NovelToon NovelToon

Istriku Pengawalku

PROLOG

Hai guys... Jadi ini novel pertama ku, mungkin gak bagus-bagus amat sih, yah tapi aku udh usahin yg aku bisa buat bikin nih novel

Judul: isriku pengawalku

Karakter:

Kian (mc cweknya)

Tristan Greyson (mc cwoknya)

Leonart Greyson (ayah mc cwoknya)

Isabel Greyson (ibu mc cwoknya)

Alex (sekteraris Tristan)

Jadi itu dulu char-char yg aku kenalin,

Jadi kalo penasaran dibaca yah🙏☺️☺️

Penulis:

Himasun (nama pen)

1. KIAN

"maaf..."

"Pergi!!"

"Beban seperti mu tidak harus hidup di dunia"

Plak.... Kian terbangun dari tidurnya dia terkejut karena bahu nya ada yang tiba-tiba memukulnya, Kian mendongak dan mendapati seorang laki-laki gagah yang berdiri didepannya dengan stelan baju tentara lengkap yang siap tempur.

"Kian bangun kita udh mau mulai nih, lagi-lagi kamu tertidur sambil nangis lagi". Ucap pria dengan separuhbaya yg memukul bahu kian tadi. (gak keras-keras amat sih, cuman buat bangunin doang😁).

"Ah..maaf bang ujang, tadi kian kecapean jadinya kebablasan". Kian menjawab bang ujang dengan muka datarnya. Kian memang sudah sangat jarang tersenyum semenjak dia bergabung dengan tentara.

"Mimpi yang aneh-aneh lagi?". Ujar bang ujang yang terlihat seperti sudah biasa melihat kian yang seperti itu.

"Iya bang lagi-lagi kian mimpi ditinggilin lagi, mungkin bekas masa lalu kian yang udah gak keingat".

Kian sudah tidak mengingat masa lalunya, dia hanya berfikir kalo itu cara Tuhan untuk tidak mengingatkan nya tentang masa lalu kelamnya.

"Sudah-sudah, ayo cepat! Kolonel sudah manggil nih, entar marah-marah lagi, hehe". langsung mengalihkan pembicaraannya dengan Kian.

Benar saja, bang Ujang tidak ingin melihat Kian bersedih, (yah walaupun sebenarnya gak sedih jg sih:v).

Bang Ujang sudah menganggap Kian sebagai putrinya sendiri dari waktu Kian bergabung dengan tentara.

"Iya bang, Kian cuci muka dulu, soalnya baru bangun entar keliatan gak fit lagi". Yah walaupun sebenarnya gak cuci muka juga, Kian udh tetap cantik kok guys 😁.

"Yaudah cepat yah, jangan kelamaan, entar kolonel marah lagi".

"Iya bang". Sahut kian

Kian pun berdiri, gak kalah gagah nya dengan bang ujang, hehe😅.

Dengan stelan baju tentara, dengan lengan pendek dan juga celana pendek selutut, dan tak lupa pula dengan sepatu bootnya, yah walaupun sebenarnya bajunya aneh, tapi kalo Kian yang pake mah jadi bagus.

Dan jangan lupa dengan senapan*** khusus tentara yang bahkan hampir sama tinggi dengan badan Kian.

"Yaudah abang duluan yah, jangan lupa nyusul".

"Iya bang".

Kian pun bergegas pergi mencuci mukanya.

.

.

.

.

.

.

.

.

Epilog

Barisan orang-orang yang gagah dengan semangat yang tinggi siap untuk bertempur sudah mengisi lapangan, hanya Kian dengan tubuh kecilnya yang masih berusia 15 tahun yang berbeda.

"Semuanya kalian sudah mengerti!!!". Orang dengan baju yang berbeda, tapi tetap gagah berteriak, yang seharusnya bertanya malah seperti memerintah, yah itulah kolonel Arga. Laki-laki bertubuh gagah dengan umur hampir 50an itu.

"Dengan strategi ini kita pasti memenangkan perang ini, dan mengakhirinya!!!". Lagi-lagi suaranya yang lantang memacu semangat para barisan itu.

"Semuanya siap....". berteriak

"Siap Sir!". Tak kalah keras suara dari para barisan siap tempur itu.

Kian hanya diam, dia hanya memikirkan peran yang diambil dari strategi yang di jelaskan kolonel Arga tadi.

BERSAMBUNG

(Kalo penasaran ama lanjutan cerita nya, di lanjut ajah bacanya yah, maaf kalo bahasanya gak terlalu bagus, soalnya baru pertama kali nulis, heheh😅)

ini novel pertama ku, jadi mohon like dan komen nya agar aku bisa lanjut buat ceritanya, dan jangan lupa kritik dan sarannya yah guys, biar aku bisa koreksi yang salah.

terus komen ajah yah mau berapa episode yang aku upload yah...

soalnya jujur ajah aku malas ngetik nya😅

mohon dimaklum yah guys, apalagi sekarang udah masuk sekolah lagi.

penulis: Himasun (nama pena) bukan nama asli ku yah guys 😁

2. BERTEMPUR PART I

Para tentara sudah berada di dalam medan perang, dengan posisinya masing-masing sesuai dengan strategi sang kolonel, dan tak lupa pula Kian juga berada di medan perang yang masih memikirkan peran nya.

Masih menunggu aba-aba dari sang komandan pasukan untuk menyerang.

Dorr....

Suara pertanda dari sang komandan untuk menyerang sudah terdengar.

"MAJU.....!!!". Teriak komandan, yah itulah kapten Rai dengan umur yang baru 30an itu tak kalah jauh kerasnya dengan teriakan kolonel Arga tadi.

