Di sebuah rumah yang sangat sederhana tinggallah keluarga yang bahagia. Mereka sedang melaksanakan sarapan pagi. Di sela-sela sarapan. Mereka berbincang sedikit tentang perjodohan untuk putri satu-satunya.
"Lee,'' panggil Alicia lembut.
''Iya ma,'' jawab Lee.
Usia kamu sudah menginjak dua puluh lima tahun. Kamu juga belum mempunyai calon suami. Sekarang kamu harus terima perjodohan dengan anak sahabat mama nanti malam ya,'' Ucap mama Alicia.
Duarrrrrrr.....
Seluruh dunia Lee runtuh semuanya. Lee yang biasanya ceria jadi mendung mendadak.
"Kenapa sih pake jodoh jodohan segala. Bisa enggak sih, ini zaman Siti Nurhaliza. Eh... zaman Siti Nurbaya enggak usah terulang lagi di zaman ini. Lagian juga gue masih pengen sendiri,'' bathin Lee menangis.
"Mama... Bisakah aku tidak menerima perjodohan ini? Ini bukan jaman Siti Nurbaya ma?" sergah Lee dengan wajah yang di buat sendu.
"Oh... tidak bisa sayang... Mama sudah memberikan kamu kesempatan selama tiga tahun. Dan selama tiga tahun itu, seharusnya kamu mencari pacar dan di kenalkan pada mama papa. Mama lihat tiga tahun ini kamu belum berhasil mendapatkan pacar. Makanya mama sepakat sama mama Rani akan menjodohkan kalian sayang,'' jawab Alicia yang tanpa dosa sedikitpun.
"Tiga tahun, ya tiga tahun belakangan ini gue sibuk mengurusi kejahatan-kejahatan yang di buat manusia di muka bumi ini. Khususnya Red Devils. Bahkan pasukan khusus White Eragon selalu aja ada job jika Jum'at malam sampai malam Senin," bathin Lee meringis.
''Ya udah ma. Akan aku coba. Kapan ma? Jam berapa? Dimana aku bisa ketemu?'' tanya Lee.
''Sepertinya kamu sangat antusias sekali. Baiklah mama akan kasih tau. Malam ini jam 7. Di restoran Sam Wagiki. Jangan sampai telat ya,'' ujar Alicia yang tersenyum manis.
''Pak bos... berikan aku pekerjaan yang banyak agar aku bisa menghindari perjodohan ini,'' bathin Lee merengek.
"Semoga pekerjaanku tidak banyak ma. Nanti aku usahakan pulang cepat,'' jawab Lee tersenyum manis di hadapan Alicia.
Lee segera menghabiskan sarapan paginya. Setelah selesai, Lee berdiri sambil membawa tas dengan langkah gontainya lalu keluar rumah. Lee sangat membenci yang namanya perjodohan.
Lee akhirnya memesan ojek online agar bisa cepat di kantor. Sesampainya di kantor, Lee langsung duduk di kursi sekretaris. Lee berharap banyak pekerjaan hari ini.
Sementara di mansion mewah hiduplah seorang pria yang sudah menginjak usia 32 tahun. Sampai saat ini, pria itu belum mendapatkan jodoh. Sang mama pun menyuruh putranya untuk mencari seorang kekasih dari tiga tahun lalu.
"Erra.... Nanti malam jam 7 datang ya ke restoran Wagiki. Mama akan mengenalkan kamu dengan seorang gadis," titah Rani sang mama Erra.
"Argh... Sial... Kenapa ada perjodohan segala sih... padahal gue adalah ketua mafia. Mana ada ketua mafia di jodohin segala.'' bathin Erra sambil mengumpat.
"Jangan mengumpati mama dalam hati, Ra. Pokoknya kamu harus datang di acara perjodohan ini. Mama sudah menyuruh sekretaris kamu memasukan jadwal u hari ini!'' teriak Rani menggelegar.
Rani pun membuang sendoknya dengan kuat sampai berbunyi. Kalau sudah bunyi, hati Erra langsung menciut.
"Aku usahakan ma," jawab Erra memutar bola matanya jengah.
Erra tidak menyelesaikan sarapannya karena sudah tidak ***** untuk makan. Dengan langkah gontainya, Erra masuk ke dalam mobil langsung menyalakan mobil itu. Erra melajukan mobilnya menuju ke Asco Corporation Grup Internasional.
