Terlahir dari keluarga konglomerat tak selalu membuat hidup bahagia, kecukupan materi bukanlah hal yang utama. Sejak kecil sudah dididik harus menjadi sempurna, harus begini tidak boleh begitu, orang tua yang terlalu terobsesi dengan kesempurnaan ditambah lagi dia adalah Putra Sulung yang bertanggung jawab menjadi contoh untuk adik-adiknya.
Orang tuanya mendidik dengan keras, mengajarkannya tentang dunia bisnis pada umur yang masih muda, diumur lima belas tahun dia sudah memegang amanah mewakili pertemuan penting sedangkan teman sebayanya masih bermain, menikmati masa-masa sekolah tapi dia sudah mendapatkan peran dikerajaan bisnis orang tuanya.
Banyak hal yang dia sukai harus dikorbankan, kedua orang tuanya selalu menanamkan moto hidup bekerja keraslah, kita tidak tau apa yang akan terjadi di masa depan. Persaingan bisnis seperti apa di masa depan ini semua demi kebaikan kamu.
Mengirimnya keluar Negeri adalah jalan terbaik, memasukannya di universitas terbaik selama beberapa tahun, jauh dari orang tua dan sahabat walaupun lingkungan pertemanannya dibatasi hanya diperbolehkan. Bukan tanpa alasan semua yang dilakukan kedua orang tuanya hanya karena perintah dari kakeknya yang begitu tegas.
Beliaulah yang memegang kendali atas semuanya, tidak ada orang yang bisa membantahnya. Waktu bergulir dengan cepat sang mempu yang sudah sepuh menderita sakit jantung sampai nyawanya tidak tertolong.
Kehidupan cucu pertama keluarga Purnama pun berubah dia bisa hidup seperti layaknya manusia tanpa ada, ribuan aturan yang harus dia taati. Setelah terbebas dari aturan- aturan yang kakeknya buat. Berharap kehidupannya akan berubah tapi nyatanya malah berbanding terbalik, tanggung jawabnya semakin banyak disaat Papanya menyusul sang kakek.
Semua hal diambil alih olehnya, pada saat itu dia sudah kehilangan senyuman manis begitu banyak beban tanggung jawab. Semua orang yang bekerja padanya menggantungkan karir mereka diperusahan Purnama group.
Suga Suryajaya Purnama pemimpin Purnama group, yang selalu berhasil membuat takut wanita yang akan mendekatinya. Karakternya yang dingin tatapan mata sabit semakin membentuk dinding mistis, tapi tidak pernah mengurangi ketampannya, Suga memiliki kulit yang begitu putih, mata sipit jika ia sedang tersenyum matanya akan terpejam. Gummy smile yang mampu membuat setiap wanita jatuh cinta, dibalik aura yang menyeramkan Suga memiliki Senyuman yang begitu manis, yang dia sembunyikan setelah ayahnya yang telah meninggal. Mulai saat itu Suga mengambil alih perusahaan di umurnya yang baru dua puluh tahun. Di usianya yang masih terbilang muda di kalangan pembisnis ia sudah bisa diandalkan memimpin perusahaan.
Dia tidak pernah tersenyum pada lawan bicaranya kecuali dengan Hobi yang selalu mengerti apa keinginan tuanya, ya dia adalah sekertaris pribadinya yang begitu setia berada di belakang sang tuan, dimana ada Suga disitu pula ada Hobi.
Di umurnya yang baru dua puluh lima tahun, sang mama sudah pusing berulang kali menjodohkan Suga dengan para wanita cantik diluar sana. Tidak sembarang wanita yang akan dijodohkan dengan Suga, selain tinggi, memiliki tubuh idaman, dan karir yang cemerlang. Banyak gadis yang berprofesi sebagai model ternama, aktris tanah air, tapi Suga sama sekali tidak tertarik.
Suga selalu menolak tanpa perasaan jika dia sadar bahwa mama kesayangannya, bermaksud untuk menjodohkannya dengan wanita secara langsung. Semenjak saat itu sang mama lebih berpikir keras. Mungkin hanya perlu waktu lama, karena Suga tidak bisa dekat dengan orang yang baru dia kenal.
