NovelToon NovelToon

Menikahi Ayah Dari Anak GENIUSKU

Prolog

Rosaline Ariana Hadinata, biasa dipanggil Aline, 22 tahun, yang merupakan anak ketiga dari Robby Hadinata salah satu pengusaha sukses dan memiliki perusahaan tekstil terbesar di Jakarta. Sejak kecil Aline hidup dalam hinaan dan cacian dari keluarganya karena terlahir dari sebuah hubungan yang diawali dari kesalahan. Aline adalah anak dari istri kedua Tuan Robby, yang dinikahi secara siri. Ibu Aline, Raina Maheswari, meninggal dunia saat Aline berusia 5 tahun. Kemudian dia diasuh oleh ayah kandungnya dan tinggal bersama istri pertama ayahnya dan kedua saudara tirinya.

Ibu tirinya, Erisa Hadinata, sangat membenci Aline karena dia adalah anak dari selingkuhan suaminya. Sejak kecil Aline diperlakukan sebagai pembantu yang selalu dihina, dicaci bahkan sampai disiksa oleh ibu tirinya jika dia melakukan kesalahan. Pukulan dan tamparan tidak pernah luput dari tubuhnya. Saudara tirinya juga sering menghinanya, terutama saudara perempuannya, Alexa Putri Hadinata, yang usianya 1 tahun lebih tua darinya. Alexa membenci Aline karena Aline lebih cantik dan pintar darinya. Sedangkan kakak laki-lakinya putra sulung Tuan Robby, yaitu Adrian Putra Hadinata, selalu bersikap dingin dan acuh pada Aline. Hanya ayahnya, Tuan Robby yang sayang pada Aline dan juga para pelayan yang ada di kediaman Hadinata.

Meskipun Aline diperlakukan seperti seorang pembantu di rumah ayahnya, namun dia tetap mendapatkan pendidikan yang baik dari ayahnya. Aline kuliah di salah satu universitas terbaik di Jakarta dan mengambil jurusan fashion design karena ia ingin menjadi seorang designer. Dan Aline menjadi salah satu lulusan terbaik di universitas tersebut karena kecerdasan yang dimilikinya. Semenjak kuliah Aline tinggal di apartemen pemberian ayahnya, supaya dia tidak terus menerus disiksa oleh ibu tirinya. Aline juga bekerja paruh waktu sebagai salah satu karyawan hotel XXX, salah satu hotel bintang 5 di Jakarta. Itu ia lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, karena Aline tidak ingin terus bergantung kepada ayahnya.

Aline memiliki seorang kekasih bernama Rio Abimana (24 tahun), putra dari Firman Abimana pemilik salah satu perusahaan furniture terbesar di Indonesia. Rio adalah pria populer di kampusnya, berwajah tampan, tubuh atletis dan kaya raya. Aline dan Rio sudah berpacaran selama 4 tahun. Rio berniat untuk melamar Aline dan menjadi istrinya. Ternyata, Alexa juga jatuh cinta pada Rio. Alexa selalu berusaha menghalalkan segala cara untuk menghancurkan hubungan Aline dan Rio.

...***...

Di pagi hari yang cerah, seorang pria tampan sedang melajukan mobil kesayangannya menuju sebuah apartemen. Sesampainya di area apartemen, dia segera memarkirkan mobilnya di parkiran. Kemudian dia langsung masuk ke lobby apartemen dan menyapa security dan resepsionis lobby yang sudah sangat dia kenal dengan baik.

"Pagi Pak Min, Mbak Sari." sapa pria itu.

"Pagi Mas Rio," sahut mereka secara bersamaan. Pria itu adalah Rio, pacar Aline.

"Pagi-pagi sudah ke sini aja mas Rio. Mau kencan ya sama Mbak Aline?" goda Mbak Sari.

"Iya dong mbak, masak aku mau ajak kencan Mbak Sari, saya bisa dimarahi sama suaminya Mbak," jawab Rio sambil meledek resepsionis di sana. Mbak Sari dan Pak Min terkekeh mendengar ucapan Rio.