Sesampainya di sebuah gedung besar dan mewah. Sang pria tampan berkulit putih itu masuk dengan aura dingin. Seluruh karyawan yang masih belum serius bekerja dan mengobrol pun langsung kabur ke divisinya masing-masing. Pria itu berjalan dengan sangat elegan. Banyak gadis-gadis dan para wanita yang sudah menikah bahkan ada yang sudah memiliki anak terpikat oleh ketampanan sang CEO. Tapi apa boleh buat, mereka tidak bisa menyentuh sama sekali. Sesampainya di pintu lift, pria itu mempunyai sebuah ide.
Tiinggg...
Pintu lift itu terbuka. Sang pria itu memasuki lift untuk menuju ke lantai 38. Sesampainya di sana, sang pria melihat sang sekretaris berwajah imut dan mendekatinya.
"Apa jadwalku hari ini, Lee?" suara bariton sang pria memecahkan konsentrasinya yang sedang menyusun laporan.
Lee akhirnya berdiri dan mengambil ipadnya. Erra langsung memasuki ruangannya dengan di ikuti Lee.
"Jadwal hari ini adalah pertemuan dengan Pak Aldi dari Prata's Grup jam 10 pagi. Selesai makan siang anda harus meninjau pembangunan di kota Bekasi. Dan jam 7 malam bapak harus mengikuti acara keluarga di restoran Wagiki,'' jawab Lee.
"Ok!'' sahut Erra dengan nada malasnya.
Sebelum kamu pergi. Saya ingin berbicara sebentar dengan kamu. Duduklah di sana!'' titah Erra sambil menunjuk ke arah sofa. Lee akhirnya menuruti kemauan Erra.
Kemudian Lee duduk di sofa single. Erra berjalan mendekati Lee dan duduk di sofa panjang sambil menatap Lee.
"Maukah kamu menolongku?'' tanya Erra penuh harap.
"Hmmp.... apa itu pak?" jawab Lee dengan santai.
"Nanti malam ada acara perjodohan. Bisakah kamu bersandiwara menjadi kekasih saya dan kamu sedang mengandung calon bayi saya?'' tanya Erra mendekatkan wajahnya ke wajah Lee.
Duaaaarrrrr.......
"Apakah ada cara lain pak? Ngapain juga saya harus berpura-pura hamil anak bapak? Saya kan masih perawan. Kalau sampai orang tua saya tau. Bapak tanggung jawab loh atas hidup saya,'' ujar Lee dengan mata melotot.
Disaat Lee melotot, Erra melihat mata indah Lee. Kemudian Erra mengingat kejadian masa lalu. Dimana Erra sedang mengajak gadis kecil yang masih berusia 3 tahun yang berhasil membuat hati Erra kacau. Meskipun usia Erra saat itu masih 10 tahun. Erra sangat menyukai gadis kecil itu.
"Mata indah itu, jika sedang memandang gue... Argh... rasanya gue ingat anak kecil itu,'' bathin Erra menangis.
"Pak... Pak Erra melamun, ya,'' ucap Lee yang membuyarkan lamunan Erra.
Erra pun tersentak kaget.
"Ah... tidak... Lee bisakah kamu menolong saya? Kalau sampai orang tua kamu denger. Saya akan bertanggung jawab untuk membersihkan nama kamu. Saya janji itu,'' jawab Erra yang sedang bingung.
"Baiklah,'' jawab Lee sambil berdiri.
"Saya undur diri dulu pak. Saya akan menyiapkan seluruh dokumen untuk meeting,'' ucap Lee sambil membungkuk sebagai tanda hormat.
Seketika Lee pun menghilang dari hadapan Erra. Akhirnya Erra bisa menghembuskan nafas lega. Erra beranjak dari duduknya lalu menuju ke tempat duduk kebesarannya. Beberapa saat kemudian, Garda mengirim pesan bahwa ada sesuatu yang gawat.
Erra langsung membaca pesan itu. Bahwa persediaan senjata yang sedang di kirim melalui jalur laut di bajak oleh orang yang tidak di kenal. Alhasil, Erra membanting asbak di atas meja kerjanya.
''Kenapa bisa terjadi sih?'' teriak Erra frustasi.
Tak selang berapa lama, datanglah Nanda dan Imam. Nanda melihat wajah imut Lee. Mata Nanda membulat seketika.
