NovelToon NovelToon

JODOH SANG DOKTER

KEPERGIAN SUAMI TERCINTA

Hari itu tepatnya hari kamis, Ara melihat jam ditangannya sudah menunjukkan pukul tujuh malam lebih. Namun, Ali sang suami belum juga terlihat menjemputnya. Ya, Ali dalah sosok pemuda yang beruntung karena bisa menikahi Shamira yang lebih dikenal denga Ara.

Baru saja tiga bulan lalu mereka mengikrarkan janji suci di depan penghulu. Sekarang mereka masih menikmati masa-masa pengantin baru. Ali yang kesehariannya bekerja dibidang arsitek menjadikannya lumayan sibuk. Namun ditengah-tengah kesibukan Alli bekerja, dia tidak pernah lupa untuk meluangkan waktu menemani istri tercintanya. Namun entah ada apa, hari ini Ali yang bisanya menjemput Ara dari rumah sakit tempatnya dinas belum juga terlihat. Biasanya pukul lima sore Ali sudah ada diruangan Ara untuk menjemputnya. Wajah panik Ara pun nampak sekali, karena sedari tadi menelpon Ali namun tidak ada jawaban sama sekali.

"Ya Allah ada apa ya... kenapa pikiranku nggak enak kaya gini". Gumam Ara sambil mengetuk-ngetukkan jemarinya diatas meja kerja, sekilas terlihat memejamkan mata dan bersandar dibadan kursi. Dia mengambil ponsel yang berada diatas meja kerjanya sembari mencoba menghubungi ali lagi.

"Sayàng kamu kemana sih... kenapa nggak angkat telponku". Kata ara sambil menelpon kontak ali lagi yang belum diangkat angkat juga.

Sejenak ara terbenam dalam lamunannya, namun tiba tiba dewi asistennya dalam bertugas masuk ruangan.

Dewi : "lho dr. Ara belum balik?".

Ara : "iya nih wi,,, masih nunggu suami belum nongol".

Sebelum melanjutkan percakapannya dengan dewi tiba tiba ponsel ara bergetar, dilihatnya ternyata panggilan dari nomer suaminya yang sedari tadi ditunggu. Tidak perlu menunggu lama ara pun mengangkat telpon tersebut.

Tanpa mengucapkan salam terlebih dahulu karena sudah benar benar panik dan kacau dia menjawab telpon dari ali.

Ara : "sayang kamu kemana aja sih ditunggu daritadi nggak nongol nongol, aku panik tau".

namun siapa sangka ternyata yang menjawab telpon itu bukanlah ali suaminya.

"Maaf bu, ibu keluarga dari bapak yang punya ponsel ini ya." Kata orang yang menelpon ara lewat ponsel ali.

" iya saya istrinya, maaf ini siapa..? Kenapa ponsel suami saya bisa ditangan anda..?" Tanya ara semakin panik.

" iya bu maaf lancang menghubungi ibu, tapi saya bingung harus menghubungi siapa, karena di ponsel bapak ini ada panggilan tak terjawab atas nama my wife,jadi saya ber inisiatif menghubungi ibu". Jawab sang penelpon.

" iya ada apa dengan suami saya, kenapa yang telpon anda pak..?" Tanya ara semakin penasaran.

"Ibu bisa kerumah sakit ***** suami ibu mengalami kecelakaan tadi sekitar jam 5 sore". Jawab si penelpon.

Seperti tersambar petir disiang bolong, ara langsung terperanjak kaget dan berdiri dari tempat duduknya sambil menangis. Dewi yang mengamati dari samping ara hanya melihat tidak berani menanyakan sesuatu, karena takut kesalahan.

"Tidak mungkin,anda sedang berbohongkan..? Anda sedang membuat kejutan yang disuruh suami saya kan..?". Tanya ara dengan kata kata meyakinkan, kalau sebenarnya dia hanya dibohongi oleh ali suaminya.

" tidak bu... ini saya serius, bahkan saya tidak mengenal bapak yang punya ponsel ini. Saya tadi yang mengantar ke rumah sakit, jadi tolong ibu segera kesini ya bu, karena keadaan suami ibu kritis". Jawab laki laki itu.

Tanpa pikir panjang lagi langsung ara berbegas dari ruangan kerjanya sambil memesan ojek online agar cepat dia sampai rumah sakit yang disebutkan laki laki tadi. Dewi yang sudah tidak bisa membendung rasa penasarannya apalagi melihat ara menangis akhirnya memberanikan diri untuk bertanya.

Dewi :" dr. Ara kenapa, kok panik..? Kenapa sampe nangis juga..?"

Ara :" suamiku kecelakaan wi". Sambil berlari dari ruangan kerja menuju gerbang rumah sakit tempat dia berdinas, karena ojeknya juga sudah sampai pada titik yang ara tentukan.

Belum sempat dewi bertanya lagi, ara sudah berlalu dengan wajah ber urai air mata.

