Kadang sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi sebanyak apapun kita menolaknya hal itu pasti akan datang ke padamu.
Namaku adalah Sheida Nayn aku di besarkan dari keluarga yang kacau balau 'Broken Home' setiap hariku bertanya
“Kenapa,kenapa,kenapa ?” itulah yang selalu terucapkan olehku di dalam hati kecilku.
Hari ini Bulan Desember 2009. Aku tidak pernah merasa sedikit ada kebahagiaan di dalam rumah ini, aku yang sudah muak pada keluarga ini, selalu tidak dihargai dan bahkan di anggap kesalahan karena sudah terlahirkan, bahkan aku di anggap aib keluarga, selalu di hadapkan dalam masalah. Pernah terbayangkan oleh diriku
“Apakah Kebahagiaan Itu Memang Ada ??”
Saat aku sedikit melakukan kesalahan ayahku memarahi habis habisan bahkan saat aku sakit ia berkata bahwa ia lebih suka kalau diriku mati, aku yang mendengar hal itu darinya serasa sakit sekali, aku pun yang selalu tersakiti mulai berputus asa. Semakin besar rasa sakit yang aku alami maka semakin besar juga dendam dan rasa benci yang aku miliki. Suatu saat, ketika aku sedang bermain Hp 'Handphone'. Diriku memikirkan sebuah kalimat keputusasaan, dan aku mencoba menulisnya di dalam status sosial mediaku.
“ Apakah mati lebih baik dari pada hidup yang membuatmu merasa sakit seperti ini ? jika ada sebuah tempat yang bisa membuatku bahagia maka berikanlah tempat itu kepadaku”
Tak lama dari aku mengupdate status ku itu, sekitar waktu jam 12 malam ada @mail yang masuk kepadaku. @mail itu selalu berbunyi dan membangunkan ku dari tidur. Karena merasa terganggu aku pun membuka isi @mail itu. Alangkah terkejutnya diriku saat melihat isi pesan yang tak terduga dari @mail tersebut.
“Aku bisa memberika hal itu padamu, namun jika kau mau memilihnya, sebutkan saja! Balas iya atau tidak” aku yang merasa heran akan hal itu merasa aneh, aku pun membalasnya dengan kata IYA karena aku pikir ini hanyalah sebuah gurauan semata untuk membuatku senang. Setelah aku membalas @mail itu, sang pengirim pun membalas pesanku.
“Kalau begitu sampai ketemu nanti” ia juga mengirim emoticon wajah senyum dan tengkorak, aku yang merasa hal itu tidak wajar mulai merinding dan menghapus pesan tersebut.
“Itu hanya sebuah lelucon jadi tidak perlu dipikirkan” itulah yang pikiranku katakan, namun kenyataannya adalah sebaliknya.
Suatu ketika saat aku pulang dari sekolah, aku pun masuk kedalam bus dan melihat banyak penumpang, saat aku mulai duduk aku tidak menyadari akan terjadinya hal seperti ini. Sebuah bus yang aku tumpangi tiba tiba melaju dengan kecepatan tinggi, bus tersebut masuk ke dalam terowongan yang gelap aku yang merasa terheran karena tadi ada banyak sekali penumpang yang ada di dalam bus tersebut tiba tiba menghilang dan tinggal aku seorang, aku melihat seorang supir yang mengendarai bus tersebut tiba tiba ia bergetar secara aneh dan kulit dari supir tersebut meleleh, aku yang melihat hal tersebut takut setengah mati bahkan aku merasa nyawaku terbang dari dalam tubuhku.
Aku pun terjatuh ke lantai bus, aku mulai gemetar dan seakan akan tidak bisa bergerak sama sekali. Aku mencoba berdiri berusaha keluar dari bus tersebut, aku mencoba segala cara untuk membuka pintu bus itu. Aku mencoba membukanya, menendangnya, bahkan melemarkan tasku ke pintu tersebut. Saat aku selesai melakukan hal itu sang supir pun tertawa dengan kencang.
“Hahahahahahahaha kau tidak akan bisa keluar sampai pemberhentian bus ini” itulah kata supir bus tengkorak tersebut.
Aku yang merasa ketakutan mulai mundur menjauhi supir tersebut. Dan diriku berteriak sangat kencang didalam bus tersebut.
“Apa yang sebenarnya terjadi dan kenapa kenapa hal buruk selalu terjadi padaku, KENAPAAAAA !?”
Tak kusangka sangka saat ketakutan mulai merasuk dalam diriku, aku mulai melihat sebuah cahaya yang terang di ujung lorong tersebut. Dan saat kami keluar dari terowongan itu aku pun terkejut dan bahkan tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Aku melihat sebuah daratan luas yang di tumbuhi rumput-rumput. Bus itu mulai memperlambat lajunya dan akhirnya berhenti di sebuah halte busway. Kepala tengkorak itu menoleh 180° ke arahku dan berkata padaku
“Aku akan menemuimu lagi, tapi setelah misi yang kau kerjakan telah selesai, maka aku akan muncul untuk memulangkanmu, jadi sampai saat itu tiba jaga dirimu baik baik ya sheida-kun”
Aku yang mendengar perkataanya mulai merinding dan sekaligus penasaran tentang yang ia maksudkan.
“Tu-tunggu apa maksud perkataanmu tadi, misi ? misi apa yang kau maksud, aku tidak ingin melakukanya jadi cepat pulangkan aku” aku yang merasa ketakutan dan juga tidak ingin berada di tempat ini, ingin segera pulang
Tengkorak itu tiba tiba berdiri dari tempatnya dan membalikan badanya ke arahku, dia melihat ke arah tasku dan berjalan kearahnya lalu menyentuh Handphone yang berada dalam tasku
“Misimu akan muncul dalam handphone ini dan semoga kekuatan yang aku berikan kepadamu akan bermanfaat”
Tiba tiba tangan tengkorak nya mengeluarkan api merah yang besar membakar Handphoneku namun anehnya saat api itu membakar Handphone tersebut, seolah olah handphone itu tidak terbakar olehnya, dan yang anehnya lagi adalah api tersebut masuk kedalam handphone itu. Ia menyerahkan Handphone itu kepadaku dan berkata ;
“ Kekuatan ini bisa membantumu namun jika kau termakan oleh emosimu, maka kekuatan ini yang akan menelan dirimu” lalu ia menyerahkan phonsel itu kepadaku, aku merasa enggan untuk menerimanya, namun aku takut jika aku tidak menerimanya maka ia akan membakar ku hidup hidup. Aku pun mulai mengambil handphone ku itu sambil menelan ludahku sendiri sangking takutnya.
