NovelToon NovelToon

VCPD ( Virtua Cop Police Detective )

Perampokan di World Jawelry Maxim

Meskipun masih SMU, tapi aku sudah memiliki project yang membosankan tapi penuh tantangan. Inilah aku Rheu Mitzuru. Atau biasa dipanggil Shin maupun Rheu. Sejak kecil aku sudah dilatih disiplin dan keras oleh kakekku. Meskipun kuanggap si tua itu menyebalkan. Tapi beliau hebat. Beliau adalah salah satu Menteri di Jepang ini. Dan juga saat muda dia adalah seorang Polisi handal. Dan karena aku ini cucu satu-satunya, maka aku harus meneruskan perjuangan beliau.

Kakek mendirikan sebuah organisasi VCPD ( Virtua Cop Police Detective). Dan tentunya aku sebagai ketua dari organisasi tersebut. Membosankan juga sih. Seharusnya kugunakan masa mudaku untuk bermain, belajar, dan bermain dengan para gadis cantik.

Anggota VCPD adalah teman-temanku, seperti Shika, Ibby, Aso, dan Igarashi. Mereka teman yang baik dan menyenangkan.

Aso, selain temanku dia juga sainganku dalam urusan percintaan. Kita berdua sama-sama menyukai anak kelas 1C yang bernama Yuko. Anaknya manis dan cantik.

Shika, si anak jenius yang punya hobi baca buku. Dan tentunya dia anak yang sedikit pendiam. Omongannya selalu berbobot.

Ibby, temanku yang berasal dari Korea. Model rambutnya jabrik dan cukup keren. Orangnya sedikit cerewet. Dia berdarah Korea-Jepang-Kanada.

Igarashi, salah satu anggota VCPD yang cewek. Dia sangat cerewet tapi asyik. Untuk ukuran cewek dia sangat keren dan pemberani.

Hmm, kalau ngomongin tugas sebenarnya aku malas. Tapi hari ini VCPD ada tugas di World Jawelry Maxim. Malam ini akan ada perampokan di toko berlian tersebut. Aku tau dari sang mata-mata VCPD, Shika. Okay, itu urusan nanti. Jadi dipikir nanti saja.

Hmm, aku belum cerita tentang orang tuaku kan tadi? Well, Ayahku meninggal saat ikut pertempuran di organisasi rahasianya. Saat itu ibu sedang mengandungku. Tapi saat aku berumur 10 tahun, ibu meninggal karena sebuah kecelakaan.

Jadi akhirnya kakek yang membesarkanku. Dia membawaku ke Yokohama. Dan akhirnya tumbuh menjadi cowok keren ini. Haha aku bercanda.

Tiba-tiba ponselku berdering. Kulihat layar Hp dan ada nomor baru menghubungiku.

"Halo. Siapa ini?" Selidikku.

"Kak Rheu ya?" terdengar suara seorang gadis dari telepon.

"Iya. Ini siapa ya?"

"Kak, maaf mengganggu tapi ..." katanya terbata.

"Aku buru-buru nih. Bisa lebih cepat?"

"Aku Ai Hayama kak. Anak kelas 1C. Kakak tau aku kan?" jelasnya.

"Oh, Ai yang itu ..." yang mana ya?

Aku nggak tau tuh. Tapi kasihan dia kalau kubilang nggak tau. Meskipun aku keras, jahat dalam meringkus penjahat tapi aku juga masih punya hati. Apa jangan-jangan kelemahanku itu terhadap wanita ya? Oh tidak mungkin, wanita itu semuanya sama saja. Hanya bisa mempermainkan orang.

Dulu aku sering dikecewakan sama yang namanya wanita. Norie, bahkan mantan kekasihku yang lain pun hanya suka memanfaatkanku. Mereka hanya mengincar harta saja. Mereka matrealistis. Tak pernah tulus. Aku benci mereka. Makanya sekarang aku hanya menganggap wanita itu boneka yang bisa menghiburku. Kejam juga sih, tapi biarlah. Aku tidak peduli.

