"Apa ma, mama mau jodohin aku sama anak teman mama? " ulang Alex, ia merasa kupingnya salah , ketika mendengar ucapan mamanya barusan.
"Iya, Alex. Mama ingin kamu menikah dengan Raina" ucap Siren menatap putranya serius.
Mata Alex melebar, ia tidak mengerti jalan pikir mamanya. Tiba-tiba saja mamanya ingin dirinya menikah dengan putri temannya yang tidak ia kenal sama sekali.
"Tidak ma, Alex tidak mau" tolak Alex tegas.
"Ya sudah, kalau begitu semua properti milik mu akan mama sita" balas Siren santai.
"Mama tidak bisa melakukan semua ini pada ku"
"Kenapa tidak?, semua itu kan milik mama" jawab Siren. Wanita paru baya itu tersenyum miring, ia yakin ancamannya ini akan berhasil dan membuat putranya menyetujui permintaan nya.
Alex terus menolak, namun Siren tetap kekuh untuk menikahkan dirinya dengan gadis yang bernama Raina itu.
"Terserah mama, pokoknya aku tidak mau! " tolak Alex, lalu keluar dari ruangan kerja mamanya dan menutup pintu dengan hempasan keras.
"Astaga, bocah itu! " dengus Siren.
Alexander Admudiano adalah seorang Arsitektur terkenal di sebuah perusahaan. Ia merupakan anak dari pemilik hotel terkaya di kotanya. Perhotelan Siren berkembang di berbagai daerah dan berbagai negara.
Alex merupakan anak kedua, ia tidak mau meneruskan bisnis keluarga mereka, seperti kakaknya Satria Admudiano yang sekarang meneruskan bisnis keluarga nya yang masih dalam naungan sang mama.
Alex pergi ke sebuah apartemen, di sana seorang wanita telah menunggu nya. Wanita itu adalah Cia Clathria, seorang wanita cantik yang selalu berpenampilan sexy. Cia adalah kekasih Alex, mereka sudah menjalin hubungan selama satu tahun.
"Hy honey" sapa Cia tersenyum manis menyambut kedatangan Alex.
"Apa kamu lama menunggu ku? " Alex mengecup pipi Cia lembut.
"Hm hm.. aku selalu menunggu mu, selama apapun itu" sahut Cia manja. Alex yang merasa gemas mendengar suara Dia langsung memboyong Cia masuk ke dalam kamar, mereka melakukan adegan yang tidak bisa kita bayangkan. Ini masih di awal episode hot nya kita skip aja.
Sementara di sisi lain, Seorang gadis duduk di tepi ranjang dengan kepala menunduk.
"Apa kamu tidak keberatan Raina, ibu menjodohkan kamu dengan putra teman ibu? " Susi menatap anak asuhnya lekat, gadis itu sejak tadi hanya menunduk. Lalu mengangkat kepalanya, Raina tersenyum lembut.
"Jika ini menurut ibu yang terbaik untuk Raina. Maka Raina akan setuju bu" jawab Raina lembut. Inilah yang di sukai bu susi dari gadis ini, Raina merupakan anak yang baik dan patuh. Sejak bertemu dengan Raina ketika masih bayi dulu, gadis itu tidak pernah membantah ucapan Susi. Raina selalu menuruti apapun yang Susi katakan.
"Kamu yakin? " tanya Susi lagi, ia ingin memastikan bahwa Raina benar-benar setuju.
"Iya bu, Raina yakin. Ibu melakukan semua ini demi kebahagiaan Raina kan? " tanya Raina menatap balik bu Susi.
"Tentu saja, ibu melakukan ini demi kebaikan kamu" jawab bu Susi cepat. Ia memang melakukan ini demi kebaikan Raina. Jika gadis ini menikah dengan Alex, maka kehidupan Raina akan menjadi lebih baik. tidak seperti saat sebelum Raina selesai kuliah dan bekerja, mereka harus bekerja banting tulang demi mencari sesuap nasi. Namun sekarang Raina sudah menjadi seorang pegawai di perusahaan desain interior. Semenjak itu kehidupan mereka sedikit terangkat, Raina mulai bisa menghidupi bu Susi, mencegah wanita itu untuk berkerja lebih keras lagi.
