Welcome, di cerita ke-7 saya di novel ini 🤗, mohon dukungannya ya, izinkan tangan kalian mengklik LIKE dan COMMENT HADIAH dan VOTE.
⚠️Mengandung konten dewasa dan kekerasan, bukan cerita soleha atau drama religi buang yang tidak baik, skip saja yang tidak suka 🙂
(Cerita baru dan tidak ada sangkut-paut dengan sequel mana pun)
Morean Rodriguez Sanden, menatap nanar meja kebesarannya mensesap sesekali gelas anggur yang dia pegang, baru saja dia bertengkar hebat dengan Juless keponakannya, fikirannya berkelana kemana-mana sudah beberapa kali Juless keponakannya tertangkap mengambil uang aset keluarga mereka dalam jumlah yang besar untuk kepentingan pribadi.
Setelah di selidiki akun penerima dana dari Juless adalah nama yang sama seorang perempuan yaitu Sarla Alamanda Wilamo.
Kini gelas anggur itu dia letakkan ke meja, jemari-jemari besarnya mulai mengetuk-ngetuk disana, jika benar perempuan itu mencintai Juless keponakannya dengan sungguh-sungguh seperti yang dikatakan Juless untuk apa dia meminta uang dalam jumlah besar lalu wanita ini masih terlihat tertangkap bekerja disebuah tempat hiburan malam, rasanya uang itu cukup banyak jika untuk menghidupi kehidupan mewahnya membeli berbagai macam barang branded dalam jumlah jutaan dollar tanpa harus bekerja menjajakan dirinya.
Morean tidak bisa tinggal diam lagi kali ini, dia ingin menyelidiki siapa perempuan itu sebenarnya, kenapa dia masih bekerja disana dan memanfaatkan berkali-kali Juless tanpa Juless sadari dia dimanfaatkan.
Juless benar-benar sudah di butakan oleh wanita itu dia tidak mempercayai siapapun yang mencoba membawa kebenaran bahwa wanita itu bekerja menjadi wanita bayaran menerima jasa berkencan menemani para pria hidung belang.
Juless selalu mengangap Morean mengarang cerita sebab memang ini bukan kali pertama Morean mencampuri hubungan dia dengan siapapun, dia tidak ingin kalah dengan pamannya kali ini sudah bertahun-tahun sejak dia beranjak dewasa terus saja di anggap anak kecil sudah cukup Morean menjadi pengusik hidupnya, cukup sudah dia terus mencapuri apapun urusan Juless, kali ini Juless ingin memilih jalannya sendiri tanpa terus di campuri Morean dalam hal apapun.
Morean Rodriguez Sanden.
Lelaki 33 tahun itu adalah satu-satunya putra keluarga Rodriguez Sanden yang kini menjadi pemilik sekaligus penguasa seluruh aset keluarga Rodrguez Sanden, beberapa pabrik bahan baku obat-obatan, perusahaan telekomunikasi juga pemilik sebuah perusahaan kapal pesiar di Eropa Timur, dia merupakan dua bersaudara akan tetapi Jayden Rodriguez Sanden meninggal 16 tahun lalu tahun dalam sebuah kecelakaan bersama sang istri Marelia Savarez sebuah kecelakaan yang di duga adalah sebuah konspirasi dan kesengajaan.
Akan tetapi putra mereka Juless yang berusia 5 tahun saat itu selamat dalam kecelakaan tersebut dan kini Morean lah yang menjadi wali untuk Juless sepeninggalan kedua orang tuanya, sebab sang kakek Rodriguez Sanden pun mengalami sakit yang serius selepas meninggalnya sang putra dan sang istri menyusul sang anak pergi untuk selamanya selepas 1 tahun kecelakaan itu.
Kala itu menjadi tahun-tahun terberat untuk Morean yang mana sang kakak meninggal menyusul pula sang ibu, dia kesulitan mengangani Juless yang saat itu masih sangat kecil dan dia pun masih sangat muda harus mengurusi Juless sebab kehilangan semua orang terdekatnya dalam kurun waktu yang singkat dan waktu yang berdekatan.
Tok tok tok...
Suara ketukan pintu dan derap langkah membuat Morean tersadar dari lamunannya.
