NovelToon NovelToon

Gadis Satpol Kesayangan Tuan Muda

Bab 1

Cahaya Mirwa Pelangi, usia 20 tahun seorang wanita berparas cantik dengan gaya yang sederhana khas gadis muslimah pada umumnya, ia merupakan anak tunggal, ayahnya bekerja disebuah perusahaan swasta sedang ibunya hanyalah seorang IRT biasa. Mengapa ia di beri nama pelangi karena ia adalah anak yang sangat dinanti-nantikan kedua orangtuanya yang tak kunjung memiliki keturunan setelah bertahun-tahun berumah tangga, setelah beberapa tahun akhirnya ibunya mengandung dirinya & kebetulan saat ia lahir saat itu hujan baru saja reda & munculah pelangi sehingga ayahnya memberinya nama Pelangi dengan harapan akan menjadi harapan baru bagi mereka.

Pelangi merupakan seorang gadis yang multitalenta, selain ia bekerja sebagai seorang Polisi Pamong Praja ia juga merupakan pemenang pemilihan Duta Wisata di daerahnya, tentu saja sebagai Putri Duta Wisata daerah kegiatannya juga sangat padat untuk memperkenalkan daerahnya, belum lagi pekerjaan sebagai Satpol PP yang memang notabenenya juga sibuk kesana kesini, apalagi di masa Pandemi Covid seperti saat ini, Pelangi harus kelimpungan kesana kemari untuk menertibkan beberapa masyarakat & warga yang keras kepala mengabaikan & menganggap enteng Virus Corona bersama beberapa Satpol PP lainnya.

Di jalan

" maaf pak bisa diturunkan sedikit kacanya " Kata pelangi yang telah menyetop sebuah kendaraan yang kebetulan penumpangnya tak mengenakan masker.

Sebuah mobil pribadi berwarna hitam mengkilap tersebut telah menurunkan kaca mobilnya, terang saja yang dilihat oleh Pelangi tak salah karena seseorang yang duduk di bangku belakang pak supir tak mengenakan masker.

" maaf bapak kenapa gak pake masker? " kata Pelangi bertanya ramah.

" saya pake masker atau enggak itu terserah saya, lagian saya di dalam mobil saya bukan di luar " Jawabnya sinis, Zarow memang tak pernah mengenakan masker saat berada di dalam mobil pribadinya karena berpikir jika ia hanya sendiri di dalam mobil tersebut & tak mungkin akan terpapar Virus Covid 19, ia akan mengenakan maskernya ketika ia harus keluar dari mobilnya maupun ketika saat ia telah sampai di kantornya.

Zarow merupakan ahli waris dari perusahaan terbesar di kota ini, cabang anak perusahannya ada dimana-mana, ia merupakan anak dari konglomerat terkaya di Indonesia, di usianya yang masih 25 tahun ia termaksud pemimpin termuda yang sanggup memimpin beberapa perusahaan milik ayahnya, apalagi mengingat dirinya adalah anak sulung dari dua bersaudara.

" maaf pak harusnya peraturan harus tetap di patuhi ya " Pelangi masih sabar menjawab meskipun hatinya sudah sangat kesal karena kata-kata songong pria yang masih tetap berada di dalam mobilnya tersebut.

Pelangi yakin jika pria tersebut adalah pria kaya sombong yang hanya sok mengerti tentang kesehatan & hanya bisa merepotkan para petugas seperti dirinya, kali ini ia harus menyiapkan mentalnya untuk di caci maki & menjadi viral karena menegur seorang pemuda sombong.

Pelangi membuang nafas kasarnya " maaf bapaknya bisa keluar dulu gak?, kesana " Pelangi menunjuk kearah meja dimana para pelanggar harus melapor & dicatat identitasnya.

" Saya saja tuan yang keluar " Pak Handoko tak ingin tuannya harus berurusan dengan hal-hal seperti ink mengingat masih banyak yang lebih penting dari pada hal ini, selain itu pak Handoko tak ingin tuannya harus berinteraksi secara langsung mengingat virus Korona berada dimana-mana.

" gak usah pak biar saya saja " Zarow akhirnya membuka pintu mobilnya & keluar, sebelum keluar Zarow menggunakan fase shield nya, tetap tanpa maskernya.

Pelangi mengikuti pria tersebut untuk melaporkan pelanggaran yang telah dilakukan pemuda tersebut. Pelangi mengelus dadanya karena ia tak mendapatkan kesulitan seperti yang ia pikirkan sebelumnya, pemuda tersebut cukup menurut meskipun awalnya jawabannya agak nyolot baginya. Setelah selesai melaporkan pelanggaran pria tersebut Pelangi langsung meninggalkan pria tersebut & berjalan kearah lain

" mbak maaf mbak mau nanya saya " Pak handoko memanggil, ingin tahu apa yang sedang dilakukan oleh tuannya di sebrang jalan sana.

Pelangi yang merasa dipanggil oleh seseorang yang mengemudikan mobil berwarna hitam mewah tadi langsung menghampiri kearahnya " ada apa pak? " kata pelangi ramah.

" maaf mba Tuan saya disana ngapain ya? " Tanya pak Handoko.

Pelangi melihat kearah pemuda yang di sebut tuan oleh bapak yang telah berdiri di depannya, bapak yang mengemudikan mobil tersebut sepertinya hanyalah supir pribadi dari pemuda tersebut batinnya.

" tenang aja pak, itu tuannya bapak cuman di kasih sangsi aja kok sebagai hukuman karena sudah melanggar protokol kesehatan " Bukan sengaja untuk mengumpulkan uang dari pelanggar, sangsi berupa denda atau hukuman ini diberlakukan untuk membuat masyarakat berhenti & jera melanggar protokol kesehatan lagi.

" bapaknya supir pribadinya bapak itu ya? " Kata pelangi bertanya.

" iya mbak saya supir pribadi, mbak ngomong-ngomong itu masih lama gak ya?, soalnya tuan saya harusnya sudah sampe ini di kantor bentar lagi mau ada rapat " pak Handoko mulai agak panik karena sebentar lagi jadwal rapat tuan mudanya tersebut akan segera berlangsung.

" gak lama kok pak, paling bentar lagi kelar, oh iya kenalin pak nama saya Pelangi " Kata pelangi memperkenalkan diri, mengobrol sedari tadi ia merasa tak sopan karena tak memperkenalkan dirinya.

