Kring…kring…jam beker berbunyi nyaring. Elsa membuka matanya dengan malas. Huh hari senin yang tidak bersemangat. Udara masih terasa dingin, membuat Elsa kembali menarik selimutnya. Suara beker kembali berbunyi tambah keras membuat sakit telinga. Terpaksa Elsa bangun, tangannya langsung mematikan
jam bekernya.
Dengan berat membuka matanya dan matanya terbelalak kaget begitu melihat angka di jam bekernya sudah jam 7.
“ Hah jam 7 ! astaga…aku kesiangan…!” serunya setengah berteriak lari menuju kamar mandi.
Elsa cepat cepat memakai baju kerjanya sambil bersungut sungut. Gimana bisa j am beker itu berbunyi
jam 7 pas jam masuk kerjanya. Pas hari senin lagi, jadwal apel pagi buat semua
karyawan , aktifitas sebelum bekerja.
Bosnya yang killer pasti sudah bertolak pinggang di dekat meja sekretarisnya yang kosong. Iya bosnya yg berkepala plontos , usia mendekati pensiun, seorang yg pemarah, sukanya nyuruh nyuruh, bossy banget,
sukanya berteriak teriak memanggil namanya. Elsa sampe pernah mengajukan mutasi ke bagian personalia karena tidak kuat dengan sikap moody nya. Tapi bosnya itu yang kepala bagian d bag pemasaran mempertahankannya, dengan alasan dia tidak cantik untuk ukuran seorang sekretaris perusahaan besar, dan itu menguntungkannya karena istrinya tidak pernah cemburu lagi, tidak takut tergoda oleh Elsa. Benar benar alas an yang membuat Elsa jengkel. Akhirnya dia bekerja sebagai sekretarisnya bertahun tahun.
Karena memikirkan bosnya yg pasti sudah ngomel ngomel karena belum melihat sekretarisnya datang, Elsa baru tersadar kalo bis yang ditumpanginya sudah melewati gedung tempatnya bekerja.
“ Hai kiri kiri kiri “ teriaknya mengagetkan sang supir bis sampai mengerem bisnya mendadak. Ciiit…..semua penumpang kaget dan menggerutu kesal.
“ Maaf..maaf maaf…” seru Elsa bergegas turun. Tidak menghiraukan gerutuan orang orang di dalam bis.
Elsa bergegas berlari menuju gedung tempatnya bekerja, bersamaan dengan suara keributan, sesorang berlari menabraknya.
“Copet copet copet….” Seru beberapa org yg yg berlari mengejar orang itu.
Elsa dengan naluri super heronya, langsung memukulkan tasnya pada orang yg menabraknya.
“ Hei copet brengsek ! Rasakan ini !!!” Serunya. Buuk...Buuk…!!!! Elsa memukuli org itu, diikuti dengan datanganya geromboolan orang yang mengejar copet, yang langsung menghakiminya .
“ Hei hei aku bukan copet ! Awas kalian ya ! Apa aku keliatan seorang copet ! “ serunya lagi.
“ Mana ada maling ngaku. Ayo tangkap copet itu bawa ke kantor polisi !!!” seru orang orang. Dan entah apalagi yg mereka teriakan. Elsa buru buru meninggalkan tempat itu begitu teringat dirinya sangat sangat terlambat.
Di kantor polisi
“ Pak polisi kami menangkap seorang pencopet ! “ Seru orang
orang. Sambil mendorong orang yg di sebut pencopet itu d hadapan polisi yang
bertugas.
“ Saya bukan pencopet ! “ Kata orang itu yang sudah babak belur
“ Awas ya kalian tidak tau siapa saya. Saya akan menuntut kalian semua ! “ Betaknya sambil mengusap pelipisnya yang berdarah.
“ Huh pencopet ya pencopet aja ! tidak usah berkelit “
“ Emangnya saya keliatan pencopet apa ? Lihat jasku saja ini harganya mahal !! “ Gerutunya
“ Sudah sudah ! Coba ceritakan bagaimana kejadiannya ! “ kata pak polisi melerai
“ Saya waktu itu menuju kantorku terburu buru, tiba tiba saya manabrak seorang wanita dan…hei dasar wanita itu awas ya… dia memukuli saya diikuti org org mengatakan pencopet “ cerita org yang babak belur itu. Wajahnya
sudah mulai membengkak bekas pukulan orang orang.
Tiba tiba seorang ibu ibu datang. Dan mengatakan hal yang mengejutkan.
“ Bukan dia pencopetnya ! “ serunya
“ Pencopetnya pakai kaos biru ! Sedangkan dia kan berjas.
Pecopetnya masih muda abg ! “ Serunya lagi
Orang yg babak belur itu langsung bermuka masam memasang wajah marahnya.
“ Ibu ! coba liat apa yang ibu lakukan ! Saya babak belur begini ! “serunya jengkel
“ Maaf mas, saya jg tidak tau siapa yg ngira mas copet, maaf ya mas “ ibu itu tampak merasa bersalah, diikuti kata kata lirih dari beberapa orang yang membawa orang itu ke
kantor polisi.
“ Brengsek ! Akan kutuntut kalian semua ! Kalian tidak tau siapa saya ? “ Maki org itu meskipun org org sudah meminta maaf atas kesalah fahaman ini.
Orang itu segera mengeluarkan hp disakunya, saat terdengar bunyi dering hp.
“ Ya ayah….aku di kantor polisi…ya ayah…ada sedikit kesalahfahaman “ katanya masih dengan ketus menahan amarahnya dan rasa nyut nyut diseluruh tubuhnya yang semakin terasa.
Selang beberapa waktu…datang seorang laki laki sekitar 30 tahunan…berwajah tampan berkulit putih..berpakaian rapih, keluar ari sebuah mobil mewah.
Orang orang yang masih berkumpul tampak berdecak kagum melihat kedatangan mobil itu. Hati mereka menciut, begitu mendengar kata kata dari orang yang baru saja turun dari mobil itu.
“ Tuan muda ! “ panggilnya sambil membungkuk member hormat.
“ Kenapa kau begitu lama ? Aku ingin menuntut mereka semua yang memukuliku ! “ Seru org yang dipanggil tuan muda.
Pria tampan itu tersenyum lembut. “ Baik tuan muda, saya akan berbicara dengan pak polisi “
Entah apa yang pria itu bicarakan dengan petugas dan beberapa perwakilan orang orang yang berkerumun.
Setelah dengan perdebatan yang a lot akhirnya masalah selesei dengan damai. Pria itu tidak menuntut perlakuan mereka pada tuan mudanya.
Di dalam mobil, Orang yang dipanggil tuan muda itu masih marah marah, memarahi asistennya.