\=\=\=\=\=\=

Sesampainya dirumah sakit tempat ali dirawat akibat dari kecelakaan tadi, ara menuju resepsionis dan bertanya apakah tadi ada pasien kecelakaan sekitar jam 5 sore. Petugas rumah sakit itupun meng iyakan dan pasien masih diruang IGD. Tanpa pikir panjang ara pun berlari dan langsung ke ruang IGD. Benar saja Ternyata ali masih disana dengan keadaan yang begitu meng khawatirkan. Bagaimana tidak, semua alat terpasang ditubuh ali, sebuah alat oksigenpun terpasang dihidung ali dengan keadaan ali belum sadarkan diri.

Ara yang sedari tadi meyakinkan dirinya bahwa yang kecelakaan itu bukan ali senejak trdiam. Dia ingin melangkahkan kakinya menuju ali, ingin meraih jemari ali yang terkapar tidak berdaya, namun dia sudah tidak sanggup lagi, dilihatnya cahaya ruangan IGD semakin pudar, pandangannya nanar dan "bruuuk". Ara sudah terjatuh pinsan didepan ruang IGD, dimana tempat ali berbaring saat ini. Tim dokter yang menangani ali segera berlari dan membawa ara ke ruang pemeriksaan. Setelah ara tersadar dari pinsannya, dia langsung menanyakan dimana ali sekarang. Namun suster yang berada didekat ara berbaring memberi tau ara kalau pasien atas nama Ali akmaludin sudah meninggal dunia beberapa waktu lalu pas ara dalam keadaan pinsan.

Airmata ara tidak lagi dapat terbendung, dia benar benar tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri, reflek ara pun sampai berteriak di dalam ruangan itu. Susterpun meraih ara dan memberi pengertian dan menguatkan ara. Namun siapa sangka ara yang masih belum menerima kenyataan itu terus saja menangis sambil berteriak " kenapa kamu tega,, kamu ninggalin aku tanpa pesan yang ber arti...kamu jahat yank...jahat..". Ucap ara sambil berteriak teriak. Suster yang berusaha menenangkan ara tidak bisa membendung air mata juga, suster itupun ikut menangis sambil berkata " sabar bu sabar". Sambil mengelus punggung ara yang dipeluknya.

\=\=\=\=\=\=\=

Duka masih menyelimuti ara dan keluarga, ara yang masih berkabung tidak mau diajak berbincang dengan orang orang yang melayat kerumahnya, dia hanya terdiam sambil bengong memegang sebuah tasbih. Bibirnya seolah olah berkata sesuatu, seperti sedang membaca kalimat Allah dan ber sitigfar sambil meneteskan air mata. Ibu ara yang sedari kematian ali menemani ara dan setia disamping ara pun menyuruh putri semata wayangnya itu makan. Karena memang sejak kematian ali 3 hari yang lalu ara belum makan hanya minum air saja, ibu ara ber inisiatif membawakan makan dipiring dan akan menyuapi ara. Namun lagi lagi ara hanya menangis dan memejamkan matanya sambil berkata " kenapa ali jahat mah, dia minggalin ara tanpa ada pesan apa apa". Ibu ara yang mengerti bagaimana keadaan hati anaknya saat ini hanya bisa menjawab dengan senyum yang menahan tangis sambil membelai kepala ara yang dibalut dengan hijab berwarna hitam.

\=\=\=\=\=\=\=

Hari ini tepat 7 hari ali meninggalakan ara untuk selama lamanya tanpa ada pesan yang ber arti. Ara yang duduk dipojok bibir kasur dikamarnya sambil menatap foto di figura kecil ditangannya menangis lagi, air matanya jatuh diatas kaca figura foto ali yang dipegangnya.

"Yank,,, hari ini kamu sudah 7 hari ninggalin aku...aku rindu kamu yank...kenapa kamu ninggalin aku tanpa pesan apa apa". Gumam ara yang langsung menenggelamkan figura kecil itu kedalam pelukannya.

Diluar pintu kamar terlihat ibu mertua ara melihat menantunya itu menangis, karena ibu mertua ara tidak tega melihat menantunya yang sedari tadi dilihatnya menangis diapun masuk kamar.

Ibu mertua :" nak... kamu harus ikhlasin ali, dia sudah bahagia disana... jangan bikin ali sedih karena kamu belum mengikhlaskan kepergiannya". Sambil memeluk ara dan menangis.

Ara :"umi... Ara belum bisa mengikhlaskan mas Ali, apalagi dia pergi secara tiba tiba my. Nggak ada pesan apa apa untuk ara...".

Ibu mertua :" umy tau gimana perasaanmu sekarang, yang biasanya setiap hari selalu bersama, apalagi kalian baru menikah. Umy tau sayang posisi kamu saat ini". Tambah mertua ara sambil menatap langit langit kamar ara dengan pandangan nanar.