Raina beringsut mendekat kearah bu Susi, memeluk bu Susi dari samping.
"Jika bukan karena ibu, mungkin Raina tidak akan menjadi seperti ini bu" lirih Raina penuh rasa syukur. Demi kebahagiaan bu Susi Raina rela menikah dengan pria asing itu, melupakan pria impiannya yang sejak di sekolah menengah pertama ia kagumi.
"Yah sudah sayang, nanti ibu akan bicarakan dengan bu Siren. Ibu akan menyampaikan bahwa kamu menerima perjodohan ini" ucap Bu Susi bangkit dari duduknya. Raina mengangguk pelan, tersenyum ketika bu Susi melihat ke arahnya.
"Hati-hati bu" ucap Raina melambaikan tanganya.
Setelah memastikan bu Susi benar-benar sudah pergi, Raina menghembuskan nafas berat. Ia bangkit dari duduknya, lalu menghampiri meja belajarnya. Di sana terdapat sebuah foto yang berukuran 4R, di belakang foto itu terdapat foto seorang siswa yang Raina ambil secara diam diam ketika SMA.
"Huh... mungkin kamu bukan jodoh ku" lirih Raina mengusap foto lama yang masih terlihat baru,karena Raina selalu merawat foto itu. Raina menatap lekat pria yang seperti tersenyum kearahnya itu, sudah hampir 5 tahun mereka tidak bertemu lagi. Selama itu pula Raina menahan rindu dan juga menahan perasaannya.
Raina sangat menggilai pria itu, namun ia melakukan nya secara diam diam. Tidak mungkin gadis seperti dia berani mendekati siswa tampan yang menjadi idola di sekolah nya.
Setelah pembicaraan hari itu, Keesokan harinya Raina dan Susi di undang datang makan malam ke rumah bu Siren.
"Apa kamu sudah siap sayang? " tanya Susi menatap putrinya yang terlihat sedikit gugup.
"Sudah bu" jawab Raina berusaha tersenyum lebar, ia tidak akan menunjukkan kesedihannya di hadapan ibu nya.
"Yuk"
Mereka menggunakan Taxi menuju kediaman Siren, Raina menatap rumah besar bakal istana itu dengan mata berbinar. Ia tidak yakin akan menikah dengan pria kaya, Raina mulai berpikir tentang pria itu. Mengapa pria kaya menikah dengan cara di jodohkan? apa pria itu jelek? atau cacat? . Berbagai macam pemikiran merasuk kedalam pikiran Raina. Hingga sentuhan lembut dari bu Susi menyadarkan Raina.
"Ayo masuk sayang" ajak Susi tersenyum.
"Iya bu" jawab Raina sembari mengikuti langkah bu Susi masuk kedalam rumah besar itu.
Di depan pintu rumah besar Siren, Raina di kejutkan oleh deretan asisten rumah tangga yang berbaris menyambut mereka.
"Ibu... apa mereka berbaris untuk menyambut kita? " tanah Raina polos.
"Iya sayang" jawab bu Susi menahan senyum.
Mereka masuk ke dalam rumah besar itu, salah satu dari pelayan itu menuntun mereka ke sebuah ruangan yang sangat luas, lebih luas dari rumah yang Raina dan Susi miliki.
"Hallo... Susi, akhirnya kamu datang juga" Siren menyambut Susi dengan kedua tangan merentang, lalu mereka saling berpelukan.
Raina hanya menatap kedua wanita yang saling melepas rindu itu, Raina tidak tahu harus bagaiamana, ia hanya memperhatikan setiap sudut rumah Siren.
"Loh, ini yang namanya Raina? " tanya Siren menatap ke arah Raina. Merasa namanya di sebut Raina langsung menunduk memberikan hormat, lalu menatap Siren dengan senyum manisnya.
"Dia manis sekali" puji Siren berjalan mendekati Raina, ia sangat menyukai karakter Raina. Siren merasa tidak salah sudah memilih gadis ini sebagai menantunya.
"Terimakasih tante" lirih Raina tersipu malu.
Acara makan malam itu di hiasi oleh pembicaraan tentang perjodohan Raina dan juga Alex. Karena merasa bosan, Raina pun meminta ijin untuk berkeliling di rumah tante Siren.