“Masuk!” Persilahkan Morean dengan lantang, membuat pintu besar itu terbuka.
“Maaf Tuan, Nona Sarla lolos lagi, dia berhasil membuat clientnya mabuk dan tidak sadarkan diri lagi, lalu mengambil separuh dari isi dompet lelaki itu?”
“Apa yang mereka sudah lakukan?”
“Mereka sempat bercumbu dan selepas meminum beberapa gelas champagne kemudian client-nya tidak sadarkan diri! Malam ini dia berada di AppleBEE dan menggunakan nama Nona Alma saat berkencan.”
Morean pun mendengkus kesal, perempuan itu benar-benar licik hampir setiap malam dia berganti identitas lalu berhasil mencuri uang tamunya saat mereka tidak sadarkan diri, “Di mana dia menggunkan identitas aslinya, apakah tidak ada yang kenal dengannya?”
“Mucikari yang membawanya kenal baik dengan wanita itu, dia sudah terbiasa dengan Nona Sarla yang tidak mau menggunkan nama Aslinya, sepertinya mereka adalah rekan!”
“Siapa orang itu, datangkan dia kepada ku! Malam ini juga Luke!” Morean menatap tegas asisten-nya membuat lelaki itu mengangguk takzim dan segera pergi dari sana.
***
Sebuah jalanan malam di sebuah gang kecil sudut kota Sarla mengayunkan langkahnya untuk kembali pulang, kali ini tidak terlalu dini hari ia pulang setelah berhasil membagi pendapatannya dengan Virel sang mucikari sekaligus sang sahabat dia pun bergegas pulang.
Hari ini dia mendapatkan uang yang cukup banyak tanpa harus bersusah payah mengelabui, tamunya benar-benar lelaki kesepian yang butuh teman bercerita.
Langkah kaki berstiletto dengan sebuah gaun malam berjela-kelip membawanya sampai disebuah gang sempit tempat tinggalnya, ia mengedarkan pandangannya disana malam mini begitu gelap disana, apakah orang-orang disini tidak membayar listrik kenapa lampu teras mereka tidak ada yang hidup.
“Sarla…..Sarla!” Sebuah seruan melengking dari sebuah mobil yang berhenti membuat langkah Sarla berhenti seketika.
Gadis muda itu berhenti dan menoleh kebelakang, “Virel? Kenapa kau kesini?...pergi cepat Molina bisa melihat mu!”
“Ssssttt…cepat naik Sarla, ada yang ingin aku bicarakan!” Panik lelaki shemale itu, ia pun takut jika Molina kakak Sarla melihat mereka, bisa-bisa semuanya hancur termasuk bisnis gelapnya bersama Sarla.
Sarla yang sudah berada di depan rumahnya pun melihat keadaaan rumahnya tampaknya masih gelap, tidak ingin membuat sang kakak bangun sebab suara mesin mobil Virel yang berisik Sarla pun segera berlari masuk segera kedalam mobil Virel dan pergi dari sana.
“Cepat pergi Vir, telinga Molina sangat sensitive dengan suara.”
“Lalu kenapa kau tidak mengganti pakaian malam ini!”
“Alasan ku tadi cukup bagus, menghadiri acara ulang tahun, bukan bekerja paruh waktu di restoran cepat saji.”
“Kau bukan manusia Sarla, Molina selalu saja kau bohongi!” Virel pun terbahak-bahak semakin melajukan mobilnya.
“Aku melakukan semua untuk-nya bukan untuk hidupku.” Sarla mengendik sesungguhnya ia tidak tahu lagi cara apa untuk menghailkan uang dengan jumlah yang banyak dan waktu yang singkat, jangan contoh ini, sesungguhnya ini adalah hal yang sangat buruk dan juga membawa kepada resiko yang buruk pula.
“Ya aku tahu itu, baiklah kita sudah aman…kita berhenti disini saja!” Virel pun memberhentikan mobilnya di sebuah tepian jalan untuk segera memberikan kabar kepada Carla dari apa yang baru saja ia dapati setengah jam lalu dia menemui seorang lelaki kaya raya yang ingin memakai jasa dari wanita bernama Carla rekan Virel tersebut.
