Di siang hari dalam panas yang sangat menyengat tak memperdulikan para abg itu berkumpul di lapangan basket sma Mahardika.
Ada seorang abg yang bersujud di depan seorang wanita dewasa namun cantik dan imut, Gerald rahardi nama abg itu nekat melamar wanita yang lebih tua 6 tahun darinya.
"Reina azera putri, Maukah kau menjadi pendamping hidupku selama-lamanya?" Lamar Gerald sambil bersujud dan menyerahkan setangkai mawar pada Reina.
Semua anak-anak pun bersorak agar Reina mau menerima lamaran Gerald,Reina hanya terdiam pipinya merah merona dia tak percaya kalau Gerald akan melamarnya seperti ini.
"Aku tak perduli siapa dirimu? Berapa usiamu? Dan apa masa lalumu? Yang penting aku bisa memilikimu seumur hidupku yang.penting kau menjadi milikku seumur hidupku dan aku sudah memiliki pekerjaan sebagai pelayan cafe pelangi di Pekayon lumayan untuk menghidupimu, Kelak." Sambung nya.
Reina kaget dan juga semua siswa,Reina tak menyangka Gerald ternyata pria bertanggung jawab tak hanya tampan di wajah tapi juga di hati, Reina diam-diam mengaggumi Gerald tapi gengsi karena Gerald itu anak sekolah bukan pria dewasa seumuran dia tapi Gerald mampu menjadi pria dewasa untuknya.
"Sudah terima aja." Pekik seorang siswi bernama Silwi itu.
Reina tersenyum dan menatap wajah tampan yang bersujud itu, Lalu...
"Kau kan masih sekolah, Apa kau tak lelah melakukan itu semua?" Tanya Reina, Ragu.
"Ini semua demi kamu, Sayang." Jawab Gerald, Antusias.
Dan pada akhirnya Reina luluh juga dan mau menerima lamaran abg tampan itu, Semua murid bersorak gembira di tengah kebahagiaan mereka begitupun para guru.
Di sudut gedung sekolah, Ada seorang abg bernama Risa yang menatap tak suka kebahagiaan itu, Wajahnya merah menahan amarah dan letupan-letupan hatinya mulai memuncak saat Gerald melamar Reina.
"Heh! Awas kau wanita tak tahu diri! Berani merampas Gerald dari ku!" Pekiknya dengan suara nya yang sengaja di kecilkan.
Dengan rasa bahagia yang terpancar Gerald menggendong wanita mungil dengan tinggi 158cm itu ala bridestyle tentu saja Reina malu dan menjerit saat dia di gendong pria bertinggi 180 cm itu di depan teman-teman sekolah calon suaminya.
"Ih..Gerald, Apaan sih malu tahu?" Protes Reina yang masih dalam gendongan Gerald.
"Gak usah malu, Kita kan udah mau jadi suami istri."Sahut Gerald, Santai sambil memandang wajah cantik nan merona itu.
Di belakang gedung sekolah...
"Apa yang membuat Gerald jatuh cinta pada wanita itu?" Tanya gadis abg yang bertinggi 162cm itu.
"Baiklah, Suatu saat aku akan membuat wanita itu terjatuh nyalinya, ha...ha...ha..aaa." Katanya dengan tawa jahatnya.
"Tapi kapan ya...enaknya? Apa sebaiknya aku mencari infornasi tentang nya dulu untuk menjatuhkan dia di.depan Gerald setelah tahu masa lalu Reina Gerald pasti tak akan sudi bersanding dengannya."Gumam Risa mulai membayangkan wajah Reina yang di penuhi air mata.
"Dan Gerald, Pasti akan kembali padaku setelah tahu siapa Reina itu sebenaranya, Heh! Tunggu.saja permainan dariku!" Katanya sambil tersenyum miring.
Gerald membawa Reina ke kelas nya, Kelas 4 jurusan ipa 2 dan menduduk kan Reina di pangkauan nya Reina merasa gelisah dan gugup.
"Hei, Santai saja belum ada siapa-siapa di kelas ini, Mereka masih pada jajan." Ledeknya.
"Gerald." Panggilnya dengan suara lembut.
"Ya." Sahut Gerald sambil membelai kepala Reina dengan sayang, Reina pun terbuai.
"Apa kau tak memikirkan ini semua?" Tanya.Reina, Serius.
"Maksudmu?" Gerald menghentikan belaian nya.
"Kamu kan masih sekolah, Apa tidak mengganggu pelajaran? Apalagi di tambah kamu bekerja, Kamu gak capek? aku tahu itu demi aku ta..."
Tiba-tiba Gerald menutup ocehan mulut mungil Reina dengan bibirnya, Reina kaget seperti tersengat listrik.
Bersambung...
.
..
Beberapa menit kemudian, Gerald melepaskan ciuman nya dan menatap dalam wajah cantik Rheina, Rheina pun menjadi salah tingkah di buatnya.