*Glekkk*
Setelah aku mengambil ponsel itu ia mulai berbalik dan kembali ke kursinya. Pintu pun terbuka dan ia menyuruhku untuk keluar, sebelum aku keluar aku memberanikan diriku untuk bertanya kepadanya.
“Siapa sebenarnya kau dan kenapa kau melakukan ini padaku ?”
“Kau akan tau nanti setelah menyelesaikan misimu semua pertanyaanmu akan terjawab, jadi sampai itu tiba maka bersabarlah !”
Aku yang mendengar hal tersebut mulai penasaran kepadanya,aku pun keluar dari bus tersebut sambil memikirkan dirinya, pintu bus pun tertutup, bus tersebut mulai melaju kencang dan mulai tak terlihat, dalam pikiranku pun mulai bertanya tanya
“Siapa sebenarnya nya dia dan apa maunya terhadapku ?”
Aku pun melihat kearah ponselku dan tiba tiba sebuah notice pun muncul, notice itu berupa sebuah @mail, aku membuka @mail tersebut dan membacanya, yang tertulis dalam @mail tersebut ialah....
“Pergilah kearah Utara, disana kau akan menemukan sebuah kerajaan yang membutuhkan bantuanmu” aku yang melihat @mail tersebut sontak terkejut dan kurang mempercayainya, namun jika aku tidak melakukannya maka aku tidak bisa pulang ke asalku berada.
“Mau bagaimana lagi ini satu satunya cara supaya aku bisa kembali ke asalku”
Aku pun melihat ke kedepan dan memulai perjalanan ini.
Aku yang melihat notif dari ponsel, yang disuruh pergi ke arah Utara, untuk menuju kerajaan yang ada disana. Aku yang engan melakukanya mulai berjalan kesana.
“Sebenarnya kerajaan apa yang ingin aku tuju ini ? dan kenapa aku disuruh kesana ?” banyak sekali pertanyaan pertanyaan yang muncul dalam benakku.
Aku pun memulai perjalanan ku ke kerajaan itu. Aku yang tengah berjalan ke arah sana, melihat sebuah hutan yang lebat di hadapanku, aku bertanya tanya kepada diriku sendiri.
“apakah benar ini jalan menuju kerajaan itu ? ngomong - ngomong nama kerajaan tersebut apa ya ? hmmmmm ?”
pertanyaan pertanyaan tersebut mulai bermunculan di kepalaku, saat aku hendak masuk kedalam hutan itu tiba tiba terdengar sebuah teriakan yang meminta tolong.
“ Tolong ! Tolong ! siapa saja tolong aku akuuuu !!”
Aku yang mendengar hal itu mulai berlari kearah asal suara tersebut, suara itu terdengar keras dan semakin keras.
“bagus suaranya semakin kencang, berarti tak lama lagi aku bisa melihat siapa yang minta tolong itu”
Saat aku melihat sekeliling, aku melihat sebuah pohon yang tumbang dan sebuah bekas cakaran di pohon tersebut. Aku yang terhenti sejenak untuk melihat bekas cakaran tersebut, saat diriku sedang milihat bekas cakran tersebut, Tiba tiba ada sebuah suara yang kencang terdengar.
*GRRAAAAA*
Aku mendengar suara Auman. Aku mulai bergegas ke arah yang itu, aku melaju lebih kencang lagi saat mendengar hal tersebut. Ada cahaya yang berada di depan sana, aku tidak bisa melihat dengan jelas karena di dalam hutan ini terlalu gelap jadi aku menerobosnya.
Sesampainya disana aku melihat sebuah tebing dan ada seekor beruang juga seorang manusia, namun manusia tersebut tidak seperti manusia biasa karena aku melihat ada sisik di kulitnya dan melihat ekor di belakangnya. Beruang tersebut juga terlihat aneh karena aku tidak pernah melihat beruang yang bertanduk sebelumnya.
“kenapa manusia itu memiliki ekor di belakangnya ? hmm dan juga ada spesies beruang yang bertanduk, ini membuatku bingung”
Aku burguman keheranan akan hal itu, saat aku bergumam tersebut aku melihat manusia berekor tersebut mulai terpojok ditebing itu.
“ngapain aku ini, saat ini bukan waktu yang tepat untuk memikirkan hal itu.” Aku pun bergegas ke arah tebing tersebut.
Aku yang tanpa pikir panjang mulai berhadapan langsung dengan beruang itu, karena aku pikir aku punya kekuatan yang hebat di ponsel ku maka aku tidak perlu khawatir tentang hal itu. Aku mengeluarkan ponsel ku itu dan memerintahnya untuk mengalahkan beruang tersebut, namun ponsel itu hanya diam saja dan tiba tiba muncul sebuah notif lagi, notif itu bertuliskan.....
“Kau belum memiliki skill apapun bodoh !!” aku yang terkejut melihat notif tersebut seakan akan tidak percaya dengan apa yang sedang aku baca.
“HAAAAAAA... Bukannya seharusnya kau punya semacam skill yang telah diberikan oleh terngkorak yang aneh dan juga memiliki bekas sayatan di wajahnya”
Saat aku berkata itu si gadis bersisik tersebut merasa mengenal tengkorak yang aku bicarakan tadi, ia pun ingin bertanya padaku, namun sebelum ia sempat mengucapkan sepatah kata si beruang tersebut mulai menggaung dan berlari ke arah kami, aku yang melihat hal tersebut secara spontan berlari ke arah belakang dan menuju tebing tersebut. Aku menarik gadis bersisik itu dan menggendongnya menuju tebing tersebut. Gadis tersebut panik dan juga takut saat aku melakukan itu kepadanya.
