NovelToon NovelToon

Jodoh Di Kejar Dateline

01

Alea mengehentikan motornya tepat didepan kost putri yang sudah ditempatinya  bersama saudaranya semenjak mereka masuk kuliah tepatnya tiga tahun yang lalu.

Dengan perlahan tangannya melepaskan helm dan mencabut kunci motor lalu segera masuk menuju ke kamar, dilihatnya kamar masih sepi yang artinya Aletta belum pulang.

Alea langsung merebahkan tubuhnya di kasur, hari yang melelahkan batinnya seharian ini ia latihan di sirkuit untuk mempersiapkan kejuaraan yang akan diadakan beberapa bulan lagi.

Kenalin nama gue Alea Aprilia Ferdinan, panggil aja Alea. Putri dari pasangan mama Aprilia dan Papa Ferdinan. Gue punya saudara perempuan yah bisa dibilang dia adek gue tapi umur kita cuma beda beberapa bulan, namanya Aletta Rinjani Ferdinan. Putri dari mama Rinjani dan papa Ferdinan. Kenapa? Kalian bingung ya kenapa mama kami berbeda tapi Papanya sama?

Okeh, gue ceritain khusus buat kalian. Jadi ceritanya begini, papa Ferdinan adalah anak bungsu dari Eyang Kung dan Eyang Putri sebagai keluarga yang masih punya garis keturunan ningrat, Eyang putri getol banget nyariin calon jodoh buat anaknya, akhirnya terpilihlah mama April sebagai calon isteri papa Ferdi.

Pernikahan papa Ferdi dengan mama April sudah berjalan hampir lima tahun lamanya, selama itu pula mereka belum juga di karunia anak, sampai suatu hari Eyang Putri meminta papa Ferdi untuk menikah dengan wanita lain untuk memberikan keturunan alias cucu buat Eyang.

Setelah melalui proses yang alot dan panjang akhirnya mama April menyetujui papa Ferdi menikah lagi tapi dengan syarat  wanita itu harus pilihan Mama April. Dan wanita yang terpilih adalah Mama Rinjani sahabatnya mama April.

Beberapa bulan setelah pernikahan papa Ferdi dan mama Jani, ada kabar bahagia ternyata mama April hamil dan mengandung anak dari papa Ferdi yaitu gue Alea.

Saat kehamilan mama April menginjak usia 6 bulan, mama Jani menyusul hamil anak Papa Ferdi yaitu Aletta. Itulah sebabnya umur gue sama Aletta cuma beda beberapa bulan doang.

Lanjut gak nih ceritanya?? Tapi gue sedih kalo harus lanjutin ceritanya. Ehm.. Jadi saat mama Jani melahirkan Aletta, mama Jani mengalami pendarahan hebat dan dokter hanya bisa menyelamatkan salah satunya dan yang selamat adalah Aletta.

Makanya gue sama Aletta dibesarkan oleh ibu yang sama yaitu mama April. Mama April sayang banget sama Aletta, dulu pas gue kecil gue suka iri dan ngerasa gue anak pungut karena mama April lebih sayang sama Aletta dari pada sama gue, tapi setelah dijelaskan semuanya gue sadar dan gak pernah ada rasa iri atau ngambek-ngambek lagi karena ya mama gue sebenernya juga sayang banget sama gue. Tapi emang dasar jaman bocah.

Kita berdua saling menyayangi dan kompak dalam urusan hobi dan lainnya tapi kita juga sering berantem tapi gak lama. Dan satu hal yang harus kalian tahu walaupun gue sama Aletta ada keturunan ningrat, tapi kita jauh dari penampilan 'feminin' hahahaha gak tau dah emak kita ngidam aja pas hamil dulunya sampe anaknya begini banget. Udah ahh curcolnya kepanjangan

Alea baru saja memejamkan matanya dan terbangun karena ponselnya berdering, ia melirik sekilas nama yang tertera dilayar ponselnya ternyata dari mamanya.

"Halo assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, kamu lagi apa nak?"

"Lea lagi istirahat ma, baru pulang latihan."

" Aletta lagi sama kamu gak?"

"Ale belum pulang ma, kayanya masih latihan di Dojo. Kenapa ma?"

