Tinggalkan Like, Koment, favorite, hadiah dan vote teman-teman ya🤗🙏
*****
Tap
Tap
Tap
Suara derap langkah kaki memenuhi koridor. Dua orang wanita berpakaian seragam beratribut sedang asyik membahas sesuatu dengan memegang beberapa buku tebal ditangan mereka.
"Kapten Sarlince. Bukankah hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan anda? aku ucapkan selamat untukmu."
"Betul Megumi. Hari ini merupakan hari ulang tahun pernikahanku yang ke 7 tahun. Hari ini aku akan menghadiahkan sesuatu untuk suamiku. Aku sudah bekerja keras selama 3 tahun, agar bisa menghadiahkan ini untuknya."
"Aku percaya, apapun yang anda hadiahkan untuk sersan, pasti sesuatu yang istimewa dan tak ternilai. Kapten tahu? sampai detik ini aku masih tidak percaya bisa tinggal didasar laut. Anda seorang Genius dimasa sekarang ataupun masa depan. Jika dikehidupan lampau, orang-orang bisa membangun sebuah bunker diatas tanah atau didalam tanah, maka anda bisa menciptakan sebuah bunker didasar laut. Bahkan anda bisa memindahkannya kapanpun anda mau."
Sarlince membingkai senyumnya. Pujian itu bukan kali pertama dia dapatkan. Karena dia merupakan seorang Kapten yang menguasai laut. Dia juga seorang Genius bergelar profesor. Apapun yang ingin dia ciptakan, maka akan segera terwujud. Dia juga seorang ahli IT. Komputer dan perangkat lunak merupakan teman bagi hidupnya yang tidak bisa dipisahkan.
"Ah...andai saja aku mempunyai seorang anak, itu pasti akan lebih menyenangkan. Apapun gelar yang aku dapatkan, itu semua tidak ada artinya. Anak adalah hal yang sangat aku inginkan saat ini," kata Sarlince.
"Anda akan mendapatkannya jika sudah waktunya. Lalu, benda apa yang akan anda hadiahkan untuk sersan Edogawa?" tanya Megumi.
Megumi berusaha mengalihkan topik pembicaraan, agar Sarlince tidak larut dalam kesedihan. Tiap kali membahas masalah keturunan, wajahnya akan berubah menjadi mendung.
Sebagai orang yang cerdas, Sarlince tahu asisten sekaligus sahabatnya itu sedang memanipulasi kesedihannya.
Sarlince membingkai senyum dan menepuk pundak sahabatnya itu.
"Ikutlah denganku. Aku akan menunjukkannya padamu."
"Menunjukkan apa? apa kapten ingin aku melihat hadiah istimewa itu?" tanya Megumi tak percaya.
"Tentu saja. Kamu adalah sahabat terbaikku. Tidak akan ada rahasia diantara kita. Mulai sekarang, fikirkan apaun yang kamu inginkan. Dihari ulang tahunmu, aku pasti akan mengabulkannya." Jawab Sarlince.
"Be-benarkah? kapten, anda orang baik. Sersan Edogawa sangat beruntung bisa menikahi anda. Mendapat hadiah dari anda, merupakan kehormatan bagiku. Aku tidak akan sungkan lagi," kata Megumi dengan menampakkan deretan giginya yang putih bersih.
"Mari, ikutlah denganku!"
Dua wanita keturunan Jepang Indonesia itu, memperbesar langkah mereka. Megumi mengerutkan dahinya, karena dia memang belum pernah memasuki ruangan yang selalu terkunci setiap kali dia melewatinya.
"Apa ini ruangan eksperimen anda?" tanya Megumi.
"Kamu akan tahu setelah memasukinya." Jawab Sarlince.
Sarlince menekan beberapa digit angka pada layar depan pintu. Setelah loading beberapa saat, muncul sebuah perintah agar Sarlince memasukkan sidik jarinya. Megumi hanya bisa melongo melihat akses untuk masuk kedalam ruangan itu sedikit agak rumit. Pantas saja tidak ada seorangpun yang bisa memasuki ruangan itu.
"Masuklah!"
