Perkenalan tokoh utama cerita:
KETUA GENG PLETAK:
--------------------------------------
NAMA: CHIKA.
STATUS: ISTRI KONGLOMERAT BERNAMA TOMI.
NAMA ORANG TUA KANDUNG: ABRAR & BALQIS.
HOBBY: GENIT PADA SUAMI.
PEKERJAAN: MENGURUSI ANGGOTA GENG PLETAK.
ANAK: MASIH BAYILAH POKOKNYA!
ANGGOTA GENG PLETAK
---------------------------------------
1. NAMA: ARI
STATUS: JOMBLO YANG MENYEDIHKAN.
NAMA ORANG TUA: AZLAN & YASMIN.
HOBBY: MENGHANCURKAN BENDA YANG MUDAH PECAH.
PEKERJAAN: MENIKMATI HARTA KEKAYAAN ORANG TUA.
ANAK: YAELAH, MASIH JOMBOL KALEEE!!!!!
2. NAMA: GADING.
STATUS: PLAYBOY BIADAB.
NAMA ORANG TUA: GEOF & MERTA.
HOBBY: MEMBERI HARAPAN PALSU PADA SETIAP WANITA.
PEKERJAAN: CHATING DENGAN WANITA INCARAN.
ANAK: AKU MASIH PERJAKA, WOI!!!!!
3. NAMA: NOVIA.
STATUS: SELALU GAGAL DALAM HUBUNGAN PERCINTAAN.
NAMA ORANG TUA: EVAN & MELIA.
HOBBY: TEBAR PESONA.
PEKERJAAN: AKTRIS TERKENAL/ RATU DRAMA.
ANAK: ENTAR AJA DEH! MASIH INGIN MENATA KARIR.
4. NAMA: JODI.
STATUS: BELUM PERNAH MENYENTUH WANITA.
NAMA ORANG TUA: BOY & GABY.
HOBBY: MENCARI IDE-IDE KONYOL DAN JAHAT.
PEKERJAAN: PENGUSAHA APOTEK.
ANAK: MENYENTUH WANITA SAJA BELUM, GIMANA MAU PUNYA ANAK?
5. NAMA: PINKA
STATUS: BARU SAJA DI PUTUSIN.
NAMA ORANG TUA: KENZO & SYERIL.
HOBBY: MERAWAT ANGGOTA GENG PLETAK.
PEKERJAAN: DOKTER BEDAH.
ANAK: AKU BELUM NIKAH, WOI!!!!!
Pengenalan tokoh hiburan cerita:
------------------------------------------------
1. NAMA: KANG BAKSO.
STATUS: SUAMI ORANG YANG BERNAMA JULEHA.
PEKERJAAN: JURAGAN BAKSO TERKAYA DI KAMPUNG.
2. NAMA: MANG URIP.
STATUS: JOMBLO AKUT SAMPAI ALMARHUM.
PEKERJAAN: PENJAGA VILLA.
3. NAMA: MBOK DARMI.
STATUS: JANDA TUA.
PEKERJAAN: KOKI DI VILLA.
4. NAMA: SUKIYAH.
STATUS: JANDA KEMBANG.
PEKERJAAN: PEMBERSIH VILLA.
5. NAMA: MAEMUNAH.
STATUS: PERAWAN TUA.
PEKERJAAN: PEMBERSIH VILLA.
*****
Pada sebuah pesta pernikahan yang megah, terdengar keceriaan bocah-bocah kecil nan menggemaskan yang sedang bermain di area pesta tersebut. Dari sekian banyaknya bocah di pesta itu, tampaklah lima bocah yang begitu menonjol dan unik. Mereka adalah Ari, Gading, Novia, Jodi, dan Pinka. Kelima bocah itu memiliki karakter yang berbeda. Namun di dalam perbedaan itu, mereka memiliki satu persamaan, yaitu sama-sama di jitak oleh orang tua mereka jika mereka melakukan kenakalan.
Di ruang acara pesta pernikahan kedua orang tuanya yang megah itu, Gading duduk di salah satu meja yang di penuhi oleh kue-kue yang manis. Gading menatap kue-kue itu dengan sangat antusias. Ingin rasanya ia menelan semua kue-kue tersebut. Saat sedang menikmati kue-kue tersebut, Gading di hampiri oleh seorang anak laki-lakiyang usianya tak jauh darinya. Dia adalah Ari, yang memiliki hobi yang unik, yaitu menghancurkan benda-benda yang mudah pecah.
"Hei, kau siapa? Kenapa aku tidak pernah melihatmu sebelumnya?" Tanya Ari kepada Gading.
"Seharusnya aku yang tanya! Ini kan pesta pernikahan kedua orang tuaku!" Sahut Gading yang terus mengunyah makanan.
"Hah? Jadi om Geof sudah punya anak?" Tanya Ari terkejut.
"Apa kau tidak lihat kalai wajahku sangat mirip dengan ayahku itu?" Sahut Gading.
Ari pun melihat Geof fari kejauhan dan kemudian melihat pada Gading yang sedang makan di hadapannya. Berkali-kali Ari melakukan hal tersebut, sampai ia menyadari bahwa wajah Geof dan Gading memanglah sangat mirip.
"Wah, kau memang benar-benar mirip dengannya!" Seru Ari.
"Hehehe." Sahut Gading cengengesan sambil mengacungkan jempol tanganya.
