" Apa??!! Engga pah...Sultan gak butuh pengawal apalagi perempuan kaku seperti kayu model gitu !" ujar nya menghina seorang wanita yang berdiri tak bergeming dibelakang Bima sang ayah yang sedang duduk dihadapannya.
" Jaga bicaramu Sultan! Papa tidak pernah mendidik mu untuk bisa seenaknya menilai orang apalagi sampai menghina seperti itu!"
Sultan melihat sorot mata sang ayah yang menatap nya tajam.
" Tapi pah..."
" Cukup...!! Mulai sekarang Shakira akan menjadi pengawal pribadi mu mengganti kan Javier yang akan menjadi kepala pengawal di mansion " imbuhnya dengan penuh penekanan
" Shakira..." panggil Bima kepada wanita yang ada dibelakangnya
" Iya tuan ?"
Shakira memindahkan posisinya ke samping tuan besarnya.
" Mulai sekarang tugasmu adalah mengawal tuan muda dan memastikan keamanannya " titahnya
Bima beranjak dari duduknya
" Saya percayakan keselamatan anak saya kepadamu Shakira " lanjutnya menepuk pundak Shakira dan berlalu dari hadapan mereka.
Sultan kembali ke tempat duduknya dibelakang meja kerja, dia mendengus kesal. Menurutnya ini tidak adil untuknya, dia adalah pria dewasa dia tidak membutuhkan seorang pengasuh apalagi pengasuh wanita yang kaku bak kayu seperti Shakira.
" Hufftthhh....ini tidak adil!" Sultan membuang nafas nya kasar
" Dan kau...jangan coba-coba untuk mendekati ku! berdiri sejauh mungkin dari hadapanku !" hardiknya
" Saya tidak sedang mendekati anda tuan, saya hanya mengawal anda " jawabnya datar
" Hei...aku tidak sedang mengajakmu berbicara! " Sultan mengepalkan tangannya
" Buatkan aku kopi!" titahnya
" Maaf tuan itu tidak ada didalam rincian tugas saya " ujarnya datar
" Aku tidak sedang bertanya padamu, aku sedang memerintah mu! Aaahhh.... sudahlah percuma berbicara kepada orang kaku seperti dirimu !"
Sultan menghubungi sekertaris nya dan meminta nya untuk membuatkan secangkir kopi pahit untuknya.
" Pak...ini kopi nya..."
Siska menyajikan secangkir kopi panas untuk Sultan diatas meja kerjanya segera setelah Shakira membukakan pintu ruang kerja Sultan untuknya.
" Terimakasih Siska..." ujarnya tanpa melihat kearah sekertaris seksinya itu.
Sultan fokus dengan laptopnya, dia sedang merancang sebuah produk baru yang dia design sendiri untuk dijadikan sebagai produk unggulan tahun ini di Athalah Corp.
Siska yang baru menyadari kehadiran Shakira memberikan tatapan sinis kepadanya dan berlalu dari hadapannya dan tentunya tidak berpengaruh apapun terhadapnya.
" Hei Shakira...apakah perutmu itu tidak perlu diisi?? " tanya Sultan kepada Shakira yang sedari tadi berdiri dibelakangnya
" Tidak terimakasih tuan, saya sudah makan " jawabnya datar
" Aku tidak melihat mu makan dari tadi " ujarnya masih tetap fokus pada laptop nya
Sultan tidak mendapatkan jawaban dari ujaran yang dilontarkan nya pada Shakira, dia menghentikan aktivitas nya dan memutar kursinya.
" Apa kau tidak akan memberikan tanggapan ?" tanyanya
Shakira mengeluarkan sesuatu dari saku dalam jasnya.
" Saya memakan ini tuan " menyodorkan sebuah bungkusan kotak kecil kehadapan Sultan
" Permen?? " tanyanya penasaran
" Bukan tuan, ini sejenis steam cell dia berfungsi sebagai pengganti makanan berat, satu bungkus ini setara dengan setenang porsi makanan berat "
" Berikan kepada ku " Sultan merebutnya dari tangan Shakira
" Itu tidak ada rasanya tuan " ujar Shakira kepada Sultan ketika dia terlanjur memakannya.
Shakira melihat perubahan pada wajah Sultan, dia bergegas untuk memberikannya segelas air mineral.
" Kau memakan sampah ini setiap hari??" ucapnya setelah menelan air mineral yang diminumnya.
" Hanya ketika sedang bertugas tuan "
Sultan terdiam, dia merasakan perubahan pada perutnya.
