Adam Mahendra
Pria keturunan Korea Indonesia penerus kekayaan MAHENDRA CORPORATION
lahir dari keluarga terkaya di dunia memiliki bisnis di segala bidang bahkan aset triliyunan juga perusahaan hampir di seluruh kota besar di dalam maupun di luar negri hingga ia dijuluki sultan tampan dari asia
Adam pun aktip di dunia bawah tanah siapapun akan takut jika berurusan dengan nya sebagai ketua mafia
Adam di kenal kejam juga berdarah dingin bukan tanpa alasan ia bersikap seperti itu namun karna masa lalunya lah yang membuat pribadi Adam berubahmenjadi dingin dan kejam.
Sarra Lim
Gadis cantik manis juga baik hati yang membuat Adam begitu mencintainya bahkan bertekuk lutut untuknya
berbanding terbalik dengan kisah hidupnya yang penuh liku
ia selalu di anggap sebagai nasib buruk bagi keluarganya karna sang mamah meninggal saat melahirkannya beruntung ia memiliki sang ayah dan ibu tiri yang begitu menyayanginya berbeda dengan keluarga besar sang ayah, dan adik tirinya yang begitu membencinya
Sarra yang memang memiliki wajah cantik dan tubuh tinggi bak model membuat adik tirinya itu begitu membencinya karna iri dengan kesempurnaan Sarra yang selalu menjadi primadona sedari kecil hingga mereka dewasa
Vino Bramantyo
Calon suami Sarra yang sangat mencintai Sarra pemilik perusahaan yang cukup sukses dan ternama di indonesia
serganti-ganti pasangan membuat keluarganya memutuskan untuk menjodohkannya karna sikapnya yang suka bermain wanita dan membuat Vino jatuh cinta pada Sarra
Rarra Adistia Lim
Adik tiri Sarra yang tak menyukai Sarra sedari kecil karna sang Ibu begitu menyayangi Sarra melebihi dirinya
hal itulah yang membuat Rarra begitu membenci Sarra akan semua yang Sarra miliki
ia selalu menginginkan apapun yang Sarra miliki harus ia dapatkan
note : ini visual yang author suka jadi bagi yang gak suka silahkan berimajinasi dengan aktor yang kalian suka 😁😁
Seorang gadis tengah menangis tersedu di bawah pohon rindang di tepi danau yang tampak indah di pandang mata
kembali ia mengingat kejadian saat ia menemui Tunangannya di kantor untuk mengantarkan berkas-berkas penting yang diperintahkan sang Ayah
Flashback on
''ahhh... sayang... ahh''
terdengar suara ******* wanita dari ruang kantor yang ditempati calon suami Sarra
suara itu semakin lama semakin terdengar dengan jelas
Sarra mencoba menepis pikiran-pikiran yang kini berputar di otaknya rasa curiga dan penasaran membuat Sarra menerobos masuk keruangan itu
seketika tubuhnya terasa lemas saat melihat calon suaminya itu tengah bercinta di ruangan itu ia menutup kedua matanya yang mulai meneteskan bulir air mata
''sayang, kau disini?''
