera masuk ke kamar Alina dan menemui Rani yang tampak sangat ketakutan.

"Salam, istriku," ucap Melviano, membuat Rani semakin gemetar.

"Kamu pikir saya tidak tahu? Aku tahu kamu bukan istri saya. Bagaimana kamu bisa berbohong kepada saya? Atas perbuatan kamu ini, kamu pantas mendapatkan hukuman," kata Melviano.

Rani segera berlutut di depan Melviano dan meminta ampun.

"Tuan, jangan hukum Rani. Ini semua salah saya. Dia tidak bersalah. Jika kamu mau menghukum, hukum saja saya," ucap Alina.

"Ya, kamu benar. Pelayan ini tidak akan berani melakukan semua ini jika tidak disuruh oleh nonanya. Benar bukan?" kata Melviano.

"Saya minta maaf. Sekarang, apa hukumannya?" tanya Alina dengan nada yang masih dingin.

"Rupanya kamu tidak sabar untuk dihukum," kata Melviano dengan senyum kecut di wajahnya.

Hukuman bagi para istri yg tidak menyiapkan hadiah buat suaminya

Melviano menghukum Alina dengan memintanya menuliskan permohonan maaf sebanyak 100 lembar dengan tangan sendiri. "Kenapa Tuanmu itu tidak menceraikan saya saja? Mengapa harus menyuruh saya menuliskan permohonan maaf?" ucap Alina.

"Maaf, Nona, jika Tuan menceraikan Nona, nama baik Tuan akan tercemar di mata orang," jawab Pak Darman.

"Dia hanya mementingkan diri sendiri😏," ucap Alina dengan sinis.

Para pengawal kembali menjemput para istri Melviano untuk datang ke kediaman Tuan Melviano dan melayaninya. Namun, Alina kembali membuat rencana. Alina sengaja memakan banyak jengkol agar mulutnya berbau, sehingga para pengawal tidak jadi membawa Nona Alina. Hal ini membuat Alina dan Rani tertawa.

Hari ulang tahun Tuan Melviano tiba dan para istrinya berlomba-lomba menyiapkan hadiah terbaik untuk Melviano.

"Nona, apa Nona menyiapkan hadiah untuk Tuan? Pasti Nona sudah menyiapkan hadiah yang sangat istimewa," ucap Rani.

"Iya, sudah. Hadiahnya sangat istimewa," jawab Alina.

"Apa itu, Nona?" tanya Rani.

"Lihat saja nanti," ucap Alina.

Semua istri dan Tuan Melviano berkumpul di kediaman Tuan Melviano. Satu persatu, mereka memberikan hadiahnya kepada Tuan Melviano.

"Ini untuk Tuan, mudah-mudahan Tuan suka," ucap istri ke-21.

"Terima kasih," ucap Melviano.

"Ini untuk Tuan, saya sudah menyiapkan hadiah ini untuk Tuan selama 5 bulan. Semoga Tuan menyukainya," ucap istri ke-37.

"Terima kasih," ucap Melviano.

"Selamat ulang tahun, Tuan. Semoga Tuan panjang umur dan sehat selalu," ucap Radia sambil memberikan hadiah kepada Tuan Melviano.

"Terima kasih atas doanya," ucap Melviano.

Semua istri Melviano tampak cemburu dengan hadiah Radia yang begitu bagus untuk Melviano.

Setelah semua istri Melviano selesai memberikan hadiah, kecuali Alina yang tampak sibuk menyantap hidangan, Melviano melihat Alina dan membisikkan sesuatu ke Pak Darman.

"Semua istri wajib memberikan hadiah kepada suaminya jika suaminya sedang berulang tahun," teriak Pak Darman.

Semua orang melihat ke Alina.

"Nona, mana hadiahnya? Katanya Nona sudah mempersiapkannya," bisik Rani kepada Nona Alina.

"Tidak ada", ucap Alina

"Aduh nona bagaimana ini", ucap Rani yang panik.

Alina dengan santai beranjak dari tempat duduknya menuju tuan Melviano dan memberikan kue sisa yang telah ia makan. "Tuan, ini hadiah dari saya. Memang ini tidak begitu istimewa, tapi ini dapat mengenyangkan perut Tuan dibandingkan dengan hadiah-hadiah itu yang tidak bisa Tuan makan. Saya tahu Tuan pasti sangat lapar. Ini, Tuan," ucap Alina dengan santai. Semua istri Melviano menertawakan Alina.

"Aduh," ucap Rani sambil memukul jidatnya.

"Berani-beraninya kamu memberikan Tuan kue bekas kamu," ucap Radia.

"Emang kenapa, ini enak," balas Alina.

"Tuan, sebaiknya Tuan menghukum dia. Dia sangat lancang kepada Tuan," saran Radia.