“ Steve, kamu itu keterlaluan, kenapa kamu membebaskan orang orang yang telah memukuliku ? “ teriaknya pada steve yang fokur menjalankan mobilnya.
“ Tuan, ini perintah dari ayah tuan,Mr Smith, Beliau ingin segera bertemu dengan tuan, ini kan hari pertama tuan muda datang dari luar negeri, Beliau tidak ingin banyak masalah “ jawab steve
“ Sekarang dimana ayahku ? “
“ Di rumah tuan ! “
“Ya udah kita ke rumah. Tadinya aku mau ke kantor dulu melihat lihat tempat yang akan aku tempati bekerja. Malah apes gini !! “ gerutunya.
*******
Pria paruh baya itu tersenyum terkekeh kekeh melihat keadaan putranya yang babak belur.
“ Apa yang ayah tertawakan ? “ gerutunya sambil meringis saat pelayannya membersihkan luka di wajahnya.
“ Aw !!! pelan pelan dong ! “ bentaknya pada pelayan yang cukup berumur itu sampe terkaget kaget dan ketakutan dibentak tuannya.
“ Tidak perlu kasar begitu pada mbok inah, Kamu laki laki nak, masa luka segitu udah nyerah …” Ayahnya Cuma geleng geleng kepala sambil menatap putranya, tidak ada rasa khawatir sedikitpun melihat kondisi anaknya,
Putra satu satunya yang manja dan susah di atur.
“ Bagaimana aku tidak kesal, hari pertamaku kesini malah dipukulin orang. “
“ Edward, bagaimana bisa kamu disangka pencopet ? “ Tanya Mr Smith, sambil duduk bersandar dengan santai. Tatapan matanya tajam, meskipun sudah mulai menua tp masih terlihat garis garis ketampanannya semasa muda, yang kini menurun pada putranya yang berbaring di sofa dihadapannya.
“ Aku juga tidak tau yah. Tadi tiba tiba mobil mogok, jadi aku harus berjalan kaki ke kantor,benar benar payah. Apa tidak ada mobil lain yang jake bawa buat menjemputku di bandara ? “ Jawab Edward setengah menggerutu menyalahkan supirnya.
Mr smith mendengarkan perkataan putranya sambil manggut manggut. Tiba tiba ekspresinya berubah saat Edward tiba tiba berseru dan duduk dari tidurnya.
“ Oh aku tau. Itu gara gara wanita sialan itu yang tiba tiba memukulku dengan tasnya saat aku tidak sengaja menabraknya! “ seru Edward berapi api.
“ Wanita ? Wanita siapa ? “ Mr smith menyipitkan matanya.
“ Wanita itu !!! Yang aku juga tidak tau ! Pendek, tidak cantik, mm biasa saja. Awas kalo bertemu dia lagi, rasakan pembalasanku ! “geramnya.
Mr. Smith geleng geleng kepala melihat sikap anaknya yang masih tidak berubah suka bersikap kasar.
“ Mungkin wanita itu tidak sengaja”
“ Pokonya aku tidak terima yah. Aku akan mencari dia sampai ketemu ! “ ujar Edward lagi, sambil mengingat ingat wajah wanita yg memukulinya
itu.
“ Jadi kau siap berkerja menggantikan ayahmu ini ? “ Tanya mr smith
“ Ya bagaimana lagi ? Sebenernya aku betah d London yah, karena ayah memaksa, ya sudah aku kesini,
mau liat perusahaan yang akan ayah warisakan padaku “ Edward menghela nafasnya dengan berat.
Mr smith tersenyum lembut, menatap Edward dengan tatapan sedih. Ya Edward tumbuh tanpa kehadiran ibu kandungnya, saat usia 8 Tahun ibunya meninggal karena sakit yang parah. Sedangkan dia begitu sibuk bekerja jadi
jarang waktu bersama Edward sehingga anaknya tumbuh jadi pria yang kasar dan kurang kasih sayang.
************
Elsa menunduk lesu saat bosnya mengomelinya bla…bla..bla…tidak mau menerima alasan apapun dari Elsa.
“ Ya saya minta maaf pak, saya janji tidak akan terlambat lagi “ ucap Elsa hampir tidak terdengar.
“ Kalo bukan karena permintaan istriku, kamu sudah saya ganti dengan sekretaris yang cantik…” gerutunya sambil pergi meninggalkan elsa yang cemberut mendengarnya.
Apa sejelek itukah dia ?? Sekretaris paling jelek di perusahaan ini yang memiliki beberapa kepala bagian dengan sekretaris sekretarisnya yang cantik cantik.
Ada wulan, cristy, Devy, Levy,Sarah, dan beberapa sekretaris di lantai atas. Ya sekretaris sekretaris di departemen utama tempat CEO berada.
Mereka semua cantik cantik, bening bening, sampai sekilas kalo mereka berdiri berjejer seperti model model akan fashion show.
“ Hei, kenapa melamun ? “ Sarah menepuk bahu Elsa yang masih mematung dekat mejanya, sambil meletakan beberapa berkas di meja Elsa.
“ Ini berkas berkas yang harus ditandatangani bos mu “ lanjut Sarah
“ Oh iya, nanti aku periksa “ jawab Elsa sambil duduk di kursinya
“ Kau terlambat lagi hari ini. Jadi tidak ikut apel pagi, jadi kau tidak tau ada kabar apa “ ujar sarah lagi
“ Emang ada kabar apa ? “
“ Dirut sudah menunjuk CEO baru ! “ jawan Sarah
“ Terus apa anehnya ? Biasa saja ! “ Timpal Elsa malas. Dia
paling tidak suka diajak bergosip.
“ Tentu saja tidak biasa. CEO itu anak tunggalnya dirut yang tinggal di London. Dia sangat tampan…. “ Seru sarah sambil menenekan kata tampan, mencondongkan mukanya ke wajah Elsa.
“ Terus ? Kenapa kalo dia tampan ? “ Tanya Elsa cuek.
“ Ada berita lainnya …” Seru sarah
“ Berita apa lagi ? “
“ Bu Mega pensiun. So…jadi posisi sekretaris utama kosong, dan ku dengar, bagian personalia sedang menyeleksi kita sekretaris sekretaris untuk mengisi posisi disana. Daaaan…” Sarah tidak melanjutkan ucapannya.
“ Apa ? “ Elsa menatap sarah jadi penasaran.
“ Tentunya kau takan terpilih, bahkan masuk kriteria juga tidak, secara…kau sekretaris paling tidak cantik diperusahaan ini. “ Jawab Sarah menjengkelkan.