" saya pak Handoko mbak, kalo tuan muda saya yang itu namanya Zarow " Pak Handoko memperkenalkan dirinya serta tuan mudanya.

Zarow berjalan menatap sinis kearah seorang gadis yang menyetop mobilnya tadi, gadis yang menggunakan seragam Satpol dengan mengenakan jilbab & sebuah masker yang telah menutup wajahnya, nyaris tak terlihat bentuk wajahnya seperti apa hanya bentuk mata & warna matanya saja yang terlihat, gadis itulah penyebab ia terlambat mengikuti rapat pagi ini batin Zarow

Setelah berada di depan gadis tersebut Zarow langsung marah kepada gadis Satpol tersebut

" mbak kalo tau tadi cuman mau minta duit ngapain saya disuruh kesana ya, buang-buang waktu saya saja, kan mbaknya bisa minta disini langsung aturan " Zarow emosi sambil berkacak pinggang, bukan masalah denda yang harus ia bayar, bahkan baginya uang dengan jumlah tersebut tak ada artinya baginya, karena rapat yang ia tak hadiri kali ini nominalnya jauh lebih besar seratus kali lipat dari jumlah uang yang harus ia keluarkan tadi.

" maaf pak saya gak bisa sembarangan terima uang, karena bapaknya juga harus lapor juga untuk dicatat identitasnya sebagai data untuk laporan " Pelangi mencoba tak terpancing amarah, ia masih tetap berusaha ramah menghadapi pemuda yang ada di hadapannya.

Diakuinya pemuda tersebut memang tampan tetapi ketampanan pria tersebut tak menjamin akhlaknya sebaik penampilannya, Pelangi terus menerus mengucapkan istighfar didalam hatinya agar tak tersulut emosi menghadapi pemuda yang sok kaya tersebut.

Zarow menatap kearah dada gadis Satpol tersebut yang tertera namnya disana Cahaya Mirwa Pelangi dalam hati Zarow membaca " ayo pak, makin telat saya " ia lantas mengajak pak Handoko untuk masuk kedalam mobil kembali karena ia sudah telat menghadiri rapatnya sekitar lima menit.

Zarow bersumpah pada dirinya sendiri jika ia gagal menandatangani kontrak kerjasamanya dengan perusahan milik rekan ayahnya karena keterlambatannya hari ini, ia akan membuat gadis Satpol tersebut menderita untuk selamanya.

Pelangi menggelengkan kepalanya karena mendapati sikap angkuh & sombong dari pria kaya tersebut " Masya allah sayang banget akhlaknya buruk, padahal mukanya ganteng banget, yang jadi istrinya tiap hari pasti tekanan batin ngadepin tingkah songongnya, astagfirullah dosa lagi gue suuzhon sama orang yang gak gue kenal " Pelangi menggelengkan kepalanya sambil terus menerus mengusuk-ngusuk dadanya & beristigfar.

" napa lo? " Doni sebagai rekan kerja pelangi penasaran melihat pelangi yang sedari tadi hanya diam ditempat & menggelengkan kepalanya serta mengelus-ngelus dadanya.

" lo liat apasih?, kesambet ya lo? " kata Doni lagi sambil melihat kearah yang sama dengan yang Pelangi lihat saat ini

" shock terapi gue Don, kena semprot "

" yang mobil hitam tadi? " kata Doni sambil berkacak pinggang.

" iya yang itu, lo kenal gak, bonafead banget pakaiannya, pake jas pake dasi, dah kaya eksekutif gitu " Penampilan pemuda tersebut memang cukup meyakinkan seperti bos-bos kaya pemilik perusahaan batinnya.

" lo emang beneran gak kenal sama yang tadi Ngi? " kata Doni bertanya.

" enggak?, emang lo kenal? " kata Pelangi balik tanya

Doni hanya menggelengkan kepalanya sambil menepuk tangannya ke jidatnya, siapa yang tak mengenal tuan muda Zarow seorang anak konglomerat terkaya di Indonesia.

" itu tadi emang eksekutif muda, dia itu CEO, anak orang terkaya di Indonesia, kacau lo bermasalah sama orang terkaya di Indonesia " kata Doni memperingatkan Pelangi, karena memang tak ada yang berani berurusan dengan tuan muda Zarow.

" bodo amat, lagian dia juga gak liat muka gue, lagian sekali melanggar tetap melanggar jadi harus dikasih sangsi yang sama kaya yang lainnya sesuai prosedur " pelangi mulai kesal lalu pergi meninggalkan Doni.

Jam 04.00 sore

Pelangi yang baru pulang dari bekerja langsung mencari keberadaan ibunya setelah mengucapkan salam.

" buuu "

" hemm " ibunya hanya berdehem sambil berjalan kearahnya & tersenyum masih dengan mukenah yang ia kenakan, ibunya baru saja selesai melaksanakan ibadah Sholat Ashar.

Seperti biasa saat pulang bekerja orang yang akan pertama ia cari adalah ibunya & orang yang pertama kali akan ia tanyakan pada ibunya adalah ayahnya.

" ayah belum pulang bu? " Pelangi bertanya sambil melepaskan sepatu yang masih melekat dikakinya.

" belum, paling bentar lagi " kata ibu yang berlalu menuju kamarnya untuk meletakan mukenah yang telah dilepasnya.

" kamu sudah sholat? " Seperti biasa ibu akan mengingatkan Pelangi untuk melaksanakan kewajibannya sebagai umat muslim.

Pelangi hanya menggelengkan kepalanya, ia memang belum melaksanakan ibadah sholat Ashar mengingat ia baru saja pulang dari bekerja, tetapi terkadang ia akan menunaikan sholat di kantornya jika ia pulang terlambat.

" Sholat dulu sana, berdoa minta jodoh " canda ibu sambil tersenyum

" minta jodohnya nanti malam aja bu, pas di sepertiga malam " Kata Pelangi & berlalu pergi.

Tak banyak yang ia harap soal jodohnya, ia hanya berharap jodohnya kelak adalahal seorang pria yang bisa menyayangi ia & keluarganya bukan hanya menyayangi dirinya.

Setelah melaksanakan sholat Ashar & berganti pakaian Pelangi duduk di samping ibunya yang sedang menonton televisi, berita di televisi masih saja sama yaitu seputaran masalah virus corona entah sampai kapan semua ini akan berakhir.