Megumi dibuat terkesima dengan apa yang ada didalam ruangan itu. Ada beberapa layar komputer berukuran besar dan lengkap dengan semua perangkatnya. Bahkan komputer itu terlihat lebih canggih dari yang biasa Megumi gunakan. Ruangan itu di disign secanggih mungkin, yang membuat orang begitu sungkan untuk menyentuhnya saat pertama kali bertandang kedalam sana.
"Sentuh apapun yang ingin kamu sentuh. Jangan terlihat kaku begitu. Kamu terlihat seperti orang yang hidup pada 3000 tahun yang lalu," ujar Sarlince.
"Tubuhku memang terasa kaku saat pertama kali melihatnya. Bagaimana anda bisa anda melakukan ini semua? bahkan aku yang setiap saat berada disamping anda, sama sekali tidak tahu kapan anda membuat ini semua. Apa anda ini benar-benar seorang manusia?"
Sarlince terkekeh saat mendengar ucapan Megumi. Dia sama sekali tidak tersinggung, karena dia tahu Megumi sedang memuji kecerdasannya.
Sarlince duduk disebuah kursi bulat. Tempat duduk itu terlihat nyaman dengan sebuah busa empuk tepat dibawah bokong. Namun ada yang unik dari kursi itu, tiap sisi pegangannya terbuat dari logam. Dan terdapat beberapa tombol dan sebuah layar mini untuk mengaplikasikan sesuatu.
"Bahkan kamu tidak berkedip dengan hanya melihat sebuah kursi. Lalu reaksimu seperti apa, saat melihat yang akan kutunjukkan padamu?"
"Tolong tunjukkan padaku bagaimana cara kerja kursi ini. Kursi ini sangat cantik, bahkan aku sama sekali tidak tahu kapan anda membuatnya. Apakah anda sempat tidur saat membuat semua ini?"
Sarlince lagi-lagi terkekeh. Bertahun-tahun hidup dengannya, Megumi masih belum bisa mengenal dirinya dengan baik. Sarlince memang seseorang yang unik, bahkan dia mempunyai pola tidur yang berbeda dari manusia biasa lainnya.
Sarlince menekan sebuah tombol dan menekan jari telunjuknya pada layar mini. Kursi itu tiba-tiba berputar sendiri.
"Kamu bisa mengatur berapa derajat kursi ini akan berputar, sesuai yang kamu inginkan. Bahkan kamu bisa membuatnya berputar 360°."
Sarlince menekan tombol yang lain, dan menempelkan sidik jari telunjuknya agar kursi itu menuruti perintahnya. Kursi itu tiba-tiba berjalan sendiri.
"Kamu bisa mengatur sejauh apa kursi ini berjalan ataupun berhenti. Mau belok kekiri atau kekanan, atau mau kedepan maupun kebelakang. Kamu juga bisa membuatnya menjadi seperti ini,"
Sarlince menekan sebuah tombol berwarna kuning, dan kursi itu tiba-tiba bergerak dan membentuk sebuah sandaran disaat seseorang merasa lelah
Mata Megumi berbinar saat melihat keajaiban benda yang menurut Sarlince hanya salah satu ciptaan terkecilnya.
"Kapten. Maukah anda mengadiahkan kursi seperti ini dihari ulang tahunku nanti?" tanya Megumi penuh harap.
"Apa ada benda lain yang kamu inginkan selain ini? asalkan kamu tidak meminta itu untukmu, karena itu spesial untuk suamiku,"
Megumi mengikuti arah telunjuk Sarlince, yang mengarah kesebuah komputer besar dan terlihat sangat canggih.
"Tidak. Aku hanya menginginkan kursi seperti itu saja. Apa anda membuat sebuah komputer canggih untuk Sersan Edogawa?" tanya Megumi.
"Itu bukan hanya sekedar komputer biasa. Itu adalah sebuah komputer masa depan. Kamu bisa melihat masa depan maupun masa lalumu melalui komputer itu." Jawab Sarlince.