“ Sorry ya…tapi emang begitu kenyataannya. Kalo bukan karena istri pak boby yang mempertahankanmu, kamu pasti sudah diberhentikan. Pak Boby itu kan mata keranjang, aku aja ogah jadi sekretarisnya. “ Ujar Sarah lagi…sambil beranjak, meninggalkan suara tak tok tak tok d sepatu yang dipakainya.
Elsa menghela napas panjang…lagi lagi…dia diremehkan karena penampilannya yang tidak sexy. Lihat aja Sarah yang sekretaris bagian keuangan, memiliki body yang aduhai, tiap hari meggunakan baju ketat dan rok mini tambah
menunjukan kecantikannya.
Penampilan Elsa memang tidak seperti sekretaris yang lain, Entah berapa banyak biaya perawatan yang mereka pakai, tidak dengan Elsa, dia lebih suka uangnya untuk menabung, dan mengirim sebagian untuk ibunya di
kampung dan 2 adiknya yang masih sekolah.
Prinsip Elsa yang penting Smart…hidup Smart…
*********
Jam menunjukan pukul 12 siang, Elsa ke kantin bersama dua temannya dibagian pemasaran yang sama dengannya, Dinda dan Kiki, mereka bekerja sebagai spg, dan tentu saja mereka juga sangat cantik cantik.
Lagi lagi mereka heboh membicarakan berita apel tadi pagi, akan kedatangan CEO tampan.
“ Elsa, apa kau juga masuk seleksi sekretaris baru buat CEO baru ? “ Tanya Kiki, sambil menyantap makan siangnya.
Elsa menggeleng lesu.
“ Aku tidak mau berkompetisi menjadi sekretaris CEO “ akhirnya Elsa menjawab.
“ Kenapa tidak ? jadi sekretaris utama gajinya gede lho. Berarti kau naik pangkat, belum kau akan selalu berdekatan dengan CEO taman
itu…” seru Dinda
“ Memangnya kalian sudah pernah bertemu CEO itu ? “ Tanya Elsa.
“ Belum “ Jawan Kiki dan Dinda bersamaan sambil menggelengkan kepala.
“ Terus kenapa harus ribut ? Bagaimana kalo sebaliknya ? Ya mungkin bisa aja dia tampan, tapi menyebalkan, kasar, otoriter, ahahah makan ati punya bos kaya gitu “ Ujar Elsa. Tiba tiba saja dia ingat pencopet itu. Ya
Elsa sempat melihat wajahnya saat menghalangi pukulan tasnya, wajahnya lumayan tampan…tp sayang pencopet, sampe sampe bergaya orang kaya lagi, memakai jas bagus. Dasar pencopet sekarang banyak akalnya.
“ Elsa, apa kau tidak mau jadi sekretaris CEO itu ? “ Tanya Dinda
Elsa menggeleng pasti, “ tidak. Sekarang saja jadi sekretaris Pak Bobi bikin stress. Tiap hari marah marah melulu….Sumpek katanya, datang ke kantor tidak melihat sekretaris yang cantik “
“ Ah pak Boby di dengerin, emang begitu orangnya, mata keranjang “ kata Dinda
“ Emangnya aku bener bener tidak cantik ya ? “ Tanya Elsa dengan polosnya pada kedua rekannya.
Dinda dan kiki melihat dari atas ke bawah, menilai penampilan Elsa.
“ Sebenernya kamu cantik tapi tidak mau berdandan dan tidak perawatan “ ujar Dinda.
“ Itu sama aja dengan jelek Din, ga usah basa basi “ sungut Elsa
Dinda garuk garuk kepalanya yang gak gatal.
“ Eh tapi emang loh, kamu tidak seperti sekretaris yang lain penampilannya. Bagaimana kalo kamu kita make over ? “ Seru Kiki dengan bersemangat.
Dinda menagngguk setuju. Tapi Elsa menggeleng.
“ Aku harus berhemat, ibu dan adik adikku lebih membutuhkannya “ jawab Elsa, mantap.
Kedua temannya mengangguk setuju.
“ Benar. Lagian kamu tidak jelek jelek amat, Cuma sekretaris sekretaris lain aja yang dandannya menor menordan sexy. Mau kerja apa mau pesta ? hihi..” Dinda dan kiki cekikikan merasa lucu dengan penampilan sekretaris
sekretaris d perusahaan itu.
“ Ah kalian. Udahlah tidak usah membahas mereka. Yang pasti kita harus jadi diri kita sendiri, tidak usah memaksakan diri ikut gaya mereka “ timpal Elsa, menghabiskan minumannya.
***********
Keesokan harinya Elsa datang lebih pagi, dia tidak mau kalau harus dimarahin lagi sama Pak Boby gara gara terlambat.
Terdengar dari sound system, bagian PR mengumumkan supaya semua karyawan berkumpul di ruangan yang
biasa digunakan untuk apel.
Anton, yang tempat duduknya dibelakang Elsa yang dbatasi dinding kaca tampak berdiri.
“ Sa ! Ada apa lagi sih ko kita disuruh kumpul ? “ tanya nya sambil kepalanya menyembul dibalik sekat.
“ Aku juga tidak tau “ Elsa menggeleng, dahinya ikut berkerut.
“ Wah kamu itu sekretaris yang payah. Kamu pasti tertekan banget jadi sekretaris Pak Boby “ timpal Anton sok tau.
Baru juga Elsa mau menjawab, terdengar teriakan Pak Boby.
“ Elsaaaaa…” suaranya menggema d se antero ruangan. Anton buru buru duduk kembali dan Elsa cepat bergegas berlari ke ruangan Pak Boby.
“ Ya pak. Ada apa ? “ Tanya Elsa
“ Apa kamu tidak dengar kalo semua karyawan harus berkumpul di ruang meeting utama? Cepat kasih tau
karyawan yang lain jangan sampai terlambat !! “ Pak Boby mendengus kesal sambil beranjak keluar dari ruangannya.
Elsa segera mengikuti dari belakang sambil menengok meja meja karyawan yang terletak dibelakang mejanya.
“ Ayo teman teman cepat kita ke ruang meeting utama “ Ajak Elsa pada karyawan yang lain, yang segera diikuti mereka sambil bertanya tanya.
" Ada informasi apa ? sampai semua karyawan harus hadir " tanya Chelsi, gadis yang berusia tidak jauh dari Elsa, dia bekerja sebagai administrasi pemasaran. Chelsi juga masih saudaranya istri pak Boby jadi dia termasuk karyawati yang aman yang tidak akan dicurigai akan dilirik suaminya.
" Aku juga tidak tau, ayo ! " ajak Elsa diikuti rekan rekannya berjalan menuju lift.
Sesampai di ruangan, tampak sudah banyak karyawan yang hadir. Para kepala bagian sudah hadir di damping sekretarys masing masing juga para bawahan di divisinya.
