Faraz Shehzad Shaikh seorang Putra pengusaha terkenal asal Indonesia yang berprofesi sebagai Model remaja di Negara tetangga yakni Malaysia baru turun dari pesawat nya.
Faraz membuka kaca mata hitam nya dan tersenyum melihat gadis cantik yang menjemputnya di bandara.
Gadis cantik itu tersenyum melambaikan tangan kepada Faraz.
Faraz langsung bergegas menghampiri gadis itu.
"Sayaaang.... Aku sangat merindukanmu," Faraz langsung memeluknya dengan erat.
Ya, Gadis itu adalah Kavita kekasih Faraz yang telah di pacarinya sejak Empat tahun lamanya.
"Terimakasih telah menyambutku, Aku sangat bahagia" Faraz kembali memeluk Kavita dengan erat.
Kavita tersenyum membalas pelukan Faraz.
"Baiklah sayang, Aku masih ingin bersamamu jadi mari kita jalan-jalan dulu." ujar Faraz.
"Apa kamu tidak merasa lelah? Kamu baru saja pulang?" tanya Kavita.
"Rasa lelahku hilang setelah Melihat mu." ucap Faraz sembari menangkup wajah Kavita.
Kavita tersenyum mendengar itu.
"Baiklah kita pergi sekarang?" ucap Faraz.
Kavita mengangguk setuju,
Dan akhirnya Mereka pun berjalan-jalan di ke pusat pembelanjaan di dekat bandara.
"Kavita ambil apapun yg kamu ingin kan." ucap Faraz.
"Benarkah?" tanya Kavita senang.
"Tentu, jangankan seisi Mall ini bahkan seisi dunia akan ku berikan jika kamu memintanya." ujar Faraz tersenyum.
"Kamu benar-benar pandai merayu," ucap Kavita.
Faraz tersenyum dan ingin memeluk Kavita.
"Faraz ini di depan umum." ucap Kavita menahan tubuh Faraz.
Faraz tersenyum mengurungkan niatnya.
Kavita pun mulai berbelanja dengan mengambil banyak pakaian, sepatu tas dan aksesoris dari brand ternama.
Faraz hanya tersenyum mengikuti Kavita dibelakang nya.
Kavita berhenti di depan Counter ponsel.
"Faraz... Itu bagus sekali." sambil menunjuk ponsel keluaran terbaru.
"Apa kamu menginginkannya?" tanya Faraz.
Kavita mengangguk dengan wajah penuh harap.
"Kalau begitu ambillah." ucap Faraz.
"Tapi itu mahal sekali."
"Tidak masalah sayang, kan tadi Aku sudah bilang apapun yang Kau inginkan akan ku berikan untukmu."
Kavita tersenyum dan mengambil ponselnya, setelah selesai membayar mereka pun meninggalkan Counter tersebut.
"Baiklah Tuan putri, Apa masih ada yg kamu butuhkan?"
"Aku lapar sekali," ucap Kavita memegangi perutnya.
"Aduh kasian, laper ya?" Faraz mencubit pipi Kavita dengan gemas.
Kavita bergelayut manja di lengan Faraz.
"Baiklah kita pergi makan."
Mereka pun meninggalkan Mall dan menyruh supirnya pulang menggunakan taksi karna Faraz ingin membawa mobilnya sendiri.
"Ayo sayang, masuklah." Faraz membukakan pintu mobil untuknya.
Kavita pun mengangguk dan mereka masuk kedalam mobil.
Setelah menghabiskan waktu dengan jalan-jalan dan di akhiri dengan makan malam mereka pun pulang ke rumah.
Faraz turun dari mobil dan membawa semua barang belanjaan Kavita.
Sebenarnya apa yg kamu beli sayang, Ini banyak sekali,"
"Tadi kamu mengatakan Aku boleh mengambil apapun tapi sekarang kamu mengeluh,
Apa kamu tidak ikhlas memberiku semua ini?"
"Aku sangat ikhlas sayang, Aku hanya bercanda," ucap Faraz tersenyum.
"Apa ibumu tidak ada dirumah?"
"Sepertinya Tidak." jawab Kavita.
"Kemana ibumu pergi?" Faraz langsung menarik pinggang Kavita kepelukannya.
"A... Aa... Aku tiidak tau..." ucap Kavita yg menjadi gugup.
"Kenapa kamu jadi gugup seperti itu?" Faraz mempererat pelukannya hingga wajah mereka menjadi sangat dekat.
