NovelToon NovelToon

Rasa Yang Terlalu Dalam

Prolog

Mencintaimu tanpa harus memiliki.

Memandangmu tanpa pernah kau sadari

yaaa.. Aku mencintai mu..

Apa kau tahu itu? jika pun kau tahu, aku pun tak yakin kau akan membalasnya.

Terlalu sering kita berjumpa, kenapa? kenapa? harus kamu orangnya

kenapa aku harus jatuh hati dengan laki-laki yang bertolak belakang dengan kriteria ku.

Laki-laki yang temperamental, tak pernah menghargai perempuan, pergaulan yang sangat bertolak belakang dengan pergaulanku.

Kenapa harus dia? itulah yang sering kupertanyakan pada diriku sendiri setiap melihatmu bersama dengan wanita lain, kadang ku berfikir beruntung sekali wanita yang bisa setiap saat tertawa bahagia bersamamu. Sedangkan aku, jangankan tertawa bersama mu,muncul di hadapan mu saja aku tidak berani..

Namaku Intan usia ku sekarang 21 tahun dan aku baru saja menamatkan kuliah di sebuah universitas negeri di salah satu kota besar di Indonesia. Sekarang aku bekerja di sebuah bank di dekat rumah ku.

Brukkk..

Sebuah album foto jatuh ke lantai, segera ku mengambilnya dan tanpa sadar tangan telah membukanya. Jantung ku berdetak kencang tak teratur dan bibir ku terasa kaku.

Bagaimana tidak? dia.. dia lelaki yang pernah ku cintai.. heemm ternyata diri ini masih menyimpan kenangan manis tentangnya.

Perlahan ku mengingat kenangan manis itu, dan juga hal yang menyakitkan yang membuat ku hingga ku hanyut oleh pesona dan kenangan nya.

Memories

Jam 04:00 alarm berbunyi, ahh rasanya tidak sabar untuk pergi ke sekolah baru, setelah shalat aku pun segera pergi menyiapkan perlengkapan yang harus ku bawa, aku sangat bersemangat sekali karena hari ini adalah hari dimana aku memasuki masa putih abu-abu. Masa dimana perasaan cinta, kasih sayang, kesetiaan, pengkhianatan dan suka-duka semuanya menyatu menjadi satu.

Sebelum memasuki masa SMA, ketika lulus SMP dulu aku pernah berjanji pada diri ku sendiri, aku akan melupakan nya,aku tak ingin mengingat nya, dan harapku aku tidak satu sekolah lagi dengan laki-laki ituu.

Tetttttt.....

Bel sekolah berbunyi, para siswa baru di kumpulkan di lapangan untuk di berikan arahan tentang apa saja kegiatan MOS hari ini, tidak begitu lama juga. Sebenarnya tidak ada yang aneh sedari tadi ku memasuki gerbang sekolah, tetapi kenapa hati ku selalu merasa gusar? perasaan tidak nyaman muncul seperti sedang melihat cinta pertama saja.

"Oh hati ku kamu ini kenapa? apakah jangan -jangan ada dia disini? tapi tidak mungkin, bukannya dia melanjutkan sekolahnya di sekolah lain" aku pun berusaha acuh dan berusaha memperhatikan arahan. Setelah itu kita pun di arahkan untuk berkumpul di kelas untuk mendengarkan materi seperti kegiatan MOS pada umum nya.

"Apakah aku salah lihat itu tadi beneran dia kah?" sekali lagi ku diam-diam melihatnya "benar, benar itu Reza pantas saja hati ini dari tadi tidak karuan".

"kenapa? kenapa dia melanjutkan sekolah di sini?" tanyaku terus berulang-ulang, aku telah berusaha fokus, berusaha tidak berkali-kali melihatnya tetapi tidak bisa sangat sulit untuk berhenti melihatnya.

Sepertinya kali ini pun aku akan gagal untuk kesekian kalinya melupakan mu.

Yaa.. dia adalah Reza, lelaki yang dulu terkenal sekali di sekolah ku dengan pesonanya dan kenakalannya, sudah tidak terhitung berapa banyak catatan merah dari guru BK untuknya dan yang menambah catatan dia di memori ingatan ku adalah betapa playboynya dia. Banyak kenangan yang terukir di hati ku tentangnya.

Aku masihlah seorang wanita yang menyukai dia dalam diam, sampai suatu waktu aku tidak kuat lagi memendamnya hingga akhirnya aku mengumpulkan keberanian untuk mengungkap kan dengan rasa sakit yang teramat sangat dalam. Namun yang ku dapat tak sesuai dengan yang ku harapkan.

Dia menolak ku.

~1~

Reza...