"Kak Rheu, kudengar VCPD membutuhkan anggota baru ya? Wah, apakah cewek boleh ikutan mendaftar?" tanya Ai bersemangat.

Eh, memang siapa yang bilang begitu? Aku tidak pernah bilang begitu. Anggota VCPD kan 5 orang sudah cukup. Kenapa ditambah lagi?

" Ehm, maaf. Tapi aku sendiri juga belum tau soal itu, Nay.. Ehm siapa namamu tadi, Sayang?" Ihh.. Aku kok genit banget sih.

"Ah, kakak bisa saja." cewek tadi tertawa kecil "Namaku Ai, kak." lanjutnya.

"Oh iya Ai, aku harus segera pergi. Oke, bye." kututup Hpku.

Aku keluar dari kamarku dan kucari si tua di ruang kerjanya. Aku memasuki ruangannya tanpa permisi. Habis aku buru-buru sih.

"Shin, ada apa?" Tanyanya lalu meletakkan kaca mata minus tebalnya di meja.

"Kek, apa kakek yang mengumumkan kalau akan ada penambahan anggota VCPD?" tanyaku to the point.

"Iya, Shin. Kakek pikir 5 orang itu kurang maksimal." jawab kakek.

"Lalu siapa mereka, Kek ?"

"Itu tugasmu, Shin. Mencari anggota melalui beberapa tes."

"Tapi mencari orang yang jujur dan berjiwa besar itu sulit, Kek."

"Makanya, kau harus memikirkan itu. Kakek percaya padamu, Shin." Kakek tersenyum padaku sambil menepuk bahuku.

Dasar! Sudah tua bukanya istirahat saja tapi malah menyusahkanku saja. Memang dia pikir gampang apa mencari orang? Huft ...

"Baik, Kek. Shin permisi dulu, kek." kataku lalu meninggalkan ruangan kakek.

📱Shin, kita sudah ada di depan rumahmu. Cepet keluar ya!

Igarashi mengirimiku sebuah pesan.

Aku berganti pakaian, tak lupa kubawa pistol kesayanganku ini ( pemberian kakek ). Lalu aku keluar dari rumah. Kulihat sebuah mobil VCPD terparkir di depan rumahku. Terlihat seorang gadis berdiri disamping mobil dan melambaikan tangan padaku.

"Shin!" teriak Igarashi. Aku dengan malas berjalan kearahnya.

"Kau lama sekali sih? Kita udah lama lho disini." katanya.

"Maaf, tadi ada urusan dengan kakek."

"Ayo masuk!" Igarashi menarikku masuk ke dalam mobil. Kita duduk di kursi belakang. Sedangkan Ibby yang menyetir.

"Hei, kenapa aku duduk di depan sendirian sih? Kalau seperti ini aku jadi seperti sopir saja tau !!" protes Ibby.

"Tak apa kan. Masa iya aku yang di belakang sendirian sih. Jadi Shin sama aku saja deh. Iya kan, Shin?" Igarashi menyenggol lenganku dan tertawa.

"Terserah deh. Aso mana?" tanyaku. Tak kutanyakan keberadaan Shika karena tugasnya adalah mengawasi navigasi dari rumahnya.

"Dia akan menyusul nanti." sahut Igarashi.

"Hei, kau kan cewek. Ngapain ikut sih?" protesku.

"Aku kan juga anggota VCPD, Shin. Kau lupa ya?" Igarashi memeluk lenganku dan cekikikan.

Haduh, cewek satu ini.

Akhirnya kitapun sampai di lokasi dekat World Jawelry Maxim. Kami mengintai dari kejauhan. Tapi kok masih sepi? Kata Shika akan ada perampokan? Jangan-jangan dia mengerjai kami.

Huh menyebalkan.

Aku mulai bosan menunggu.

Eh tunggu dulu. Tiba-tiba ada seorang gadis memasuki toko berlian itu. Tapi itu kan Yuko, sedang apa dia disitu? Aku harus kesana. Aku keluar dari mobil.