"Rhei, Sekolahku hari sabtu libur, Jadi aku punya luang waktu untuk bekerja, Menafkahimu dan keluarga kita." Tutur Gerald, Lembut sambil membelai rambut Rheina yang di kuncir kuda.
"Dan pula." Sambung Gerald. "Aku akan melamar jadi pelayan di cafe itu, Menurut kabar sih...cafe itu bisa menerima anak sma tapi jadwalnya gak boleh bentrok sama sekolah, Meganggu pelajaran, Kebetulan kan hari sabtu aku libur jadi ini kayak nya bisa, Kabarnya di sana gajinya lumayan untuk menghidupi mu." Katanya.
Rheina mengangguk paham, Dia menyadari bukan Dani lelaki pilihan Tuhan tapi Gerald, Gerald anak sma tapi mampu menjadi seorang yang dewasa dan bertanggung jawab pada keluarganya.
Gerald menenggelamkan Rheina ke dada bidangnnya dan Rheinapun merasakan bunyi degup jantung Gerald, Wajah Rheina pun merona.
Kediaman keluarga Handoyo.
"Pa." Bu Handoyo memanggil lembut.
"Iya, Ma." Sahut pak Handoyo sambil santai menonton bola liga indonesia di indosiar.
"Kata Ivran anak kita di lamar sama anak sma, Gmana tuh....Pa? Masa' anak sma melamar wanita dewasa." Protes bu Handoyo sambil cemberut.
Pak Handoyo menghembus kan nafasnya.
"Itu artinya dia lelaki bertanggung jawab, Ma mau menikahi Rheina gak kayak si siapa itu?"
"Dani?"
"Nah Iya itu dia si Dani, Rheina cuma di jadikan pacar aja, Melamar pun tidak,Itu artinya dia tidak bertanggung jawab." Sahut pak Handoyo, Bijak.
"Tapi kan, Pa pria itu masih sekolah di sma." Gerutu bu Handoyo, Cemas.
"What's wrong gitu loh, Kedewasaan secara rasional gak di lihat dari umur tapi tingkah laku, Contohnya siapa itu yang melamar Rheina, Biar papa tanya Ivran dulu deh." Kata pak Handoyo.
"Ivran!" Pak Handoyo memanggil anak pertamanya.
Ivran yang tidur nyenyak pun terlonjak kaget mendengar suara kaleng rombeng suara papanya.
"Iya, Pa." Sahut Ivran.
"Hari ini juga, Sepulang sekolah aku dan keluarga ku akan datang kerumahmu untuk melamarmu." Gumam Gerald Yakin.
" Apa orang tuamu setuju?" Tanya Rheina Cemas.
Gerald mengedarkan pandangan nya keseluruh kelas.
"Aku sudah bercerita tentangmu dan lamaran ku kepadamu, Mereka setuju asal aku siap menafkahimu." Kata Gerald, Serius.
"Apa kau siap?" Tanya Rheina.
"Selalu siap, Sayang." Jawab Gerald sambil mencowel hidung Rheina yang mungil.
Kediaman Handoyo..
"Gerald, Pa namanya, Dia sekolah di sma Mahardika." Kata Ivran, Menjelaskan.
"Kok...kamu tahu, Namanya Gerald?" Tanya bu Handoyo mengkerutkan keningnya.
"Rheina kirim whats app ke aku, Ma." Jawab Ivran.
Tiba-tiba....
Ada bunyi kaca pecah di hp oppo Ivran.
Ternyata Rheina kirim wa yang berbunyi:
"Mas sore ini Gerald dan semua keluarganya mau datang kerumah untuk melamar."
Begitu isi pesan dari Rheina.
"Hah?" Ivran tersentak kaget.
"Ada apa, Vran?" Tanya pak Handoyo, Cemas.
*Sma Mahardika...
Akhirnya bel pelajaran pun di mulai Rheina akhirnya kembali ketempat aktivitasnya di kantor pemasaran Grand wisata.
Lalu dia memesan ojek online.
Kediaman keluarga Handoyo.
"Apa? Gerald dan keluarganya mau datang sore ini?" Ulang bu Handoyo.
Bersambung...
*
""Iya, Ma." Jawab Ivran, Santai.
"Astaga! Bagaimana ini,? Kok mendadak begini sih?" Protes bu Handoyo dengan wajah panik.
Pak Handoyo menghela nafas dia paham sifat sang istri yang suka panik kan itu.
"Gak ada kue makanan! Astaga semua itu belum ada persiapan nya, bagaimana penilaian keluarga Gerald, coba?Ck...kok...kalian berdua tenang-tenang aja sih?" Gerutu bu Handoyo,kesal.
"Ma, cuma pertemuan dua keluarga aja lho..segitu paniknya." Sahut Ivran.
"Kamu kayak gak tahu mama mu saja." Gumam pak Handoyo sambil matanya melirik sang istri.