"Lee... Kaukah itu?" tanya Nanda.
"Iyalah,'' sahut Lee melihat Nanda dengan wajah tengilnya.
"Bosmu ada?'' tanya Nanda.
"Ada... habis membanting sesuatu tadi. Kayaknya asbak dech,'' jawab Lee sambil menggigiti pulpen.
Kemudian Nanda dan Imam masuk.
"Bro... gawat... senjata kita di bajak sama orang yang tidak di kenal,'' tegas Imam.
"Gue enggak bisa kemana-mana. Soalnya ada meeting sama Prata's Grup. Nanti jam 10.00," jawab Erra.
"Prata's Grup?" seru Nanda dan Imam pun serempak.
"Lu serius Ra?" tanya Imam.
"Serius!'' ketus Erra.
"Ra... Gue bilangin ama lu ya tentang Prata's Grup. Lu jangan mau kerjasama bareng sama itu perusahaan. Lu tau beberapa perusahaan bahkan puluhan dan ratusan perusahaan hancur karena Prata's Grup." Ungkap Nanda yang mengambil ponselnya.
"Gue tau. Kemaren sekretaris gue yang jago otak atik sudah memberi tau gue. Buktinya sudah ada. Nah, makanya itu pengen gue jebak. Ini umpan buat Prata's Grup." ujar Erra.
Tak lama kemudian Lee bersama Office Boy datang keruangan sambil membawa kopi 3 cangkir dan menaruhnya di depan mereka. Lee akhirnya keluar dari ruangan.
"Gue akan ikut alur permainan mereka. Belum tau siapa gue?'' jawab Erra mengambil gelas kopinya lalu menyesapnya perlahan.
"Gue ikut. Lu tau kan kalau gue punya dendam sama si Aldi,'' jawab Imam.
"Iya dech... Gue masih ingat dendam itu,'' tutur Erra sambil menaruh gelasnya di meja.
"Dendam yang mana sih? Koq gue kagak tau?'' tanya Nanda yang kepo.
"Sudah 3 tahun lalu Nda. Kalau enggak salah lu ngambil S3 di Harvard pada waktu itu,'' jawab Erra.
"Apakah lu hubungi Jake? Lu tau kan, kalau Jake punya dendam kesumat sama si Aldi?'' tanya Imam.
''Belum gue hubungi, akhir-akhir ini gue sibuk meeting di luar kota bahkan luar negeri,'' jawab Erra.
''Terus apa hubungannya dengan Jake? Kenapa Jake harus ikut? Bukannya Jake bersih dari dunia bisnis?'' tanya Nanda beruntun.
"Lu masih ingat enggak kasus bisinis mobil Jake?'' tanya Erra.
''Yang terkena kasus hukum,'' jawab Imam.
''Iya... ternyata dalang di balik itu semuanya adalah Aldi,'' ucap Erra mengambil ponselnya.
''Oh... makanya Jake pengen balas dendam sama si Aldi,'' ucap Nanda.
"Memang gue sengaja ngambil proyek ini. Gue mau menjebak Prata's Grup,'' ujar Erra kesal.
"Terus kenapa lu mau melibatkan si Imam?" tanya Nanda yang belum mengetahui kenapa Imam sampai begitu ingin menghancurkan Prata's Grup.
"Lu mau tau ceritanya... Gara-gara si Aldi, tunangan gue di rebut!'' geram Imam.
''Ya... lu bukannya nyari lagi kok malah dendam. Gue kasih saran sama lu, Mam. Lebih baik lu belajar dari Sam. Bagaimana caranya lu menggaet cewek?'' ujar Nanda memberi saran buat Imam.
''Yang bener ajha lu. Sam itu cassanova yang gagal akut kali Nda atau lu tanya sama om March yang sukses jadi cassanova. Siapa tau lu jadi cassanova sukses ngalahin Sam.'' ucap Erra dengan tenangnya dengan memberi saran.
''Bener juga lu Ra. Gue setuju pendapat lu,'' jawab Nanda yang mendukung Erra dengan antusias.
''Gue akan jalani saran lu Ra. Tapi enggak sekarang,'' ketus Imam.
''Gue belum tau ceritanya. Bagaimana Gissel selingkuh sama aldi?'' tanya Nanda.
''Gue ceritain dech semua buat lu,'' jawab Imam dengan jengah.
Flashback On.