“apa yang kau lakukan, apakah kau ingin lompat dari tebing ini ?” seperti itulah katanya, karena menurutku ada kemungkinan kalau melompat ke tebing bisa selamat dari pada mati di terkam hewan buas, dan juga aku berpikiran kalau di bawah tebing tersebut adalah hutan atau air maka kemungkinan bisa selamat.
“T-Tu-Tunggu jangan melompat !!” kata si gadis bersisik itu dengan sangat panik.
Namun perkiraan ku salah ternyata yang di bawah sana adalah sebuah bebatuan yang memiliki ujung tajam. Kami pun sangat ketakutan dan panik. Saat hal itu terjadi ada sebuah suara yang terdengar kecil olehku. Suaranya seperti rapalan mantra namun aku tidak mengerti bahasanya.
“QRUSFEQE NANDLO ASNTARANRE, ASTRIOTO”
Saat kami hampir jatuh ke ke babatuan itu tiba tiba tubuh kami seolah olah terbang menjauh dari tempat itu, kami pun mendarat dengan selamat jauh dari bebatuan itu dan juga dari beruang itu. Setelah itu ada seorang demi human juga yang datang ke arah kami. Aku melihat seorang demi human lagi namun kali ini dia punya telinga seperti kelinci.
Saat aku sedang memperhatikannya tiba tiba gadis bersisik yang bersamaku itu langsung berdiri dan memeluk gadis bertelinga kucing tersebut. Mereka saling berpelukan dan senang melihat satu sama lain, si gadis kelinci tersebut langsung ke arahku dan bertanya padaku sambil menjulurkan tangannya, aku pikir dia ingin membantuku berdiri ternyata dia malah mengeluarkan sihir di tangannya untuk diarahkan kepadaku. Aku terkejut akan kejadian hal itu, dia berkata kata padaku namun aku tidak memahami perkataannya sama sekali, lalu keluarlah api dari tangan yang dia arahkan kepadaku, aku mulai takut dan merasa kebingungan karena hal ini.
Saat ia hendak menyerang ku gadis yang bersisik itu menghentikannya, ia mulai bercakap-cakap kepadanya, meskipun aku tidak memahami percakapan nya namun dalam pikiranku si gadis bersisik itu hendak menyelamatkan ku. Percakapan pun selesai di gadis kelinci itu menurunkan tangannya, ia seperti berkata kepadaku.
“Terima kasih sudah menyelamatkan gadis bersisik ini” itulah yang pikiranku katakan.
Setelah itu mereka berdua ingin mengajakku ke desanya, meskipun aku tidak bisa mengerti perkataannya namun aku bisa mengerti apa yang mereka maksudkan kepadaku. Aku berjalan di belakang mereka karena aku tidak mengerti perkataan mereka dan juga aku tidak tau arah jalan ke desa mereka. Aku yang memerhatikan mereka dari belakang mulai bertanya tanya dalam benakku.
“ Sebenarnya mereka ini apa dan kenapa mereka akrab sekali, apa jangan jangan mereka saudara, mana ada yaaa seekor kadal bersaudara dengan kelinci aneh sekali hahahaha....” aku yang melamun menabrak punggung gadis bersisik itu dan kenapa mereka berhenti tiba tiba.
Mereka tak menghiraukan diriku yang menabraknya, mereka terlalu terkejut dengan apa yang mereka lihat, aku pun mengarahkan pandanganku kedepan dan melihat sebuah desa yang terbakar api, si gadis kelinci tersebut mulai berlari ke arah desa itu dengan tergesa gesa. Dan saat itu terjadi aku juga mendapatkan sebuah notif dari ponsel.
*SELAMATKAN DESA DEMI HUMAN DARI PARA BANDIT*
mereka berdua pergi meninggalkan ku menuju desa itu, aku pun bergegas pergi ke desa tersebut. Sesampai nya kami disana kami melihat orang orang desa berlarian ketakutan, mereka mencoba menyelamatkan diri mereka masing masing. Gadis kelinci itu memadamkan api di rumah penduduk desa dengan sihir airnya.
Aku yang melihat sekitar mencoba membantu mengevakuasi penduduk desa ke tempat aman, saat aku mencoba mengevakuasi penduduk desa aku melihat seorang manusia yang membakar rumah penduduk desa ini. Aku mulai berpikiran bahwa orang ini adalah bandit itu, aku langsung berlari kearahnya dan memukul tepat di wajahnya, dia pun terpental jauh karena pukulanku.
“Seingatku aku tidak sekuat ini, apa yang terjadi ?”
Setelah aku memukul bandit itu teman bandit tersebut mulai berdatangan. Mereka ternyata ada 15 orang dan semua bersenjata, namun ada 1 dari mereka yang mempunyai badan yang kekar dan juga tinggi, aku mengira dia adalah bossnya. Aku yang di kepung oleh para bandit tersebut mulai merasa khawatir.
“Apakah aku bisa mengalahkan mereka semua, ngak ada gunanya berpikir aku harus melakukanya.”
Mereka mulai menyerang ku, aku bisa melihat arah serangan mereka seperti ada sebuah gambar kalau mereka akan menyerang seperti ini dan juga pergerakan mereka lambat, karena hal itu aku bisa menghindari serangan serangan mereka. Aku menyerang balik ke mereka, dan pukulanku mengenai mereka satu persatu, sama seperti sebelumnya pukulanku membuat mereka terpental jauh dan bahkan ada yang sampai menabrak rumah kayu dan rumah itu jadi roboh. Aku yang terheran bahkan terkejut dengan hal itu mulai merasa keanehan.
“Sebenarnya apa yang terjadi aku bahkan tidak memukul mereka terlalu keras tapi dampaknya sangat kuat !”
Tiba tiba boss mereka datang kepadaku.
“Bocah, siapa kau ini ? dan apa maumu ?”
“Akhirnya bahasa yang bisa aku mengerti” itulah yang aku pikirkan saat mendengar perkataannya. Aku menjawab pertanyaan nya.
“Sheida. Namaku adalah Sheida Nayn. Dan yang aku inginkan adalah menangkap kalian.” Setelah mendengar itu dia pun mengangkat pedangnya dan mengarahkannya kepadaku.
