NovelToon NovelToon

Kawin Gantung Dengan Ketos

Pronolog

Cerita ini tidak ada setingan tahun dan kota tertentu. Jadi semuanya murni kehaluan othor. Jadi jangan coba di tanyakan "Emang ada? Di mana?" Jelas nggak akan ada jawabannya ok. Langsung aja cuzz ☺.

*

*

*

Kehidupan seorang gadis harus berubah ketika sang papa memutuskan untuk menikah lagi. Ia adalah Jessyca yang biasa di panggil Jessy.

Papa nya berharap saat ia menikah, putri semata wayangnya itu akan mendapatkan kasih sayang yang utuh dari kedua orang tua.

Semenjak mama nya meninggal, Jessy lebih sering menghabiskan waktunya hanya bersama Bibi pekerja di rumah.

Karena papa nya yang terlalu sibuk dengan urusan kantornya.

Tapi sedikitpun Jessy tidak pernah protes akan hal itu. Ia sadar papa nya bekerja juga untuk menghidupinya agar mendapatkan kehidupan yang layak.

Tapi setelah papa nya itu menikah lagi dengan pilihannya, bukan bahagia yang di dapatkan Jessy. Justru ia dan papa nya semakin jauh.

Hingga lama-lama keadaan membuat Jessy yang tadinya gadis ceria dan penurut, sekarang menjadi gadis yang liar.

Jessy semakin lama hatinya seperti mati rasa, merasakan hidup yang seolah tidak pernah berpihak padanya.

Karena kenakalannya, ia harus sering berpindah sekolah. Entah sudah yang ke berapa kalinya.

Hingga guru BK, adalah guru yang paling sering dijumpainya. Dan merasakan berbagai hukuman atas kesalahannya.

Suatu saat ia harus berhadapan dengan siswa yang selalu saja memberi hukuman karena ulahnya. Tapi bukan Jessy namanya jika jera hanya karena hukuman.

Setiap hari bertemu dengannya, justru membuat Jessy semakin muak dengannya.

"Semakin lama gue ngeliat lo, maka semakin gue benci." Ucap Jessy.

"Semakin lo benci, maka akan gue rubah rasa benci itu menjadi cinta." Balas siswa itu.

Dan Jessy hanya menganggapnya sebagai angin lalu.

Mungkin Jessy tidak pernah tau jarak antara benci dan cinta hanya setipis kertas.

...----------------...

Siang menjelang sore itu, Jessy memutuskan untuk pergi ke pantai.

Duduk di pasir pantai menikmati hangatnya sinar matahari yang tak sepanas tadi siang. Matanya menerawang jauh, dengan surat dari sekolah yang lagi-lagi harus ia dapatkan.

Meskipun di ujung bibirnya sedikit membiru, tapi tetap tidak mengurangi kecantikannya.

Ia teringat beberapa saat lalu waktu di sekolah.

"Jessy, Ibu sudah tidak tau harus bagaimana lagi menghadapi kamu." Keluh guru BK dengan memijat pangkal hidungnya. Berhadapan dengan muridnya yang satu itu selalu membuatnya pusing.

"Kamu tahu? Siswa itu sekarang masuk rumah sakit gara-gara kamu." Guru BK yang bernama Bu Lastri itu menghembuskan nafasnya kasar.

Pasalnya Jessy beberapa saat lalu berkelahi dengan seorang siswa, dan menyebabkan siswa itu masuk rumah sakit. Meskipun Jessy juga mendapatkan luka lebam di bibirnya.

"Apa kamu ada pembelaan?" tanya Bu Lastri.

"Tidak." jawab cepat Jessy.

Untuk apa Jessy memberikan penjelasan jika ujung-ujungnya tidak ada yang akan mempercayainya.

Padahal perkelahian terjadi itu karena siswa itu yang mengajak Jessy untuk bertemu di rooftop.

Siswa itu berniat mengutarakan isi hatinya pada Jessy, tapi sayang perasaanya harus bertepuk sebelah tangan.

Karena tidak terima ia di tolak Jessy ia nekat untuk menci*m Jessy. Tapi sebelum itu terjadi, Jessy sudah dulu memberinya bogem mentah. Hingga kemudian perkelahian pun terjadi.

Bu Lastri hanya menggelengkan kepala melihat siswi di depannya ini yang tidak memperlihatkan wajah takutnya. "Ya sudah, ini berikan kepada orang tua kamu." Dengan memberikan surat panggilan.

Jessy langsung mengambilnya dan beranjak dari sana, tapi sebelum benar-benar keluar ia menoleh kepada Bu Lastri. "Sebaiknya di rooftop di pasang CCTV," ucapnya kemudian pergi dari sana.