pria dengan tubuh setengah telanjang itu nampak syok mendapati Sarra diruangannya begitu juga wanita yang bersamanya yang tak lain adalah adik tiri Sarra yang nampak santai saja mengetahui Sarra mendapati dirinya tengah bercinta dengan calon suami sang Kakak
''keterlaluan kamu Vin ,ku pikir kau berbeda dengan pria-pria lain ternyata kau sama saja aku benar-benar kecewa ''
Sarra mengusap airmatanya dengan kasar
''Sayang, dengarkan dulu penjelasanku aku dan dia hanya sebatas saling memerlukan kepuasan tidak lebih , yang ku cintai hanya kau percayalah jangan marah ''
Vino membela dirinya ia tak ingin kehilangan Sarra wanita yang ia cintai dan akan segera ia nikahi
Sarra menatap tajam Vino nampak amarah mulai menguasai dirinya
''kau benar-benar menjijikan Vin, kau pikir aku mau menikah dengan laki-laki yang suka tidur dengan wanita lain di belakangku , tidak ada pernikahan pertunangan ini aku batalkan kau nikahi saja dia ''
Sarra menoleh ke arah sang adik tiri yang nampak santai saja tengah merapikan pakaiannya seolah ia tak ada hal buruk yang terjadi Vino terkejut dengan keputusan Sarra
tak ingin berlama-lama Sarra memutuskan untuk keluar dari ruangan itu Vino pun semakin kalut ia menatap Riri dengan kesal
''semua ini tak akan terjadi kalau kau tak menggodaku, aku menyesal telah melukai Sarra hanya karna gadis seperti mu ''
kesal Vino
''hahaha... dasar pria di kasih hati minta jantung, biarkan saja dia pergi toh ada aku , aku lebih baik dari kakaku ayolah jangan munafik aku tau kau menginginkan tubuhku karna kakaku tak mungkin mau melakukannya dia terlalu alim''
Rarra kemudian mendekatkan tubuhnya dan melepas kembali seluruh pakaiannya di hadapan Vino
Vino yang memang belum mencapai kepuasan pun tak menyia-nyiakan kesempatan ia kembali menikmati suguhan itu tanpa pikir panjang
Flashback off
Sarra kembali menangis dengan terisak mengingat hubungan nya dengan Vino yang akan menikah beberapa minggu kedepan
bagaimana ia harus memberitahu Ayah juga Ibu tiri nya tentang pembatalan pernikahannya nanti
semua pasti akan kecewa terlebih sang Ayah yang begitu mempercayai Vino dan pernikahan mereka yang sudah diatur karna perjodohan demi kelancaran kerjasama perusahaan sang Ayah dan perusahaan Vino
keluarga Vino telah banyak membantu perusahaan Ayahnya yang memang membutuhkan dana yang tidak sedikit untuk menutupi kerugian akibat proyek yang gagal
''aku tau kau pasti disini ''
rupanya Vino menyusul Sarra ke danau itu Sarra beranjak dari duduknya dan mengusap airmatanya dengan kasar
''untuk apa lagi kau ke sini ?
bukankah semua sudah jelas tadi''
Sarra menatap Vino
''Sar, aku tak ingin pernikahan kita batal , kita harus tetap menikah kau suka atau tidak ''
tukas Vino
''kau benar-benar egois Vin, kau hanya memikirkan dirimu sendiri, kau tak pernah memikirkan aku ,apa saat kau bercinta dengan adik tiriku kau mengingat aku sebagai calon istrimu Vino Bramantyo''
Sarra dengan kata-kata menohok membuat Vino tak bisa berbicara rasa bersalah kini mulai menghinggapi dirinya ia mencoba meraih tangan Sarra namun lagi-lagi gadis itu menepis tangannnya
''maafkan aku Sar, kumohon kau mengerti posisiku sebagai seorang pria normal wajar kan bila aku menginginkan sentuhan wanita , kau selalu menghindar saat aku ingin menyentuh ataupun mencium mu ''
Vino membela dirinya kata-kata Vino membuat Sarra semakin geram
''jadi kau menjadikan prinsipku sebagai alasan penghianatan yang kau lakukan hah?
aku benar-benar kecewa dengan mu Vin ''
Sarra mengheula napas nya dengan kasar
''aku mohon kita sudahi saja pertengakaran kita, jangan sampai kedua orang kita tau masalah ini kau tau kan apa yang akan terjadi jika mereka sampai tau ''
timpah Vino
''kau memang tak memiliki perasaan Vin, aku tak peduli dengan semuanya biarkan saja semuanya hancur aku sudah tak peduli lagi ''
Sarra beranjak ingin meninggalkan Vino namun pria itu menarik tangan nya dan memeluk pinggangnya Sarra meronta -ronta dalam pelukan Vino
''lepaskan aku brengsek''
''kau milikku Sarra, aku sangat mencintaimu sampai kapanpun aku tak akan pernah melepaskanmu ''
Vino mengcengkram kedua tangan Sarra yang terus meronta -meronta dan menatap tajam dirinya
''cinta? cinta seperti apa yang akan kau berikan Vin, kau menghianatiku dengan adikku sendiri mungkin dengan wanita lain aku masih memaafkanmu tapi dia, dia adikku Vino kau keterlaluan ''
Sarra histeris di dalam pelukan Vino melihat wanita yang ia cintai menangis Vino pun luluh perlahan ia melepas cengkramannya ditangan Sarra
ia mengguyar rambutnya dengan kasar akibat nafsunya ia menghancurkan hubungan dan kepercayaan Sarra
''sayang, maafkan aku ''
kembali Vino mencoba untuk bersikap lembut Sarra menatapnya tak bisa di pungkiri kalau ia pun masih menyimpan perasaan untuk pria itu namun kekecewaannya kini jauh lebih besar dari rasa cintanya
''berikan aku waktu Vin , untuk memikirkan semuanya juga tentang hubungan kita''
Sarra pun beranjak dengan cepat ia meninggalkan Vino yang berdiri mematung disana menatap kepergiannya Sarra memasuki mobilnya dengan cepat ia membawa mobilnya meninggalkan laki-laki yang kini terpuruk atas penyesalannya
Sarra Lim
Kediaman keluarga Lim
Sarra tengah bicara dengan sang Ayah Prasetyo Lim juga ibu tirinya Sinta Lim
Sarra tak segan terhadap sang ibu tiri yang menyayanginya dengan tulus tanpa membeda-bedakan nya dengan sang adik tiri
''Bu, Sarra minta izin untuk pergi ke rumah kakek dan nenek di puncak ya?''