“Maaf tapi aku tidak mau tertangkap olehmu” dia pun berlari kearahku, dia mulai menyerang ku dengan membabi buta. Aku yang bisa melihat arah serangan mulai menghindar dan melakukan serangan balik ke padanya.
*Buk,Bag,Buk,Bang*
aku yang berkali kali memukulnya merasa aneh karena saat aku memukul anak buahnya hanya dengan sekali pukul mereka terpental jauh, namun kali ini beda, aku pun mundur sedikit jauh untuk berhenti sejenak dan memikirkan cara bagaimana mengalahkannya. Aku yang terfokus olehnya, pandanganku melihat arahnya dan saat aku melakukanya hal itu, aku bisa melihat sebuah HP di kepalanya dan ada sedikit gambar kecil di bawah HPnya. Aku pun memusatkan pandanganku ke gambar itu, seketika sebuah notice masuk kedalam penglihatan ku.
[Buff,Armor Body]
itulah yang notif katakan kepadaku. Tanpa ku sadari saat aku melihat ke daerah bawah penglihatan ku, aku melihat seperti ada sebuah skill yang berkedip kedip. Aku pikir ini bisa aku gunakan, aku langsung memfokuskan pandanganku ke skill itu, lalu sebuah bar damage, range agility muncul dalam pandanganku, nama skill tersebut adalah *ARMOR BREAKER* skill itu mempunyai damage yang besar dan bisa menembus defense lawan, namun kelemahannya adalah jaraknya, aku harus sangat dekat untuk melakukan skill itu. Tanpa pikir panjang lagi, aku langsung menerjang ke arahnya, dia mulai menyerang ku, karena pergerakan nya sudah di baca aku bisa sangat dekat denganya, aku yang berada di depannya langsung menggunakan skill ku,
[ARMOR BREAKER]
Tanganku bersinar seperti ada sebuah gelombang yang menyelimutinya, gelombang itu berbentuk sebuah naga lalu mengenai dada bandit tersebut, saat mengenai dada bandit itu terdengar suara yang keras darinya. Suara tersebut di sertai angin yang menembus lewat dadanya. Dan setelah itu boss bandit itu pun terjatuh ke tanah. Tanpa aku sadari aku melihat desa tersebut telah padam oleh api, suara teriakan kegembiraan pun terdengar.
Setelah kekacauan terjadi mereka berterima kasih kepadaku wajah mereka terlihat senang, karena telah menyelamatkan mereka dari para bandit, kepala desa ingin merayakan hal itu, ia mengundangku untuk beristirahat sebentar di desa mereka. Tapi aku berpikiran bahwa dari pada merayakan hal ini, kenapa tidak membangun ulang rumah yang terbakar, aku menyampaikan pendapatku ini ke kepala desa tersebut, namun dia menolaknya, karena ia berpikir bahwa merayakan hal ini lebih penting untuk menghormati sang pahlawan karena telah menyelamatkan desa mereka, penduduk desa juga menginginkan hal itu mereka juga bilang bahwa mereka akan membagi tugas, yaitu untuk menata ulang rumah yang hancur dan merayakan pesta untukku.
Mereka benar benar memaksaku untuk tinggal, balas Budi mereka lebih baik dari manusia yang berada di asalku. Aku merima tawaran yang mereka ajukan kepadaku, aku berpikir juga bahwa mungkin aku bisa dapat informasi tentang kerajaan yang di Utara itu.
Hari menjelang sore, pesta pun diadakan. Suasana menjadi meriah suara musik pun mengiringi suasana tersebut, kegembiraan dari para penduduk terlihat, mereka menari mengelilingi api, aku yang duduk melihat mereka merasa gembira, mereka menari berpasang pasangan, hatiku merasa sejuk,aman,dan bahagia. Dalam benakku aku beranggapan.
“Andai aku bisa melihat ini selamanya, mungkin aku akan bisa bahagia disini”
Saat aku melihat hal itu, seseorang menarik bajuku. Aku langsung melihat kearah orang itu. Ternyata yang menarik bajuku adalah gadis bersisik itu, dengan wajah yang malu malu ia ingin mengajakku berdansa dengannya, aku ingin menerima tawarannya namun karena aku tidak tau cara berdansa aku pun menolaknya.
“Maaf tapi aku tidak tau caranya berdansa”
Ia langsung menawarkan diri untuk mengajariku berdansa.
“Tidak apa - apa pahlawan, aku akan mengajarimu caranya” ia langsung menariku ke tengah tengah untuk berdansa, ia berkata kepadaku untuk memeluk dirinya, aku yang mendengar hal itu tersipu malu dan tidak tau harus berbuat apa, aku yang tersipu malu itu melakukan hal yang ia suruh kepadaku, aku mulai merangkul dirinya, wajahnya sangat dekat denganku, kami pun berdansa saat itu, aku yang sedikit malu dengan kejadian ini mulai bertatap muka dengannya. Ia juga melihatku dengan malu malu, wajahnya yang cantik itu sangat mempesona,seakan akan aku ingin menciumnya. Diriku melamun membayangkan hal tersebut, ia tiba tiba berbicara kepadaku.
“Tuan pahlawan siapakah namamu ?”
“Namaku adalah Sheida” jawabku dengan singkat
Kami mulai berbincang sambil berdansa, ia memberitahukan namanya kepadaku, ia bertanya beberapa hal mengenai diriku dan apa tujuanku. Aku mengatakan padanya bahwa aku harus pergi ke kerajaan yang ada di Utara dan juga aku bukan berasal dari dunia ini. Saat mendengar hal itu tiba tiba ia berhenti berdansa denganku ia berkata padaku untuk menemuinya nanti sehabis pesta selesai. Ia berkata padaku untuk pergi kerumahnya karena ia akan memberikan sebuah informasi kepadaku mengenai kerajaan tersebut.