" emang masih ada aja ya yang bandel susah di amanin kaya di tv gitu Ngi? " Tanya ibu yang serius memperhatikan televisi.

" ya gitu lah bu " jawab pelangi singkat sambil melepaskan jam ditangannya.

" masa anarki gitu sih? " merasa tak percaya & memastikan seolah khawatir dengan keadaan anaknya yang notabenenya harus menghadapi para masyarakat yang susah diamankan seperti di pasar-pasar tradisional yang selalu mengabaikan sosial distancing.

" kurang lebihnya sih gitu bu " Mengingat ada saja warga yang malah memarahi para petugas yang berusaha mengingatkan untuk pentingnya mematuhi peraturan untuk selalu jaga jarak atau sosial distancing & mengenakan masker, Pelangi merasa sangat miris karena minimnya kesadaran masyarakat dengan bahayanya virus Corona yang sedang melanda dunia.

" tapi kamu aman aja kan? " ibunya mulai mencemaskan keadaan putri semata wayangnya yang harus selalu terjun untuk membantu petugas lainnya.

Inilah resikonya sebagai seseorang yang bekerja di lapangan atau di posisi luar, harus siap dengan apapun yang akan terjadi di luar.

" insyallah aman bu, aku kan sama yang lain kalo tugas keluar tetep sesuai sama protokol kesehatan, ya walaupun masih tetep pake baju seragam aku tadi " Setiap pulang bekerja Pelangi langsung membersihkan diri & melepaskan pakaian kerjanya untuk segera di cuci mengingat pekerjaannya setiap hari harus dihadapkan dengan orang banyak.

Masa Pandemi ini telah berlangsung selama beberapa bulan di Indonesia, makin banyak yang terjangkit Virus membuat kedua orangtuanya selalu menyuruhnya untuk mundur dari pekerjaannya, tetapi sebagai seorang petugas Satpol PP ia tak bisa melepaskan pekerjaannya begitu saja apa lagi mengingat perjuangannya dua tahun lalu saat susahnya ia mengikuti tes CPNS menjadi Satpol PP, ia harus bersaing dengan puluhan bahkan ratusan pesaingnya, beruntung ia merupakan salah satu dari 30 peserta yang lulus saat itu.

" ibu sama ayah tuh terus-terusan kepikiran kamu yang kerjaannya ngamanin orang yang gak tertib aturan, mana kita tau nak kalo salah satu dari mereka ada yang positif " wajah ibu terlihat sangat cemas, siapa orang tua yang tak akan cemas seperti ibunya jika melihat kenyataan pekerjaan anaknya memang sangat menghawatirkan.

" aku mah gak ada apa-apanya bu kalo dibanding sama perawat & dokter yang nanganin virus ini " jika dibandingkan dengan pekerjaan petugas medis yang harus merawat & menangani kasus Covid secara langsung memang pekerjaannya tak ada apa-apanya.

Ibunya hanya memandang takjub " kamu yang kerja tapi ibu yang dek-dekan, apa lagi kalo liat tuh orang kaya gitu rusuhnya, di kasih tau ngeyelan, mbok ya sadar sama kesehatan, coba aja kalo sakit nda nular kemana-mana nda apa-apa, greget rasanya " sangking gregetnya ibu sampai berekspresi lucu.

" hahaha, pikiran orang kan lain-lain bu, sebagian orang ngerti tentang bahayanya Korona & pentingnya mematuhi peraturan tapi sebagian lagi ada yang mengesampingkan bahayanya korona demi mendapatkan sesuap nasi, kaya pedagang, kalo mereka gak jualan mereka gak bakal dapat uang, gimana mereka mau kasih makan anak istri mereka coba "

Ia sebenarnya sangat memahami apa yang di rasakan para pedagang di pasar yang masih saja tetap berjualan meskipun virus ini masih terus menghantui manusia di bumi, mereka tak menghiraukan betapa bahayanya virus korona meskipun demikian setidaknya mereka harus tetap mematuhi protokol kesehatan dengan mengenakan masker maupun sarung tangan agar tak bersentuhan secara langsung dengan orang lain maupun benda-benda maupun media yang bisa menghantarkan virus korona seperti halnya uang yang mereka dapatkan saat dagangannya terjual.

" semoga kamu sehat terus ya nak, di jauhkan dari Virus, jangan lupa terus ikuti protokol kesehatan kalo tugas keluar kantor, sering-sering cuci tangan, jaga jarak kalo ngomong sama temen "

" pastilah bu " Kata pelangi sambil tersenyum menghadap ibunya.

Bab 2

Pagi ini Pelangi sudah duduk di depan mejanya yang ada di kantornya, seperti biasa ia selalu menjalani aktifitasnya dengan semangat bahkan saat ini ia juga sudah mempersiapkan dirinya untuk melakukan aktifitasnya diluar seperti kemarin.

Dengan wajah berseri-seri Pelangi menyapa beberapa anggota Satpol yang baru saja datang yang juga menyapa dirinya.

" Pagi Ngi " Aldo yang baru saja datang menyapa pelangi sambil meletakan dua bungkus cokelat Silver*** dimeja Pelangi.

Aldo memang sering membawakan sesuatu untuk Pelangi saat tiba di kantor seperti ini, kedekatannya dengan Pelangi kerap di artikan oleh para rekan kerjanya sebagai kedekatan yang sangat spesial, bahkan banyak yang mengartikan bahwa mereka berdua telah berpacaran padahal kenyataannya tidak.

" maaciiii bang Al, bae banget nih dikasih coklat, dua lagi " senyumnya meraka-reka karena teman dekatnya memberikan dua bungkus coklat kesukaannya.

Selama tiga tahun bergabung menjadi Satuan Polisi Pamong Praja Pelangi memang telah dekat dengan Aldo, tetapi kedekatannya hanyalah sebatas teman biasa & rekan kerja saja. Aldo lebih tua darinya dua tahun, usianya 22 tahun sehingga Pelangi memanggil Aldo dengan sebutan Abang.