"Ap-apa? komputer masa depan? apa anda benar-benar berhasil membuatnya? itu hanya bisa kulihat di film-film. Apa ini sungguhan?" tanya Megumi takjub.
"Kamu akan tahu setelah melihatnya."
"Apa anda ingin memperlihatkannya padaku? bukankah ini hadiah untuk sersan? bagaimana anda bisa mengizinkan saya untuk melihat maha karya anda yang luar biasa ini?"
"Suatu ciptaan juga perlu saksi dan bukti. Saksiku adalah kamu, buktinya adalah benda ini. Aku ingin kamu menjadi saksi di setiap sejarah kehidupan kita." Jawab Sarlince.
Mata Megumi berkaca-kaca. Dia begitu bangga menjadi sahabat Sarlince dari masa ke masa.
"Apapun yang terjadi, dimanapun anda berada. Aku akan selalu setia mengikutimu, mendampingimu, bahkan mati bersamamu. Anda bukan hanya sekedar majikan, dan sahabat untukku. Anda adalah segalanya bagiku."
"Jangan katakan itu didepan orang lain. Mereka akan salah faham saat mendengarnya," ujar Sarlince sembari terkekeh.
Megumi menyeka air matanya sembari tertawa. Dia baru menyadari kata-katanya seperti menyiratkan sesuatu yang lain.
"Baiklah, suatu kehormatan untukku bisa melihat maha karya ini untuk pertama kalinya. Jadi aku ingin membuat suatu permintaan khusus," kata Megumi.
"Katakan! apa yang ingin kamu lihat?" tanya Sarlince.
Jari jemari Sarlince bergerak lincah pada kaca bening transparan, yang merupakan layar sentuh untuk mengaplikasikan komputer ajaib itu. Jari itu teramat lincah, bahkan bola mata Megumi sampai lelah mengikuti arah pergerakkannya jari-jari itu.
"Mengapa diam? bukankah kamu ingin melihat sesuatu?" tanya Sarlince.
"Maaf Kapten. Aku terlalu takjub dengan kemahiran anda mengaplikasikan komputer ini. Aku sampai lupa ingin meminta apa. Emmm ...bagaimana kalau hal pertama yang kita lihat adalah pangeran tampan milik kapten? setelah itu kita lihat, apa dimasa depan anda akan mempunyai anak?" tanya Megumi.
Mata Sarlince tiba-tiba berbinar cerah. Dia seperti menemukan ide yang belum sempat dia fikirkan.
"Kamu benar. Aku ingin lihat, apa aku akan memiliki anak segera." Jawab Sarlince.
"Tapi pertama-tama kita lihat dulu yang sedang berulang tahun hari ini," ucap Megumi.
"Dia sedang sibuk. Dia bilang akan menangani pangkalan, karena ada penyelundup senjata yang memasuki wilayah teritori kita. Tapi tidak ada salahnya kita melihatnya, barangkali dia membutuhkan bantuan."
"Hebat. Kita bisa memantau seseorang dengan cepat, bahkan ini jauh luar biasa dari sistem peretasan yang biasa kita gunakan," ujar Megumi.
Tanpa menjawab Megumi, Sarlince menekan sidik jarinya, setelah sebelumnya mengisi data yang diperlukan komputer untuk mengakses tubuh seseorang yang mengaplikasikannya.
Namun yang membuat tubuh Sarlince bergetar dan air mata Megumi jatuh, Mereka harus menyaksikan sebuah penghianatan sempurna tanpa Mereka ketahui sejak lama.
Like, Koment, hadiah dan Vote ya teman-taman🤭🙏
Tinggalkan Like, Koment Dan Vote ya teman-teman🤗🙏
*****
Hosh
Hosh
Hosh
Edogawa semakin memompa dengan cepat kepemilikan Haruka. Tubuh gadis itu berguncang hebat, dengan kedua buah benda besar yang bergelantung berlari kesana kemari. Suara erangan keduanya saling sahut menyahut seakan berlomba ketempat tujuan.
"Ka-kakak...oh...emmpppttt..."
Haruka tak kuasa menahan suara merdunya saat kakak iparnya itu membuat tubuhnya bergelinjang akibat memompanya dari arah belakang.