Setelah itu dia pergi meninggalkan pesta dan masuk kedalam sebuah rumah. Aku yang melihat itu berpikiran kenapa ia ingin memberitahu kan informasi itu dengan sembunyi sembunyi. Pesta pun selesai karena sudah malam mereka menyuruhku untuk tidur di di desa mereka, kepala desa menyuruhku tidur di tempatnya, saat aku mengikuti beliau ia menuju arah rumah gadis yang bersisik itu, ia berkata padaku bahwa ia hanya tinggal dengan putrinya saja, setelah masuk ke dalam rumah ia memperkenalkan putrinya kepadaku.
“RURU” panggil kepala desa ke anaknya.
Dari lantai atas pun terdengar suara langkah kaki. Gadis bersisik itu turun menemui kami, kepala desa memerintahkan Ruru untuk menyiapkan kamar untukku. Ia mengangguk dan berkata kepadaku untuk mengikutinya. Aku pun mengikutinya menuju lantai atas, di rumah ini ternyata ada 4-5 kamar, ia mengantarku ke kamar yang paling ujung.
Setelah aku masuk ke dalam kamar aku langsung menanyainya tentang informasi yang ia janjikan kepadaku. Ia langsung masuk ke dalam kamarku dan menutupnya. Ia memberikan informasi informasi kepadaku, tentang nama kerajaan tersebut, tentang kondisi kerajaan itu, aturanya dan lain lain. Aku yang merasa penasaran kenapa ia sangat tau ditel tentang kerajaan itu.
Ia mulai tersipu malu ia perlahan lahan membuka baju yang ia kenakan saat itu, aku langsung terkejut dan menutup mataku. Ia berkata padaku untuk melihatnya, aku langsung menolaknya namun ia bersikeras untuk melihat dirinya, aku perlahan lahan membuka mataku, aku melihat sebuah lambang di punggungnya, ia bercerita padaku bahwa lambang ini adalah lambang kerajaannya, yaitu lambang Kerajaan ZEGALIS yang ingin aku tuju. Ia juga bercerita bahwa ia adalah seorang putri.
Ia berkata bahwa ia telah di hianati oleh saudarinya sendiri, ia juga bercerita tentang kenapa ia bisa samapai di desa ini. Aku yang mendengar ceritanya mulai merasa kasihan kepadanya juga merasa kesal dengan yang terjadi padanya, setelah mendengar itu aku langsung berkata padanya.
“Kamu tidak perlu khawatir, aku akan membantumu untuk mendapat keadilan itu, mungkin ini sebabnya kenapa aku di suruh pergi ke kerajaan mu” ia merasa gembira dan senang mendengar hal itu, ia langsung kearahku dan memelukku, ia memelukku sambil berkata :
“Trima Kasih”
Aku yang tidak tau harus berbuat apa saat itu merasa malu. Ia memelukku tanpa menggunakan pakaian, bagian dadanya menyentuh tubuhku, hal itu membuatku gemetar, bahkan wajahku memerah akan hal itu, aku yang tidak berpengalaman dengan seorang gadis tiba tiba mendapatkan perlakuan seperti ini. Kepalaku langsung pusing dengan terjadinya hal itu, mataku berputar putar, tubuhku mulai melemas dan akhirnya diriku pingsan.
Keesokkan harinya aku terbangun, kepalaku merasa pusing, aku melihat kesekitarku, dan saat itu aku tiba tiba mengingat kejadian semalam, bahwa aku pingsan saat gadis itu memelukku tanpa pakaian dan juga sensasi yang ia berikan melalui dadanya,
Entah kenapa aku merasakan sebuah sensasi yang lembut, halus juga nyaman di tanganku, tiba tiba sebuah suara pun terdengar olehku.
“Akhhh..”
Saat mendengar itu aku langsung melihat ke arah suara itu yang ternyata tepat disebelah ku, ternyata di sebelahku ada Ruru yang tidur tanpa busana dan juga tanganku menyentuh dadanya. Wajahku langsung memerah aku terkejut sampai jatuh dari kasur. Aku mundur sampai ke dinding kamar dan menutup wajahku. Tiba tiba Ruru pun bangun ia menyapaku dengan lembut.
“Selamat pagi Sheida-Sama”
Aku yang melihat dirinya telanjang membuat wajahku memerah, karena diriku malu sekali, aku langsung menyuruhnya untuk keluar kamar. Aku menepuk pipiku dan menggelengkan kepalaku untuk menghilangkan ingatan tentang kejadian itu. Aku mulai bersiap siap untuk pergi dari desa itu, setelah keluar dari rumah Ruru aku bertemu kepala desa dan mereka menyambut kepergian ku, aku menundukan kepalaku untuk berterima kasih kepada warga desa itu, aku menoleh ke arah belakangku dan pergi meninggalkan mereka. Tepat sebelum kepergianku ada suara yang memanggilku.
“Tunggu ! Sheida-Sama”
Aku menoleh ke arah suara itu, ternyata yang memanggilku adalah Ruru, ia berpakaian seperti seorang petualang dia datang padaku dan memohon untuk ikut pergi ke kerajaan Zegalis bersamaku. Karena janji yang aku ucapkan semalam aku tidak bisa menolaknya lagi pula dia tau seluk beluk kerajaan Zegalis jadi aku mengiyakan dia untuk pergi bersamaku. Ia sangat senang mendengar hal itu, ia tersenyum manis kepadaku, aku terkejut sekaligus malu saat melihat wajahnya yang manis. Aku mengalihkan pandanganku darinya dan pergi ke kerajaan Zegalis.
“Ayo kita pergi”
Ia mengangguk kepadaku dan tersenyum manis, kami pun pergi dari desa itu dan mulai menuju kerajaan Zegalis.
“Sheida sama aku berhasil menangkap ikan”
Dia tersenyum kepadaku dengan penuh ketulusan, aku merasa tenang setiap ia tersenyum lembut kepadaku. Aku berharap aku bisa membantunya tentang masalah masalah yang berada di kerajaannya.
Setelah berjalan dari desa menuju kerajaan Zegalis kami hendak beristirahat sejenak. Di dekat kami ternyata ada sungai, kami pun berhenti di pinggiran sungai tersebut., Sebuah suara terdengar.
*Krrrrrrrrrr*
Aku seketika melihat ke arah Ruru, ia terlihat malu dan wajahnya memerah. Aku yang melihat hal itu mulai tersenyum.