Mata Raina meneliti setiap sudut ruangan yang ada di rumah ini, matanya menelisik setiap dinding yang terdapat deretan foto. Namun Raina tidak melihat adanya foto seorang pria seumuran atau lebih tua sedikit darinya. Raina hanya melihat foto tante Siren dan mungkin suaminya.
"Apa tidak ada fotonya satupun? " gumam Raina, ia terus melangkah menelusuri rumah bak istana itu.
Karena asik berjalan, Raina tidak menyadari bahwa dirinya memasuki sebuah ruangan yang tidak seharusnya ia masuki.
Teg!.
Blam~
Raina terkesiap, jantung nya berdegup kencang. Lampu tiba-tiba mati dan pintu tiba-tiba tertutup.
"Siapa kau! " Suara bariton itu terdengar menakutkan di telinga Raina. Gadis itu bergetar ketakutan. Suara itu berasal dari belakangnya, secara spontan Raina membalikkan tubuhnya. Ia tidak dapat melihat apapun sekarang, semuanya terlihat sangat, gelap.
"Maaaf, aku seperti nya salah memasuki ruangan" jawab Raina pelan.
"Aku bertanya siapa kau!!! " tegas suara itu kembali membuat jantung Raina semakin berdetak kencang.
"Aku... " Lirih Raina gugup, ia kembali mengingat arah pintu masuk. Secara perlahan Raina beringsut mundur. Ia yakin jika pintu keluar ada di belakang nya.
"Berhenti bergerak!! katakan apa maksud mu masuk ke dalam ruangan ini!! " tegas suara itu lagi.
"Aku... Aku hanya tersesat, tadi... aku mendapat undangan makan malam oleh tante Siren.. lalu... "
"Lalu apa? " potong suara itu mengagetkan Raina.
"Lalu, aku tersesat ke dalam ruangan ini"
Alex mengerutkan alisnya, gadis itu terdengar jujur, mamanya memang sedang mengadakan acara pertemuan makan malam. Apa mungkin gadis ini adalah wanita itu??.
"Siapa nama mu? " lagi lagi Alex menanyakan pertanyaan yang sama.
"Aku Raina" jawab Raina jujur.
Benar. Dugaan Alex tidak salah lagi, meskipun tidak melihat wajah gadis ini, Alex dapat mengetahui jika gadis ini terlalu lugu untuk nya.
"Pergi lah! " titah Alex pelan, pria itu membukakan pintu untuk Raina. Alex berdiri di belakang pintu ,agar dirinya tidak terkena cahaya lampu yang berlomba lomba masuk kedalam ruangan ketika pintu terbuka. Tanpa pikir lagi Raina langsung berlari keluar, persetan dengan suara itu, yang terpenting bagi Raina adalah dirinya keluar dari ruangan itu.
...----------------...
Raina kembali ke ruang makan, bu Susi dan Siren menatap bingung melihat Raina berjalan cepat ke arah mereka, sesekali Raina terlihat menoleh ke belakang. Entah apa yang gadis itu takutkan, ia seperti di kejar oleh seseorang dari belakang.
"Ada apa sayang? " tanya Susi khawatir.
"huh? " Raina tersadar, ternyata Siren dan Susi tengah memperhatikan dirinya. Raina menggeleng pelan. "Tidak ada apa apa bu, tan"
"Kamu yakin Raina?, wajah kamu sangat pucat loh" ucap Siren. Raina langsung memegangi pipinya, terdapat keringat dingin mencuat di pelipisnya.
"Tadi.... " ucap Raina menatap kedua wanita itu, ia memutar otak nya mencari alasan apa yang harus dikatakan pada mereka. Raina tidak mungkin mengatakan jika dirinya salah masuk ruangan.
"Tadi.. ada cicak jatuh" ucap Raina asal.
"Huh? " cengoh Siren. Calon menantunya benar-benar terlihat sangat polos.
"Putriku sangat takut pada Cicak" ucap Susi tersenyum lirih, ia menghela nafas lega karena Raina tidak kenapa kenapa. Ia pikir Raina sudah melakukan kesalahan yang besar, syukurlah hanya karena cicak.
"Benarkah? kebetulan sekali, Alex juga sangat, takut dengan Cicak" jawab Siren terkekeh senang.
