NovelToon NovelToon

System Kekayaan!

System!?

Halo, namaku Hanza. Aku sudah lulus dari SMA dan memutuskan langsung kerja di bidang yang aku miliki, selama aku berkerja. Entah kenapa aku selalu mendapatkan kesialan yang haki–ki, bagaimana tidak?

Di tempat ku berkerja sekarang, atau lebih ditailnya aku berkerja sebagai pelayan sebuah Restoran yang terbilang cukup terkenal. Di tempat kerjaku, aku selalu mendapatkan kesialan yang selalu menghampiriku.

Seperti, saat aku membawa sebuah nampan yang berisikan makanan pesanan orang. Aku selalu menjatuhkan nampan tersebut, bukan hanya sekali. Tapi berpuluh–puluh kali! itulah sebab nya aku sekarang menjadi pengangguran.

Kesialan itu pun masih mengikutiku. Kekasih yang aku miliki, tiba–tiba memutuskanku dari hubungan selama dua tahun aku jalani denganya. Dikarenakan, ada pria Kaya yang telah membujuknya untuk memutuskanku. Sial! aku sangat kesal dan putus asa.

Sedih, kecewa, kesal, marah, sakit hati. Itu semua tercampur kedalam hati ku yang rapuh ini, semenjak aku lulus sekolah. Entah kenapa aku selalu mendapatkan kesialan yang tiada habisnya.

Kalian pasti pernah mengalami yang namanya kesialan kan? pasti pernah. Gimana rasanya? Kesal! benar! sangat–sangat kesal!. Aku sudah muak dengan kesialan ini, terbesit dalam pikiranku untuk mengakhiri hidup.

Tapi niat itu aku urungkan, karena aku masih ingat tentang wasiat mendiang Ayahku. Wasait yang ditinggalkan Ayahku bukan Uang, Tanah maupun properti. Melainkan sebuah kata–kata.

"Nak, kalau kau masih hidup. Pergunakanlah kehidupanmu untuk berbuat hal yang membuatmu bahagia, lihat sekarang Ayahmu sudah hampir menemui ajalnya. Ayah berfikir, kenapa Ayah dulu tidak menikmati hidup ini? kenapa sekarang baru aku menyesal?. Seperti itulah nak. Penyesalan akan datang di akhir–akhir, jadi pergunakanlah Kehidupanmu untuk berbuat kebahagian."

Begitulah kira–kira yang di ucapkan Mendiang Ayah ku. Ibu ku gimana? hahhhh... Aku pun juga kaget saat mendengar cerita Ayahku tentang Ibu ku. Setelah dua Bulan kelahiranku, Ibuku selingkuh di depan Mata Ayahku.

Ibu bersetubuh di dalam rumah, tepatnya di Ruang tamu dengan Pria selingkuhanya. Waktu itu Ayahku pergi kerja, dan Henpone nya ketinggalan, jadi Ayah buru–buru pulang untuk mengambil Henpone nya. Tapi kenyataan pahit dialami Ayahku ketika melihat sang Istri bersetubuh dengan Pria tak di kenal.

Ayah Sangat Marah! sangking marahnya Ayah hanya diam melihat Sang Istri tercintanya itu bersetubuh. Dan Ayahku pun menenangkan pikiran dan mengeluarkan kata–kata Mutiara.

"Kenapa kalian Nge*od disini? bukankah di hotel pada sepi? dan juga. Kenapa aku bisa menciantai ***** sepertimu? Kayaknya aku hanya menilai dari sampulnya ya?. Ahhhh... biarlah, aku akan mengurus surat cerai besok. Jadi datanglah di pengadilan."

Dan saat itulah Ibu tertegun, kenapa?. Karena ia menyadari tindakan Bodohnya itu!, ada seseorang yang mencintainya lebih dari siapapun. Tapi ia menyia–nyiakan cinta tulus dari orang yang mencintainya, dan ia membalas perasaan Cinta si Pria dengan sangat kejinya.

Dan itu lah akhir dari Penyesalan. Karena penyesalan itu datang di akhir, jadi setiap langkah dan tindakanmu. Kamu harus yakin kalau langkah mu itu benar, dan tidak ada kekeliruan.

Menmanfaatkan suatu keadaan itu boleh saja. Tapi Menmanfaatkan Keadaan yang merugi itu jangan! sudah kubilang, nanti akan ada penyesalan..