Ide gilanya muncul tiba-tiba, itu akan berhasil kalau Suga sudah merasa nyaman dengan wanita yang selalu disisinya dan yang penting bisa bertahan selalu berdiri disampingnya dalam keadaan apapun. Wanita sosialita umurnya sudah kepala lima tapi masih terlihat sangat cantik dan awet muda, terlihat jelas perawatan kecantikan yang mumpuni membuat umur hanyalah sebuah angka. Dinar wanita beruntung yang bisa mendapatkan cinta Tuan Suryajaya Purnama, suaminya yang kini telah pergi meninggalkan mereka untuk selamanya.
Wanita elegan itu meraih ponselnya yang berada diatas meja, jemari lentiknya mengetik sebuah pesan untuk seseorang, dialah Hobi.
Hobi tolong atur pendaftaran keluarga Suryajaya Purnama, sedang membuka pendaftaran untuk menjadi asisten pribadi putraku ketika dirumah. Tulis Nyonya Dinar langsung dibaca oleh Hobi, beberapa detik pesan baru terkirim.
Baik nyonya, apakah ada persyaratan khusus untuk para pelamar? balas Hobi.
Iya tentu, persyaratan yang pertama dan ini wajib bukan sunah.
Pertama, dia harus bisa bekerja dibawah tekanan. Kedua baik, paling penting dia memiliki kepribadian yang baik, sehat jasmani dan rohani, harus singgel tidak punya pacar apalagi bersuami dan terakhir bisa mengandung. Balas nyonya Dinar lagi.
Hobi membaca pesan yang baru masuk dengan teliti, sampai akhirnya dia menjawab,
Apa maksud nyonya? yang bisa memberikan keturunan? balas Hoseok lagi.
Kenapa kau berani membantahku? kau tidak berhak menanyakan alasannya apa, tugasmu hanya menjalankan apa yang aku perintahkan. Balas nyonya Dinar dia mulai tidak suka.
Baiklah nyonya, tolong maafkan saya karena telah lancang. Saya akan berusaha semaksimal mungkin.
Baiklah, jangan sampai Suga tahu tentang ini. Tulis nyonya Dinar.
\*\*\*
Sedangkan dibelahan bumi lainnya. Seorang Wanita yang keluar dari sebuah gedung perkantoran berjalan seraya membopong kardus berisi barang-barang pribadinya.
Iya, dialah Bella yang baru kena PHK beberapa menit lalu, perusahaan tempat ia bekerja bangkrut dengan terpaksa memberhentikan separuh karyawan dan Bella termasuk didalamnya.
Bella tinggal bersama papa dan juga ibu tirinya, ibu kandungnya sudah meninggal waktu Bella masih duduk di bangku SMP, lalu papanya menikah lagi dari pernikahan yang sekarang dia dikaruniai dua orang putri yang baru melanjutkan pendidikannya di bangku sekolah menengah atas. Sedangkan si anak bungsu dia baru kelas enam SD.
Pak Harry papa kandung Bella, sedang sakit karena penyakit gagal ginjal akut yang ia derita, keluarga ini benar-benar kacau perusahaan sang papa juga sudah bangkrut. Bella yang menggantikan posisi kepala keluarga, menjadi tulang punggung keluarga dan bertanggung jawab sebagai anak perempuan pertama.
"Aaaaa, kenapa sial banget hidupku, nggak adil! orang-orang dengan mudah mendapatkan apa yang mereka mau. Sedangkan aku harus bekerja keras untuk mendapatkan apa yang mereka mau!" Gerutu Bella tak menghiraukan orang-orang memandangnya aneh.
Drrrrrt ponselnya bergetar dengan susah payah Bella mengambil dari saku celananya, ditengah-tengah kerepotannya membopong kardus yang berisi barang miliknya dari kantor.
Bella segera mengangkat panggilan itu." Hallo," jawab Bella dengan malas.