"Oh...Haruka...."
Edogawa menyebut nama adik iparnya itu berkali-kali.
"Ka-kakak. Cepat tuntaskan semuanya, aku takut kak Aline akan datang," ucap Haruka dengan nafas tersenggal.
"Kenapa harus takut padanya? kita saling menyukai, aku menginginkan anak darimu yang tidak bisa dia berikan untukku. Tidak mengapa kalau terbongkar sekarang, kakakmu yang bodoh itu sudah tidak ada gunanya bagiku. Semua ilmunya sudah ku ambil, bahkan dia akan membuatkan komputer masa depan dihari ulang tahun pernikahan kami," kata Edogawa.
Edogawa semakin mempercepat laju pinggulnya, dan disaat bersamaan kedua insan itu mendapat pelepasannya.
Hosh
Hosh
Hosh
Nafas keduanya saling memburu. Setelah selesaipun mereka masih saling memberikan sentuhan-sentuhan erotis.
"Kakak. Apa kita benar-benar akan melakukan rencana itu? ini adalah kamar kalian, seharusnya kita tidak bercinta disini," tanya Haruka.
"Aku memang ingin melakukannya disini. Tidak perlu lagi ada yang ditutupi, hari ini kita harus mengakhiri semuanya." Jawab Edogawa.
"Apa kakak sungguh akan mempertahankanku hingga akhir? jangan pernah menghianatiku seperti kamu menghianati kakakku. Aku sangat mencintaimu," ucap Haruka dengan mendekap tubuh Edo semakin erat.
"Cepatlah hamil. Aku menginginkan anak darimu," ujar Edogawa.
"Sedang proses. Sudah sebulan lalu aku melepas kontrasepsiku, kita akan segera mempunyai anak." Jawab Haruka.
Tidak ada secuilpun adegan penghianatan itu lepas dari pengawasan Sarlince. Air mata Megumi bahkan lebih deras dari lajunya hujan. Gadis itu menoleh ke arah sang Kapten dengan menahan isak yang takut pecah.
Sarlince sama sekali tidak mengeluarkan air mata, tangannya terkepal hingga urat dan buku tangannya menonjol sempurna. Matanya memerah hingga berair, Megumi tahu Sarlince saat ini sedang diliputi amarah yang meledak-ledak.
Sarlince membalikkan tubuhnya dan berjalan dengan langkah cukup besar, Megumi diam mematung didepan layar komputer masa depan itu. Dia masih terpaku dengan adegan mesra yang menyakiti hati sang kapten, dan juga hatinya itu.
Megumi bisa merasakan rasa sakit yang Sarlince rasakan. Ditiap kehidupan, Sarlince selalu merasakan hal yang serupa hingga dia tidak bisa lagi mengantisipasi adegan apa yang akan terjadi selanjutnya. Megumi sengaja ingin tinggal diruangan itu, berjaga-jaga kalau ada sesuatu yang besar akan terjadi.
"Ka-kakak. Apa dia benar-benar akan mati? bagaimana kalau banker ini ikut hancur bersama dengannya sebelum sempat kita melarikan diri?" tanya Haruka disela-sela ciu**n mereka.
"Kakakmu yang bodoh itu sudah menciptakan sebuah boom unik, yang hanya akan menghancurkan medan yang kita ingin hancurkan. Misalnya kamar ini, boom itu akan menghancurkan isinya, tanpa menghancurkan lapisan logam dari banker ini." Jawab Edogawa.
"Apa kakak sudah menaruhnya dikamar ini?" tanya Haruka.
"Tentu saja. Coba kamu lihat ini,"
Edogawa memperlihatkan boom yang sudah terpasang diantara tempat tidur, dan sofa berukuran panjang.
"Hanya satu?" tanya Haruka.
"Satu ini bisa menghancurkan semua isi kamar ini dan juga tubuh kakakmu." Jawab Edogawa.