Itulah sebabnya Jessy tidak melakukan pembelaan, karena tidak ada bukti. Dan seperti sebelum-sebelumnya tidak ada yang mempercayainya.

Dan sekarang ia hanya tersenyum miring melihat surat itu di tangannya. "Pasti akan drama lagi," gumamnya.

......................

...Nah ini kisah tentang Mommy Jessy juga Papa Nathan. Dan mungkin ada pemain tambahan baru yang tidak muncul di DENDAM KU BERUBAH JADI CINTA SERING WAKTU. Jangan lupa vote, like dan komentarnya. Kalau di kasih hadiah, othor juga sangat berterima kasih 😁....

Di Keluarkan Dari Sekolah

Saat matahari benar-benar akan tenggelam, Jessy baru sampai di rumah. Setelah tadi sejenak ia menenangkan diri di pantai.

Yamaha YZF-R1M Jessy parkir begitu saja di halaman rumah. Ia segera masuk untuk menuju kamarnya.

Tapi langkahnya berhenti begitu saja ketika suara bariton papa nya mengintrupsi nya. "Dari mana saja kamu? Jam segini baru pulang!"

Terlihat Danu papa nya yang duduk di sofa ruang tamu.

"Sekolah," jawab Jessy singkat dan datar.

"Apa kamu pikir Papa tidak pernah sekolah? Hingga tidak tau jam pulang sekolah." Danu yang tidak mempercayai ucapan putrinya.

"Pah, sudah. Jessy baru pulang sekolah, biarkan dia istirahat dulu." Mira sang Ibu sambung yang datang dari dapur dengan membawa secangkir teh hangat untuk suaminya.

Mira kemudian meletakkan cangkir yang berisi teh di atas meja kemudian duduk di samping Danu. Menggenggam tangan Danu. "Mungkin Jessy ada jam tambahan mata pelajaran," Mira yang mencoba untuk menenangkan.

Pak Danu menghembuskan nafasnya kasar. "Kamu selalu saja membelah nya," yang di tanggapi Mira hanya dengan senyuman.

Baru saja Danu sedikit melunak, tapi Jessy sudah memberikan amplop putih dengan logo sekolahnya yang ia ambil dari dalam tas.

"Apa ini?" Tanya Danu dengan menerimanya.

"Surat Cinta," jawab Jessy kemudian berlalu dari sana.

Sedangkan Mira sedikit cemas saat Danu mulai membaca surat itu. Karena ia tau isi dari surat itu.

Selama ini memang Mira lah yang sering datang ke sekolah memenuhi panggilan.

Mata Danu membulat saat membaca surat itu, dimana di sana bertuliskan bahwa ia di panggil pihak sekolah karena Jessy berkelahi.

"Ya ampun, sampai kapan anak itu begini terus." Danu yang memijat pangkal hidungnya karena tiba-tiba merasa pening.

Sedangkan di dalam kamar, Jessy sudah mengguyur tubuhnya dengan air yang mengalir dari shower.

Berharap air dingin bisa juga mendinginkan pikiran nya, bukan hanya mendinginkan tubuh nya.

"AS*!!" Umpat Jessy sembari memejamkan matanya.

Iya begitulah saat amarah mendera nya. Logat jawa akan keluar begitu saja. Mulai dari nama hewan dan kawan-kawan nya.

Setelah ia membersihkan diri, Jessy langsung merebahkan tubuhnya. Tidak berniat untuk mengikuti makan malam.

Karena saat berkumpul dengan keluarga lah hal yang paling ia benci, di saat papa nya memulai membanding-bandingkan dengan saudara tirinya yang kebetulan seumuran dengan nya.

*

*

Pagi hari, Jessy sudah berada di ruang kepala sekolah. Di sana terlihat Papa Danu, Mama Mira, Kepala sekolah, Bu Lastri, siswa yang terlibat perkelahian dengan Jessy dan juga keluarganya.

"Ehem, maaf saya harus memanggil anda kemari. Karena ada yang harus di selesaikan mengenai perkelahian anak-anak," Pak kepala sekolah yang memulai pembicaraan.

"Begini Pak Danu, putri anda terlibat perkelahian dengan salah satu siswa. Dan menyebabkan siswa itu masuk rumah sakit kemarin, karena harus mendapat perawatan." Pak kepala sekolah yang menjelaskan duduk perkaranya sambil melirik ke arah siswa yang wajahnya di penuhi oleh lebam.

Pak Danu menggeram mendengar penjelasan itu, apa lagi melihat raut wajah Jessy yang masih santai.