"Hei, kau mau kemana?" teriak Ibby.

"Kalau benar akan ada perampokan, itu berarti Yuko dalam keadaan bahaya. Aku harus menyelamatkannya." aku melangkahkan kakiku menuju toko berlian tadi.

"Shin, bisa jadi ini jebakan. Kau jangan gegabah!" teriak Ibby.

"Iya, Shin. Ibby benar." sahut Igarashi.

Kuhentikan langkah kakiku. Jebakan? Bagaimana kalau ini memang jebakan? Tapi aku harus menyelamatkan Yuko. Aku mantap melangkahkan kakiku lagi. Tak kuhiraukan teriakan Ibby dan Igarashi.

"Dasar keras kepala!" kudengar Ibby berkata kesal.

Tokonya sudah sepi. Tak ada satupun karyawan disini. Tapi kenapa tidak dikunci? Ini aneh sekali.

"Yuko!" kulihat Yuko berdiri di tengah ruangan. Aku menghampirinya. Tapi kenapa dia menangis? Apa yang terjadi?

Jebakan

"Yuko, apa yang terjadi?" tanyaku pelan.

"Kak Rheu, maafkan aku." dia kembali terisak.

Aku benar-benar tidak mengerti dengannya. Kuraih dia lalu kupeluk.

"Tenanglah, aku ada disampingmu!"

Yuko tak berhenti menangis. Aku sudah tak fokus lagi dengan perampokan itu. Aku lembek sekali didekat Yuko.

Tiba-tiba aku sudah dikepung begitu saja sama segerombolan preman.

"Kau sudah terkepung, Rheu Mitzuru. Hahahaha ..." kata salah satu dari mereka.

Kulepas Yuko dari pelukanku. Aku maju selangkah untuk melindungi Yuko dari para preman itu.

"Kau akan berakhir disini. Dan setelah itu tidak akan ada lagi VCPD. Gadis ini sedang membodohimu. Bodoh sekali kamu!"

"Yuko! Kau! Apa kau?" aku berbalik menatapnya tak percaya.

Yuko masih menangis, dia mengangguk pelan.

"Maaf kak Rheu ..."

"Sial! Harusnya aku tak tertipu olehmu. Kau sama saja dengan gadis lain. Brengsek dan penjilat." Makiku. "Bahkan mungkin kau sudah mereka pakai. Dibayar berapa kau, Yuko!" aku tak percaya aku marah-marah pada Yuko.

"Kak Rheu, maaf aku tak bermaksud melakukannya!" kata Yuko masih beruraian air mata.

"Sudahlah! Aku tak percaya lagi padamu!" bentakku. Aku sungguh kecewa padamu Yuko.

"Ironis sekali. 60 menit lagi tempat ini akan hancur. Kalian akan berakhir disini. Hahahaha ..." segerombolan penjahat tadi pergi. Mereka membawa berlian dan mengunci tempat ini.

Aku tak bisa menghentikkan mereka? Polisi macam apa aku ini! Kurogoh ponselkuku dan kuhubungi Ibby.

"Hallo." sahut Ibby dari seberang. "Kulihat segerombolan orang keluar dari World Jawelry Maxim. Apa yang harus kita lakukan, Shin?"

"Kalian kejar mereka! Aku akan berusaha keluar dari sini setelah menemukan peledak itu. Aku hanya punya waktu 60 menit."

"Oke. Apa kau butuh bantuan? Bisa kukirim Igarashi, Shika, atau Aso."

"Mereka punya tugas sendiri. Aku buru-buru. Bye." kututup Hp ku. Kutatap gadis di depanku yang terduduk lemah. Aku tak peduli lagi dengannya.

Sekarang yang terpenting, bagaimana aku bisa menemukan alat peledak di tempat seluas ini? Aku hanya punya waktu 60 menit. Kalau aku gagal, tempat ini akan hancur. Merepotkan saja para berandalan itu.

"Kak Rheu ..." Yuko memanggilku. Entah kenapa aku jadi kesal sekali dengannya. Aku jongkok di depannya lalu kuangkat dagunya.

