NovelToon NovelToon

Crown Of The Nine Continents

Chapter 1

Crown of the Nine Continents atau biasa disingkat Cothenic, adalah game virtual yang memungkinkan setiap player merasakan dunia fantasi secara langsung menggunakan teknologi mutakhir. Game ini mengusung tema fantasi campuran yang berisi berbagai macam mitologi dari belahan dunia.

Eksistensi tak nyata seperti Naga, Griffin, Pegasus, Leviathan, Phoenix, dan lainnya dihadirkan secara mengagumkan. Bahkan kekuatan super yang tidak masuk akal seperti sihir juga menjadi fondasi dasar pembentukan dunia. Tidak hanya itu, game ini juga menawarkan kebebasan tinggi kepada setiap player untuk membentuk karakter dan kehidupan yang dijalani di samping mengerjakan misi yang diberikan.

Terdapat sembilan ras utama yang dapat diakses oleh player secara langsung begitu memainkan game ini, diantaranya; Human, Elf, Dwarf, Demon, Fairy, Spirit, Angel, Dragon, dan Blood Devil. Setiap ras memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri, sementara itu ras yang paling populer digunakan adalah Human, Demon, dan Elf.

Human memiliki keseimbangan dalam segala aspek, Demon memiliki kemampuan fisik dan sihir yang kuat, Elf memiliki keunggulan sihir dan pesona, Dwarf unggul dalam penciptaan peralatan legendaris, Fairy bisa dengan mudah membentuk kontrak roh, Spirit memiliki kemampuan misterius dalam mengendalikan elemen dunia, Angel memiliki atribut bawaan cahaya, Dragon sangat unggul dalam fisik dan sihir alam, sedangkan Blood Devil memiliki kemampuan unik terhadap makhluk hidup.

Sembilan ras ini masih dapat berevolusi menjadi ras yang lebih unik dan langka. Tentu saja setelah berevolusi, kemampuan bawaan juga akan meningkat tajam. Namun evolusi ras adalah salah satu bagian tersulit dan hanya sedikit player yang berhasil mencapai puncak evolusi dari ras yang dipilihnya.

Adapun segala hal dalam game ini dapat diklasifikasikan menjadi beberapa tingkatan, antara lain; Low, Mid, High, Rare, Super, Myth, Legend, True, Genesis, Cosmic, dan Divine. Masing-masing tingkatan memiliki tiga tahap untuk mencapai tingkatan selanjutnya, terkecuali setelah mencapai tingkat Divine.

Mekanisme bermain yang begitu kompleks membuat Crown of the Nine Continents menjadi game terlaris sepanjang masa. Terhitung di seluruh dunia sudah ada lebih dari seratus juta pemain aktif. Karena kepopuleran ini, Crown of the Nine Continents bahkan memberikan dampak yang signifikan pada kehidupan dunia nyata.

Ekonomi dunia terpengaruh secara besar-besaran hingga mencapai titik di mana mata uang dalam game dapat ditukar dengan mata uang asli dunia nyata. Ini memungkinkan seseorang memiliki penghasilan jika dirinya benar-benar mampu untuk mengelola kehidupan dalam game dengan baik.

Salah satu dari sekian banyak pemain itu adalah pemuda yang bernama Anryzel Dirvaren. Seorang pengusaha sukses di dunia industri pada usianya yang terbilang masih muda, yaitu 23 tahun.

Meski disibukkan oleh banyak pekerjaan, namun Anryzel selalu menyempatkan diri untuk bermain game Cothenic. Di hari kerja, dia biasa memainkan Cothenic maksimal dua jam setelah menyelesaikan pekerjaan. Sementara di hari libur, dia tidak mematok waktu tertentu, hanya bermain sampai dirinya merasa puas.

Pemuda yang merupakan keturunan Indo-Eropa ini memang memiliki paras tampan ala orang barat dan rambut hitam legam ala orang asia. Paras sempurna yang ditambah dengan kesuksesan di usia muda menjadikannya sebagai idola di antara para wanita.

Namun karena terlalu fokus dalam pekerjaan serta permainan, Anryzel tidak terlalu memahami perasaan wanita. Sehingga sampai usianya saat ini, Anryzel tidak terlalu peka terhadap perasaan yang dinamakan cinta.