Elsa berdiri dekat Pak Boby, yang langsung mendelik sebal. “ Jangan dekat dekat mundur sedikit, kau membuatku alergi “ gerutu Pak Boby, membuat Elsa sebal, harus selalu sabar mendengar ejekan Pak Boby. Dirinya
mundur ke belakang, jadi badannya terhalang oleh Pak Boby, yang terlihat mata genitnya bermain menatap secretaris sekretaris divisi lain yang cantik cantik dengan bodynya aduhai. Melihatnya membuat Elsa tambah sebal.
“ Dasar mata keranjang “ gerutunya.
“ Hei, kau bicara apa ? “ Pak boby melihat kearah Elsa, matanya melotot.
“ Oh engga ko pak engga bicara apa apa “ jawab Elsa menghindar.
Mata Pak Boby kembali menatap kearah cewe cewe itu. Menggeleng geleng.
“ Kenapa mereka cantik cantik semua..” gumamnya sambil cengengesan, pikiran kotor mengisi kepalanya.
Elsa hanya mendengus tidak suka pada sikap bosnya yang mata keranjang itu.
Tidak berapa lama dari bagian PR mulai membuka acara, mengumumkan bahwa hari ini CEO baru sudah hadir.
Semua karyawan tampak menoleh ke arah pintu masuk, termasuk pak boby dan Elsa.
Masuklah Mr smith di dampingi putranya Edward dan Steve mengikuti dari belakang. Seketika ruangan menjadi sepi. Mr Smith menjabat tangan para kepala bagiang berserta sekretarisnya, diikuti pria pria yang bersamanya.
Para karyawan mulai kusak kusuk berisik tertahan, saling menyikut teman disampingnya. Mereka berdecak kagum pada penampilan pria yang bersama Mr Smith. Pria tampan dengan badan tinggi atletis, berpakaian rapih berjas, terlihat begitu memukau. Siapakah dia ? ?
Elsa yang berdiri di belakang Pak Boby, tampak kaget melihat kedatangan mereka.
Dia merasa pernah melihat pria itu dimana Ya ????? Pikirannya menerawang mengumpulkan memory nya. Dan seketika ingatannya kembali dan ia pun shock.
"Dia ! Dia pencopet itu. Mau apa dia kemari bersama Mr Smith?" fikirnya tandatanya. Mereka berjalan mendekat kearah Pak Boby berdiri sambil bersalaman dengan yang lain.
" Jangan jangan dia CEO itu ? Waduh bagaimana ini ? Mana mungkin seorang CEO pencopet ? Apa kejadian itu suatu kesalahan ? Terus bagaimana ini kalo benar dia CEO baru ? " batin Elsa. Apakah dia harus pergi dari ruangan ini supaya tidak bertemu dengan laki laki itu ?.
Elsa menengok kanan kiri mencoba mencari celah untuk melarikan diri. Tapi tiba tiba tersengar suara berat khas Pak Boby, atasannya.
“ Mati aku “ dengusnya. Dan wajahnya tampak tambah pucat saat Pak Boby meliriknya sambil berbicara.
“ Ini sekretaris saya,di divisi pemasaran “ ujar Pak Boby, kemudian terdengar Pak Boby memanggilnya. “ Elsa !! “ membuyarkan lamunannya.
"Oh iya Pak “ Elsa menjawab gugup dan mengulurkan tangannya pada Mr Smith yang tersenyum ramah padanya.
“ Apa kabarmu Elsa ? “ Tanya Mr Smith yang memang sudah mengenalnya karena Elsa sudah bekerja bertahun tahun di perusahaan itu.
“ Baik, Sir “ Elsa menjawab sambil menunduk. Dia bukan malu dengan Mr. Smith, tapi sengaja menyembunyikan wajanya dari pria yang di samping Mr. Smith.
“ Ini Elsa, sekretaris Pak Boby “ ujar Mr Smith pada Edward, sedangkan Steve mematung di sampingnya, yang memang dia juga sudah mengenal Elsa meskipun jarang bertemu.
Edward langsung mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Elsa yang seketika keringat dingin membasahi tubuhnya.
Elsa menerima jabatan tangan Edward, yang seketika mukanya merah matanya melebar. Hmmm bagaimana mungkin dia lupa dengan wajah si wanita biang onar, yang memfitnahnya pencopet.
“ Kau ? Kau bekerja disini ? “ Tanyanya ketus.
“ I iya Sir “ Jawab Elsa gugup.
Edward menggenggam tangan Elsa dengan keras sampai Elsa meringis kesakitan.
“ Senang bertemu dengan anda, semoga kita bisa bertemu lagi “ ujar Edward berbasa basi, entah kenapa Elsa mendengarnya seperti ancaman.
Edward melepas jabatan tangannya da Elsa langsung mengelus elus tangannya yang merah karena cengkraman Edward.
Terdengar kasak kusuk para karyawan wanita yang iri melihatnya berjabatan tangan dengan Edward, karena Cuma beberpa pejabat dan sekretarisnya saja yang berjabat tangan.
Edward mengikuti ayahnya ke atas podium. Matanya sesekali melihat Elsa dengan tatapan membunuh. Ya Elsa merasa seperti itu. Dia terus menunduk tidak mau melihat kea rah mata Edward. Hatinya benar benar merasa
tidak nyaman.
“ Kau kenapa ? “ Tanya Pak boby yang melihat muka Elsa pucat.
“ Tidak apa apa pak “ Jawab Elsa menggeleng
“ Kau tenang saja, tidak perlu gugup begitu, CEO baru itu tidak akan tertarik padamu..” kata Pak Boby lagi menjengkelkan. Elsa mendelik pada bosnya itu yang dibalas kekehan pria tua itu, semakin menyebalkan.
Di podium Mr Smith memberikan sambutan yang entah apa isinya, sama sekali tidak menarik bagi Elsa, yang pasti dia semakin rapuh saat Mr.Smith menyampaikan kalo pria itu akan menjadi CEO di perusahaannya menggantikannya yang akan kembali ke London.
Sungguh membuat hidup Elsa semakin terpuruk. Bagaimana kalo pria itu memcatnya ? bagimana dengan kehidupannya ? dengan ibu dan adik adiknya. Sedangkan dia sudah bekerja disini bertahun tahun. Dia sadar betapa sulitnya mencari pekerjaan di kota besar ini. Elsa menarik nafas panjang.
Terdengar Edward pun mengucapkan beberapa sambutan yang diikuti gemuruh tepuk tangan. Entah apa penyebabnya, Elsa sudah tidak bisa menyimaknya.