Ara tidak menjawab apa apa dia hanya tenggelam dalam tangisannya.memejamkan mata dan mengingat semua kenangan dengan ali.

Sejenak ara membuka matanya dan dia berkata. " umy benar aku harus kuat, aku harus meneruskan hidup. Hidup tidak akan berhenti sampai disini, aku harus belajar ikhlas untuk mas ali...ara berjanji bakalan belajar meng ikhlaskan my". Ucap ara sambil memegang kedua jemari mertuanya dan mertua arapun langsung memeluk ara sambil berkata "terimakasih sayang."

RESIGN

5 bulan sudah ali meninggalkan ara untuk selama lamanya, namun nampak diwajah ara kesedihan itu masih nyata. Dalam hati ara sebenarnya belum bisa meng ikhlaskan sepenuhnya atas kepergian ali yang secara mendadak itu.namun ara sadar dia harus tetap melanjutkan hidup, apalagi dia seorang dokter yang pasti tenaganya masih dibutuhkan oleh banyak sebagian orang.

Seperti biasa pagi ini ara melakukan aktifitas dirumahnya sebelum berangkat berdinas. Dia pergi berolah raga terlebih dahulu,jogging adalah hobby ara.setiap pagi dia memutari komplek perumahannya, Setelah 3x putaran berlari kecil, ara memutuskan untuk ke taman komplek sebentar sebelum pulang kerumah. Di bangku taman dibawah pohon yang lumayan rindang yang didepannya banyak bunga bunga ara duduk. Diingatnya beberapa bulan lalu sebelum kepergian suami tercintanya, setiap pagi sebelum mereka pergi melakukan pekerjaan masing masing pasti mereka sama sama menyempatkan diri ber olah raga pagi. Dan di bangku dimana sekarang ara duduk, biasanya ali juga ikut duduk dan memijati leher dan pundak ara yang kecapean akibat dari lari lari kecil. Namun sekarang ara sadar semua itu hanya tinggal kenangan, yang tidak pernah mungkin akan terulang lagi. Jangankan mengulangnya, memandang wajah ali saja dia sudah tidak akan pernah bisa lagi seumur hidupnya.

"Yank...aku tau kamu pasti melihat aku sekarang disini, ditempat biasa kita menghabiskan waktu dipagi hari". Gumam ara sambil melihat keatas langit dengan pandangan nanar.

Setelah menikmati hembusan angin pagi di taman komplek,serta mengingat kenangannya dengan ali, dia beranjak dari tempat duduknya. Dia berjalan menyusuri jalanan komplek kembali kerumahnya untuk bersiap siap berangkat dinas. Di area komplek ara terkenal sebagai dokter cantik dan baik hati. Sehingga banyak tetangganya yang mengenal baik ara. Apalagi wajah ara yang lumayan mirip dengan raisa, itu menjadikan tetangga tetangga ara makin mengidolakannya.

"Pagi dok...habis olah raga ya".sapa salah satu tetangga ara yang juga baru habis olah raga pagi.

"Pagi ibu... iya nih bu baru mau pulang". Jawab ara dengan senyum khasnya.

Sesampai dirumah arapun bersiap siap pergi berdinas, karena jam dinasnya pukul 10 pagi jadi ara bisa sedikit santai mempersiapkan perlengkapan alat perangnya.

\=\=\=\=\=\=\=

"Pagi dok...". Sapa dewi dari tempat duduknya, yang kebetulan juga dewi adalah asisten ara berkerja.

"Pagi juga wi...".jawab ara dengan senyumnya yang khas.

"Ohya wi pasien kamar 201 gimana perkembangannya". Tanya ara sembari mengenakan jas berwarna putih yang belum dia kenakan.

"Iya dok pasien sudah lumayan ada perkembangan dok, tapi lebih jelasnya dr.ara lakukan visit aja dok keruangan 201." Jawab dewi yang sudah beranjak dari duduknya dan mengambil sebuah buku catatan.

"Yaudah yok kita visit." Ajak ara.

Setelah melakukan visit kesemua pasien diruangan yang berbeda, ara masuk kekamar 201 dimana pasien yang sudah 2 hari terbaring lemah karena sakit struk.

"Selamat pagi.." sapa ara sembari masuk ruangan 201 yang tak lupa dengan menyuguhkan senyuman khasnya.

"Gimana pak sudah enakan belum...? Tanya ara sembari melihat kotak infus yang bergantung yang dilanjutkan memeriksa pasien itu dengan alat stetoskopnya.

"Apa yang dirasakan pak usman sekarang". Imbuhnya sambil memegang pergelangan tangan pasien memeriksa denyut nadinya.

"Alahmdulillah udah mendingan dok, semalam juga sudah bisa tidur pulas". Jawab istri dari pasien.

Karena keadaan pasien memang struk dan susah berbicara, maka yang menjawab istri si pasien.

Setelah melakukan visit ara kembali keruangannya.