"Duh Mas Rio, kapan mbak Alinenya dihalalin. Jangan lama-lama pacarannya tidak baik. Nanti Mbak Aline bisa diambil sama pria lain lho," goda Mbak Sari.

"Mohon bantuan doanya ya Mbak Sari, semoga bisa disegerakan. Aku juga tidak mau kalau Aline sampai diambil orang, Mbak," jawab Rio sambil tersenyum.

"Iya Mas, saya doakan semoga Mas Rio dan Mbak Aline segera menikah. Aamiin," doa Mbak Sari sambil mengangkat kedua tangannya.

"Saya juga doakan semoga kalian berjodoh dan segera menuju ke pelaminan. Benar apa yang Sari bilang tadi Mas jangan pacaran terlalu lama, tidak baik Mas. Kasihan Mbak Alinenya kalau tidak segera diberi kepastian. Mbak Aline itu cantik, sopan, baik, ramah, pintar, juga tidak sombong. Calon istri idaman, pasangan yang pas untuk Mas Rio." Pak Min menasihati Rio.

"Terima kasih untuk doa dan nasihatnya Mbak Sari, Pak Min. Nasihatnya akan selalu saya ingat," ucap Rio sambil menangkupkan kedua telapak tangannya di depan dada.

"Ya sudah aku naik dulu ya Pak Min, Mbak Sari." Rio berpamitan pada mereka.

Pak Min dan Mbak Sari hanya menganggukkan kepala.

Rio melangkahkan kakinya memasuki lift menuju ke lantai apartemen Aline. Sesampainya di depan apartemen Aline, Rio langsung memencet bel. Dan tak lama kemudian Aline membukakan pintu dan menyusul Rio masuk.

"Sudah siap sayang?" tanya Rio sambil masuk dan duduk di atas sofa.

"Sudah. Tunggu sebentar ya, aku ambil tas dulu," ucap Aline sambil melangkah masuk ke dalam kamar untuk mengambil tasnya.

Kemudian langsung keluar dan kembali menemui Rio.

"Ayo kita berangkat. Aku lapar. Katanya mau sarapan bersama," ajak Aline sambil memegang perutnya yang sudah meronta.

"Siap Bos. Kita berangkat. Kamu mau sarapan di mana?" tanya Rio sambil mengikuti Aline keluar apartemen.

"Aku ingin makan nasi uduk di warung langganan kita. Kamu mau kan?" jawab Aline.

"Baiklah kita sarapan di sana," sahut Rio.

Setelah mengunci pintu apartemennya, Aline dan Rio segera melangkah pergi meninggalkan apartemen.

Sesampai di warung langganan, mereka segera memesan makanan. Setelah pesanan mereka datang, mereka segera makan dengan lahapnya.

"Aline, kamu kan sudah selesai kuliah sekarang. Dan aku juga sudah bekerja di perusahaan Papaku. Aku ingin membawa hubungan kita ke jenjang yang lebih serius. Aku ingin melamarmu kepada kedua orang tuamu," ucap Rio.

"Uhuk... uhuk..." Aline tersedak makannya karena kaget dengan ucapan Rio.

"Duh, pelan-pelan makannya sayang. Ini minum dulu airnya." Rio mengambilkan gelas berisi air minum untuk Aline.

Setelah Aline minum dan merasa lebih tenang berkata, "Aku sudah pelan-pelan makannya. Tapi aku terkejut kamu tiba-tiba bilang mau melamar aku."

Rio tertawa. Kemudian Aline menjawab, "Apa kamu yakin Rio? Apa orang tuamu setuju dan mau menerima hubungan kita?"

"Jujur saja sampai sekarang mamaku belum merestui hubungan kita. Tapi aku akan berusaha meyakinkan mama bahwa kamu adalah wanita yang baik, wanita yang aku cintai, dan layak menjadi pendamping hidupku." Rio berusaha meyakinkan Aline. "Aku ingin kamu menjadi ibu dari anak-anakku."

"Kamu bersedia kan menjadi istriku?" mohon Rio dengan tatapan tulusnya.