“Ada apa, apakah sebuah hal yang menguntungkan?” Tatap Sarla pada Virel serius.
“Ini sangat menguntungkan, kau pasti tidak akan menolak ini, besok malam seseorang ingin memakai jasamu untuk berkencan di Eddewars Towers dia mengadakan pesta disana, pastikan kau memberikan pelayanan terbaik untuknya.”
“Kau gila, Eddewasr Tower sangat ketat keamanannya, bagaimana jika dia memperkosaku dan aku tidak bisa lari, jika mencumbu-nya sampai lemas aku masih sanggup tapi tidak untuk di tidurinya, tidak! tidak aku yakin dia bukan orang biasa, kau menghantarkan ku dalam bahaya Virel!"
“Sarla…astaga kau menyerah sebelum berperang! kau penipu ulung Sarla, kau tahu caranya bertindak di situasi genting, ini bukan kali pertama mu berhadapan dengan orang-orang seperti itu, buat mereka bertekuk lutut lalu masukan obat-obatnya dan selesai kau bisa pergi!’
Sarla menyeringai lebar, “Mereka sudah memberikan mu uang muka, aku tahu Virel… tidak bisa Eddewasr Tower memiliki biaya yang cukup fantastis, aku tidak yakin bisa lolos dengan mudah. Bisa saja saat mencumbu ku dia juga bersama para anak buah-nya, Virel kau gila…kau gilaa!”
“Sarla… aku harus bagaimana, kau lihat! Kau lihat mereka sudah memberikan uang muka yang cukup banyak, ini adalah nominal kau bekerja di tiga tempat.”
Sarla menggeleng, “Tidak Virel, lagi pula besok weekend, aku akan pergi bersama Juless, hanya weekend waktu yang ku punnya untuk dia, kami akan menemui dokter untuk Molina, Juless mengatakan dia sudah menemukan Dokter tebaik yang bisa menangani penyakit Molina.”
Tatapan Virel kecewa, “Sarla…SARLA…ASTAGA! Sarla please!!!”
“No Virel, NO!" Tegaskan Sarla.
Virel begitu frustasi yang mana ia sudah menerima uang muka dalam jumlah fantasis tidak mungkin ia kembalikan lagi, ini harusnya begitu sangat menguntungkan baru uang muka saja sudah sedahsyat ini akan berapa banyak nanti pembayaran yang ia dapat setelah Sarla mau menerima, tentang Sarla akan betindak apa di tempat nanti itu bukan urusan dia.
“SARLA…Baiklah, semua uang muka ini untuk mu akau tidak akan mengambilnya, lalu pembayaran setelah kau setuju nanti kita bagi seperti biasa,” Virel sangat paham Sarla membutuhkan uang banyak untuk sang kakak dia pasti tidak akan menolak jika tentang uang dalam junlah besar di awal.
“Tidak! Kau kali ini tidak bisa memancingku dnegan uang, aku tidak mau masuk dalam bahaya!” Sarla mencibir.
Virel kehabisan akal, ia mengumpat kesal dalam hati, “Baiklah jika kau mau kita buat kesepakatan, tidak ada anak buahnya saat kau bersama orang itu bagaimana? Bagaimana bisakah kau mempertimbangkan, Sarla ini kesempatan baik, kau tidak perlu memikirkan uang untuk pengobatan dalam sebulan kedepan jika ini berhasil!”
Sarla seketika goyah, ia mulai kembali berfikir ulang untuk penawaran yang fantastis ini, “Molina..Molina…arhhHH…..Virel, kau menjamin aku akan baik-baik saja bukan?”
Virel pun mengambil kedua tangan Sarla, “Aku beranji aku aka nada disana mengawasi mu, kau akan dalam pengawasanku sampai selesai.”
Sarla menghelakan nafasnya erat, “Argh…. Jika bukan karena uang dan kakak ku, aku tidak ingin melalukan ini, sungguh akupun sudah tidak tega dengan Juless yang sudah terlalu banyak membantuku dan Molina setiap hari.”
“Sarla…cmons baby.... Ini akan baik-baik saja…” Yakinlan Virel lagi, menatap serius sang sahabat, membuat Sarla berdehem, menatap kosong jalanan malam yang gelap, akhirnya ia menerima tawaran fantastis Virel tersebut.