\=\=\=\=\=\=\=

Hari sudah sore,jam dinas ara sudah habis. Waktunya ara kembali pulang, namun dia belum beranjak dari ruang kerjanya. Dia seperti sedang memikirkan sesuatu. Ya dia bergikir untuk resign dari rumah sakit tempat dia berdinas sekarang ini. Bukan tanpa alasan kenapa dia memilih untuk resign dari rumah sakit itu. Dia hanya tidak ingin mengingat masa masa bersama almarhum suaminya. Karena awal perkenalan mereka juga di rumah sakit tempat ara berdinas sekarang ini. Dimana ali yang waktu itu sedang sakit types dan minta dirawat oleh dr.ara. sampai pada akhirnya ali pun melamar ara di tempat ara berdinas.

Bukan ara ingin melupakan kenangan manis bersama ali, namun dia sendiri sadar kalau dia tidak menghindar dari tempat dimana dia dan ali memiliki kenangan kenangan manis dan indah, dia tidak akan bisa bangkit, dan semakin tersiksa dengan kepergian ali.

"Wi... kamu hari ini pulang jam berapa..". Tanya ara ke dewi yang daritadi sibuk memainkan ponselnya.

"Jam 7 dok... kenapa..?". Tanya dewi yang langsung memasukkan ponselnya kesaku baju dinasnya.

"...eemhhh nggak apa apa, sekedar tanya aja... yaudah aku duluan ya wi..". Tutur ara sembari mengangkat tas totebag nya dan meraih kunci mobil dipojok meja kerjanya.

"Iya dok hati hati." Jawab dewi.

\=\=\=\=\=\=\=

Hari sudah malam, jarum jam sudah berada diangka 9. Ara masih berada di ruang tengah nonton acara tv. Namun tiba tiba dia menangis, tangisannya kali ini juga karena ingat akan sosok almarhum suaminya. Asisten rumahnya yang kebetulan lewat didepannya berhenti, lalu bertanya kepada ara.

"Non...nona kenapa nangis lagi..?". Tanya asisten rumah ara.

"Iya mbak..aku inget mas ali lagi,," jawab ara sambil menyapu air matanya yang semakin mengalir deras.

Sang asisten rumah itupun menghampiri ara duduk dibawah sofa tempat ara duduk dan menangis.

"Udah non...jangan nangis lagi, kasian almarhum tuan kalau nona belum bisa menerima kepergiannya, almarhum juga bakalan sedih banget lihat non ara nangis terus tiap hari..". Kata asisten itu sembari memijat kaki ara, Karena memang hampir tiap hari ara selalu dilihatnya menangis.

"Mbak... aku mau menjual rumah ini..". Kata kata ara membuat pijatan asistennya itu berhenti seketika.

"Kenapa non mau jual rumah ini, inikan rumah kenang kenangan non ara sama almarhum tuan...". Kata asiaten itu sembari mengingatkan ara kalau rumah ini adalah rumah yang dibangun dari jerih payah mereka berdua.

"Iya mbak aku tau... tapi semakin aku berlama lama dirumah ini, aku semakin tertekan mbak, karena ingat semua kenangan dengan mas ali mbak..". Jawab ara sambil menyeka air matanya sembari menunduk.

"Menurut mbak tika sih jangan dijual non.. mending dikontrakin aja, non ara bisa balik kerumah ibu non ara..". Asisten itu memberi masukan.

"Gitu ya mbak...". Jawab ara lirih.

"Iya non...kalau dijual sayang sayang...ini rumah penuh sejarah lho,..". Sahut asisten itu.

\=\=\=\=\=\=

Ara sudah kembali kerumah orang tuanya dikawasan senayan. Asisten rumah tangganyapun ikut diboyong kerumah orang tua ara, dan dia memutuskàn untuk mengosongkan rumahnya yang berada di kawasan kelapa gading itu untuk dikontrakkan.

Dan diapun sudah memutuskan untuk resign dari rumah sakit tempatnya berdinas.

Hari ini ara tidak ada kerjaan sama sekali, dia dirumah terus dan murung. Orang tuanya yang sibuk dengan perusahaannya pulangnyapun sore, terkadang juga sampai malam baru sampai rumah.

Lama lama dia juga boring karena tidak ada kerjaan atau aktifitas yang ber arti. Pikirnya kalau dia banyak diam dirumah bukan malah bisa move on dari almarhum suaminya, yang ada malah makin membuat dia terpuruk karena ingat segala kenangan.

"Bi...ara kemana,". Tanya ibu ara yang baru pulang dari kantornya.

"Non ara di kamarnya nyonya..". Jawab asisten rumah itu sembari mengambil bawaan ditangan ibu ara.

