NovelToon NovelToon

Tolong Kami

Bab 1 - Prolog

Terlihat rumah itu tidak terlalu besar , kami bisa melihat cahaya lampu di dalamnya  , yang terlihat keluar melalui selah-selah dinding rumah yang terbuat dari anyaman bambu.

Tok... Tok... Tok...

Dodi mengetuk pintu kayu rumah tersebut, yang terlihat lapuk tua di makan usia, Fira dan Asma yang saling berpegangan, berharap cemas menunggu di belakang Dodi yang sedang mengetuk-ngetuk pintu .

"Assalamualaikum , permisi....." Dodi mengetuk-ngetuk , sembari mengintip dari celah sambungan pintu yang sedikit meregang.

"Assalamualaikum Buk , Pak  ... Permisi...." Semakin kuat Dodi mengetuk pintu 

Krekkkk ... kreeekkkk .... Kreeekkk....

terdengar suara decitan dari dalam kamar rumah tersebut  , seperti suara gerakan seseorang yang sedang turun dari ranjang tua nya.

Kami mendengar langkah kaki yang semakin terdengar mendekat , suara langkah itu berat terseret-seret .

SREKKKK.....SREKKKK.....

Grekkk ...(suara pengganjal pintu yang terbuat dari kayu terdengar sedang di turunkan )

Pintu yang ada di hadapan kami terlihat mulai bergerak-gerak , sepertinya akan segera di buka oleh si tuan rumah.

Kreeekkk ...... 

Pintu pun terbuka .

Terlihat seraut wajah yang sangat tua di penuhi oleh keriput , jalannya membungkuk dengan kayu kopi penyanggah pegangannya .

Rambutnya putih di sanggul denga sedikit tergerai berantakan di sisi kanan kirinya  , kantung matanya terlihat kendur dengan tatapan mata yang sudah layu .

Apakah Dodi Fira dan Asma akan baik-baik saja ??

Ataukah sebaliknya ??

Bab 2 - 12 Juni 1999

Hari itu,

Senin, 07 Juni 1999 pukul 21:00 WIB

Kringgggg.... Kringgg......

Suara telpon rumah berbunyi nyaring. Tak lama kemudian, terdengar langkah kaki berjalan mendekat ke arah telpon rumah yang sedang berdering.

" Halo selamat malam " ibu menjawab panggilan telpon.

"Oh ada .. ibu panggilkan dulu ya"

" Dodi, Dodi ini teman kamu nelpon " teriak ibu dari lantai bawah.

" Iya Bu " sahut Dodi yang mendengar panggilan dari sang ibu dengan sedikit berlari menuruni tangga lantai dua rumahnya.

Ibu menaruh gagang telpon di samping vas bunga yang ada di atas meja.

" Halo, maaf siapa ni? " Dodi bertanya dalam telpon

" Apa kabar Broooo, ini gua Juni kawan sekolah lu " jawab seseorang di dalam telpon.

" Juni anak IPS lll ? Hahaha tumben banget Jun nelpon setelah dua tahun kita gak saling berkabar " tanya Dodi merasa senang mendengar kembali suara teman lamanya.

" Baik bro kabar gua, oh iya Dod kawan-kawan geng sekelas kita ngajakin reunian nih, sekalian kita kumpul-kumpul, udah lama juga kan kita gak ketemu teman-teman lainnya?? " ujar Juni meyakinkan.

" Emm apaan nih kumpul-kumpul doang ?? " tanya Dodi penasaran.

" Gak kumpul doang, lo masih ada peralatan untuk ngecampkan?, kita ada rencana ngecamp 2 hari, dan kita semua gak mau tau lo harus ikut " ucap Juni memaksa.

" Haha iya gua usahain dateng , kapan rencana kumpul dan di mana titik kumpulnya?" tanya Dodi makin ingin tahu.

"12 Juni hari Sabtu jam 13:00, di depan pintu masuk gunung Sukma Hilang " jawab juni.