"Bu, sudah mulai larut. Sebaiknya kita pulang sekarang." Bisik Raina pada Susi. Bukannya tidak betah lama lama di sana, Raina sangat, betah malah. Tapi mereka harus segera pulang kerumah, jika tidak maka mereka akan terlalu larut di jalan dan besok akan terlambat untuk Raina berangkat ke kantor karena kesiangan bangun.
Susi mengangguk pelan, kemudian ia tersenyum pada Siren.
"Sudah hampir jam 9 malam, kami rasa kami harus segerah pulang" ucap Susi sopan.
"Oh benarkah, Aku tidak menyadarinya. Mengobrol bersama mu selalu saja membuatku lupa waktu" sahut Siren melirik arloji nya. Benar saja, 5 menit lagi jam 9 malam.
"Yah sudah, aku akan menyuruh supir ku mengantar kalian"
"Tidak perlu nyonya, aku sudah memesan taxi untuk menjemput kami" tolak Susi cepat, ia tidak ingin menyusahkan Siren lagi. Sudah cukup banyak jasa Siren kepadanya.
"Loh kenapa? aku tidak merasa di repotkan karena hal ini" ucap Siren bingung.
"Bukan begitu tante, tapi kasihan sama supir taxi nya. Dia sudah terlanjur menjemput kami, eh malah di suruh putar balik" jawab Raina polos. Siren yang mendengar alasan konyol Raina menahan senyum, gadis ini benar-benar lucu menurutnya. Sementara Susi hanya tersenyum kikuk melihat kepolosan putrinya yang tidak melihat tempat itu.
"Huh... baiklah, kalau begitu aku akan mengantar kalian ke depan" sahut Siren pasrah, ia tidak bisa memaksa mereka untuk menerima niat baiknya.
"Baiklah, kalau itu tidak apa apa" balas Raina tersenyum.
"Hahaha... putri mu benar-benar lucu Susi" ucap Siren, akhirnya tawanya pecah melihat tingkah lucu Raina. Di pikiran Raina, ia memikirkan apa yang sedang calon mertua nya ini tertawakan. Ingin bertanya, tapi Raina juga tidak ingin terlihat lebih konyol.
sementara dari lantai atas, Alex memperhatikan gerak gerik ketiga wanita itu. Kepalanya menggeleng pelan ketika Raina terlihat bodoh, bahkan kekanak-kanakan.
"Apa wanita itu yang akan menjadi istri ku? " decih Alex mendengus, ia memutar tubuhnya kembali masuk ke dalam kamarnya.
Di depan pintu utama, Raina meraih tangan Siren sopan, lalu mengecupnya pelan.
"Kami pulang yah tante"
"Iya, hati hati calon menantu ku" ucap Siren mengusap pucuk kepala Raina. Gadis itu tersipu malu mendengar panggilan Siren untuk nya.
Raina dan ibunya masuk ke dalam Taxi, lalu mereka melaju cepat, meninggalkan rumah besar Siren.
Di dalam mobil Raina menatap sang ibu, ia memiliki berbagai macam pertanyaan yang akan ia tanyakan pada Susi.
"Ada apa? apa ada sesuatu yang mengganggumu? " tanya Susi menyadari tatapan Raina.
"Hm.. Ibu, kenapa tante Siren sangat baik pada ibu? " tanya Raina. Susi tertawa pelan, lalu mengusap pipi Raina pelan. Senyum Susi terukir sangat manis, meskipun sudah tua Susi masih terlihat sangat cantik.
"Raina, dengarkan perkataan ibu ini. " ucap Susi, Raina pun mengangguk sembari menatap ibunya lekat.
"Kita akan memanen apa yang telah kita tanam, jika kita baik kepada orang lain, maka orang lain akan baik kepada kita"
"Meskipun saat ini mereka jahat pada kita, mungkin suatu saat nanti mereka akan berubah, dan jadi lebih baik lagi pada kita" Lanjut Susi, Raina mengangguk lagi, ia akan mengingat petuah ibunya hingga ia mati.
"Aku akan mengingatnya ibu" jawab Raina memeluk sang ibu. Meskipun sudah berumur 22 tahun, Raina terlihat sangat manja pada Susi.