" Hei...aku merasa kenyang!"
Flashback on
Pagi ini seperti biasa Shakira mengawali rutinitas nya dengan berjoging di taman kota, baju olah raga yang biasa dipakainya memperlihatkan otot-otot ditubuhnya yang selama ini dia bentuk melalui latihan beban rutin di salah satu gym didekat apartemen nya.
Wanita ini dulunya sempat mendaftar untuk menjadi seorang marinir, tetapi nahas ketika ujian terakhir tiba dia harus dihadapkan pada dua pilihan, tetap mengikuti ujian atau bergegas menuju rumah sakit karena kedua orangtuanya mengalami kecelakaan lalulintas yang mengakibatkan kematian pada keduanya.
Shakira memilih langkah kedua dan dengan sangat terpaksa dia mengorbankan impiannya untuk menjadi seorang marinir wanita. Tetapi sejak kejadian itu, dia menjadi pribadi yang tertutup, kaku dan dingin.
Entah kenapa pagi ini dia ingin menempuh rute yang tak biasa dia lewati untuk berjoging, benar saja baru lima belas menit dia berlari terdengar suara-suara ribut di salah satu sudut taman yang dekat dengan lapangan parkir yang cukup sepi.
" Serahkan barang-barang mu atau aku bunuh kamu!" teriak salah satu pria bertopeng yang sedang menodongkan senjata tajam kepada salah satu penumpang yang masih berada di dalam mobil tersebut.
" Tolong....!!!! " pekik salah seorang penumpang wanita yang berada di dalam kabin penumpang mobil itu.
" Jangan bodoh tua bangka, tidak ada yang akan menolong mu!!" salah satu pria yang berada di posisi sebelah kanan mobil memecahkan kaca mobil sebagai sebuah peringatan.
Wanita yang berada di dalam mobil tersebut berteriak histeris.
" Hei...apa yang kalian lakukan?!!" pekik Shakira mendekati mereka dengan hati-hati
" Yo...gadis ini cari mati rupanya !" salah satu dari mereka memberikan kode kepada temannya dengan menggerakkan kepalanya.
Mereka berdua bergerak mendekati Shakira dengan menodongkan senjata tajam yang ada ditangan mereka.
" Gadis cantik ini punya nyali juga rupanya " ujar pria yang bertopeng Joker melihat Shakira yang pelan-pelan memasang kuda-kuda.
" Kita habisi saja dia!" ujar pria yang bertopeng badut
Shakira menangkis tangan yang akan menusukkan pisau ke perutnya dan meninju pria bertopeng Joker tepat di ulu hatinya, lalu menendang wajahnya dengan lututnya dan membuatnya jatuh tersungkur.
Sementara temannya berusaha menyerang Shakira dari arah berlawanan, dengan cekatan Shakira menendang rahang pria itu sambil meloncat dan memutar. Pria itu pun mengalami hal serupa dengan temannya.
Shakira menghampiri keduanya yang tengah berusaha untuk bangkit, tetapi sebuah tendangan tepat di ulu hati keduanya membuat keduanya jatuh pingsan.
Shakira memerintahkan sopir yang berada didalam mobil untuk mengikat mereka dan melaporkan nya kepada polisi.
Wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik itu keluar dari mobilnya dan langsung memeluk Shakira.
" Terimakasih nak...kamu telah menyelamatkan kami berdua " ujarnya
Dia melepaskan pelukannya
" Siapa namamu ?" imbuhnya
" Shakira nyonya.." ujarnya datar
" Apa nyonya baik-baik saja ?"
" Saya baik-baik saja berkat kamu nak, saya Kinanti.." ujarnya
" Apa kamu terluka??" tanya wanita itu memeriksa tubuh gadis yang ada didepannya.
" Saya baik-baik saja nyonya Kinanti.." jawab Shakira.
Tak lama segerombolan polisi datang menghampiri mereka, menahan kedua berandalan yang sudah terikat dan meminta Shakira dan nyonya Kinanti serta sopirnya untuk datang ke kantor polisi untuk membuat pernyataan "
Saat di kantor polisi, seorang pria bertubuh tinggi besar dan berpakaian sangat rapi menghampiri mereka.
" Kamu tidak apa-apa sayang ?" tanyanya dengan khawatir kepada nyonya Kinanti
" " Aku baik-baik saja pah, ini semua berkat Shakira " jawabnya sambil mengenakan Shakira kepada pria itu.
" Terimakasih nak, kami telah berhutang nyawa padamu " ujarnya menjabat tangan Shakira.