Seharian ini mood Elsa benar benar tidak bagus. Dia duduk lesu di kursinya, menatap tumpukan berkas di mejanya. Sementara Pak Boby dan beberapa kepala divisi yang lain berkumpul di ruang meeting khusus di ruangan dirut, bersama Mr. Smith dan Edward.
Kepala Edward tidak focus pada apa yang orang orang itu bicarakan. Hatinya masih menahan amarah pada gadis yang tadi pagi diliatnya di aula.
“ Pak Boby ! “ Panggilnya pada pak Boby yang langsung mengangguk hormat.
“ Siapa nama sekretarysmu tadi ? “ Tanya Edward pura pura lupa.
“ Elsa pak. Apa ada masalah pak ?” Pak Boby keheranan, bos barunya menanyakan Elsa. Tidak mungkin pria itu tertarik pada Elsa, bukan ?.
“ Tidak “ Jawab Edward menggeleng.
“ iya…dia memang tidak cantik seperti sekretarys yang lain “ keluhnya diikuti tawa org di
ruangan itu.
“ Kenapa kau tidak memecatnya ? “ Perkataan Edward membuat seisi ruangan jadi hening. Tidak menyangka kalo bos barunya bisa segampang itu memecat karyawan.
Pak Boby gelagapan. Menggeleng pelan
“ Maaf Pak, tidak bisa “
“ Kenapa ?”
“ Karena saya sudah berganti ganti sekretarys, istri saya selalu cemburu pada sekretarissaya yang cantik cantik. Hanya Elsa yang aman jadi sekretaris saya, istri sayayakin tidak akan tertarik pada Elsa. “ ujar Pak Boby.
Kembali terdengar kekehan dari yang lain.
“ Sabar sabar…” ucap mereka menyemangati.
“ Hemm begitu ya “ Edward sedikit menyunggingkan bibirnya. Tiba tiba dia mendapat ide
untuk membalas perbuatan wanita itu.
“ Ini hari pertamamu bekerja. Dan kau malah membahas seorang sekretaris ? “ Mr. Smith menegur sambil geleng geleng kepala.
“ Tentu saja Mr, bukannya Mr Edward pun harus memiliki sekretaris baru ? “ Ujar Pak Deny, kepala divisi keuangan yang sekretarisnya bernama Sarah.
Mr Smith mengerutkan keningnya.Mengangguk angguk.
“ Dari personalia akan memilihkan yang cocok “ kata Pak Ridwan, kepala divisi SDM.
“ Yang pasti jangan karyawan baru “ Ujar Mr Smith.
“ Saya ingin anak saya benar benar diberi sekretaris yang kompeten, karna Edward juga baru beberapa hari disini. Dia belum paham kondisi di Negara ini “ Lanjutnya, diikuti anggukan Pak Ridwan.
“ Bagaimana kalo Elsa ? “ tiba tiba Mrs Smith mengusulkan membuat Edward terbelalak begitu juga yag lain.
“ Tidak tidak, Elsa kurang menarik untuk jadi sekretarys CEO “ potong Pak Ridwan.
“ Lagipula saya tidak mungkin melepas Elsa. Saya tidak mau dicurigai istri saya terus “ gumam Pak Boby. “ Elsa paling dipercaya istri saya “ Lanjutnya.
“ Saya justru ingin memecatnya. Pecat dia !!!” Tiba tiba perkataan Edward mengejutkan.
“ A…apa ? “ Pak Boby kaget, entah senang entah sedih kalo lsa tidak menjadi sekretarisnya lagi.
Termasuk Mr Smith yang kaget mendengar ucapan Edward.
“ Kau jangan main main Edward “, Mr Smith menoleh pada putranya, yang tampak santai saja menanggapi sikap ayahnya.
“ Tentu saja saya serius. Saya tidak ingin melihat wanita itu bekerja lagi disini “
Mr Smith terdiam. Sepertinya anaknya punya alasan sendiri dan dia perlu bicara dengan
Edward.
Rapat pun selesai setelah membahas beberapa hal yang sebenernya tidak terlalu penting, hanya untuk memperkenalkan Edward dengan orang orang yang nantinya akan bekerja untuknya.
“ Katakan alasanmu kenapa ingin memecat Elsa ? “ Tanya Mrs Smith ketika di ruangan hanya mereka berdua.
“ Dia yang memukuliku yang menuduhku mecopet waktu itu “ Jawab Edward membuat Mr. Smith terkejut.
“ Tapi dengan memecatnya sangat tidak relevan Edward, mungkin saja dia memang tidak sengaja “ Mr Smith mencoba bersikap bijaksana, meskipun sebernarnya dia tidak tega melihat anaknya babak belur seperti kemarin.
“ Sudahlah ayah, tidak perlu ikut campur. Gadis itu biar aku yang menanganinya “ Ujar Edward meyakinkan ayahnya.
Pria tampan itu menyandarkan punggungnya di kursinya, raut mukanya tampak masam. Sebenarnya dia juga tidak suka berurusan dengan gadis itu, tapi hatinya tidak puas jika membiarkan gadis itu lewat begitu saja tanpa merasakan pembalasan darinya.
********
Sementara itu di bagian divisi pemasaran. Pak Boby memanggil Elsa ke ruangannya.
“ Apa ? Saya di pecat ? “ Elsa berteriak kaget.
“ Benar “
“Tapi kenapa pak ? Selama ini saya bekerja sudah sangat baik. Kenapa tiba tiba dipecat begini ? “ Tanya Elsa tidak menegerti. Dia kaget dan bingung bagaimana dia harus mencukupi kebutuhan keluarganya kalo harus berhenti bekerja.
Pak Boby tampak merasa kasihan, walaubagaimanpun Elsa telah bekerja menjadi sekretarisnya bertahun tahun.
“ Ini perintah Mr. Edward , saya tidak bisa membantumu “ ujar Pak Boby.
‘Oh ternyata perintah laki laki itu ‘ Fikir Elsa. Rupanya laki laki itu dendam padanya. Sebenernya masa bodoh sih kalo dendam juga, tapi masalahnya dai harus berhenti bekerja, benar benar membuat Elsa pusing. Terpaksas harus minta maaf padanya, siapa tau dengan meminta maaf, dia akan mencabut keputusannya.
Tanpa bicara apa apa lagi, Elsa langsung keluar dari ruangan itu tanpa menghiraukan Pak Boby memanggil manggil namanya.
Bergegas Elsa menekan tombol lift menuju lantai atas. Ya dia harus menemui laki- laki itu yang sekarang menjadi CEO di perusahaannya tempat bekerja.
Elsa memasuki lorong yang menuju ruangan CEO. Dilihatnya di meja sekretars ada bu Mirna, salahsatu sekretaris dirut. Ya di situ ada 3 sekretaris yang memili tugas berbeda beda untuk bidang kesekretariatan.