"Nanti malem bisa pulang gak sayang sama adik kamu?"

"Ada apa ma?"

"Ada hal penting yang mau diomongin."

Alea menaikan alisnya "Tentang apa ma?"

"Gak bisa di bahas ditelpon sayang, pokoknya mama minta tolong Alea sama Aletta pulang ya, mama tunggu sebelum magrib udah harus sampe supaya kita bisa shalat berjamaah dirumah. Bisa kan sayang?"

Alea melirik jam dinding dikamarnya yang menunjukan pukul tiga sore, kalo pulang naik motor bisa sih sejam tapi kalo naik mobil bisa ngaret apalagi ini hari sabtu malam minggu pasti macet.

"Halo sayang"

"Ahh, iya mah. InsyaAllah Lea usahain."

"Jangan naik motor mama gak mau, kalian naik mobil aja gak apa-apa telat asal selamat. Ngerti!!"

Alea menggaruk kepalanya yang tak gatal, mamanya tau aja apa yang dia pikirin "iya ma, ngerti."

"Ya udah nanti hati-hati ya pulangnya, Assalamualaikum."

"Iya ma, waalikumsalam"

Usai menyudahi telpon dengan sang mama Alea langsung mengetik sebuah pesan singkat untuk Aletta

Al, gue jemput Loe di Dojo nyokap nyuruh kita balik. PENTINGGG!!!

Tanpa menunggu balasan dan tanpa berganti pakaian Alea bergegas ke garasi mengendarai mobilnya menjemput Aletta.

💖💖💖💖

Aletta baru saja menyelesaikan latihannya hari ini, lalu bergegas menuju ruang ganti. Ia mengambil ponselnya didalam tas, dan melihat sebuah pesan masuk dari kakaknya.

Al, gue jemput Loe di Dojo nyokap nyuruh kita balik. PENTINGGG!!!

Aletta mengerutkan keningnya, aneh gak biasanya mama nyuruh mereka pulang dan ada hal penting apa yang mau dibahas. Batinnya

Baru saja ia meletakan ponselnya di tas, ponselnya kembali berdering sebuah pesan kembali masuk.

Woiii gue didepan neh cepetan.

Aletta berdecak sebal, belum juga dirinya berganti pakaian Alea sudah menunggunya didepan. Tanpa berganti pakaian dan langsung mengemasi semua barang-barangnya ia langsung bergegas menemui kakaknya di luar gedung tempatnya berlatih.

"Lama banget sih." Omel Alea begitu ia masuk kedalam mobil

"Yeee loe ngasih taunya mendadak, bukan salah gue dong." Sahut Aletta kesal

"Gue juga tadi baru balik, baru merem, nyokap nelpon nyuruh balik katanya ada yang mau dibahas penting." Jelas Alea

"Tumben, gak biasanya."

"Makanya gue juga heran, tapi kira-kira apa ya??"

"Jangan-jangan loe di suruh kawin lagi Le." Celetuk Aletta

Alea yang sedang fokus mengemudi langsung menoleh menatapnya dengan mata melotot yang dibalas cengiran oleh Aletta

"Bercanda Le, yah loe nanya ke gue ya mana gue tau." Ucap Aletta sambil mengangkat kedua jarinya membentuk huruf V

"Tau lah, pusing pala si Barbie."

"Udah loe fokus nyetir aja kalo capek ntar kita gantian." Ujar Aletta

Alea menggelengkan kepalanya berusaha fokus menatap jalan, sementara Aletta menatap ke jendela samping dan sibuk dengan pikirannya.

💖💖💖💖

Alea dan Aletta tiba sebelum magrib, mereka langsung bergegas menghampiri mamanya yang sedang memasak di dapur. Setalah selesai cipika cipiki mereka kembali ke kamar masing-masing untuk mandi dan bersiap shalat magrib berjamaah di rumah.

Usai shalat magrib berjamaah yang di imami oleh papa Ferdi, mereka semua langsung menikmati makan malam yang telah di siapkan oleh Mama April. Hari ini mama April masak makanan kesukaan Alea dan Aletta yaitu ayam bakar kecap.

