NovelToon NovelToon

Legend Of Trident

Awal

"Jgeeer"

"Jgeeer"

Suara petir mengglegar memekakkan telinga. Keluarga besar yang mengunjung tinggi adat leluhur yang berlokasi di pesisir pantai tengah disibukkan oleh kelahiran anak pertama kepala keluarga.

"Tuan, proses melahirkan nyonya mengalami banyak pendaharan yang banyak dan nyonya mengalami lemas saat proses melahirkan berlangsung"ucap pelayan

"Bagaimana keadaan istriku dan anakku?"tanya tuan

"Kita hanya bisa berdoa tuan atas keselamatan bayi dan nyonya"ucap pelayan

Tuan yang dimaksud adalah kepala keluarga Yang yang bernama Yang Xie Hu.

Yang Xie Hu pergi ke aula leluhur keluarga mereka.

Berjalan dengan cepat menuju ke arah aula leluhur menyalakan dupa dan berdoa

Saat Yang Xie Hu berdoa, bunyi lonceng aula leluhur berbunyi semuanya.

Gelombang ombak di sertai petir menyertai kelahiran anak pertama keluarga Yang.

Sedangkan di ruang persalinan anak pertama keluarga Yang telah lahir, suara tangisan bayi terdengar.

"Selamat nyonya, anak pertama keluarga Yang adalah laki-laki yang berparas tampan dan senyum yang menawan"ucap pelayan.

Pelayan memberikan bayi kepada nyonya kediaman Yang, dengan keadaan yang lemah setelah persalinan dan senyum masih mengembang dari wajah nyonya Yang.

Yang Xie Hu yang berada di aula leluhur mendengar lonceng yang terus berbunyi dengan kencang.Tiba-tiba pelayan datang memanggil Yang Xie Hu.

"Tuan, nyonya sudah melahirkan dengan selamat bersama bayinya."ucap pelayan

Yang Xie Hu yang mendengar laporan dari pelayan senang dan segera melakukan penghormatan untuk leluhur keluarga Yang dan berjalan tergesa-gesa menuju kamar tempat istrinya berada dan melihat Istrinya sedang menggendong buah hati mereka.

Nyonya Yang yang melihat suaminya datang bertambah senang dan tersenyum.

"Anak pertama kita adalah laki-laki yang tampan seperti ayahnya"ucap nyonya Yang.

Yang Xie Hu datang menghampiri istrinya dan menggendong bayinya menatap lekat buah hatinya.

"Putra pertama kita akan aku beri nama Yang Lu Chen"ucap Yang Xie Hu

Sekali lagi lonceng yang berada di aula leluhur berbunyi semua ketika Yang Xie Hu memberikan nama kepada anak pertamanya.

Yang Lu Chen seperti merespon pemberian nama oleh ayahnya hingga dia tersenyum dan tangannya bergerak-gerak seperti ingin meraih ayahnya.

"Kelak kau akan tumbuh dewasa dan akan menjadi bagian terpenting jalannya takdir"ucap Yang Xie Hu

Yang Xie Hu menatap istrinya dengan wajah yang menunjukkan rasa terimakasih telah memberinya keturunan.

"Kau istirahatlah dahulu aku akan mengurus Chen'er agar kau bisa istirahat"ucap Xie Hu

Nyonya Yang mengangguk dan beristirahat setelah proses melahirkan yang menguras tenaga dan emosi.

"Kau jaga nyonya dengan baik dan layani semua keperluannya"ucap Xie Hu.

"Baik tuan"ucap pelayan.

Xie Hu keluar dengan membawa Lu Chen yang berada di gendongannya dia sangat gemas dengan anaknya.

"Pipimu sangat gemuk, saat dewasa aku akan mengajarimu bela diri yang hebat"ucap Xie Hu mengusap-usap rambut Lu Chen.

Xie Hu membawa Lu Chen ke kamarnya, masuk ke dalam kamarnya yang dijaga ketat oleh prajurit dan pelayan yang berjaga-jaga bila tuan mereka butuh bantuan.

Xie Hu menaruh Lu Chen di tempat tidurnya mengamati buah hatinya dengan kasih sayang yang terpancar dari perilakunya.