"Kau dibayar berapa?" tuduhku.

"Tidak kak ..."

"Kau sudah terbiasa kan melayani mereka?!" hardikku.

"Tidak kak!" dia menggeleng masih menangis.

"Tak berguna! Aku bisa saja memakanmu saat ini. Tapi aku tak punya banyak waktu untuk meladenimu." aku berdiri bergegas meninggalkannya.

"Kak Rheu, tunggu!"

"Tugasmu memperlambatku kan?" sindirku.

"Peledak itu, aku tau dimana mereka menaruhnya. Peledak itu ada di lantai atas. Tapi aku tak tau dimana pastinya."

"Aku tak percaya padamu!"

"Aku nggak bohong, Kak. Dan aku juga tidak bermaksud bohongi kakak. Karena aku, Aku suka kakak."

Degghh..

Tidak! Aku tak boleh terkecoh! Yuko adalah kaki tangan para penjahat itu. Aku tak menghiraukannya. Aku pergi ke lantai atas dan mencari alat peledak itu. Dimana ya?

Aku mencarinya disetiap ruangan.

Gawat, tinggal 15 menit lagi. Kalau tidak segera kutemukan tempat ini akan hancur. Tiba- tiba Hpku berdering. Shika menelponku.

"Hallo, apa kau temukan sesuatu, Shika ?"

"Aku melihat ada sesuatu yang aneh di gudang."

"Dimana lokasinya?"

"Lantai 3, ruang paling pojok dari kiri."

"Oke. Thanks." kututup Hpku lalu aku bergegas mencari gudang itu.

"Kak Rheu!" teriakan Yuko dibelakangku. Aku berbalik dan ...

Tar ...

Yuko sudah tertembak lengan kanannya. Ternyata dia melindungiku dari penjahat ini. Kurogoh M13ku lalu.

Tar .. Tar ...

Dua peluru meluncur dari pistolku dan mengenai penjahat itu.

Yuko terduduk sambil memegangi lengan kanannya yang berlumuran darah.

"Yuko. Kau baik-baik saja?" aku mendekatinya.

"Aku tidak apa-apa kak. Cepat kakak cari alat peledak itu! Kalau tidak tempat ini bisa hancur, Kak."

"Lalu kau?"

"Aku tidak apa-apa, Kak."

Kurogoh Hpku dan kuhubungi Igarashi.

"Hallo, Shin."

"Iga, tolong kamu kesini! Yuko tertembak."

"Kau masih di World Jawelry Maxim?"

" Iya, cepat! Aku tak punya banyak waktu." kututup Hpku.

"Kau tunggu disini saja. Igarashi akan segera datang." Aku kembali bergegas menuju gudang.

Gawat, tinggal 5 menit lagi! Aku mengobrak-abrik gudang ini dan aku akhirnya menemukan peledak itu.

"Ketemu kau!" aku tersenyum penuh kemenangan. Kuputus salah satu kabel peledak itu agar tidak berfungsi. Tugasku selesai. Sekarang tinggal meringkus para perampok itu. Aku melihat Igarashi dan Yuko.

"Iga, kau bawa Yuko ke rumah sakit! Aku akan menyusul Ibby dan yang lainnya." perintahku.

"Oke!" sahut Igarashi.

Ternyata Shika sudah diluar menunguku. Kita menyusul Ibby dan Aso. Ternyata benar kata kakek, merepotkan juga kalau cuma berlima. Oke, besok akan kuadakan audisi penerimaan anggota baru. Sepertinya akan menarik.

Aku menghubungi Aso.

"Kalian dimana?"

"Para penjahat itu sepertinya mau melarikan diri. Mereka menaiki Pier 10." sahut Aso.

"Kalian ada di pelabuhan?"

"Iya. Tapi kami belum berhasil menangkap mereka."

"Oke, aku akan segera kesana." kututup Hpku. "Shika, kita ke pelabuhan sekarang!" perintahku.

"Oke." sahutnya.