Lalu tiba-tiba datanglah seorang gadis remaja yang terlihat cantik dan menawan mata Gading. Gading begitu terpesona melihat kecantikan gadis remaja yang tak lain adalah Chika, adik bungsunya Azlan. Chika yang di panggil tante oleh Ari, mendekati Ari dan memukul kepalanya.
Ppplleeettaakk.......
Chika berdengus kesal pada Ari.
"Dasar kau! Kenapa kau lari setelah kau memecahkan gelas-gelas tadi?" Teriak Chika pada Ari yang memiliki hobi memecahkan benda yang terbuat dari bahan yang mudah pecah.
"Aku cuma takut nanti ayah dan bunda memarahiku!" Sahut Ari.
"Gara-gara ulahmu itu, pria yang aku dekati kabur!" Kata Chika.
"Apa hubungannya?" Tanya Ari bingung.
"Tentu saja ada hubungannya! Karena kau adalah keponakanku, jadi dia pikir keluarga kita aneh! Maka dari itu dia kabur dan tidak mau berhubungan lagi denganku!" Ujar Chika kesal.
"Kakak cantik! Jika pria itu tidak mau, aku saja yang menjadi pacarmu! Hehehe." Kata Gading tiba-tiba menyela pada pembicaraan antara Ari dan Chika.
Chika menatap Gading dengan seksama.
"Apakah kau anaknya, kak Geof dan istrinya?" Tanya Chika pada Gading.
"Iya!" Sahut Gading.
"Wah, ternyata kau pintar dan manis ya!" Kata Chika mencubit pipi Gading dengan gemas.
"Ya tentu saja! Aku juga tampan kan. Hehehe." Sahut Gading.
"Huh, ternyata bocah ini somplak juga!" Gumam Chika dalam hatinya sambil menatap Gading.
"Kakak cantik, apa kau mau jadi pacarku?" Tanya Gading pada Chika.
"Wwhhaattt?" Teriak Chika dan juga Ari terkejut.
Ppplleeettaakk......
Chika mengajar Gading dengan kesal.
"Kenapa kau malah memukulku?" Tanya Gading mengelus kepalanya yang benjol.
"Aku memukulmu agar otakmu yang somplak itu berguna dengan baik!" Sahut Chika melotot pada Gading yang hampir berusia 5 tahun itu.
Chika pergi meninggalkan Ari dan juga Gading sambil menggerutu sendirian. Ari terkekeh melihat Gading yang kecewa karena cintanya di tolak oleh Chika.
"Siapa namamu?" Tanya Ari pada Gading.
"Gading!" Sahutnya.
"Gading? Gading gajah kah?" Kata Ari sambil menurunkan suara hewan yang berbelalai panjang itu.
"Namaku Gading! Tidak ada gajahnya!" Serial Gading kesal.
Ari terkekeh melihat ekspresi Gading yang sedang kesal padanya.
"Apakah kau selalu di jitak oleh tantemu itu?" Tanya Gading pada Ari.
"Bukan hanya tanteku saja yang menjitak kepalaku, tapi kedua orang tuaku juga! Mereka selalu menjitakku ketika mereka kesal padaku!" Sahut Ari.
"Hah, sepertinya kita senasib!" Kata Gading.
"Apa maksudmu?" Tanya Ari.
"Aku juga sama sepertimu, ketika mamaku kesal, aku selalu di jitak olehnya." Sahut Gading.
"Menurutku, bukan hanya kita berdua saja yang senasib tapi ada 3 orang lagi." Kata Ari.
"Siapa?" Tanya Gading.
"Jodi, Pinka, dan juga Novia!" Jawab Ari menyebutkan satu persatu nama anak yang bernasib sama seperti mereka yang selalu di jitak ketika nakal.
"Siapa mereka?" Tanya Gading.
"Ayo, aku akan mengenalkan mereka padamu!" Ajak Ari pada Gading.
Ari dan Gading pun pergi menemui ketiga anak yang namanya disebutkan tadi. Ari mengenalkan Gading kepada mereka. Akhirnya Gading memiliki teman-teman yang usianya lebih tua darinya beberapa tahun saja. Gading merasa senang bisa memiliki teman senasib dengannya. Chika menghampiri kelima bocah yang baru saja menjadi teman. Chika senang melihat keakraban dari kelima bocah tersebut.
"Wah, kalian sudah berteman ya!" Seru Chika pada kelima bocah itu.
"Tentu saja! Kami ini senasib, tante!" Sahut Ari.
"Senasib? Maksudnya?" Tanya Chika bingung.
"Kami senasib, karena selalu di jitak ketika kami berbuat nakal!" Sahut Ari lagi.
Chika tepok jidat mendengar perkataan Ari menjelaskan arti dari senasib yang membuat mereka menjadi teman.
"Kalau kalian merasa senasib karena jitak, maka dari itu kalian buang geng saja." Kata Chika memberikan usul pada kelima bocah itu.
"Geng?" Kelima bocah itu berpikir keras.
"Hehehe, nama geng kalian adalah GENG PLETAK!" seru Chika lagi.
"Kenapa namanya geng pletak?" Tanya Gading.
"Karena kali di jitak, bunyinya ppplleeettaakk! Maka dari itu nama geng kalian adalah GENG PLETAK!" Sahut Chika.
"Wah, tante jenius!" Seru kelima bocah itu terhadap Chika.
"Hahahah, so pasti!" Sahut Chika membanggakan dirinya sendiri.