Haruka tersenyum puas mendengar jawaban Edogawa. Walau bagaimanapun dia tidak bisa mundur lagi. Edogawa orang pertama yang sudah merenggut mahkotanya. Selama ini dia cukup iri dengan kecerdasan yang kakaknya miliki, sehingga dia tidak memiliki kedudukan apapun. Haruka hanya bisa mengandalkan kecantikan dan kemolekkan tubuhnya untuk menggoda kakak iparnya itu dan membuat Sarlince menderita.
Mata Megumi terbelalak saat mendengar percakapan Edogawa dan Haruka. Megumi membekap mulutnya seakan tidak percaya Haruka, adik yang sangat disayangi oleh Sarlince tega menghianati kakaknya sendiri.
Tanpa menunggu berlama-lama, Megumi segera berlari mengejar Sarlince yang sedang menuju kamarnya. Banker itu memang cukup besar, bahkan daya tampungnya bisa menampung dengan kapasitas 4000 orang dan 1000 macam kendaraan. Naasnya kamar pribadi Sarlince memang berada diujung, sangat sepi dari lalu lalang petugas banker dan pelayan banker lainnya.
Dengan kecepatan penuh Megumi berlari tanpa menghiraukan degup jantungnya yang sudah bekerja dengan keras.
Brakkkk
Sarlince mendobrak pintu kamar dengan cukup keras. Haruka dan Edogawa yang sedang kembali melakukan pemanasan, dibuat terkejut dengan kedatangan Sarlince yang tiba-tiba.
Tangan Sarlince terkepal sempurna, dengan mata yang sudah memerah dan berair. Haruka dengan cepat menutupi bagian tubuhnya yang sudah polos dengan selimut, Sementara Edogawa malah terkekeh saat melihat kedatangan istrinya itu tanpa berusaha menutupi bagian tubuhnya yang sudah terlanjur mengacung sempurna.
"Kenapa harus dia? kenapa?" tanya Sarlince dengan penuh penekanan.
"Dibandingkan dengan dirimu, jelas-jelas dia lebih menarik. Dadanya lebih besar, bokongnya lebih berisi, dan...yang pastinya dia masih perawan saat aku mencicipinya pertama kali."
"Sarlince. Aku ingin kita mengakhiri drama rumah tangga kita yang menbosankan ini. Aku ingin punya anak dengan Haruka. Dia masih sangat muda untuk bisa mewujudkan semua itu. Sedangkan kamu? kamu terlalu sibuk dengan semua eksperimenmu itu, hingga kamu tidak bisa menyenangkanku saat diatas ranjang," sambung Edogawa.
"Jadi selama ini kamu hanya menganggap pernikahan kita hanya sebuah drama?"
"Yang kulihat memang seperti itu." Jawab Edo secara lugas.
Sarlince mengalihkan pandangan matanya kearah Haruka. Adik satu-satunya yang sangat dia sayangi. Tidak ada lagi tatapan kasih sayang seperti biasanya, tatapan itu lebih menyiratkan rasa kecewa dan sakit hati yang mendalam.
"Kakak jangan bersikap serakah. Selama ini kakak sudah menikmati semuanya. Suami yang tampan dan gagah, kepopuleran, otak yang Genius, dan selalu dipuji kemanapun kakak pergi. Jadi tidak ada salahnya, kakak melepaskan suamimu untukku. Biarkan aku bahagia dengannya dan juga bersama anak-anak kami nanti," ucap Haruka.
Edogawa memberi kode pada Haruka untuk segera mengenakan pakaian. Haruka yang mengerti langsung memakai pakaiannya kembali, begitu juga dengan Edogawa.
Sarlince terkekeh melihat pasangan penghianat yang tidak tahu malu didepannya itu. Sarlince bahkan tertawa cukup keras, untuk menutupi lubang dihatinya. Sarlince menyeka air matanya dengan kasar dan menatap pasangan yang saling bertautan tangan, menuju pintu keluar.
"Sersan Edogawa," seru Sarlince.
Edogawa dan Haruka menghentikan langkah mereka tanpa berniat menoleh sedikitpun.
"Satu pertanyaan terakhir yang ingin kuajukan padamu. Pernahkah selama tujuh tahun pernikahan kita, kamu mencintaiku sedikit saja?" tanya Sarlince dengan bibir bergetar.