" Oh ia cinta lama lu juga ikut, pokoknya lu udah gua bilang hadir ke teman-teman lainnya, mereka semua udah gak sabar untuk kumpul lagi, dan gak ada alesan ya !! Sabtu jam 13:00 kita udah kumpul " ucap juni menambahkan.

Tuuuuuutttttt ...... Telpon pun terputus ....

Dodi pun menutup telpon dan mulai menaiki tangga menuju kamarnya. Belum sampai Dodi di dalam kamar, tiba tiba telpon berdering lagi.

Kringggg .... Kringggg ....

Suara telpon kembali berbunyi .

(Ngerjain banget sih lu jun) gumam Dodi dalam hati .

" Halo " Dodi mengangkat telpon.

" Jangan cah bagus jangan " terdengar suara berat wanita tua dari dalam saluran telpon.

" Maaf halo ini siapa ?? " Dodi penasaran.

Tuttttttttttttt....

Telpon kembali terputus. Tanpa curiga dan berpikir sedang dikerjai oleh seseorang, Dodi kemudian menutup telpon dan segera menuju kamarnya.

****

12 Juni 1999 pukul 10:00 WIB

Dodi mempersiapkan kepergiannya menuju lokasi yang sudah dijanjikan oleh teman-teman nya .

"Do kamu mau naik gunung lagi? " tanya ibu sambil mencuci piring di wastafel dapur yang dekat dengan meja makan.

"Enggak Bu, hanya jelajah alam saja kok, ada apa Bu ??" Dodi kembali bertanya sambil mengikat tali sepatunya .

"Tidak apa-apa , ibu cuman pesan ke kamu , jaga diri jangan berbuat yang aneh-aneh saat di alam bebas, ingat saling menghargai satu sama lain " pesan ibu kepada Dodi dengan suara-suara piring yang sedang dicuci.

Tas carrier pun sudah di punggung. Sambil mencium tangan ibunya, Dodi berpamitan.

"Bu aku pamit ya, doain aja tidak terjadi apa-apa " ucap Dodi sambil melangkah keluar pintu rumahnya .

...****...

Sesampainya di terminal Krui Lampung barat.

Dodi menunggu bus untuk keberangkatannya menuju desa Sumber Agung.

Desa pertama yang mengantarnya untuk transit menuju gunung Sukma Hilang.

Sembari menunggu bus yang akan di naikinya berangkat, Dodi pergi menuju warung di pinggir terminal untuk memesan segelas kopi panas, peneman sebatang rokok yang ia nikmati sebelum memulai perjalanan.

Terlihat wanita tua memakai baju kembang-kembang panjang berwarna ungu terong menghampiri.

Dengan jalan yang tergopoh-gopoh ia menghampiri Dodi yang tak sabar untuk memesan segelas kopi.

"Mau beli apa cah Bagussss " suara nya lirih sembari memainkan jari-jemarinya.

"Kopi Mbah , jangan terlalu manis ya " jawab Dodi tersenyum ramah.

Wanita tua itu lalu dengan perlahan menuju perapian, dan segera memasak air rebusan di panci yang terlihat sangat begitu hitam , seakan tidak pernah di cuci dalam waktu yang begitu lama.

....

Sudah habis rokok berbatang-batang, namun kopi pesanannya belum juga datang. Sesekali Dodi memainkan jari - jarinya di meja, seolah-olah sudah mulai bosan menunggu kopi pesanannya.

Dengan sedikit menoleh-noleh ke arah perapian, Dodi melihat-lihat apakah kopi pesananya sudah selesai dibuatkan.

Namun tidak terlihat adanya secangkir kopi panas mau pun keberadaan wanita tua tersebut.

Yang ada hanya air yang mendidih dan api yang menggeliat menjilat-jilat pantat panci yang menghitam.

Dengan penasaran Dodi bertanya-tanya

"Kemana wanita tua itu ?? Apakah dia lupa dengan kopi pesananku"

Sesekali Dodi menoleh ke arah belakang, untuk memastikan mobil bus yang akan ia naiki masih menunggu penumpang lainnya.