"Saya atas nama putri saya, meminta maaf pak--"

"Tidak bisa," sela Ibu dari siswa itu. "Anak anda sudah membuat anak saya babak belur, saya tidak terima jika dia tidak di keluarkan dari sekolah." Tegasnya.

"Ceh." Jessy hanya berdecih dan tersenyum miring mendengar itu.

"Jessy," geram Danu.

"Pah," Mama Mira yang mencoba menenangkan suaminya.

"Ehem, maaf Bu. Kami tidak bisa mengambil keputusan sepihak, karena harus mendengarkan penjelasan dari kedua pihak." Sela Bu Lastri.

Bu Lastri kemudian menoleh ke arah Jessy. "Jessy kamu bisa menjelaskan sebenarnya apa yang terjadi."

Jessy lagi-lagi hanya tersenyum. "Apa dengan saya menjelaskan, akan ada yang percaya dengan ucapan saya?"

Karena seperti sebelum-sebelumnya, tidak akan ada yang mempercayainya. Apalagi dengan menyandang predikat murid badung.

"Lihat saja, dia tidak punya sopan santun." Ibu siswa itu mencibir.

Beberapa saat kemudian, dengan berat hati pihak sekolah akhirnya memutuskan untuk mengeluarkan Jessy dari sekolah. Padahal sebenarnya Jessy adalah salah satu siswi pintar.

Kalau bukan karena Jessy yang sudah beberapa kali terlibat perkelahian, mungkin saja Jessy hanya akan mendapat skorsing.

Setelah mendengar keputusan akhir yang tidak menguntungkan Jessy, ia beranjak begitu saja dari ruang kepala sekolah. Meninggalkan kedua orang tuanya begitu saja.

Berita tentang di keluarkannya Jessy tentu bisa di tebak oleh semua murid.

Saat Jessy berjalan menuju parkiran, tidak sedikit murid yang membicarakan nya.

"Sayang sekali, primadona kita harus keluar."

"Iya, padahal cuma dia yang bening di sekolah ini."

Tentu saja itu semua hanya keluar dari mulut para siswa. Berbeda lagi dengan para siswi yang justru senang dengan di keluarkan nya Jessy, yang otomatis mengurangi saingan mereka untuk mendapatkan perhatian dari siswa lain nya.

Dengan mengendarai motor kesayangan nya, Jessy pergi meninggalkan sekolah. Membelah jalanan yang lumayan sepi karena masih belum memasuki jam istirahat sekolah dan pekerja kantor.

Jessy melajukan motornya hanya mengikuti jalan. Entah akan kemana tujuan nya, karena dia sendiri juga tidak tau.

Hingga akhirnya ia sampai pada jalan yang cukup sepi tapi menyejukkan karena di sepanjang samping jalan di tumbuhi pohon besar.

Jessy memutuskan untuk berhenti di salah satu warung. Dan kebetulan warung itu cukup ramai pembeli.

"Bu, teh hangat satu." Pesan Jessy kepada penjaga warung seraya duduk di bangku panjang yang terbuat dari kuyu.

"Iya, Neng."

Di saat Jessy menunggu minuman nya, tak jarang mata dari pengunjung mencuri curi pandang ke arahnya. Apalagi kaum Adam.

Siapa yang tidak suka dengan pesona Jessy. Gadis cantik blesteran, tinggi dan putih. Apalagi retina biru yang ia miliki. Sempurna.

"Silahkan, Neng." Ibu warung memberikan pesanan Jessy.

"Terima kasih."

Teh hangat itu sedikit demi sedikit sudah mulai Jessy minum, dengan udara sejuk cukup cocok untuk di nikmati.

Jessy mengedarkan pandangan nya, ternyata ia baru sadar kalau rata-rata pembelinya seumuran dengan nya. Mungkin tempat yang ia singgahi saat ini dekat dengan wisata atau sejenis lain nya.

"Ternyata sudah hampir sore," gumamnya ketika jam yang melingkar di tangan nya sudah menunjukkan pukul 14.30.

"Bu, berapa?" Jessy memutuskan akan kembali pulang.

"5000 Neng."

"Biar gue aja yang bayarin," sahut salah satu pengunjuk cowok yang seumuran dengan nya.

Jessy hanya menatapnya malas. Kemudian mengambil uang 10.000 dari dompetnya. "Terima kasih, Bu."

"Neng, tunggu! Kembaliannya," Teriak penjaga warung saat melihat Jessy pergi begitu saja.

"Ibu ambil saja," sahut Jessy.

Ketika Jessy menuju ke motornya, tiba-tiba ada yang menabraknya.