Bu Mirna mengerlingkan matanya melihat kedatangan Elsa, melihat gadis yang sudah dikenalnya itu, meskipun mereka tidak cukup akrab.
“ Siang bu, saya mau bertemu dengan Mr. Edward “ ucap Elsa, ramah.
“ Ada perlu apa ? “ Tanya bu Mirna.
“ Ada yang harus disampaikan padanya “ Jawab Elsa
“ Apa itu penting ? “ tanya bu Mirna lagi, dia heran karena tidak biasanya Elsa berurusan
langsung dengan CEO.
Elsa mengangguk, “ benar bu, saya ingin menyampaikan langsung “
“ Baiklah, sebentar saya tanya dulu, beliau sedang sibuk apa tidak “ Bu Mirna kemudian mengangkat telpon yang khusus untuk menghubungi ruangan CEO.
“ Ya “ seru suara Edward, ketus.
“ Ada yang mau bertemu Sir “ ujar bu Mirna sambil kembali memperhatikan Elsa.
“siapa ?”
“ Miss Elsa, Sekretaris divisi Pemasaran “
Edwards tersenyum sinis saat mendengar nama itu, orang asing pertama yang ditemuinya di hari kedatangannya ke negeri ini.
“ Baiklah suruh dia masuk “ ujarnya. Dalam hatinya sudah bermunculan berbagai macam cara untuk mengerjai gadis itu.
“ Ini akibatnya kalo berani bermain main denganku, dia harus diberi sedikit pelajaran “ gumamnya, sambil menutup berkas berkas yang baru saja di tandatanganinya.
Elsa menahan langkahnya di depan pintu, mengatur nafasnya biar lebih tenang. Tangannya mulai berkeringat dingin, hatinya cemas, mengumpulkan kata kata yang akan dia ucapkan pada bosnya itu.
Sebenarnya dia malas untuk berhubungan dengan laki laki itu lagi, tapi demi ibu dan adik adiknya, dia masih memerlukan pekerjaan ini, apapun akan dia lakukan.
**********************
Terdengar bunyi pintu. Tok… Tok… Tok…
“ Masuk ! “ ujar Edward, sambil pura pura sibuk, badannya menghadap layar laptopnya tanpa menoleh pada yang datang.
“ Siang, Sir “ sapa Elsa ragu ragu
“ Siang “ jawab Edward tanpa menoleh dan tidak menghentikan aktifitasnya, membuat Elsa serba salah, tidak tau harus bicara apa.
Padahal dari balik layar laptopnya ada bayangan Elsa berdiri, jadi dia bisa memperhatikan gerak gerik gadis itu.
Karena tidak ada kata kata yang keluar dari mulut Elsa, Edward jadi kesal lalu berbalik kea rah Elsa berdiri.
“ Kalo tidak ada hal yang penting, sebaiknya kau pergi dari hadapanku ! “ Seru Edward dengan ketus, membuat Elsa tersentak kaget.
“ Apakah benar anda memecat saya ? “ Tanya Elsa dengan gugup.
“ Benar. Kenapa ? Kau keberatan ? “ Edward bersikap dingin, melipat dua tangannya di dadanya. Menatap gadis yang ada dihadapannya itu.
“ Apa alasan anda memecat saya ? “ Tanya Elsa polos
Edward tertawa sinis, beranjak dari kursinya dan berdiri menyandar ke meja kerjanya yang besar.
“ Apa harus aku jelaskan ? Miss Elsa ? “ tanyanya
“ Saya minta maaf atas kejadian tempo hari Sir “ Ujar Elsa dengan gugup
Edward tertawa lagi dengan dibuat buat lalu berjalan menghampiri Elsa, Mendekatkan mukanya ke wajah elsa membuat Elsa terkejut dan mundur selangkah.
“ Kau lihat muka ku ? “ Tanya Edward menunduk, mukanya hanya beberapa senti di depan muka Elsa, membuat jantung elsa seakan behenti sejenak, berganti berdebar tidak menentu. Bagaimana mungkin wajahnya bisa sedekat ini dengan wajah yang teramat tampan itu, yang semakin jelas disadarinya, memang pria yang tampan, belum pernah dia sedekat ini dengan seorang pria tampan.
“ kau lihat apa ? “ Edward menjentikan jarinya ke kening Elsa, karena Elsa malah diam membeku.
Elsa mengerjapkan matanya, tersadar dari lamunan sesaatnya.
“ Ada apa denganmu ? Wajahmu biasa saja “ jawab Elsa, jengah.
Jawabannya membuat Edward tambah jengkel.
“ Itu karena aku harus perawatan sejak wajahku babak belur karena ulahmu !!!” Sentaknya.
“ Kau tau aku dirawat di rumah sakit berhari hari !!!” Serunya lagi, berbohong, sengaja ingin mengerjai Elsa.
Raut muka Elsa langsung berubah lesu, “ Saya minta maaf Sir, saya tidak sengaja waktu itu “ ujarnya. Membuat Edward tersenyum dalam hati melihat gadis itu merasa bersalah.
Tapi raut mukanya dipasang seseram mungkin, ternyata mengerjai gadis di depannya lumayan mengurangi stressnya menghadapi awal pekerjaannya yang menggunung.
“ Terus ? “ Tanya Edward.
“ Tolong jangan memecat saya “ pinta Elsa
“ tidak bisa ! saya tidak suka karyawan yang ceroboh ! “ Edward menggeleng
“ Sir, Pleaese maafkan saya. Saya akan melakukan apa saja asal bisa bekerja disini, saya punya seorang ibu dan dua adik saya yang harus saya tanggung “
“ Tidak bisa ! Kamu benar benar merugikan saya “ Edward masih bersikukuh. Membuat Elsa tidak punya harapan.
“ Baiklah, saya akan mengemasi barang barang saya “ Elsa membalikan badannya, melangkah keluar dengan lesu. Dia tidak habis fikir, kemana dia harus mencari pekerjaan, teringat kos kosannya yang harus dia bayar, setidaknya dia harus cepat cepat mendapat pekerjaan lagi “
Tapi sebelum menutup pintu, tiba tiba Edward memanggilnya.
“ Kau masih bisa bekerja disini, asal kau mau ganti rugi “ ujar Edward, menatap Elsa, yang seketika raut mukanya cerah, dia menghela napas.
“ Baik Sir, saya akan melakukan apa saja “ ujarnya, membuat Edward tersenyum menang.
“ Jangan senang dulu” Kata Edward, membuat elsa kembali muram. Elsa menatap laki laki tampan itu. Matanya biru mewarisi mata Mr Smith, ayahnya, tapi rambutnya hitam pekat sepertinya mirip ibunya. Badannya tinggi atletis, pembawaannyan kokoh tegap. Mungkin wajah seperti ini yang digambarkan seorang pangeran di negri dongeng.