Flashback off
.
.
.
To be continued 😉
Tolong tinggalkan jejak kakak-kakak sekalian di novel ini agar dakuh lebih semangat mencurahkan isi hati, perasaan dan pikiran di novel ini 😘😘😘😘
Terimakasih 🙏🙏🙏
Shakira Nalendra adalah seorang gadis berusia 22 tahun dengan perawakan sedang, kulit coklat, rambut pendek, hidung mancung, bibir mungil serta bola mata coklat abu-abu dan beralis tebal, dia adalah anak kedua dari pasangan almarhum Barry dan Trinita Nalendra. Shakira mempunyai seorang kakak laki-laki bernama Nicolaus Nalendra yang usianya hanya terpaut 2 tahun diatasnya, yang hingga kini tidak diketahui keberadaannya.
Shakira bercita-cita untuk menjadi seorang marinir wanita, dia bahkan telah mempersiapkan diri dari semenjak dia berada di bangku SMP mulai dari persiapan akademik hingga fisik. Tetapi sayang kejadian nahas yang menimpa kedua orangtuanya membuatnya mengorbankan impiannya itu.
Saat itu Shakira tengah menjalani testing untuk proses masuk menjadi seorang calon kadet di kesatuan marinir, dia telah menyelesaikan test masuk tertulis sebagai salah satu syarat utama tetapi ketika dia hendak menjalani tes fisik, tiba-tiba dia menerima panggilan telepon dari sebuah rumah sakit yang mengabarkan tentang peristiwa tabrakan maut yang membuat orangtuanya dalam keadaan koma saat itu.
Dilema besar bagi Shakira, dia dihadapkan pada dua pilihan pelik antara kedua orangtuanya atau cita-citanya untuk menjadi seorang marinir wanita. Dia memilih untuk meninggalkan lokasi testing dan bergegas pergi menuju rumah sakit untuk menemui ayah dan bundanya yang sedang kritis.
Setibanya dirumah sakit, Shakira melihat Alfred pamannya tengah menunggu dengan panik disana. Shakira pun bergegas menemui nya.
" Paman Al, bagaimana kondisi ayah dan bunda?" tanya Shakira khawatir
" Loh Shak, apa yang kamu lakukan disini??? kamu seharusnya berada disana nak..." jawab Alfred yang terkejut dengan kedatangan keponakan nya ini.
" Masih bisa dicoba tahun depan paman, saat ini aku hanya ingin menemani ayah dan bunda " Shakira duduk disamping sang paman dan menyandarkan kepalanya di pundak Alfred
Dia masih belum percaya dengan apa yang terjadi, pasalnya pagi ini dia masih menikmati sarapan pagi bersama dengan ayah bundanya dan dia tidak mendapatkan firasat apapun tentang mereka.
" Tuan Alfred !" seorang suster memanggil nya
" Saya suster.." Alfred berdiri dan menghampiri suster itu diikuti oleh Shakira
" Mari ikut saya tuan" pintanya
Alfred dan Shakira mengikuti langkah suster untuk memasuki sebuah ruangan, disana sudah ada dokter yang menangani kedua orang tua Shakira menunggu mereka.
" Kami sudah berusaha semaksimal mungkin untuk menolong tuan dan nyonya Nalendra tuan Alfred, tetapi kemungkinan mereka untuk dapat selamat sangat kecil "
Dokter berusaha untuk menyampaikan berita mengenai kondisi terakhir pasiennya itu dengan sangat hati-hati.
" Kerusakan otak yang dialami oleh keduanya terlalu parah..."
Shakira sudah mulai terisak, dia sudah paham dengan maksud dari kata-kata sang dokter. Saat ini dokter memberikan pilihan yang sama -sama berat untuknya dan Alfred, meski orangtuanya bisa hidup tetapi mereka hanya bisa hidup dengan alat pendukung kehidupan dan dia yakin ayah dan bundanya akan sangat tersiksa.
" Saya akan pertimbangkan dahulu dokter " ujar Alfred. Dia lalu berdiri dan pamit dari ruangan dokter itu diikuti oleh Shakira.
" Paman Al.... Apakah tidak ada cara lain?" tanya Shakira terisak
" Sayang...Kamu mendengar sendiri kan apa kata dokter?"
Shakira mengangguk pelan
" Meski kita habiskan seluruh harta kita, kita tak akan bisa mengembalikan mereka nak..."
Alfred menangis dan memeluk keponakan yang dia sayangi itu.