Setelah berkutat dengan berkas-berkasnya. Imam akhirnya melangkahkan kaki menuju lobi. Sesampainya di lobi, Imam bertemu dengan Erra.
''Mam,'' Sapa Erra.
"Ra, lu di sini?" tanya Imam yang menoleh ke samping.
"Gue ada perlu sama lu. Gue tadi enggak sengaja ketemu sama Gissel di pusat perbelanjaan bareng si Aldi," ujar Erra merubah dengan wajah seriusnya.
"Lu jangan ngaco. Siang tadi gue telepon Gissel, katanya lagi di rumah abangnya,'' ucap Imam.
"Gue kagak bohong! Gue tadi makan siang sama sekretaris gue di sana. Selesai makan, gue ketemu ama Gissel dan Aldi. Menurut gue, mereka seperti orang di mabuk kepayang," ucap Erra berkata jujur apa adanya.
"Gue perlu bukti. Kalau enggak ada bukti, gue kagak percaya ama lu Ra," ketus Imam.
"Untung yang punya mall itu gue sendiri. Gue bisa minta hasil rekamannya. Gue udah kirim sebelum gue berangkat kesini,'' tukas Erra sambil melepas dasinya.
Setelah itu, Erra menunggu Imam melihat hasil rekaman itu. Imam pun akhirnya marah dan mengepalkan tangannya sambil memukul tembok.
"Argh... Sialan!!!'' murka Imam.
Kemudian Imam menghubungi asistennya untuk mencari info antara Gissel dan Aldi. Erra melarang Imam untuk menghubungi Marty.
"Lu kagak perlu menghubungi Marty, soalnya Marty sedang sibuk di markas. Gue sudah punya hasilnya. Semuanya sudah gue kirim ke email lu,'' ungkap Erra masih bersikap tenang sambil menyenderkan tubuhnya ke tembok.
"Lu memang gercep. Enggak nyangka punya sohib yang baik seperti lu," jawab imam akhirnya melangkahkan kakinya menuju lobi.
"Ke apartemen lu, Gue mau numpang tidur di sana. Tiap hari Pak Bayu nyuruh nyari gadis bermata indahku. Argh... kemana gue harus mencarinya!!! Gadis bermata indahku sudah menghilang entah kemana!!" geram Erra yang mengikuti Imam.
"Kebiasaan lu itu!" seru Imam sambil memutar bola matanya yang malas. "Tiap malam lu selalu begitu."
"Gue bosan tau mendengar ocehannya Pak Bayu," ujar Erra frustasi.
"Gue semobil sama lu," sela Imam.
Erra mengangguk setuju. Di saat Erra menjadi sopir, Imam membaca laporan tentang Gissel dan Aldi. Imam yang notabenenya pendiam tiba-tiba saja tertawa mendengar sang kekasih selingkuh. Di dalam perjalanan, Imam membuka seluruh email yang di kirim oleh Erra. Hati Imam hancur berkeping-keping. Imam yang sebentar lagi melaksanakan pernikahan, harus menerima kenyataan pahit bahwa calon istrinya selingkuh.
"Ra, thanks. Gue baru tau kalau musuh bebuyutan kita sewaktu kuliah dari dulu ngincer Gissel," lirih Imam.
"Enggak usah sakit gitu. Wajah lu sama Aldi jauh. Kalau gue jadi Gissel, gue pasti pilih lu. Meskipun lu dingin kaya kutub Selatan," sahut Erra tertawa kecil.
"Hahaha... Gue kagak sakit hati Ra. Gue percaya bahwa besok akan ada penggantinya,'' jawab Imam yang sok kuat.
"Gue memang sakit hati, Ra. Gissel yang gue pacari semenjak SMP ternyata selingkuh. Gue belain ngikut Gissel kuliah di Harvard. Akhirnya kaya gini," bathin Imam.
''Gue tau apa yang lu omongin? Lu jangan pernah menyesal. Lu ngikutin Gissel ke Harvard ada gunanya. Lu belajar bisnis sama belajar ilmu kedokteran. Makin kesini lu semakin hebat. Mungkin Tuhan belum mengijinkan kamu bersama Gissel. Lu jangan sedih gitu. Sebentar lagi lu akan menjadi ahli waris Pradipta Corporation Group Internasional,'' ucap Erra sambil memarkir mobil.
''Lu bener Ra,'' lirih Imam.