"Kak! Kakak lupa belum bayar sekolah aku? Kakak juga lupa nggak isi saldo rekening aku?!" Kata seseorang yang begitu marah dari sambungan telepon, dia. adalah Clara adik dari pernikahan papanya yang kedua.
"Iya nanti kakak kirim," Bella meletakkan dus yang dia bawa untuk sedikit meringankan beban.
"Kak! aku nggak mau tahu transfer aku sekarang," Pungkasnya gadis ABG yang menjadi idola sekolahan dengan gayanya yang terlihat seperti anak orang kaya. Lupa jika keadaan mereka sudah tidak seperti dulu lagi.
Bella memijat pelipisnya pusing, dia baru saja dipecat dari pekerjaannya dan sekarang adiknya yang segera meminta di transfer sekarang.
Drrrrt ponselnya kembali bergetar ingin rasanya Bella melempar ponsel itu, tapi dia berfikir jika dia benar-benar melemparkan ponselnya lalu ponsel itu mati ia juga harus keluar uang lagi untuk membeli yang baru.
Dengan malas dia menjawab panggilan itu.
"Hallo, ada apa? Kenapa menelfonku."
"Bella, kenapa kau tidak bisa sopan sedikit aku ini isteri papamu! kau tidak pernah memanggilku ibu, mama atau nama, tapi sekarang tidak penting cepatlah kerumah sakit, papamu sudah berhasil dioperasi."
"Baiklah aku segera kerumah sakit sekarang." Bella segera bergegas dari tempat itu, sampai akhirnya ia berjalan beberapa meter untuk menunggu ojol pesanannya.
"Bella dengarkan mama, papamu memang sudah dioperasi tapi mama terpaksa meminjam uang di bank sertifikat rumah kita yang menjadi jaminan, jadi kau jangan pernah telat membayar cicilannya tiap bulan."
Bella yang sedari tadi belum mematikan telfon dari ibu tirinya, dia selalu saja memberi kejutan yang selalu membuat Bella menderita dan harus berkerja keras.
"Apa! kau meminjam uang ke bank? berapa yang kau pinjam?"
"Operasi papamu cukup mahal, jadi mama minjam cuma seratus juta." Jawab Dewi dengan santai seakan lupa keadaan ekonomi keluarganya saat ini.
"Apa?! seratus juta! kau lupa keadaan ekonomi keluarga kita sekarang ini, bahkan aku saja sudah dipecat dari kantor!"
Walaupun suasana riuh jalan raya yang padat oleh pengendara tapi telinganya masih cukup bagus untuk, mendengar nominal uang yang tidak sedikit.
"Tenanglah..."
Author POV:
Hai... Buat yang udah mampir ke cerita baru aku makasih banyak 💜💜
Tolong jangan lupa like dan komentar positifnya biar aku makin semangat updatenya 🤗
Buat kalian yang udah dukung karya aku semoga selalu diberi kesehatan, umur yang panjang, dimudahkan segala urusan dan rezekinya dan sukses selalu tetap semangat 🤗🤗🤗🤗🤗🤗🤗
💜💜💜 Salam hangat dari Nona bucin 💜💜
Suga Suryajaya Purnama putra konglomerat, pemimpin SYP Group. SYP hotel, SYP restoran, SYP hotel Daegu, SYP mall dan masih banyak aset dari SYP Group.
Sebagai Putra Sulung dari keluarga konglomerat tidaklah mudah bagi Suga, selain itu dia juga memiliki dua orang adik laki-laki yang bernama Dylan dan si bungsu bernama Jimin.
Hidup bergelimang harta, liburan keluar negri sesuka hati, hunian yang bisa disebut dengan istana, mobil dengan harga diatas rata-rata terparkir di garasi rumah yang terletak di jantung ibu kota. Sebuah perumahan elit dengan keamanan yang ketat dan fasilitas yang memuaskan bagi para penghuni yang menepati perumahan tersebut. Rata-rata dari mereka adalah seorang pejabat negeri dan para pembisnis sukses.