" sama-sama, biar semangat kerjanya hari ini "

Aldo lantas berlalu duduk di meja kerjanya, ia tersenyum kearah pelangi, sebenarnya sudah sangat lama Aldo mengagumi Pelangi tetapi ia tak pernah punya keberanian untuk menjadikan Pelangi kekasih, karena agama juga mengajarkan jika sebenarnya kita umat muslim tak boleh berpacaran karena itu sama dengan dosa & Aldo tak ingin dirinya dengan Pelangi terkena dosa karena berpacaran, sehingga samapai saat ini ia terus mempertahankan komitmennya untuk terus menjalin pertemanan yang baik dengan Pelangi tanpa harus berpacaran, jika tiba saatnya nanti ia akan langsung mengajak Pelangi untuk menuju kejenjang keseriusan yaitu menikah.

" Wah ada cokelat nih " Doni yang baru datang langsung mengambil satu bungkus cokelat milik Pelangi diatas mejanya.

Pelangi langsung merebut satu bungkus cokelat miliknya pemberian dari Aldo yang diambil oleh Doni.

" enak aja, ini punya Gue kali "

" ya elah pelit amat sih, Amat aja gak pelit " Doni berlalu menuju mejanya yang tepat berhadapan dengan meja kerja Pelangi.

" bodo amat, lagian gue yakin yang namanya Amat juga pelit " sebenarnya Pelangi tidak sepelit itu ia hanya ingin menghargai pemberian dari Aldo, ia tak ingin rekan kerjanya itu tersinggung jika cokelat yang ia berikan kepada Pelangi justru ia berikan kepada orang lain.

" jangan pelit-pelit lah tar kuburannya sempit " Doni pura-pura cemberut melihat kearah Pelangi, ia tak benar-benar kesal karena tak dibagi cokelat oleh pelangi sebenarnya, ia hanya ingin tahu mengapa Pelangi yang biasanya tak pelit tak mau membagi cokelat tersebut padahal jelas-jelas cokelat di depan meja pelangi ada dua bungkus.

" Astafirullah, coyyyy jelek amat mulut lo Don, nyumpahin kuburan gue sempit " Pelangi mengetuk-ngetuk kepalanya dengan tangannya lalu tangannya ia ketuk-ketuk kemeja.

" tar gue beliin lo cokelat, tunggu kita keluar "

Doni tertawa karena melihat ekspresi Pelangi yang kehabisan kata-kata karena ia membawa-bawa perihal kuburan, Pelangi memang rekan kerja yang tak suka banyak berdebat, ia lebih cenderung pengalahan pribadinya yang seperti inilah yang membuatnya di sukai oleh banyak teman kantornya.

" lah ngapa harus beli sih, kalo beli mah gue bisa, itu aja napa? " Doni memegang kedua tangannya yang telah ia letakan diatas meja kerjanya terus memperhatikan Pelangi dengan serius karena masih kepo dengan dua cokelat yang telah berada di meja Pelangi.

Pelangi hanya diam bengong melihat kearah Doni lalu kearah cokelat tersebut tanpa berkata-kata, ia heran mengapa Doni tak menyerah untuk meminta cokelat miliknya pemberian dari Aldo, Pelangi menoleh kearah meja Aldo yang kebetulan cukup jauh dari meja kerjanya, kebetulan Aldo sedang tak berada di depan mejanya entah kemana perginya Aldo setelah meletakan tas miliknya.

" ohhhhhhh pantesan lo gak mau bagi gue tuh cokelat " Doni yang langsung tau pemberian dari siapa cokelat tersebut sambil tersenyum.

" dari babang Al toh, sorry-sorry gue gak tau, pantesan kekeh banget gak mau bagi ama gue " Doni melirik menggoda Pelangi

Banyak rumor dikantornya mengatakan bahwa Pelangi & Aldo adalah pasangan kekasih tetapi menurut penuturan Pelangi yang cukup dekat dengan dirinya mengatakan bahwa ia & Aldo hanyalah sebatas teman biasa. Sebagai teman dekat dari Pelangi sebenarnya Doni cukup bingung mengartikan kedekatan antara keduanya, keduanya sangat cocok & kompak tetapi entah mengapa Pelangi terus-terusan mengatakan bahwa hubungannya dengan Aldo hanyalah sebatas rekan biasa sama seperti yang lainnya.

Doni berjalan menuju arah pelangi sambil bersedakep & menggeleng-gelengkan kepalanya, sambil menatap heran.

Pelangi yang merasa di tatap heran oleh Doni mengkerutkan keningnya, berusaha mencari tahu apa yang sedang dipikirkan Doni.

" lo pacaran sama bang Aldo?, backstreet ya kalian?, jujur aja kenapa sih sama gue " Doni langsung mencecar Pelangi dengan pertanyaan perihal hubungan yang dijalin oleh Pelangi & Aldo.

" ssssttttttt, pelan-pelan napa kalo ngomong, tar dikira gue mau banget lagi sama bang Aldo, kan jadinya gak enak, sini duduk " ia menarik Doni untuk duduk di bangku miliknya, lalu ia justru berdiri bersedakep di depan Doni.

Sudah berulang kali ia mengatakan kepada Doni perihal hubungannya dengan Aldo yang hanya sebatas rekan kerja biasa, tetapi berulang kali juga Doni terus bertanya & memastikan perihal ini secara berulang-ulang. Pelangi menggelengkan kepalanya lalu menepuk jidatnya dengan tangannya, ia bingung harus menjelaskan berapa kali lagi kepada teman-teman sekantornya jika hubungannya dengan Aldo tidak ada yang spesial seperti yang digosipkan selama ini.

Justru karena terus-terusan digosipkan & ditanyai seperti ini ia takut jika Aldo mengira dirinya baper karena kebaikan Aldo, Pelangi tak ingin Aldo mengira bahwa dirinya adalah wanita yang gampang baperan padahal ia juga tau Aldo juga hanya menganggapnya sebagai rekan kerja biasa saja.

" harus berapa kali sih gue harus jelasin kalo gue ama Aldo cuman temen, kaya lo ama gue "

Doni hanya tersenyum sambil menyipitkan matanya tak percaya dengan apa yang dikatakan Pelangi.

" astafirullah, gak percaya? " Pelangi kehabisan akal untuk menjelaskan kepada Doni agar ia percaya.

" jelas lah gue gak percaya, lagian lo samain sama kaya lo sama gue, ya jelas beda lah, yang real temenan ama yang spesial jelas keliatan, kalo emang real temenan nih kaya kita nih biasa, perhatian seadanya, kalo lo ama bang Aldo tuh terlalu uwwwuuu kalo di bilang temenan, kaya gue sama Nadira pacar gue uwwwwwu " Doni menjelaskan panjang lebar.