Sesampainya di apartemen, Imam langsung mengetik kode dan membuka pintu apartemennya.
"Lu mau minum apa? Ambil sendiri gih,'' ucap Imam dengan langkah gontainya menuju kamar.
Tak sengaja Imam mendengar ******* dan rintihan nikmat dari dalam kamarnya. Imam pun mendekati Erra dengan wajah iblisnya.
"Lu ikut gue!" titah Imam dingin.
"Ada apa emangnya?" tanya Erra yang membuka bajunya lalu melempar bajunya ke sofa.
"Ikuti gue sekarang!'' ancam Imam ke Erra dengan wajah dinginnya.
"Iya... Iya... Gue ikut," Jawab Erra.
Kemudian Erra mengikuti Imam yang menuju ke kamarnya. Erra yang tidak mengerti dengan kemauan Imam langsung mendengar *******-******* sepasang insan yang sedang memadu kasih. Tak selang berapa lama, Imam pun emosi dan langsung mendorong pintu kamarnya. Matanya membulat yang penuh dengan amarah. Gissel dan Aldi langsung menghentikan aksinya.
"Gissel!!!!!" teriak Imam.
Gissel dan Aldi kaget lalu menghentikan aksi mereka. Gissel langsung menutup seluruh tubuhnya dengan selimut begitu juga dengan Aldi.
"Mulai saat ini kita enggak usah hubungan lagi. Jangan harap kamu bisa menghubungi aku. Satu lagi apartemen ini sebentar lagi aku jual!!!'' seru Imam penuh amarah.
Kemudian Imam dan Erra pergi meninggalkan apartemen mewah itu. Imam menghubungi Marty untuk mengurusi penjualan apartemennya dan mencabut seluruh kerjasama dengan perusahaan Gissel.
Flashback off.
"Oh... jadi begitu,'' ujar Nanda.
Tak selang berapa lama Lee mengetuk pintu.
"Masuk!" teriak Erra.
Kemudian Lee masuk ke dalam.
"1 jam lagi ada meeting dari perusahaan Prata"s Grup," ujar Lee mengingatkan Erra.
"Siapkan materinya. Lee, sudah kamu selidiki tentang Prata's Grup? Apakah ada yang mencurigakan?" tanya Erra.
"Saat ini belum ada pak. Saya keluar dulu," jawab Lee menunduk hormat dan langsung pergi meninggalkan mereka.
"Hey... jangan lu suruh kalo Lee terlibat dalam kasus ini?" seru Nanda.
"Nda... lu kenal sama sekretarisnya Erra?" tanya Imam yang penuh selidik.
"Lu kagak kenal sama itu cewek? Lu kemana aja Imam?'' tanya Nanda.
"Kagak kenal... emang siapa dia? Cewek terlalu lembut gitu. Gue kagak mau kenal sama tuch cewek.'' jawab Imam tersenyum sinis.
"Semenjak lu di tinggalin ama Gissel, lu anggap semua perempuan sama gitu. Enggak kali Mam!!!'' bentak Nanda langsung mengambil koran lalu melemparkannya ke arah Imam.
"Awww..... Tega lu Nda!" geram Imam sambil meringis sambil memegang kepalanya.
"Ilmu bela diri lu sama Lee kalah jauh," ucap Nanda.
"Boleh tuh. Cocok jadi bini gue," sahut Erra.
"Yang bener ajha lu! Semua pria yang ada di muka bumi ini mengharapkan punya pasangan hidup yang lemah lembut. Lha ini, minta pasangan hidup yang bisa membuat tulang lu remuk,'' ujar Nanda akhirnya tertawa.
"Ah.... shitt... Jujur gue butuh perempuan seperti itu. Gue belum dapat sampai detik ini. Lu tau sendiri, kalau gue mengelola enggak di sini ajha. Di dunia bawah tanah juga. Kalau gue tinggal kemana-mana bini gue bisa melindungi dirinya sendiri," jawab Erra yang menjelaskan dengan panjang kali lebar kali tinggi dengan semangatnya.
"Ya dech! Kalau di pikir - pikir gue setuju sama sependapat lu!" seru Nanda.
"Kayaknya lu akrab sama sekretaris gue," Erra memandang curiga ke Nanda.
"Lu... Kagak tau siapa dia?'' tanya Nanda.