Tapi Liat sekarang ini, Hanza. Dia merasa selama ini tidak pernah melangkah ke jalan yang melenceng. Tapi kenapa ia selalu mendapatkan sial? Hanza hanya bisa memikirkan kesialanya itu adalah sebuah Ujian baginya.

Kehidupan itu keras Bro. Ada Sebab dan Akibat, jadi Hanza hanya bisa pasrah untuk menunggu hari Keberuntunganya.

"Kayaknya, aku akan di hantui Kesialan ini terus."

Hanza berbicara kepada dirinya sendiri, ia saat ini termenung di Jembatan yang mulanya ia ingin melompat dari jembatan itu.

"Benar, aku pasti bisa melawan kesialan ini!."

Hanza berbicara kepada dirninya dengan nada penuh semangat, awalnya sedih dan berbagai hal negatif lainya perlahan hilang. Sekarang Hanza mendapat kan semangatnya kembali, Hanza sudah melupakan tentang Mantannya, dan ia sekarang memikirkan kehidupan masa depanya nanti.

[Apa Tuan Baru ingin Menjadi pemilik System?]

Suara Tanpa Emosi terdengar di kepala Hanza, dan Hanza sangat bingung. Ia melihat ke kiri, dan kekanannya, memastikan apa ada orang di dekatnya. Setelah melihat kesekelilingnya, Hanza hanya menemukan dirinua sendirian di Jembatan itu.

[Apa Taun ingin?.]

Sekali lagi Hanza tertegun. "Siapa?." Hanya Bertanya.

[Saya Sistem Kekayaan! yang bisa membuat Tuan memikiki kekayaan melimpah ruah!]

"Sistem? apa itu nyata? tapi kenapa suranya ada didalam kepalu? kayaknya ini nyata, tidak ada suara yang akan menembus langsung ke dalam Kepala."

[Benar, Sistem ini nyata. Apa Tuan ingin menjadi Pemilik Sistem ke 100?]

"Jelas aku mau!"

Siapa yang gk mau Sistem di Novel–Novel itu, Hanza hobinya membaca. Jadi Hanza tau apa itu Sistem.

Hanza sangat bersemangat, ia akan mewujudkan Wasiat Ayahnya. Dan mungkin akan membuat penyesalan kepada orang–orang yang merugikanya di waktu lampau, atau waktu dekat ini. [Porses Penyatuan Sistem dengan Jiwa Pengguna ke 100 di Proses 1% 5% 10% 25% 40% 60% 70% 85% 90% 100%.]

[Proses berhasil, selamat Tuan. Karena anda telah mendapatkan Sistem yang keseratus, jadi Sistem memberi hadiah. Yaitu berupa.

Hadiah 1: Pengikatan Sistem dengan Jiwa Pengguna.

Kelebihhan: Sistem akan terus bersama pengguna ke 100 walaupun itu ke Nereka sekalipun.

Hadiah 2: Sebuah Kotak Misterius, berisi berbagai Hal yang akan membuat Pengguna merasa Senang.]

"Hahahaha... dengan begini, aku akan menguasai seluruh Dunia dengan Uang!"

Hanza kembali bersemangat sambil berhayal medapatkan Uang yang sangat banyak. Ia sudah memiliki Ambisi sekarang, yaitu. Menjadi Sultan!

"Sistem buka Kotak Misteriusnya."

[Membuka Kotak Misterius. Selamat Pengguna mendapat.

Mendapat 10.000.000 Jal.

Mendapat Saham H.Z Grup.

Mendapat Ketranpilan Beladiri Kuno.]

"H.Z G–Grup!, sial! bukankah itu Perusahaan dengan Nilai 30 Juta Jial? dan apa–apaan dengan Banyaknya Jal di hadiah Kotak Misteri itu!."

Mata Uang di Bumie×.

1 Jal, sama dengan 50.000 Rp.

1 Jial, sama dengan 10.000 Rp

1 Jil, sama dengab 5.000 Rp

"Kalau begini ceritanya, bukankah aku akan menjadi orang terkaya sedunia?. Benar! aku akan menjadi yang terkaya dari yang terkaya. Lihat saja para Cecengguk itu, bersiap lah mendapat ganjaran kalian nanti!."

Hanza sangat bersemangat kali ini. Ia sudah berkeinginan menjadi Sultan, membalas dendam, membuat hal yang mustahil dilakukan, ingin hidup bebas, dan sebagainya. Pikir Hanza, semua itu akan terjadi tak lama kemudian.