"Duar!!"suara ledakan

Xie Hu segera keluar ketika mendengar ledakan saat akan membuka pintu tiba-tiba datanglah prajurit.

"Tuan!! kediaman nyonya telah diserang oleh orang yang tidak dikenal, kami berusaha menyelamatkan nyonya akan tetapi diserang oleh orang-orang aneh"ucap prajurit

Xie Hu yang mendengar tentang istrinya segera gelisah.

"Siapa yang berani-beraninya menyerang keluarga Yang!!"marah Xie Hu

"Kau jaga anakku jangan sampai dia kenapa-kenapa"ucap Xie Hu.

"Baik tuan"balas prajurit

Xie Hu pergi ke tempat kediaman istrinya, dari kejauhan api berkobar-kobar membuatnya tambah panik dan dia segera menggunakan kecepatannya untuk segera sampai.

"Siapa kau!!"teriak Xie Hu

Orang-orang yang menyerang kediaman nyonya Yang segera menyerang Xie Hu, Xie Hu mengalirkan energi qi nya dan membentuk pedang segera melesat ke arah lawan.

"Trang.."suara benturan pedang

Xie Hu menekan pedang miliknya dan mengarahkan ke samping menggunakan tangan satunya untuk memukul kepala lawan akan tetapi saat dia akan memukul lawan sudah bisa membaca pergerakan Xie Hu, Xie Hu sangat geram ketika orang asing mengganggu bahtera rumah tangganya yang bahagia setelah kelahiran anak pertamanya.

"Teknik pengumpulan energi roh!!teriak Xie Hu

Energi roh milik Xie Hu berkumpul dan membentuk bola-bola putih, didalam bola-bola putih seperti terdapat pola sarang laba-laba.Xie Hu melemparkan bola-bola ke arah lawan, lawan menyilangkan tangan ke depan membuat pertahanan, mereka mengira bola yang dilemparkan oleh Xie Hu menyebabkan ledakan akan tetapi mereka salah.

Bola-bola mengenai tubuh mereka dan langsung terserap ke dalam tubuh dan menyegel dantian mereka menyebabkan tidak bisa mengalirkan qi.

"Aku tanya sekali lagi siapa kalian kenapa menyerang keluarga ku!!"ucap Xie Hu

"Dia telah pergi meninggalkan keluarganya dan ayahnya menyuruh untuk membunuh putrinya karena dia tidak mendengarkan perintah ayahnya"

"Siapa yang kau maksud dia?"tanya Xie Hu

"Istrimu"

Xie Hu terkejut akan jawaban dari lawannya yang mengatakan bahwa mereka disuruh oleh mertuanya untuk membunuh istrinya.

"Tidak itu tidak benar, mana ada orang tua yang ingin membunuh anak mereka sendiri"sangkal Xie Hu

Mereka tiba-tiba menghilang tanpa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh Xie Hu, Xie Hu mengeluarkan elemen airnya untuk memadamkan api yang berkobar.

"Api apa yang mereka gunakan sehingga tidak bisa di padamkan hanya menggunakan elemen air hingga harus menggunakan energi mental"ucap Xie Hu

Api telah padam dan Xie Hu mencari istrinya dia tidak berharap banyak menemukan jasad istrinya sudah menjadi keberuntungan untuknya.

Mencari di segala sudut akan tetapi tidak menemukan jasad istrinya.

Xie Hu terduduk lemas kesedihan melanda hatinya, istri yang selalu mendukungnya selama ini telah meninggalkannya.

"Aku tidak mengira setelah kau melahirkan buah hati kita dan aku menyuruh mu untuk istirahat akan tetapi kau malah beristirahat untuk selamanya"

"Aku ingin kita bersama membesarkan buah hati kita akan tetapi takdir berkata lain, aku tahu bahwa aku tidak mengetahui asal usulmu berada.Aku hanya mengetahui saat kita bertemu di pinggiran laut saat itulah aku jatuh cinta padamu tapi kenapa keluarga mu malah ingin membunuhmu"ucap Xie Hu

Xie Hu kembali ke kamarnya untuk melihat Lu Chen, berjalan dengan kesedihan disertai hujan turun membuat penampilannya tampak kacau.