" Aku ingin melihat mereka paman " pintanya lirih
Shakira syok melihat kondisi ayah serta bundanya ketika sang paman membawanya memasuki ruangan dimana keduanya mendapat kan perawatan intensif, dia bahkan sulit mengenali ayah dan bunda nya karena kerusakan yang begitu parah di kepala mereka.
Shakira ambruk, hatinya sangat hancur melihat kondisi orang yang sangat dikaguminya saat ini terbaring tak sadarkan diri, dia menangis hingga tak mengeluarkan suara. Alfred yang melihat Shakira yang begitu sangat terpukul memeluknya erat, dia membantu Shakira untuk berdiri dan menopang tubuhnya saat mendekati Barry dan Trinita yang tak lain adalah adik kandung dan iparnya sendiri.
" Aku merelakan mereka paman... Aku tak ingin mereka merasakan sakit lebih lama lagi " air mata Shakira mengalir deras.
" Ayah....bunda .. maafkan aku, aku menyayangi kalian....maafkan aku ..."
Shakira memegang tangan bundanya lalu mencium nya juga ayahnya.
***********************************
Siang itu prosesi pemakaman dihadiri oleh kerabat, keluarga dan teman juga sahabat. Shakira sangat terpukul dengan kepergian ayah dan bunda nya, dia bahkan masih tidak percaya dengan keputusan yang dia ambil untuk memberikan ijin kepada para dokter untuk melepaskan alat penyangga kehidupan orangtuanya.
" Ayo sayang....Kita pulang " bujuk Alfred saat semua orang sudah kembali pulang dari tempat pemakaman.
" Aku masih ingin disini paman Al...." Shakira memandangi nisan kedua orangtuanya
" Aku akan menunggu mu di mobil..." ujar Alfred diikuti oleh anggukan kepala keponakan nya itu.
" Ayah...Bunda...maafkan aku, aku tak tahu harus bagaimana tanpa kalian di sisiku....Maafkan aku...." Shakira menangisi kepergian orang-orang yang sangat berarti dalam hidupnya.
Shakira meninggalkan pemakaman dengan langkah gontai, dia menghampiri paman Al yang sedari tadi menunggu nya didalam.
" Kamu masih punya aku Shak....Paman akan selalu menemani mu..." Alfred memeluk keponakan nya.
" Terimakasih paman..."
Hari demi hari terasa berat bagi Shakira, biasanya setiap pagi sang bunda akan membangunkannya untuk sarapan pagi bersama. Dia sungguh merindukan masakan bundanya yang sangat lezat, dia pasti akan selalu rindu dengan nasihat-nasihat ayahnya.
Hari-harinya terasa kosong, bagi Shakira separuh jiwanya telah pergi.
" Shak ...apa kamu akan berdiam diri dikamar terus seperti itu sayang ?" paman Al memasuki kamar Shakira dengan senampan camilan dan minuman kesukaannya.
" Kamu masih muda nak...Keluar lah, hirup udara segar, pergilah ke gunung atau ke pantai..." bujuk Alfred, dia semakin mengkhawatirkan keadaan Shakira yang terus saja mengurung diri sejak kepergian orangtuanya.
" Entahlah paman...aku hanya ingin disini dengan paman..."
" Bagaimana jika kamu ikut denganku hari ini ke gym? kamu bisa membantuku disana " ujar paman nya
Alfred mengelola sebuah sasana olahraga yang cukup terkenal dikota nya, selama ini dia mengurus usahanya ini dengan ayah Shakira.
Shakira menyetujui ide sang paman untuk membantunya disana, toh dia bisa sambil berolahraga rutin untuk menguatkan tubuhnya untuk persiapan mengikuti tes masuk calon kadet kembali tahun depan.
" Hei Shak...kamu bisa berlatih beladiri disini, paman akan mengajarkanmu nanti "
Alfred berfikir bahwa dengan berolahraga Shakira bisa melatih emosi nya dan lambat laun akan mengikis kesedihan nya agar tidak semakin berlarut. Masa depan keponakan nya ini masih terbentang didepan, dia tak mau Shakira menyesal nantinya.
" Terimakasih paman Al, kau selalu ada untukku, aku menyayangi mu seperti aku menyayangi ayah dan bundaku.."
Shakira memeluk paman nya
.
.
.