Dunia yang sangat indah dan kompleksitas gameplay yang tak terbatas membuat Anryzel jatuh hati dan tidak pernah absen untuk terus aktif dalam game. Sejak awal perilisan enam tahun lalu, Anryzel telah menorehkan banyak prestasi mengagumkan yang membuatnya menjadi pemain terbaik di seluruh server Crown of the Nine Continents.

....

_____________________________

Identity -

Name/ID : Anryzel Dirvaren [1]

Race : True Blood Devil

Age : 23

Title : [Blood Monarch], [Annihilator of the Inferno], [Divine Swordmaster], [Six Elemental Magus], [Acknowledged by God]

Defense -

Physical Defense : 1.500.000

Magical Defense : 1.900.000

Mental Defense : 1.200.000

Physical Damage Reduction : 80%

Magical Damage Reduction : 75%

Offense -

Physical Power : 4.300.000

Magical Power : 4.120.000

Mental Power : 2.500.000

Physical Penetration : 70%

Magical Penetration : 70%

Vitality -

Health Point : 2.700.000

Ailment Resistance : 88%

Energy -

Magic Energy : 2.700.000

Class -

Blood Ruler(Max)

Divine Swordsmaster(Max)

Six Elemental Magus

Fighter

____________________________

Di suatu gurun yang luasnya tidak terbatas, terlihat sosok pemuda sedang menggenggam sebuah pedang dan berjalan dengan tenang. Sosok itu berpenampilan tak tertandingi; berwujud laki-laki muda dengan ekspresi tak tergoyahkan. Dia dengan alami memiliki ketampanan yang dapat meruntuhkan langit.

Wajahnya yang tampan seolah dipahat dengan indah, menampilkan garis maskulin yang sempurna. Rambut hitamnya terurai dengan anggun, menambah pesonanya yang tak terbantahkan.

Mata merahnya memancarkan keintiman, seakan-akan menyimpan rahasia kosmos di balik kedalaman warnanya. Setiap pandangan dari mata itu membawa sensasi misteri yang sulit dijelaskan, seolah-olah mengungkapkan kekuatan yang tersembunyi. Dia mengenakan zirah ringan hitam, bercorak merah, dan dengan sentuhan bergaya bangsawan yang menambah kesan mulia dari sebuah ketampanan.

Ting!

[Anryzel Dirvaren bergabung ke dalam tantangan!!]

Anryzel melirik sebentar pada notifikasi yang muncul, lalu mengabaikannya dengan segera. Fokusnya tertuju pada musuh yang akan dihadapi dalam event penaklukan kali ini-- Sang Raid Bos yang belum pernah dikalahkan, Dragon God Aszera.

Dragon God Aszera adalah entitas naga yang berukuran sangat besar. Sisik di seluruh tubuhnya berwarna hitam dan terdapat motif berwarna emas di beberapa bagian. Dia memiliki empat kaki dengan cakar tajam, dua sayap yang begitu lebar dan besar, empat tanduk di kepala, dan satu ekor yang memanjang.

Lantas, mengapa Dragon God Aszera belum pernah dikalahkan?

Banyak hal yang mendasari, di antaranya adalah; minimnya informasi, pola serangan yang senantiasa berubah-ubah, tingkat kesulitan yang tidak dijelaskan sistem, dan kemampuan bawaan--True Dragon Breath yang menjadi mimpi buruk bagi lawan.

True Dragon Breath menyebabkan Absolute Damage yang tidak bisa direduksi oleh atribut pertahanan biasa. Satu-satunya yang mampu mereduksi Absolute Damage adalah Absolute Defense, itupun jika nilai kekuatan Absolute Defense lebih tinggi daripada Absolute Damage.

Dengan kata lain, satu serangan dari True Dragon Breath dapat memusnahkan siapapun yang tidak memiliki Absolute Defense.

Meski demikian, Anryzel berpegang teguh pada tekad untuk menyelesaikan tantangan sampai tuntas. Sesuatu yang tidak pernah dilakukan oleh orang lain, dia dengan senang hati akan melakukannya.