Aline sangat terharu dan meneteskan air mata. Dia tidak menyangka bahwa Rio benar-benar mencintainya dan ingin menikahinya. Kemudian dia menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.

"Ya. Aku mau menikah sama kamu," jawab Aline bahagia.

Rio sangat bahagia. Dia menarik dan mencium tangan Aline. "Terima kasih sayang." Rio sangat bersyukur Aline mau menikah dengannya.

TBC

Jangan lupa comment, like, favorite dan votenya. Terimakasih😊

Episode 1

Kisah Aline & Rio

Siang itu Aline dan Rio meninggalkan sebuah restoran setelah makan siang bersama. Saat berada di luar restoran, mereka tidak sengaja bertemu dengan Deandra Aleisya Hermawan (Dea) sahabat Aline yang sedang mententeng beberapa tas belanjaannya.

"Dea!" Aline langsung memanggil Dea dengan semangat.

Dea pun segera menghampiri pasangan yang sedang berbunga-bunga ini. Karena terlihat dari raut wajah mereka yang berseri-seri.

"Hai, Aline sayang dan kak Rio." Dea mendekat dan langsung memeluk sahabatnya itu.

Rio hanya membalas dengan senyuman tipis.

"Mmm... By the way. Ada apa kok wajah kamu berseri-seri Lin? Jangan-jangan kamu habis uwu-uwu ya sama kak Rio," ledek Dea sambil tersenyum mengejek.

Rio langsung melotot tidak suka. Kata-kata Dea tidak sopan baginya.

"Kamu itu De, dijaga pikirannya, dibersihkan kotorannya. Kamu pikir aku perempuan seburuk itu. Kami pacaran dengan sehat," ketus Aline sambil memanyunkan bibirnya karena cemberut.

Rio hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan kekasih dan sahabatnya itu.

"Terus, kenapa itu muka tadi sampai bersemu merah muda, senyumnya bahagia sangat," sewot Dea yang masih menggoda sahabatnya itu.

"Mmm... kamu mau tahu?" tanya Aline kemudian.

"Maulah. Ada apa? Aku penasaran," ujar Dea dengan ekspresi penasarannya.

"Sini! Aku mau membisikkan sesuatu!" perintah Aline.

Dan Dea pun semakin mendekatkan tubuh, terutama telinganya ke arah bibir Aline.

Dan ketika Aline mendekatkan bibirnya ke telinga Dea, dia berteriak, "RAHASIA!"

Dea langsung kaget dan melototkan matanya. Kemudian ia memukul lengan Aline karena kesal sudah dikerjai Aline.

Aline tertawa terbahak-bahak sambil memegangi perutnya yang sakit. Bahkan di sudut matanya sampai keluar air mata. Rio hanya memutar bola matanya dengan malas karena melihat kejahilan kekasihnya itu.

"Sayang, sudah tertawanya. Kasihan Dea, jangan diledeki terus," ujar Rio berusaha menghentikan kekonyolan Aline.

"Tega kamu Lin. Telingaku sampai sakit. Kalau sampai gendang telingaku pecah dan aku jadi tuli bagaimana? Kan bisa mengurangi kadar kecantikan dan keanggunanku," omel Dea dengan majah masamnya.

"Oke. Aku minta maaf Dea sayang. Jangan marah lagi, nanti hilang cantiknya," mohon Aline sambil memeluk Dea sambil membisikkan sesuatu, "Maaf my bestie yang cantik. Aku belum bisa cerita sekarang. Karena memang masih rahasia."

"Tapi aku janji kalau urusannya nanti sudah selesai, aku pasti akan cerita sama kamu full story tanpa ada yang ditutupi. Oke my bestie," tambah Aline sambil melepaskan pelukannya.

"Baiklah my bestie, awas jangan sampai lupa. Aku tunggu," ucap Dea sambil tersenyum.

"Siap Boss!" seru Aline sambil mengangkat tangan kanannya membentuk sikap hormat.

"Oke, aku dan Rio pulang dulu." Aline berpamitan dengan Dea.