Di pesta pernikahan itu lah, untuk pertama kalinya GENG PLETAK di ciptakan. Anggota geng tersebut terdiri dari kelima bocah yang merasa nasib mereka sama. Sama-sama selalu di jitak ketika mereka membuat kenakalan.
Selama membentuk sebuah geng, kelima bocah tersebut selalu bersama di setiap kesempatan. Suatu hari di sebuah pesta ulang tahun relasi bisnis orang tua mereka, geng PLETAK kumpul lagi setelah beberapa lamanya mereka hanya bisa berkomunikasi melalui telepon seluler masing-masing. Geng PLETAK yang beranggotakan Ari, Gading, Novia, Jodi dan juga Pinka, tengah duduk di sebuah area taman yang ada di pesta tersebut. Ketika itu, Novia sedang memperhatikan Gading yang sedang celingak-celinguk sendirian.
"Hei, Gading! Kau cari siapa? Celingak-celinguk terus!" Tanya Novia pada Gading, anggota geng PLETAK yang paling konyol.
"Aku cari Tante Chika! Hehehehe." Sahut Gading cengengesan.
"Tante Chika tidak ikut ke pesta ini!" Kata Ari yang tinggal serumah dengan Chika.
"Kenapa?" Tanya Gading.
"Tanteku itu sedang sibuk!" Jawab Ari santai.
"Sibuk apa?" Tanya Gading lagi.
"Sibuk menaklukkan pria incarannya!" Jawab Ari.
"Hah, aku jadi patah hati!" Gumam Gading sedih.
"Dasar gila!" Ujar Pinka menatap Gading yang berjongkok sedih.
"Novia, ayo kita ambil ice cream coklat di meja itu!" Ajak Pinka pada Novia.
"Aku tidak makan ice cream coklat!" Kata Novia menolak.
"Kenapa?" Tanya Jodi.
"Aku ini calon aktris terkenal, jadi mulai sekarang aku harus menjaga bentuk tubuhku!" Sahut Novia dengan genitnya.
"Pppfftt, bentuk tubuh yang mana? Dadamu saja masih rata begitu!" Kata Gading meledek Novia yang mengundang tawa Jodi juga Ari.
"Huh, dasar Gading menyebalkan! Tentu saja masih rata, aku kan masih berusia 7 tahun!" Teriak Novia kesal kepada Gading.
"Awas saja kalau aku sudah tumbuh dewasa nanti, kalian bertiga pasti akan ngiler melihat bentuk tubuhku!" Sambung Novia menunjuk kepada ketiga bocah laki-laki yang menertawai dirinya.
"Itu tidak mungkin! Kami menyukai wanita yang bahenol, tidak sepertimu kurus kerempeng!" Sahut Ari menimpali.
"Iya! Lagian kau tidak akan memiliki tubuh bahenol, kau kan tidak suka makan, sudah pasti tetap kerempeng! Hehehe." Sambung Gading lagi yang mengundang amukan Novia.
"Awas kalian!" Teriak Novia hendak menyerang Gading dan Ari.
"Lari!" Seru Gading serta Ari kocar-kacir di kejar Novia.
Sementara Novia sedang kejar-kejaran dengan bersama Ari dan juga Gading, Pinka yang duduk di depan Jodi menatapnya sedari tadi.
"Jodi, tipe wanita yang bagaimana yang kau sukai bila kau dewasa nanti?" Tanya Pinka dengan wajah memerah sambil menatap Jodi yang memiliki paras bule.
"Aku tidak memiliki tipe wanita!" Sahut Jodi.
"Ih, kenapa gitu sih?" Ujar Pinka sewot.
"Bila aku dewasa nanti, aku akan menjadi pengusaha sukses yang kaya raya! Setelah itu baru akan memikirkan pendamping hidup!" Kata Jodi yang memiliki cita-cita menjadi orang kaya raya.
"Kau mau menjadi pengusaha apa?" Tanya Pinka.
"Pengusaha obat-obatan!" Sahut Jodi.
"Apotek maksudmu?" Tanya Pinka lagi.
"Iya! Mamaku kan seorang dokter. Jika aku memiliki apotek, maka mamaku akan menganjurkan pada setiap pasiennya untuk membeli obat-obatan di apotekku, dengan begitu aku akan cepat menjadi pria yang kaya raya! Hahahaha." Sahut Jodi tertawa penuh semangat dan berapi-api.
Pinka yang menyukai ketampanan Jodi yang berparas bule menatapnya dengan mata yang berbinar-binar. Ia bahkan menyemangati Jodi dengan tingkah genitnya itu.
Gading yang melarikan diri dari amukan Novia, bersembunyi di balik tembok yang ada di ruang pesta ulang tahun tersebut. Disana ia melihat ibunya yang bernama Merta sedang berbincang dengan ibunya Ari yang bernama Yasmin. Tanpa sengaja ia pun mendengar perkataan mereka.
"Merta, apa kau melihat bagaimana Nadya itu menatap suamimu?" Tanya Yasmin.
"Hah, aku tau!" Sahut Merta menghela nafas.
"Lantas kenapa kau diam saja?" Tanya Yasmin.
"Aku harus bagaimana lagi? Aku kan tidak mungkin bisa langsung menghajarnya di depan tamu yang lain. Kalau aku melakukan hal itu, maka bukan hanya aku yang di permalukan, tapi juga Geof serta kedua mertuaku!" Sahut Merta.
"Eh, kau benar juga! Membuat keributan di acara seperti ini pasti akan berdampak buruk untuk suami dan juga nama keluarga." Kata Yasmin.