“Kau pastikan lagi Vir, aku tidak mau ada banyak pengawalanya saat ada disana, terserah pesta apapun itu, saat aku berdua dengannya jangan ada siapapun disana.”
Virel tertawa begitu bahagianya, “Kau tenang saja, semua akan aman dalam pengawasan dan keinginan mu.”
Next »
Wajib klik like dan comment hadiah juga boleh 🤣 (Maksa)
Seperti biasa di saat weekend Juless akan menghabiskan waktunya bersama Sarla sebab hanya di hari itu waktu yang panjang dia tidak pergi ke kampusnya, lelaki itu menunggu jam makan siang untuk menemui Sarla di jam dia akan berpindah tempat kerja dan beristirahat makan siang, seperti biasa jika siang hari Sarla bekerja paruh waktu di beberapa tempat, pagi hari hingga siang dia akan ada di sebuah toko bunga lalu menjelang sore ke malam dia akan ada di sebuah restoran cepat saji bekerja sebagai pramusaji paruh waktu.
Juless dan Sarla bertemu di universitas di akhir-akhir saat Sarla akan berhenti kuliah, mereka menjalin hubungan sudah hampir 8 bulan ini namun sejak Molina kakak Sarla tidak lagi bekerja terserang sebuah penyakit langka terkait pengelihatananya dan ia tidak lagi bisa bekerja membuat Sarla pun harus berhenti kuliah.
Molina dan Sarla merupakan dua kakal beradik yang tinggal di sebuah panti asuhan, di kabarkan kedua orang tua mereka meninggal dalam sebuah bencana alam.
Dan saat Molina sang kakak dewasa lulus sekolah dia membeianikan diri pindah ke Spanyol mencari kehidupan yang lebih baik membawa Sarla keluar dari panti asuhan itu juga yang mana memang panti asuhan mereka sudah terlalu penuh kapasitasnya beberapa anak yang dewasa di harapkan bisa mencari kehidupan yang layaknya sendiri.
Namun siapa yang sangka saat semuanya sedang baik-baik saja di beberpa tahun mereka pindah ke Spanyol Molina terserang penyakit aneh pada matanya dan tidak bisa bekerja lagi.
Sarla pun sudah berusaha bertahan dan mencari kerja sana-kemari akan tetapi di beberapa bulan ia berusahata tetap tidak bisa mencukupi untuk biaya dia berkuliah sekaligus, biaya hidup juga biaya pengobatan sang kakak, Sarla fikir kebutuhan untuk bertahan hidup dan kesembuhan snag kaka adalah yang paling penting, Sarla pun memilih mengalah sebab pendidikan bisa di tempuh kapan saja tidak memandang usia.
Juless bahkan tidak tahu jika saat itu Sarla berhenti kuliah, sebab saat itu Sarla menghilang tiba-tiba selama hampir dua bulan dan mereka bertemu lagi saat Sarla sudah berhenti beberapa bulan lamanya dan dia juga tidak berniat melanjutkan kuliahnya lagi.
Juless melihat sosok yang baik pada Sarla sebab dia memang menjadi tulang punggung dan berusaha keras demi kesembuhan sang kakak yang berangsur-angsur matanya benar-benar tidak lagi bisa melihat.
Sarla pun menjalin hubungan baik dengan Juless lelaki itu memang terkenal seorang anak yang di anggap orang berada namun dia tidak pernah memperlihatkan itu membuat Sarla nyaman berhubungan dengannya, Juless terkesan biasa saja dan bahkan mau menjalani hidup sederhana dan bahkan mungkin tidak layak bersama Sarla dan Molina.
***
Sarla tampak sedang merangkai bunga pesanan pelanggannya di galeri bunga milik Nyonya Paris, simpul demi simpul buket dia bungkus, tina-tiba saja ia mendengar Nyonya Paris bersuara girang.
“200 Tangkai mawar merah berbentuk hati?”
Sarla sedikit melirik tidak menghiraukan itu, sebab Paris selalu berisik dalam hal apapun dia akan mengekspresikannya secara berlebihan.