Susi menatap ke arah luar kaca mobil taxi, ia masih sangat ingat ketika Siren membully nya habis habisan ketika mereka masih duduk di bangku SMP. Susi sempat frustasi, ia ingin mengakhiri hidupnya. Namun ketika Susi berada di jembatan untuk melakukan percobaan bunuh diri, Susi mendengar teriakan minta tolong. Dengan langkah cepat Susi berlari membantu siswi seumuran dengan nya yang hendak di lecehkan oleh sekelompok preman.
"Siren?? " gumam Susi, melihat Siren berusaha melawan 4 orang preman.
Susi bingung, apa yang harus ia lakukan. Jika dirinya langsung berlari ke sana. Maka mereka berdua akan celaka. Susi melihat, kekiri dan kekanan mencari pertolongan. Namun tempatnya berdiri saat ini terlihat sangat sepi.
"Polisi" gumam Susi ketika matanya melihat spanduk spanduk kepolisian. Di sana terlihat alamat kantor polisi yang ternyata tidak jauh dari sana.
"Tolong!!!!! "
"Hahaha... kamu tidak akan bisa lari nona cantik" ucap Preman itu tertawa keras sembari menatap siswi cantik di depannya.
"Tolong jangan!!!, tolong lepaskan aku!!! " mohon Siren, ia menepis dan meronta ketika preman itu mencoba menyentuhnya.
"Hey!!!! lepaskan dia!!!! " teriak Susi sembari menodongkan sepotong kayu besar yang di pegangnya dengan kedua tangannya.
"Wahh, seperti nya kita dapat rezeki berlimpah ni" ucap salah satu preman itu, mereka saling menatap satu sama lain dengan senyuman yang menakutkan menurut Susi.
Siren melebarkan matanya, kenapa gadis itu malah mengantarkan nyawanya kemari. Sungguh hal yang mustahil jika Susi bisa menolongnya.
"Dasar bodoh!!! lari saja kau dari sini!! kau tidak akan bisa melawan mereka!! " teriak Siren.
"Aku tidak akan membiarkan mu di lecehkan" balas Susi, membuat ke empat preman itu tertawa mengejek.
"Hahahahaha... kau ingin bermain main yah sama kami"
"Benar boss, seperti nya hadis cantik ini ingin menemani temannya untuk menemani kita" sahut preman satunya lagi. Bos preman itu pun kembali tertawa keras, di sahut oleh ketiga anak buahnya.
"Mari kesini cantik, kita akan memulainya lebih dulu" ucap Preman itu berjalan mendekati Susi. Gadis itu pun berjalan mundur, ia mengayun ayunkan kayu itu ke arah preman itu. Susi kebingungan, matanya melebar ketika preman itu merebut katu yang ia pegang, lalu mendorong tubuhnya hingga jatuh di tanah.
"Ahkk" ringis Susi menahan perih di kedua siku nya.
"Lihat,,, pahlawan cantik mu sudah terjatuh" ejek Preman yang berdiri di depan Siren sembari menunjuk kearah Susi.
Siren menggeram, ia melihat preman itu akan membuka baju Susi. Dengan keberanian yang tersisa, Siren berdiri dan mengambil batu besar tak jauh dari dirinya ber diri.
"Matilah kau!!!! " teriak Siren mengangkat batu besar itu, lalu memukulkan nya pada preman yang akan melecehkan Susi. Mata Susi melebar, Preman itu jatuh terkulai di tanah. Anak buahnya yang tidak menyangka jika Siren akan berani bangkit dan melakukan semua ini menggeram dan menatap Siren tajam.
"Berani sekali kau!!! " geram preman itu, lalu salah satu dari mereka mengambil kayu yang Susi bawa tadi. Dengan emosi yang memuncak preman itu mengayunkan kayu kearah Siren.
"Siren awas!!!!! " teriak Susi.
Siren segera berbalik, menajamkan matanya menunggu pukulan itu mengenai tubuhnya.
Bugh.
Siren membuka matanya, ia tidak merasakan apapun yang mengenai tubuhnya, rasa sakit tidak ia rasakan sedikit pun.
"Susi????? " Siren menutup mulutnya, Susi rela melindungi tubuhnya dari pukulan kuat preman itu.