"Tapi aku sudah memberikannya sindiran pedas! Semoga saja dia tau diri." Sambung Yasmin lagi.
"Segitu kesalnya kau pada Nadya! Hahaha." Kata Merta tertawa geli.
"Aku ini benci pelakor! Aku salah satu korban dari kejahatan pelakor!" Sahut Yasmin.
"Apa maksudmu, Azlan pernah selingkuh?" Tanya Merta terkejut mengatakan bahwa suami Yasmin selingkuh.
"Bukan Azlan! Tapi ayahku!" Sahut Yasmin.
"Kebahagiaan keluargaku menjadi berantakan gara-gara pelakor, maka dari itu aku bersumpah akan menghabisi pelakor, jika aku mengetahui niat jahatnya itu." Sambung Yasmin lagi.
"Tapi aku yakin, Geof tidak akan terpancing oleh rayuan Nadya!" Kata Yasmin.
"Kau tau darimana?" Tanya Merta.
"Dari tatapan mata Geof! Aku telah lama mengenalnya. Suamiku juga sering cerita mengenai sifat Geof. Aku yakin 10000000% kalau Geof tidak menyukai Nadya!" Sahut Yasmin.
"Semoga saja kau benar! Jika hal itu sampai terjadi aku akan pergi meninggalkan Geof lagi." Ujar Merta.
"Jika kau pergi lagi, aku yakin Geof pasti akan mati bunuh diri! Hehehe." Sahut Yasmin terkekeh geli.
Gading yang mendengar semuanya seketika merasa sedih. Ia takut keharmonisan keluarganya akan di rusak oleh seorang wanita yang bernama Nadya. Gading pun kembali berkumpul dengan teman se-gengnya itu dengan raut wajah yang sedih.
"Kau kenapa?" Tanya Jodi pada Gading.
"Ada wanita yang bernama Nadya ingin merebut ayah dari bundaku!" Sahut Gading.
"Kau tau darimana?" Tanya Pinka.
"Aku mendengar percakapan antar bundaku dan bundanya Ari!" Sahut Gading.
"Geng, menurut kalian, apakah ini misi pertama kita sebagai geng PLETAK?" Tanya Gading pada teman se-gengnya itu.
"Heeemm, aku mengerti maksudmu, ding!" Sahut Ari.
"Hei, jangan panggil namaku setengah-setengah begitu! Jelek banget, ding! Kau pikir aku ini ding dong?" Teriak Gading kesal pada Ari.
"Huh, perkara nama saja kau sekesal itu!" Sahut Ari ikutan kesal.
"Hei, apa kalian akan terus bertengkar seperti ini? Kapan akan melakukan strategi untuk misi pertama kita?" Ujar Novia kesal pada Gading dan juga Ari.
"Coba tanyakan dulu pada dia! Mungkin dia ada ide!" Kata Ari menunjuk ke arah Jodi yang memang banyak memiliki ide-ide konyolnya sekaligus ide jahat.
"Jodi, cepat katakan!" Teriak si judes Pinka.
"Aku rasa kita kerjai saja Tante peot itu!" Kata Jodi.
"Tante peot yang mana?" Tanya Gading bingung.
"Dasar dungu! Tante peot itu yang akan merebut ayahmu, dodol!" Ujar Pinka dengan serangan jurus judesnya.
"Oh! Hehehe." Sahut Gading cengengesan.
Ari, Jodi, Novia serta Pinka hanya bisa menghela nafas karena Gading memang sering terlihat dungu di depan mereka. Geng PLETAK pun melancarkan aksi mereka setelah berdiskusi begitu sengitnya.
"Gading! Kau kan jago dalam hal menjilat orang, maka dari itu kau harus menjebak tante peot itu." Kata Jodi.
"Huh, penjilat! Kau pikir aku ini seekor anjing?" Ujar Gading sewot.
"Hei, sudahlah! Kau ini kan memang penjilat! Hehehe." Sahut Ari membuat Gading semakin sewot.
"Novia! Kau jago berakting seperti bocah imut di depan orang dewasa,. Maka dari itu kau harus bisa mengalihkan perhatian tante peot itu padamu!" Kata Jodi.
"Sssiipp! Akting adalah bakatku untuk menjadi aktris. Hehehe." Sahut Novia.
"Ari, kau hobi menghancurkan barang, bukan? Maka dari itu jatuhkan mangkuk besar yang berisi kuah kari itu pada si tante peot!" Kata Jodi lagi.
"Siap!" Sahut Ari tak sabar ingin melakukan hobinya itu.
"Lalu kau si judes! Fitnah tante peot itu!" Kata Jodi.
"Jika kami semua melakukan hal yang seperti kau bilang, maka apa tugasmu?" Tanya Pinka dongkol pada Jodi.
"Aku menonton dramanya! Hahahaha." Sahut Jodi tertawa lepas.
"Kau memang minta ku sembur agar otakmu tidak somplak lagi!" Teriak Pinka kesal hingga ludahnya muncrat-muncrat di wajah Jodi.
"Iieeeww......, Menjijikan!" Seru Novia, Gading dan Ari.
"Hah, wajahku jadi ternodai oleh air liur si Pinka!" Ucap Jodi sewot.
Semua sudah berada pada posisinya. Geng PLETAK pun beraksi tanpa imbauan dari sang ketua yaitu Chika, karena saat itu Chika sedang tidak berada di pesta tersebut karena ia sedang kasmaran bersama dengan remaja tampan yang ia incar di suatu cafe di tengah kota.