"Mari kita mulai," ucap Anryzel sambil tersenyum.

_____________________________

Identity -

Name : Aszera

Race : Dragon

Age : ???

Title : The Heretic Dragon God

Defense -

Physical Defense : 5.000.000

Magical Defense : 5.000.000

Mental Defense : 5.000.000

Physical Damage Reduction : 95%

Magical Damage Reduction : 90%

Offense -

Physical Power : 25.000.000

Magical Power : 12.000.000

Mental Power : 25.000.000

Physical Penetration : 95%

Magical Penetration : 90%

Vitality -

Health Point : 125.000.000

Ailment Resistance : 65%

Energy -

Magic Energy : 1.000.000

Unknown Energy : 100.000.000

Skill -

- True Dragon Breath(Very Dangerous)

_____________________________

Anryzel yang telah memasuki zona kekuasaan langsung disadari oleh Dragon God Aszera. Tatapan naga itu terpaku pada sosok kecil yang menuju ke arahnya. Mata emas yang mengintimidasi, perlahan tapi pasti memberikan efek buruk pada karakter Anryzel Dirvaren.

[Anda memasuki Domain of God, Physical Defense dan Magical Defense menurun drastis!!]

[Anda terkena efek Intimidation of God, Physical Attack dan Magical Attack menurun!!]

[Anda terkena efek Endless Terror, kecepatan menurun!!]

[Anda terkena efek Monarch's Will, seluruh statistik menurun!]

Anryzel berdecak kagum melihat betapa banyak efek buruk yang bisa disebabkan oleh Dragon God Aszera. Alih-alih merasa khawatir, ekspresinya malah menunjukkan bahwa itu bukanlah suatu masalah.

"Sepertinya kau menemukan lawan yang salah. Dibandingkan dengan orang lain, aku adalah player yang memiliki banyak kemampuan untuk menangkal efek negatif semacam ini," terang Anryzel pada Dragon God Aszera yang tentu tidak mendengar apa yang dia ucapkan.

[Anda menggunakan Monarch's Will, meniadakan efek penurunan statistik!]

[Anda menggunakan Divine Progressive, statistik meningkat!]

[Anda menggunakan Bloods Restriction, meniadakan efek penurunan Defense!]

[Anda menggunakan Divine Insight, meniadakan efek negatif yang tersisa!]

Anryzel menggunakan beberapa skill untuk meniadakan efek negatif sekaligus memberikan buff karakter dalam jumlah yang besar. Menutupi kesenjangan kekuatan sebesar mungkin adalah satu-satunya cara untuk meningkatkan kemungkinan menang melawan musuh yang tidak masuk akal di depannya.

"Kemarilah, Nuxuria."

[Anda memanggil Divine Sword Nuxuria!]

Sebuah Longsword putih dengan garis ukiran unik tercipta dalam genggaman Anryzel. Itu adalah pedang tertinggi sekaligus yang terkuat miliknya. Sebuah pedang yang merepresentasikan puncak dari Ilmu Pedang dan merupakan kombinasi paling cocok dengan Main Class-nya, Divine Swordmaster.

Setelah menggenggam senjata terkuat, kini Anryzel menerjang dengan kecepatan penuh. Melesat ke arah Dragon God Aszera untuk melakukan pertarungan mereka yang dahsyat.

....

CATATAN AUTHOR

Selamat membaca. Bagian ini merupakan hasil revisi, pasti akan berbeda dengan chapter selanjutnya.

Sedikit Visual yang mungkin bisa memberi gambaran lebih jelas sosok Dragon God Aszera.

Chapter 2

Limitless Realm berbentuk gurun pasir itu tergoncang saat Aszera bergerak untuk menyerang balik Anryzel. Kekuatan maha dahsyat dari Aszera sanggup menggetarkan ruang. Dimensi tak terbatas yang menahan pertarungan mereka bahkan menunjukkan kesulitan.

Energi yang terlampau besar itu membakar udara, menyebabkan sesuatu di sekeliling tubuh Aszera mendidih karena panas yang dihasilkan. Medan pertarungan dalam sekejap berubah menjadi neraka panas yang sanggup menguapkan apapun di sekitarnya.