"Pernah. Itupun hanya selama dua tahun pernikahan kita. Sarlince...."
Edogawa membalikkan tubuhnya menatap wanita yang sudah dia bodohi selama 5 tahun terakhir.
"Mungkin ini adalah pertemuan terakhir kita. Aku tidak akan menutupi segalanya darimu, agar kamu tidak mati dengan penasaran. Aku sudah bersama Haruka selama 5 tahun terakhir. Dia selalu bisa memuaskanku, tanpa memberiku kesempatan melirik wanita lain. Sarlince, kamu sudah lama tidak ada dihatiku." Jawab Egogawa.
Edogawa kembali berbalik badan dan pergi bersama Haruka. Tubuh Sarlince merosot kelantai.
Hosh
Hosh
Hosh
Megumi yang baru tiba mengatur nafasnya agar bisa bicara dengan benar pada Sarlince.
"Kapten. Ayo kita keluar dari sini,"
"Ada apa?" tanya Sarlince.
"Tidak ada waktu untuk menjelaskannya..Kita harus segera keluar dari sini." Jawab Megumi seraya menarik tangan Sarlince untuk segera pergi keluar.
Namun baru beberapa langkah mereka pergi,
Boom.....
Jangan Lupa Like, Koment dan Vote🤗🙏
Tinggalkan Like, Koment Dan Vote ya teman-teman🤗🙏
*****
Uhukk
Uhukk
Brrruuarrrr
Megumi memuntahkan cairan merah dari mulutnya. Gadis itu menyeret tubuhnya yang berdarah-darah akibat kehilangan satu dari kakinya.
Dengan susah payah dia menggunakan kekuatan tangannya untuk mencapai kearah Sarlince yang tergeletak tak berdaya.
"Kap-kapten. Kumohon bertahanlah, ah..."
Megumi merasakan sakit yang sangat luar biasa disekujur tubuhnya. Bahkan dia belum menyadari, darah yang keluar tidak hanya berasal dari kakinya, melainkan dari mulut, hidung dan telinganya.
"Kap-kapten..."
Megumi menggenggam erat tangan Sarlince. Dapat Megumi lihat, Sarlince saat itu masih hidup. Namun wajahnya dipenuhi dengan air mata. Megumi bisa melihat tubuh Sarlince yang banyak terdapat luka-luka, dan wanita itu juga kehilangan satu tangannya.
Bibir Megumi bergetar. Dia sangat tahu, tangan kanan milik Sarlince, adalah tangan kebanggaan wanita itu. Dengan tangan itu, Sarlince menciptakan banyak maha karya luar biasa. Dengan tangan itu pula, Sarlince bisa menembak dari jarak jauh meskipun tanpa melihat.
"Kap-kapten. Kumohon bicaralah. Hikz..."
"Gumi...apa salahku padanya? kenapa berkali-kali dia ingin melenyapkanku?"
Gumi hanya bisa menggelengkan kepalanya dengan menahan isak tagisnya.
"Gumi. Mengapa dia tidak bisa mencintai aku saja? kenapa harus adikku yang menghianatiku?"
Uhukkk
Uhukkk
Bruaarrrr
Sarlince memuntahkan cairan merah dari mulutnya, hingga membasahi bagian dadanya
"Kap-kapten...kumohon berhentilah bicara. Aku akan meminta bantuan untuk kita," kata Megumi.
Sarlince mengeratkan genggaman tangannya pada Megumi, seraya menggelengkan kepalanya.
"Aku sudah tidak punya banyak waktu lagi. Megumi, didalam ruangan itu ada sebuah buku kitab yang kubuat sendiri dengan tanganku. Aku ingin kamu menjadi orang hebat menggantikanku. Ilmu yang dia curi tidaklah sempurna, aku ingin kamu yang menguasai dunia,"
Megumi menggelengkan kepalanya tanda tidak setuju.
"Aku tidak menginginkan semua itu. Aku hanya ingin berdiri bersamamu. Semua itu tidak ada gunanya bagiku." Jawab Megumi.
