SEPERTI RANTING YANG KERING
kehidupannya berubah total semenjak hari itu, dia berada di sebuah penerbangan internasional untuk mengejar mimpinya! entahlah atau hanya ingin berlari dari kenyataan yang menyakitkannya, tetapi bayangan masa kecil yang kelam selalu menghantui pikiran gadis tersebut.
Dia gadis cupu yang selalu di tindas oleh teman-temannya karena kekurangan yang ada pada dirinya.
Tidak ada yang mengetahui keadaan gadis tersebut, dan siapa lagi yang mau mengingat gadis sepertinya, dia seperti ranting yang kering rapuh tertiup angin, sendiri dan kesepian meninggalkan semua yang dia sayangi menghilang dari orang-orang yang telah merundung Nya. hanya itu satu-satunya cara untuk melupakan rasa sakit itu.
lebih tepatnya dia melarikan diri dari kenyataan hidup.
seorang pramugari membangunkannya, selamat malam nona?
aah jam berapa sekarang? jelasnya sambil menutup mulut karena menguap.
jam 22:25 nona, silahkan, kata pramugari sambil menyodorkan sebuah nampan yang berisi makanan ringan.
mau minum apa nona? serunya kepada gadis tersebut.
aah bolehkah aku meminta secangkir kopi?
baiklah. ucap pramugari tersebut sambil memberi kode terhadap pramugari lain dengan tangannya..
bolehkah aku juga memintanya? tanya seorang pria yang duduk di sebelah kurasi gadis tersebut.
baiklah tuan, ucap pramugari itu.
gadis tersebut melirik pria di sebelahnya dan pria tersebut merundukan kepalanya.
hai' ucapnya sambil tersenyum manis menyapanya sambil menyodorkan tangannya so akrab kepada gadis tersebut.
ha-i..
namaku Nori ucap pria itu membuat Niken nama gadis itu, menjadi teringat masa lalunya dengan laki-laki tampan tetapi telah kejam mempermalukannya di hadapan teman-teman nya.
kelihatannya kamu bukan berasal dari negara kami? tanya pria tersebut membuyarkan lamunan gadis tersebut.
aah Iyah aku memang bukan berasal dari negari mu aku berasal dari negara A. ucapnya sambil membalas senyum pria tersebut semanis mungkin..
siapa namamu? tanya pria tersebut sambil masih memegang tangan Niken.
na-maku Niken. ucapnya sambil menarik tangan gugup. akhirnya mereka pun saling memperkenalkan diri mereka pria tersebut menanyakan tujuan gadis tersebut pergi kenegaranya.
.....Beberapa bulan sebelumnya...
seorang gadis yang penampilanya begitu norak dia berjalan dengan hati yang riang karena ingin menemui seseorang yang dia sukai, dia terus berlari menghampiri seorang pria tersebut yang sudah lama menunggunya di sebuah taman dekat sekolahanya.
hi' lambayannya tertuju kepada pria yang berdiri di ujung taman, pria itu membalasnya dengan senyuman yang heran dia bertanya-tanya dalam hati kenapa gadis itu mau menemuiku disini? pikirnya heran. pria itu memang baik ke setiap orang.
kebetulan hari itu adalah hari di mana gadis itu lulus dari sekolahnya, dan pria tersebut adalah orang yang bekerja di sebuah kantin sekolah itu.
nama pria itu adalah fathur biasa di panggil FATH oleh orang-orang.
fathur aku menyukaimu!! seiringan dengan napas yang mengap-mengap gadis itu setengah berteriak di hadapan fathur, tentu saja membuat di akaget setengah mati sambil menatap wanita di hadapannya dia tidak percaya dengan ucapan wanita itu.
Niken langsung tertunduk dia sendiri tidak percaya bahwa dia bisa mengungkapkan perasaannya dengan cara seperti itu sambil menutup mulutnya oleh kedua tangannya.
hahahhaha suara orang-orang tertawa dari balik tanaman sambil bertepuk tangan ke hadapannya. fathur benar apa yang aku bilang bukan gadis cupu nan bodoh ini menyukaimu"! ucap salah seorang gadis yang berada di balik tanaman tersebut, membuat wajah Fathur berubah memerah menahan marah dan malu atas perlakuan gadis dihadapannya.
benarkah kau menyukaiku ucap Fathur melangkah satu langkah mendekati Niken.
kalo begitu maukah kau tidur semalam denganku"! ucapan Fathur membuat Niken tidak percaya laki-laki yang selama ini terlihat baik di matanya bisa melontarkan kata-kata menjijikan seperti itu.
bersambung...
dengan hati yang marah Niken menatap pria di hadapannya, terdengar suara tepuk tangan sambil menghampiri gadis itu.
tentu saja bukan tepuk tangan biasa tetapi tepuk tangan untuk mempermalukannya.