''Lu belum tau hubungan gue sama Lee. Lee adalah anak buah gue dalam bidang militer White Eragon. Lu bakalan jantungan lihat Lee sebenarnya,'' batin Nanda bangga.
"Mana Gue tau?'' tanya Erra balik.
''Lu semua kagak tau siapa Lee? Gue kira lu berdua tau?'' tanya Nanda.
''Beneran gue kagak tau siapa Lee?'' tanya Erra balik.
''Sebentar... 2 tahun gue nangani kantor cabang Tokyo, perasaan gue sekretaris lu bukan Lee. Melainkan Vera yang kecentilan itu?" tanya Nanda.
''Gue pecat! Karena dia berani ngasih gue obat perangsang. Gue hampir di perk*sa sama Vera,'' jawab Erra.
''Terus?'' tanya Imam.
''Gue kasih sama anak-anak Black Dragon. Di gilir habis-habisan sama mereka. Untunglah sekarang sudah nikah sama anak buah gue,'' ujar Erra tersenyum manis.
"Sama siapa?" tanya Nanda.
"Sama Mamat," jawab Erra.
''Terus dapat Lee darimana?'' tanya Nanda menyelidik.
''Rekomended dari Sam,'' jawab Erra.
''Nda, gue pengen tau siapa Lee sebenarnya? Kayaknya gue ngerasa Lee bukan orang biasa dech. Gue sepertinya ingat sama anaknya Paman Andi yang sering gue godain sampai nangis kejer,'' ujar Imam yang mengambil kopinya lalu menyesapnya perlahan.
''Oke... Gue kasih tau siapa Lee? Lee adalah ketua pasukan khusus White Eragon. Dia adalah gadis yang sangat jenius,'' jawab Nanda.
Brakkkkk.
Erra memukul meja karena tak percaya dengan informasi yang di berikan oleh Nanda.
''Sabar bro... lu jangan marah sama Lee. Lee di komandoi oleh papa kamu sendiri dan anggota inti yang dimana ada para papa kita. Meskipun Lee jadi ketua pasukan khusus Lee jago membuat bom, merakit bom dan juga mengamankan bom,'' jawab Nanda santai.
''Kita butuh orang seperti itu,'' Erra menghela nafasnya.
''Pinjem ajha bisa koq. Lee sering membantu Black Dragon. Biasanya Jake yang minta,'' jawab Nanda.
''Ra... Lu lupa siapa Lee? Kalau lu tau siapa Lee sebenarnya yang membuat lu jatuh cinta pertama kali. Dia adalah cinta pertama lu. Lambat laun lu enggak akan melepas Lee gitu saja,'' batin Nanda.
"Ya udah dech, gue cabut. Soalnya ada meeting dengan Jake tentang proyek yang ada di kota Bandung. Mam.. lu masih di sini?" Nanda langsung berdiri.
"Gue mau numpang tidur,'' jawab Imam yang membaringkan tubuhnya di sofa panjang.
"Terserah dech lu," sahut mereka serempak dan langsung melangkah pergi dari hadapan Imam.
Erra berhenti di depan Lee. Sedangkan Nanda langsung menghilang dari hadapan mereka.
"Apakah sudah siap?" tanya Erra.
"Sudah pak,'' ucap Lee berdiri dan langsung mengambil berkasnya.
"Dimana tempat meetingnya?" Erra bertanya sambil berjalan.
"Di restoran Korea pak, dekat kantornya Pak Sam," ujar Lee sambil berjalan cepat lalu mensejajarkan kakinya di samping Erra.
Kemudian mereka menuju lobi. Sesampainya di lobi kantor, Erra menyerahkan kunci mobilnya ke Lee.
"Kamu yang menyetir!'' perintah Erra.
"Siap pak!" sahut Lee.
Kemudian Lee mengambil mobil dan langsung menjemput Erra. Setelah Erra masuk, mereka akhirnya menuju ke restoran Korea.
Di dalam perjalanan, ada 5 mobil yang mengikuti mereka. Lee melihat mobil itu dengan seksama.
"Oh.... Shitt....!" teriak Lee.
"Ada apa Lee?" tanya Erra memasang wajahnya polos dan pura-pura tidak tau.
"Hmmp.... kayaknya kita berurusan dengan orang yang tidak penting pak.," jawab Lee dengan asal.
"Pak, apakah harga mobil bapak murah?" tanya Lee dengan polos.
"Sedikit mahal,'' ucap Erra.