"Faraz nanti ibu ku datang."
"Kamu jangan banyak Alasan sayang, Kita bertemu hanya 2th sekali jadi Aku tidak ingin mendengar Alasan apapun darimu,"
Kavita tersenyum tipis sembari mengalihkan wajahnya.
Faraz menangkup wajah Kavita dan ingin menciumnya namun Kavita menghentikan Faraz dengan menempelkan jari telunjuknya di bibir Faraz.
Faraz tersenyum dan menyingkirkan jari Kavita.
"Kenapa kamu menghentikan ku?" tanya Faraz.
"Kita belum menikah Faraz."
"Tapi kita akan segera Menikah."
"Tapi masih dua tahun lagi, itu masih sangat lama." ujar Kavita.
"Bersabarlah sayang, setelah Aku menyelesaikan masa kontrak ku, kita akan langsung Menikah."
Kavita terdiam mendengar ucapan Faraz.
Faraz kembali ingin menciumnya namun Kavita kembali memalingkan Wajahnya.
"Kavita kumohon kali ini saja, besok Aku sudah harus berangkat lagi," bujuk Faraz.
Kavita pun mengangguk pasrah.
Faraz yang sudah mendapat lampu hijau langsung mencium Kavita beberapa kali.
"Aku akan sangat merindukanmu sayang..." ucap Faraz yang langsung memeluknya dengan erat.
"Ya aku juga." ucap Kavita singkat.
"Ini pertemuan kita yang terakhir kamu jadi kekasihku, setelah Aku menyelesaikan pekerjaanku, Aku akan langsung nenikahimu, jadi bersiaplah,"
Kavita tersenyum dan menganggukan kepalanya.
"Baiklah Aku pulang dulu, Aku tunggu besok di bandara, jadi sekarang kamu tidurlah."
Kavita mengangguk.
"Selamat malam sayang, besok Jangan sampai terlambat."
ucap Faraz sambil melambaikan tangannya.
*****
Pagi Hari.
Faraz sudah siap berangkat dengan ransel di punggungnya.
"Ayah ibu... Aku akan berangkat sekarang."
"Semalam kamu pulang sangat larut, sekarang pagi-pagi sekali sudah mau berangkat lagi, Kenapa cuma pulang sehari, Ibu kan masih sangat merindukanmu."
"Aku masih banyak pekerjaan Ibu, Aku hanya di beri izin dua hari pulang pergi." jelas Faraz.
"Baiklah kalau hati-hati dijalan Sayang, jangan lupa begitu sampai Malaysia kamu harus menelfon ibu."
"Baiklah, Ibu jangan Khawatir."
"Ayaah," Faraz memeluk Ayahnya.
"Sekarang Kau boleh menekuni cita-cita mu, Tapi suatu hari nanti, Kau harus menjadi pengusaha untuk meneruskan bisnis Ayah."
"Jangan berharap banyak padaku Ayah," ucap Faraz tertawa.
"Kau harus mempertimbangkannya, Karena hanya Kau penerus Ayah."
"Baiklah, Jangan bahas itu sekarang, Karena Aku harus segera berangkat." ucap Faraz lalu menaiki mobilnya.
Faraz tersenyum dan melambaikan tangan pada Ayah dan ibunya.
*****
Faraz telah sampai kebandara,
Ia melihat kesana-kemari mencari keberadaan Kavita,
"Kenapa Kavita belum juga datang? Ini sudah siang,"
Faraz mengambil ponselnya untuk menelfon Kavita.
"Kavita tidak mengangkatnya, Kemana Dia?" Faraz semakin resah di buatnya.
Sementara terdengar pengumuman agar semua penumpang memasuki pesawat.
"Kavitaaaaa.... dimana kamu.... Aku tidak bisa pergi tanpa melihatmu wajah mu."
Faraz terus resah melihat pintu masuk menunggu Kavita.
Sementara pengumuman kembali terdengar agar semua penumpang memasuki pesawat.
"Tuan kenapa anda terlihat bingung? Semua orang telah memasuki pesawat, siapa yg Anda tunggu cepatlah naik." ucap salah satu petugas bandara.
Faraz dengan berat hati melangkahkan kakinya, namun baru dua langkah Faraz kembali menghentikan langkah kakinya karena mendengar suara Kavita memanggilnya.
Faraz langsung menoleh ke belakang dan tersenyum bahagia begitu melihat Kavita berlari ke arahnya.