Saat ini malah Sarla sedang berfikir tentang malam nanti dia akan menemui tamu yang di sepakati bersama Virel dan bahkan dia pagi-pagi sekali sudah mengatakan pada Juless dia akan sangat sibuk weekend kali ini.
Sarla melihat pada waktu, ini sudah waktunya ia beristirahat makan siang dan pulang sebab dia hanya bekerja sampai siang dan digantikan oleh kerabat Nyonya Paris, Sarla yang sudah merapikan pesanan Buket bunga pelanggan pun bergegas bangkit untuk mengambil tas-nya dan segera pergi dari sana.
“Happy weekend nyonya Paris semoga hari mu menyenangkan!” Sarla melambaikan tangannya pada wanita pemilik toko di meja kasir itu.
“Ya terimakasih Sarla, hari ku memang selalu menyenangkan….dan hari mu juga kali ini!” Paris pun menyahut sembari terus menghitung uang penjualannya.
Langkah Sarla tiba-tiba berhenti, sudah tersenyum diluar sana lelaki muda dan tampan memeluk buket bunga besar berbentuk hati melampirkan senyuman lebarnya memegangi ucapan pada sebuah kertas ucapan yang besar disana.
“Hugs me, please!"
Sarla pun tertawa, lelaki ini memang paling romantis dalam hal apapun, Sarla pun berlari-lari kecil mengampiri Juless, “Kau pelanggan Paris yang membuatnya berisik sekali tadi?”
Bibir Juless melengkung, “Bagaimana apakah aku berhasil membuat mood-nya sangat baik hari ini?”
“Pantas saja dia mengatakan hari mu juga akan menyenangkan hari ini kau memberiku bunga sebanyak ini untuk? Hanya untuk membuat Mood nyonya Paris baik dan tidak memarahi ku?” Sarla menatap sang kekasih tersenyum.
“Menurutmu?”
Sarlah mengandik, “Entahlah! Aku rasa tidak hari yang special beberapa waktu ke depan, aku tidak berulang tahun dan ini bukan anniversary kita.”
“Seseorang yang special tidak pernah menganggap hadirnya adalah special bagi orang lain akan tetapi orang yang berada didekatnya akan selalu merasa beruntung dan special karena mempunyai dia.”
“Kau menggombali ku Juless?” Sarla bersemu malu, wajah cantik-nya memblushing melihat pada sang kekasih.
“Menggombali? Apakah mempan bagi mu?”
Sarla menahan tawa, seketika berhambur pada lelaki itu dan memeluknya dari samping, “Kau juga sangat special bagi ku Juless, terimkasih selama ini selalu disisiku….”
Sarla begitu bersyukur memiliki rekan dan juga kekasih seperti Juless setidaknya hari-hari melelahkannya mengurusi sang kakak dan bekerja menjadi tulang punggung serasa lelaki ini bisa menjadi penawarnya, membuat dia bisa tertawa lagi setelah berperang pada penat dan pahitnya kenyataan.
Juless pun memeluk sang kekasih setelah meletakkan buket bunga itu kebawah, ia mengecup puncak kepala Sarla, bergumam dalam hati Sarla tidak seburuk apa yang Morean katakan, dia gadis yang sangat baik dan sangat special.
Keduanya pergi dari toko bunga tempat Sarla bekerja itu, mereka hendak menikmati makan siang di sebuah toko pasta favorite Juless, Sarla menyempatkan siang ini makan siang bersama Juless sebelum beberapa jam lagi dia pergi bersama Virel sang sahabat yang pasti dia akan memberikan alasan tentang kepergiannya nanti adalah untuk sebuah pekerjaan, Juless akan percaya itu dan akan memaklumi jika Sarla sulit untukdi hubungi.
Di sebuah restoran pasta sederhana, Juless dan Sarla duduk sambil bercanda ria disalah satu meja disana, mereka sering mendatangi tempat ini, “Fusilli…”Kata Juless.
“Hem…aku ingin Fettuccine kali ini!”
“Kita berbeda?” Juless tertawa.
“Ya…jika punya ku tidak enak, kita bisa makan berdua punya mu.” Sarla menggoda sang kekasih, menyelentik jemarinya, “Bagaimana kuliah mu Juless? Kau jadi pindah universitas?”