"Ah... Sakit juga ternyata" kekeh Susi pada Siren yang masih syok.
"Sialan kau!!!! " ucap preman itu kesal karena Susi menghalangi mereka melukai Siren. Tubuh Susi di dorong ke samping, Preman itu kembali ingin menghajar Siren.
"Jangan bergerak!!!!! "
"Sialan, ada polisi" maki preman yang hendak memukul Siren, tangannya terhenti di udara.
Siren bernafas lega, akhirnya ada yang menolongnya.
"Akhirnya mereka datang" Gumam Susi tersenyum lega, lalu Susi menutup matanya tak sadarkan diri.
"Susi!!! Susi!!! " teriak Siren menggoyang goyangkan tubuh Susi.
"Seperti nya gadis ini pingsan" ucap pak polisi.
"Iya Pak, tolong selamatkan teman saya pak" Sahut Siren memohon agar polisi segera membawa Susi ke rumah sakit terdekat.
Sejak saat itu semuanya mulai berubah, Siren menjadi over dan malah seperti bodyguard Susi. Seketika hidup Susi jadi berubah, niatnya untuk bunuh diri sirna seketika.
"Bu... Bu... kita sudah sampai" ucap Raina menyadarkan Susi dari lamunannya mengenang masa lalu.
"Eh iya, ini pak ongkos nya" ucap Susi meronggoh tas nya, lalu memberikan 2 lembar uang tukaran 50.000 pada supir taxi.
"Terimakasih Bu" sahut supir Taxi.
...----------------...
Haloo semuanya, terimakasih sudah mau berkunjung. Jangan lupa like, komen Vote, dan hadiahnya.
Seperti biasanya Raina bangun pagi pagi sekali, ia membereskan tempat tidur lalu mencuci muka nya dan setelah itu Raina langsung pergi ke dapur untuk membantu ibu nya.
"Masak apa bu? " tanya Raina memeluk ibunya dari belakang, Susi sedang memotong motong ayam yang akan di jadikan sop ayam kecap.
"Ibu lagi masak sup ayam kesukaan kamu" jawab Susi sembari mengecup pipi Raina, hal ini adalah kebiasaan Raina ketika bangun tidur.
"Apa ibu yang membuat alarm di kamar Raina? " tanya Raina pada ibunya, ia merasa lupa menyetel alarm karena terlalu mengantuk tadi malam. Susi mengangguk pelan, ia tidak mau putrinya terlambat bangun dan terlambat berangkat kerja. Hal itu pasti membuat Raina kembali di marahi oleh bos nya.
"Terimakasih ibu" Raina melepaskan pelukan nya pada Susi, ia mulai membantu sang ibu untuk meniris niris bawang.
Setelah selesai memasak, mereka langsung sarapan bersama dan berangkat kerja. Bu Susi berangkat bersama Raina, ia ingin pergi kepasar. Mereka pergi menaiki taxi, karena gaji Raina yang tidak terlalu tinggi belum mencukupi untuk membeli mobil.
"Dah ibu... hati hati ketika pulang" ucap Raina melambaikan tangannya dari dalam Taxi, Raina memutuskan untuk mengantar sang ibu ke pasar terlebih dahulu, baru berangkat ke kantor.
"Dah,, kamu juga hati hati" balas Susi tersenyum.
Sesampainya di kantor, Raina langsung menuju ke ruangannya. Masih tersisa waktu 10 menit sebelum jam kerja, jadi Raina tidak terlalu terburu buru masuk ke dalam.
Brak~
Tubuh Raina terpental pelan ke belakang, tapi tidak sampai membuat dirinya terjatuh.
"Maaf" lirih Raina menunduk sopan, ia tidak berani menatap siapa yang telah ia tubruk itu.
Tidak terdengar sahutan dari orang itu, Raina memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya dan melebarkan matanya karena orang itu sudah tidak aa di depannya. Raina berbalik menatap punggung seorang pria yang berjalan akuh keluar kantor.
"Dasar Pria sombong" maki Raina, Ia sudah bersedia meminta maaf dengan sopan, pria itu malah pergi begitu saja tampa berbicara sepatah kata pun.