"Sistem, apa kamu punya saran untukku?."

[Sistem menyarankan Pengguna untuk bersantai dulu, karena Sistem merasakan Emosi Pengguna masih belum setabil.]

"Benar juga, aku masih kepikiran Mantan ku. Sangat susah untuk melupakan Dia, Dua Tahun hidup bersamanya itu sungguh sangat membuatku bahagia, tapi ia menghianatiku karena Uang? bukankah ia tidak suka terlalu bermanja–manja?. Ah biarlah, yang penting ia bahagia, kalau tidak, Hehehehehe... aku bukanlah seorang yang naif. Aku pasti akan membalas perbuatanya."

Aku pergi dari Jemabatan itu, dan akan kembali ke rumah, selama perjalanan. Perasaan Bahagia ku masih meluap–luap dilubuk hatiku, gimana tidak? menadapatkan suatu yang mustahil yaitu berupa Sistem, bukankah itu sangat membahagiakan?.

Aku perlahan–lahan mulai melupakan Matan ku, dan akhirnya aku bisa tenang. Karena di benakku aku sudah tidak terlalu memikir kan dia, aku senang dengan kondisiku sekarang, aku senang dengan keberuntunganku ini, aku sangat senang mendapat Sistem. Itu lah yang aku selalu pikirkan.

Menjadi Sukses? bukan halangan lagi, menjadi Kaya raya? juga bukan hal yang mustahil, menjadi Penghambur Uang/Sultan? aku sudah punya Uang banyak, tinggal menghamburkan Uang itu saja.

"Kau ingin kaya? kejarlah mimpimu."

"Kalu kau membebani pikiranmu dengan hal yang tidak dibutuhkan, kau akan tenggelam dalam pikiran tak berguna itu."

"Pikirkan hal yang membuatmu termotivifasi."

"Jangan Sekali–sekali berfikir kalau hidup ini berat, memang. Hidup ini berat, tapi kalau kau bisa mengatasi kehidupan mu dengan benar. Hal yang berat pun akan menjadi ringan se ringan kapas."

Rumah Baru!

Hari sudah menunjukkan Waktu paginya, sekarang ini aku sudah bangun dari Tidur panjangku. Kemarin aku mendapatkan Kesialan yang besar, dan mendapatkan Keberuntungan yang sangat besar. Aku bangun tidur dengan penuh semangatnya.

"Mandi dulu ahhh... biar seger"

Aku Hanza, saat ini mau membersihkan tubuhku di kamar mandi. Selama lima belas menit aku mandi, dan akhirnya selesai mandi. Setelah mengeringkan tubuh ku dengan handuk, aku langsung memakai baju biasaku yang ada di dalam lemari.

Celana pendek berwarna Hitam, dan Kaos putih polos. Berjalan ke dapur untuk membuat makanan pagi ini, aku berfikir. Kayak nya makan Mie goreng akan enak, di pagi hari yang dingin ini. Makan Mie gorang sambil di temani teh anget akan mendapatkan sensi menghangatkan.

"Baiklah, aku akan membuat makanan dulu"

Aku lalu melihat kelemari Makanan Saset di atas Kompor, dan mengambil Kemasan Mie goreng disana, setelahnya aku membuka Mie sasetan itu. dan meletakkannya di air yang sudah aku siapkan. Setelah itu aku membuka penyedap Mie keatas piring, tak lupa juga kecap hitamnya, biar Mie terlihat kehitaman.

Sepuluh Menit Mie rebus Gereng sudah jadi, dan aku memakanya di meja makan dengan lahapnya. Setelah Mie habis, aku langsung meminum teh anget, dan ahhhhhhh... rasanya mantap.

[Dinggg... Misi terpicu, selamtkan Gadis cantik dari Preman yang mau melecehkanya]

"Misi?"

[Benar, pengguna akan mendapatkan Misi ketika ada hal yang di sekitar Pengguna terjadi suatu musibah atau pun sebaliknya]

"Preman? aku saja tidak bisa berkelahi. Bukan kah itu misi yang sangat berat"

[Pengguna mempunyai Keterampilan Bela diri Kuno di Inventory, apa mau dipakai?]

"Owhhhh... aku melupakan itu, cepat pakai Sistem!"

[Harap pengguna manahan kesadaranya]

"Apa ya– Arhggggggggg!! sial ini sangat sakit Arhggggggggg!!"