"Bagaimana jika saya merusak mobil bapak?" tanya Lee dengan wajah seriusnya.
"Hmmp... boleh. Tapi dengan syarat. Setelah ini saya akan membawa kamu ke penghulu dan menandatangani surat pernyataan bahwa kamu akan di sampingku seumur hidup saya,'' jawab Erra terkekeh pelan.
"Apa? Syarat apa itu pak? Ini." ujar Lee lalu terdiam.
Beberapa detik kemudian, mobil hitam yang di belakang langsung menghantam keras mobil Erra.
BRAAAK....
"Ah... ****!'' geram Lee yang langsung menginjak rem mendadak.
''Maaf,'' lirih Lee.
''Tidak apa-apa," ucap Erra.
Kemudian mereka keluar lalu melihat 20 orang berbadan kekar di balut dengan baju casual.
"Pak... enggak salah ini... Kenapa juga saya di hadapkan pada orang-orangan sawah begini!'' geram Lee.
"Enggak ada yang salah. Kita memang di hadapkan sama orang-orang sawahan,'' jawab Erra tanpa berdosa.
"Ok... sudah lama gue gak tanding lagi semenjak gue kerja!" tukas Lee yang tertawa sinis.
Salah satu dari mereka mengomandoi untuk menyerang Lee dan Erra. Lee yang sudah lama tidak memakai ilmu bela diri langsung menghajar mereka.
''Argh... kenapa lu main keroyokan sih. Apa lu kagak nyesel ngeroyok perempuan?" tanya Lee menyikut perut orang itu.
Lee mendapatkan lawan sepadan. Dengan gerak cepat dan lincahnya, Lee akhirnya melumpuhkan 10 orang tanpa senjata. Selesai melumpuhkan mereka, Lee bersandar di samping mobil dengan melihat Erra yang hampir selesai melumpuhkan mereka.
Di saat Erra menendang orang yang kuat. Lee langsung mendekati Erra.
"Pak, buat saya. Bapak kesana saja!'' titah Lee sambil mengusir Erra dengan cara melambaikan tangannya.
Erra hanya menganggukkan kepalanya tanda setuju. Lee yang melihat wajah jelek sang penjahat sangat kesal. Kemudian Lee mencari kelemahannya dan langsung menendang area sensitifnya dengan memakai sepatu high heelsnya. Sang penjahat itu, akhirnya tewas di tempat. Erra yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya.
"Kamu tidak apa-apa?" Tanya Erra sambil mendekati Lee.
"Saya baik-baik saja pak,'' Lee tersenyum manis.
"Oke!! kalau begitu kita lanjut lagi!!'' seru Erra langsung masuk ke mobilnya di samping pengemudi.
"Sebentar pak!!!" teriak Lee.
Akhirnya lee menggeledah untuk mencari senjata api lalu menemukan beberapa senjata dan membawanya ke dalam mobil. Sementara itu, Erra menghubungi Garda sang assisten yang tengah sibuk menjalankan bisnis sang ketua mafia. Garda langsung mengangkat ponselnya.
"Hallo bos," sapa Garda sambil mengecek barang yang akan di jual malam ini.
"Segera kamu bereskan. Saya sudah mengirimkan share locknya dan cari tau siapa yang berani melakukan ini semua!" titah Erra dengan aura dingin.
"Siap bos!'' jawab Garda.
Erra akhirnya memutuskan sambungan telepon. Garda yang mendapatkan tugas langsung mengirim anak buahnya untuk membereskan kekacauan yang terjadi.
Selesai menghubungi Garda, Erra melihat Lee yang mengumpulkan pistol dan menggelengkan kepalanya.
"Buat apa kamu mengumpulkan pistol ini?" tanya Erra.
"Aish.... Pak Erra. Ya buat jaga-jaga jika ada kejadian seperti ini pak!" ketus Lee sambil membereskan senjata sitaan tadi.
''Sebaiknya kamu jangan main sama itu. Enggak baik buat kamu!!! Atau kita bermain Game Online!! titah Erra dingin.
''Enggka pak. Saya suka bermain ini ketimbang m yang lainnya,'' jawab Lee yang menyimpan senjata itu.
"Terserahlah! Ayo berangkat ke sana," ujar Erra.
Lee menganggukan kepalanya. Sementara itu, Erra memikirkan cara agar Lee bisa menjadi miliknya. Selama ini Erra ingin mencari tipe gadis yang kuat di segala medan seperti yang diinginkan.