Pelangi masih tetap diam bersedakep di depan Doni, ia berpikir jika sebenarnya tak ada yang salah dengan perhatian & kebaikan yang diberikan Aldo kepadanya karena memang ia tak pernah bawa perasaan dalam hubungan pertemanannya dengan Aldo, selama ini rekan kerjanya yang lain lah yang terlalu baper dengan kedekatan mereka berdua lalu berasumsi sendiri dengan pemikiran mereka sendiri.

" hemmmmmm "

Pelangi sontak melihat kearah deheman tersebut, begitu juga dengan Doni.

" tuh orangnya muncul, takut tar dia salah paham mending gue balik ke bangku gue deh " kata Doni pelan seperti berbisik sehingga hanya ia & Pelangi saja yang bisa mendengar kata-katanya.

" pagi bang " kata Doni menyapa Aldo sambil berjalan kemejanya.

Pelangi hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah teman baiknya tersebut yang telah duduk kembali di depan mejanya yang berada tepat dihadapannya. Dengan melotot Doni memberi kode kepada Pelangi untuk berhenti melihat kearahnya & melihat kearah Aldo yang terus melihat kearah mereka.

Pelangi malah tersenyum & menepuk jidatnya sambil terus menggelengkan kepalanya karena merasa lucu dengan tingkah Doni tersebut, padahal sebenarnya tak ada yang harus khawatirkan perihal dirinya dengan Aldo karena memang ia & Aldo tak ada hubungan apapun.

" Ngi setengah jam lagi kelapangan ya? " Kata Aldo.

Ia terus menatap kearah Pelangi & Doni, Pelangi memang sangat dekat dengan Doni tetapi hubungannya dengan Doni hanya teman saja karena kebetulan Doni juga sudah memiliki pacar.

" siap bang " Pelangi tersenyum melihat kearah Aldo sambil memanggutkan kepalanya.

Pelangi kembali melihat kearah Doni yang telah tersenyum sambil berciye pelan kepadanya, lagi-lagi pelangi tersenyum sambil menggelengkan kepalanya, sebenarnya tak masalah bagi Pelangi dengan adanya Rumor yang beredar perihal kedekatannya dengan Aldo hanya saja ia tak enak jika pacar Aldo atau wanita yang tengah dekat dengan Aldo akan mendengar berita tersebut.

Jam 02.00 siang

Tugasnya kini mengamankan jalan dari pedagang liar, beberapa minggu sebelumnya Satuan Polisi Pamong Praja telah mengedarkan surat untuk pengaman di jalur lalu lintas bagian barat dari pedagang-pedang yang berjualan tidak pada tempatnya.

Pelangi beserta para rekannya telah berjalan menyusuri jalan untuk mengamankan beberapa pedagang yang masih tak mengindahkan peringatan. Kadang Pelangi merasa tak tega melakukan hal ini kepada mereka, tak seharusnya hal ini dilakukan pada para pedagang yang juga sedang mencari nafkah tetapi mau tak mau ia harus tetap melaksanakan tugas demi keamanan jalan bagi para pengemudi.

Seperti biasa pengamanan seperti ini selalu berlangsung dengan riuh, bahkan ada saja pedagang yang melawan membuat para Satpol PP harus melakukan tindakan tegas, bahkan terjadi aksi dorong mendorong antara pedagang dengan anggota Satpol karena menolak barang dagangannya untuk ditertibkan.

" bapak gak bisa seenaknya aja ngambil barang dagangan saya, ini saya cari uang ya buat anak istri saya " kata pedagang tersebut ngotot.

" kami tau pak bapak cari nafkah untuk keluarga, tapi gak disini "

" tapi saya tiap hati sudah disini " Pedagang tersebut mendorong

" pak tolong ya pak jangan persulit pekerjaan kami " Doni berusaha menenangkan pedagang tersebut agar tak melawan lagi.

Sebenarnya sebagai anggota Satpol mereka tak akan melakukan kegiatan penertiban jalan seperti ini jika tak ada wewenang dari atasan, mereka melakukan penertiban juga karena perintah dari atasan.

" pak mohon kerja samanya ya pak " Kata Pelangi mencoba memberi pengertian pada pedagang tersebut.

Bukannya mengerti pedagang tersebut justru mendorong pelangi hingga terpental kebelakang.

Pelangi meringkuk karena terkejut, saat ia terpental & terjatuh dijalan raya, ada sebuah mobil melaju dari arah kanannya, Pelangi seolah hanya bisa pasrah jika terjadi apa-apa dengan dirinya

Ciiiiiiiiittttttttttt......

Pak Handoko tiba-tiba mengerem mendadak mobil yang ia kemudikan karena tepat di depan mobilnya ada seseorang yang terjatuh dari sisi jalan. Ia beserta Tuan mudanya terpental kedepan karena pengereman yang ia lakukan.

" ah sial " Maki Zarow karena kepalanya terhantup kursi yang ada didepannya.

" ada apa pak? " Kata Zarow bertanya pada pak Handoko.

" anu tuan muda maaf, di depan ada yang jatuh dari sisi jalan jadi saya tiba-tiba injak rem, untung saya sempat ngerem, kalo enggak bisa mati tuh orang " Pak Handoko melihat dari dalam mobilnya kearah luar.

Para Satuan Polisi Pamong Praja berlari menuju arah depan mobil yang di kendarai pak Handoko, terlihat seorang gadis berjilbab & bermasker masih duduk dijalan raya tepat di depan mobil yang di kendarainya. Jika saja ia tadi tak fokus mengemudikan mobil tersebut maka tak tau apa yang akan terjadi dengan gadis tadi.

" Satpol PP bikin ulah lagi? " Zarow sinis mengingat kejadian kemarin, karena ulah seorang gadis Satpol PP ia harus kehilangan kontrak kerja sama yang nilainya miliaran rupiah.

" pak tolong bapak cari informasi tentang Cahaya Mirwa Pelangi, cewek Satpol yang kemarin " perintah Zarow.

Ia akan melakukan balas dendam kepada gadis tersebut karena telah berani membuat dirinya terlambat untuk datang rapat kemarin & akibat dari keterlambatannya tersebut rekan ayahnya tak ingin menandatangi kontrak kerja sama dengan anak perusahaan yang ia kelola.