Di samping itu, meski Aszera memiliki ukuran yang besar, tetapi tidak bisa disangkal bahwa kecepatan pergerakannya tidak bisa dianggap remeh. Dia dapat dengan lincah melakukan serangan demi serangan dalam tempo yang cepat dan pola serangan yang sangat sulit untuk diprediksi.

Anryzel dengan berbagai macam kesulitan mencoba untuk menghindari setiap serangan berat dari Aszera. Selama pertarungan itu berlangsung, dia mulai berpikir bahwa musuhnya bukanlah program komputer biasa yang memiliki pola serangan tetap, melainkan sebuah program yang bisa beradaptasi tergantung situasi pertempuran yang terjadi.

Dengan kata lain, Anryzel sudah tidak bisa menganalisis pola serangan musuh lagi. Dia harus menganggap bahwa musuhnya adalah seorang player yang memiliki pemikiran, strategi, dan keputusan tersendiri alih-alih sebuah program komputer.

"Pantas saja belum pernah ada yang menang!"

Saat Anryzel disibukkan dengan berbagai macam serangan fisik yang dilancarkan oleh Dragon God Aszera, sebuah firasat buruk kemudian datang, dan itu berbentuk bola energi yang terakumulasi di sekitar rahang Dragon God Aszera.

"True Dragon Breath? Ini tidak bisa dibiarkan!"

Menggunakan kecepatan penuh, Anryzel bergerak ke bawah rahang Dragon God Aszera. Dia menggambil ancang-ancang untuk melakukan tebasan sambil mengaktifkan salah satu skill terkuat yang dimilikinya.

[Anda menggunakan Dimension Divider!]

Divine Sword Nuxuria dilapisi oleh cahaya merah, kemudian sebuah tebasan dilepaskan. Bilah cahaya berwarna merah melesat dan menabrak rahang dari Dragon God Aszera. Tebasan itu mampu memberikan damage signifikan dan membuat Dragon God Aszera meraung kesakitan.

Memanfaatkan momentum setelah serangan, Anryzel menjauh dari Dragon God Aszera. Terlihat dirinya mengapung di udara kosong sejauh beberapa kilometer dari musuhnya.

"Dia benar-benar kuat. Aku rasa semakin lama pertarungan ini berlangsung, semakin aku dirugikan," ucap Anryzel melihat situasi.

Tanpa basa-basi lagi, Anryzel mengibaskan lengan secara horizontal. Kibasan lengan itu menyisakan sebuah cahaya merah dalam satu garis lurus. Cahaya itu kemudian membesar dan membesar, mengubah bentuk menjadi sebuah kubus yang seketika membungkus seluruh area yang ditempati oleh Dragon God Aszera.

[Anda menggunakan Chrono Dysfunction!]

Chrono Dysfunction, salah satu skill terkuat dari class tersembunyi Anryzel, yaitu Blood Ruler. Mampu menciptakan area pengekangan dalam radius yang sangat besar. Efeknya sendiri membuat aliran waktu dalam area tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga beberapa entitas lemah akan mati jika memasuki area ini. Namun untuk Dragon God Aszera, nampaknya itu hanya bisa memperlambat dan membatasi gerakan tubuhnya.

"Aku tidak membayangkan bahwa Dimension Divider hanya akan memberikan luka sebanyak itu padanya," komentar Anryzel dengan sedikit kesal.

Seperti yang dia katakan, Dimension Divider hanya mampu menguras 2% HP milik Dragon God Aszera. Hal yang lebih membuatnya kesal adalah fakta bahwa setelah semua, dia baru menguras 15% HP dari Dragon God Aszera.

Untuk itu, dengan combo Chrono Dysfunction yang merupakan skill pembatasan terkuat miliknya, dia berniat melakukan serangan habis-habisan sebisa mungkin.

"Waktunya serius."

[Anda menggunakan Endless Slashing]

Satu detik kemudian, Anryzel menghilang dari pandangan. Sebagai gantinya, kilatan cahaya muncul dalam jumlah banyak. Satu kilatan cahaya merupakan satu tebasan berkekuatan penuh yang dilancarkan pada Dragon God Aszera. Sedangkan untuk ukuran kilatan pedang itu sendiri sama dengan besarnya area Chrono Dysfunction.