Misi itu di mulai dari Gading. Gading mendekati Nadya yang sedang berbincang dengan para tamu undangan lainnya. Dengan wajah yang imut, Gading menarik gaun biru yang di pakai Nadya malam itu.
"Halo, kakak cantik!" Sapa Gading pada Nadya.
"Eh, bukannya dia anaknya Geof?" Gumam Nadya menatap Gading.
Gading masih nyengir dengan giginya yang ompong itu.
"Kau panggil aku apa tadi?" Tanya Nadya.
"Kakak cantik!" Sahut Gading.
"Kakak cantik?" Ucap Nadya seakan terbang melayang.
"Iya, di mataku, kau adalah wanita yang paling cantik di pesta perjamuan ini." Ucap Gading.
"Benarkah? Apa kau tau berapa usiaku?" Tanya Nadya.
"Kalau dilihat dari wajahmu yang menawan itu, sepertinya Kia berusia 20 tahun!" Sahut Gading menjilat Nadya.
"Ah, kau terlalu memuji! Usiaku sudah 32 tahun loh! Hahaha." Kata Nadya tertawa girang.
"Oh, aku malah berpikir dia seusia nenekku!" Gumam Gading dalam hatinya.
"Kau juga anak yang sangat tampan!" Puji Nadya mencoba untuk mengambil hati Gading.
"Tentu saja! Aku ini fotocopy-nya ayahku!" Sahut Gading menyombongkan diri.
"Heh, dia terlalu percaya diri! Aku akan mengambil hatinya, agar aku bisa mendekati ayahnya!" Ucap Nadya dalam hatinya yang licik.
"Tante, aku haus! Apa kau mau menemaniku mengambil minuman?" Pinta Gading.
"Tentu saja sayang!" Sahut Nadya masuk ke dalam jebakan geng PLETAK.
Gading dan Nadya pun jalan bersama sambil bergandengan tangan. Ketika itu Nadya melirik Geof yang melihat adegan mesranya bersama Gading. Hati Nadya begitu senang. Ia mengira bahwa Geof akan segera jatuh hari padanya karena ia mampu mengambil hati Gading.
Tiba di sebuah meja yang di penuhi oleh bermacam-macam menu makanan dan minuman itu, Nadya dan Gading bertemu oleh si ratu drama, yaitu Novia.
"Gading, apa yang kau lakukan? Kenapa kau malah bergandengan tangan dengan kakak cantik ini?" Ucap Novia dengan tampang sedihnya.
"Bukan hanya Gading, namun gadis kecil ini juga mengatakan aku kakak cantik! Hehehe." Gumam Nadya kegirangan dalam hatinya.
"Kakak cantik ini adalah pacarku sekarang!" Sahut Gading.
"Oh, kau begitu kejam, Gading!" Kata Novia terduduk lemas di lantai.
"Hehehe, aku sungguh berbakat sebagai ratu drama!" Gumam Novia dalam hatinya terkekeh jahat.
"Apakah kau kekasihnya Gading?" Tanya Nadya pada Novia yang masih seperti cacing kepanasan di lantai.
"Iya! Bahkan kami sebentar lagi akan menikah! Huhuhu." Jawab Novia.
"Ya Tuhan! Anak zaman sekarang sungguh menjijikkan!" Ujar Nadya dalam hatinya.
"Gading, aku tak menyangka kau akan mengkhianati aku seperti ini!" Kata Novia lagi.
"Hah, si ratu drama ini sudah gila!" Ujar Gading dalam hatinya seraya menatap kesal pada Novia yang sedang berakting di depan Nadya.
"Sudahlah, kau jangan menangis! Aku ini hanyalah temannya." Bisik Nadya pada Novia.
"Benarkah?" Tanya Novia.
"Iya, benar!" Sahut Nadya tersenyum semanis mungkin.
"Syukurlah!" Sahut Novia.
Saat Nadya sibuk menenangkan Novia, tiba-tiba saja Ari muncul dan mulai menggerakkan mangkuk besar yang berisi kuah kari kambing. Dengan hobinya itu, Ari pun berhasil menggulingkan mangkuk besar itu dan menumpahkan semua kuah kari kambing itu tepat di atas tubuh bagian samping Nadya.
Bbbyyuuuuaaaarrrr.........
Kuah kari kambing tumpah di tubuh Nadya. Syukurnya kuah itu tidak panas. Nadya menjerit histeris saat gaun pesta yang ia pakai malam itu basah karena terkena kuah kari kambing itu.
"Sekarang adalah peranku!" Ucap Pinka dalam hatinya.
Pinka yang sudah melumuri tubuhnya dengan kari kambing itu dan sedari tadi menunggu perannya di bawah meja, keluar dan berdiri tepat di samping Nadya. Semua orang yang ada di pesta itu menatap ke tempat kejadian.
"Hhuuuuwwaaa....! Mama..........!" Teriak Pinka tak kalah histerisnya dari Nadya.
Mendengar suara jeritan anaknya, Steril dan Kenzo berlari dan mendekat pada Pinka.
"Kau kenapa, sayang?" Tanya Syeril begitu terkejut dengan kondisi Pinka.
"Tadi aku meminta tolong pada tante ini untuk mengambilkan aku kue manis itu, tapi tante ini tidak mau! Lalu saat aku ingin mengambilnya, tante ini malah menepis tanganku hingga mengenai mangkuk kuah kari itu! Jadi kuah kari itu tumpah mengenaliku! Hhuuuuwwaaa......" Jawab Pinka yang membuat Syeril mendidih kesal pada Nadya.