" baik tuan muda "

" jalan pak " kata Zarow tak perduli dengan urusan segerombol Satpol PP yang berada diluar mobilnya.

Pelangi shock & berdiri dari duduknya, ia terus menatap kearah mobil berwarna hitam yang nyaris membuat nyawanya melayang.

" lo gak papa kan? " Aldo tak kalah terkejutnya dengan yang lain saat melihat Pelangi terpental kejalan & nyaris tertabrak mobil, tak bisa ia bayangkan jika seandainya tadi terjadi apa-apa dengan Pelangi, beruntung mobil yang melaju dengan kecepatan cukup cepat sempat menginjak remnya.

Pelangi hanya menganggukkan kepalanya sambil terus melihat kearah mobil yang telah melaju menjauh dari kerumunan tersebut. Jantungnya berdetak sangat kencang karena kejadian yang barusan menimpa dirinya.

" Beneran gak papa Ngi? " Doni yang ikut khawatir dengan Pelangi.

" iya Don " Kata Pelangi yang sudah mulai tenang, Pelangi terus-terusan mengucapkan istighfar dalam hatinya.

Kembali lagi kepada pedagang yang melawan serta mendorong Pelangi hingga terjatuh & nyaris mengalami kecelakaan, akhirnya pedagang tersebut menyerah & bersedia untuk ditertibkan karena merasa bersalah juga karena telah mendorong pelangi.

" maaf ya mbak, saya gak bermaksud buat mencelakai mbaknya " kata pedagang tersebut sambil memegang tangan Pelangi.

" iya pak, gak papa kok, lagian saya baik-baik aja, mohon lain kali jangan begini lagi ya pak, kami hanya menjalankan tugas kami, mohon kerja sama bapak " Pelangi tak marah sama sekali dengan pedagang tersebut.

Didalam mobilnya Zarow terus-terusan mengingat gadis Satpol PP yang bernama Cahaya Mirwa Pelangi, ia cukup kesal karena ulahnya kemarin, tak ada yang tak mengenal dirinya di kota ini selama ini, bahkan sampai berani membuat dirinya ditempatkan dalam kesulitan seperti kemarin, ia harus mengurusi hal yang tak seberapa penting hanya karena tak memakai masker di dalam mobilnya sendiri.

" lo harus dapat balasan yang setimpal atas kesalahan yang lo perbuat " Zarow berkata dalam hatinya.

Bab 3

Jam 12.00 siang

Zarow masih sibuk dengan beberapa tumpuk kertas yang ada di hadapannya, yang menunggu untuk segera ditandatanganinya, dibacanya satu persatu berkas tersebut untuk ditelitinya.

Sebagai seorang pemimpin Zarow tak mau berkas yang harus ditandatanganinya kondisinya tidak sempurna, seperti dalam penulisan tanda baca titik komanya harus sesuai atau setiap katanya harus benar, ia bahkan tak mentolerir jika dalam pengetikan berkas ada satu kata yang salah maupun kurang satu huruf sekalipun.

Sebab itulah Zarow tak pernah sembarangan saat menerima karyawan yang akan ia rekrut untuk bekerja di perusahaannya, baik yang akan ditempatkan di perusahaan anak cabang maupun yang akan ditempatkan di perusahaan induk.

Tok...tok....

" masuk " Zarow meletakan pulpen yang telah ia pegang & menatap kearah pintu, Zarow melepaskan kancing jasnya & menyenderkan tubuhnya ke kursi kerjanya agar lebih rileks.

Zarow stres karena pekerjaannya saat ini agak berantakan karena kontrak kerja sama untuk anak cabang perusahaannya di sebelah utara gagal.

" selamat siang tuan muda " kata pak Handoko yang sudah berdiri di depan meja kerja Tuan mudanya.

Pak Handoko telah mendapatkan informasi lengkap tentang Cahaya Mirwa Pelangi, beserta beberapa foto tentang dirinya. Cahaya Mirwa Pelangi atau yang ia kenal dengan nama panggilan Pelangi karena saat Tuannya disibukkan dengan urusan pelaporan pelanggaran, gadis satpol tersebut sempat memperkenalkan dirinya pada pak Handoko.

Meskipun singkat ia mengenal Pelangi pada saat itu, tetapi pak Handoko yakin jika gadis tersebut merupakan gadis yang baik bahkan saat itu Pelangi juga cukup sopan saat mengobrol dengannya sebagai orang yang lebih tua darinya.

" maaf mengganggu tuan muda, saya cuman mau memberikan ini " kata pak handoko meminta maaf karena merasa telah diperhatikan oleh tuan mudanya sedari tadi.

Diletakkannya beberapa foto tentang pelangi beserta data dirinya di depan meja tuan muda Zarow, sejauh informasi yang ia dapatkan gadis Satpol tersebut tak pernah terlibat dengan masalah bahkan gadis tersebut termaksud gadis yang punya segudang talenta.

Tanpa berkata apa-apa Zarow mulai membaca selembar kertas yang ada dihadapannya, matanya mulai menyipit, rasa dongkol dihatinya kembali lagi karena teringat dengan ulah gadis tersebut kemarin, baginya kesalahannya sangat besar & tak bisa dimaafkan karena telah menggagalkan kontraknya dengan jumlah yang fantastik.

" Nama panggilannya Pelangi tuan muda, umurnya 20tahun, sudah tiga tahun dia bergabung menjadi Satuan Polisi Pamong Praja, pernah menang dalam pemilihan Duta Wisata daerah tahun 2019, anak tunggal, alamat rumahnya lengkap ada di situ tuan beserta surat dari daerah yang menunjukan bahwa ia adalah Duta Wisata yang masih tetap aktif sampai sekarang " pak Handoko mulai menjelaskan kepada tuan muda Zarow yang masih fokus membaca data-data yang telah ia berikan.

" bagaimana masalah statusnya pak? " Kata Zarow yang telah meletakan selembar kertas data diri Pelangi & menggantinya dengan beberapa lembar foto tentang pelangi yang di dapatkan oleh pak Handoko.

" masih lajang tuan, hanya saja selama bekerja menjadi Satpol PP, mbak Pelangi ini dekat sama teman kerjanya, namanya Rifaldo Almaarif panggilannya Aldo, mereka berdua diberitakan menjalin hubungan khusus sejak lama, tetapi sampai saat ini belum ada kebenaran tentang hubungan mereka berdua tuan " pak Handoko masih terus menjelaskan tentang apa yang ia tau tentang informasi yang ia dapatkan tadi.

