Kenalin namaku Renata angeline,biasa dipanggil Renata.Aku hidup dikeluarga yang bisa dibilang bekecukupan.
Sekarang aku sedang berkuliah di salah satu universitas negri di Kota metropolitan,sekarang aku masih semester awal jadi aku belum terlalu punya bnyak teman disini.
Banyak yang bilang aku ini cantik,memang aku nggak tinggi,tapi aku punya wajah yang imut,bermata besar,berambut panjang,dan bekulit putih.
Seperti kebanyakan mahasiswa aku disibukkan dengan kuliah yang mulai padat.
Namun ditengah kesibukan dikuliah ada seseorang yang membuatku semangat untuk masuk kuliah. Namanya Bilal Adinata Wijaya. Aku bertemu dengannya ketika aku mulai Ospek dihari pertama.
Ketika itu ditengah terik hari yang panas setelah diberikan pengarahan oleh kakak pembina kami menuju aula dimana semua orang berkumpul untuk mendengarkan instruksi lanjutan.
"Hei,kamu yang pake pita pink sini kamu" pekik sang ketua.
Aku tak mengubrisnya karena aku nggak sadar aku lagi memakin pita pink kesayanganku
"hei berani ya kamu,malah nunduk lagi" Pekiknya lagi makin keras
"Re,kamu dipanggil tuh" senggol tiwi dia adalah teman pertamaku di kampus ini
"saya kak??" tanyaku bingung
"Iya kamu,budek ya??"pekiknya
lalu dengan ragu aku maju kedepan
"Kalian jangan contoh ya dipanggil pura pura budek,kamu tau salahmu?"
"Nggak kak" jawabku sambil menundukkan kepala dalam dalam
"Ish... kamu nggak merasa ada yang salah sama kamu?" teriak dia
"apa kak salah saya?? nggak usah teriak teriak kak saya ga budek" teriakku nggak kalah keras
"ini nih belum jadi mahasiswa udah berani sama senior,tuh liat mana name tag kamu? semuanya harus disiplin tau? Liat semua teman kamu pake itu name tag,mana punya kamu" katanya tegas dan memberiku tatapan mematikan
"ehm maaf kak punya saya tadi pas ditoilet hilang" kataku menahan tangis
"saya nggak mau tau ya,cari sampe dapet kalo belum dapet jangan harap hari ini kamu dianggap masuk,dan satu lagi siapa namamu?" tanyanya dingin
"Nama saya renata kak" gumamku
"Angga" panggilnya kepada seseorang,dan seseorang bernama angga maju selangkah,sebenarnya dia sudah ada disebelahnya
"catet nama nih bocah,gue kasih waktu 15 menit,nih bocah ga balik dan bawa name tagnya coret namanya dari daftar hadir hari ini" gumamnya panjang lebar
"siap ndan" kata angga tegas
"Ya udah sana pergi,15 menit ga balik abis lu"
katanya dingin.
Aku berlalu sambil mengingat ingat kemana name tag.ku tadi.Aku kembali ke toilet sambil ku ingat dimana aku meletakannya.
"Sial,kok bisa sih aku lupa dimana" Gumamku sambil celingukan dan menelirik setiap langkahku ketika tadi aku akan ke kamar mandi.
"Ada aja sih hari pertama ospek juga,astaga sial bnget sih gue hari ini *****" gumamku meratapi kesialanku hari ini
"aduh mana ya kok ga ada,di toilet juga ga ada dimana ya hiks ****** aku belum juga kuliah dah dianggap bolos Apa kata mama nanti kalo aku bolos belum juga kuliah,sebel sebel sebel" kataku sambil menahan tangis dan kuhentak hentakkan kakiku keras,beberapa saat aku baru teringat name tag.ku ada di tasku paling depan kucopot tadi name tag.ku karena patah jarumnya,karena name tag yang diberikan kampus ini seperti anting di dua sisinya ada semacam jarum yang disematkan dibaju dan diberi pelidung di setiap sisinya.
Tanpa sadar aku berlari dari kamar mandi ke tempat aula tadi. Dengan semangat hingga aku tak sadar nafasku seperti hampir habis
"huhhh huhh huhh mati aku mati aku" pekikku sambil mengelus dadaku yang sudah hampir keabisan oksigen.
Tanpa aku sadari semua orang sudah menoleh ke arahku.
"Udah ketemu name tag.nya" Kata kakak senior yang dari tadi seperti ditaktor yang akan memangsa mangsanya.