Satu tebasan dari Endless Slashing memiliki kekuatan yang mampu menguras 0.5% HP Dragon God Aszera. Dan setiap tebasan menghabiskan 1% energi yang dimiliki Anryzel. Tebasan dari Endless Slashing tidak akan pernah berhenti kecuali energi yang digunakan sudah habis.

Pada tebasan ke seratus, Endless Slashing secara alami dihentikan karena energi yang dimiliki Anryzel sudah habis. Dia kembali muncul di udara kosong sambil menunjukkan ekspresi yang rumit.

"Setelah semua, aku mengira ini akan segera berakhir. Tetapi, sepertinya developer tidak berniat memberiku kemenangan yang mudah ya?"

Anryzel berhasil menguras sebanyak 65% HP Dragon God Aszera, namun demikian sesuatu tiba-tiba muncul. Sistem memberi peringatan kepada Anryzel bahwa Dragon God Aszera berhasil menghancurkan pengekangan Chrono Dysfunction dan memicu salah satu kemampuan tertinggi, Absolute Defense.

Sejauh ini, medan pertempuran sudah berubah menjadi neraka kekacauan dengan kerusakan dahsyat di mana-mana. Itu kebanyakan disebabkan oleh Endless Slashing yang tidak memandang musuh atau lingkungan, semuanya dihancurkan. Akan tetapi, sosok Dragon God Aszera masih terlihat kuat dan mendominasi. Meskipun sudah kehilangan banyak nyawa, tidak ada satupun luka yang tertinggal di tubuhnya.

Dragon God Aszera menatap tajam ke arah Anryzel. Dia terlihat mendengus lalu sekali lagi mencoba menghimpun energi di antara rahangnya. Kali ini, himpunan energi terbentuk lebih cepat sehingga tidak memberi kesempatan pada Anryzel untuk bereaksi.

Satu tembakan True Dragon Breath diluncurkan dengan kekuatan penuh. Itu menembus ruang, merobek dimensi, menggetarkan realitas dan melintas menuju kehampaan tak terbatas.

Anryzel memang tidak sempat bereaksi untuk menggagalkan True Dragon Breath ini, tetapi dirinya masih cukup beruntung untuk menghindarinya dengan jarak yang sangat tipis. Meski demikian, Absolute Damage yang disebabkan memang sangat berbahaya. Bahkan hempasan angin saja sanggup menguras 80% HP miliknya.

Anryzel dengan cepat menggunakan item yang dapat memulihkan HP dan energi. Dia tidak bisa berkata-kata karena melihat betapa menakutkannya True Dragon Breath dari Dragon God Aszera.

Sayangnya, Dragon God Aszera tampak benar-benar marah dan melancarkan True Dragon Breath sekali lagi. Anryzel menghindar dan terkena damage signifikan lalu memulihkan diri.

Namun, kejadian itu terus berulang hingga berkali-kali yang menyebabkan Anryzel tidak bisa melancarkan serangan balik. Dirinya disibukkan dengan tembakan True Dragon Breath dan fokusnya beralih ke memulihkan diri.

"Sial, efek kemarahan ini begitu mengerikan!"

[Peringatan! Limitless Realm akan hancur!]

[Segera hentikan kemarahan Dragon God Aszera!]

Masalah itu tampaknya sangat besar hingga membuat sistem itu sendiri memperingatkan agar kemarahan Dragon God Aszera segera dihentikan. Namun Anryzel tidak perlu peringatan karena dirinya sendiri sedang mencari celah untuk menghentikannya.

Didorong oleh situasi yang sangat mendesak, Anryzel menggunakan satu-satunya kartu truf-- sebuah item yang dapat menangkal segala bentuk kematian. Dia hanya memiliki satu item, dan itu merupakan hartanya yang paling berharga.

Item digunakan dan berhasil menangkis True Dragon Breath yang diluncurkan oleh Dragon God Aszera. Momentum tersebut memberikan kesempatan kepada Anryzel untuk mengerahkan seluruh sumber daya dan kekuatannya.