Tak lama kemudia ibu ara bergegas naik ke lantai 2, dia menyusuri jalan menuju kamar putrinya. Dibukanya pintu kamar itu pelan pelan dan dilihatnya sang putri sedang tengkurap diatas ranjang. Tadinya ibu ara menyangka kalau anak perempuannya sedang tertidur, namun pas dia mau menutup pintu kamar, dia mendengar suara sesenggukan seperti suara yang sedang menahan tangis dari balik bantal yang menutupi kepalanya.

Ibu arapun melangkah mendekat ketempat ara tidur.

"Nak... kamu kenapa sayang..". Tanya ibu ara sambil mengambil bantal diatas kepala ara. Tanpa jawaban ara langsung beranjak dan memeluk ibunya.

"Kenapa...coba kamu cerita sama mamah". Pinta ibu ara.

"Maah ara kangen mas ali". Jawab ara lirih dipundak sang ibu."ara nggak bisa lupain mas ali mah... ara masih nggak bisa nerima kenyataan..". Tambahnya sambil menangis dipelukan ibunya.

"Ara... sudah mau 6 bulan ali meninggalkan kita semua, kalau kamu belum bisa menerima kepergiannya, ali tidak akan pernah bisa tenang nak... dan bagaimana kamu melanjutkan hidup sayang... heey...?? kamu harus bangkit sayang... kamu seorang dokter...kamu banyak dibutuhkan oleh sebagian banyak orang...". Kata ibu ara sambil menatap wajah putrinya yang sedari tadi menangis, lalu mencium kening ara.

"Ada apa ini mah... kenapa ara nangis..". Tanya ayah ara yang berjalan menuju mereka dibibir ranjang.

Tanpa menjawab ibu ara hanya mengedipkan mata, dan sepertinya ayah arapun tau kenapa putri mereka menangis.

"Nak... kamu mau nggak ke klaten, disana ada rumah sakit teman papah, kebetulan lagi butuh tenaga medis..". Ucap ayah ara sembari mengelus elus kepala putrinya dengan lembut.

Seketika ara menyeka air matanya, dia berfikir sejenak.

"Klaten...?? Dimana itu pah...". Tanya ara

"Jawa tengah, dekat jogja". Jawab ayah ara.

"Nggak kurang jauh apa pah..". Kata ara

"Ya nggaklah... sekalian kamu biar ganti suasana baru disana... klaten tuh kotanya nyaman nak...asri lagi..". Sambung ayah ara.

"Ara pikir pikir dulu ya pah". Jawab ara.

Sepertinya ara sudah memikirkan tawaran ayahnya untuk pergi kerja ke klaten. Pagi ini sembari sarapan pagi dimeja makan ara membuka obrolannya.

Ara  :"Pah.. tawaran papah minggu lalu masih nggak pah..??

Papah: "tawaran yang mana sayang... klaten??

Ara  : iya klaten.. ara udah memutuskan pah...ara mau ke klaten, siapa tau ara bisa membantu orang orang disana. (Sambil tersenyum)

Papah : yaudah papah telpon teman papah yang punya rumah sakit dulu ya...( sambil mengeluarkan ponsel dari saku).

Tidak lama kemudia ayah arapun menelpon temannya itu dan meminta ijin agar anaknya bisa bekerja di rumah sakitnya di daerah klaten jawa tengah. Dan sepertinya tidak ada kesulitan sehingga teman ayah arapun mempersihlan ara datang kerumah sakit dan membawa semua berkas sebagai pertimbangan dan syarat ara diterima bekerja di rumah sakit tersebut.

AWAL BERTEMU

Hari ini Ara sudah membulatkan tekatnya untuk pergi ke kota klaten. Meskipun perasaannya bingung karena disana dia tidak punya teman,tapi dia berusaha untuk melangkah memberanikan diri agar tidak terus larut dalam kenangan.

Jam sudah menunjukkan pukul 11 siang, ayah serta ibu ara sengaja free hari ini tidak pergi ke kantor, mereka bergegas mau mengantarkan putri semata wayangnya itu ke klaten. Karena ayah dan ibu ara ingin melihat anaknya benar benar sampai klaten dengan selamat, maka mereka memutuskan untuk mengantar langsung ke klaten. Semua perlengkapan ara sudah siap dan rapi didalam koper. Tinggal menunggu supir mengeluarkan mobil dari garasi dan mengantar ara serta orang tuanya ke bandara.

"Nak...udah siap semua kan...nggak ada yang tertinggal ka..?". Tanya ibu ara.

"Udah mah..sementara sih udah lengkap, nanti kalau memang ada yang lupa ara bisa balik pulang ngambil, atau kalau nggak mamah paketin..". Jawab ara sambil memeriksa perlengkapan didalam tas totebag nya.

" nyonya mobil sudah siap,,mau berangjat sekarang..??". Kata supir keluarga ara sembari mengangkat koper ara yang sudah siap di depan pintu rumah.

"Yaudah pak mus,, kita berangkat sekarang biar nggak telat.." jawabnya ibu ara yang diikuti ayah serta ara berjalan disampingnya.