"Nih minum dulu daripada anak orang mati karena nggak disiplin" lanjutnya sembari memberikan sebotol aq*a.
"Ehmmm gini kak aku baru sadar name tag.ku ada di tasku tapi..." kataku menggantung
" Tapi apa? Ngomong tuh yang jelas jangan nggantung." katanya datar tapi mematikan
"Tapii itu kak jarum di salah satu name tag.ku patah jadi mungkin hari aku nggak akan bisa pake name tag." kataku sambil menunduk karena takut setengah mati dengan tatapannya.
"Mana buktinya? Saya mau bukti" katanya sambil mengadahkan tangannya
"Bentar kak saya ambil" aku berjalan takut takut ke arah tasku. Tiwi yang sedari tadi mendengar percakapanku langsung sigap mengambil tasku agar aku bisa menggapainya dengan mudah.Aku berusaha tenang dan mencari cari benda yang membuatku sial hari ini.
"selamat selamat,gara gara kamu nih aku sial huh" kataku tanpa sadar. Aku berjalan ke arah kakak ditaktor itu dan menyerahkan name tagku sebagai bukti bahwa aku jujur.
"Ok kamu lolos hari ini. Pokoknya saya ga mau dengar alasan apapun dari kamu besok,Saya mau lihat kamu pake name tag lagi seperti yang lain.Mengerti?" Gumamnya
"ehmm baik kak saya usahakan" kataku sambil menunduk penuh kelegaan.
"Ya udah sana balik terus minum dulu ntar mati lagi anak orng" katanya seperti menghardik ayam. Nggak terasa waktu ospek hari pertama yang mengerikan sudah berakhir.
"Tiwi makasih ya tadi kamu udah sigap banget ngasih tasku tadi" katakumenoleh ke tiwi sambil kuberikan senyum termanisku.
"Hehehe apaan sih kamu,eh tapi bener kan nama km renata,soalnya tadi pas sebelum kamu pergi ke toilet tadi aku sempet baca nama kamu sekilas,maaf aku merhatiin kamu dari tadi abis kamu tuh keliatan imut banget aku sampe iri" katanya sambil menunjukkan gigi putihnya
"ih apaan sih kamu,nggak ah kamu jg cantik kok,eh iya gimana kalo kita kenalan nama ku Renata Angeline,aku daftar di jurusan Management,aku tinggal di daerah Jaksel" ujarku panjang lebar
"Beneran kamu jurusan management juga asikkkk kita kayaknya bakal bareng terus senengnya,Namaku Tiwi ramadhani aku dari Jogja" katanya tidak kalah antusias
"Gimana kalo sambil jalan" kataku sambil beranjak dari bangkuku
"Kok ga kuliah di jogja aja sih,kan disana juga universitas ga kalah" imbuhku
"Aku disini dapet beasiswa dan lagi kakak aku ada disini,terus orang tuaku itu bilang aku harus berusaha menggapai mimpi" katanya sambil memandang nanar seperti ada gambar kedua orang tuanya.(kayaknya dia rindu sama orang tuanya)
"owh gitu,terus kamu disini ngekos dimana?" tanyaku.
"di belakang kampus ga jauh kok kalo jalan kaki paling 10 menit juga nyampek" katanya mengumpulkan semangat kembali
"Apa kamu PP (pulang-pergi) dari sini ke bekasi re?" imbuhnya lagi
"Rencana sih nggak aku pengen nyoba hidup mandiri wi,aku pegen coba ga bergantung sama orang tuaku"
" Terus sekarang kamu tinggal dimana?,apa kamu usah dapet kosan?,maen ke kosan yuk kapan kapan pasti seru" katanya tiwi penuh semangat
"Belum nemu nih aku yang cocok,papa kemaren bilang mau beliin aku apartemen deket sini tapi aku ga mau ah aku ga mau bergantung sama orang tuaku" kataku
"terus kalo kamu belum nemu kamu tinggal dimana dong" tanya tiwi penasaran
"Aku sementara tinggal di homestay belakang kampus,sampe aku nemu kosan yang menuritku layak dan cocok dikantong"
"Kalo nggak salah dikosan aku masih ada yang kosong,gimana kalo kamu coba liat dulu barangkali cocok" Ujarku semangat
Setelah aku dan dan tiwi berjalan cukup jauh berhentilah kamu disebuah rumah yang tidak begitu luas tapi terlihat sangat nyaman bila ditinggali.