Ini sangat sakit! tubuhku terasa di hancurkan dan di kemabilakan lagi, terus dihancurkan lagi. Kejadian itu terulang–ulang sampai sepuluh menit, dan aku merasa kalau kejadian itu terasa berpuluh–puluh tahun lamanya.

"Sial, kenapa kamu tidak memberi tahuku kalau ini akan menyakitkan?"

[Pengguna tidak bertanya]

"Sial, sudah lah. Aku akan ketempat biasanya para preman berada."

Aku bisa merasakan kalau tubuhku sangat ringan, bahkan aku tadi saat berjalan menuju pintu keluar Rumah seperti aku melesat sangat cepat. Dan tampa di sadari aku sudah memegang ganggang pintu, aku mengabaikan pikiranku itu dulu.

Yang sedang kupikirkan adalah, Memori seorang petarung yang sedang bersemayang di Dalam Benakku, Seakan–akan. Gambaran Petarung itu adalah aku, aku juga merasa kalau aku ini sudah sangat beroengalaman si dunia Petarungan. Apa ini Efek dari Pemasangan Bela Diri Kuno? itu mungkin saja.

Selama aku berjalan di tempat ramai, akhirnya aku sampai di depan gang. Gang ini adalah tempat menuju Rumah Malam. Tempat itu biasanya hanya berisi Pria hidung Belang dan para Wanita penghibur, aku dulu pernah kesana. Tapi untungnya aku berhasil keluar dari tempat itu.

Kalau tidak, aku akan terus dihisap sama Wanita penghibur disana hingga kering. Aku sebenarnya Tampan, bukanya sombong. Tapu itu fakta, di SMA dulu, aku ini adalah Pria idaman sejuta umat. Sudah beratus kali aku di tembak perempuan, tapi aku menolak mereka, bahkan bunga sekolah pun juga menembakku tapi di akhiri dengan penolakanku.

"Baiklah, Sistem disini kan tempatnya?"

[Apa pengguna peramal? bagaimana Pengguna bisa tau kejadiannya akan terjadi disini?]

"Kamu meremehkan ku Sistem"

Akhirnya aku masuk ke Gang itu, tak lama kemudian, aku mendengar jeritan wanita yang sedang minta Lonton-eh Tolong. Aku tampa pikir panjang langsung melesat ke teriakan tadi berasal, setelah sampai. Aku bisa melihat Lima Preman yang sedang mengepung Dua Gadis cantik–cantik.

"Bukankah dilihat dari penampilan mereka itu, kedua Gadis itu masih SMP?"

"Hehehehe neng manis, jangan melawan begitu, Om hanya mau mengajak Neng manis ini beesenang–senang dengan om"

"Benar Neng manis, ayo bermain dengan Om–Om ini, pasti besok Neng manis mau bermain lagi"

"Benar–Benar, ayo bermain dengan Om"

"Tidakkkk!! Tolong!!"

Kedua gadis itu kayaknya sudah sangat ketakutan, apa aku langsung muncul disana saja? kayaknya aku langsung kesana saja. Biar tidak ada masalah yang lebih serius nanti.

Suwshhhhhh*

"Bukankah kalian ini bajingan?"

Hanza langsung ada di belakang ke lima Preman itu, ahasil ucapan Hanza membuat kelima Preman itu kaget. Dan Kedua Gadis itu melihatku dengan mata penuh Harap.

"Siapa!?"

Para Bajingan itu melihatku dengan tajam, apa–apaan mereka ini, apa aku akan di perkosa? apa mereka Homo?.

"Heyyyy jangan melihatku begitu, aku ini masih Normal kau tahu." Aku berbicara begitu sambil melindungi tubuh ku dengan tangan.

Para Preman itu dan Kedua Gadis melihatku dengan tatapan bengong dengan mata Sweet Drop mereka.

"Siapa yang mau dengan mu Bodoh!" Preman 1 meneriakki ku.

"Benar Siapa yang mau dengan pria kecil seperrimu, kalau kau agak berisi. Aku akan mempertimbangkanya." Ucap Preman dua, dan semua orang kini memandang ke Preman ini.

"Bro ternyata lo Homo!." Teriak Temanya.

"Ahhhhhh... apa gara–gara kau Bokongku menjadi sakit kemarin!" Teriak teman satunya lagi.