Tiba-tiba, Rani mendekati Nona Alina dan memakan kue yang ada di tangan Alina. "Tuan, saya minta maaf. Ini salah saya. Saya tidak memberitahu Nona bahwa hari ini Tuan ulang tahun dan mungkin Nona lupa," ucap Rani, berbohong untuk melindungi Nona Alina.

"Ha? Rani, tapi..." ucap Alina.

"Beneran, Tuan. Ini salah saya," ucap Rani.

"Tidak, ini salah saya," balas Alina.

"Tidak, ini salah saya," ucap Rani lagi.

"Tuan, lebih baik mereka berdua dihukum," ucap Radia.

"Baik, sebagai hukumannya, kalian berdua harus membersihkan gudang dan tidak boleh pergi selama gudang itu tidak bersih," ucap Tuan Melviano.

Setelah sampai di gudang, Alina dan Rani mulai mengerjakan hukumannya. "Nona, biar saya saja yang melakukannya. Nanti tangan Nona kotor," ucap Rani.

"Kalau tangan saya kotor, kan bisa dicuci. Lagipula, ini salah saya," ucap Alina.

"Mmm, Nona," ucap Rani dan memeluk Nona Alina.

"Lagian, lebih baik membersihkan gudang dibandingkan harus melayani tuanmu itu," ucap Alina.

Setelah Nona Alina dan Rani selesai membersihkan gudang, mereka kembali ke kediaman Nona Alina. "Nona, seandainya saya tahu kalau Nona belum menyiapkan hadiah untuk Tuan, saya akan membantu Nona untuk menyiapkannya dan Nona tidak akan ditertawakan dan juga dihukum," ucap Rani.

"Kamu tidak usah bersedih gitu, saya memang sengaja tidak menyiapkan apa-apa," ucap Alina yang tersenyum.

cinta itu tumbuh ketika selalu bersama

Alina tampak sedang memberi makan kucing peliharaannya dan bermain dengan kucingnya di taman. Tiba-tiba, Tuan Melviano datang dari belakang dan memegang pundak Alina. Karena terkejut, Alina tidak sengaja memukul mata Melviano dan membuatnya lebam.

"Aduh," ucap Melviano yang merasa kesakitan.

"Maaf, maaf, Tuan tidak apa-apa kan?" ucap Alina. "Tuan mengapa mengagetkan saya? Akhirnya saya terkejut dan memukul Tuan," lanjut Alina.

Melviano segera pergi sambil memegang matanya yang kesakitan. Alina yang melihat hal tersebut malah tertawa.

Keesokan harinya, Rani yang sedang menyisirkan rambut Nona Alina tiba-tiba digantikan oleh Tuan Melviano. "Oh iya, Rani, kemarin saya tidak sengaja memukul mata Tuanmu. Apa saya harus menemuinya dan meminta maaf?" tanya Alina.

Melviano hanya diam.

"Kalau menurut saya tidak perlu. Dia memang pantas menerimanya. Lagian, dia sering meminta para istrinya untuk melayaninya. Emang dia siapa? Kita kan juga manusia," ucap Alina yang tidak mengetahui bahwa yang di belakangnya adalah Tuan Melviano sendiri.

Karena merasa heran kenapa Rani tidak berbicara, Alina pun melihat ke belakang dan ia sangat terkejut.

"(Mati gue)" ucap Alina dalam hati.

"Oh, jadi saya ini Tuan yang suka memerintah sesuka hati saya?" ucap Melviano.

"Bukan, bukan begitu. Sebenarnya Tuan itu baik, cuma Tuan hanya tidak memperlihatkan kebaikan Tuan ke orang lain," ucap Alina.

"Sekarang baik ya?" ucap Melviano.

"Iya. Eh, tidak, maksud saya, Tuan itu memang baik," ucap Alina.

"Tuan, ada apa? Apa ada yang bisa saya bantu?" tanya Nona Alina.

"Kamu lihat ini," ucap Melviano sambil menunjuk matanya. "Ini gara-gara kamu."

"Maaf, Tuan," ucap Alina.

"Karena kamu telah melukai saya, maka kamu harus dihukum," ucap Melviano.

"Tapi saya kan tidak sengaja, Tuan," ucap Alina.

"Saya tidak peduli, malam ini kamu harus ke kediaman saya," ucap Melviano.

"(Apa? 🤨 Ke kediamannya? Apa yang akan dia lakukan? 🤔 Apakah dia akan memukul saya? 🙄 Mencekik saya? 😧 Atau... dia akan memukul mata saya seperti saya memukulnya? 🙄 Tidak, tidak, tidak... 😟)," pikir Alina dalam hati sambil membayangkannya.

"Nona Alina," ucap Melviano yang membuyarkan lamunan Alina.