“Apakah kau lapar Ruru ?”
Ia mengangguk tetapi tidak berkata apa apa padaku. Kami memutuskan untuk memancing di sungai itu, hasilnya adalah Ruru menangkap ikan yang besar, sedangkan aku malah menangkap ikan yang kecil. Kami memakan ikan tersebut dan ingin melanjutkan perjalanan.
Tak lama setelah kami meninggalkan sungai itu kami menemukan sebuah tembok yang besar dan tinggi kami melihat ada sebuah penjagaan disana, aku mengira ini adalah pos penjagaan di kerajaan Zegalis. Kami menuju ke pos penjagaan tersebut, kami di hentikan oleh penjaga yang sedang bertugas disana, dia menanyaiku tentang keperluan aku kesini. Sebenarnya aku tidak tau keperluanku disini, aku hanya disuruh untuk ke kerajaan ini. Aku yang tidak tau mau berbicara apa langsung saja berbicara dengan jelas.
“Aku adalah seorang pedagang”
Dalam pikiranku aku berharap dia percaya akan hal itu, dia mengangguk dan mempersilahkan masuk ke dalam kota.
“Heh ? Dia percaya ? Padahal aku tidak membawa barang barang seperti pedagang pada umumnya ?”
Setelah masuk kedalam dungeon aku menyadari bahwa aku melihat sebuah skill menyala, aku memfokuskan pandanganku ke skill itu dan ternyata itu adalah Skill Pasif [Fake], skill itu bisa mengelabui seseorang dengan hanya berbicara kepadanya.
“Pantas saja si penjaga itu mengijinkan ku lewat ternyata berkat Skill Fake ini, tapi syukurlah aku masuk kota tanpa hambatan.”
Setelah melewati gerbang kami berkeliling kota untuk mencari tempat penginapan. Kami menemukan tempat penginapan, namun cuma ada 1 kamar yang tersisa, aku berpikir untuk membiarkan Ruru tidur di sana sedangkan aku akan mencari tempat yang lain.
Aku berbicara dengan Ruru mengenai hal ini, tetapi dia menolak jika jauh-jauh dariku. Dia bersikeras kepadaku untuk tidur di tempat yang sama. Kami sedikit berdebat mengenai hal itu, tak lama kemudian sang pemilik penginapan menyela pembicaraan kami. Ia berkata bahwa kamar tersebut memiliki 2 ranjang yang berbeda, aku sebenarnya tidak mau menerimanya meskipun kamar tersebut memiliki 2 ranjang yang berbeda.
Ruru bersikeras untuk mengambil kamar tersebut, dia juga berkata sebentar lagi hari mulai malam jadi tidak ada waktu untuk mencari tempat penginapan lainnya. Aku yang tidak bisa membalas perkataannya dengan terpaksa mengangguk pasrah.
Kami pergi ke kamar itu. Setelah masuk, aku sangat terkejut dengan apa yang aku lihat, ternyata kamar tersebut hanya memiliki 1 ranjang besar. Aku berkata-kata dalam hatiku.
“Sialan Ibu itu mananya yang ranjang berbeda, ini malah kebalikannya.”
Ruru masuk kedalam kamar tersebut dan meletakkan barang-barangnya. Dia tidak terlihat malu setelah melihat ranjang tersebut, aku mengekspresikan wajahku menjadi poker face supaya tidak ketahuan. Sebenarnya diriku merasa kesal dan juga marah akan perbuatan ini, aku bahkan ingin membakar tempat ini menjadi abu supaya aku tidak tidur bareng Ruru.
Saat aku memikirkan hal itu, aku teringat kembali waktu diriku tidur bersama Ruru waktu di desa, wajahku memerah dan aku mulai membenturkan kepalaku ke dinding kamar.
“Sialan,sialan,sialan”
*Dug,Dug,Dug*
Ruru yang melihat tingkah lakuku yang aneh, mulai mendekati diriku, dia bertanya kenapa aku melakukan hal itu, aku pun menoleh kearahnya, saat aku menoleh ke arahnya, wajahnya terlalu dekat dengan diriku, mukaku langsung memerah karena malu, tanpa sengaja diriku mendorong Ruru. Ia terjatuh di ranjang, namun ia terjatuh dengan posisi yang sexy, aku bahkan bisa melihat lekuk tubuh bagian bawahnya, pahanya yang mulus terlihat putih dan menggiurkan, bagian belahan dadanya terlihat jelas, aku hampir mimisan melihat hal itu.
Ruru yang melihat ekspresi ku itu tekejut dan langsung melihat ke tubuhnya. Mukanya menjadi merah dan mulai menutupi tubuhnya, wajahnya yang malu malu membuat ku menelan ludah, aku mulai berpikiran yang aneh-aneh, tanpa pikir panjang aku keluar dari kamar dan membiarkan Ruru sendiri. Aku pergi dari kamar tersebut dan berkata pada Ruru bahwa aku akan pergi mencari udara segar.
Setelah keluar dari penginapan aku pergi tanpa arah dan tujuan, aku hanya berkeliling kota sejenak dan berhenti di pinggir sungai. Aku yang duduk di dekat sungai mulai melihat status ku, aku melihat bar Hp milikuku,Mp, status rank dan juga skill. Aku mempelajari skill yang masih belum terbuka dan juga tentang rankku ini.
Aku masih belum tau tentang skill skill yang belum aku pelajari seperti Alchemyst ini. Aku melihat status skill tersebut, skill itu bisa memanipulasi sebuah objek mengubah bentuk, dan mempunyai daya serangan senjata yang kuat. Aku berpikir skill ini pasti berguna nanti namun sayangnya aku harus mengerti meterial-material benda yang ingin aku buat tanpa menghilangkan unsurnya. Karena penjelasanya agak rumit jadi aku melewatinya untuk hari ini.
Tak lama aku mendapatkan sebuah alarm peringatan tentang sesosok iblis yang berada di kota Zegalis, aku melihat ponselku dan mulai mencari keberadaannya. Di dalam ponselku aku melihat sebuah titik berwarna merah yang berbeda dari lainya, Aku berpikiran ini adalah iblisnya.