Dan tak di sangka-sangka wanita tua tersebut sudah berdiri tepat di samping perapian. Sambil memanggil - manggil, seolah ada yang ingin segera di sampaikan olehnya.

"Nak, nak sini ..." Panggil wanita tua tersebut dengan suara berbisik sambil melihat sekitaran warungnya.

Dodi yang merasa bingung dengan tingkah aneh wanita tua tersebut lantas merasa begitu kikuk, bertanya-tanya dalam hati "apa yang diinginkan wanita tua itu" gumam Dodi dalam hati.

Dodi yang merasa penasaran mulai melangkah mendekati. Wanita tua itu hanya berdiri diam mematung menunggu di samping perapian.

Dari wajah nya yang terlihat begitu resah, seakan ada sesuatu yang ingin segera ia sampaikan. Matanya berputar melirik memperhatikan keadaan sekitar, memastikan tidak ada orang lain yang berada di sana kecuali mereka berdua.

Tangan kanannya segera ditempelkan di samping pipinya, dengan perlahan mendekatkan bibirnya pada telinga Dodi dan membisikkan kata.

" JANGAN MASUK KABUT " ucap wanita tua itu dengan nada pelan dan lirih hampir tak terdengar.

Dodi saat itu merasa begitu kebingungan , apa yang dimaksudkan oleh wanita tua tersebut ??.

Seolah tidak terjadi apa-apa, wanita tua itu dengan santainya mengambil sapu lidi yang ada di dekatnya, sambil melantunkan tembang-tembang Jawa kuno yang terasa asing di telinga Dodi.

Ana kidung rumekso ing wengie

Teguh hayu luputa ing lara

Luputa bilahi kabeh

Jim setan datan purun

paneluhan tan ana wani

Niwah panggawe ala

Gunaning wong luput

Geni atemahan tirta

Maling adoh tan ana ngarah ing mami

Guna duduk pan sirno

Bab 3 - Awal kengerian itu di mulai

Tiba-tiba wanita tua itu menjerit-jerit dengan tingkah yang aneh .

"MATI!!!!!!!!!!!!! KALO KOE ORAK NGEH , MATI !!!!!" ( MATI !!!!! KALO KAMU TIDAK MENGERTI , MATI !!!!!! )

Dodi terkejut sejadi-jadinya, ia melangkah mundur sambil memperhatikan tingkah aneh wanita tua tersebut, di tariknya tas Carrier yang di taruh di samping meja tempat yang ia duduki sebelumnya.

Dodi berlari meninggalkan warung kopi itu, menuju bus dan segera meduduki kursi penumpang yang sudah ia pesan sebelumnya.

Dengan sedikit rasa kaget akan kejadian yang baru ia alami, Dodi mencoba menenangkan dirinya dengan menarik nafas yang dalam .

Heemmmmmhuuuhh... ( Bunyi nafas ) 

Klakson mobil bus berbunyi.

Tooonnnnn... Tooonnnnn ....

Pertanda bus akan segera menggerakan roda-rodanya untuk segera berjalan meninggalkan terminal menuju perhentian berikutnya.

Kacang kacang minumnya pak minumnya ,

Suara pedagang gaduh di dalam mobil bus yang aku tumpangi, sambil menyenderkan kepalanya di jendela kaca mobil bus, Dodi masih merasa bingung dan menerka-nerka tentang kejadian apa yang baru ia alami.

Sementara itu di bibir pintu masuk gunung Sukma hilang.

Sudah berkumpul Boy, Juni, Wawan, Fira dan Asma.

''Mana ini Dewo dan Dodi" sambil melihat jam tangan Juni berharap - harap cemas.

Jam menunjukan 13:30 siang.

"Udah tunggu aja, kan sudah janji mereka pasti datang " ucap Boy.

Terlihat Wawan yang sedang asik menggoda para wanita.