"Oke, hati-hati di jalan. Aku juga masih mau lanjut shopping lagi," jawab Dea sambil tersenyum.

"Dan kak Rio tolong dijaga sahabatku jangan sampai lecet sedikitpun," ucap Dea sampai melihat ke arah Rio.

"Kamu tenang saja. Aku pasti akan menjaganya seperti aku menjaga bayi, aku pastikan dia tidak akan lecet sedikitpun. Dasar cerewet!" gerutu Rio sambil mendengus kesal.

"Bye Dea, kamu juga hati-hati," ucap Aline sambil melambaikan tangan.

"Bye... Bye...!" balas Dea sambil membalas melambaikan tangan.

...🌹🌹🌹...

4 tahun lalu...

Seorang mahasiswi sedang berlari terburu-buru menuju kampus tempatnya dia kuliah supaya tidak terlambat masuk kelas, karena ini adalah hari pertama di masuk kuliah. Mahasiswi itu adalah Aline. Karena malam sebelumnya hujan mengguyur kota Jakarta, menyebabkan banyak genangan air di jalan yang berlubang.

Saat Aline hampir sampai di gerbang kampusnya, tiba-tiba sebuah mobil sport warna hitam melintas disampingnya dan melewati kubangan air dan akhirnya "byurrr...".

Air berwarna coklat kehitaman menyiram wajah dan tubuh Aline sehingga bajunya basah kuyup dan berbau tidak sedap. Aline syok. Dia langsung marah dan meneriaki pengendara mobil tersebut.

Tetapi pengendara mobil itu hanya acuh dan tetap melajukan mobilnya sampai masuk ke kawasan kampus tempat Aline kuliah.

Aline terus berjalan sampai masuk kawasan kampus dengan hatinya yang sedang panas karena marah. Aline bingung bagaimana dia bisa masuk kelas jika bajunya kotor seperti itu. Dosennya pasti akan langsung mengusirnya dari kelas. Kekesalan Aline memuncak saat dia melihat mobil yang sudah membuatnya basah kuyup tadi ada di parkiran kampus dan sang pemilik mobil yang adalah seorang pria baru turun dari mobilnya. Aline langsung mendatangi pria tersebut.

"Hai, pria tidak tahu diri!" hardik Aline.

Pria itu kaget mendengar ada yang menghardikanya langsung menoleh ke belakang untuk melihat dia yang berani bicara kasar padanya.

"Kamu bicara sama saya. Kamu siapa? Aku tidak kenal gembel seperti kamu," sahut pria itu sambil memperhatikan Aline dari atas ke bawah dengan wajah dan bajunya yang basah kuyup.

"Dasar pria kaya sombong. Lihat apa yang sudah kamu lakukan?" ucap Aline sambil menunjuk pada kondisi dirinya. "Gara-gara cara membawa mobilmu yang buruk dan kamu melintasi kubangan air, airnya mengenaiku, dan bajuku jadi basah kuyup. Bagaimana aku bisa masuk kuliah sekarang?" bentak Aline.

"Tapi aku tidak merasa mengguyurmu. Dan aku juga tidak melihat ada orang di pinggir jalan. Seharusnya kalau tahu ada kubangan air, kamu jalannya lebih menepi jangan dekat-dekat jalan raya," jawab pria itu dengan santainya tanpa rasa bersalah.

"Benar-benar kamu ya. Sudah salah tidak minta maaf dan bertanggung jawab." Aline semakin dibuat geram olehnya.

"Kenapa aku harus bertanggung jawab? Memangnya saya menghamili kamu? Tidak kan?" ejek pria itu.

"Dasar pria jelek, sombong dan tak tahu sopan santun!" Aline berteriak dengan wajah kesalnya.

"Oke... Kalau memang kejadian yang menimpa kami karena aku dan mobilku, aku minta maaf. Sudah selesai kan masalahnya. Bye...!" Ujar pria itu kemudian dia langsung melenggang pergi meninggalkan Aline yang masih marah.