To be continued 😉
Hai kakak-kakak tolong tinggalkan jejak kalian disini 😘😘😘😘
Terimakasih banyak-banyak ❤️❤️❤️
" Shak...apa hari ini kamu sibuk? tanya seorang pria bertubuh atletis disamping Shakira
" Iya Brandon... seperti biasa aku akan seharian menemani paman Al " jawab nya sambil memasukan tasnya kedalam loker
" Sayang banget Shak....hari ini teman-teman akan berkumpul untuk makan siang bersama... ayolah aku akan mintakan ijin untuk mu pada pamanmu itu " ujarnya lagi
Siang harinya
" Shak...kamu gak ikut teman-teman mu untuk berkumpul?" tanya paman Al kepada Shakira yang sedang fokus menghantam sak tinju dengan kepalan tangan nya.
Bugh....Bugh...Bugh ...
" Huh....Engga paman....Huh....huh....!" keringat membasahi seluruh tubuhnya
" Kau bisa ikut dengan mereka Shak...kamu belum libur kan seminggu ini?" tanyanya lagi
Shakira menghentikan latihannya.
" Apa paman yakin?" Shakira memastikan
" Hanya acara makan siang bersama kan sayang? kamu bisa kembali lagi saat acaranya sudah selesai " ujar sang paman
" Hei Shak....aku tunggu di depan!" teriak Brandon sambil melambaikan tangannya
Shakira membersihkan tubuhnya terlebih dahulu sebelum menyusul Brandon dan teman-temannya yang lain yang telah menunggu nya didepan sasana olahraga milik paman Al.
Sesampainya di Cafe mereka duduk ditempat yang telah dipesan sebelumnya.
" Kamu mau pesan apa Shak...?" tanya Brandon
" Aku strawberry smoothies aja Brand " jawabnya
" Apa hanya itu? kamu yakin gak akan pesan makanan? " Brandon memastikan
" Burger disini terkenal lezatnya Shak, sayang untuk dilewatkan " lanjutnya
" Oke...itu boleh " jawab Shakira
Tak lama berselang makanan yang mereka pesan pun datang ke meja mereka satu persatu lalu mereka mulai menikmati sajian makanan yang mereka pesan sambil tetap memperbincangkan rencana mereka untuk ikut dalam turnamen beladiri muaithai.
" Kau ikut Shak...?" tanya Jordan
Baru saja Shakira akan menjawab pertanyaan temannya itu, tiba-tiba Peter mendatangi mereka dalam keadaan panik.
" Shak....Paman Al! " ujarnya terengah
" Seseorang telah merusak sasana olahraga dan melukai paman Al!" " lanjutnya
" Apa kamu bilang ?!" teriak Jordan dan Brandon hampir bersamaan
Tanpa berpikir panjang Shakira langsung berlalu dari hadapan teman-temannya untuk bergegas menuju sasana olahraga dimana sang paman berada diikuti oleh Brandon dan teman-temannya. Sesampainya disana para petugas polisi sudah berkumpul dan membentangkan pita pengamanan.
" Anda dilarang masuk nona !" ujar sang polisi yang menjaga garis polisi yang terbentang
" Aku keluarga Alfred White Nalendra !" ujar Shakira, dia sangat khawatir dengan keadaan sang paman.
Sang petugas lalu mengijinkan Shakira untuk memasuki sasana olahraga dimana para polisi dan petugas medis berlalu lalang disana.
" Paman Al....!" Shakira berlari menghampiri pamannya.
" Paman gak apa-apa sayang, hanya luka lecet sedikit " ujarnya mencoba untuk menenangkan keponakan nya yang terlihat sangat panik
" Apa maksud paman??! Paman babak belur begini!" Shakira memeluk pamannya dan mulai menangis
Kondisi tubuh Alfred lumayan parah, matanya lebam, bibir dan hidungnya mengeluarkan darah segar serta tangan dan kakinya retak hingga para petugas medis terpaksa harus membawanya ke rumah sakit untuk penanganan lebih lanjut.
" Jangan khawatir sayang ...paman gak akan apa-apa..."
" Tidak paman....kamu tidak apa-apa " Shakira menangis semakin kencang.
Dia masih trauma karena kehilangan kedua orangtuanya, dan sekarang sang paman satu-satunya keluarga yang dimilikinya juga terkapar.
Shakira menaiki ambulance untuk ikut bersama sang paman menuju rumah sakit.
" Shak....! bagaimana kondisi paman Al?" tanya Brandon, dia bergegas menghampiri Shakira yang masih berada di ruang tunggu.
" Dia sudah stabil...dia masih tertidur didalam..." jawab Shakira sedih
Brandon mendekati Shakira, dia memberikan dukungannya.