Faraz pun kembali keluar dan berlari memeluk Kavita.
"Aku pikir kamu tidak akan datang." ucap Faraz.
"Maafkan Aku.. Aku terjebak macet.' ucap Kavita.
"Baiklah... Sekarang dengarkan Aku, ini perpisahan kita yang terakhir, setelah dua tahun beralu kita akan menikah dan kita akan bersama selamanya."
ucap Faraz sambil mencium kening Kavita.
Kavita tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
Terdengar nama Faraz Shehzad Shaikh di siarkan agar segera memasuki pesawat nya.
"Baiklah sayang, Aku sudah dipanggil, Kamu jaga diri baik-baik dan jangan lupa angkat telfon ku setiap hari." ucap Faraz sambil mengecup kening Kavita dan langsung berlari meninggalkannya.
Kavita melambaikan tangan ke faraz sampai faraz tak terlihat lagi.
Bersambung.....
Faraz telah tiba di Malaysia.
Ia langsung mengambil ponselnya dan menelfon Kavita,
Tapi Kavita tidak mengangkatnya,
"Kemana Kavita? kenapa dia selalu tidak mengangkat ponselku?" gumam Faraz.
"Baiklah Aku akan menelfon Ibu dulu..."
Faraz pun menelfon ibunya .
Setelah selesai menelfon ibunya Faraz kembali menelfon Kavita.
"Akhirnya kamu mengangkat ponselmu." ucap Faraz begitu Kavita mengangkat ponselnya.
"Kamu kemana saja, Aku menelfon mu sejak tadi." ucap Faraz.
"Aku habis berjalan-jalan di luar." ucap Kavita.
"Ya sudah tidak apa-apa, Aku hanya ingin mendengar suaramu." ucap Faraz tersenyum.
Merekapun merbincang hingga mereka tertidur.
*****
Pagi Hari.
Kavita sedang merasa sedih karna habis mendapat teguran karna Kavita belum membayar kuliahnya, Kavita bingung apa yang harus ia lakukan.
Di tengah kebingungannya Faraz menelfonnya.
"Selamat pagi Sayang." sapa Faraz menyapa Kavita dengan mesra.
Kavita masih diam saja.
"Ada apa sayang? Kenapa diam saja?" tanya Faraz khawatir
"Tidak Faraz aku hanya sedang bingung,"
"Bingung kenapa? Katakan padaku?"
"Faraz Aku belum membayar kuliahku selama 3 semester, Aku tidak tau apa yg harus ku lakukan,"
"Astaga," Faraz menepuk keningnya.
"Kenapa kamu tidak mengingatkanku?
Aku terlalu sibuk sampai lupa harus membayar kuliahmu."
"Aku merasa tidak enak Faraz, selama ini kamu sudah banyak mengeluarkan biaya untuk ku,"
"Sayang... Aku sudah pernah bilang Aku yg akan membiayai kuliahmu, jd jika Aku lupa tidak apa-apa jika kamu menginginkan ku,"
"Tapi Faraz...."
"Aku tidak mau mendengar apapun, Sekarang kamu tenang dan Aku akan melunasi semua biyaya kuliahmu, Apa kau mendengarku?"
"Ya aku mendengarnya." ucap Kavita
Sekarang kamu tersenyum dan kirim fotomu sekarang."
"Untuk apa?" tanya Kavita bingung.
"Untuk apa lagi? Aku ingin melihat mu tersenyum."
Kavita tersenyum dan mengambil fotonya, kemudian mengirimkannya pada Faraz.
Faraz menerima foto Kavita yg sedang tersenyum,
Faraz tersenyum melihatnya,
Kemudian Faraz menyambung kembali telfonnya,
"Tetaplah seperti ini sayangku, Aku mencintaimu." ucap Faraz.
"Aku juga mencintaimu." ucap Kavita tersenyum dan mengakhiri telfonnya.
*****
Keesokkan harinya.
Faraz pergi ke studio pemotretan, semua rekan tersenyum menyapa Faraz, Faraz tersenyum menganggukan kepala kemudian masuk ke ruangannya,
Faraz duduk dan tersenyum melihat foto Kavita di ponselnya.
"Kamulah semangatku, Tidak tau bagaimana rasanya jika Kau tidak hadir dalam hidupku." ucap Faraz terseyum mengusap foto itu.
tok... tok... tok...
"Ya," ucap Faraz.
"Sebentar lagi pemotretan, Segera bersiap." ucap rekan kerja Faraz.