Setelah menghabiskan makan malam, papa Ferdi meminta kedua putrinya untuk tidak ke kembali ke kamar dan duduk di ruang keluarga, merasa ini sudah waktunya pembahasan penting akan di bahas keduanya saling pandang tanpa membantah.

"Al, kok gue deg-degan yah" ucap Alea berbisik

"Iya Le, gue juga. Kaya orang mau di sidang kita." Timpal Aletta

" Sayang, ada hal penting yang mau Eyang kalian omongin, jadi papa minta tolong jangan membantah sampe Eyang selesai bicara, ngerti!!" Ucap Papa Ferdi memperingatkan kedua putrinya.

"Ngerti pah." Sahut keduanya serempak

"Eh.. kok gue ga tau ya kalo ada Eyang" bisik Aletta

Alea yang bingung hanya mengangkat bahunya, pasalnya saat makan malam Eyang tidak ikut bergabung bersama mereka tapi kenapa sekarang Eyang ada.

"Le, perasaan gue gak enak nih kalo udah menyangkut Eyang." Bisik Aletta

"Sama, gue yakin ada yang gak beres nih." Sahut Alea

"Ehem..."

Keduanya kembali diam diposisinya masing-masing begitu Eyang putri sudah mengeluarkan dehemannya.

"Alea, Aletta ada yang mau Eyang bicarakan dengan kalian berdua." Ucap Eyang Putri pelan tapi penuh ketegasan

Kedua gadis itu saling pandang dan menelan ludahnya mendengar ucapan Eyang Putri.

"Usia kalian sudah dua puluh tahun sekarang, sesuai tradisi keluarga kita anak gadis harus menikah sebelum usia mereka dua puluh satu tahun...." Jelas Eyang Putri sambil menatap kedua cucunya

"Eyang sudah menyiapkan calon suami untuk kalian yang tentu saja bibit, bebet dan bobotnya sudah jelas sangat baik dan tentunya masa depan kalian terjamin aman."

Alea dan Aletta kaget begitu mendengar ucapan Eyang Putri dengan sedikit keberanian mereka berusaha untuk protes.

"Eyang, Lea sama Ale masih kuliah kita juga masih muda masa kita udah disuruh nikah." Protes Alea

"Iya Eyang, Ale gak mau nikah muda, dan kenapa harus dijodohin segala sih Eyang. Ale gak mau." Timpal Aletta

"Terus kalian maunya gimana?" Tanya Eyang putri membuat keduanya langsung bungkam tak tau harus menjawab apa

"Baiklah, kalo kalian memang tidak mau dijodohkan, mari kita buat kesepakatan."

Alea menatap Aletta seolah meminta pendapat.

"Apa Eyang?" Tanya Aletta memberanikan diri

"Eyang mau kasih kalian kesempatan untuk mencari jodoh pilihan kalian sendiri, tapi kalo kalian gagal kalian harus siap menikah dengan calon pilihan Eyang."

Alea memekik kaget sementara Aletta membelalakan mata tak percaya dengan ucapan yang dikatakan Eyang, "tapi Eyang kita..."

"Gak ada tapi, Eyang kasih kalian waktu 6 bulan!!!"

Alea dan Aletta saling pandang, "APA!! 6 Bulan!!!!"

To be continue...💕💕😘😘😘

Happy reading guys, maaf kalo seandainya ceritanya gak seperti yang di harapkan,.. hehehe

02

Alea memijit-mijit pelipisnya perlahan, kepalanya terasa sakit mengingat pembahasan mereka bersama Eyang putri. Sementara Aletta memilih untuk berdiri dibalkon menenangkan diri katanya.

Setelah pembahasan mengenai perjodohan dengan Eyang putri yang sudah tidak bisa diganggu gugat lagi membuat keduanya kini merasa frustasi, bagaimana cara mencari calon suami dalam kurun waktu enam bulan,, sekali lagi dipertegas 6 bulan!!! Haduhh mumet, mana tugas numpuk belom jadwal latihan yang padat apa iya bisa nemu jodoh sebelum waktu yang di tetapkan.