Juless pun mengambil tangan Sarla, “Kau mau aku pergi jauh? Itu sangat jauh Sarla, Paman ku sudah tidak waras!”
“Tapi jika itu terbaik untuk mu, kenapa tidak? Tidak semua orang punya kesempatan dan biaya seperti mu!”
Juless semakin tertawa, “Dan tidak semua orang punya kesempatan memiliki kekasih seperti mu, aku tidak akan pindah Sarla, ada banyak universitas terbaik disini jika dia beralasan tempat ku tidak baik dan membawa pengaruh buruk untukku!” Julless sedikit menghela berat nafasanya, sebenarnya bukan universitanya yang di katakan membawa pengaruh buruk namun Sarla lah yang di tuding membawa penagruh buruk itu.
Sarla mengusap pada tangan Juless yang memegangi salah satu tangannya, “Apapun pilihan mu, aku akan mendukung mu Juless… love you…” Sarla berbisik mengucapakan kalimat cinta itu.
Segera tangan Sarla di bawa Juless dan mengecupnya kemudian, “Love you more, Sarla willamo.”
Suasana hening seketika pecah dengan tawaan mereka, selepas mengutaran kalimat cinta yang membuat mereka tertawa geli sendiri.
Next »
Next »
Menjelang sore Juless dan Sarla berpisah di jalanan, “Aku akan merindukan mu, Mrs.Wilamo!”Juless mengacak-acak rambut sang kekasih.
“Nanti malam pulang dari sana aku akan menghubungi mu, Mr. Young Rodriguez!”ucap Sarla membuat Juless mengecup dahinya cepat.
Virel sang sahabat sekaligus yang menjadi penghubung Sarla ke para tamu-tamu-nya sudah menjemput Sarla di sana, “Sudah Dramanya lanjutkan nanti malam!” Sindir Virel pada keduanya dari dalam mobil.
Sarla pun berpamitan, “Aku pergi dulu! Sampai jumpa nanti!” kemudian segera masuk kedalam mobil milik Virel lelaki betubuh sedikit gempal dengan gesture yang mendayu-dayu itu.
“Jaga dirimu!” Juless melambaikan tangan dan masuk juga ke mobil miliknya.
Tidak pernah ada kecurigaan Juless kepada Virel dan Sarla, sebab Sarla jika pergi bersama Virel selalu mengatakan dia mendapatkan job di tempat pesta dimana Virel bekerja sebagai Event organizer.
Setelah masuk ke dalam mobil Virel begitu kegirangan yang mana dia sudah mendapatkan bayaran lagi dari orang yang akan membooking Sarla, Sarla menatap penuh curiga pada Virel yang tertawa sambil mengemudi itu, dimana-mana bekerja dulu baru mendapatkan pemabayaran full, ini begotu aneh setelah di berikan uang muka yang begitu banyak lalu uang pemabayaran dibayarkan sudah dibayar saat belum bekerja.
“Kau bukan sedang menjual ku, Virel?” Sarla menatap serius.
Virel pun terbahak-bahak, “Menjual mu Mrs.Wilamo, jika aku mau sudah lama aku melakukannya Nona Sarla!”
Tatapan tajam Sarla belum menyurut, ia masih menerka-nerka, “Orang seperti apa yang mau membayar mahal untuk ku? Apakah dia tahu akau sebelumnya, dari mana kau mengenal lelaki itu!”
“Hello Nona Sarla, kau lupa aku siapa? Bagaimana bisa aku tahu siapa client-ku, kau sudah tidak waras mempertanyakan itu, mungkin saja dari mulut ke mulut kau pernah melayani seseorang dengan baik, mereka puas walaupun kau mengambil banyak uang mereka atau jangan-jangan di belakangku kau tidak hanya memberikan sebuah pemanasan dan cumbu-cumbu semata namun juga tubuh mu!”
Sarla seketika mencubit dada milik Virel, “Auwww!! Sarla kau menodaiku!”
“Kau fikir aku semurahan itu, aku pun masih punya impian untuk menikah bersama Juless, hidup bahagia bersama anak-anak kami, aku rasa aku semakin lelah seperti ini, ku harap Molina segera pulih agar aku bisa melanjutkan semuanya.” Sarla menarik nafas di akhir kalimatnya.