“Ehm !!” Edward mendehem, melihat reaksi elsa yang malah menatapnya, membuat Elsa tersadar dan mukanya memerah.
“ Kau tepesona dengan wajah tampanku? “ Tanya Edrward narsis.
Elsa melengos sebal dengan sikap laki laki itu.
“ Sekarang kau sadarkan, aku benar benar dirugikan dengan pengeroyokan itu” ujar Edward. Elsa tidak menjawab.
“ Jadi kau harus mengganti rugi. Baru kau bisa bekerja lagidisini “
“ Berapa saya harus ganti rugi ? “ Tanya Elsa tergagap. Belum apa apa kepalanya sudah terasa cenat cenut memikirkan angka yang akan Edward sebutkan.
Edward menekan tombol d telpon mejanya lalu berbicara,” Mirna, panggil Steve kemari “ suruhnya
“ Baik Sir “ Jawab Mirna. Elsa mengerutkan alisnya, tidak mengerti kenapa Edward memanggil steve
yang dulu asistennya Mr Smith, ya mungkin sekarang menjadi asistennya Edward.
Tidak berapa lama Steve masuk ke dalam ruangan, sambil membawa secarik kertas, diberikannya pada Edward.
Edward membaca kertas itu sebentar kemudian meberikannya kembali pada steve. Steve segera menghampiri Elsa dan menyerahkan kertas itu, kemudian keluar ruangan.
Dengan penasaran Elsa membacanya. Matanya langsung terbelalak kaget.
“ Apa ini ? “ Bentaknya pada Edward. Sampai Edward kaget tidak menyangka denga reaksi Elsa seperti itu.
“ Kau gila ya ! Bagaimana mungkin aku harus ganti rugi sebesar ini ! kau keterlaluan ! “ Elsa berteriak kesal.
“ Hei, berani beraninya kau membentakku ! “ Edward berbalik membentak, marah membuat Elsa tersadar dengan siapa dia berhadapan.
“ Mmmm Maaf, hanya saja ini…bukankah terlalu besar, ini bisa menghabiskan gajiku bertahun tahun “
“ Tentu saja, kau fikir aku membayar pengacaraku dengan murah ? Kalo sampai wartawan tau kau harus mengganti rugi lebih besar. Kau sudah mencemarkan nama baiku “
Elsa menghela nafas perlahan. Uang ganti ruginya sebesar itu. Bagaimana dia harus membayarnya ?
“ Hmm begini saja Miss Elsa. Bagaimana kalo….” Edward menatap Elsa dari atas sampai bawah membuat Elsa
risih. Mau apa dia melihatnya seperti itu ? dalam fikirannya keluar fikiran fikiran kotor, jangan jangan orang itu ingin dia membayarnya dengan tubuhnya ? Ato dia akan dijual. Oh tidak tidak…masa depannya tidak boleh hancur oleh orang itu. Elsa bergidik ngeri.
“ Hei ! Kau sedang berfikir apa ? “ Suara Edward mengagetkan.
“ Kau fikir aku akan meminta bayaran dengan tubuhmu ? Dijualpun kau tidak akan bisa membuat utangmu lunas “ Ejek Edward membuat hati Elsa marah.
“ Kau…kau brengsek ! “ maki Elsa, terhina dengan ucapan Edward. Membuat Edward tertawa sudah bisa membuat Elsa marah.
“ Aku berkata sebenarnya kan, kau tidak cantik, kurus, dadamu rata, pantatmu tidak berisi. Siapa yang akan membelimu ? “ ucapan Edward benar benar keterlaluan.
“ Hei, aku tau aku tidak cantik, tapi aku tidak serendah itu untuk menjual diriku untuk membayar ganti rugi padamu ! “ Bentak elsa, sekarang dia benar benar marah, dan jikalaupun harus brenti kerja sepertinya tidak apa apa daripada diperlakukan seperti ini.
Elsa segera keluar dari ruangan itu. Hatinya sakit direndahkan seperti itu.
“ Hei, jangan lupa kau harus segera melunasinya !” Teriak Edward Puas. Akhirnya dia bisa membalas wanita itu.
Bersamaan dengan steve masuk ke ruangannya.
“ Maaf sir, apa kau tidak terlalu kejam padanya ? “ Ujar Steve.
“ Biar saja. Aku puas , dendamku terbalaskan “ ujar Edward dan kembali ke kursinya.
“ Aku ingin tau bagaimana dia akan membayarnya “ Lanjutnya.
Steve menghela nafas dalam, merasa kasian dengan nasib Elsa.
Elsa kembali ke mejanya dengan menahan amarah, kepalanya pusing tujuh keliling, berfikir keras bagaimana harus mencari uang sebanyak itu.
Apa lebih baik berhenti kerja saja dan tidak membayar ganti rugi itu. Tapi dia yakin, orang seperti Edward pasti takan melepaskannya dengan mudah.
Pak Boby keluar ruangannya, menatap Elsa dengan pensaran.
“ Kau bicara dengan Mr. Edward ? “ tanyanya. Elsa mengangguk.
“ terus ? “ Pak Boby tambah pensaran melihat reaksi Elsa.
“ Semua baik baik saja Pak Boby, saya masih bekerja “
“ Oh syukurlah. “ kata pak Boby.
“ Kau tau kan, bagaimana nanti aku akan kesulitan mencari sekretaris tidak cantik sepertimu. Istriku pasti curigaan terus. “ lanjutnya sambil kembali ke ruangannya.
“ Apaan sih, “ gerutu Elsa sebal pada atasannya itu.
Beberapa hari telah berlalu… sepulang kerja, Elsa bekerja paruh waktu di sebuah Restoran. Dia bertekad harus segera melunasi utangnya pada Edward. Dia tidak mungkin memangkas uang kirimannya buat ibu dan adik adiknya di kampung. Dia tidak mau ibunya tau dia dalam kesusahan di kota besar ini.
Malam itu seperti biasa, Elsa masih berseliweran bolak balik membawakan pesanan makanan dari tamu tamu.
Hingga tiba tiba menejernya memanggilnya. Menunjuk pada beberapa orang yang datang untuk menawarkan menu ke meja mereka.
Elsa mengangguk, dan segera menghampiri empat orang laki laki yang sudah duduk berkumpul di meja ujung, sepertinya mereka sengaja memilih meja itu biar lebih santai.
“ Selamat malam, silahkan dipilih menunya “ sapa Elsa sambil memberikan map daftar menu. Salah seorang dari mereka mengambilnya.