" foto siapa ini pak? " Zarow mengangkat satu foto pria diantara foto Pelangi yang telah ia pegang.

" itu foto Aldo tuan muda, itu yang lagi deket sama mbak Pelangi, oh iya satu lagi tuan muda, selain deket sama Aldo mbak Pelangi juga deket sama satu pria lagi "

" maksudnya dia gak cuman deket sama satu cowok?, berarti nih cewek playgirl gitu pak? " Zarow masih terus penasaran dengan segala sesuatu yang menyangkut tentang Pelangi.

" maaf tuan muda sayangnya mbak Pelangi ini bukan playgirl seperti yang tuan muda katakan tadi, karena menurut informasi mbak Pelangi ini jarang mempunyai hubungan yang sangat spesial dengan seorang pria "

" terus yang bapak maksud pria lain itu tadi maksudnya apa?, seorang pria dekat dengan seorang wanita pasti ada hubungan spesial diantara keduanya pak " Zarow mulai melipat tangannya keatas meja kerjanya.

" pria lain yang dekat dengan mbak Pelangi selain Aldo ini kebetulan hanya teman dekat biasa saja tuan muda karena kebetulan pria tersebut juga sudah punya pacar " pak Handoko tak ingin salah memberikan informasi apapun kepada tuan mudanya.

Pak Handoko bingung mengapa tuan mudanya memintanya mencari data-data tentang Pelangi, sambil terus memperhatikan tuan mudanya yang masih fokus memperhatikan foto-foto Pelangi lagi sesekali pak Handoko menggaruk kepalanya seolah penasaran apa yang akan dilakukan tuan mudanya.

Setelah mengetahui bagaimana wajah Pelangi Zarow meletakan beberapa foto tentang Pelangi tersebut diatas mejanya kembali.

Zarow melihat kearah pak Handoko yang masih terus berdiri didepan meja kerjanya, pak Handoko merupakan supir pribadi serta orang kepercayaan keluarganya, pria berusia 45 tahun tersebut telah bekerja dengan keluarganya selama dua puluh lima tahun & tak pernah sedikitpun pak Handoko melakukan kesalahan.

" satu lagi pak, bagaimana dengan orangtuanya? " satu pertanyaan lagi Zarow lontarkan karena di dalam informasi yang ia baca masih belum lengkap tentang orang tua Pelangi.

Pak Handoko masih melihat kearah tuannya yang saat ini kebetulan juga melihat kearahnya, sangat kebetulan sekali orang tua Pelangi bekerja di salah satu anak perusahaan milik tuan muda Zarow yang bergerak di bidang batu bara.

" ayahnya seorang driver di salah satu anak perusahaan milik tuan muda di sebelah utara tuan, namanya Abdullah usianya 46 tahun, sedang ibunya hanyalah ibu rumah tangga biasa, usianya 43 tahun " begitulah informasi yang ia dapatkan.

Mendengar kata-kata pak Handoko tentang orang tua Pelangi yaitu ayahnya yang kebetulan bekerja di anak perusahaannya di bagian utara, Zarow tersenyum menyeringai, sangat mudah ternyata baginya untuk membalas dendam kepada seekor kucing kecil seperti Pelangi batinnya.

" ok, terimakasi atas kerja keras bapak hari ini saya rasa cukup " sambil tersenyum

Merasa informasi yang ia butuhkan cukup membuatnya senang, Zarow tersenyum sangat puas karena ia akan melaksanakan balas dendamnya sesegar mungkin.

" apa saya sudah boleh keluar tuan muda? " Merasa dirinya sudah tak di butuhkan lagi saat ini pak Handoko bertanya.

" tentu pak, silahkan "

" kalo begitu saya permisi dulu tuan muda " Pak Handoko pamit kepada tuannya untuk keluar dari ruangan tersebut & berjalan kembali ke lantai bawah untuk setia menunggu tuan muda Zarow saat akan pergi kemanapun.

Sepertinya pak Handoko mulai mengerti untuk apa tuan mudanya memintanya mencari data-data lengkap tentang Pelangi, tuan mudanya tersebut akan membuat hidup Pelangi menderita karena telah membuat pekerjaan tuannya kemarin berantakan.

Seperti yang ia tahu bahwa tuan mudanya tak akan pernah mengampuni siapapun yang berani mengganggu atau membuat dirinya sampai marah, mengingat karena ulah Pelangi kemarin tuan mudanya terlambat mengikuti rapat penting.

" hallo pak Aryan " Zarow tersenyum sambil menelpon bawahannya yang mengurus anak perusahaannya yang berada di bagian utara.

" iya hallo pak Zarow, ada yang bisa saya bantu? " jawab Aryan yang agak terkejut karena sangat tiba-tiba sekali atasannya menghubungi dirinya.

Zarow berdiri kearah jendela ruangannya untuk melihat pemandangan sekitar gedungnya, disinilah posisi berdiri yang paling Zarow suka, karena saat berdiri disini ia bisa melihat gedung-gedung kecil di sebelah perusahaannya, itu menandakan perusahaannya memang perusahaan terbesar di kotanya.

Zarow menyeruput segelas kopi yang telah ia bawa sebelum melanjutkan kata-katanya, kali ini ia harus membuat hidup Pelangi perlahan menderita dengan memecat ayahnya dari perusahaan.

" pak Aryan tolong beri surat pemecatan untuk bapak Abdullah yang bekerja sebagai driver disana "

" pak Abdullah? " pak Aryan agak terkejut mendengar perintah dari bosnya tersebut.

Sebagai atasan yang memimpin anak perusahaan di bawah kendali tuan Zarow dirinya cukup mengenal siapa itu pak Abdullah. Pak Abdullah termaksud karyawan yang bekerja cukup lama di perusahaan tersebut, beliau cukup tertib & cukup bertanggung jawab selama bekerja, ia tak pernah mangkir dari pekerjaannya, bahkan pak Abdullah merupakan teladan di kantor.

" maksud pak Zarow ini pak Abdullah driver ya pak? " mulai merasa panas & mengelap keringat yang tiba-tiba keluar dari keningnya.

" iya benar " Zarow kembali ke mejanya lalu duduk & manaikan kakinya keatas mejanya.