Semua orang yang melihat Xie Hu sangat khawatir mereka mengerti perasaan ditinggalkan oleh pasangan hidup.

Berjalan membuka pintu kamarnya dan melihat bahwa Lu Chen masih tidur dengan nyenyak.

"Ibumu sudah tenang di alam sana, kau hanya memiliki seorang ayah akan tetapi aku juga akan menjadi ibumu yang membesarkanmu dengan kasih sayang"ucap Xie Hu

Xie Hu memandangi wajah Lu Chen perasaan kalut melanda hatinya, disatu sisi dia senang karena kelahiran anaknya tapi disisi lain dia telah kehilangan pasangan hidupnya.

Xie Hu tidur memeluk tubuh kecil Lu Chen. Wajah mereka sangat dekat, saat Xie Hu tertidur pulas, Lu Chen membuka matanya.Tangan mungilnya mengelus-elus wajah ayahnya yang tertidur dengan raut wajah sedih, Lu Chen tertidur kembali, meraka tidur bersama dengan nyenyaknya berusaha melupakan kesedihan yang mereka alami

Pembuka Alur Takdir

Xie Hu tidur memeluk tubuh kecil Lu Chen wajah mereka sangat dekat, saat Xie Hu tertidur pulas Lu Chen membuka matanya.Tangan mungilnya mengelus-elus wajah ayahnya yang tertidur dengan raut wajah sedih, Lu Chen tertidur kembali, meraka tidur bersama dengan nyenyaknya berusaha melupakan kesedihan yang mereka alami.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Sosok mungil yang sedang ingin mengetes bakat ditemani oleh sosok ayah yang gagah yang berdiri di sampingnya, Lu Chen sedang ingin melakukan tes bakat di aula bakat kediaman Yang.

5 tahun sudah berlalu sejak kejadian naas menimpa keluarga Yang hingga nyawa nyonya kediaman melayang.

"Chen'er sebelum kita menuju aula bakat bukankah lebih baik ke tempat ibundamu dahulu"ucap Xie Hu.

Lu Chen memandang ayahnya dan mengangguk, mereka berubah haluan menuju ke tempat makam nyonya Yang sebelum ke aula bakat.Mereka telah sampai di tempat makam keluarga menyalakan dupa dan melakukan sujud penghormatan, Lu Chen yang masih kecil menatap batu nisan ibundanya.

"Aku akan melakukan test bakat nanti bila aku sudah besar aku akan menjadi orang terkuat"ucap Lu Chen gemas.

Xie Hu yang mendengar ucapan anaknya berusaha menahan sedih di dalam hatinya, dia sangat beruntung memiliki anak yang mengerti akan keadaan.

Lu Chen menatap ayahnya dan mengangguk, mereka pergi akan tetapi pada saat akan pergi bunga pohon plum yang berada di belakang makam nyonya Yang jatuh ke tangan Lu Chen.

"Lihat, ibunda mendengarkan perkataan ku"ucap Lu Chen girang menunjukkan bunga plum kepada Xie Hu.

Xie Hu mengangguk dan mengelus-elus kepala Lu Chen.

"Ayo pergi sebelum kita terlambat memulai tes bakat dan keluarga cabang sudah datang tidak sopan bila kita keluarga inti malah datang terlambat"ucap Xie Hu

Lu Chen mengangguk dan mereka pergi bersama ke aula bakat, kedatangan Xie Hu dan Lu Chen disambut bahagia oleh keluarga cabang.Mereka tidak ada yang iri akan posisi keluarga inti akan tetapi kasihan terhadap Lu Chen yang tidak mempunyai ibu.

Tepat pada tengah-tengah aula bakat terdapat kakek tua yang sudah berumur di sertai jenggot putih kesayangannya, dialah yang akan memimpin pengetesan bakat keluarga Yang.Tidak tahu asal usul kakek tua yang berada di kediaman Yang akan tetapi berkat bantuan kakek tua keluarga Yang dapat memilah-milah bakat generasi penerus kediaman Yang entah dari keluarga utama ataupun cabang.