Tiba-tiba diperjalanan kita dihadang seseorang. Bukan penjahat sih, tapi orang yang suka ikut campur. Dia adalah Lee Narasigawa.

"Apa yang kau lakukan? Aku hampir saja menabrakmu tadi!" ketus Shika.

"Maaf, tapi aku hanya ingin membantu kalian." Lee langsung masuk ke dalam mobil.

"Siapa yang mengijinkanmu? Kau bahkan bukan anggota VCPD tau!" ketus Shika

"Aku hanya ingin membantu. Ayo cepat jalan! Nanti keburu kabur loh mereka."

Shika melirikku, meminta persetujuanku.

"Ayo kita pergi!" perintahku.

"Tapi, Shin." protes Shika.

"Kita sudah tidak punya banyak waktu lagi." kataku.

Kuijinkan Lee ikut karena selama ini dia memang suka ikut campur untuk meringkus penjahat. Kerjanya bagus juga. Sebenarnya dia bukan anggota VCPD. Tapi, Sudahlah!

Kita berhasil sampai di pelabuhan. Kulihat kapal Pier 10 yang besar itu. Wow ... Bagaimana aku menemukan mereka?

"Shin, kita harus cepat. Kalau tidak, kapal ini akan segera berlayar dan mungkin juga para penumpang dalam keadaan bahaya." Kata Shika.

Kuhubungi Aso lagi.

"Ya, Shin!" sahut Aso dari seberang.

"Kalian dimana? Aku sudah di pelabuhan."

"Aku berhasil masuk di Pier 10. Kita sedang berada di Bridge." sahutnya.

"Oke, aku akan meminjam interkom untuk menurunkan semua penumpang dulu. Kalian tetap berjaga di dalam."

"Oke." sahutnya lalu kututup Hpku.

Aku pergi ke tempat pelayanan diikuti Shika dan Lee. Aku meminta ijin untuk memakai interkom. Awalnya mereka tidak mengijinkan. Tapi setelah menunjukkan lencana VCPD akhirnya diperbolehkan juga.

"Perhatian! Dimohon untuk para penumpang agar segerq turun dari kapal! Karena akan ada perubahan jadwal keberangkatannya. Terima kasih." kataku dari interkom.

" Thanks." kataku pada gadis penjaga interkom sambil mengedipkan mata. Gadis tadi hanya tersipu malu. Haha..

"Shika, Lee kalian berjaga di pintu masuk kapal. Penumpang akan segera turun dari kapal. Kalian awasi apakah perampok itu ikut turun dari kapal atau tidak." perintahku.

"Oke. Serahkan pada kita." sahut Lee.

Selanjutnya aku memasuki kapal Pier 10 dari pintu darurat. Aku bertemu Ibby dan Aso di dalam. Beberapa saat Hpku berdering. Shika menelponku.

"Bagaimana?" tanyaku pada Shika.

"Aku tak melihat mereka keluar dari kapal. Mungkin mereka masih di dalam."

"Kalian tetap berjaga disitu! Aku akan mencarinya di dalam." kataku lalu kututup Hpku.

"Kita berpencar!! Aku yakin mereka ada disini." perintahku. Kita bertiga berpencar. Kapal ini lumayan besar. Jadi agak susah juga menemukan mereka. Aku pergi ke ruangan monitoring CCTV dalam kapal ini. Dan akhirnya kita bisa menemukan mereka.

Kita berhasil menangkap mereka semua dan menyerahkannya pada kepolisian Kanagawa.

Tapi Aso tertembak lengan kirinya.

Oke! Misi selesai.

...***...

Pencarian Anggota Baru VCPD

"Hoamm .." aku menguap lagi saat di kelas.

"Kau sudah berulang kali melakukannya." bisik Shika yang duduk disebelahku.

"Shin, kau tetep ganteng. Bahkan saat tidur." goda Igarashi.

Hhm, Terserah deh mau ngomong apa. Aku ngantuk !! Mau tidur! Karena semalaman begadang meringkus para penjahat menyebalkan itu. Aku jadi super ngantuk banget!