Apa–apaan mereka ini, Dasar Preman Homo. Baiklah aku tidak akan basa basi lagi. Aku lasngsung melesat ke arah Preman itu dan memukul salah satu dari mereka. Bukkk... Aku memukul tepat di kening Preman itu, ahasil Preman itu langsung melayang ke belakang dengan cepat.

Bommmm... Tubuh Preman itu menabrak Tong sampah yang dekat dengan Tembok Gang. Aku memanfaatkan kebengongan mereka dengan melayangkan Kaki kanan ku ke Preman yang dekat dengan Preman tadi, Bukkkk.... Kaki ku mengenai Perut Preman itu, kejadian serupa terjadi kembali. Yaitu Preman yang kena tendanganku melesat kebelang bersamaan darah keluar dari Mulutnya.

Stapss... Aku mengimbangi badanku dulu, setelah itu aku melesat ke Preman yang tersisa. Aku memukul Preman ketiga dengan pukukan mangarah janggutnya, dan menendang Preman ke empat tepat di Kedua selangkannya, yang terakhir. Aku membiarkan Preman yang terakhir.

"Bawa teman–teman itu, kalau aku bertemu dengamu lagi. Aku akan menghancurkan Jony kalian!." Kata ku oenuh penekanan.

"Hikkkk... Ba–baiklah." Preman ini sangat ketakutan.

Cuman membutuhkan Sepuluh Detik untuk menumbangkan Ke empat preman itu, dan aku menghampiri kedua Gadis yang sedang linglung itu.

"Apa kalian berdua baik–baik saja?." Tanyaku memastikan kalau keduanya tidak mengalami luka, kalau mereka luka. Aku akan membawa mereka ke Rumah Sakit.

"Kami tidak apa–apa Paman, terimaksih telah menyelamatkanku dan adikku ini." Ucap Gadas yang agak besar, Ehhhh... Adik?

"Apa kalian bersaudara?." Aku memastikan dulu dengan bertanya.

"Benar Paman, Namaku Lina, dan ini adikku Luna." Owhhhh benar juga, dilihat–lihat muka mereka sama, hanya tubuh mereka yang membedakannya.

"Kenapa kalian bisa ada disini?." Aku bertanya ke Dua Kakak beradik itu.

"Itu... sebenarnya kami berdua dijual kedua orang tau kami Hikss.. Hikss.. Untungnya Kami berdua tadi berhasil kabur dari tempat itu." Apa yang di maksud Gadis ini? dijual?

Yaampun..... Orang tua macam apa mereka itu?, tega sekali mereka menjual Anak mereka sendiri, dan lihat. Kedua Gadis ini sangat cantik dan Imut.

[Dingg... Misi selamatkan Gadis Berhasil.

Hadiah: Villa Golden Star

Dinggg... Misi baru di picu. Adopsi Kedua Kakak beradik itu,]

"Misi baru lagi? adopsi? kayaknya aku tidak masalah mengapdopsi mereka, toh mereka juga butuh bantuan. Dan Villa Golden Star, Sial! bukankah itu Villa Nomer Satu Di Kota Vilgas Ini!?" Batinku

"Hiks... Hiks.. Kakak kita nanti mau kemana?." Aku tersadar setelah mendengar tangisan Adik Lina.

"Tenang saja, Kakak akan berkerja nanti, dan menyewa Kos sebentar untuk tempat tinggal kita untuk sementara." Kayaknya Kakaknya ini mencoba menenangkan Adiknya.

"Hahhh... Kalian berdua, mari ikut aku." Ucapku sambil memandang ke Lina dan Luna.

"Kemana Paman?" Lina bertanya ke padaku.

"Bukankah kalian sudah tidak memiliki Rumah? kalau begitu ayo Ke Rumahku, disana kamarnya banyak yang tidak terpakai." Aku berbicara sambil tersenyum.

"Benarkah Paman?" Saat ini Luna menanyaiku.

"Benar, jadi ayo kita ke Rumah." Aku mengulurkan kedua tangaku.

"Baiklah Paman," Kedua nya menerima kedua uluran tanganku, dengan Bahagia

Villa Ini Sangat Besar!

Setelah Aku keluar dari Gang itu bersama dengan Lina dan Luna, Aku langsung menyetop Taxi yang tak jauh dari ku. Taxi berhenti, Aku menyuruh Lina dan Luna untuk masuk ke Taxi duluan, terakhir Diriku.

"Kemana Mas?" Si Supir Taxi itu menanyaiku.