Bruk.

Jessy mundur beberapa langkah, dan melihat siapa yang menabraknya.

"Ck."

...----------------...

...Sidoarjo habis di guyur hujan deras, boleh dong kalau di kasih kopi 😁....

...Jangan lupa dukungan nya. Like, komen dan vote. Terima kasih....

...Lope-lope untuk kalian semua 🥰...

Tinggal Bersama Nenek

Jessy berdecak kesal melihat dua gadis seumuran dengan nya yang telah sengaja menabraknya.

Terlihat dari tatapan mereka yang tidak suka melihat Jessy.

"Apa lo! Gak terima?" hardik dari salah satu mereka.

Sedangkan Jessy hanya menyunggingkan bibirnya, dan membersihkan lengan nya yang tersenggol tadi dengan tangan nya. "Kuman."

Dua gadis itu jelas saja melotot mendengar ucapan Jessy. Niat hati mereka ingin mengerjai Jessy, justru sekarang mereka sendiri yang kesal dengan sikap Jessy.

Jessy pergi begitu saja dari sana tanpa memperdulikan ocehan dua gadis itu. Menurutnya sangat tidak penting untuk meladeninya.

"Ada apa ini?" tanya siswa yang baru datang.

"Ehem, tidak apa-apa." jawab kedua gadis itu dan dengan seketika memasang wajah semanis mungkin.

*

*

Menjelang malam, Jessy baru tiba di rumah. Dan seperti biasanya ia memarkirkan motornya begitu saja di pelataran rumah.

Saat memasuki rumah, di ruang tamu sudah ada Danu dan Mira yang menunggu kepulangan Jessy. Lebih tepatnya Mira yang mencoba meredam emosi suaminya.

"Sudah puas bersenang-senang? Sudah puas membuat keluarga malu!" teriak Danu begitu melihat keberadaan Jessy di ambang pintu.

Jessy memejamkan mata nya, mencoba meredam rasa sesak yang tiba-tiba ia rasakan dari pertanyaan papa nya.

"Sampai kapan kamu akan begini terus!" geram Danu melihat Jessy yang hanya diam saja.

Jessy menghembuskan nafasnya pelan dan mencoba menatap mata Papa nya, mencoba juga tidak terpancing emosi.

Danu beranjak dari duduknya di ikuti Mira yang berdiri di sampingnya.

"Kalau kamu begini terus dan tidak bisa di atur, lebih baik kamu tinggal saja dengan nenekmu. Papa rasanya sudah angkat tangan melihat kenakalan mu!" Danu yang sudah berada di puncak kesabaran nya.

"Pa, jangan begitu. Bagaimanapun, Jessy itu anak kita." Mira terkejut mendengar keputusan suaminya tanpa merundingkan dulu padanya.

"Sudah, Mah. Mama selalu saja memanjakan nya, dan lihat sekarang dia semakin tak terkendali." Danu sekarang yang juga memarahi istrinya.

"Baiklah, kalau itu keinginan Papa." Jessy segera beranjak dari sana menuju ke lantai dua di mana kamarnya berada.

Sakit, tentu saja sakit hati Jessy. Karena papa nya secara tidak langsung telah mengusirnya. Apalagi dari rumah yang selama ini ia tempati menjadi salah satu kenangan bersama mendiang ibu-Nya.

Mengambil ransel, dan memasukkan baju juga beberapa barang yang ia perlukan. Tidak lupa ia membawa pigura yang terdapat foto ia dan ibu nya. Yang selama ini terpajang rapih di atas nakas samping tempat tidurnya.

Sejenak ia mengedarkan pandangan nya menatap sekeliling kamarnya, tempat ternyaman selama ia berada di rumah.

Saat ia berada di tangga, sayup-sayup mendengar perdebatan Danu dan Mira.

"Sayang, Mama mohon jangan pergi." Cegah Mira ketika Jessy berjalan begitu saja melewatinya dan Danu.

"Biarkan saja dia pergi." ucap Danu.

"Pa," Mira yang menghibah.

"Mungkin ketika Jessy pergi, keluarga ini tidak akan malu lagi." Mira menggelengkan kepalanya. Perkataan putri sambungnya itu sungguh ikut menyayat hatinya.

"Itu tidak benar sayang!" teriak Mira ketika Jessy beranjak dari sana menuju motornya, dan perlahan meninggalkan pekarangan rumah.

"Kamu keterlaluan, Pa."

Mira lalu pergi ke kamarnya, dengan hati yang terluka melihat kepergian putrinya.

Sedangkan Danu sekarang duduk terdiam di ruang kerja nya. Ia menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi dan memejamkan matanya.