Xie Hu tersenyum ramah kepada kakek tua dan kakek tua membalasnya, Xie Hu bersama dengan Lu Chen duduk di posisi keluarga utama dan Xie Hu duduk di tempat kepala keluarga Yang.

"Hari ini aku akan mendampingi para generasi keluarga Yang untuk pengetesan bakat"ucap kakek tua.

Mereka semua mengangguk dan antusias untuk pengetesan bakat kali ini.

"Pertama Zhi Gao dari keluarga cabang daerah selatan"ucap kakek tua.

Keluarga cabang daerah selatan adalah daerah pegunungan yang menjadi benteng keluarga cabang Yang daerah selatan, mengandalkan potensi tambang emas yang berada di sekitarnya untuk memperkokoh pondasi seluruh keluarga Yang dan keluarga mereka.

Zhi Gao maju ke arah kakek tua dan mengarahkan tangannya ke arah papan, papan tersebut adalah penyalur dari formasi bintang langit yang menjadi penentu bakat dan takdir mereka.

Zhi Gao menempelkan tangannya dan formasi bintang di depannya bercahaya yang hanya arah bintang selatan.

"Yang Zhi Gao keluarga cabang dari selatan memiliki bakat logam dan akan menjadi ksatria selatan dengan bercahayanya formasi bintang selatan, elemen logam yang langka mewakili daerahnya yang dipenuhi oleh logam emas dan logam berharga lainnya"ucap kakek tua

Zhi Gao sangat senang akan takdirnya yang akan menjadi ksatria dari selatan.

Formasi bintang yang dilakukan untuk pengetesan bakat dan takdir adalah benda pusaka kuno yang dimiliki oleh keluarga Yang di dapatkan oleh leluhur mereka yang pernah menjelajahi dimensi lainnya.

Zhi Gao memberi hormat dan kembali ke tempatnya, pengetesan bakat dilanjutkan oleh keluarga cabang lainnya hingga waktunya Lu Chen yang notabenenya adalah keluarga utama.

"Yang Lu Chen keluarga utama Yang silahkan maju ke depan"ucap kakek tua

Lu Chen maju dan menempelkan tangannya seperti yang dilakukan oleh sepupu lainnya, formasi bintang semua bercahaya dan ditengah bintang terdapat seperti membentuk rasi bintang bergambar trisula.Semua orang terkejut termasuk ayahnya sendiri bahkan kakek tua yang memandu pengetesan bakat hari ini sama halnya terkejut.

Lu Chen menatap wajah kakek tua, dia ingin bertanya apakah bakat yang dia miliki.

"Kakek, apa bakat yang aku miliki"ucap Lu Chen dengan sopan takut menyinggung perasaan kakek tua.

Kakek tua telah pulih dari terkejutnya dan mengatakan kepada Lu Chen.

"Nak kau lah yang akan menjadi bagian takdir dari generasi yang akan datang, dimulai dari kau sendiri akan menjadi pembuka alur takdir besar dimasa depan yang akan di pikul oleh keturunan mu nanti kelak, dan kau harus bisa memahami apa arti dari rasi bintang yang membentuk trisula.Trsiula yang dimaksud oleh gambar rasi bintang adalah senjata yang diciptakan oleh pencipta seluruh alam semesta untuk pemimpin dari 3 dunia dan kau akan menjadi penjaga dari trisula tersebut hingga pemilik sah yang dipilih oleh takdir sudah terlahir"ucap kakek tua.

Lu Chen menatap wajah kakek tua yang sayu dia mengangguk meskipun usianya masihlah muda akan tetapi pikirannya sudah dewasa dia hanya memahami bahwa dia akan menjadi bagian terpenting dari takdir.

Semua orang yang berada di aula bakat bertekad di dalam hati mereka bahwa sebisa mungkin mereka akan melindungi Lu Chen hingga Lu Chen sendiri mampu berdiri tegak dengan kekuatannya sendiri termasuk Zhi Gao yang beberapa tahun lebih tua dari Lu Chen.