"Dasar wanita kejam! Kenapa kau melakukan hal itu pada putriku, hah?" Teriak Syeril ngamuk pada Nadya.
"Aku tidak melakukan apa-apa!" Ujar Nadya membela diri.
"Jadi, apa menurutmu putriku berbohong?" Tanya Kenzo menatap kesal pada Nadya.
"Tuan Kenzo, aku tidak mengatakan hal seperti itu untuk putrimu, tapi aku hanya..
Ppplllaaakkkk......
Tamparan keras mendarat di wajah Nadya yang berasal dari Syeril.
"Dasar wanita pembohong!" Umpat Syeril begitu kesal pada Nadya.
"Kalau kalian tidak percaya, kalian bisa tanyakan pada dua orang anak yang ada disini tadi!" Kata Nadya sambil mencari-cari keberadaan Gading dan Novia yang sudah kabur sedari tadi.
"Ke...kemana mereka?" Gumam Nadya celingak-celinguk mencari keberadaan Gading dan Novia.
"Dasar wanita halu!" Umpat Syeril lagi.
Nadya tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia menatap Pinka yang tersenyum licik padanya. Nadya membulatkan kedua matanya karena terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Pinka terhadap dirinya.
"Dia..., dia memfitnahku!" Gumam Nadya dalam hatinya.
"Berarti aku telah di jebak oleh bocah-bocah nakal itu, tadi! Dasar kurang ajar!" Gumam Nadya begitu geram pada geng PLETAK.
Semua orang menatap Nadya dengan kesal. Bahkan tak sedikit juga orang-orang yang sedang berbisik-bisik mengenai Nadya saat itu. Nadya bak kelihangan muka. Ia merasa telah di permalukan di depan semua rekan-rekan bisnisnya. Dengan kesal, Nadya pun pergi dari pesta tersebut dengan gaun basah dan bau serta pipi memerah bekas tamparan dari Syeril.
Di balkon luar ruang acara perjamuan, geng PLETAK sedang bergembira karena misi pertama mereka berjalan dengan lancar.
"Hore! Kita berhasil menyingkirkan tante peot itu!" Seru geng PLETAK.
"Berarti kita sudah melakukan misi pertama kita, yaitu menyelamatkan pernikahan orang tua Gading dari tante peot itu!" Kata Novia senang.
"Hei, walaupun begitu tadi aku begitu jijik melihat aktingmu!" Ujar Jodi yang sedang menonton drama yang mereka perankan.
"Huh, aku ini mendalami peranku! Sebagai ratu drama aku harus profesional!" Sahut Novia.
"Tapi bagaimanapun juga, peranku lah yang paling di banggakan!" Seru Pinka menyombongkan diri.
"Memangnya kau melakukan apa tadi?" Tanya Gading yang memang tidak tau kejadian setelah kabur.
"Apa kau begitu dungu, Gading!" Teriak Pinka dongkol.
"Apa? Aku memang tidak tau!" Sahut Gading.
"Sudahlah, Gading kan memang seperti itu! Selain menjadi penjilat dan bertingkah licik, apalagi yang bisa ia lakukan? Hehehe." Ucap Ari mengatai Gading.
"Huh, menyebalkan!" Ujar Gading sewot pada Ari.
"Aku heran, kenapa om Geof dan tante Merta bisa memiliki anak seperti di Gading ini!" Ujar Pinka berdengus kesal pada Gading.
"Hehehe, terima kasih atas pujiannya!" Ucap Gading cengengesan.
"Tidak ada yang memujimu!" Teriak semuanya pada Gading.
"Oh, begitu ya!" Sahut Gading kecewa di sudut balkon.
Itulah misi pertama yang mereka jalankan dengan begitu lancar tanpa ada kehadiran sang ketua disisi mereka. Kelima bocah itu terus menjadi sahabat yang begitu dekat dan menjadi anggota geng PLETAK hingga mereka beranjak dewasa.
Beberapa tahun kemudian, Geng PLETAK yang beranggotakan 3 bocah laki-laki dan 2 bocah perempuan, kini telah menjadi 3 pria dewasa yang tampan dan 2 wanita yang cantik. Dengan kesibukan masing-masing, mereka masih tetap menjadi satu geng yang tak pernah lepas dengan hal-hal yang berbau konyol. Misi-misi yang mereka jalankan tentunya selalu terkoordinir oleh sang ketua yaitu Chika yang kini sudah menikahi seorang pria konglomerat bernama Tomi yang menjadi budak cintanya. Chika juga di karuniai seorang anak laki-laki berusia 3 tahun dan bernama Amar.
Beberapa dari anggota Geng PLETAK telah mendapatkan apa yang mereka cita-citakan. Jodi telah menjadi pengusaha apotek yang terkaya di kotanya, sedangkan Novia telah menjadi aktris terkenal alias ratu drama yang memiliki jumlah fans yang begitu banyak, dan Pinka memilih untuk menjadi dokter bedah karena kekagumannya terhadap Gaby yang tak lain adalah ibu dari Jordi. (Eeeaakkk! Si Pinka kagum sama Gaby, atau kagum sama si Jodi nih? Curiga author). Sementara Gading dan Ari yang lulusan S-II di luar negeri malah menikmati harta dari orang tua mereka saja. Sangking bandelnya, orang tua Gading dan Ari sampai lepas tangan untuk menghadapi mereka. Walaupun mereka sering bertengkar, namun Gading dan Ari sangat lengket loh. Dimana ada Ari disitu pasti ada Gading, begitu pula sebaliknya.