Perintahnya merupakan satu-satunya keputusan yang final bagi anak buahnya & tidak bisa diganggu gugat, ia rasa semua bawahannya juga tau itu.

" baik pak saya akan segera mengurus surat pemecatan untuk bapak Abdullah secepatnya " mendapatkan perintah seperti ini sebagai anak buah tak mungkin pak Aryan berani menolak, meskipun pak Aryan juga tak tau apa kesalahan yang telah di buat pak Abdullah sehingga ia harus di pecat.

" ok kalo gitu terimakasih pak Aryan, saya rasa pembicaraan kita cukup sampai disini " Tak menunggu lama ia langsung menutup sambungan telepon kepada pak Aryan.

Sebagai pemimpin tertinggi & sebagai pewaris perusahaan tentu saja perintahnya sama berpengaruhnya dengan perintah dari ayahnya.

Zarow mengambil satu lembar foto Pelangi yang masih berada di atas mejanya, senyumnya menyungging penuh kemenangan, karena langkah awalnya untuk membuat gadis yang membuatnya merugi akan segera terlaksana.

Ditempat lain seorang gadis berseragam Satpol sudah duduk sambil melamun di depan mejanya.

Pelangi terus menerus mengingat kejadian naas yang hampir merenggut nyawanya pagi tadi saat sedang melakukan operasi pengamanan jalan dari pedagang liar yang tak taat pada aturan, andai saja si pengemudi terlambat sedikit saja untuk menginjak remnya, sudah pasti saat ini ia sudah dilarikan kerumah sakit bahkan kemungkinan buruknya ia pasti sudah dikebumikan hari ini juga.

" woi, ngelamun aja lo " Doni yang melihat teman dekatnya itu, yang hanya melamun saja sedari tadi sejak pulang dari lapangan langsung menghampiri & duduk disebelah Pelangi.

Doni yakin jika Pelangi masih merasa shock dengan kejadian pagi tadi, ia bersyukur tak terjadi apa-apa dengan Pelangi saat itu.

" jangan melamun aja, tar jodoh lo jauh loh " kata Doni tersenyum

Pelangi menoleh kearah Doni & mendorong Doni pelang dengan lengannya sambil tersenyum.

" apaan sih bawa-bawa jodoh "

" hahahah, takut juga lo jauh jodoh? " Doni tertawa

Melihat Pelangi bisa tersenyum kembali seperti ini Doni cukup senang ketimbang harus melihat teman dekatnya ini murung & melamun. Pelangi merupakan seorang teman yang penuh semangat, pribadinya yang selalu ceria membuatnya menjadi inspirasi bagi teman-teman sekantornya.

" ya jelas lah, emang lo mau liat temen lo ini jadi perawan tua gitu?, jahat lo " Pelangi cemberut meskipun tak benar-benar marah.

" hahahaha, enggak dong, sorry-sorry, makanya lo jangan ngelamun, emang lo ngelamunin apaan sih? " meskipun sebenarnya Doni tahu jika Pelangi sedang memikirkan kejadian tadi pagi.

" gue kaya masih terus kepikiran yang tadi pagi tuh loh Don, nyaris banget hidup gue "

Yang maha kuasa masih menghendaki dirinya untuk terus hidup sampai detik ini, ia harus terus melakukan kebaikan karena allah telah memberinya kesempatan untuk hidup lebih lama lagi, ia bersyukur karena masih di berikan nafas untuk terus menjalani hidupnya.

" itu yang bikin lo dari tadi ngelamun sampe sekarang? "

Pelangi hanya menganggukan kepalanya sambil terus menatap kearah Doni, sebagai teman dekat Doni cukup mengerti bagaimana dirinya.

" istighfar yang banyak-banyak, jangan malah ngelamun gitu, kalo lo ngelamun gitu setan jadi joget-joget ngeliat lo "

" hahaha, aneh-aneh aja setan joget-joget deket gue, astagfirullah " Pelangi sedikit agak terhibur sekarang.

Di kejauhan Aldo berjalan menuju arah Pelangi yang telah duduk berdua dengan Doni sambil tertawa, entah apa yang mereka berdua tertawakan.

Setelah pulang dari melaksanakan tugas di jalan tadi Aldo masih terus sibuk untuk mengurusi beberapa pedagang untuk diberi pengarahan lebih lanjut. Setelah beberapa puluh menit akhirnya ia baru ada waktu untuk menemui Pelangi.

" Pelangi "

" eh iya bang, kenapa? " asik mengobrol Pelangi agak terkejut karena namanya dipanggil.

Aldo yang baru saja datang cukup mengagetkan dirinya yang sedang asik mengobrol bersama Doni teman baiknya, sebagai bawahan Pelangi & Doni langsung diperbolehkan untuk beristirahat setelah melakukan operasi pengamanan diluar berbeda dengan Aldo yang tingkatnya diatas dari mereka berdua.

" kenapa bang? " merasa terus ditatap tanpa ada kat-kata sekali lagi Pelangi bertanya kepada Aldo yang hanya diam di depan mejanya.

" hemmmmm, gue kebelakang dulu ya, aus mau cari minum " Doni yang merasa tak enak takut jika Aldo marah dengan kedekatannya dengan Pelangi mencoba beralasan untuk meninggalkan Pelangi, " lo mau nitip gak? " kata Aldo lagi menawari Pelangi.

Pelangi hanya menggelengkan kepalanya tanpa berkata apa-apa kearah Doni yang berjalan pergi meninggalkan dirinya.

Aldo yang melihat Doni pergi menjauh darinya & Pelangi langsung mendudukkan dirinya di kursi yang tadinya diduduki oleh Doni.

" Ngi lo gak papa? " Aldo masih nampak khawatir dengan keadaan Pelangi takut jika Pelangi masih mengalami traumatik atas kejadian yang menimpanya.

" gak papa bang, ini juga baik-baik aja kok "

Pelangi merasa beruntung dikelilingi oleh orang-orang yang sangat perhatian dengannya di tempat ia bekerja.

" sudah makan siang belum? "

" belum bang "

Pelangi memang belum sempat makan siang setelah kembali dari lapangan karena sangking shocknya hingga melupakan makan sianganya.

" ya udah yuk bareng sekarang "

Pelangi hanya mengangguk menerima ajakan Aldo.

\=>Beberapa foto tentang Pelangi yang ada pada Zarow

Aldo

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!