Aku bertemu dia lagi. Entahlah sampai kapan aku terus seperti ini. Setiap bertemu rasa tidak sanggup berkata, jantung berdebar tidak karuan ingin sekali rasanya berteriak "aku menyukai mu". Berkali-kali setiap aku selalu ingin menyerah dan ingin melupakan mu namun, setiap ku bertemu kamu lagi kenapa selalu muncul secercah harapan.

Aku harus berjuang lagi.

Entahlah berjuang yang seperti apa? aku sendiri pun tak paham padahal, jangankan berjuang mendekati dia saja aku tak punya banyak keberanian..

Pernahkah kau merasakan perasaan ini? rasa ketika sudah mengenalnya dan bahkan sekelas dengannya tapi tahu kah? tiga tahun aku dan dia sekelas bahkan jarak bangku duduk kami pun hanya meja ku di depan dan meja dia di belakang ku. Seharusnya itu sudah bisa membuat aku dan dia menjadi sangat dekatkan? yah minimal berani bersikap santai layaknya seperti teman pada umumnya atau bahkan bisa sangat-sangat dekat seperti kamu dengan sahabat baik ku.

Indah adalah sahabat baik ku dan orang terdekat dengan ku, orang yang paling ku sayangi. Reza, kamu pasti ingat dan mengenalnya kan? dia mantan mu yang kesekian kalinya yang kamu dekati. Pernahkah kamu berpikir bagaimana perasaan ku? setiap melihat mu mendekati indah aku selalu berusaha seolah-olah sedang membantu dia mendekati mu.

Aku dan indah sama-sama menyukai dia, namun aku tidak sempat menceritakannya karena indah lebih dulu mengatakan dia menyukai mu reza. Tapi seperti di awal yang ku katakan aku selalu ingin menyerah namun selalu saja ada hal yang membuat ku tak pernah berhenti sampai di titik ini aku masih mencintai mu.

Reza...

Hari-hari ku saat itu sangat hambar, aku sudah tak memiliki semangat. Bagai di sambar petir ketika ku melihat dan mendengar semua yang kamu katakan di depan ku sebuah kalimat yang sangat aku harapkan suatu saat kamu mengucapkannya untuk ku.

"indah, mau gak jadi pacar aku?" sambil memberikan dia sebuah bunga yang ku ingat itu adalah bunga yang ada di depan kelas.

Tentu saja indah langsung menerima mu dia juga sangat menyukai mu dan aku hanya bisa terdiam kaku. Begitu banyak yang mendukung mereka untuk pacaran tapi aku, saat itu aku hanya bisa berpura-pura.

Aku hanya bisa memberikan senyum palsu ku. Tersenyum di balik hati yang ter-iris aku ingin menangis namun aku tak bisa menangis di depan teman-teman yang saat itu pandangan mereka pun juga tertuju pada Reza dan Indah, bahkan mereka juga mendukung kalian jadian. Siapa yang akan mendukung ku? harusnya saat itu aku turut senang seperti yang lain. Apalagi sahabat baik ku mendapatkan laki-laki yang dia sayangi, lelaki yang juga dia cintai.

Senyum di bibir ku ini sungguh hanya palsu ini hanyalah kebohongan. Bisakah ini hanya mimpi? jika bisa tolong bangunkan aku, aku sungguh tak ingin mimpi buruk seperti ini terjadi.

Indah..

Dia sangat menyukai reza bahkan obrolan ku dengan dia tak jauh-jauh dari topik betapa sempurnanya reza. Dia begitu sering menceritakan tentang kamu za pada ku dan aku harus apa? tentu saja hanya menjadi pendengar yang baik. Aku mana mungkin mengatakan aku pun juga menyukai kamu za, bahkan aku sangat sayang pada mu. Tapi aku lebih sayang dengan persahabatan ku.

Berpura-pura tidak memiliki perasaan apapun, apa kamu tahu bagaimana rasanya? tidak mempunyai keberanian untuk mendekati bahkan untuk mengucapkan "selamat ulang tahun" di setiap hari ulang tahun mu pun aku tak punya nyali sepert itu. Bibir ku rasanya kaku sekali, di saat perempuan lain dengan gampangnya bisa dekat dengan mu, kenapa aku tak bisa segampang mereka? apakah jarak kita memang sangat jauh? atau memang takdir yang menjauhkan?.

Aku bisa berani bicara meskipun hanya beberapa kata yang ku ucapkan pada nya, itu semuanya hanyalah karena dorongan dari indah agar bisa membantunya semakin dekat dengan reza.

Memang sakit dan perasaan itu semakin tambah sakit ketika indah dan reza benar-benar telah berpacaran. Setiap hari melihat mereka bersama. Indah terlihat sangat bahagia ketika bersama dia. Lalu bagaimana dengan mu za? apakah kamu juga bahagia? apa kamu tidak ingin tahu perasaan ku saat ini. Hati ku sangat hancur!.