Sejenak kenangan masa lalu melintas di ingatan nya.

Dulu ketika mendiang istrinya masih ada, Jessy selalu merajuk bila di goda olehnya.

"Jessy tidak boleh nakal, nanti kalau nakal Jessy tinggal saja di rumah Nenek."

"Tidak mau." Mata Jessy yang mulai berkaca-kaca.

"Makanya Jessy tidak boleh nakal, harus jadi anak yang baik."

Dan kini semuanya telah berubah, apalagi semenjak di tinggal istrinya sejak Jessy masih berumur 10 Tahun.

Danu kemudian menggapai ponselnya untuk menghubungi seseorang.

*

*

Jessy melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Berharap semoga angin bisa membawa amarahnya pergi.

Pandangan nya kosong bersama pikiran nya yang entah melayang kemana.

Bahaya, tentu saja. Apalagi berkendara dengan membawa emosi.

Hingga beberapa saat kemudian motor Jessy berhenti pada rumah yang memiliki taman cukup luas di hiasi beberapa tanaman Anggrek.

Jessy meraup udara sebanyak-banyaknya dan menghembuskan nya dengan kasar sebelum turun dari motor.

Baru beberapa langkah Jessy berjalan, pintu rumah itu sudah terbuka dari dalam. "Cucu Nenek datang!"

Rupanya nenek Jessy yang bernama Mariam itu mengetahui kedatangan cucunya. Mungkin dari suran mesin motor Jessy.

Mariam menyambut cucunya dengan bahagia.

Jessy tersenyum melihat ekspresi nenek nya yang bahagia akan kedatangan nya. Lalu berjalan cepat kemudian memeluk wanita tua itu.

"Kenapa kamu lama sekali tidak mengunjungi Nenek, hm?"

"Maafkan cucu mu yang cantik ini Nek, karena lupa jika Jessy mempunyai Nenek yang masih terlihat cantik." rayunya.

"Dasar!" Nenek menepuk punggung Jessy, kemudian melepas pelukan nya.

"Apa kamu akan menginap di sini?" tanya Mariam melihat ransel Jessy yang cukup besar.

"Hm, mungkin lebih lama dari menginap." jawab Jessy dengan tersenyum. "Boleh?"

"Tentu saja boleh, Nenek jadi tidak akan kesepian lagi." Nenek begitu senang melihat cucunya yang mau tinggal bersama nya.

Kemudian Nenek mengajak Jessy masuk ke dalam rumah dan membawanya ke salah satu kamar. Dan Jessy tau itu adalah kamar ibunya dulu sebelum menikah.

"Kamu tidur saja di kamar Ibu mu, dan cepatlah mandi. Kamu tau!! Kamu sangat bau," kelakar Mariam kemudian tertawa.

"Mana mungkin, Nek. Cucumu ini meskipun tidak mandi seminggu tidak akan bau," Jessy yang tidak terima di katakan bau sambil mengendus aroma tubuhnya.

Ha ha ha

Nenek semakin tertawa melihat kelakuan Jessy. "Sudah, sudah. Cepatlah mandi, setelah itu kita makan malam."

Nenek pergi meninggalkan Jessy menuju ke dapur untuk menyiapkan makanan.

Di saat Mariam menata makanan di atas meja makan, ia teringat 1jam yang lalu ketika Danu menelpon nya.

"Halo."

"Iya."

"Bu, bolehkah Danu meminta tolong?"

"Meminta tolong apa?"

"Mungkin, Jessy mulai saat ini akan tinggal bersama Ibu."

Hening.

"Ada apa sebenarnya, Danu?"

"Maafkan Danu yang tidak bisa mendidik Jessy, Bu. Hari ini Jessy di keluarkan lagi dari sekolah."

Mariam menghembuskan nafasnya pelan.

"Mungkin jika tinggal bersama Ibu, Jessy mau berubah. Maafkan Danu, Bu."

"Tidak apa-apa biarkan Jessy tinggal bersama Ibu. Lagi pula Ibu juga kesepian sendiri di rumah."

"Terima kasih, Bu."

Mariam lagi-lagi menghembuskan nafasnya pelan, dan saat melihat Jessy tadi. Ia juga melihat banyak luka di mata cucunya, dan mungkin ini yang terbaik untuk sekarang.

Dan akhirnya mulai malam ini Jessy akan mendapatkan kehidupan yang baru bersama nenek nya. Semoga saja ini awal yang baik.

...----------------...

...Jangan lupa untuk Dukungan nya ya. Vote, like dan komen. Lope lope kalian semua 🥰...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!