"Lea, kita kudu gimana ini? Tanya Aletta sambil menghempaskan tubuhnya dikasur

"Loe nanya sama gue, yah gue juga pusing kali Al." Sahut Alea sambil menghela nafas untuk yang kesekian kali dalam beberapa menit yang lalu.

"Eyang bener-bener deh, masa ngasih waktu 6 bulan buat nyari jodoh. Jodoh woy jodoh, buat jadi calon suami, dikira gampang kali ya bisa beli di Mall." Gerutu Aletta frustasi

"Kita ke Mall aja kali ya, sapa tau ada yang jual."

"Waah udah stress ni anak, ya kalii di Mall jual laki ada sih manekin loe mau." Sahut Aletta greget dengan sikap saudarinya itu yang ahh sudahlah..

"Loe punya kandidat gak buat jadi calon loe? Anak kampus atau anak Dojo gitu sapa tau ada yang naksir gitu sama loe?" Tanya Alea

Aletta menggaruk kepalanya yang tak gatal lalu mengangkat bahunya, "mana gue tau"

Alea menepuk jidadnya pelan, salah jika dia bertanya pada adiknya, gadis itu terlalu cuek untuk urusan cowo apalagi Aletta terkenal galak, salah dikit main gampar mana berani cowo ngedeketin dia kecuali yang tahan banting sama kelakuan bar- bar adiknya ini.

"Nah loe sendiri gimana tuh, eh tapi bukannya loe lagi PDKT ya sama cowo, kalo gak salah  loe pernah cerita ama gue namanya..." Aletta tampak berpikir sejenak, "ahh Ivan, ia dia apa kabar?"

Alea mendengus kesal mendengar nama Ivan, "kelaut kali dimakan ikan hiu."

"Laah kok gitu?" Tanya Aletta bingung

"Udah jangan bahas dia." Jawab Alea kesal

Melihat Alea yang sudah kesal Aletta memilih diam, dia tak mau berakhir dengan sumpah serapah yang bakal keluar dari mulut kakaknya itu. Apalagi kalo gadis itu sudah mulai mengeluarkan kata- kata yang pedas nan menohok, beeeh rasanya ngalahin bumbu rujak yang pedes banget pake karet dua.

Alea memang kesal jika membahas soal Ivan. Lelaki itu adalah teman satu angkatannya di kampusnya, mereka akrab dan terlihat seperti orang pedekate tapi ternyata hanya ia yang menaruh harapan pada Ivan, parahnya Ivan mendekati Alea karena ternyata sebenarnya Ivan menyukai Mita teman Alea. Gimana gak kesel coba pedekate ama siapa tapi jadian ama siapa. Kezelll

"Le, kalo anak-anak temen seprofesi loe di club ada kali yang ganteng terus bikin loe kecantol gitu? Atau montir yang benerin motor loe gitu yaah kalo di ftv gitu kan ada tuh montir cakep gitu." Ucap Aletta memecahkan keheningan yang terjadi beberapa saat yang lalu

Alea mengingat temen- teman seprofesinya ada Reno tapi udah punya pacar. Oky,.. hmm ganteng sih, tapi Alea tidak punya perasaan pada lelaki itu, Doni, Robbi.. Bah jangan di arepin dah. Kalo montir behh apalagi itu gak ada yang seumuran dengannya yang ada bapak- bapak beranak dan beristri.

"Kagak ada Al." Ucap Alea frustasi

"Astaga,,, gue baru sadar selama 20tahun gue idup gue sama sekali ga pernah mikirin cinta, punya pacar atau gebetan." Teriak Aletta menyesali hidupnya yang berwarna abu- abu tanpa sensasi merah jambu.

"Loe sih jadi cewek galak banget, makanya gak ada yang mau ngedeketin loe." Ucap Alea

"Ehh apa kabar loe, dikit-dikit baper tapi gak pernah ada yang jadi pacar loe." Balas Aletta

Alea melemparkan bantal guling kearah adiknya itu yang langsung di balas Aletta dengan melempar boneka Teddy bear besar, begitu seterusnya sampai mereka kelelahan dan tertidur.

💖💖💖💖💖

Alea menjalani aktivitasnya seperti biasa yaitu kuliah selesai kuliah ia harus latihan di sirkuit lalu pulang kemudian makan dan tidur begitulah setiap harinya.