Aku berlali ke arah titik itu berada, diriku yang hampir mendekati lokasi iblis tersebut mulai kebingungan, semakin dekat aku dengan iblis tersebut semakin kecil titik merah itu dan akhirnya menghilang. Aku berada di dalam kerumunan orang-orang jadi aku tidak bisa mengkonfirmasi siapa iblis itu.
Diriku mulai waspada, aku takut saat dalam kerumunan orang-orang ini dia akan menyerang secara tiba-tiba. Aku yang berada dalam kerumunan tersebut mulai berkeliling, aku mencari orang yang mencurigakan. Namun setelah beberapa kali diriku berkeliling, aku tidak menemukan seorang yang mencurigakan.
Aku sedikit putus asa, aku takut jika aku berhenti mencari dia akan menyerang orang-orang. Tepat saat aku mulai merasa gelisah tiba tiba ada seseorang yang memanggilku. Dia ternyata adalah Ruru, dia merasa khawatir kepadaku karena aku tidak kunjung pulang.
Aku meminta maaf kepada Ruru karena telah membuatnya khawatir. Dia mengajakku untuk pulang karena diriku belum makan malam. Dengan ekspresi yang tidak puas aku pulang ke penginapan, dengan menggenggam erat sebuah ponsel aku berharap semoga tidak terjadi apa apa.
Kami akhirnya sampai di penginapan, perasaanku yang gelisah akan hal itu membuatku sedikit panik, pertanyaan-pertanyaan mulai memenuhi kepalaku. Diriku berpikir keras mengenai hal itu, tanpa ku sadari tanganku di tarik oleh Ruru untuk masuk kedalam penginapan. Dia mengajakku untuk makan malam dulu.
Kami akhirnya duduk di sebuah meja. Kami memesan makanan di penginapan, untungnya penginapan tempat aku menyewa sebuah kamar itu ada sebuah restoran juga di dalamnya, jadi kami makan tanpa harus mencari restoran lagi.
Setelah makan malam Ruru kembali ke dalam kamar sedangkan diriku masih duduk di meja merasa gelisah tentang iblis itu. Seorang pelayan pun datang ingin membersihkan mejaku, karena melihat ekspresi ku yang muram dia bertanya padaku.
“Apakah makanannya membuatmu kurang puas tuan ?”
Diriku yang melamun memikirkan kejadian itu sedikit terkejut saat mendengar suara pelayan itu.
“Hah ? Apa ? Oh tidak, makanannya cukup enak.”
“Lalu kenapa tuan memasang raut wajah yang seperti itu ?” tanya dia lagi
“Oh tidak kok, aku hanya sedikit melamun saja”
Aku berdiri dari meja itu dan ingin pergi ke kamarku untuk menenangkan pikiranku. Sebelum aku naik ke atas aku sedikit penasaran tentang iblis itu, jadi aku menanyakannya kepada pelayan tersebut.
“Hey,Apakah kau tau tentang iblis yang bisa menyamar ?”
Dia menoleh ke arahku dan menjawab pertanyaan itu.
“Iblis yang bisa menyamar ? Setahuku tidak ada yang seperti itu tuan, iblis dan monster biasanya tidak memiliki kemampuan seperti itu, mereka hanya memiliki kemampuan yang kuat saja, mungkin juga skill-skill yang berbahaya jika monster itu mempunyai level yang tinggi.”
Dia memberikan informasi-informasi yang sangat berguna, aku menyimaknya dengan sangat serius, dia juga menyarankan diriku untuk ke sebuah guild jika ingin mengetahui tentang para monster dan juga iblis. Mungkin disana aku bisa mendapat informasi lebih banyak tentang mereka. Diriku berterima kasih kepada pelayan tersebut dan pergi ke kamarku.
Sambil berjalan menuju arah kamar diriku memikirkan tentang monster dan juga iblis.
“ Guild ya, aku mungkin harus kesana besok, karena aku tidak tau kapan aku akan bertemu mereka nanti.”
Aku pun masuk kedalam kamar untuk segera tidur, alangkah terkejutnya diriku saat masuk ke dalam kamar, aku melihat Ruru telanjang dan memasang wajah yang malu-malu. Aku keluar dari kamar dan menutup pintu itu.
“Ruru apa yang kau lakukan, ke – kenapa kau telanjang ?”
Ia mencoba untuk membuka pintunya, namun dengan sekuat tenaga aku mencoba untuk menahan pintu itu.
“Kata pelayan di restoran tadi jika seorang pria melamun dan memikirkan sesuatu maka ia pasti berpikir tentang tubuh wanita”
Aku yang mendengar hal itu merasa kesal dengan yang di lakukan pelayan tersebut kepada Ruru. Dalam hati kecilku berkata.
“Pelayan sialan, sebenarnya apa maksudnya melakukan hal ini, pemilik dan pelayan sama saja, aku tarik ucapan terima kasihku ke palayan itu” gumamku dalam hati.
Aku berbicara kepada Ruru dari balik pintu tersebut.
“Ruru dengarkan, aku hanya memikirkan hal lain saja kamu tidak perlu melakukan hal ini, aku baik baik saja, kamu tidak perlu khawatir kepadaku”
Seketika pintu yang ku tahan itu berhenti bergerak, perlahan lahan diriku membuka pintu itu, setelah terbuka diriku melihat Ruru yang menutupi dirinya dengan selimut kasur, aku memberanikan diri masuk ke dalam kamar. Ruru meminta maaf karena telah merisaukanku. Aku memaafkan Ruru dan menyuruhnya untuk memakai pakaian.
Dia mengangguk dan pergi mengambil pakaiannya, diriku membalikan badan supaya tidak melihatnya, namun sayangnya, Ruru terpeleset oleh selimut kasur itu, ia terpeleset ke arahku, kami pun terjatuh ke lantai, kepalaku sakit karena benturan itu, aku ingin bangkit dari lantai tersebut namun kepalaku menabrak sesuatu. Saat itu juga seketika Ruru berteriak.