"Huuuuhh... Dasar pria brengsek. Semoga aku tidak bertemu lagi denganmu. Lalu bagaimana aku bisa masuk kelas dengan baju kotor seperti ini?" gerutu Aline.

Aline terus berjalan memasuki kampus dan mencari kamar mandi untuk membersihkan dirinya, ya meskipun tidak akan benar-benar bersih. Sepanjang lorong menuju kamar mandi Aline menjadi bahan tertawaan para mahasiswa yang ada di sana karena melihat keadaan Aline seperti kucing yang tercebur di selokan.

Di dalam kamar mandi.

"Ahh... Bagaimana ini bajuku basah dan kotor sekali, tidak bisa dibersihkan. Aku pasti tidak diijinkan masuk kelas sama dosen," ujar Aline melihat cermin kamar mandi sambil meneteskan air mata saat melihat kondisinya sekarang.

"Aline! Kamu kenapa? Kok bisa basah dan kotor seperti ini?" tanya seorang mahasiswi kepada Aline saat dia masuk ke ruang kamar mandi.

Dia adalah Deandra sahabat Aline sejak duduk di bangku SMA dan teman sekolah Aline. Dan sekarang mereka kuliah di universitas yang sama tetapi beda jurusan. Dea mengambil jurusan Manajemen Ekonomi sedangkan Aline mengambil jurusan Fashion Design.

"Tadi ada pria brengsek bawa mobil asal, saat melintasi jalan dekat aku lewat, dia melewati kubangan air, dan akhirnya airnya mengguyur seluruh tubuhku, Dea. Sekarang aku harus bagaimana, aku tidak bisa masuk kelas kalau seperti ini." Aline menceritakan apa terjadi tadi pada Dea.

"Sudah-sudah, kamu jangan nangis lagi. Untung aku selalu sedia baju ganti setiap aku pergi keluar rumah. Sekarang kamu pakai bajuku. Karena ukuran tubuh kita hampir sama pasti muat di tubuh kamu," ucap Dea sambil mengeluarkan baju dari dalam tasnya dan menyerahkan ke Aline.

"Buruan ganti baju kamu, sebentar lagi kelas akan dimulai. Ini hari pertama kita kuliah. Kita harus semangat." Dea memberi semangat pada Aline.

"Terimakasih ya Dea," ucap Aline sambil menerima baju dari Dea dan masuk ke salah satu bilik kamar mandi untuk ganti baju.

Dan setelah Aline selesai berganti baju, keduanya langsung pergi ke kelas masing-masing agar tidak terlambat. Dan akan bertemu lagi nanti di kantin kampus pada saat jam makan siang.

Sesuai janji mereka tadi, sekarang Aline dan Dea berada di kantin kampus mereka. Dan mereka sepakat memesan mie ayam kesukaan mereka. Saat mau memesan, tiba-tiba ada seorang pria yang tidak sengaja menabrak Aline sehingga membuat Aline hampir terjatuh. Dan mereka pun saling berpandangan.

"Kamu!" Ucap keduanya secara bersamaan.

Ternyata pria itu adalah pria yang tadi pagi membuat Aline basah kuyup.

"Sial sekali aku hari ini, harus bertemu dengan pria brengsek ini lagi," gerutu Aline tapi masih bisa didengarkan oleh si pria.

"Jangan asal bicara. Siapa yang pria brengsek? Aku tadi sudah minta maaf kan sama kamu. Siapa juga yang senang bertemu perempuan galak seperti kamu," jawabnya sambil menunjuk wajah Aline.

"Siapa yang galak? Dasar pria jelek." Aline mengumpat kemudian pergi menyusul Dea.

"Menarik juga." Ucap pria itu dalam hati sambil tersenyum tipis, lalu pergi ke meja yang sudah dia pesan bersama temannya.

Setelah memesan, Aline dan Dea mencari meja dan tempat duduk untuk menikmati menu makan siang mereka. Ternyata meja tempat mereka sekarang berdekatan dengan meja si pria tadi dan mereka bertatap muka lagi.

TCB.

Jangan lupa vote, like , favorite dan kasih comment ya readers.