Rumah dengan nomor A 01 yang dibangun dengan gaya modern dan minimalis, pagar rumah menjulang tinggi berwarna hitam. Rumah dua lantai dengan luas 2000 meter persegi, lantainya dilapisi dengan marmer dan disudut plafon terdapat ukiran yang terbuat dari emas, lukisan karya pelukis ternama didunia menghiasi dinding ruang tamu.
Keluarga Suryajaya Purnama sedang mencari asisten pribadi untuk putra sulungnya, mengaku jika Suga tidak bisa menerima orang baru tak terkecuali dengan asisten pribadinya yang selalu berganti- ganti minta izin pulang karena tidak tahan dengan tingkah laku Suga.
Banyak yang minta pulang padahal baru satu atau dua hari bekerja, paling lama hanya sebulan. Sejak kecil Suga diasuh oleh bibi Sinta wanita yang sudah tidak muda lagi masih setia mengabdikan hidupnya kepada keluarga yang sudah memperkerjakannya selama belasan tahun.
Ratusan pelamar ingin bekerja sebagai asisten pribadi Suga sudah berbaris rapi dikediaman keluarga Suryajaya Purnama. Satu demi satu dari mereka masuk kedalam ruangan untuk diinterview oleh nyonya Dinar apakah cocok untuk menjadi asisten pribadi putranya.
"Kurang apa lagi udah cantik, pinter masak, bisa merawat orang lain dan pantang menyerah kenapa harus ditolak gara-gara datang bulan nggak lancar!" Cerocos gadis yang baru keluar dari ruangan nyonya Dinar, terlihat ada guratan kekecewaan yang mendalam.
Selanjutnya peserta yang terakhir, ratusan peserta telah gagal, mereka keluar dengan wajah penuh kekecewaan, tidak terima bahkan sampai menangis agar bisa bekerja dirumah ini. Selain gajinya yang tidak dibilang sedikit perbulan, nyonya Dinar menggaji para asisten pribadinya lima kali lipat gaji asisten diperusahan tempat orang lain.
Setiap Sabtu dan minggu beliau mengizinkan asisten pribadinya untuk berlibur secara bergantian, tempat tinggal yang disediakan berada dibelakang rumah utama. Tapi bukan itu alasan satu-satunya mereka ingin bekerja dirumah ini. Kediaman nyonya Dinar dipenuhi dengan lelaki tampan setiap hari mereka keluar masuk dari rumah itu, selain putra-putranya yang tampan bagaikan dewa Yunani menjadi alasan satu-satunya dari mereka berharap jika salah satu dari mereka bisa dapat dimiliki.
Terlebih lagi nyonya Dinar akan menerima jika nanti menantunya dari kalangan orang biasa, tidak harus sebanding dengannya. Kemurahan hati nyonya Dinar menjadi alasan banyak orang yang menyayanginya mengabdikan hidupnya untuk keluarga Suryajaya.
"Baiklah bibi apakah masih ada peserta lagi?" Tanya nyonya Dinar yang sedang duduk berhadapan dengan bibi Sinta.
"Sepertinya tidak ada nyonya," jawab wanita yang duduk didepannya seraya membaca daftar nama orang yang melamar kerja sebagai asisten pribadi tuan Suga.
"Maaf nyonya masih ada satu nama yang terdaftar," beliau membetulkan kacamata tebal untuk memperjelas pandangannya.
"Baiklah bibi, aku akan menunggunya."
Seorang scurity membuka pagar rumah, menemui Bella yang masih berdiri didepan pagar."Selamat siang Nona, apa anda salah satu yang mendaftar menjadi asisten pribadi tuan Presdir?" Tanya si scurity karena hari ini banyak orang yang datang kerumah tuannya untuk bekerja di tempat ini. Seratus orang telah mendaftar satu persatu dari mereka keluar dengan wajah kecewa. Sembilan puluh sembilan pelamar telah ditolak dan Bella menjadi peserta terakhir "Iya. Benar." jawab Bella seadanya
Scurity mempersilahkan Bella masuk, lalu mengantarkannya ke ruangan Nyonya besar rumah ini. Bella berjalan mengekor dibelakang scurity tak lama sudah ada wanita yang telah menunggu didepan pintu utama.