[Anda menggunakan Chrono Dysfunction!]

[Anda menggunakan Chrono Dysfunction!]

[Anda menggunakan Chrono Dysfunction!]

[Chrono Dysfunction digunakan sebanyak tiga kali, mengaktifkan efek spesial penguatan!]

Anryzel merasa kesal lalu berkata, "Kali ini sudah berakhir."

[Anda menggunakan "???"]

Satu tebasan vertikal dilancarkan dan seakan memotong segalanya. Tidak ada batasan perspektif terhadap tebasan ini. Tidak ada awal atau akhir, tidak ada yang bisa melihat di mana ujung tebasan ini. Satu hal yang pasti adalah, tebasan ini menulis ulang segala hal. Memutarbalikkan segalanya menjadi sesuatu yang diinginkan sang pengguna.

[Peringatan! Anda kehabisan energi dan HP!]

Sementara itu, tubuh Dragon God Aszera secara alami terbelah menjadi dua bagian yang terpisah. Seperti sebuah layar yang dipisahkan oleh garis hitam kekosongan di tengahnya.

[Peringatan! Limitless Realm hancur!]

[Mencoba mengevakuasi Player ke tempat aman!]

Karakter Anryzel pun terlihat menghilang dari pandangan. Sayup-sayup, sebuah suara menggema di seluruh Limitless Realm yang hancur. Suara itu begitu dalam dan menunjukkan ketidakpercayaan akan sesuatu.

"Ini ... sungguh melanggar hukum."

Chapter 3

Anryzel merasakan suatu stimulasi yang membangkitkan kesadarannya dari alam mimpi. Sebuah rasa sakit yang berdenyut, seakan kepalanya telah terbentur dengan sesuatu yang keras.

Ketika membuka mata, dia mendapati dirinya berada dalam kamar sederhana yang terbuat dari kayu dimana-mana. Itu mengejutkan karena sebelumnya dia berada di Limitless Realm tempat Dragon God Aszera dikalahkan.

"Dimana ... aku?" gumam Anryzel bingung.

Apakah Anryzel dipaksa log-out dari Cothenic sehingga dia kehilangan kesadaran dan merasa sakit kepala setelahnya?

Kalaupun demikian, mengapa Anryzel berada di tempat lusuh seperti ini?

Jika dia memang kehilangan kesadaran, seharusnya ada alarm pertanda bahaya yang membuat para pelayan Anryzel memeriksa dan membawanya ke rumah sakit. Tapi pada kenyataannya, dia tidak ada di rumah sakit.

Melihat ke samping kanan, ada sebuah jendela sederhana yang menampilkan pemandangan dari beberapa rumah sederhana lain. Lalu melihat ke samping kiri, Anryzel mendapati sebuah meja yang diatasnya terdapat zirah ringan dan pakaian hitam dengan beberapa corak merah.

"Ini ...?" Anryzel terkejut.

Dari penampakan pakaian itu, Anryzel dapat menduga bahwa itu adalah pakaian yang dia kenakan pada saat melawan Dragon God. Anryzel kemudian meraba-raba tubuhnya sendiri, dan dia mendapatkan kenyataan yang mengejutkan.

Gaya rambut, warna kulit, dan bentuk tubuh, semua sama dengan ciri fisik karakter Anryzel Dirvaren dalam Cothenic. Tidak ada satupun tanda-tanda bahwa tubuhnya saat ini adalah tubuhnya di dunia nyata.

"Jangan bilang ...? Tidak, aku harus memastikannya dulu."

Anryzel mencoba menggerakan sistem game dan memanggilnya beberapa kali. Tapi usaha Anryzel terbukti sia-sia dengan tidak munculnya sistem itu. Alhasil, Anryzel hanya bisa menduga untuk sementara bahwa ini adalah kasus yang tidak masuk akal.

"Dunia lain ... aku tidak percaya ini." Anryzel menggelengkan kepala.

Untuk membuktikan apakah ini adalah dunia lain, Anryzel harus memastikan dengan mata kepalanya sendiri. Dia kemudian bangkit, dan kembali mengenakan pakaian yang berada di atas meja satu per satu.