"Apa?" Sentak bu Handoyo.
"Galaknya." Protes pak Handoyo pura-pura ngambek.
"Biarin!"
Pak Handoyo menggaruk-garukkan kepalanya yang tidak berkutu juga berketombe tapi beruban, ha..ha..ha...aaaaa.
Ivran pun terkekeh sambil menutup mulutnya.
Di Kantor Marketing.
"Duh..yang sudah di lamar." Ledek Sherin.
"Ish...Apaan sih?" Wajah Rheina merona menahan malu.
"Kapan, Say?" Tanya Hani, Kepo.
"Secara pastinya aku belum tahu." Jawab Rheina, Santai sambil mengerjakan tugasnya.
"Rhei, Undang kita-kita dong!" Pinta Darwan.
"Pasti aku undang kalian semua." Kata Rheina dengan senyum kebahagiaan.
"Bener, Rhei?" Tanya Alfandi gak percaya.
Rheina mengangguk mantap mereka bersorak melonjak sampai bumi marketing terguncang.
"Tapi Rhei laki-laki yang melamar kamu itu anak sma ya?" Tanya Yudha, Serius.
"Iya."
"Kok...bisa?" Tanya Yuha lagi.
Rheina menghela nafasnya berat.
"Cinta gak memandang status, suku, apalagi umur, Yud, apalagi Gerald cinta mati sama Rheina dan mau menikahinya itu bagus dong." Bela Sherin sambil mengacungkan jempolnya.
"Oh...namanya Gerald ya?" Gumam Yudha, Polos sambil menggarukkan kepalanya yang gak gatal.
"Gubra...aaak!"
Kediaman keluarga Wiro...
"Pak, Kita kesananya jam 5.30 aja ya." Kata Gerald.
" Kenapa gak hari ini aja? ini kan sudah sore." Sahut pak Wiro setengah kaget.
"Iya...Rald, Semakin cepat semakin bagus." Sahut bu Wiro.
"Iya bu, pak tapi Rheina keluar dari kantor jam 5, Jam 5.20 sudah sampai rumah." Jawab Gerald, Tenang sambil serius dengan laptopnya.
"Kamu ngapain?" Tanya bu Wiro, Kepo.
"Mau mencoba melamar pekerjaan, Bu." Jawab Gerald sambil serius mengetik.
"Pekerjaan? sekolah kamu gimana?" Tanya bu Wiro,cemas.
Gerald menghentikan ketikan nya lalu memandang ibundanya dan memegang tangan ibunya dengan hangat.
"Bu, aku cari pekerjaan yang gak bentrok dengan jadwal sekolah aku kok...kebetulan aku melamar di tempat yang membolehkan anak sma untuk bekerja asal gak bentrok sama jadwal sekolah." Jawab Gerald menjelaskan.
Pak Wiro pun mengangguk-angguk bangga.
"Bagus, bapak salut sama kamu, jadi laki-laki tidak hanya berilmu tapi harus bertanggung jawab pada keluarganya." Puji pak Wiro mengacungkan jempolnya.
"Terima kasih, Pak doakan di terima."
"Pasti dong."
"Tapi kan...."
"Sudahlah, Bu apa yang ibu cemaskan? Toh...Gerald sudah mulai dewasa biarpun masih sma,Gerald juga memiliki kecerdasan yang tinggi walaupun dia gak perhatikan pelajaran yang gurunya terangkan tapi dia masih bisa menjawab pertanyaan sang guru." Potong pak Wiro.
Gerald memang cerdas dari sd dulu dia selalu menyabet gelar juara, otaknya memang encer tapi walau begitu Gerald tetap bersahaja.dan rendah hati.
Di Transpark Juanda...
Tepatnya di Carefour...
Rheina belanja cemilan kue kering untuk sang calon mertuanya dan adik iparnya Rendi dan Guntur, setelah lama mencari akhirnya dia menemukan bskuit kong guan.
Dan segera mengantri dikasir.
Beberapa menit kemudian...
"Malam, Ada kartu bank mega nya,kak?" Tanya kasir bernama Nini itu ramah.
"Ada."Jawab Rheina sambil merogoh dompetnya lalu mengeluarkan kartunya dan di serahkan pada kasr.
Kasir itu menerimanya dengan senyuman lembutnya
Setelah menekan pin nya Rheina menunggu sang kasir mencabut kwintasinya di mesin gesek itu lalu menyerahkan nya pada Rheina juga menyerahkan belanjaan nya dan tak lupa ucapan terima kasih yang tulus dari sang kasir.
Rheina pun buru-buru turun dan beberapa menit kemudian dia memesan gojek online.
Kediaman keluarga Handoyo...
Beberapa menit kemudian Rheina sudah sampai rumah dan memberi.salam.
"Apa mereka sudah datang?" Tanya Rheina sambil melepaskan sepatu high heelnya,cemas.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!