"Re,yuk masuk" Kata tiwi sambil menyunggingkan bibirnya yang kecil.
"Yuk" Kataku tak kalah semangat
Tok... tok... tok...
"Assalamualaikum Bu Dinda,apa ibu ada dirumah?"kata tiwi sambil mengetuk salah satu kamar paling depan bangunan ini.
Bangunan dengn 3 lantai dan terdapat banyak kamar meskipun begitu tapi Bangunan ini sangat nyaman sekali banyak ventilasi dan balkon disetiap lantainya,aku tersenyum puas dengan suasanya karena tidak begitu ramai di waktu siang.Tak berapa lama keluar dari kamar seorang ibu paruh baya namun tetp cantik dan anggun.
"Ya wi kenapa,ada yang bikin ga nyaman" kata bu Dinda
"Oh nggak bu,ini temen saya cari kamar kos kemarin saya liat ada kamar kosong aa udah keisi ya bu?" tanya tiwi
"oh ada kok,mari ibu anter" kata bu Dinda lalu berlalu mengambil kunci dan menutup pintu kamarnya.
"Neng namanya siapa?" Imbuhnya lagi sambil berjalan melewati lorong utama yang tiwi dan aku ekori.
"Nama saya Renata angeline bu"
Aku,tiwi dan bu Dinda menaikin tangga menuju lantai 2 disini teryata kamarnya tidak terlalu besar beda sama kamar yang ada dirumah,tapi aku yakin aku bisa mandiri
"Ini kamarnya tinggal ini pojokan memang tidak terlalu besar neng,tapi disini sudah lengkap semua,tinggal neng bawa pakaian aja,disini ada kamar mandi disetiap kamarnya,perbulan 800ribu ya neng,terus kalo ada mau mkn neng ga usah keluar ntar ada bibi yang masakin nnti kita makan sama-sama" ujar bu Dinda panjang lebar
"Hah,beneran bu murah banget aku mau bu" ujarku stetngah berteriak karena kaget
"Iya nak sebenernya kamar yang ibu kos.in itu buat nemenin ibu,dan hanya beberapa kamar tidak semua,karena setelah kematian anak dan suami saya beberapa tahun lalu membuat saya frustasi dan kesepian,saya sebenarnya tidak ingin rumah ini diubah jadi kos kos.an,tapi kalo saya diam diri dan sendiri terus saya bisa gila,tapi untung ada menantu dan cucu tapi sekarang menantu saya sudah menikah lagi,jadi dia tidak bisa menemani saya lagi disini" ujar Bu dinda panjang lebar menutupi raut muka sedihnya
" ya udah renata kamu baik baik disini ya,kalo misal ada apa apa bilang aja, semoga betah tinggal sama ibu,anggep aja ibu ini ibu kalian jadi nggak usah sungkan,oh iya neng renata saya minta fotocopy ktp 3 lembar ya neng,buat laporang ke rt dan rw" imbuhnya lagi sambil berlalu dan meninggalkan kami.
"yey kita teman satu kos kamar kita hadap2an itu kamar aku,terus ntar kita bisa belajar disana bareng duh seneng banget aku re" kata tiwi semangat
"Iya iya kalo gitu mau ga kamu temenin aku pindahan sekalian ambil uang buat bayar kos" ujarku sambil melihat lihat kamarku yang baru.
"ayok siapa takut,tapi aku taroh tas dulu ya terus kita berangkat" ujar tiwi
"okeh" kataku sambil tak melepas pandangan dari kamar baruku.
"hmm nyaman,memang nggak terlalu besar kayak dirumah tapi ku bakalan betah wahh,teryata bisa liat kmpus dari sini,bagus pemandangannya,eh tunggu deh itu kan kakak yang tadi bikin aku mau nangis"kataku sambil tak sadar menunjuk seseorang yang masih pake atribut kuliah lengkap
"Tapi kok,dorong gerobak sih masa iya dia jualan di kampus pake gerobak,ga ah ga mungkin,eh tunggu itu ada bapak2disampingnya juga,oh mungkin kakak itu bantuin bapak itu dorong gerobak kali ya,ih kalo bener,teryata baik juga dia,mana ganteng baik,mngkin berprestasi" gumamku penuh tanda tanya
"Re ayok malah ngomong sendiri kesambet?? Duh masa belum ngekos udah kesambet,jangan gitu ah aku takut tau" kata tiwi mengacaukan lamunanku.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!