"Apa yang kamu maksud kitab ini?" tanya Edogawa yang tiba-tiba masuk bersama Haruka.
Mata Sarlince terbelalak seakan keluar dari porosnya. Wanita itu semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Megumi. Megumi melihat kemarahan Sarlince, hingga wajah wanita itu memerah dengan rahang yang mengeras.
Uhukkk
Uhukkk
Bruaarrr
Sarlince kembali memuntahkan cairan merah dari mulutnya.
"Edogawa. Aku membencimu sampai mati. Aku membencimu sampai ketulang-tulangku," hardik Sarlince dengan segenap sisa tenaganya.
Edogawa terkekeh saat mendengar makian dari Sarlince. Pria itu berjongkok, dan mencengkram dagu Sarlince dengan cukup keras.
"Ku akui kamu itu wanita yang tangguh, masih bisa bertahan hidup sedikit lebih lama meskipun tubuhmu sudah tercabik-cabik. Katakan bagaimana rasanya akan mati karena boom ciptaanmu sendiri?" tanya Edogawa.
"Ini bahkan jauh lebih nikmat rasanya, daripada bercinta dengan binatang sepertimu." Jawab Sarlince.
"Oh ya? lalu bagaimana dengan ini?" tanya Edogawa.
Edogawa mencabut pisau belati yang terselip dibalik kaus kakinya kemudian menghujamkannya kedada istrinya itu.
Bruarrrrrr
Sarlince kembali menyemburkan cairan merah segar dari mulutnya.
"Edogawa manusia laknat. Terkutuklah engkau! bahkan cacing tidak akan mau memakan bangkaimu," hardik Megumi.
Dengan sisa tenaganya Megumi menyerang Edogawa. Namun semua berakhir sia-sia, Edogawa dengan mudah melumpuhkannya. Tubuh Megumi yang lemah, ditambah hanya bisa menopang dengan satu kakinya, membuat Megumi mudah tumbang hanya dengan satu kali terjangan dari kaki kokoh milik Edogawa.
Uhukk
Uhukk
Megumi merasakan sesak didadanya akibat tendangan Edogawa. Megumi merangkak kembali mendekati tubuh Sarlince dan menggenggam erat tangan wanita yang sedang sekarat itu.
"Maafkan aku yang tidak bisa melindungimu," ujar Megumi dengan bibir bergetar.
Sarlince tersenyum dengan mata menerawang kelangit-langit ruangan itu.
"Jika aku mati, biarkan mataku terus terbuka. Aku ingin melihat semua penghianatan dia dan adikku dengan mata menganga,"
Setelah itu genggaman tangan Sarlince melemah, Sarlince sudah membebaskan diri dari penderitaan hidupnya.
"Kap-kapten..."
Megumi menepuk-nepuk pipi Sarlince. Meski mata Wanita itu terbuka, tapi tidak lagi membuat reaksi apapun.
"Aaaakkkhhhhh"
Megumi berteriak histeris
"Aaaakkkhhhh"
Megumi berteriak kembali sembari menepuk-nepuk dadanya yang terasa sakit. Air mata gadis itu laksana hujan disenja hari.
Tap
Tap
Tap
Suara sepatu terdengar mendekati Megumi. Gadis itu berjongkok dan mencengkram rambut Megumi.
"Ck..ck..ck..Persahabatan yang menyedihkan. Kakak, katakan padanya apa yang akan kita lakukan pada bangkai kak Sarlince," ujar Haruka.
"Bukan Sarlince saja sayang.Tapi mereka berdua." Jawab Edogawa.
"Tapi aku akan membuatnya menyaksikan sahabatnya itu dicabik-cabik oleh hiu peliharaan kita, setelah itu barulah giliran dia," sambung Edogawa.
Megumi mengepalkan tangannya, rahangnya mengeras sempurna dengan mata merah berair.
"Haruka. Aku pastikan kamu tidak akan bahagia dengan merebut apapun yang kakakmu miliki. Aku pastikan kamu akan berakhir sama. Laki-laki yang kamu cintai ini adalah lelaki penghuni neraka. Dia tidak akan pernah puas hanya dengan satu wanita,"
Haruka terkekeh mendengar ucapan Megumi.