" Siapa yang tega melakukan ini Brand? " tanya Shakira terisak
" Kawan-kawan kita sedang mencari tahu tentang ini Shak...kamu jangan khawatir..." jawab Brandon.
.
.
.
Seminggu kemudian
" Istirahat lah paman, biar aku yang mengurus sasana olahraga nya " ujar Shakira kepada sang paman yang tetap memaksa untuk pergi ke tempat itu.
" Tidak sayang ...paman masih mampu " jawabnya.
" Oke tapi paman harus berjanji, paman hanya akan duduk ditempat kasir, tidak lebih "
" Oke sayang, paman berjanji...."
Shakira mendorong kursi roda pamannya menuju lift yang akan membawa mereka turun menuju sasana olahraga yang berada di lantai bawah gedung apartemennya.
Para pelaku penganiayaan Alfred dan pengrusakan sasana olahraga miliknya belum juga tertangkap, Shakira curiga ada sesuatu dibelakang ini semua. Bahkan Brandon dan teman-temannya yang semula begitu bersemangat untuk mencari tahu siapa dalang dibalik kejadian tersebut tiba-tiba menghentikan pencarian nya
Shakira hanya bisa pasrah dengan menyerahkan semuanya kepada pihak kepolisian.
" Paman Al, apa paman benar-benar tidak melihat orang yang telah melakukan kekerasan hari itu?" tanya Shakira disela-sela aktivitas nya menyusun alat-alat olahraga disalah satu sudut ruangan.
" Aku tidak melihatnya nak, saat itu paman sedang merapikan matras bekas anak-anak berlatih taekwondo, dia menyerang paman dengan tiba-tiba dari arah belakang "
" Aku heran, kenapa polisi begitu sulit menemukan pelakunya "
" Sudahlah Shak...paman sudah merelakan semuanya "
" Aku belum bisa paman, apakah mereka juga sebenarnya ada dibalik meninggalkannya kedua orangtuaku..?"
" Kenapa kamu berpikiran demikian sayang...?"
" Entahlah paman.... Instingku mengatakan demikian "
" Lupakan saja Shak...lebih baik kita lanjutkan hidup kita " ujar pamannya
Semakin sang paman menyuruhnya untuk melupakan kejadian tersebut, semakin Shakira menaruh curiga jika ada sesuatu yang besar dibalik semua kejadian ini.
" Paman, aku akan membeli sarapan, apa paman mau menitip sesuatu?" ujar Shakira setelah selesai merapihkan peralatan disana.
" Seperti biasa sayang, segelas kopi panas dan donut gula " pinta sang paman.
" Oke paman...." Shakira mengambil jaketnya dan berlalu untuk membeli sarapan untuknya dan sang paman.
Shakira merasakan ada banyak kejanggalan ketika dia mencoba untuk mengajak Alfred untuk berbicara, seperti paman nya itu memang menyembunyikan sesuatu darinya. Pasalnya setiap kali dia bertanya kepadanya, sang paman pasti saja menyuruhnya untuk melupakan semuanya.
Untuk ukuran seorang Shakira, jika kaki dan tangan sudah retak karena ulah seseorang itu bukanlah satu hal yang mudah untuk bisa melupakan nya begitu saja.
Shakira menyebrangi jalan dan tanpa sengaja sebuah mobil sedan hitam hampir saja menyerempet nya .
" Hei.... hati-hati bung!!! gila lo yah!!" pekik Shakira
Mobil sedan itu tetap melaju tanpa memperdulikan teriakan Shakira, sekilas Shakira melihat sosok seorang pria yang berada didalam disana dengan tatto aneh di pipinya.
Tak membutuhkan waktu yang lama bagi Shakira untuk mendapatkan pesanannya, dia bergegas untuk kembali ke sasana olahraga untuk memberikan sarapan pesanan paman nya.
Dari kejauhan dia melihat sebuah mobil sedan melaju begitu cepat, dengan teriakan orang-orang dibelakang nya.
" Paman...!!!" Shakira berlari secepat nya, instingnya mengatakan bahwa sesuatu yang buruk telah terjadi pada paman nya.
Dia bergegas memasuki ruangan olahraga itu untuk mencari keberadaan sang paman, dan dunia Shakira terasa hancur ketika netranya melihat keadaan sang paman yang sudah terkapar disana dengan luka tembak di dada nya.
.
.
.
To be continued 😉
Hai kakak-kakak tolong tinggalkan jejak kalian disini ya ..😘😘😘😘
Terimakasih 🙏🙏🙏
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!