Karena comment kalian sangat berarti bagi author. Terimakasih😊

Episode 2

Kisah Aline & Rio 2

"Wah, sepertinya kamu mengikuti aku ya gadis galak?" ejek pria itu kepada Aline.

"Malas!" ucap Aline sambil memalingkan muka dan menghadap ke arah Dea yang duduk di seberang mejanya.

"Siapa Rio, kamu kenal dengan perempuan itu? Dan baru kali ini seorang Rio mengajak bicara seorang gadis terlebih dahulu, biasanya kan dingin sekali sama perempuan," ledek Mark teman Rio.

"Aku tidak kenal dia. Dia hanya gadis yang tidak sengaja terkena cipratan air saat mobilku lewat di jalan tadi," jelas Rio sambil matanya sesekali melihat ke arah Aline.

Sedangkan di meja Aline dan Dea.

"Lin, kamu kenal sama Rio?" tanya Dea.

"Rio siapa? Aku tidak kenal sama yang namanya Rio," jawab Aline cuek.

"Itu pria yang barusan bicara sama kamu. Dia itu Rio Abimana, anak dari pengusaha furniture terkenal dan kaya raya. Dia itu seniorku di kampus." Dea mulai menjelaskan kepada Aline.

"Kamu tahu Lin, Rio itu salah satu pria tertampan di kampus dan menjadi idola di kampus ini. Banyak perempuan yang mengejar dia, ingin jadi pacarnya," tambahnya.

"Oh. Tapi menurut aku biasa saja. Malah minus karena sombong dan mengesalkan. Dan aku tidak tertarik dengan pria seperti itu," jawab Aline santai.

"Jangan asal bicara, siapa tahu kamu nanti jatuh cinta sama dia, seperti gadis-gadis yang kejar dia." Dea menggoda Aline sambil tertawa.

"No... No... Aku mau fokus kuliah. Kalau kamu minat, buat kamu saja," sahut Aline.

"Sayangnya dia bukan tipe aku Lin," jawab Dea sambil terkekeh.

"Oh iya Lin, bukannya kakak kamu si Alexa juga kuliah di sini?" tanya Dea

"Ya, dia kuliah di sini juga," jawab Aline singkat.

"Semoga dia tidak mendatangkan masalah buat kamu. Dia kan si ratu pembuat masalah yang kerjaannya hanya bisa mengganggumu." Dea menunjukkan wajah kesalnya mengingat Alexa selalu mendatangkan masalah untuk Aline.

"Tidak Dea. Alexa sekarang sedang sibuk dengan debut modellingnya. Dia lebih suka dunia modellingnya dari pada harus belajar di kampus," jawab Aline sambil menghela nafas.

Dan ternyata percakapan Aline dan Dea tadi didengar oleh Rio. Aline membuat Rio tertarik dan meminta Mark untuk mencarikan informasi tentang Aline.

Seminggu kemudian, saat Aline pergi ke supermarket untuk belanja beberapa bahan untuk dimasak di rumah, tiba-tiba tas belanjaan Aline jatuh karena tertabrak seorang anak kecil yang berlarian di sana. Dan membuat belanjaan Aline jatuh dan tercecer di lantai. Kemudian Aline memunguti satu per satu, tiba-tiba ada seseorang yang menolongnya mengumpulkan barang belanjaannya. Dan saat Aline melihat siapa orang itu, dia pun kaget.

"Kamu?" ujar Aline sambil mengerjapkan matanya.

"Hai, lama tak jumpa. Tidak disangka kita bertemu di sini, Aline," sahut Rio sambil tersenyum menyerahkan barang belanjaan Aline.

Aline memasukkan barang belanjaannya ke dalam kantong plastiknya lagi.

"Terima kasih," ucap Aline dan segera meninggalkan Rio.

Saat Aline melangkahkan kakinya, Rio menahan lengannya. Sontak Aline kaget dan menoleh ke arah Rio.

"Jangan pergi dulu. Aku bolehkan berkenalan denganmu?" pinta Rio.