“ Sekarang kau yang traktir kan Edward, karena kau baru kembali dari London “ ucapnya.
Pria yang dipanggil Edward hendak menjawab dan menoleh pada pelayan, matanya pun bertemu dengan mata Elsa yang kaget saat tau siapa yang ada dihadapannya.
“ Kau ! Kau bekerja disini ? “ tanya Edward heran, melihat lekat pada seragam yang dikenakan Elsa. Seketika wajah Edward memerah.
“ Kau mengenalnya ? “ tanya teman temannya. Edward tidak menjawab.
Dia beranjak dan menarik tangan Elsa dibawa keluar dari restoran itu. Elsa terkejut seketika mengikuti langkah Edward yang panjang.
“ Apa yang kau lakukan ? Aku sedang bekerja “ seru Elsa menepis tangan Edward.
“ Kau, kau sedang apa dengan pakaian seperti itu ? “ tanya Edward,
“ Tentu saja bekerja. Kau fikir apa ? “ Elsa berbalik mau kembali masuk ke restoran.
“ Apa gajimu sebagai sekretaris tidak cukup besar ? “ tanya Edward yang membuat langkah Elsa terhenti.
“ Bagaimana mungkin seorang sekretaris perusahaan besar harus bekerja paruh waktu sebagai pelayan restoran “lanjut Edward. Elsa membalikan badannya menatap Edward.
“ Tentu saja untuk membayar utangku padamu. Kau fikir apa ? Kau membebankan ganti rugi yang begitu besar padaku “ jawab Elsa dengan ketus. Tampak raut muka Edward berubah masam, diam tercenung.
Dia tidak menyangka kalo Elsa akan benar benar berjuang untuk membayar uang ganti rugi padanya. Kakinya melangkah masuk kedalam restoran begitu Elsa sudah masuk duluan.
Dilihatnya wanita itu sedang mencatat pesanan dari teman-temannya. Saat berjalan berpapasan dengan Edward, Elsa mendecih sebal.
‘ Apaan dia marah marah seperti itu. Bukannya dia yang menekanku harus melunasi utangnya ‘ gumamnya bicara pada diri sendiri.
Edward kembali duduk bersama teman temannya. Dia jadi berubah pendiam tidak banyak bicara. Dia mamakan makanan yang sudah dipesan temannya, sambil sesekali melirik Elsa yang sibuk melayani pelanggan yang lain. Gadis itu tampak begitu semangat bekerja, meski sesekali terlihat menguap di meja
resepsionis.
“ Kenapa kau jadi pendiam begini, Edward ? “ tanya Albert
“ Apa karena pelayan itu ? Sepertinya kau memperhatikannya terus “ Lanjut Albert lagi. Membuaat Edward tampak salah tingkah.
“ Kau becanda “ ucapnya.
“ Tentu saja, bagaimana mungkin gadis biasa seperti itu membuat berarti buat Edward. Bukan kriterianya bukan ? “ ujar Scott
Edward Cuma tersenyum. Tentu saja teman temannya benar, Elsa bukan tipe dia.
Dengan statusnya seperti ini sudah sewajarnya Edward memilih wanita yang berkelas sama dengannya. Tentu saja wanita cantik yang berpendidikan kaya berpengaruh. Eh kenapa pula harus berfikir membanding bandingkan Elsa dengan wanita kriterianya. Edward menggelengkan kepalanya menghapus imajinasinya.
“ Setelah ini kita akan kemana ? “ tanya David
“ Kita ke tempat dulu biasa berkumpul. Merayakan pertemuan kita kembali “ Seru Scott.
“ Ku dengar si mamih punya barang baru, aku penasaran seperti apa mereka. Sudah lama kita tidak bermain main dengan anak buah si mamih kan ?
“
“ Apakah barang baru itu bagus ? “ tanya Edward merendahkan.
“ Tentu saja. Cobalah kau coba barang lokal, jangan luar terus, biar tau bedanya “ seru david sambil terkekeh.
Ya mereka adalah teman teman Edward di London, secara kebetulan mereka juga harus mulai menjalankan perusahaan ayah mereka masing masing di negri ini.
Di London mereka sudah terbiasa dengan pergaulan bebas. Anak-anak orang kaya berduit yang tidak tau
aturan. Berganti ganti pasangan sudah gaya hidup mereka.
Sejam kemudian mereka sudah tiba disebuah Bar remang remang berkumpul satu meja ditemani minuman minuman beralkohol.
Tidak terlewatkan wanita wanita sexy menemani mereka. Bahkan David ditemani dua wanita sekaligus yang bergelayut manja, menciumi david. Sudah tidak peduli dengan orang orang di sekitarnya.
Tiba tiba Edward mengerjapkan matanya berkali kali. Dia merasa melihat sosok wanita yang dikenalnya. Elsa ? untuk apa dia ke tempat seperti ini ? Edward menggosok gosok matanya dan melihat kea rah Elsa yang ternyata sudah tidak ada. Sepertinya dia berhalusinasi gara gara minumannya. Edward kembali meminum minuman yang disodorkan wanita sexy yang duduk di pangkuannya.
Teman temannya satu persatu beranjak menuju lorong kamar kamar hotel di lantaii atas. Wanita yang dipangkuan Edward pun membisikan sesuatu ke telinga Edward. Yang dijawab anggukan Edward, mereka pun beranjak mengikuti teman temannya. Saat melewati lorong lorong tiba tiba Edward mendengar suara teriakan wanita dari salah satu kamar. Dia pun menghentikan langkahnya.
“ Abaikan saja, jangan ganggu mereka “ ujar wanita yang bersamanya, tampak begitu bernafsu menciumi Edward, pakaiannya sudah berantakan tidak karuan.
Edwardpun melangkah tapi langkahnya kembali terhenti karena mendengar teriakan tolong dari kamar itu. Meskipun Edward setengah mabuk, tapi pendengarannya masih berfungsi dengan baik.
Dia pun dengan sekuat tenaga mendobrak pintu itu dengan begitu mudahnya di dobrak, sepertinya tidak terkunci. Dan matanya terbelalak saat melihat seorang laki laki sedang memaksa merobek baju wanita itu yang meringkuk di pojok, tangannya memeluk kedua lututnya, rambutnya acak acakan.
Laki laki itu menoleh pada Edward, matanya merah dalam keadaan mabuk, berjalan sempoyongan menuju Edward.
“ Jangan ikut campur, kau merusak kesenanganku ! “ teriaknya.
Edward langsung melayangkan tinju pada orang itu berkali kali sampai laki - laki itu tersungkur tak berdaya. Buk
Buk Buk Braaak. Tubuh laki laki itu menabrak meja dan terkulai pingsan.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!