"Rheu, bangun!" seseorang mendobrak mejaku.

"Hoamm ... Bentar lagi deh. Aku masih ngantuk sekali." tak kuhiraukan dia dan aku kembali tidur.

"Rheu!" kali ini suaranya lebih kencang. Dan aku merasa super terganggu.

"Apaan sih? Ganggu orang tidur aja!" aku mendongak ke atas dan aku sudah melihat seorang pria dengan kacamata minus dan kumis super tebal.

"Eh, Pak Guru ..." aku nyengir kecil.

"Kau keluar dan cuci muka sana!"

"Hmm oke." aku langsung ngeloyor pergi tapi tidak ke toilet. Aku pergi ke Lab. Bahasa yang sepi. Dan kuputuskan untuk tidur lagi. Hahaha ... Selamat tidur.

"Kak Rheu." kedengar suara seorang cewek. Pasti ini cuma mimpi. Tak kuhiraukan. "Kak ..." kudengar lagi. Kubuka mataku perlahan. Kulihat seorang cewek sedang berdiri disampingku. Aku duduk dan melihat jam tanganku. Jam 12. Itu berarti aku tidur disini 2 jam. Lega sekali rasanya.

"Kau siapa?" tanyaku pada gadis tadi. Aku berdiri dan menggerak-gerakkan tubuhku.

"Aku Ai, kak. Kakak tidak mengenaliku?"

"Ai?" aku mengingat-ingat. Siapa ya? Aku lupa. Ehm, Oh iya ... Ai yang kemarin malam nelpon aku. Aku baru ingat. "Oh iya. Aku ingat."

"Kakak kenapa bolos?"

"Aku cuma mau tidur saja. Hehe ..." aku tertawa kecil.

"Kakak bandel ya." Ai ikut tertawa.

Hehe ... Beginilah aku, terkadang suka bolos saat jam pelajaran. Habis darurat. Aku ngantuk banget.

"Oya Ai. Aku harus segera pergi. Bye." aku berjalan hendak pergi.

"Kak Rheu!" panggilnya lagi.

" Hmm, Ya?" aku menghentikkan langkahku dan berbalik. Ai berlari kecil mendekat.

" Kak, hari ini aku buat kare untuk kakak makan siang. Kakak mau kan? Ini ..." Ai menyodorkan kotak makannya padaku.

"Oke. Trims yah." aku melempar senyuman dan kuterima kotak makan tadi. "Bye!" aku bergegas meninggalkannya. Aku jadi teringat sama Yuko deh. Bagaimana keadaanya ya? Kemarin dari Pier 10 aku langsung pulang. Aku menimang-nimang kotak makan tadi dan memasuki kelasku. Disitu cuma ada beberapa siswa-siswi saja. Soalnya jam istirahat.

"Shin, darimana saja kau? Kau menghilang begitu saja." todong Igarashi. Aku nyengir kecil lalu duduk disebelahnya.

"Aku tidur di Lab. Habis ngantuk sekali!" sahutku.

"Sayang sekali kau melewatkan pelajaran kemasyarakatan deh. Ini apa?" Igarashi merebut kotak makan pemberian Ai tadi.

"Makan siang."

"Sejak kapan kau bawa makan siang dari rumah?" tanya Aso.

"Wow, kare ya? Baunya enak. Buat aku saja ya." Ibby merebutnya dari Igarashi.

"Terserah kau saja lah. So, tanganmu sudah tidak apa-apa?" kutatap Aso yang lengannya diperban.

"Tidak apa-apa kok. Cuma luka seperti ini aku sudah terbiasa." Aso nyengir.

"Huu! Dasar kau ini!" Ibby menjitak kepala Aso.

" Hei, apa yang kau lakukan? Sakit tau!!" ketus Aso

"Habis kamu sih. Sok kuat. Hehe" goda Ibby.

"Dasar rambut nanas!" balas Aso.

"Apa kau bilang, Anak mami?" Ibby tak mau kalah.

"Rambut nanas!"