Wanita yang tidak muda lagi, tapi terlihat cantik wajahnya yang terlihat begitu ramah wanita itu tersenyum saat Bella sudah dekat dengannya.
Dia adalah bibi Sinta wanita kepercayaan Nyonya Dinar untuk mengurus rumahnya dan
mengurus Suga dari dia bayi.
"Aku bibi Sinta, kalau ada apa-apa kau bisa bertanya padaku. Ada dua larangan dirumah ini yang tidak boleh kau langgar," kata wanita itu menasehati Bella apa saja yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan.
Bella memperhatikan setiap kata demi kata dengan saksama, ini bukan hanya tentang uang tapi ada tanggung jawab sebagai anak sulung.
Bibi Sinta melanjutkan perkataannya." Kau tidak boleh bergunjing, membicarakan tentang keluarga ini dengan pelayanan lain, jika kau mengetahui sesuatu maka diam simpan semuanya rapat-rapat Nyonya Dinar tidak suka para pelayan bergosip dibelakang membicarakan keburukan orang lain."
"Baiklah bibi aku mengerti." Disepanjang perjalanan menuju ruangan nyonya Dinar. Bella dimanjakan dengan disain interior rumah yang begitu mewah dan serba mahal. Lukisan yang terpajang di dinding dekat ruang penyimpanan penghargaan, lukisan itu adalah lukisan seniman ternama di Eropa dengan harga mencapai ratusan juta dolar untuk mendapatkannya.
"Ada lagi kau tidak boleh membangunkan atau mengganggu Tuan muda Suga jika dia sedang tidur," ada aura tidak mengenakan disana, bibi Sinta banyak mengetahui tentang keluarga ini karena dia mengabdikan dirinya dari dia masih muda sampai diusianya sekarang yang sudah enam puluh lima tahun.
"Memangnya kenapa kalau tuan muda sedang tidur diganggu?"
"Kau adalah asisten pribadi tuan muda, nanti juga kau akan tahu sendiri, hanya pesan saja dariku jangan pernah lakukan itu."
Bella berhenti sejenak menatap foto berukuran besar yang terpajang dengan apiknya di ruang keluarga.
Kenapa banyak sekali pria tampan. Lihatlah dia si paling tampan memiliki hidung mancung dan Rahang tegas, lumayan tinggi juga dia terlihat seperti bukan manusia, apa dia jelmaan dewa Yunani dan pria yang berdiri sebelah pria tampan, dia juga tidak kalah tampan Senyuman yang manis menunjukkan deretan gigi rapinya, matanya sampai terpejam ketika ia tertawa. Ya dia sangat imut lalu siapa dia pria berkulit putih pucat mata sipit dengan ekspresi datar, apa itu tuan Suga? Batin Bella dikala menatap foto mereka satu persatu.
"Dia yang memiliki kulit putih pucat dan mata sipit dengan wajah datarnya, dia adalah tuan muda Suga anak sulung nyonya Dinar dan tuan Suryajaya. Sebelahnya si tampan dengan hidung mancung dan Rahang tegas dan matanya yang indah dia adalah tuan muda Dylan tapi nyonya sering memanggilnya dengan panggilan Tae-Tae, dia anak kedua keluarga ini."
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸
***Author POV:
Hai... Makasih banyak yang udah mampir 💜 Jangan lupa tekan tombol like dan beri komentar positifnya kakak cantik.
Salam hangat dari Nona bucin. Jangan lupa jaga kesehatan selalu dan semoga dimudahkan segala urusannya, Semangat !!!💜💜💜💜💜
🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸***
Tak lama mereka sudah sampai diruangan Nyonya Dinar. Bibi Sinta mengetuk pintu terlebih dahulu lalu masuk kedalam, Bella berjalan mengekor dibelakangnya.