Tak terasa sebulan berlalu tentang pembahasan mencari jodoh yang akhirnya tak terpikirkan lagi oleh Alea karena ia harus fokus menghadapi kejuaraan yang akan diselenggarakan sebulan lagi.

Alea baru saja tiba di bengkel langganannya, ia melihat bengkel sepi tak ada pengunjung dan tak ada penjaga. Kemana semua orang pikirnya. Alea melirik jam tangan masih jam tiga sore yang artinya jam makan siang sudah selesai dan jam tutup bengkel masih dua jam lagi.

Alea berjalan menuju meja kasir, ia sudah biasa kesini dan duduk di sana tiba-tiba seseorang meneriakinya.

"Woyy.. loe mau maling ya?"

Alea yang terkejut menoleh menatap lelaki berbaju hitam berparas tampan sambil memegang berapa alat ditangannya menatap tajam kearahnya meskipun wajahnya dipenuhi bekas oli namun tidak mengurangi kadar ketampanannya tapi tunggu tadi dia bilang apa? Maling? Maksudnya dia nuduh gue maling gitu?

"Loe ngomong apa tadi?" Tanya Alea

"Loe mau maling di kasir bengkel kan? Mentang-mentang sepi kesempatan ya loe mau maling." Jelas lelaki itu

"What!!?! Ehh dekil, loe kalo ngomong jangan asal jeblak aja, gue tuh kesini mau nyervice motor gue dan pas gue dateng gak ada orang dan asal loe tau gue udh biasa duduk di bangku kasir karena gue udah langganan disini. Yang harusnya nanya tuh gue, loe siapa di bengkel ini sembarangan nuduh orang gak jelas."Omel Alea membuat leleki dihadapannya menatapnya sambil bingung

"Kok jadi galakan loe sih. Gue ini yang punya bengkel, dan gue gak tau tuh ada pelanggan tipe-tipe kaya loe. Jangan-jangan loe modus ya. Modus berkedok pelanggan taunya mau maling."

"Ehh jaga ya omongan loe, gue bisa aja ngelaporin loe atas tuduhan pencemaran nama baik." Ucap Alea kesal lalu bergegas pergi meninggalkan bengkel.

"Bilang aja loe malu karena udah kepergok." Teriak lelaki itu

Langkah Alea terhenti gadis itu kemudian berbalik arah mendekati lelaki yang baru saja meneriakinya

Plaaaakkkk

Sebuah tamparan mendarat di pipi kiri lelaki itu, membuat lelaki itu emosi seketika

"Loe.." belum sempat lelaki itu menyudahi kata-katanya seorang pria bersuara dari arah luar

"Alea... Nathan... Ada apa ini"

Mendengar namanya disebut Alea balik badan dan tersenyum menatap pria paruh baya yang dikenalinya.

"Om Danu." Seru Alea

Pria yang disapa Om Danu itu menghampiri Alea dan Nathan yang tampaknya sedang bersitegang.

"Ada apa ini?" Tanya Om Danu

"Ini om, tadi Alea kesini cuma sepi jadinya Alea mau nunggu ditempat biasa di meja kasir, ehh nih orang tiba-tiba dateng neriakin Alea maling dan ngaku-ngaku yang punya bengkel." Jelas Alea

Om Danu tertawa mendengar penjelasan Alea membuat gadis itu menyipitkan matanya menatap lelaki didepannya yang di panggil Nathan terlihat menyeringai melihat kearahnya.

"Alea, kenalin ini anak Om namanya Nathan yang baru aja pulang dari luar negeri . Dan Nathan ini adalah Alea pembalap Nasional yang udah sering papa ceritain itu, Alea juga sering bantu- bantu papa jaga kasir kalo Andin papa suruh ke cabang. Jelas Om Danu membuat keduanya terkejut dan membelalakan mata.