"Anak mami ... Anak mami ... Anak mami yang manja ..." Ibby melakukan pose aneh meledek Aso.

"Aku bukan anak manja, ngerti!"

"Lalu kenapa dulu saat kita ada rapat malam-malam mamamu mencarimu?"

" Itu ... Ehm .. Itu aku juga tak tau."

"Anak mami ya tetep anak mami yang manja!"

"Sudah! Sudah! Kalian ini seperti anak kecil saja tau." Shika menengahi.

Hoho ... Biasanya yang saling olok-olokan itu aku dengan Aso. Tapi kali ini aku cukup menjadi penonton saja. Aso dan Ibby saling duduk membelakangi.

"Iga, tolong kamu buatin selebaran untuk pencarian anggota baru VCPD ya!" perintahku.

"What? Memangnya kita sedang membuka pendaftaran untuk anggota baru, Shin?" tanya Igarashi.

"Kamu serius, Shin?" tanya Aso dan Ibby bareng. Mereka saling bertatapan tajam lalu membuang muka.

"Gyahahaha!" aku tertawa. "Kalian seperti anak perempuan saja."

"Diam!" teriak Aso dan Ibby bareng.

"Well, terserah kalian saja. Kakek menyuruhku mencari anggota baru. Karena kurang efektif kalau cuma berlima. Rencananya aku mau menambah 3 orang lagi. Kita akan adakan audisi. Bagaimana?"

"Oke juga tuh. Kapan audisinya?" tanya Shika.

"Dua hari lagi. Jadi kau, Iga. Brosurnya harus selesai besok pagi ya. Lalu kita sebarkan besok."

"Oke, Shin-sama. Serahkan saja padaku."

"Iga, Ehm, Bagaimana keadaan Yuko?" tanyaku.

"Yuko baik-baik saja. Pelurunya berhasil diambil kemarin. Bahkan dia sudah masuk sekolah hari ini."

Aku harus bertemu Yuko. Harus! Aku harus tau alasan dia bekerja untuk perampok itu.

"Shin, kau mau kemana?" tanya Igarashi.

"Aku ada urusan."

Aku pergi ke kelas Yuko.

"Maaf, Yuko Nanohana-nya ada?" tanyaku pada teman sekelasnya.

"Oh, bentar ya kak. Biar kupanggilkan." Gadis tadi masuk ke dalam kelas dan beberapa saat Yuko datang.

"Kak Rheu. Ada apa, Kak?"

"Ehm, aku cuma tau keadaanmu."

"Aku baik-baik saja, Kak." dia tersenyum manis.

"Yuko. Kenapa kau bekerja dan mau menjadi kaki tangan para perampok itu?"

"Sebenarnya ... Aku melakukannya karena terpaksa kak. Mereka juga telah merampok di toko ibuku. Saat perampok itu melihatku mereka tiba-tiba saja mereka menyuruhku melakukan semua itu. Kalau aku tidak mau, mereka mengancam akan membakar toko ibuku. Aku tak punya pilihan lain saat itu, Kak. Maaf kak, Rheu."

"Maafin aku juga ya. Kemarin aku sudah marah-marah sama kamu. Tapi, kenapa melindungiku kemarin? Kau tau itu sangat berbahaya."

"Aku ... Nggak mau kakak ... Ehm maksudku aku cuma berusaha menebus kesalahanku saja."

"Kau bilang kemarin kau menyukaiku. Apa itu benar?" kutatap sepasang mata bening yang indah itu. Tapi tiba-tiba dia menunduk.

"Kenapa diam?"

"Ehm, Sebenarnya ..."

"Yuko, kau dipanggil bu Narusegawa." teriak seorang gadis teman sekelas Yuko.

"Ehm, Maaf kak. Tapi aku harus pergi." katanya lalu pergi meninggalkanku. Dia menjatuhkan sebuah buku bercover pink. Kuambil saja deh, dan akan kuberikan padanya nanti. Aku pergi ke kelasku lagi sambil kutimang-timang buku tersebut.

...***...