Suatu ketika, Geng PLETAK sedang berkumpul di basecamp mereka yaitu sebuah rumah pohon yang ada di halaman belakang rumah Chika. Ari, Gading, Jodi, serta Pinka tampak lesu tak bergairah sedikitpun. Mereka hanya duduk sambil menatap layar ponsel mereka masing-masing.
"Hah, bosan banget, sumpah!" Ucap Pinka.
"Gue juga!" Sahut Ari.
"Gue mah kagak! Hehehehe." Sambung Gading cengengesan sambil menatap layar ponselnya.
"Kok bisa sih?" Gumam Jodi melirik ponsel milik Gading.
"Eemm, ya iya lah lo kagak bosan! Lo lagi melancarkan aksi lo ke setiap wanita setiap hari!" Ujar Jodi yang mengintip Gading sedang chating dengan wanita cantik incarannya.
"Enjoy! Hehehe." Sahut Gading kembali cengengesan.
Tak lama kemudian mereka mendengar tangisan Novia yang berlari ke arah rumah pohon itu.
"Tuh anak, kenapa lagi sih?" Ujar Ari sepupunya itu.
"Palingan diselingkuhin lagi!" Sahut Pinka yang menjadi tempat curhat Novia selama ini.
Novia pun masuk ke dalam rumah pohon itu sambil menangis tersedu-sedu.
"Kenapa lagi lo?" Tanya Ari pada Novia.
"Deni selingkuh dengan anak penyiar radio!" Sahut Novia semakin menangis.
"Sudah tinggalin saja si Deni itu!" Ujar Gading sambil terus menggerakkan kedua jempolnya untuk mengirim rayuan serta gombalan kepada wanita incarannya.
"Huhuhuhu, tega banget sih dia!" Kata Novia terus menangis.
"Gue kan sudah bilang, kalau Deni itu pria playboy! Lo aja yang gak percaya padaku!" Kata Gading lagi.
"Darimana lo tau kalau dia playboy?" Tanya Jodi pada Gading.
"Aahh eellaah, si Gading sudah pasti tau lah! Kan sesama playboy sudah pasti saling memahami karakternya. Hehehe." Sahut Ari tertawa geli.
"Oh, iya, lo benar juga!" Kata Jodi.
"Hei, walaupun playboy begini, cinta gue tetap untuk Rena seorang!" Sahut Gading.
"Hah, kampret! Pakek ngomong cinta segala si playboy." Ujar Ari.
"Hah, jomblo mengenaskan dengki amat!" Balas Gading untuk Ari.
"Awas saja lo! Bakalan gue laporin sama si Rena tingkah biadabmu disini!" Balas Ari lagi.
Ari dan Gading pun adu mulut dan saling menghujat yang membuat Novia teriak kesal sementara Pinka dan Jodi tepok jidat.
"Woi, gue lagi sedih! Kenapa kalian berdua malah bertengkar?" Teriak Novia yang membuat urat lehernya terlihat jelas.
"Nov, tahan sedikit! Nanti urat lehermu putus!" Kata Pinka menenangkan si ratu drama.
"Yang putus bukan urat leherku, tapi cintaku! Huhuhuhuhu." Teriak Novia lagi.
Selang beberapa menit semuanya terdiam. Chika yang baru selesai masak cemilan untuk anggota Geng PLETAK masuk ke dalam rumah pohon itu sambil membawa sebuah gorengan panas. Chika menatap semua raut wajah Geng PLETAK tersebut.
"Kalian kenapa? Muram amat!" Tanya Chika.
"Jomblo!" Seru Ari, Jordi juga Pinka secara bersamaan, sementara Gading masih sibuk dengan aktivitasnya yaitu chatting dengan wanita incaran.
"Hah, kasus jomblo ya! Kalau untuk itu tante angkat tangan deh." Kata Chika.
"Hah!" Seru ketiganya lagi semakin lemas.
"Sudah! Makan gorengannya! Tante sampai berkeringat memasak cemilan untuk kalian." Kata Chika menyodorkan piring gorengan itu pada Geng PLETAK.
Tanpa melihat kanan kiri dan aba-aba apapun langsung mencomot satu gorengan yang masih panas itu untuk langsung masuk ke dalam mulutnya.
"Aaarrgghhh! Panas!" Teriak Gading.
"Dasar bodoh!" Ujar Chika tepok jidat melihat Gading dengan kondisi mulutnya yang nyonyot karena gorengan panas.
Geng PLETAK pun menyantap gorengan buatan Chika hingga tak bersisa.
"Tante, ada lagi gak?" Tanya Ari si doyan makan.
"Kagak ada!" Sahut Chika.
"Tante, kami bosan!" Seru Novia dan Pinka pada Chika.
"Eeemmm, bagaimana kalau kalian melakukan sebuah misi?" Sahut Chika.
"Misi apa?" Tanya Jodi.
"Misi membuntuti om Tomi kemanapun!" Seru Chika.
"Kagak mau!" Teriak Geng PLETAK menolak keras.
"Eh, kenapa?" Tanya Chika bingung.
"Om Tomi itu budak cintanya tante! Jadi untuk apa kami mengikutinya, sudah jelas tidak ada wanita yang berani mendekatinya karena keganasan tante." Sahut Ari yang tau kalau Chika pernah memukuli wanita hingga pingsan karena berani menggoda suaminya.