"Jadi ini anak Om yang sering Om ceritain itu?" Tanya Alea tak percaya

"Jadi dia pembalap cewe yang sering papa bahas?" Tanya Nathan tak percaya

"Iya" jawab Om Danu singkat

Alea memutar bola matanya ini tidak sesuai bayangannya selama ini. Di pikirannya anak Om Danu itu tipe lelaki yang ramah seperti yang selalu diceritakan oleh om Danu tapi ternyata lelaki didepannya ini adalah lelaki angkuh tukang tuduh pula. Ganteng sih,.. tapi nyebelin, ucap Alea dalam hati

sementara Nathan menoleh kearah lain, cantik sih tapi bar- bar, keluh Nathan

"Om rasa ini cuma kesalahpahaman aja, jadi sekarang papa minta Nathan dan Alea kalian saling minta maaf." Pinta Om Danu

"Apa? Minta maaf sama dia? Gak pah aku gak mau, dia udah nampar aku duluan." Bantah Nathan

"Nathan, please gentle dikit." Ucap Om Danu lalu menatap Raya "Alea kamu juga salah, ayo kalian berdua saling memaafkan." Kali ini nada suara Om Danu berubah dari pelan menjadi kalimat perintah tanpa bisa di bantah

Nathan mengulurkan tangannya yang langsung dibalas oleh Alea. Keduanya berjabat tangan sekenanya lalu berusaha tersenyum lebih tepatnya terpaksa tersenyum

"Sorry." Ucap Nathan

" Iya sama-sama, maafin gue juga" kata Alea penuh penekanan dengan tatapan permusuhan

"Nah gitu kalo akur kan enak. Ya udah kalian lanjut ngobrol biar Om yang cek motornya Alea." Ujar Om Danu berlalu meninggalkan keduanya

"Urusan kita belom kelar." Ucap Nathan sambil menatap Alea sinis

"Siapa takut, loe jual gue beli." Sahut Alea tak kalah sengit

Mereka berdua saling menatap penuh kebencian, dan berbalik arah saling menjauh.

Bersambung....💕💕💕

Haii, readers... Salam kenal

Yuk ramein cerita ini dengan like dan komen kalian 😉 karena antusias kalian bisa jadi salah satu mood booster keberlangsungan cerita ini 😉

03

Aletta baru saja menyelesaikan latihannya hari ini, akhir-akhir ini latihannya semakin berat karena beberapa hari lagi ia akan mengikuti seleksi untuk kejuaraan Nasional.

Merasa dirinya sangat lelah, ia memutuskan untuk segera pulang tanpa mengganti seragamnya, karena ingin lekas pulang dan beristirahat.

Aletta mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang, hari ini jalanan tampak lenggang tak ada macet, tiba-tiba mobil yang dikendarainya berhenti mendadak alias mogok.

Dengan panik Aletta keluar dari mobil, membuka kap depan mobilnya dan mencoba memeriksa walaupun ia bingung apa yang ia harus diperiksa karena ia tidak mengerti mesin dan antek- anteknya

Aletta melirik kesekeliling menyisir area barang kali ada orang yang bisa dimintai tolong olehnya dan ternyata jalanan ini sepi. Ia mendesah pelan, lalu mengambil ponselnya mencoba menghubungi Alea tapi tidak ada jawaban dari kakaknya itu.

"Ahh elahh,, pake mogok lagi, Alea kemana sih gak ngangkat telpon. Terus gue balik gimana???" Keluh Aletta pada dirinya sendiri tampak frustasi

ditengah rasa putus asanya, suara bising motor sport berhenti tepat di depan Aletta membuat gadis itu menyipitkan matanya. Bersiap siaga status waspada barang kali orang jahat ingin merampoknya.

Seorang lelaki turun dari motornya lalu melepas helmnya tersenyum manis ke arah Aletta membuat gadis itu terdiam beberapa saat terhipnotis dengan pesona senyum manis si abang bermotor sport berwana hitam itu.