"hei" apa kamu tidak mempunyai kaca" ucapnya sambil menuangkan air mineral botol yang di genggamnya di atas kepala Niken.
"kau ini menyukai Fathur" wajah jelekmu tidak pantas mencintai siapapun!" uacap gadis yang menuangkan air kekepalanya.
"Fathur dia pasti mau di ajak bermalam denganmu" ucap gadis lain lagi.
laki-laki bernama Fathur makin marah dengan kejadian tersebut dia merasa malu dengan Niken dia pun menghampiri Niken dan menatapnya dengan tajam, "ingatlah kata-kata ku ini wahai gadis aneh " jika kau tidak cantik setidaknya kamu harus pintar" dasar bodoh! "ucapnya sambil pergi menyenggol badan Niken dengan kasar, membuat Niken tersungkur jatuh di hadapan gadis yang menyirami air mineral tadi.
air mata Niken tak terasa keluar membasahi kacamata yang dia pakainya membuat dia beberapa kali mengusap, agar penglihatannya tidak kabur.
"hei!' ucap gadis-gadis di hadapannya mereka dengan kejam menuangkan minuman botol bergantian yang di pegang mereka di atas badan Niken yang terduduk itu.
"gadis cupu!" gadis aneh" ucapan mereka sambil menertawakan Niken yang lemas tidak bergerak sedikitpun dari tanah tersebut.
mereka dengan kejam menyirami, juga tidak cukup disitu, gadis gadis di hadapannya pun melempari dengan makanan snacks yang di pegangnya, salah satu dari mereka pun mengambil tanah kering, dan menaburkannya di atas kepala Niken, yang sudah basah kuyup dengan berbagai minuman jus dan air mineral di rambut dan kepalanya, setelah itupun mereka meninggalkan gadis malang tersebut di sana sendirina.
Niken terus menangis berdiri dengan tertatih mencoba berjalan dengan segenap kekuatannya, meninggalkan tempat itu.
sesampainya di rumah dia mendapati sekumpulan warga di depan rumahnya, ada beberapa petugas kepolisian juga di sana, terpasang garis line polisi disekeliling rumahnya, salah satu warga menghampiri dirinya " yang sabar yah nak" ucapnya sambil heran melihat tubuh Niken yang berantakan tidak karuan.
"ada apa bu Ajat? " tanya Niken kepada ibu tadi yang bernama Ajat.
"Ibu mu nak" ucapnya lirih membayangkan perasaan Niken.
Niken langsung berlari mencoba menerobos pintu rumahnya yang terdapat dua orang petugas kepolisian, dua orang petugas memegangi badan Niken '"ku mohon biarkan aku masuk!" ucap Niken sambil mencoba melihat kesekeliling dalam rumah, terlihat kantong mayat tergeletak di pojok rumahnya.
dia berlari berteriak mendekati kantong mayat tersebut, terlihat oleh Niken darah berceceran dimana-mana, ubin yang berwarna putih berubah merah dengan warna darah dari pergelangan seorang wanita yang tidak asing dimatanya, wanita itu tidak lain adalah ibunya.
"Ibu!"' teriaknya, dua orang petugas mencoba meraih badan Niken agar tidak menyentuh tubuh ibunya.
"berhenti nak!" ucapnya. .
Niken berhenti karena pegangan kedua petugas tersebut, salah satu polisi wanita itu memeluk badan Niken, mencoba menenangkan gadis tersebut.
polisi satunya menutup seleting kantong mayat tersebut.
Niken jatuh tersungkur tidak sadarkan diri di pelukan polisi wanita itu.
dia tidak bisa menahan duka di hadapannya.
bagai mana tidak ibu yang selama ini merawatnya dengan penuh kasih sayang tega meninggalkan nya sendirian di dunia ini, dia tidak mempunyai siapapun lagi sekarang ayahnya sudah lama meninggalkan dirinya, dari usia dia 5 tahun, ibunya seorang diri berjuang menghidupinya dengan segenap kemampuannya.
dunianya seakan hancur hari itu, dia tidak tau harus berbuat apa kedepannya.
bersambung...
satu hari setelah pemakaman ibunya, Niken mencoba membereskan keadaan rumah yang berantakan tidak karuan, terlebih bau anyir darah masih terasa sangat menyengat walau sudah di cuci berulang-ulang.