Para pasukan sudah maju dengan lengkap senjatanya, sambil berteriak, yah layaknya orang bertempur .(kan emang bertempur😒)

Kian jg ikut maju tapi dengan cara berbeda, Kian mulai dengan kebiasaannya di medan perang yaitu dengan membunuh musuh menggunakan pisau yang tertancap di ujung senapan nya dengan membabi buta.

Kian sama sekali tidak terpengaruh dengan teriakan kesakitan musuh ataupun darah yang bermancur bagai air mancur itu.

.

.

.

.

.

.

Epilog

Pasukan Kian berhasil membuat pasukan musuh mundur untuk sementara.

Di Beeskam.

Kian sedang duduk makan di pojokan sendiri yang hanya ditemani dengan senapan nya itu, dia sudah menganggap senapannya itu bagaikan keluarganya sendiri. Kian sudah mencuci sedikit darah yang tadi berada di bajunya dan badannya, itu bukan darah Kian melainkan darah dari musuh yang dia bunuh.

Pak.....

Sebuah nampan berisikan makanan tiba-tiba berada di depan nampan makanan nya.

Kian mendongak dan mendapati seorang yang dia kenal, bang ujang.

"Ada apa bang?". Tanya Kian dengan wajah yang datar.

"Kerja bagus Kian, lagi-lagi kau berhasil menguasai medan perang, hahah". Tertawa dengan puasnya.

Sambil duduk dan mengambil sendok untuk makan.

"Itu udah biasa bang, abang sendiri udah tau betul kan". Jawab Kian dengan datar sambil memasukkan makannya ke dalam mulutnya.

"Iya juga sih, hehe". Ujar bang Ujang yang masih terlihat puas dengan pertempuran tadi.

Kian hanya menggeleng-geleng melihat tingkah laku orang tua di depannya itu.

.

.

.

.

.

"Ah... Akhirnya perang sebentar lagi selesai, udah lama banget nih ninggalin istri ama anak dirumah". Ucap bang Ujang sambil minum air, pertanda dia sudah selesai dengan makanannya.

Sementara Kian yang sedari tadi selesai makan dan hanya mempersiapkan senapannya turut berbuka suara.

"Belum selesai bang, kalo kita menang di pertemuan sesi kedua nanti tanpa terbunuh baru bisa di katakan menang bang". Ucap Kian menimpali.

"Ah... pasti menang lah, jadi kita ngandalin kamu Kian". Ucap bang Ujang dengan semangat namun enggan, karna menurutnya gadis remaja cantik seperti Kian tidak pantas berada di medan tempur.

Kian hanya terdiam dan menunduk mendengar ucapan bang Ujang.

"Oh iya Kian, entar kalo misalnya perangnya udah berakhir dan kita masih hidup, Kian mau ngapain?". Ujar bang Ujang, langsung mengalihkan pembicaraan nya.

"Ngelakuin? apa maksudnya bang?". Jawab Kian dengan sedikit heran, tapi tetap pada mode datarnya.

"Yah... Kan sekarang perang udah mau berakhir nih, kita para tentara yang siap tempur udah gak di butuhin kan, jadinya abang mau nanya, kalo misalnya kita para tentara udah gak dibutuhin lagi, Kian mau jadi atau ngelakuin apa?". Ujar bang Ujang, menjelaskan secara rinci ke Kian.

Kian hanya diam mendengar perkataan bang Ujang, karna dia sendiri juga bingung, menurut Kian perang sudah seperti rumahnya, jadi dia tidak terlalu memperdulikan tentang kehidupannya.

"Bang Ujang sendiri, mau ngelakuin apa?". Kian balik nanya.

"Yahh pastinya pulang kerumah, nemuin istri ama anak abang, hehehe". Jawab bang Ujang dengan senyum lebarnya nya.

"Kian entar kalo Kian udah besar, nikahnya ama laki-laki yang baik-baik yah, jangan yang galak-galak". Ucap bang Ujang dengan nada menggoda Kian.

Kian menanggapi perkataan bang Ujang dengan wajah datarnya.

"Abang ada-ada ajah nih, Kian mana mungkin bisa punya suami". Jawab Kian dengan wajah datarnya. Benar saja Kian tidak pernah berfikir untuk mempunyai menjalin hubungan ataupun bersuami, menurut nya tanyannya yang sudah kotor dengan darah hasil membunuh musuhnya, sudah tidak pantas untuk dapat menggenggam tangan orang lain.

"Ah, jangan gitulah Kian, Kian kan cantik pasti ada lah yang suka". Ujar bang Ujang.

Kian hanya geleng-geleng kepala mendengar ucapan bang Ujang.

"Jadi, Kian mau ngapain kalo perang udah berakhir?". Tanya bang Ujang, kembali ke topik awalnya. Kian hanya diam dan menunduk.

"Aku....." . Saat Kian hendak menjawab tiba-tiba.

Ting.....

"Semua pasukan berkumpul, sesi kedua akan segera dimulai". Teriak seseorang dari seberang, dan menghentikan ucapan Kian.

"Wah udah mau mulai nih, cepat Kian bersiap". Ujar bang Ujang sambil berdiri dan hendak merapikan nampan makanannya.

"Kian udah bersiap dari tadi bang, abang ajah tuh yang lelet". Jawab Kian sambil berdiri dan memeluk senapannya.

"Hehe iya juga yah, kalo gitu Kian duluan ajah yah, entar abang nuyusul".

"Iya bang, kalo gitu Kian duluan yah". Jawab Kian sambil berjalan membelakangi bang Ujang.

BERSAMBUNG

mohon like dan komennya yah guys biar bisa tambah semangat aku nulis nya hehehe 😅

jangan lupa saran dan kritiknya😉

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!