"Dia tidak mungkin bisa berpaling dariku. Sebentar lagi aku akan mewujudkan keinginannya untuk memiliki anak." Jawab Haruka.
Megumi tersenyum smirk. Gadis itu membuat tatapan yang mengerikan seolah otaknya sudah dipenuhi oleh banyak rencana.
Edogawa mengangkat tubuh Sarlince, sementara Haruka membantu Megumi berdiri dan mendudukkan Megumi dikursi unik ciptaan Sarlince.
"Ah...rasanya nyaman sekali. Meskipun kamu tidak bisa menepati janjimu, tapi aku bisa merasakan hasil karyamu yang luar biasa ini," batin Megumi.
"Aline. Jika hari ini adalah akhir dari kehidupan kita, dikehidupan berikutnya aku pasti akan bertemu denganmu. Aku pasti mengenalimu dengan mudah. Tunggulah aku, kita akan menjadi sahabat kembali dikehidupan selanjutnya,"
Edogawa membawa mayat Sarlince dan Megumi memasuki sebuah ruangan yang terdapat sebuah aquarium besar yang berisi dua ekor hiu putih dengan ukuran yang lumayan besar. Aquarium berukuran 10 meter dengan tinggi mencapai 6 meter itu, cukup untuk menampung seekor hiu lagi.
Bibir Megumi bergetar, dia tidak menyangka ucapan Edogawa benar-benar diwujudkan oleh pria kejam itu.
"Kenapa? takut? tenang saja, akan ada saatnya kamu mendapat giliran juga," ucap Haruka sembari terkekeh.
Edogawa tanpa berbasa-basi melepas semua pakaian Sarlince setelah sebelumnya mencabut belati yang tertancap didada Sarlince terlebih dulu. Belati itu dia letakkan diatas nakas, tepat disebelah Megumi.
Edogawa meletakkan tubuh polos pucat itu diatas sebuah alat yang terbuat dari lempengan besi. Pria itu menekan sebuah tombol, alat itu tiba-tiba bergetak membawa tubuh Sarlince keatas. Alat ciptaan Sarlince yang digunakan untuk memberi ikan itu makanan.
Setelah mencapai bibir atas aquarium itu, Edogawa menghentikan alat itu tiba-tiba.
"Kumohon jangan lakukan itu Sersan Edogawa. Biarkan aku mengurus jasadnya dengan layak," Megumi memohon.
"Memohonlah...aku suka mendengarnya," ujar Edogawa sembari terkekeh.
Megumi turun dari kursi dan merangkak memeluk kaki Edogawa.
"Memohonlah dengan benar!"
"Aku mohon. Aku yakin masih ada sisi baik didiri anda. Minimal ingatlah semua pengorbanan Kapten Sarlince untuk anda,"
Byurrrrrrr
Edogawa menekan tombol merah, dan alat itu membuat tubuh Sarlince terbalik dari lempeng dan masuk kedalam aquarium.
Mendapat mangsa, kedua hiu itu tidak menyia-nyiakan kesempatan. Tubuh Sarlince segera tercabik-cabik.
Tubuh Megumi bergetar karena menahan amarah. Dengan mata kepalanya sendiri tubuh Sarlince terkoyak-koyak oleh hiu-hiu yang sedang kelaparan itu.
"Itu salahmu karena tidak memohon dengan benar. Kamu malah mengungkit semua pengorbanannya padaku. Apa kamu tidak tahu? pengorbanannya itulah yang membuatku sakit? semua orang menyanjungnya, sebagai suami aku seperti berada diketiak istri," ujar Edogawa.
Megumi tertawa keras mendengar ucapan Edogawa. Tawanya yang keras membuat hati Edogawa menjadi panas. Pria itu merasa sedang di olok-olok oleh gadis itu. Edogawa kemudian memukul wajah Megumi dengan cukup keras, hingga wajah gadis itu tertoleh kesamping.
Jangan Lupa Like, Koment dan Vote🤗🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!