"Ke Perumahan Elit" Balas ku dengan di tanggapi tatapan tak percaya dari Supir Taxj.

"Sudah jalan saja" Pinta ku kesal dengan tatapan Supir itu.

Mobil Taxi itu pun akhirnya berjalan menuju ke Perumahan Elit, di sepanjang jalan. Aku tidak berbicara ke pada siapa pun, karena aku sibuk dengan Sistem.

"Sistem, apa surat Villa sudah atas nama ku?" batin ku bertanya ke Sistem.

[Benar Tuan, kunci dan Surat dari Villa itu sudah ada dia Inventory]

"Baiklah, kalau begitu aku jadi Lega" Ucapku sambil menghela nafas.

Tiga Puluh menit kami bertiga berada di perjalanan menuju Perumahan Elit, meskipun namanya Perumaham. Tapi di dalam sana isinya cuman Villa Mewah dan Mahal–mahal, yang paling Mewah dan Mahal adalah Villa Milik Ku yang baru kudapat.

Villa Golden Star! namanya saja sudah mendominasi, apa lagi Villanya yakan? pasti Villa baruku itu sangat besar, dan Mewah. Aku sudah tidak sabar untuk pindah kesana, tapi kayak ada yang kurang, apaya.... Bukankah aku baru tinggal disana?.

"Sistem, apa di Shop ada Baju dan Celan?" Aku bertanya ke Sistem.

[Ada Tuan, Pakian Dalam Pria, Wanita juga ada. Bikini Juga Ada Tuan]

"Apa–apaan kau ini! Bikini?! yang benar saja! pasti aku akan mempeekerjakan pelayan cantik nanti! dan menyuruh mereka untuk memakainya!." Umpatku Dalam benakku sendiri.

"Biarlah aku jadi bajingan, jangan salahkan aku. Salahkan Sistem yang membuatku begini!." Batinku.

[Lah saya salah apa Tuan?]

"Bukan apa–apa" Balas ku singkat.

Tak lama kemudian, Taxi berhenti disebuah Gerbang masuk tempat Perumahan Elit/Villa. Taxi yang ku tumpangi di hampiri seseorang, dan aku sudah duluan turun. Dan membayar Uang ke Sopir itu, Lina dan Luna juga Keluar saat aku memimpin Keluar duluan.

"Ada yang bisa saya bantu Tuan?." Wahhh Ramah juga ni Penjaga, kebanyakan para Penjaga tempat beginian biasanya pada Sombong semua.

"Tidak apa–apa, hanya mau masuk." Balasku dan aku ingin melihat gimana natinya si penjaga ini.

"Apa Tuan punya Kenalan disini, atau Tuan punya Villa Didalam?." Wihhhh... ternyata dugaanku salah, teryta penjaga ini masih ramah.

"Yaaaa Bapak betul, saya punya Villa didalam, apa boleh saya masuk?." Bicara nya yang sopan saja, karena Penjaga ini juga Sopan.

"Tuan nya tinggal di Villa mana? biar saya antar kesana kesekalian." Baiklah, aku akan memberi Tips ke Orang ini.

"Villa Golden Star." Ucapku sambil mengeluarkan Kunci Rumah yang ada gantungan nomer satu di Kunci.

Gantungan itu bukan gantungan Biasa, tapi dibuat khusus untuk pemilik Villa di dalam Perumahan Elite ini. Penjaga yang melihat Gantungan kunci ku langsung menunduk seperti orang minta maaf.

"Maaf Tuan! karena tidak tau kalau Tuan ini Pemilik Villa Golden Star!." Hedehhhh... kenapa malah dia menunduk begitu?

"Tidak apa–apa, kalau begitu. Bapak bisa antar saya kesana?." Ayo lah pak, saya sudah capek ini.

"Baik Tuan mari. masuk dulu." Nah gitu kan cepet.

Aku melihat ke arah Lina dan Luna yang dari tadi bengong, dan akhirnya aku menyadarkan mereka dengan menggandeng kedua Tangan Masing–masing.

"Ayo masuk, dan kita akan istirahat nanti." Ucapku sambil tersenyum ke mereka berdua.

"Ummm... Baiklah Paman." Uhhhh... kok ada yang menjual anak secantik mereka berdua ini?