"Aku harus memastikan dulu, baru setelahnya berpikir lagi."

Setelah Anryzel mengenakan pakaiannya dengan sempurna, tiba-tiba pintu kamar sederhana itu bersuara dan terbuka.

Sosok perempuan muda berambut pirang dengan pupil mata biru yang terlihat berusia 20-an muncul dari balik pintu. Anryzel terkejut karena kedatangannya, secara refleks bergerak ke arah belakang perempuan itu dan menodongkan tangan ke arah lehernya.

"Siapa kau?" ucap Anryzel mengancam.

Perempuan itu juga sepertinya terkejut, dan tidak mampu melihat pergerakan Anryzel yang sangat cepat. Sesaat dia melamun dengan mata yang kosong, tetapi tidak butuh waktu lama dia kemudian tersenyum canggung.

"E-em ... permisi? Apa ini sikap dari seorang yang telah menerima pertolongan?" ucapnya pelan.

"Pertolongan ...?" tanya Anryzel dengan pelan.

Apakah Anryzel telah ditolong oleh perempuan ini? Tidak, terlepas dari apakah itu benar atau tidak, Anryzel seharusnya tidak bersikap seperti ini. Bagaimana jika perempuan ini benar-benar penolongnya?

Anryzel segera melepaskan perempuan itu, lalu bergerak sedikit menjauh dan menjaga jarak yang aman.

"Kau adalah penolongku?" tanya Anryzel mempertegas, namun tidak menurunkan sedikitpun kewaspadaan.

Perempuan itu menghela napas panjang, kemudian bergerak dan duduk di atas kasur dimana Anryzel sebelumnya terbaring.

"Iya ... mari bicarakan ini dengan seksama. Kau pasti kebingungan bukan?"

Sikapnya tenang dan perkataannya lembut, membuat Anryzel menduga bahwa sosok perempuan ini bukanlah perempuan biasa. Namun apa yang dikatakannya memang sangat masuk akal, Anryzel sedang kebingungan saat ini.

Anryzel ikut menghela napas. "Kau benar, maafkan sikapku yang kasar."

"Tidak apa-apa, wajar saja kau bersikap seperti itu. Ngomong-ngomong, siapa namamu?"

"Aku? Aku ..." Anryzel terdiam sesaat.

Dia bertanya-tanya, apakah tidak masalah untuk mengatakan semuanya dengan jujur?

"Kenapa ...?" tanya perempuan itu bingung.

Anryzel akhirnya menarik kesimpulan untuk sedikit memanipulasi cerita. Di samping mencegah hal-hal buruk untuk terjadi, itu juga dilakukan agar dia bisa menelaah sikap perempuan itu.

"Tidak, hanya saja ... ingatanku masih terasa samar dan tidak jelas."

Perempuan itu memiringkan kepala, menampilkan kecemasan dan berkata dengan perasaan iba, "Apa kau hilang ingatan?"

"Mungkin? Ingatanku terasa acak dan samar, bahkan aku tidak mengingat darimana aku berasal. Ah, hanya ada potongan ingatan tentang seorang wanita yang memanggilku dengan nama 'Anryzel Dirvaren'."

"Hanya itu?" tanya perempuan itu kembali.

"Ya, aku tidak mengingat yang lain. Kepalaku terasa sakit ketika mencoba mengingatnya." Anryzel memegang kepala untuk berpura-pura.

"Ahh--" Perempuan itu menghela napas kembali.

Melihat tingkah lakunya, Anryzel sedikit merasa bimbang, apakah kebohongannya telah diketahui?

"--pasti sulit bagimu," sambung perempuan itu.

"Sulit?" Anryzel kehabisan kata-kata.

Dia benar-benar tidak menduga perempuan itu akan berkata 'sulit' dengan berbagai macam alasan.

"Ya ... pasti sulit untuk melupakan ingatan yang telah kita bangun selama hidup. Walaupun, aku tidak tahu apakah ingatanmu itu berisi hal-hal indah atau hal-hal buruk, tapi terlepas dari semuanya, ingatan adalah hal yang berharga."