Sarra memeluk sang ibu
''ada apa sayang, apa kau ada masalah ?tidak biasanya kau ingin pergi ke sana ?''
Sinta balik bertanya ia mengelus rambut sang putri ia sadar ada sesuatu yang putrinya itu sembunyikan
''gak ada apa-apa kok bu, hanya saja Sarra ingin mengambil cuti sementara waktu sebelum pernikahan Sarra nantinya ''
Sarra memberikan alasan untuk menutupi masalahnya dengan Vino
selama ini ia membantu Prasetyo menjalankan perusahaan
''Sarra, hubunganmu dengan Vino baik -baik saja kan ?''
tanya Prasetyo
pertanyaan Prasetyo membuat Sarra bangun dari pelukan Sinta
''semua baik-baik saja Yah, Sarra hanya ingin liburan saja ''
Sarra dengan mengigit bibirnya dan memainkan jemari tangannya menutupi ke gugupannya dengan tatapan Prasetyo yang menatapnya tajam seolah tak percaya ada sesuatu yang ia sembunyikan
''Mas, biarkan Sarra untuk pergi toh selama ini Sarra selalu mematuhi keinginan Mas jangan terlalu mengekang putri kita''
tutur Sinta pada sang suami
Prasetyo mengheula napasnya di tatapnya sang putri yang selama ini selalu menuruti keinginan dan menjadi kebanggaannya sedari kecil dengan prestasi dan kepintarannya membantu di perusahaan yang sempat terpuruk dan bangkit kembali
''baiklah Ayah izinkan kau pergi , sebelum kau menikah dengan Vino nantinya , Ayah percaya kau tak akan mengewakan Ayah ''
ucap Prasetyo
''Yeayyy.... terimakasih Ayah , Ibu, Sarra sayang kalian berdua, tapi Sarra mohon jangan beritahu siapapun Sarra pergi kemana termasuk Vino juga Rarra ''
pinta Sarra membuat kedua orang tuanya menatap satu sama lain
''tapi kenapa sayang? mereka pasti akan bertanya pada Ayah dan Ibu nantinya ''
tanya Prasetyo heran begitu juga Sinta
''Ayah... Sarra mohon ya?, jangan beritahu siapapun Sarra benar-benar ingin sendiri menikmati waktu Sarra tanpa memikirkan hal lainnya ''
timpah Sarra, kedua orang tuanyapun ahirnya hanya bisa pasrah menuruti nya
Sarra memeluk Ibu dan Ayahnya itu dengan bahagia karna mereka selalu menuruti dan menyayanginya.
Sarra kembali ke kamarnya untuk berkemas menyiapkan semua keperluannya nanti di rumah Kakek dan Neneknya
Rarra yang baru pulang nampak heran melihat Sarra tengah berkemas
''kau mau kemana? jangan bilang kau akan meninggalkan rumah ini? hah... itu yang aku harapakan ''
tutur Rarra dengan sinis, Sarra hanya diam tak menanggapi gadis itu seperti biasanya ia tak pernah menggubris kelakuan sang adik yang selalu membencinya ia hanya memikirkan perasaan Sinta yang begitu menyayanginya pasti akan sedih jika tau mereka tidak akur
''kau benar, aku akan meninggalkan rumah ini sementara waktu , kau pasti senang kan ?''