"Bukannya kamu tadi sudah tahu namaku. Dan aku juga tahu nama kamu, Rio kan. Jadi untuk apa berkenalan lagi." Aline menjawab dengan ketus.

"Baiklah, aku benar-benar minta maaf atas kejadian waktu itu. Aku benar-benar tidak sengaja Aline." Rio memohon sambil mengatupkan kedua telapak tangannya di depan dada.

"Ya, sudah aku maafkan. Tidak perlu dibahas lagi," jawab Aline dengan wajah datarnya.

"Aku bolehkan jadi teman kamu? Aku tidak ada maksud apa-apa, aku hanya ingin lebih mengenal kamu dan berteman sama kamu." Rio menjelaskan dengan wajah memelas.

Aline masih terdiam dan dia melihat ke dalam mata Rio mencari kebohongan, tetapi tatapan Rio menunjukkan bahwa dia tulus. Kemudian dia menghela nafasnya dan menjawab, "Baiklah, aku mau berteman dengan kamu. Sekali lagi aku ucapkan terima kasih atas bantuan kamu, sekarang aku harus pulang. Aku pamit dulu." Aline hendak meninggalkan Rio.

"Aline, bolehkah aku mengantarkanmu pulang? Hemm... Sebagai ucapan terima kasih karena kamu sudah mau menjadi temanku," pinta Rio.

"Terima kasih. Tapi aku tidak mau merepotkan kamu. Aku bisa pulang sendiri," jawab Aline sambil tersenyum tipis.

"Kamu tidak merepotkan. Aku mohon sebagai awal pertemanan kita. Please." Rio memohon lagi.

"Baiklah. Tapi jangan salahkan aku jika kamu merasa direpotkan." Akhirnya Aline mengalah.

"Siap Bos. Tidak merepotkan sama sekali. Sini aku bantu bawa barang belanjaan kamu," ucap Rio sambil mengambil beberapa barang belanjaan Aline dan membawanya ke mobil.

Aline hanya tersenyum melihat kelakuan Rio. Aline bukan tipe perempuan yang mudah dekat dengan laki-laki, bahkan dengan kakak laki-lakinya dia seperti musuh.

Semenjak kejadian itu, Rio semakin dekat dengan Aline. Bahkan Rio juga berteman dan akrab dengan Dea, sahabat Aline. Kadang mereka makan dan jalan-jalan bersama. Aline merasa nyaman di dekat Rio. Meskipun Rio terkenal dingin dan sombong kepada para perempuan, ternyata dia bisa menjadi sosok yang hangat ketika berada di dekatnya. Dan perasaan nyaman itu tumbuh menjadi perasaan sayang dan cinta. Tapi Aline berusaha menutupi perasaannya, dia tidak ingin pertemanan mereka hancur karena ada rasa cinta.

Enam bulan kemudian, saat mereka sedang makan bersama di salah satu restoran. Rio menyatakan perasaannya kepada Aline bahwa dia mencintai Aline dan memintanya untuk menjadi kekasihnya.

Aline yang mendapatkan penyataan cinta dari Rio merasa bahagia bercampur haru karena cintanya tidak bertepuk sebelah tangan. Aline pun menerima Rio menjadi kekasihnya.

Berita tentang Rio mempunyai kekasih pun cepat beredar di kampusnya  dan sontak hal itu membuat banyak perempuan yang patah hati dan cemburu, termasuk Alexa kakak tiri Aline. Alexa tertarik dan jatuh cinta pada Rio sejak awal dia masuk kuliah. Saat pertama kali bertemu dengan Rio yang tampan dan dari keluarga kaya raya, Alexa langsung jatuh cinta dan selalu berusaha mendekat untuk menarik perhatian Rio, tetapi usahanya tidak pernah berhasil. Alexa semakin marah saat tahu kekasih Rio adalah Aline, adik tirinya yang sangat dia benci.