"Ya baiklah." ucap Faraz kembali meletakan foto Kavita di mejanya.
Hari demi hari telah berlalu tak terasa 2 tahun akan segera berlalu.
Faraz sudah berkemas untuk kembali ke Indonesia.
Faraz tersenyum saat melihat bingkai foto Kavita,
"Sayang bersiaplah... Karena Aku akan segera mempersuntingmu." ucap Faraz melihat foto Kavita dan memasukannya ke kopernya.
Kemudian Faraz mengambil ponselnya dan menelfon Ibunya,
"Hallo ibu.. Aku akan pulang besok, jadi segera mulai persiapannya." ucap Faraz bahagia
"Baiklah nak, Ibu akan menyiapkan semuanya." ucap Ibu tak kalah bahagianya.
"Siapkan semuanya dengan meriah Ibu, karena Aku ingin pernikahanku menjadi pernikahan yg yg paling meriah dan tidak terlupakan seumur hidupku."
"Tentu Sayang, Kamu putra kami satu-satunya jadi kami akan menyiapkan yg terbaik untukmu."
"Baiklah Ibu,Terimakasih Aku akan kembali berkemas."
Telfon pun berakhir.
Faraz merasa sangat bahagia karena sebentar lagi Ia akan segera meminang Pujaan hatinya yang sejak remaja telah mencuri hatinya.
Tak henti-hentinya Ia mengukir senyum karena penantiannya selama enam tahun akan segera berakhir.
Bersambung...
Faraz telah tiba di bandar udara internasional Kuala lumpur.
Cukup lama Faraz menunggu hingga akhirnya pesawat lepas landas.
Sepanjang penerbangan Faraz terus tersenyum menatap foto Kavita di dompetnya.
"Aku benar-benar sudah tidak sabar lg ingin segera bertemu dengan mu" ucap Faraz sambil mengusap-usap foto Kavita.
Kemudian Faraz mengambil kotak cincin di saku jaketnya dan menatapnya dengan senyum bahagia.
"Dan lihatlah ini, Aku telah membawa hadiah spesial untukmu.." ucap Faraz sambil membuka kotak cincin tersebut.
Tidak terasa pesawat mendarat di Jakarta.
Faraz turun dengan senyum bahagia sambil terus memandangi cincin di tangannya.
Senyum Faraz terhenti ketika ia bertabrakan dengan seorang gadis, sehingga cincin di tangannya terjatuh entah kemana.
"Cincin ku..." ucap Faraz panik.
"Mm-Maafkan Aku Tuan, Maafkan Aku," ucap gadis itu melipat kedua tangannya.
"Apa Kau tidak punya mata!" herdik Faraz.
"Maaf Tuan tapi Tuan yg berjalan tanpa melihat" ucap gadis itu.
"Berrraninya kau!" dengan kesal Faraz menunjuk wajah gadis itu.
Gadis itupun menundukkan kepalanya dengan takut.
"Sekarang cari cincin itu sampai ketemu," tegas Faraz.
Gadis itupun mencari-cari dimana cincinya terjatuh.
Faraz ikut mencari kesana kemari tapi tidak juga menemukannya,
"Kemana cincin itu," ucap Faraz sefih.
Faraz kembali mendekati gadis itu.
"Apa kau sudah menemukan nya?"
"Belum Tuan"
"Cepat cari sampai ketemu, karna cincin itu sangat berharga bagiku."
"Tapi Aku tidak bisa menemukannya dan lagi pula ini bukan kesalahan ku," ucap gadis itu mulai merasa kesal.
"Kamu sudah salah masih berani mengangkat kepalamu?" Faraz kembali menunjuk wajah gadis itu.
"Anda yg salah tapi Anda yang marah-marah padaku, sungguh luar biasa Tuan Muda yg terhormat," balas gadis itu dengan menyingkirkan jari Faraz dari wajahnya.
"Dan lagi pula sepertinya Anda cukup banyak uang untuk membeli banyak cincin, tapi kenapa Anda meributkan hal sekecil ini?" sambung gadis itu.
"Ya! Kau benar, bahkan Aku bisa membeli cincin beserta tokonya, tapi asal kamu tau, cincin itu sangat special untukku, Aku memesannya secara khusus dari Malaysia, jadi Aku tidak bisa menemukan cincin seperti itu disini, apa lagi dalam waktu yang singkat, apa Kau faham itu?"
Gadis itu terdiam dan memalingkan wajahnya.