Dialah nyonya Dinar wanita yang sedang duduk disofa mengenakan dress selutut berwarna merah, dan rambut panjang bergelombang, wanita itu tersenyum melihat kedatangan Bella dan juga bibi Sinta.
"Permisi nyonya ini peserta terakhir yang melamar kerja sebagai asisten pribadi tuan muda." Bibi Sinta menjelaskan Nyonya Dinar mengangguk.
"Terima kasih bibi, saya mau mengajukan pertanyaan pada Bella,"
"Baiklah Nyonya kalau begitu saya permisi," mereka saling melempar senyum ramah satu sama lain. Bibi Sinta melangkahkan meninggalkan mereka berdua, bukanya tidak mau tahu apa yang sedang mereka bicarakan, tapi karena Nyonya yang menyuruh keluar dengan halus.
"Duduklah ada yang ingin aku tanyakan padamu!" pinta nyonya Dinar dengan senyuman ramahnya.
Cantik sekali, benar kata orang- orang umur hanyalah angka bagi mereka yang mempunyai banyak uang. Lihatlah kulitnya yang putih bersih tanpa ada noda sedikitpun karena perawatan kecantikan yang tidak murah. Gumam Bella dalam hati.
"Nona, silahkan duduk!" Wanita itu mengulangi perkataannya, berhasil membangunkan Bella dari lamunannya.
"I-iya nyonya," jawab Bella terbata lalu segera mendaratkan bokongnya diatas sofa yang empuk, mereka berdua duduk berhadapan.
Keringat mulai membasahi kening Bella padahal ruangan ini cukup dingin, jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya disaat Nyonya Dinar memandangi Bella dari atas sampai bawah, lalu membuka dokumen yang sudah berada diatas meja.
"Bella apa kau bisa bekerja dibawah tekanan?"
"Bisa nyonya, saya bisa bekerja apa saja," jawab Bella dengan percaya diri.
"Baiklah, apa kau menstruasi rutin setiap bulan?"
Bola mata Bella seakan ingin keluar dari tempatnya, ketika mendengar pertanyaan konyol itu.
"Aaaa, bukan seperti yang kau pikirkan. Aku hanya ingin tahu apa kau sehat jasmani dan rohani itu saja karena kau akan bekerja dirumah ini dan selalu berdampingan dengan anak sulungku. Dia yang begitu spesial dan unik."
"Iya nyonya saya mengerti, nyonya tidak perlu khawatir saya sehat jasmani dan rohani."
"Baiklah aku percaya padamu," jawabnya masih membaca surat lamaran kerja Bella."Baiklah kau bisa bekerja disini, mulai hari ini. Aku akan mengajarkanmu tentang banyak hal, sekarang istirahatlah dulu nanti sore kau akan belajar memasak dengan bibi Sinta, dia yang tau segalanya tentang putraku bahkan lebih tau dari pada aku."
" Putra sulungku akan pulang besok dari Amerika, jadi persiapkan dirimu dengan baik, nanti sore jangan lupa belajar memasak untuk makan malam kedua putraku selalu makan dirumah!" Titah sang nyonya.
"Baik nyonya." Jawab Bella dengan sopan seraya tersenyum ramah.
"Baiklah kau beristirahat saja dulu, bibi Sinta akan mengantarmu ke kamar."
"Baik nyonya," Bella membungkukkan badannya dengan sopan." Saya akan bekerja dengan baik," kata Bella dengan penuh semangat.
Didepan ruangan sudah ada bibi Sinta yang menunggu diluar." Baiklah Nona mari saya antar ke kemar," ia berjalan lebih dulu untuk memberi jalan, entah apa yang terjadi jika pertama kali masuk rumah ini tanpa penghuni rumah bisa-bisa tersesat tidak tau dimana pintu keluar. Bella terus saja mengikuti langkah bibi Sinta sampai mereka berhenti didepan pintu kamar yang besar.
"Ini kamar tuan muda Suga dan kamarmu ada disebelah kanan," menunjuk sebuah pintu berhadapan dengan pintu kamar tuan mudanya.