Sarra menatap sang adik sekilas dan kembali berkemas
''oh tentu aku sangat senang kau pergi tak usah ditanyakan lagi''
Rarra pun pergi meninggalkan Sarra di kamarnya yang tampak acuh terhadapnya gadis itu mengheula napasnya dengan kasar setelah Rarra meninggalkannya
''entah sampai kapan kebencianmu akan hilang padaku Ra''
gumamnya dengan merapikan pakaiannya kedalam koper
keesokan paginya Sarra sudah bersiap dengan koper di tangannya dengan dandanan sederhana ia kini sudah berada dibandara Prasetyo mengantarnya bersama Sinta
''jaga dirimu sayang, jangan lupa telpon Ibu begitu kau sampai disana ''
pesan Sinta sembari memeluk Sarra begitu juga Prasetyo
''Iya Bu, Ayah , Sarra pamit dulu sampai jumpa lagi jaga diri kalian juga, Ayah jangan terlalu lelah ingat kesehatan Ayah , Bu marahin Ayah kalau ia lupa dengan kesehatannya ''
''Iya sayang... jangan khawatir ''
Sarra pun pamit meninggalkan Ayah dan ibunya memasuki bandara yang akan membawanya ke rumah kakek dan neneknya nanti
Sarra tiba di rumah Kakek dan Neneknya menjelang sore hari
Kakek dan Nenek, Sarra terkenal sebagai keluarga terpandang di daerah itu semua orang begitu menghormati orangtua dari almarhum sang mama itu sebagai ketua desa
banyak pekerja dan orang-orang desa yang menggantungkan hidupnya dengan bekerja di perkebunan teh, cengkeh,kayu cendana juga kayu jati sebagai penghasilan utama didesa tersebut
sang kakek di percaya sebagai orang kepercayaan sang pemilik yang tidak ada seorang pun yang tau sosok sang pemilik perkebunan
desas desus mengatakan sang pemilik adalah keturunan sultan dan bos mafia hanya sebulan sesekali saja sang sultan berkunjung ke daerah itu
Sarra memasuki rumah besar itu di sambut beberapa pegawai dan pelayan
yang nampak heran dengan kedatangnnya di desa tersebut semua mata lelaki seolah terpesona dengan kecantikannya
''punteun neng, neng cari siapa ? sepertinya neng bukan orang sini ?''
tanya pelayan rumah besar itu
''maaf , dimana Kakek Surya dan Nenekku berada?, saya cucu mereka nama saya Sarra Lim''
jawab Sarra ramah dengan senyum dibibirnya membuat pria yang bertanya padanya seolah tersihir dengan senyumnya itu
''neng, cucu kakek Surya?''
neng meni cantik , kakek dan nenek ada di dalam neng masuk saja ''
tutur pelayan itu Sarra hanya membalas ucapan pelayan itu dengan senyuman dan berjalan memasuki rumah besar itu
''kakek.... nenek.... Sarra datang .... ''
teriak Sarra saat ia sampai di ruang besar rumah itu kakek dan nenek yang tengah bersantai di ruangan itu nampak terkejut dengan kedatangan sang cucu
''Sarra''
Kakek dan nenek beranjak dari duduk mereka Sarra menghambur memeluk mereka
''Kakek, nenek , Sarra rindu dengan kalian ''
merekapun memeluk sang cucu bahagia dan terharu setelah lama tidak berjumpa bertahun-tahun Prasetyo tak pernah mengunjungi mereka setelah menikah kembali
''sayang, benarkah kau cucuku Sarra? kau sudah besar dan sangat cantik seperti mama mu''
ucap sang nenek yang tak kuasa mengusap airmata yang menetes karna terlalu bahagia dengan kedatangan cucu yang telah lama ia rindukan itu
''iya nek, ini Sarra cucu nenek maafkan Sarra baru bisa kemari Sarra sangat merindukan Kakek dan Nenek ''
tukas Sarra
''kau akan lama tinggal disini kan Sarra ? Kakek mohon jangan pergi lagi ''
timpah Kakek Surya
''iya Kek, Sarra akan tinggal disini bersama kalian ''Sarra memeluk sang kakek yang tak kalah bahagianya
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!