Perempuan itu menatap keluar jendela. Tatapannya terasa begitu tenang, seolah dia merasakan kesedihan yang amat mendalam. Tapi tak lama, dia berbalik kembali pada Anryzel dengan wajah yang tersenyum ceria.

"Hehehe, lupakan perkataanku yang tidak jelas barusan. Bagaimana aku harus memanggilmu?"

"Mungkin ... kau bisa memanggilku Anryzel. Itu terasa cukup baik di dengar."

"Baiklah, Anryzel. Namaku adalah Nivania, Nivania Zournac. Aku seorang dokter desa yang kebetulan menemukanmu di hutan sebelah timur dalam kondisi tak sadarkan diri."

Percakapan itu terus berlanjut dengan Nivania yang menjelaskan bahwa dia menemukan Anryzel dalam keadaan tak sadarkan diri ketika mencari tanaman herbal di hutan sebelah timur bersama dengan beberapa penduduk desa.

Pada saat itu, Nivania bersama dengan penduduk desa berpikir bahwa Anryzel adalah penjahat yang berpura-pura tak sadarkan diri. Namun ketika melihat pakaian, dan kondisi Anryzel yang sebenarnya, mereka mulai berubah pikiran.

Anryzel terlihat seperti seorang ksatria ketika dilihat dari pakaian. Dia juga tidak terlihat seperti sedang berpura-pura tak sadarkan diri. Maka dari itu, Nivania secara berhati-hati mendekati, dan memeriksanya sebelum akhirnya membawanya ke desa.

Tempat dimana Anryzel berada saat ini bernama desa Giru dan berada di Kerajaan Aulzania. Tepatnya Kerajaan Aulzania itu ada di benua Zachen, satu dari sembilan benua yang ada di dunia.

Ketika mendengar nama "Zachen" Anryzel teringat pada nama benua manusia dalam Cothenic yang terdengar persis. Membuat dia berpikir apakah ini adalah dunia Cothenic tapi dalam versi yang nyata?

"Kau yakin benua ini bernama Zachen?"

"Eh, dari sekian banyak hal, ini yang kau ragukan?" tatap Nivania dengan mata heran.

"Ya, aku merasa nama ini sudah tidak asing lagi," balas Anryzel mantap.

"Um, aku tidak mengerti denganmu. Benua ini memang memiliki nama Zachen. Lagipula, jika kau berasal dari benua ini maka wajar jika nama ini sudah kau kenal bukan?"

"Begitu ... memang masuk akal." Anryzel mengangguk penuh keseriusan.

Namun ada satu hal yang tidak diketahui Nivania, bahwa sesungguhnya Anryzel bukanlah dari benua Zachen ini. Dia adalah manusia yang berasal dari dunia lain, Bumi!

"Oh! Aku hampir lupa." Nivania bangkit seakan teringat sesuatu. "Maaf ya, tapi hari sudah mulai gelap dan aku harus menyiapkan makan malam."

Nivania tersenyum sesaat, lantas bergerak mendekati pintu untuk keluar. Anryzel yang masih merasa sedikit penasaran akan satu hal segera memanggil Nivania dan menghentikannya.

"Tunggu, ada satu hal yang ingin kutanyakan."

Nivania memutar kepalanya perlahan. "Um, apa yang ingin kau tanyakan?"

Anryzel berpikir untuk memilih kata yang tepat. "Mengapa kau memilih untuk menyelamatkanku? Alasanmu sebelumnya, sama sekali tidak menjamin kalau aku bukan orang yang jahat."

Nivania terdiam, menatap pada Anryzel sambil memikirkan sebuah jawaban. Dia kemudian tertawa kecil, dan berkata seolah dirinya pun bertanya-tanya.

"Um ... entahlah, sepertinya instingku mengatakan kau adalah orang yang baik?"

Nivania tersenyum, sebelum akhirnya keluar dari kamar dan menutup pintu. Meninggalkan Anryzel yang masih dalam keadaan bingung.

....

Catatan Author:

Chapter Ini Hasil Revisi. Dari chapter 10 - seterusnya belum direvisi, jadi pasti berbeda. Mulailah dari Chapter 10 agar tidak terlalu bingung.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!