"Aku akan melindungi mu hingga kau bisa menjadi kuat dan kebanggaan keluarga Yang"batin Zhi Gao

"Pegetesan hari ini sudah selesai, kalian bisa kembali"ucap kakek tua

"Kalian bisa tinggal di kediaman utama Yang terlebih dahulu karena kalian jauh-jauh datang kemari"ucap Xie Hu

Mereka semua menerima niat baik dari Xie Hu akan tetapi mereka masih ada urusan lain yang harus mereka kerjakan.

"Terimakasih atas tawarannya akan tetapi kami masih ada hal yang harus kamu kerjakan"ucap salah satu kepala keluarga cabang mewakili

Xie Hu mengangguk, dia mengerti bahwa mereka punya urusan pribadi yang harus mereka selesaikan.Xie Hu berdiri dari kursinya dan berpamitan kepada kakek tua.

"Hormat guru, murid izin undur diri"ucap Xie Hu.

Kakek tua ternyata mahaguru keluarga Yang dan hanya diketahui oleh generasi penerus kepala keluarga Yang, Xie Hu berjalan menuju pintu keluar akan tetapi saat berpapasan dengan mahaguru pundaknya di pegang oleh mahaguru.

"Kau harus ingat dan paham apa yang aku jelaskan tadi aku tahu kau bertindak sebelum aku memberitahumu"

"Awal perjalanan takdir di buka oleh anak pertama mu, apakah kau ingat saat dia lahir?"tanya mahaguru

Xie Hu mengingat-ingat saat kelahiran Lu Chen seluruh lonceng aula leluhur berbunyi dan pada saat itu mahaguru sedang bermeditasi.

"ingat guru, aku berjanji akan menjaga Lu Chen dengan baik sebelum dia bisa berdiri sendiri dengan kekuatannya"ucap Xie Hu.

Mahaguru mengangguk dan memberikan sesuatu kepada Lu Chen.

"Ini adalah kalung dari ku anggap saja sebagai hadiah untukmu dari guru"ucap mahaguru.

Lu Chen menerima kalung pemberian dari mahaguru dan memakainya.

"Ingat jangan pernah lepaskan kalung itu kapanpun akan berguna suatu saat nanti entah kau atau keturunan mu"ucap mahaguru.

Lu Chen mengangguk dan menggenggam kalung liontin tersebut dan bertekad dalam hatinya untuk menjaganya.

Xie Hu dan Lu Chen pergi keluar dari aula bakat, saat diperjalanan Lu Chen bertanya kepada ayahnya.

"Ayah kenapa mahaguru selau membahas keturunanku bukankah aku masih kecil?"tanya Lu Chen

Xie Hu hanya tertawa geli mendengar pertanyaan putranya.

"Mahaguru hanya khawatir akan takdirmu dan kau harus ingat kau tidak boleh mempublikasikan identitas mahaguru"ucap Xie Hu

Lu Chen mengangguk paham maksud perkataan ayahnya.

Cambuk Bai Bian

Lu Chen mengangguk paham maksud perkataan ayahnya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

"Kita akan makan siang bersama"ucap Xie Hu.

Xie Hu bersama dengan Lu Chen berjalan ke arah ruang makan keluarga, sajian berbagai makanan telah tersedia di atas meja.Duduk di tempat masing-masing dan mulai mengambil alat makan.

"Selamat makan ayah"ucap Lu Chen.

Mereka makan bersama dengan keadaan hening sesuai dengan aturan kesopanan yang ada, suara dentingan alat makan mengisi keheningan, mereka telah menyelesaikan makan siang dan Xie Hu ada yang ingin disampaikan kepada Lu Chen.

"Chen'er setelah ini ayah akan menunjukkan ruang perpustakaan dan ruang persenjataan kediaman Yang"ucap Xie Hu.

Lu Chen sedikit heran perkataan ayahnya yang mengajaknya untuk pergi ke ruang perpustakaan dan persenjataan keluarga.

"Kenapa ayah mengajakku untuk ke ruangan itu?"tanya Lu Chen.

"Ayah akan bercerita dan kau bisa belajar mengenai sejarah dan penggunaan senjata saat dewasa nanti"balas Xie Hu.