"Gue akan cari cara supaya lu ada di sisi gue selamanya. Gue butuh pendamping hidup kaya lu. Setelah ini Garda yang tak buat pusing ngurus surat pernikahan,'' batin Erra tertawa puas.
Sementara di restoran Korea, seorang pria menggebrak meja karena gagal membunuh Erra. Sedangkan sang sekretaris genitnya mengerti akan kemauan si bosnya.
"Tenang bos!!! Saya sudah menyiapkan obat perangsang. Saya akan mencampurkan obat itu di minumannya. Setelah itu Pak Erra akan meminumnya. Habis gini biar saya yang kerja,'' ujar Rita tertawa puas.
"Kamu bisa di andalkan,'' Puji Aldi kepada Rita.
Tanpa di ketahui oleh mereka berdua, ada seorang pria yang sedang menguping pembicaraan mereka. Pria itu bernama Samuel sang CEO dari perusahaan Tristan Corporation Grup Internasional sekaligus sahabat dekat mereka. Sam baru saja selesai meeting menaruh curiga kepada meja sebelahnya.
''Cih, licik juga lu berdua. Lu enggak tau sedang berhadapan dengan Gunung Merapi dan Singa Betina,'' batin Sam.
Sam langsung memberinya pesan WhatsApp ke Lee. Selesai makan, Sam memang sengaja menunggu mereka berdua. Sam memerintahkan anak buahnya menunggu. Di parkiran mobil, Lee melihat dua orang yang berpakaian kasual. Lee segera mendekati mereka. Kedua pengawal itu memberi hormat.
''Salam kakak besar,'' sapa mereka serempak.
Kedua pengawal itu membungkukkan badannya.
''Salam,'' balas Lee dengan ramah.
Akhirnya Lee dan Erra masuk ke dalam. Lee dengan santainya membaca pesan dari Sam.
Isi pesan Sam.
Lee berhati-hatilah. Karena sekretaris Aldi akan memberikan obat perangsang ke Erra. Jangan sampai Erra meminumnya.
Kemudian Lee dan Erra sudah sampai di hadapan Aldi dan Rita.
"Selamat pagi menjelang siang Pak Aldi,'' sapa Lee dengan santai.
"Selamat pagi, nona,'' ucap Aldi sambil mengangkat kepalanya lalu melihat wajah imut Lee.
"Gila imutnya wajahnya... Sangat menggemaskan,'' bathin Aldi.
Kemudian Rita berdiri dan pamit sebentar ke toilet. Sam menyuruh salah satu anak buahnya mengikuti sang sekretaris genit itu. Tanpa lama-lama, Sam tau apa yang di lakukan oleh Rita. Sam mengirim pesan ke Lee untuk berakting dan menjatuhkan dirinya ke dalam pangkuan Erra. Kemudian Rita balik dengan baju yang sekiranya kurang bahan dan menampilkan gunung kembarnya agar Erra tertarik.
Ting.
Ponsel Lee berbunyi dan langsung mengambilnya. Dengan cepat Lee membaca pesan dari Sam.
Kayaknya kamu harus akting. Berpura-puralah menjatuhkan badanmu di hadapan Erra.
"Silahkan, mau pesan apa pak Erra dan nona Lee?'' tanya Aldi lalu memberikan kode ke pelayan
Pelayan yang di panggil itu segera datang dan menghampiri mereka.
"Jus Alpukat 2 tanpa susu dan tanpa gula,'' jawab Lee.
Akhirnya pelayan itu pergi membuat pesanan mereka. Akhirnya Lee mengirim pesan ke Sam untuk meminta baju ganti untuk Erra dan dirinya. Sam langsung meminta anak buahnya membelikan pakaian Erra dan Lee.
Isi pesan Lee untuk Sam.
Paman... tolong belikan kami baju casual ya. Ukuranku M Indonesia. Ukurannya Bapak Erra XL Eropa.
Meeting berlangsung dengan penuh aura permusuhan. Melihat hal itu, Lee ingin melahap Aldi hidup-hidup karena membaca kesepakatan yang tak masuk aksl. Selesai membaca kesepakatan yang mereka buat. Erra langsung menanda tangani surat perjanjian kerjasama dengan Prata's Grup. Lee meminta salinannya ke Rita.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!