~2~

Setiap pagi selalu saja ada kalimat terucap dari mu di depan ku "selamat pagi sayang". Tentu saja itu bukan untuk ku. Betapa aku sangat ingin dia mengucapkan kalimat itu juga untuk ku. Aku menjadi iri dengan sahabat baik ku ini kadang, selalu terbesit kalimat di hati "seandainya di samping di itu adalah aku, betapa sangat beruntungnya dan aku pasti akan sangat bahagia".

Semenjak Indah dan Reza jadian kami pun menjadi sering bersama, aku bisa semakin dekat dengan reza meskipun aku tak bisa berbicara apapun. Hanya diam, itu saja yang bisa ku lakukan setiap dia datang di dekat ku jantung mulai berdetak tidak karuan.

Tapi di saat itu juga hari-hari di mana hati ku akan selalu semakin hancur di mulai. Terasa sangat berat melihat mereka selalu bersama bagaikan permen karet dan aku selalu menjadi yang ketiga. Rasa berat hati, sakit, perih, cemburu, iri.. ah semuanya terasa seperti santapan makanan setiap hari ku di sekolah bahkan, weekend pun ketika indah mengajak ku pergi tak ku sangka di situ pun juga ada reza dan akhirnya hanya aku yang bisa meratap betapa mereka tidak memikirkan perasaan ku.

Berat hati ku, rasa ingin pindah sekolah menjauh dari mereka berdua selalu menghantui ku. Tapi aku tidak bisa untuk melupakannya, aku tidak bisa meninggalkan Indah dan aku juga tak bisa pergi jauh dari Reza. Setiap aku ingin melupakan selalu muncul secercah harapan untuk berjuang kembali "berjuang saja mungkin suatu saat nanti kamu bisa bersama dia".

Ku buang jauh-jauh semua keinginan untuk pergi menjauh. Hati kecil ku selalu berkata ini tak akan lama, hubungan mereka tak akan lama.

Benar saja, seperti di awal ku ceritakan sedikit sifat Reza dia adalah, seorang cowok yang playboy yang suka mencari masalah, suka membolos dan selalu dapat catatan merah dari guru kedisiplinan.

Hari itu saat ku baru saja menghapus air mata ku, indah datang berlari pada ku dan memeluk ku dengan berurai air mata.

Aku yang masih sedikit bingung bertanya pada nya "kenapa ndah?" tanya ku sambil berusaha menenangkan nya.

"reza mutusin aku" ucap Indah sambil menghapus air mata nya.

Aku terdiam sejenak, berusaha mencerna tiap kalimat yang di ucapkan oleh Indah barusan. Ada kegembiraan di hati ku akhirnya mereka putus. Namun, aku menjadi bingung antara senang karena mereka sudah putus atau sedih dan marah kenapa sahabat ku juga di perlakukan hal yang sama dengan mantannya yang lain. Selalu entah sudah yang kesekian kalinya aku mendengar kalimat "Reza selingkuh" dari berapa banyaknya air mata wanita yang jatuh hanya untuk menangisi Reza.

Aku hanya bisa menenangkan sahabat baik ku ini. Sebenarnya aku ingin sekali marah atau bahkan memaki Reza tidak seharusnya dia memperlakukan cewek seperti itu, aku sedikit muak namun juga sedikit senang. Benar apa yang di katakan hati kecil ku mereka tak akan lama bersama, berarti aku masih punya kesempatan untuk mendekatinya. " Sudahlah Indah masih banyak yang lebih baik daripada dia" ucap ku berusaha menghiburnya.

"Aku mau kamu memaki dia di depan umum tan" kata Indah yang membuat ku kaget "kamu bilang apa sih ndah? sudahlah biarin aja bukannya dari awal kamu sudah tahu sifatnya" kata ku mengelak. Bagaimana mungkin aku bisa memaki orang yang ku cintai di depan umum sedangkan berlama-lama di dekatnya saja aku sudah sangat gugup.

Semenjak mereka putus aku tidak pernah lagi melihat mereka berkomunikasi atau berdekatan. Reza seperti biasa jarang masuk ke dalam kelas sekali pun masuk itu hanya sebentar. Sedangkan Indah tiada hari tanpa menceritakan tentang reza pada ku, bahkan hal yang dia lakukan bersama Reza ketika mereka bersama. Seperti ingin membuat ku cemburu namun, setiap ending dari apa yang dia ceritakan dia pasti menangis.

Aku hanya bisa menghiburnya, aku tidak bisa berbuat apa-apa. Aku sedikit iri melihat hubungan mereka saat pacaran mereka tidak pernah bertengkar di depan ku dan selalu bersikap romantis. Bahkan saat Indah bilang pada ku mereka telah putus, aku merasa itu seperti masih "kejutan" untuk ku.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!