"Baik"balas Lu Chen.

Mereka pergi dari ruang makan menuju ke ruang perpustakaan terlebih dahulu, ruang perpustakaan berada dalam lingkup yang sama dengan ruang persenjataan.

Membuka pintu dan masuk, ruangan yang bersih dan terawat di penuhi oleh rak-rak buku kuno yang masih bersih.Keluarga Yang adalah keluarga yang selalu menjaga tradisi leluhur mereka hingga barang-barang peninggalan leluhur mereka masih tersimpan sampai sekarang.

Xie Hu menarik salah satu buku hingga rak-rak yang berderet terpisah dan menunjukkan satu rak buku yang sepertinya di desain khusus oleh keluarga Yang, berjalan mendekatinya dan mengambil salah satu buku.

Lu Chen melihat tindakan ayahnya dan sistem yang di desain di ruang perpustakaan sangat kagum.

"Ayah, buku apa yang ayah ambil?"tanya Lu Chen.

"Buku salah satu legenda yang menceritakan 3 naga yang menjadi simbol kehidupan"balas Xie Hu.

Lu Chen mengerutkan dahinya kurang paham akan maksud dari ayahnya.

"Jadi, darimana asal buku semua ini dan maksud dari legenda 3 naga yang menjadi simbol kehidupan, Chen'er kurang paham"ucap Lu Chen.

Xie Hu memaklumi bahwa Lu Chen masih tidak mengerti karena Lu Chen masihlah berumur 5 tahun, dia melakukan semua ini atas nasihat dari mahaguru untuk mempersiapkan semuanya demi Lu Chen dimasa depan.

Xie Hu melihat kursi dan meja di sebelah rak mengajak Lu Chen duduk dan mendengarkan.

"Duduk terlebih dahulu, ayah akan menceritakan sebuah legenda"ucap Xie Hu.

Lu Chen berjalan ke arah kursi dan mendengarkan ayahnya bercerita.

"Di dunia ini kehidupan memiliki simbol warna yaitu, putih yang berarti kelahiran emas berarti kejayaan begitupun dengan hitam berarti kematian, ke 3 warna itu adalah siklus kehidupan dan ke 3 warna tersebut disimbolkan oleh 3 naga.Naga pertama adalah naga kehidupan naga kedua adalah naga emas dan ke tiga naga kematian, konon sesuai dengan buku yang ayah baca akan ada waktunya seseorang yang menjadi tuan dari ke 3 naga tersebut yang akan menjadi pemimpin dari 3 dunia yang akan melengkapi 7 penguasa alam semesta"ucap Xie Hu menjelaskan setengah dari buku dan melihat ekspresi dari Lu Chen.

Lu Chen seperti mencermati setiap kalimat yang keluar dari mulut ayahnya dan menyimpulkan gagasan sendiri, Xie Hu melihat ekspresi anaknya yang serius melanjutkan ceritanya.

"Siapa 7 penguasa alam semesta yang dimaksud?"tanya Lu Chen dengan penasaran.

"7 penguasa yang dimaksud adalah penguasa dimensi alam suci Zhong Shan penguasa dimensi iblis Cai Lun penguasa dimensi langit Zheng He penguasa dimensi modern Zuo Yi penguasa dimensi penyihir San Feng penguasa dimensi tata surya Tang Shun penguasa dimensi reinkarnasi Fa Qin dan yang terakhir adalah penguasa dari pemimpin 3 dunia dia yang akan melengkapi 7 penguasa"ucap Xie Hu.

Lu Chen mengangguk paham dan bertanya.

"Lalu apa hubungannya denganku dan ayah belum menjawab siapa yang mengumpulkan buku ini dan darimana asalnya"tanya Lu Chen

"Sesuai dengan apa yang terjadi di aula bakat, kau telah mendengar apa yang dikatakan oleh mahaguru yang mengatakan bahwa kaulah yang akan menjadi pembuka alur takdir, aku yakin cerita yang aku ceritakan padamu akan berguna suatu saat nanti dan siapa yang mengumpulkan dan dari mana asalnya buku ini adalah dari mahaguru dan leluhur keluarga Yang.Mahaguru dan leluhur menjelajah ke berbagai dimensi dan mengumpulkan buku-buku kuno ini yang akan diwariskan oleh keturunan yang menjadi kepala keluarga Yang agar meminimalisir terjadinya pergesekan antara kediaman utama dan kediaman cabang"balas Xie Hu.