Suatu hari Aline pulang kuliah dan diantarkan oleh Rio, Alexa yang melihatnya dari jendela kamarnya sangat cemburu dan marah. Begitu Aline memasuki rumah, Alexa langsung menariknya dengan kasar dan menjatuhkannya ke lantai. Kemudian dia menampar Aline dengan membabi buta. Aline terdiam karena kaget dan tidak bisa melawan. Papa dan mama mereka yang melihat kejadian itu langsung melerai. Tuan Robby langsung menarik Alexa dan menghentikannya untuk memukuli Aline.

"Apa yang kamu lakukan Alexa? Mengapa kamu memukuli Aline? Apa salah Aline sama kamu?" tanya Tn. Robby sambil menahan amarahnya.

"Dia sudah merebut pria yang aku cintai, Pa. Anak sialan ini sudah mengambil Rio, pria yang sangat berarti dalam hidup aku, Ma," adu Alexa kepada orang tuanya sambil menangis.

Aline terkejut karena dia tidak tahu jika Alexa mencintai Rio. Dan dia juga tidak salah karena Rio selama ini tidak memiliki kekasih dan tidak dekat dengan perempuan manapun selain Aline dan Dea.

"Tapi aku tidak merebut Rio kak. Rio sendiri yang menyatakan perasaannya padaku dan memintaku jadi pacarnya. Dan selama ini Rio berstatus single tidak berpacaran dengan siapapun termasuk kakak. Kakak tidak berhak mengatakan bahwa aku merebut Rio dari kakak. " Aline membela diri.

"Dasar perempuan j****g!" bentak Alexa dan hendak memukul Aline, tapi ditahan oleh Tuan Robby.

"Dasar ibu dan anak sama saja, sama-sama perebut laki orang. Perempuan murahan," hina Ibu tiri Aline.

"Cukup, Ma. Jangan keterlaluan. Lebih baik Mama sekarang bawa Alexa ke kamarnya dan tenangkan dia," ucap Tuan Robby

"Terus saja Papa bela anak sialan ini!" sahut Nyonya Erisa kemudian membawa Alexa ke kamarnya.

Tuan Robby mendekati Aline dan mengecek kondisi Aline. "Kamu tidak apa-apa, Nak? Tolong maafkan kakakmu," ucap Tuan Robby dengan lembut kepada Aline.

"Aline tidak apa-apa, Pa. Tapi Aline benar-benar tidak tahu kalau Kak Alexa suka sama Rio Pa. Aku tidak bermaksud merebut pria yang disukai oleh kakak," jawab Aline sambil menangis.

"Papa tahu kamu anak yang baik. Sudah sekarang kamu ke kamar dan bersihkan badan kamu, setelah itu makan," pintaTuan Robby.

"Baik, Pa. Aline ke kamar dulu," ucap Aline kemudian pergi ke kamarnya.

Semenjak kejadian itu sikap Alexa dan ibunya semakin kejam kepada Aline membuat Tuan Robby tidak tega. Sedangkan Adrian, kakak laki-laki Aline hanya diam saja, hanya ketika ibu dan adiknya sudah keterlaluan dia akan menegur mereka supaya tidak berlebihan. Akhirnya Tuan Robby membelikan sebuah apartemen atas nama Aline untuk Aline tinggali agar dia jauh dari jangkauan istri dan anaknya. Dengan begitu, Tuan Robby berharap istri dan anaknya tidak menyiksa Aline lagi. Awalnya Nyonya Erisa dan Alexa tidak setuju, tapi karena ancaman Tuan Robby dan dukungan dari Adrian akhirnya mereka tidak bisa menolak.

Dan semenjak Aline tinggal di apartemen, Aline melakukan kerja part time di salah satu hotel ternama di Jakarta untuk menambah pemasukannya, karena uang yang diberikan ayahnya selalu dipotong oleh ibu dan adik tirinya. Awalnya Rio tidak setuju karena dia khawatir jika pacarnya kerja di hotel. Tetapi Aline berhasil meyakinkan bahwa dia akan baik-baik saja di tempat kerjanya. Dan hubungan mereka pun tetap langgeng sampai sekarang.

TCB

Jangan lupa vote, like , favorite dan kasih comment ya readers.

Karena comment kalian sangat berarti bagi author. Terima kasih🙏😊

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!