"Itu adalah cin...." belum selesai Faraz bicara tiba-tiba ponselnya berdering.
Faraz mengangkat ponselnya sembari menatap gadis itu dengan kesal.
"Hallo..." ucap Faraz menahan kekesalannya.
"Ada apa? Kenapa suaramu terdengar sedang kesal?"
Faraz terkejut dan melihat layar ponselnya dan ternyata Kavita yg menelfon dirinya.
"Ee... Sayang maafkan Aku, Aku sedang merasa sangat kesal,"
"Ada apa? Apa terjadi sesuatu?"
"Nanti kita bicara dirumah, sebentar lagi Aku sampai."
"Jadi kamu sudah tiba di Jakarta?"
"Ya, Aku sudah di bandara, tunggulah, Aku akan segera menemui mu,"
"Baiklah Faraz, Aku tunggu."
"Bye," Faraz menutup ponselnya.
Faraz melihat gadis itu yg masih berdiri menatap Faraz.
"Hari ini aku benar-benar sial karna bertemu dengan gadis sepertimu," ucap Faraz lalu pergi meninggalkan gadis itu.
"Aliaaa........" terdengar seseorang memanggil nama Alia.
Gadis itu menoleh ke belakang.
"Alia sedang apa disini semua pengunjung telah mengantri untuk memesan makanan," ucap meneger restoran yang terletak di dalam bandara tersebut.
"Maaf Pak tadi ada sedikit masalah, Aku akan segera melanjutkan pekerjaan ku."
"Baiklah lanjutan pekerjaan mu," tegaas meneger.
Alia mengangguk dan kembali melayani pengunjung.
*****
Faraz telah sampai kerumahnya.
Terlihat banyak orang yang sedang lalu lalang dirumah besarnya untuk mempersiapkan pernikahannya.
Faraz pun melangkah masuk kedalam,
Ibu yang melihat Faraz datang langsung berlari memeluknya.
"Faraz... Kamu sudah datang." ucap Ibu bahagia.
"Ya Ibu," ucap Faraz singkat.
"Faraaaaz..." Ayah juga langsung memeluk putra semata wayangnya.
"Bagaimana kabarmu nak?" tanya Ayah.
"Aku baik Ayah, bagaimana kabar Ayah dan Ibu?"
"Ayah dan Ibu juga baik," ucap Ayah tersenyum.
"Baiklah Ayah, Ibu, Aku pergi ke kamarku dulu,"
Ayah dan Ibu mengangguk dan mempersilahkannya.
Faraz langsung membuka jaketnya dan membuangnya dengan kesal.
Faraz kembali merasa kesal mengingat saat ia kehilangan cincinya.
"Gadis itu benar-benar pembawa sial," Faraz mengepalkan tangannya dengan kesal.
Faraz kembali keluar dari kamarnya.
"Faraz mau kemana?" tanya ibu.
"Aku akan menemui Kavita." ucap Faraz terus melangkah pergi.
"Kamu baru saja sampai kenapa tidak istirahat dulu?" pekik Ibu.
"Tidak Ibu... Aku tidak ingin Kavita menungguku terlalu lama." ucap Faraz dengan suara yang semakin jauh.
Ibu hanya bisa menggelengkan kepalanya.
*****
Rumah Kavita yang hanya bersebelahan dengan Rumah di depan Rumah Faraz, membuat Faraz hanya perlu berjalan beberapa langkah dari rumahnya.
Faraz mengetuk pintu rumah Kavita,
Dan tidak lama kemudian Kavita membukakan pintu untuk Faraz.
"Sayang.." Faraz langsung memeluk Kavita.
"Aku sangat merindukanmu," ucap Faraz mempererat pelukannya.
"Masuk lah Faraz jangan didepan pintu seperti ini" ucap Kavita.
Faraz pun melepaskan pelukannya dan masuk kedalam.
"Duduklah Aku akan membuatkan mu minum." belum sempat Kavita melangkah Faraz menarik tangan Kavita hingga membuatnya terduduk disisinya.
Tetaplah disini, Aku tidak ingin minum apapun,"
"Ttt... Tapi Faraz."
"Aku hanya ingin bersamamu," sambung Faraz lagi.
Kavita tersenyum gugup di buatnya.
Faraz mencium punggung tangan Kavita dengan lembut.
"Akhirnya penantian kita selama enam tahun akan segera berakhir." ucap Faraz tersenyum bahagia.
Bersambung...
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!