\=\=\=\=\=\=\=

"Ternyata bener papah bilang, klaten asri ya pah". Kata ara tersenyum sambil mematap pemandangan dari dalam kaca mobil taxi online.

"Emang papah pernah bohong sama kamu,,?". Jawab sang ayah dari balik kursi depan ara.

"Oh iya pah, kita belum sholat dzuhur,,nyari mesjid sekitaran sini dulu yuk.." ajak ibu ara sambil memainkan ponselnya.

Ayah arapun bertanya kepada supir taxi online tersebut.

"Pak kalau ada masjid deket sini berhenti dulu yak pak...kita mau sholat dulu.." pinta ayah ara kepada sang supir.

"Oh baik pak... kebetulan ini dekat dengan masjid Al-Aqso salah satu icon kota klaten pak..". Jawab sang supir sembari menjelaskan salah satu icon kotanya.

Sesampainya mereka di parkiran masjid tersebut, tanpa menunggu lama mereka keluar dari mobil dan bergegas menuju masjid.

"Mashaa allah keren banget mesjidnya ya pah..mah..". Kata ara sambil terkagum kagum melihat bangunan masjid tersebut.

"Iya...bagus banget, kirain mamah Al-Aqso cuma ad di mesir". Jawab ibu ara sambil tersenyum.

Tidak lama mereka selesai menunaikan sholat dzuhur. Mereka berjalan menuju taxi online yang sudah menunggu mereka selesai sholat. Tiba tiba dari arah belakang ara ditawari susu oleh seseorang.

"Assalamualaikum..mbak...mau beli susu nggak..?". Pemuda itu menawarkan dengan suara lembut.

Sontak ara pun menoleh kearah belakang, dimana pemuda itu menawarkan susu dagangannya.

"Waalaikumsalam...susu apa mas,,kambing apa sapi..?" Tanya ara sambil melirik dagangan yang ditenteng pemuda itu.

"Sapi sama kambing mbak...terserah mbaknya mau milih yang mana... mumpung masih anget mbak..." jawab pemuda itu sambil menaruh dagangannya didepan ara.

Ara yang memang pecinta susu sapipun tidak menolaknya, dia langsung mengambil 3 liter susu sapi yang sudah ditaruh dalam botol.

"Jadi berapa mas..." tanya ara sambil membuka salah satu tutup botol susu.

"36 ribu mbak". Jawabnya.

Arablangsung menyerahkan uang lima puluh ribuan kepada pemuda itu.

"Kembaliannya mbak..". Kata pemuda itu.

"Nggak usah buat masnya aja.." jawab ara sambil tersenyum.

"Maaf mbak saya tidak bisa menerimanya,". Jawabnya.

"Yaudah kamu simpen dulu aja ya...saya keburu buru,,, nanti kapan kapan kalau saya kesini saya pesan lagi." Jawab ara sambil berlari kearah taxi yang sudah menunggunya daritadi.

Setelah masuk dalam mobil, dan mobil melaju pergi dari masjid tersebut,ibu ara melirik putrinya yang membawa beberapa botol aqua berukuran 1liter.

"Apaan itu ra...". Tanya ibunya sambil lihat botol yang ditaruh ara dibawah kursi mobil.

"Susu mah, susu sapi." Jawabnya

"Lah banyak bener ra." Tanya ibunya.

"Ngga apa apa mah...aku kan suka susu".

\=\=\=\=\=\=\=\=

Sesampainya di rumah sakit tempat ara akan berdinas, ternyata kedatangan mereka sudah dinantikan oleh pihak manager rumah sakit itu.

"Pak ramli apakabar...". Seorang laki laki paruh baya menyapa ayah ara sambil melentangkan kedua tangannya mengajak berpelukan.

"Alhamdulillah baik pak broto...". Sambut ayah ara dengan pelukan persahabatan.

"Kok mereka udah deket banget..siapa bapak bapak ini." Kata ara dalam hatinya.

Tanpa banyak basa basi laki laki paruh baya itu mengajak keliling rumah sakit dan menunjukkan tiap tiap ruangan. Ternyata laki laki itu sahabat ramli ayah ara, yang sekaligus manager rumah sakit tersebut.

"Oh iya...pak bambang sudah menyiapkan rumah yang akan ditempati dr. Ara, tidak jauh dari rumah sakit ini." Kata manager rumah sakit tersebut.

"Waduuuh jadi merepotkan pak broto dan pak bambang nih saya". Ucap ayah ara sembari tersenyum.

Bambang adalah laki laki pemilik rumah sakit itu, dan broto adalah manager serta sahabat dari bambang dan ramli ayah ara.

\=\=\=\=\=\=\=

Dirumah kontrakan yang sudah disediakan oleh bambang, ara dan keluarga menikmati susananya. Tenang, adem dan yang jelas jauh dari hiruk pikuk keramaian ibu kota.