"Hei! Brosurnya sudah jadi." pagi-pagi sekali Igarashi memperlihatkan brosur buatannya itu. Kulihat dan kubaca.

"Oke. Shika, Ibby, dan kau Aso. Sebarkan brosur ini pada murid-murid di sekolah ini! Terutama yang kelas 3." perintahku.

"Kenapa kita? Kau ngapain?" protes mereka bertiga dengan wajah menyeramkan.

"Dasar! Lakukan saja! Aku ada tugas lain!" kataku langsung ngeloyor pergi.

Yesss! Aku akan ke kelas Yuko. Hohoho... Yang kusukai saat menjadi ketua VCPD adalah bisa menyuruh-nyuruh mereka. Hehehe.

"Yuko Nanohana-nya ada?" tanyaku pada teman sekelas Yuko. Tiba-tiba Yuko datang.

"Itu dia!" kata gadis tadi.

"Hai Yuko. Aku mau balikin buku kamu yang terjatuh kemarin." kusodorkan sebuah buku bercover pink padanya.

"Oh, Aku kira sudah hilang. Thanks, Kak."

"Well, sama-sama. Ehm, Kemarin kamu belum menjawab pertanyaanku."

"Oh, itu ya. Tidak apa-apa kok. Itu tidak penting."

"Tidak. Justru itu sangat penting."

"Ehm, Sebenarnya ..."

"Jadi ini yang kau sebut tugas?!" tiba-tiba Aso, Shika, dan Ibby sudah datang.

"Kalian ..." kataku tak percaya. Dasar mengganggu saja mereka ini. 😩 Awas saja kalian ya.

"Yuko, kita harus pergi. Biasa, Tugas rahasia." kata Aso. Lalu mereka bertiga memaksaku ikut mereka.

"Apa yang kalian lakukan? Memang tugas kalian sudah selesai?" kataku kesal.

"Kita susah-susah nyebarin selebarannya, tapi kau malah enak-enakan pacaran ya!" kata Ibby kesal.

"Kita diomel-omelin orang tau!" Shika menceritakan yang mereka alami saat menyebarkan brosur tadi.

Rewind..

"Ayo silakan bergabung dengan VCPD! Karena VCPD sedang membuka pendaftaran untuk anggota baru." Shika mempromosikan.

"VCPD? Apaan tuh? Kayaknya aku belum pernah dengar." tutur seorang cowok.

"Itu loh ... Organisasi yang dipimpin Rheu!" kata yang lainnya.

"Oh yang itu. Wow ... Aku mau ikut ah. Biar bisa ikutan populer."

"Hei! Jadi kalian hanya mau numpang biar populer saja?!" Shika sewot.

"Sudah! Sudah! Ayo kita pergi!" Ibby menarik Shika menjauh dari mereka.

Tiba-tiba ada segerombolan gadis yang sedang ngerumpi.

"Aku akan ikutan audisi. Aku mau ketemu kak Rheu terus sih."

"Iya, aku juga. Kak Aso juga cakep."

Emosi Shika terpancing lagi. Dan dia marah-marah kepada para gadis tadi.

"Kalian! Kalian ingin bergabung dengan VCPD cuma karena Rheu dan Aso?"

"Eh sudah-sudah! Maafin dia ya." Ibby nyengir lalu menarik Shika.

Setelah mendengar cerita Shika aku tertawa terbahak-bahak. Hohoho. Ternyata aku sepopuler itu ya?

"Mereka mengingat VCPD itu karena kau saja. Dan kita hanya dianggap sampah." kata Ibby.

"Eh sudah! Sudah! Kalian kenapa sih?" Igarashi menengahi.

"Kalian mudah sekali sih diprovokasi? Polisi macam apa kalian ini?!" kataku.

"Aku tak mau kalau aku hanya dianggap sampah!" kata Shika lalu pergi meninggalkan kita.

"Bagaimana ini?" tanya Igarashi.

"Sudahlah. Biarkan saja dia. Nanti juga balik lagi." sahut Aso.

...***...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!