"Gila Lo semua pada tambah cantik sekarang" Wawan mencoba menggoda Fira dan Asma.

"Apa si lo wan, gk berubah lo ya masih aja gatel " jawab Fira dengan ketus.

"Tapi lo suka kan ?" jawab Wawan kembali dengan memainkan alis matanya.

" ih noh sana sama monyet di hutan" celetuk asma.

"Monyet mah sama Boy aja " jawab Wawan yang tidak mau di jodohkan dengan seekor monyet.

Saat sedang saling bercanda satu dan lainnya, terlihat Dewo dari kejauhan dengan santainya menghampiri.

"Halo my friend, lama tidak berjumpa " dari kejauhan Dewo melambaikan tangannya sambil berteriak.

Juni, Boy dan Wawan pun membalas lambaian tangan dari Dewo sambil tertawa senang.

"Bawa mie rebus gk ?? " Tanya Juni.

" Bawa dong " jawab Dewo.

"Kalo rokok bawa jugakan ?? ""Boy memotong pembicaraan .

"Aman" Dewo kembali menjawab.

Mereka pun duduk di gubuk kecil pos pertama, sembari bercengkrama bercerita kembali akan masa-masa sekolah dulu, sekaligus menunggu kedatangan Dodi yang belum kunjung terlihat batang hidungnya.

(Di sisi lain )

Di perjalanan Dodi yang tertidur, di bangunkan kernet bus yang menagih ongkos perjalanan,

dengan mata yang masih lengket Dodi merogoh kantung celananya.

Dodi mengeluarkan secarik uang membayar ongkos perjalanan pada kernet bus tersebut lalu bertanya.

"Udah sampe mana ya mas?? " tanya Dodi pada kernet bus.

"Pringsewu mas" jawab kernet bus tersebut sambil melangkah menarik ongkos penumpang lainnya.

Dodi lantas melihat ke arah jendela kaca bus.

Betapa kaget nya Dodi setengah sadar, melihat wanita tua yang berbaju panjang bercorak kemabang-kembang itu berdiri di pinggir jalan sambil melambaikan tangannya.

(Gila kok nenek itu bisa di sana ) Dodi bertanya tanya . "Bagai mana bisa seorang wanita yang sudah tua bisa berada di sana dengan cepat, ataukah hanya mirip perawakannya saja ?" Dodi memperhatikan dengan seksama dari jendela hingga ujung bus dan tak terlihat.

Pungkas cerita ...

Dodi datang dengan menaiki motor tua, ojek dari warga sekitar .

Mereka pun serempak berdiri dan melambaikan tangan.

"Oi Dod " teriak mereka sambil melambai-lambaikan tangan.

Terlihat Dodi turun dengan membayar jasa ongkos ojek perjalan yang mengantarnya sampai lokasi di mana tempat teman-temannya yang sudah berkumpul.

Tak sabar Dodi segera bergegas menyambangi teman-temannya.

"Gila banyak berubah nya lo, lama gk keliatan"

Ucap Dewo sambil memukul-mukul lengan tangan Dodi.

"Lo juga Wo tambah gemuk aja sekarang "" balas Dodi seolah tidak ingin kalah memuji.

Terlihat asma curi - curi pandang kepada dodi dengan senyum-senyum kecil.

"Ya sudah, semua sudah berkumpul ayok kita berdoa dan masuk ke dalam" ujar Juni mewakili semua agar segera bersiap .

Mereka pun mempersiapkan diri dengan melakukan ritual berdoa bersama, dan mulai berjalan memasuki pintu masuk yang terbuat dari tumpukan batu menyerupai candi pada jaman kerajaan. Terlihat di bawah pintu masuk susunan-susunan kembang yang tersusun rapih di atas piring tanah liat, yang di hiasi kendi dan dua gelas kopi hitam, terdapat juga dupa yang masih terbakar mengeluarkan asap seperti baru saja ada yang menaruh sesajen di pintu masuk tersebut .

Ini awal mula dari kengerian itu di mulai .....

 

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!