Lu Chen manggut-manggut paham bahwa dia telah ditakdirkan untuk mengikuti alur takdir besar yang akan menunggu di masa depan.

"Kalau kakek tua yang berada di aula bakat tadi adalah mahaguru yang pernah menjelajah bersama dengan leluhur, apakah mahaguru adalah orang abadi yang tidak akan pernah mati?"tanya Lu Chen

"Ya, kemungkinan seperti itu karena ayah juga tidak mengetahui dari mana asal usul mahaguru"jawab Xie Hu.

Xie Hu berdiri dan mengembalikan buku pada tempatnya, memegang rak buku dan mendorongnya, terlihatlah ruangan yang bertuliskan ruangan senjata utama.

"Ayo masuk"ucap Xie Hu.

Lu Chen dan Xie Hu masuk ke dalam ruang persenjataan utama keluarga Yang, berbagai senjata spiritual yang mempunyai aura kuno meliputi ruangan tersebut, berbagai macam senjata tertata rapi.

"Apa maksud dari ayah menunjukkan ruang senjata utama?"tanya Lu Chen.

"Seluruh senjata di ruangan ini adalah senjata utama keluarga Yang, senjata ini tidak dapat dimiliki oleh seorang akan tetapi dapat dipanggil oleh keturunan keluarga utama saja dan untuk ruang senjata yang berada di ruangan senjata di lingkup perpustakaan adalah senjata umum yang biasa di panggil oleh keluarga cabang dan keluarga utama dapat menggunakan semua senjata."ucap Xie Hu.

Lu Chen sangat bersyukur bahwa dia terlahir dari keluarga utama akan tetapi tidak menjadikan dia sombong akan statusnya, semua orang dari keluarga Yang entah cabang atau utama sama halnya penting dan menjadi keluarga utama mempunyai tanggung jawab menjaga seluruh keluarga Yang.

"Bagaimana caranya memanggil senjata utama"tanya Lu Chen.

Xie Hu menggerakkan tangannya tanda di dahinya muncul berkedip lambang keluarga Yang, Xie Hu berputar dan lambang keluarga Yang muncul di bawahnya bersinar dengan terang sesuai dengan tanda di dahinya.Pusaka utama yang tadinya berada di altar pusaka muncul di depan Xie Hu berputar-putar memancarkan aura pola segel simbol kediaman Yang yang menyegel dan menekan aura dari senjata spiritual.

Xie Hu mengadahkan tangannya ke depan dan senjata spiritual berada di tangan Xie Hu.

"Ini adalah senjata spiritual cambuk Bai Bian yang ditempa oleh elemen cahaya murni dan berasal dari dimensi langit yang diisi oleh para Dewa utama yang berbeda dari Dewa yang berada di dunia atas."ucap Xie Hu.

"Apa bedanya Dewa di dunia atas dan di dimensi langit?"tanya Lu Chen.

"Dimensi langit berisi Dewa dan Dewi utama yang berperan sebagai pengatur dari tatanan semesta atau bisa disebut leluhur dari Dewa yang berada di dunia atas, tingkatan status lebih tinggi Dewa yang berada di dimensi langit dibandingkan dengan Dewa yang berada di dunia atas."ucap Xie Hu.

"Jadi, gelar dari Dewa dan Dewi sebenarnya hanya dimiliki oleh satu orang dan orang itu berada di dimensi langit dan Dewa dan Dewi yang di dunia atas diibaratkan kembaran dari Dewa dan Dewi yang berada di dimensi langit yang bertugas secara langsung dan dari segi kekuatan dan status, Dewa dan Dewi yang berada di dimensi langit lebih tinggi dibandingkan dengan di dunia atas "ucap pendapat Lu Chen dari kesimpulannya sendiri.

"Ya benar, kau memang pintar"balas Xie Hu.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!