“Kyaaaa”
Mataku langsung terbuka saat mendengar hal itu, kenapa dia mengeluarkan suara yang seperti itu, dan alangkah terkejutnya diriku saat membuka kedua mataku, aku melihat buah dada Ruru, posisi Ruru berada tepat di ataasku dia juga terjatuh tanpa busana, mataku tertuju pada Ruru, dia mengekspresikan wajah mau, kepalaku mulai sakit, wajahku memerah dan hidungku mengeluarkan darah, tekanan darah tiba-tiba menuju ke otakku yang membuatku merasa pusing, karena hal itu diriku tidak sanggup menahan kesadaran, mataku mulai kabur dan akhirnya diriku pingsan lagi.
Setelah hal itu aku mengalami sebuah mimpi, bahwa mimpi ini aku melihat sebuah cerminan diriku yang terlihat agak menyeramkan, setengah dari diriku memiliki tubuh yang mirip seperti monster, memiliki tanduk dan tanganku berubah seperti tangan monster, di dalam genggamannya, aku melihat dia memegang ponsel yang sama seperti milikku.
Dia mengangkat ponsel itu ke arahku dan secara ajaib ponsel itu terbang di tangannya, ponsel itu tiba tiba memiliki sebuah tanduk kecil di bagian atasnya. Secara tiba tiba dia berubah menjadi sebuah sabit yang besar, cerminan diriku mulai melihat ke arahku, dia secara tiba tiba menggenggam sabit itu dan mengayunkannya kepadaku.
Seketika aku terbangun dari mimpi tersebut, kepalaku merasa sedikit pusing, aku berpikir tentang mimpi tersebut.
“Mimpi apa itu ?”
Secara tidak sadar aku mendengar suara Ruru di sebelahku dia tidur dalam keadaan duduk,
“Sheida-sama”
Aku yang melihatnya tertidur pulas tersenyum ke arahnya, dia kelihatan sangat lucu dan menggemaskan. Tak lama kemudian suara pintu terbuka terdengar olehku, pandangku menuju pintu tersebut, dan masuklah seorang pelayan restoran ini.
“Kau sudah bangun ya! ”
Dia memberitahuku bahwa kemarin aku pingsan di lantai dan gadis itu meminta bantuan ke padaku, aku pun membawamu ke dalam kamar ini, dia terlihat sangat gelisah saat kau pingsan saat itu. Setelah aku beritahu kepadanya bahwa dia baik baik saja ekspresimya terlihat senang, setelah itu dia menemanimu sampai di tertidur seperti itu. Pelayan itu meninggalkan makanan juga minuman untukku, setelah itu dia pergi meninggalkan ku.
Setelah mendengar penjelasan pelayan tersebut, aku memandangi Ruru. Dalam hatiku berkata.
“Terima kasih Ruru telah menjaga orang sepertiku, di dunia ku diriku tidak pernah mendapatkan perlakukan seperti ini, terima kasih Ruru.”
Secara perlahan-lahan Ruru terbangun dari tidurnya. Dia langsung melihat ke arahku dan menanyakan kondisiku, aku berkata pada Ruru bahwa aku baik-baik saja, aku juga berterima kasih padanya karena telah mengkhawatirkan ku.
“ Syukurlah Sheida-sama tidak apa apa”
Setelah itu kami pergi dari penginapan tersebut dan ingin menuju guild yang di sarankan oleh pelayan waktu itu. Dalam perjalan kami ke sana aku juga sempat bertanya kepada Ruru mengenai monster yang bisa menyamar, dia menggelengkan kepalanya karena tidak pernah menemui atau bertemu dengan monster tersebut. Dia juga menjelaskan tentang monster-monster yang ia ketahui. Karena sebelumnya dia adalah seorang petualang.
Aku berpikiran bahwa mungkin aku bisa menemukan petunjuk monster ini di guild. Karena aku yakin sekali dalam radarku kemarin aku melihat sebuah monster yang berada di kerumunan orang-orang. Namun secara misterius dia tiba tiba menghilang.
“Sebenarnya monster seperti apakah dia ini ?”
Sesampainya di guild diriku melihat banyak sekali, petualang yang berada di sana. Ruru memberitahu ku bahwa kita harus pergi ke tempat resepsionis jika ingin menjadi petualangan. Aku berkata kepada Ruru bahwa diriku hanya ingin mencari informasi tentang monster-monster saja.
Tak lama kemudian datang seseorang kepada kami, dia mempunyai telinga yang panjang, aku mengira dia pasti adalah ras Elf. Dia bertanya kepada ku.
“Apakah kau kemari ingin menjadi seorang petualang ?”
“Ah tidak ! Aku kemari hanya ingin tau tentang monster-monster saja.” Jawabku secara singkat.
“Maaf tuan jika anda ingin mencari informasi-informasi tentang monster, maka syaratnya adalah anda harus menjadi seorang petualang dulu.”
Sebenarnya diriku kurang menyetujui hal ini tapi karena ini adalah syarat nya maka mau bagaimana lagi, diriku harus rela menjadi seorang petualang.
Aku hanya bisa pasrah mengiyakannya. Setelah diriku setuju untuk menjadi seorang petualang, dia sekarang bertanya kepada Ruru.
“Apakah kau seorang petualang sebelumnya ?”
Ruru menganguk kepadanya bahwa dia sebelumnya adalah seorang petualang. Setelah mendengar hal itu dia berkata kepada Ruru.
“Karena kau sebelumnya adalah seorang petualang, dan secara tiba-tiba kau menghilang jadi kami menganggap mu sudah meninggal, jika dirimu ingin kembali menjadi petualangan maka kau harus mendaftar lagi, apakah kau keberatan ?”
Ruru menganguk dan tidak keberatan tentang hal tersebut. Setelah itu dia mengajak kami ke tempat pendaftaran.
“Baiklah kalau begitu, mari ikut saya ke tempat pendaftaran, dan juga namaku adalah Leica dan aku adalah pemandu guild kalian, jika kalian mengalami kesulitan di guild jangan sungkan sungkan untuk bertanya kepadaku ya !”
Kami akhirnya sampai di tempat pendaftaran itu, yang aku lihat disana ialah bola kristal saja, Leica menyuruh Ruru untuk maju dan meletakkan tangannya di atas bola kristal itu, dan dia melakukannya.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!