Niken membaca berulang-ulang surat yang di tulis ibunya, sebelum dia mengakhiri hidupnya.
pihak kepolisian memastikan bahwa ibunya mati bukan karena di bunuh melainkan mengakhiri hidupnya sendiri.
karena bukti kuat sepucuk surat tersebut, Niken tidak habis pikir, kenapa ibu sampai sebodoh itu! terlebih dia yang selalu mengatakan kepada dirinya bahwa dirinya harus menjadi wanita yang kuat dan mandiri.
deraian air mata sepertinya tidak henti-henti membasahi wajah gadis itu, dia tidak tau harus berbuat apa setelah kepergian ibunya.
hari berlalu satu bulan setelah kepergian ibunya, Niken membereskan barang-barang milik ibunya dia memasukannya ke dalam sebuah kotak, ingin menyimpannya untuk di lihat suatu sa'at nanti jika dia merindukan ibunya, sisanya yang tidak terpakai akan dia buangnya.
mata Niken tertuju kepada suatu benda di dalam lemari ibunya di bawah pakaian, dia melihat kotak kecil yang terdapat gembok kecil di luarnya.
tangan Niken meraih benda tersebut, dia mencoba menggoyangkan kotak kecil tersebut untuk mendengar isi apa yang ada di dalamnya.
terdengar suara "GREK! "GREK" di dalam kotak tersebut Niken penasaran dia mencoba mencari kunci gembok kecil itu.
"aah' "di mana ibu menyimpan kunci nya bu" gumam Niken.
lagi sedang serius mencari kunci tersebut, suara seseorang di balik pintu rumahnya mengagetkan Niken.
"TOk Tok"
"permisi"
Niken bergegas berjalan kearah pintu.
"jegrek"
pintu dibukanya, terlihat satu orang pria di hadapannya dengan badan tinggi kekar berjaket kulit hitam menatapnya dengan tajam.
"hallo nona"
ucapnya dengan suara yang berat.
"i-yaah" Niken menjawab terbata.
"mohon anda segera mengosongkan tempat ini nona!" karena rumah ini sudah di sita oleh pihak bank" tidak banyak basa-basi pria tersebut mengusir Niken untuk segera mengosongkan rumahnya, tentu saja membuat Niken syock, dia tidak percaya yang dia dengarnya dan dia harus pergi kemana sekarang, hanya itu lah tempat satu-satunya yang bisa dia tinggali.
"jika anda tidak mengosongkan rumah ini dalam waktu 1 hari! terpaksa kami akan mengusir anda nona" ucapannya tidak main-main.
Niken tidak bisa berbuat apa-apa selain mengiyakan pria di hadapannya.
"baa-aik tuan"
pria tersebut pun meninggalkan Niken dengan acuh.
Niken berdiri lama di depan pintu tatapan kosong terlihat di matanya.
sekarang dia tidak tau harus kemana, hatinya benar-benar pedih terlebih dia tidak mempunyai satu temanpun di kampungnya, karena semua teman sekolahnya tidak ada yang menyukai dia karena kekurangan yang dia miliki.
Niken terus berpikir akan kemana saat dia keluar dari rumah, sekarang hidupnya tidak ada tujuan, teringat ucapan pria tadi dia yang harus segera mengosongkan rumahnya besok, Niken beranjak meraih sebuah koper kecil dan mulai memasukan barang-barang seperlunya, dia menatap ke sekeliling ruangan tersebut terbayang masa kecil bersama ibunya yang selalu merawatnya dengan penuh kasih sayang, air matanya mulai berjatuhan kembali.
pedih, terluka, kesepian yang sekarang ia rasakan. tidak menyangka ibunya akan pergi secepat itu.
haripun mulai gelap dia teringat akan sebuah kotak yang di temukan tadi siang, diapun berjalan menuju kamar ibunya berusaha untuk menemukan kotak kecil tadi.
dengan cepat ia meraih kotak tersebut mencari benda lain untuk membuka gembok kecil yang ada dalam kotak kecil milik ibunya itu.
dia terus mencari kunci gembok di dalam lemari di sela-sela baju ibunya. cukup lama dia masih belum menemukan kuncinya sampai akhirnya dia merasa kelelahan dan tertidur di sebuah kursi lapuk di kamar ibunya.
Lagi-lagi suara ketukan pintu membangunkannya terlihat hari sudah mulai terang, sinar sang surya sudah mulai menyinari alam semesta.
"uuuhhh pegal sekali" gumamnya sambil menarik kedua tangannya ke atas, menggeliat membuang rasa pegal di punggungnya.
"permisi"
suara seorang wanita berteriak di depan pintu rumahnya.
"Nike"apa kau di dalam' tanyanya dari balik pintu.
"iyah sebentar" setengah berlari Niken menghampiri suara tersebut di balik pintu.
bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!