Bukankah kalau dirawat Lina dan Luna ini akan menjadi Idol yang terkenal nantinya? haissss... apalah pikiran Kedua Orangtua Lina dan Luna. Bodoh sekali mereka, kalau mereka nanti ingin Luna dan Lina balik. Awas saja kalau aku jadi kejam.

Aku berjalan di pimpin Penjaga selama Lima belas menit lamanya! jauh bener sih Villa ku! kayaknya aku nanti beli mobil aja deh, biar gampang gitu. Omong–Omong ni taman besar juga ya, kenapa jalan Rumahku ada di tengah–tengah Taman ini.

Mungkinkah Ini Tamanku? masak iya sih? Tanya Sistem aja dulu.

"Sistem, Tanah yang kumiliki disini patokanya dimana saja.?" Ayolah

[Patokan Tanah Milik Tuan ada di setiap Sudut Taman yang tuan tempati sekarang. Bentuk Tanah Tuan adalah Persegi, Taman ini dibuat khusus untuk Memper indah Villa Golden Star.]

"Besar amat! Kayaknya gua jadi Beli mobil dah."Aku terus berbicara ke pada Sistem.

Dan tak kusadari aku sudah berada di depan Gerbang besar berwarna Emas dan putih. Satu kata buat Gerbang serta tembok ini, Megah!. Ya sangat Megah, apa Lagi Villa besar yang ada di dalamnya.

"Tuan kita sudah sampai." Ucao si Penjaga ini kepadaku.

"Terimaksih sudah mengantarku kesini." Balas ku sambil berterimakasih.

"Bukan masalah Tuan."

"Baiklah, ini ada Uang sedikit Buat Mu." Aku menyerahkan Uang Jal 10 lembar.

"Itu...." Kayaknya Penjaga ini sepenuh hatinya mengantarkanku kesini, biasanya orang–orang akan meminta Jatah untuk hal yang menyangkut dirinya.

"Tidak apa–apa, Bapak gunakan Uang ini buat Rokok atua makan." Aku menyalami tangan penjaga itu sambil menyerahkan Uang nya.

Aku tidak memperdulikan Apa yang nanti Panjaga itu perbuat setelah menerima Uang ku, dan aku hanya berjalan ke arah gerbang dan membukanya dengan Kunci ku sekarang ini. Meskipun Rumahnya Besar, tapi Sistem penjagaan Gerbangnya semua Manual.

Seperti saat ini, aku membuka Gerbang Villa dengan Manual, biar terkesan Kuno gitu. Aku juga kepikiran untuk menyewa penjaga untuk menjaga Lina dan Luna nanti, aku tidak ingin Luna dan Lina Kenapa–napa. Dan aku sudah menganggap mereka berdua adikku kandungku.

Karena aku dari Dulu sangat ingin mempunyai seorang saudara kendung. Tapi Yahhh..... begitulah, karena Wanita ***** itu Ayahku sama sekali gk bisa Move on. Ia selalu saja kepikiran sama ***** itu.

Akupun pernah membicarakan ini kepada Ayah saat aku sudah SMP. Aku bilang. Aku ingin saudara, Meskipun bukan Kandung, aku akan menganggap mereka saudara Kandungku. Ayahku hanya menjawab sederhana. Baiklah. Tapi nyatanya sampai Ajal Ayah menjemput aku tidak memiliki Saudara.

Sebenarnya Aku punya Keponakan/Keluarga Ayahku, tapi mereka semuanya tinggal di luar Pulau. Saat Ayah Meninggal Semua orang datang, kecuali Kakak Ayahku. Karena ia berada di Luar Negri, dan saat mendengar kalau Ayah Meninggal, Syukurnya ia lah yang membantu biayaya semua pemakaman Ayahku.

Memang, Semua Keluarga Kandung Ayah itu di Gambleng untuk menjadi Keluarga Baik sama Kakek dan Nenek. Memiliki Akhlak dan Moral, jadi Kalau ada Keluarga yang terkena musibah, keluarga lainya akan membantu si keluarga yang terkena musibah itu.

"Hahhhh... Aku ingin Melihat Bayi Om Tegar." Ucapku sambil mengingat saat Adik Ayahku itu membawa Bayi serta Istrinya saat Pemakaman.

"Ada apa Paman?." Tanya Lisa yang ada di Kanan ku.

"Bukan Apa–apa, ayo Masuk kedalam, setelah itu kita istrrirahat." Ucapku sambil membuka Pintu Villa.

"Ummmmmm..." Mereka berdua hanya Mengangguk.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!