Sejenak ara tenggelam salam lamunananya.

"Yank... aku sekarang udah di klaten yank...doain istrimu ini betah ya, dan bisa bermanfaat untuk orang banyak..". Kata ara dalam hati.

"Ra... mamah sama papah besok pagi balik ke jakarta ya nak, kita nggak bisa lama lama disini karena masih banyak kerjaan di perusahaan". Ucap ibu ara.

"Iya ma nggak apa apa kok... ara ngerti mamah papah sibuk,, nanti kalau ara libur ara pasti pulang." Jawab ara sambil merangkul ibunya yang duduk di sofa.

"Mamah sama papah selalu berharap semoga kamu bisa melangkah jauh lebih baik sayang... kita tidak menyuruhmu melupakan almarhum...karena itu tidak akan pernah mungkin terjadi, tapi kita berharap ara bisa menatap masadepan lagi.." kata ibu ara sambil memegang dagu putrinya, berharap sang putri bangkit dari traumanya karena ditinggal almarhum suami yang dicintainya.

"Iya mah...doain ara terus ya pah...mah.." jawabnya sambil tersenyum menahan tangis.

Hari sudah malam, karena kontrakan ara di sebuah gang perkampungan, Banyak anak anak bermain dihalaman rumahnya. Ara duduk di kursi depan rumah sambil menikmati susu yang dibelinya tadi di masjid.

"Lumayan juga rasa susu sapinya" gumam ara sambil melihat isi dari botol susu sapi tersebut. Dia ber inisiatif akan membelinya lagi setelah susu yang dibelinya habis. Dia akan pergi ke masjid Al-aqso lagi untuk mencari pemuda yang menjual susu itu. Tapi dia bingung, gimana dia mengenal penjual susu itu sedangkan raut wajahnya saja ara sudah tidak ingat.

"Mungkin semua pedagang di area masjid itu sama...!! dagangan mereka satu produk..". Pikirnya sambil menghabiskan susu dalam gelas yang dituangnya dari botol.

\=\=\=\=\=\=

Hari ini adalah hari pertama ara berdinas dirumah sakit sahabat ayahnya,hanya butuh 15menit naik ojeg dari rumah kontrannya. Sesampainya dirumah sakit ara sudah disambut oleh tim medis diruangan.

"Pagi dok... selamat bergabung dengan kami". Ucap mereka serentak sambil bersalaman satu persatu dengan ara.

Ara menjawab salam mereka swmbari tersenyum.

"Waaah dr. Ara mirip raisa ya...". Celetus seorang perawat sambil tersenyum.

"Kamu bisa aja... kalau saya mirip raisa, kamu mirip siapa dong..." jawab ara sambil tertawa.

Ara benar benar menikmati pekerjaannya, apalagi rekan sejawatnya di rumah sakit itu baik baik semua. Arapun punya teman yang ternyata juga perantau, dr.arlan namanya. Dr.arlan tinggal lumayan jauh dari tempat ara ngontrak, karena ternyata dr.arlan sudah membeli sebuah rumah di daerah tersebut, dan kabarnya akan segera menikah dengan gadis asal klaten juga.

"Dr. Ara dulu kuliah dimana." Tanya dr.arlan

"Saya di tangerang dok, tapi ambil spesialisnya di singapur". Jawab ara.

Ara sebenarnya menyandang gelar Sp.BS, lulusan univeraitas di singapur. Usianya sudah 28 tahun, namun masih terlihat sekitar 23-24tahun.mungkin karena dia rajin ber olah  raga atau yang lainnya, sehingga menjadikan dia lebih muda dibanding usianya.

Karena hari ini pulang dinas lebih awal dan dia tidak setiap hari berdinas, rupanya dia sudah ada jadwal sendiri kapan dia dinas. Mungkin karena dia dokter spesialis. Jadi bisa dihitung jari masuk dinasnya kapan saja dan jam berapa saja. Sebenarnya dia juga sudah mulai jenuh dikontrakannya karena tidak ada aktifitas lagi.

Dia berinisiatif pergi ke majid Al-aqso tempat dia membeli 3liter susu sapi kapan hari. Pikirnya dia akan membeli susu itu lagi lebih banyak buat persediaan dikontrakannya.

Sesampainya di masjid Al-aqso dia berkeliling area masjid yang baru setengah pembangunan itu. Dia melihat lihat bangunannya dan melihat pemandangan sekitaran masjid. Tiba tiba pandangannga terhenti, melihat pemuda penjual susu yang baru turun dari sepeda motor di parkiran area masjid.

"Itu seperti yang jual susu kapan hari". Gumamnya sembari berjalan menuju pemuda itu.

"Hey mas...mas.. mas penjual susu." Panggil ara beberapa kali, karena pemuda itu todak dengar panggilan ara. Setelah mendengar panggilan ara pemuda itu berhenti dan menoleh kearah ara.