"Hahahaha, hebat kan tante!" Seru Chika menyombongkan dirinya sendiri.
"Haaaaah!" Geng PLETAK menghela nafas panjang melihat ketuanya yang somplak itu.
Lalu terdengar suara Amar yang berteriak memanggil Chika.
"Mami!" Panggil Amar pada Chika.
"Ada apa sayang?" Sahut Chika.
"Ada pesan dari papi!" Teriak Amar yang berusia 3 tahun itu.
"Hah? Pesan?" Gumam Chika bingung.
"Pesan apa?" Tanya Chika.
"Kata papi, mami disuruh masuk ke kamar buat adek untuk Amar!" Jawab Amar polos.
"Bbuuaahhahahahahahaha." Geng PLETAK tertawa terpingkal-pingkal mendengar jawaban bocah 3 tahun itu.
"Huh, dasar si Tomi! Genit banget sih." Ujar Chika kesal pada tingkah suaminya yang tak kalah konyol darinya.
"Mami!" Teriak Amar lagi.
"Iya!" Sahut Chika.
"Ayo cepat!" Kata Amar.
"Iya!" Teriak Chika kesal.
"Pppfftt, tante Chika mau buat adek bayi lagi siang-siang bolong begini!" Kata Gading sambil menahan tawanya meledek Chika.
"Yang pasti tambah hot lah! Mana cuaca terika banget, Hehehehe." Sahut Pinka menimpali.
"Berhenti mengejekku!" Teriak Chika pada Gading dan Pinka.
Chika keluar dari rumah pohon itu sambil ngomel-ngomel tak jelas. Chika merasa kesal karena suaminya selalu saja menagih anak selanjutnya darinya. Sementara Chika tak ingin melahirkan lagi.
*****
Beberapa jam kemudian, Geng PLETAK tampak semakin jenuh dengan rutinitas yang mereka jalani setiap harinya. Mereka tergeletak di rumah pohon itu sambil menatap layar ponsel sekedar melihat medsos miliknya. Tomi yang tampak baru selesai mandi, tersenyum sumringah saat masuk ke dalam rumah pohon itu. Semenjak menikah dengan Chika, Tomi pun dekat dengan anggota Geng PLETAK itu.
"Kalian kenapa?" Tanya Tomi pada anggota Geng PLETAK.
"Jenuh!" Sahut mereka.
"Pergi mancing sana!" Kata Tomi.
"Hah, pergi mancing mah buat tambah jenuh saja, om!" Sahut Jodi.
"Mancing cewek maksdunya! Hehehehe." Kata Tomi cengengesan.
"Wwuuiihhh, boleh tuh, om! Dimana mancingnya?" Seru Ari dan Gading semangat.
"Di sudut pertigaan jalan, banyak cewek sexy!" Bisik Tomi pada Ari dan Gading.
"Cabe-cabean maksud, om?" Tanya Ari dan Gading.
"Wwuuaahhahahahaha." Tomi meledak tertawa.
"Huh, kirain mancing cewek sexy yang gimana gitu! Taunya cabe-cabean." Ujar Gading.
"Kalau sama cabe-cabean mah bukan mancing cewek namanya, tapi mancing keributan!" Sambung Ari yang tak suka cewek cabe-cabean yang terkenal ribut di pinggir jalan.
Tomi terus tertawa melihat reaksi Gading dan Ari.
"Kelihatannya om segar banget! Habis ngapain om? Hihihi." Tanya Novia pada Tomi.
"Habis nindas Chika! Hehehe." Sahut Tomi terkekeh jahat.
"Jahat banget, tante Chika di tindak mulu!" Sahut Pinka.
"Biar cepat melendung lagi!" Kata Tomi yang ingin Chika segera hamil anak kedua.
Hening beberapa saat di rumah pohon itu.
Bbbbrraaakkkkkk.......
"Eh, ayam....ayam......!" Teriak Gading kaget saat Tomi menggebrak dinding rumah pohon yang terbuat dari kayu itu.
"Hahahaha!" Tomi tertawa terbahak-bahak melihat Gading latah.
"Om Tomi ngagetin saja!" Ujar Novia.
"Om ada ide agar kalian tidak jenuh lagi." Kata Tomi.
"Apa tuh om?" Tanya Geng PLETAK.
"Kalian pergi liburan saja!" Seru Tomi.
"Liburan? Hah, sudah sering om!" Sahut Geng PLETAK.
"Kalian kan sering liburan ke luar negeri, nah kali ini kalian pergi liburan ke pedesaan saja!" Kata Tomi lagi.
"Pedesaan ya!" Gumam Jodi berpikir keras.
Bbbbrraaakkkkkk.............
"Eh, ayam......ayam.......!" Teriak Gading kaget lagi ketika Jodi menggebrak dinding rumah pohon.
"Ngagetin woi!" Teriak Gading kesal.
"Mama gue punya villa! Villa itu terletak di tengah-tengah perkebunan teh." Kata Jodi.
"Wah, tante Gaby hebat banget punya villa di pedesaan!" Seru Pinka.
"Villa itu warisan dari kakek buyutku! Perkebunan tehnya juga milik kakek buyutku yang sekarang diwariskan kepada mamaku!" Sahut Jodi.
"Oke! Kita kesana saja!" Kata Ari.
"Baiklah!" Seru Geng PLETAK bersemangat.
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!