Raina kembali melanjutkan langkahnya, memasuki ruang kerja yang sudah terisi penuh oleh karyawan lain yang menduduki meja masing-masing.
"Ihhh Raina, kamu kenapa terlambat sih? " ujar Dewi sahabat Raina sejak sekolah menengah pertama.
"Kenapa? " tanya Raina bingung, seperti nya ada sesuatu terjadi di perushaan tempat nya berkerja.
"Perusahaan kita mengalami ke bangkrutkan, semua pegawai akan di pindahkan, dan akan di gabungkan dengan perusahaan AMD group. " Jelas Dewi.
"Huh?? kok bisa" Raina cukup kaget dengan hal ini, ia tahu betul dengan perusahaan terkenal dengan pegawai pegawai nya yang super cerdas. Apalagi Raina juga tahu jika pria yang akan di jodohkan dengan dirinya adalah seorang arsitek terkenal di perusahaan AMD group.
"Raina... " Panggil Dewi, ia bingung karena Raina tiba-tiba melamun.
"Eh Iya, ada apa? "
"Kamu mikirin apa sih, di panggil panggil gak nyahut" lirih Dewi. Raina menggeleng pelan, ia baru ingat, ia belum memberitahu Dewi soal rencana sang ibu.
"Aku punya sesuatu yang akan aku ceritakan pada mu" bisik Raina pelan.
"Apa?? " sahut Dewi ikutan berbisik.
"Nanti aku ceritakan ketika kita istirahat makan" ucap Raina lagi yang di angguki oleh Dewi.
Setelah mengetahui berita tentang perpindahan karyawan perusahaan nya. Raina menjadi tidak fokus, ia memikirkan bagaimana nanti jika dia harus satu kantor dengan pria itu. Apa rasanya sanggup? apalagi jika pria itu tidak menyukainya.
"Hufff..... " Raina menghela nafas lalu menghembuskannya gusar Hal ini tertangkap oleh Dewi.
"Kamu punya masalah yah? " tanya Dewi setengah berbisik agar yang lain tidak mendengarnya.
"Masalah nya sangat berat Wi" lirih Raina dengan ekspresi yang di buat buat sedih.
Raina dan Dewi duduk di teras lantai 23 tempat mereka berkerja. Di sana mereka bisa menatap luasnya pemandangan kota nya.
"Jadi, kamu di jodohkan? " tanya Dewi dengan ekspresi tidak percaya. Raina mengangguk pelan. Ia benar-benar bingung sekarang.
"Sama siapa? " tanya Dewi penasaran.
"Sama Alex Wi, aku gak tahu seperti apa bentuk nya. Tapi yang aku tahu dari ibu Kalau Alex itu kerja di perusahaan AMD group, dia arsitek di sana" jelas Raina.
"Wahhh bagus dong, kamu bisa deketan sama dia" ujar Dewi girang. Seketika Raina merubah ekspresi nya menjadi datar. Bagaimana mungkin Raina akan senang jika berdekatan dengan calon suaminya, masih mending calon suaminya menerima nya, kalau tidak??. Bisa bisa semua nya akan menjadi kacau dan membuat hidup Raina semakin berantakan. Seperti di novel novel, mereka di jodohkan lalu menyembunyikan identitas pernikahan nya dari semua teman temannya.
"Au ahh, aku pusing" gumam Raina.
"Memangnya kamu belum pernah bertemu dengan nya? "
"Belum, aku belum pernah melihat nya. Tapi jika melihat ibunya seperti nya pria itu tampan. Karena tante Siren sangat cantik" jelas Raina mengingat wajah cantik calon mertua.
"Wahhh bagus dong, mendadak jadi ratu deh kamu" kekeh Dewi.
"Apaan sih, ratu ratu... makan tu ratu" Raina menyumpal mulut Dewi dengan roti yang sejak tadi mereka berdua makan. Lalu Raina bangkit dari duduknya meninggal kan Dewi yang segera berlari mengejar dirinya.
"Tungguin Raina!!!!! " teriak Dewi setelah menekan habis roti coklat.
Di tempat lain, seorang pria tengah asik mencumbu wanita pujaan nya. Cia terus mendesah menikmati setiap sentuhan yang Alex berikan pada setiap sisi sensitif nya.