" mashaa allah mbak,,,kita ketemu lagi. Saya punya hutang sama mbaknya lho.." sapa pemuda itu dengan senyum sembari mengambil uang di tas pinggangnya.

"Eh nggak usah mas... aku mau nambah beli susu malah.." jawab ara tersenyum juga.

"Eh masnya masih inget saya ya...kirain saya mah udah lupa..." sambung ara sambil ketawa.

"Ya inget dong mbak,, saya kan punya hutang.." jawab pemuda itu sambil memperlihatkan dagangannya.

Karena dagangan pemuda itu hanya tinggal 2 botol alias 2liter, maka sama ara diambil semua.

"Jadi saya kurang berapa mas bayarnya." Tanya ara sambil menatap pemuda itu, pikir ara laki laki semuda ini sudah jualan susu keliling, apa tidak ada kerjaan lain.

"Kurang 10ribu mbak..saya kan punya hutang 14ribu, susunya 1 liter 12ribu,jadi kurang 10ribu..". Jawab pemuda itu dengan perinci.

"Yaudah ini 100ribu,, nanti kalau saya kesini saya tinggal minta susu aja ke mas nya". Kata ara sambil menyodorkan uang pecaham 100ribu.

"Waduh jangan mbak saya takut lupa... nanti kalau mbak mau kesini aja beli lagi..saya kesini setiap hari kok mbak dari jam 4 sudah disini habis keliling.." kata pemuda itu.

Tidak lama setelah transaksi jual beli susu sapi arapun bergegas, dan pemuda itu juga berjalan menuju sepeda motornya yang diparkir di area masjid. Dilihatnya pemuda itu dari jauh oleh ara, seperti sedang ada masalah dengan motornya. Seketika arapun mendekat ke parkiran tempat pemuda itu parkir sepeda motornya.

"Kenapa mas." Tanya ara.

"Eh iya..anu mbak, motor saya kempes". Jawabnya sambil garuk garuk kepala dan tersenyum sok imut.

"Oooh... tukang tambal ban jauh nggak dari sini." Tanya ara lagi.

"Lumayan mbak, sekitar 3kilo" jawabnya

"Bukan lumayan lagi mas...gempor iya kalau dorong motor sampe 3kilo". Jawab ara sambil tertawa.

Karena bingung gimana caranya mendorong motor itu sampai ketempat tambal ban yang berjarak 3kilo, ara menawarkan bantuan.

"Mas aku naik ojek online, nanti motor kamu ditarik aja sama ojek, sampai ke tempat tambal ban". Kata ara menawarkan pertolongan.

"Emang nggak nysahin mbak". Sahutnya.

"Nggak lah mas" jawab ara sambil tersenyum..

Sambil menunggu dapat ojek online yang sedari tadi di tolak terus sama sistem aplikasinya, mereka duduk didepan masjid sambil ngobrol.

"Kenapa kamu jualan susu keliling.." tanya ara tiba tiba.

"Ya karena hobby berdagang mbak..." jawabnya.

"Hanya itu". Tambah ara

" emmh... nggak sih mbak, disamping hobby berdagang, saya mencoba untuk mengikuti sunnah Rhasul dalam hal perniagaan".  Jawab pemuda itu.

Dari jawaban pemuda itu ara jadi penasaran tentang perniagaan dalam agama islam itu seperti apa. Namun ara tidak memperlihatkan rasa penasarannya.

"Kamu nggak sekolah atau kuliah gitu". Tanya ara lagi.

"Saya udah lulus kuliah mbak". Jawabnya sambil memainkan ranting kayu yang dicorat coretnya ke tanah didepan mereka duduk.

"Kenapa nggak nyoba nyari kerjaan lain". Tanya ara masih penasaran.

"Ya itu tadi mbk alamasan saya...saya hobby berdagang dan pengen menjalankan sunnah rhasul dalam perniagaan". Jawabnya sambil tersenyum manggut manggut.

"Usiamu berapa".tanya ara lagi, sudah seperti sensus penduduk dan detektif conan.

"23tahun mbak". Jawabnya.

Sedari tadi mereka ngobrol ara merasa aneh. Pemuda itu tidak pernah menatap ataupun melihat ke arah ara meskipun sejenak. Apa ada yang salah batin ara.

"Nama kamu siapa". Masih saja ara lanjut dengan pertanyaannya.

"Nama saya rais mbak". Jawabnya masih menundukkan kepala dan masih memainkan ranting kayu.

"Namaku ara.." jawab ara, padahal pemuda itu tidak menanyakan namanya.

Tidak lama kemudian ojek online sudah sampai didepan majid.

"Eh ojeknya udah ada is.. ayo kita berangkat" ajak ara.

Dan merekapun berlalu dari masjid menuju tukang tambal ban. Sesampainya ditukang tambal ban,ara meninggalkan rais sendiri, ara melanjutkan perjalanannya menuju kontrakannya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!