"Mmm, Tuan... boleh nggak kalau saya ke kediaman Tuan besok pagi saja?" tanya Alina.

"Saya maunya malam ini. Saya tunggu," ucap Melviano dan segera pergi.

Malamnya, Alina datang ke kediaman Tuan Melviano. Di sana, Alina disuruh untuk menstempel buku sebanyak 100 buku.

"Tuan, Tuan tidak salah, ini kan bukan tugas saya," ucap Nona Alina.

"Ini sebagai hukuman buat kamu," ucap Melviano.

Alina mengerjakan hukumannya, dan Melviano mengawasinya dari dekat. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, terlihat Alina sangat mengantuk. Saat kepala Alina hendak terjatuh, Melviano segera menahannya dengan tangannya.

Paginya, terlihat Melviano tertidur sambil menahan kepala Alina. Saat Alina terbangun, ia segera pergi.

Sesampai di kediaman Nona Alina...

"Nona, dari mana Nona? Kenapa Nona baru pulang? Saya sangat khawatir kepada Nona," ucap Rani.

"Saya tidak apa-apa, saya hanya kecapean," ucap Alina dan Rani segera memijat pundak Alina.

Pengawal Tuan Melviano mengumumkan kepada para istri Tuan Melviano untuk datang ke kediamannya, untuk menyambut tamu Tuan Melviano. Kali ini, Alina terlihat merencanakan sesuatu. Dia berpura-pura sakit supaya tidak perlu pergi ke sana. Setelah salah satu pengawal menyampaikan hal tersebut ke Tuan Melviano, Tuan Melviano menemui Nona Alina sehabis menyambut tamunya.

"Kata pengawal, kamu sakit?" tanya Melviano.

Alina yang menutup tubuhnya dengan selimut, mulai berakting. "Iya, tapi Tuan tidak usah khawatir, saya baik-baik saja," ucap Alina.

"Saya akan menemani kamu di sini sampai kamu sembuh," ucap Melviano yang sudah mengetahui kalau Alina hanya berpura-pura sakit.

"Ha, tidak usah," ucap Alina yang segera bangun.

"Kamu sehat?" tanya Melviano yang melihat Alina segera bangun.

"Ah, saya, saya," ucap Alina yang segera berbaring kembali.

Melviano tidur bersama Alina, dan membuat Alina terkejut. Karena Alina takut akan diapa-apain, ia tidak tidur sepanjang malam dan membuat matanya bengkak. Saat Alina dan Melviano ingin bangun, tiba-tiba kalung Alina tersangkut di baju Melviano.

Karena tidak bisa terlepas, Melviano terpaksa menarik kalung Nona Alina yang membuatnya rusak.

"Eh!" teriak Alina.

"Tuan, kalung saya," ucap Alina yang tampak sedih dan melihat dengan tatapan marah ke Tuan Melviano.

"Istriku, mata kamu kenapa?" tanya Melviano.

"Ah, tidak apa-apa," ucap Alina.

"(Ini gara-gara kamu)" pikir Alina dalam hati.

Tok tok tok.....

"Masuk," ucap Alina.

Rani yang melihat Alina dan Tuan Melviano tidur bersama merasa sangat senang.

"Rani, kamu kenapa senyum-senyum?" tanya Alina.

"Tidak apa-apa, Nona," ucap Rani.

"Makanan sudah siap, Nona," ucap Rani.

"Iya, nanti saya keluar," ucap Alina.

"Baik, Nona," ucap Rani dan segera keluar.

"Yaudah, kita makan," ucap Melviano.

"Ah, bukannya Tuan akan pulang ke kediaman Tuan?" tanya Alina.

"Saya ingin makan dengan istri saya, apa ada yang salah?" ucap Melviano.

"Tidak ada," ucap Alina yang bingung.

Saat sedang makan, Alina sengaja makan dengan gaya yang tidak sopan, agar Melviano merasa ilfil dan bersendak. Setelah Melviano pergi, Alina tertawa terbahak-bahak, ia tidak mengetahui bahwa Melviano ada di belakang.

"Hahaha, Rani, kamu tahu nggak, saya sengaja melakukan itu agar Tuanmu itu ilfil dengan saya. Kamu lihat nggak tadi wajahnya saat saya bersendak? Itu lucu sekali, aku tidak kuat melihat ekspresi Tuanmu itu," ucap Alina sambil memegang perutnya.

"Nona, Nona, di belakang Nona," ucap Rani.

"Ada apa di belakang?" tanya Alina yang segera melihat ke belakang.

"(Ad..uh)" ucap Alina yang sangat malu.

Melviano yang melihat hal tersebut, langsung mengambil ponselnya yang ketinggalan dan segera pergi tanpa berkata apa-apa.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!