Jadi kamarku berhadapan dengan manusia pangsit rebus itu, bagaimana mungkin aku hanya seorang asisten pribadinya kenapa Nyonya memperlakukan aku begitu baik.
"Di lantai atas ada satu kamar yang berpenghuni, kamar tuan Jimin dan tuan Dylan mereka tinggal satu kamar. Karena tuan Jimin tidak bisa tidur sendirian," ia dan juga bibi Sinta telah berdiri didepan pintu kamar yang akan Bella tempati.
Kenapa tuan muda Jimin tidak berani tidur sendiri, apa dia takut hantu? aku rasa tidak. Ohh mungkin dia tidak bisa kesepian harus selalu ada orang yang menemaninya, wah beruntung sekali wanita yang mendapatkan cinta Tuan jimin wajahnya yang imut dan aku yakin dia pria baik-baik.
"Nona ini kamarmu, sengaja nyonya menyiapkan kamar berhadapan dengan kamar tuan muda agar lebih mudah jika tuan muda membutuhkan bantuan. Kamar ini hak sepenuhnya untuk kau tinggali, kamar mandi, dan lemari pakaian sudah tersedia disana ada perlengkapan makeup juga disana. Pakailah itu semua,"
"Terima kasih bibi ," Bella tiba-tiba memeluknya tanpa aba-aba. Bibi Sinta tak bergerak sama sekali dia tidak pernah merasakan pelukan dari orang lain apalagi pelukan anaknya yang tak pernah ia dapatkan, tak terasa buliran bening air mata jatuh begitu saja tanpa izin sang pemilik.
"Iya nona, sama-sama. Kau mengingatkan aku pada putraku aku sangat merindukannya. Baiklah kalau begitu saya permisi beristirahat dengan baik persiapkan tenagamu, nanti kita akan memasak untuk makan malam."
"Iya bibi Sinta, aku akan beristirahat."
"Baiklah sampai ketemu nanti sore."
Bella membalas dengan senyuman bibi Sinta melangkahkan kakinya meninggalkan kamar ini.
Belum puas mengagumi kamar yang indah dengan ranjang king size dibalut spray berwarna merah, terdapat peralatan makeup lengkap dan juga lemari pakaian yang berisi baju, sepatu dan juga tas-tas mahal.
Waktu berjalan sangat cepat, kini dia baru saja selesai membersihkan dirinya akan segera memakai baju dan memoles sedikit wajahnya dengan makeup.
Tok..Tok.. Tok ketukan pintu dikamar Bella ia segera membuka pintu untuk melihat siapa yang datang." Nona apa kau sedang tidur, mari kita mulai memasak kami sudah menunggumu di bawah," kata bibi Sinta dari balik pintu.
"Iya bibi, maaf aku baru saja selesai mandi,"
"Aaaaa, tak apa." Bibi Sinta berjalan lebih dulu akhirnya mereka sampai di dapur yang luas seperti kamar. Ada banyak pelayan berjajar berdiri dibelakang seorang pria yang sedang sibuk berkutat dengan bahan masakannya.
"Dia tuan Wesley adik kandung nyonya Dinar dia juga seorang chef hebat. Dia juga memiliki restoran di London, Amerika, Korea, Jepang dan Cina. Tapi sayang di umurnya yang sudah tiga puluh tahun belum memiliki istri, mungkin karena dia terlalu sempurna.
"Hai... bibi bagaimana kabarmu? sudah lama sekali kita tidak bertemu." tanya seorang pria yang berzodiak Sagitarius.
"Bibi sehat, walaupun sudah tidak muda lagi. Kapan kau kembali ke Indonesia?"
"Kemarin malam dan sekarang aku akan memasakkan makan malam buat keponakanku Jimin dan juga Dylan," Wesley memandangi Bella dari atas sampai bawah." Hey... Siapa kau? apa kau pacarnya Jimin?" tanya Wesley kepo.
"A-aku asisten pribadi tuan muda Suga, aku baru diterima kerja hari ini."
"Ohh, asisten si pangsit rebus aku pikir kau pacar Jimin hahaha."
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!