"Ehh, dek mobilnya kenapa?" Tanya lelaki itu ramah

Aletta bengong mendengar lelaki itu memanggilnya 'adek', emang segitu bocahnya gue apa di panggil 'adek', pikirnya

"Eh.. ehm mobil saya mogok bang." Jawab Aletta sekenanya

" Boleh abang bantu cek gak mobilnya?" Tanya lelaki itu sekali lagi

Aletta mengerutkan dahi kenapa jadi adek abang zone begini, pikirnya

"Iya bang, tolong dicek kalo abang bisa sekalian deh dibenerin ." Ucap Aletta kikuk

Lelaki itu mengangguk lalu mulai mengotak atik mobil Aletta, sepertinya ia cukup ahli atau paling gak ngerti mesin lah yaaa. Komentar Aletta dalam hati

"Adek,, kayanya mobil kamu cukup kompleks kerusakannya, dan abang juga ga ada alat-alatnya buat benerin." Jelas Lelaki itu

"Yahh, terus harus gimana bang?" Tanya Aletta bingung

"Gini aja, abang nelpon temen abang buat ngederek mobil adek ke bengkel abang nanti pulangnya adek tenang aja abang yang anterin." Ucap Lelaki itu

Aletta menatap lelaki itu bukan niat mau curiga tapi sebagai perempuan ia hanya harus berhati-hati dan jangan mudah percaya pada orang asing apalagi orang yang baru dikenal. Siapa tau lelaki ini mau modus, siapa yang tau.

Seolah bisa membaca pikiran gadis didepannya ini lelaki itu tersenyum, "tenang aja abang bukan orang jahat. Abang punya bengkel dan ini,.. " lelaki itu mengeluarkan sebuah kartu nama dari sakunya, "ini kartu nama abang sama alamat bengkel abang."

Aletta menerima kartu nama yang di ulurkan lelaki itu membacanya perlahan, "Bengkel Mobil dan Motor The One" gumam Aletta

"Udah percaya?" Tanya lelaki itu yang dibalas Aletta dengan anggukan pelan.

"Kalo gitu abang nelpon temen abang buat bawa derek ya, sebentar." Pamit lelaki itu menjauh dari Aletta mencoba menghubungi temannya.

Aletta yang sudah lelah memilih duduk ditrotoar, lelahnya bertambah berkali-kali lipat, rasanya ingin segera merebahkan diri di kasur. Hayati lelah mak

Lelaki itu kini duduk di sebelah Aletta, memperhatikan gadis disebelahnya yang tampak kelelahan.

"Oh iya dari tadi kita adek abang mulu. Kenalin nama gue Nathan, nama loe siapa?" Ucap Nathan sambil mengulurkan tangannya

Aletta menaikan alisnya melihat uluran tangan Nathan lalu sedetik kemudian menjawab, "Aletta" membalas uluran tangan Nathan dan mereka bersalaman.

"Loe anak Dojo teratai?" Tanya Nathan membaca tulisan di baju Aletta

Alerra mengangguk perlahan, "kenapa?"

"Dulu gue ikut Dojo Maput kan kedua Dojo itu saingan dulunya" jawab Nathan

Aletta tersenyum tipis, ia terlalu lelah menanggapi obrolan lelaki di sebelahnya, tak lama sebuah mobil derek datang dan dengan instruksi Nathan mobil Aletta di bawa ke bengkel lelaki itu untuk diobati eh diperbaiki maksudnya.

Sesuai tawaran yang Nathan berikan akhirnya Aletta diantar pulang ke kost oleh lelaki itu.

"Oh ya Al, berapa nomor handphone loe nanti kalo mobil loe udah kelar gue kabarin?" Tanya  Nathan setibanya di depan Kost gadis itu

Aletta tersenyum begitu Nathan menyodorkan handphonenya. Dengan cepat Aletta langsung mengetik nomor telponnya di ponsel lelaki itu dan yang langsung di save oleh Nathan.

"Sekali lagi makasih ya ." Ucap Aletta dengan tulus

Nathan kembali tersenyum ramah, "sama-sama, gue cabut ya."

"Hati-hati." Kata Aletta sambil melambaiankan tangannya hingga lelaki itu menghilang dari pandangannya.

"Senyumannya itu loh bikin hati adek meleleh bang " gumam Aletta tanpa sadar

Aletta tersadar dari lamunannya lalu menggelengkan kepalanya, ini gak bener kenapa dirinya jadi baperan gini, ahh ini pasti efek terlalu lelah mencari jodoh, bantinnya. Looh kok makin ngaco.

Bersambung

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!