"Ahh.. terus sayang" desah Cia ketika Alex mencumbu bagian intimnya.
Drrrtttt..... Drrtttt..... Drrrtt...
Alex menghentikan aksinya, ia mencari cari ponsel yang berdering itu.
"Ponsel mu berbunyi? " tanya Alex pada Cia.
"Tidak sayang, itu tidak penting" balas Cia kembali memeluk Alex agar teralihkan dari dering ponsel itu. Mereka kembali melanjutkan aktivitas dengan alunan dering ponsel Cia mengalun keras. Hingga tanpa sengaja kaki Alex menyentuh tombol hijau pada layar ponsel yang ternyata tergeletak di bawah kaki mereka.
Dari sebrang sana seorang pria melebarkan matanya melihat pemandangan menjijikan di layar ponselnya.
"Kurang ajar!!!!!!! " geram Dave keras, membuat Alex tersentak dan menghentikan cumbuannha. Alex mencari sumber suara, ia melihat ponsel Cia yang sudah terhubung dengan seseorang.
"Siapa kau? " tanya Alex dingin.
"Aku yang harusnya menanyakan hal itu pada mu!!! " bentak Dave.
"aapa?? "
"Aku suami Cia!! " teriak Dave lantang, membuat Alex terkesiap dan melirik ke arah Cia yang terlihat panik. Gadis itu langsung merebut ponsel itu dari tangan Alex, lalu memutuskan panggilan nya.
"Alex, aku bisa jelasin" Cia mengikuti Alex yang sudah turun dari ranjang dan langsung memunguti pakaiannya.
"Jelasin apa? selama satu tahu kamu membohongi aku!! " Ucap Alex dingin, pria itu mulai memakai kembali pakaiannya.
"Alex, aku akan bercerai dengan nya" ucapan Cia membujuk Alex agar tidak pergi, ia memeluk pinggang Alex dari belakang. Namun Alex segera melepaskannya lalu pergi dari sana.
"Jangan pernah kamu mencari aku lagi"
"Alex!!!! "
"Alex!!! "
Cia terduduk di lantai, air matanya mengalir deras. Ia tidak mau kehilangan Alex.
"Alex.... " lirih Cia.
Dengan ekspresi dingin nya, Alex memutuskan untuk segera pulang ke rumah nya. Rumah yang ia tinggali sendiri.
Alex masuk dengan santai ke dalam rumah, bersyukur ia tinggal sendiri, karna kalau tinggal bersama mama nya, maka sudah dapat di pastikan omelan tujuh turunan itu sudah di mulai.
"Dari mana kamu? " tanya Siren tiba-tiba. Ternyata kesialan menambah memberatkan hari ini untuk Alex.
"Mama kenapa ada di sini? " tanya Alex datar. Siren mendekat. Menatap putranya sinis.
"Ini rumah mama, suka suka mama mau di mana aja" jawab Siren.
"Kamu gak pulang semalaman? tidur di mana? " tanya Siren.
"Lembur ma" jawab Alex berbohong.
Siren bedecih, putranya mencoba untuk membohongi nya. Siren sudah mengecek semua aktivitas Alex selama seminggu ini, tidak ada lembur.
"Kamu pikir mama bodoh? "
"Ini lah yang membuat mama ini cepat cepat menikahkan kamu. Agar sikap keluyuran bersama wanita yang tidak jelas itu hilang" omel Siren.
" Aduhhh ma, aku belum mau menikah" selah Alex.
"Mau sampai kapan kamu begini?? pokoknya kamu harus menikah dengan Raina. Apapun alasannya mama tidak mau tahu" ucapan Siren tidak bisa di bantahkan, Alex hanya bisa menghela nafas mendengar omelan sang mama. Di lawan pun percuma, Alex tak akan pernah bisa menang.
"Yah sudah terserah mama saja" putus Alex pergi begitu saja masuk ke dalam kamarnya.
"Dasar anak nakal!!! " maki Siren kesal, Alex selalu bersikap seenaknya saja.
...----------------...
Hallo guys, cerita ini akan selalu up jadul pastikan kalian tetap mengikuti nya dari awal hingga akhir yah😘😘😘
Jangan lupa meninggalkan jejak nya, like dan vote. 😘😘😘😘
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!