“Ya ku harap semua impianmu tercapai, aku selau mendukung mu apapun itu!”
“Aaaaa kau memang sahabat terberengsek ku! Virel… sumber mata sumber uangku!” Sarla mendekat pada Virel dan menyandar pada bahu besar lelaki itu.
“Jika aku menjadimu, aku akan terus memanfaatkan Juless!”
Sarla pun melepaskan sandarannya pada Virel, “Aku sudah cukup malu dan tahu diri, kau fikir biaya operasi Molina dua kali berturut-turut kemarin dalam jumlah kecil? Itu sangat fantastis Virel!”
“Tapi kau tidak meminta, dia yang mau memberikannya untuk mu Sarlaaaaa!”
“Sudahlah! Juless juga sedang bermasalah dengan pamannya, beberapa kali dia bertengkar dan akan di pindahkan ke negara lain, atau jangan-jangan itu semua karena ku, Virel?”
“Hem… menurut mu?”
“Ah…entahlah!”
Sarla pun kembali menyandar lelah, dengan Virel yang terus mengemudi kencang menujun ke tempat acara lelaki yang ingin menyewa Sarla tersebut.
***
Tidak lama kemudian mereka pun sampai, sebuah hotel berbintang yang merupakan gedung tertinggi di sana bernama Eddwarss tower menjadi tempat tujuan mereka, Sarla sedikit kesal pada Virel nyatanya tempat pertemua itu tetap disini.
Namun bagaimana bisa Virel menentang itu mereka memang membuat sebuah pesta disini, dengan rasa jengah Sarla pun turun dari sana untuk segera naik ke lantai 23 di lantai dimana acara itu di adakan.
Kedua tangan Sarla mengepal menahan rasa gugupnya, mereka tidak pernah seperti ini sebelumnya lihatlah Sarla bahkan di jemput dan dibawa naik ke elevator jalur khusus bukan jalur umum, dua lelaki berstelan rapi berada didalam elevator yang sama bersama Virel dan Sarla.
“Vir, takut!”
“Tenanglah, aku akan berada di sekitar sini, ini pakaianmu sudah aku bawa!” Virel menyerahkan papperbag pada Sarla.
“Silahkan ke ruangan ganti, Tuan Morean sudah menyiapkan semuanya.” Perintah lelaki itu tegas membuat Virel dan Sarla bersitatap.
“Mr, Virel anda tidak bisa ikut bersama, silahkan kembali lagi kebawah!” perintah lelaki satunya lagi, membuat Virel dan Sarla terbelalak.
“Sorry ta-tapi?” Sarla mendadak takut, lihatlah semua menjadi diluar kesepakatan, “Virel bagaimana ini?” Sarla berbisik kecil.
“Sarla sungguh aku pun tidak tahu ini, sudahlah kau tenang saja, aku akan menunggu mu dibawah! Percayalah semua akan baik-baik saja!” Virel mengusap pundak Sarla sebelum akhirnya mereka berpisah di ambang kubikel besi itu.
“Virel—“ Sarla dipaksa mengikuti langkah para pengawal.
Sarla disana pun sudah di sambut beberapa wanita yang mempersilahkannya masuk kedalam sebuah ruangan, dengan langkah perlahan dan perasaan gugup Sarla pun masuk ke dalam sana, ia bertanya-tanya akan dijadikan apa dia disana, jika hanya untuk menemani saja apa harus seperti ini
***
Sesungguhnya Morean ingin mempermalukan Sarla akan di tunjukkan kepada gadis itu siapa dia dan Juless, layaknya seperti minyak dan air tidak mungkin bersatu, semakin jauh Morean menyelidik tentang pekerjaan malam gadis itu, semakin terlihat jelas wanita itu dia memang gadis licik, beberapa orang yang Morean kenal pernah menjadi korban Sarla, Salra selalu membawa serbuk obat tidur kemana pun dan akan ia taburkan dalam minuman orang yang menyewanya.
Tidak ada pesta seperti yang Virel katakan hanya ada dua rekan Morean yang memang sedang mengadakan sebuah pertemuan di sana, membahas tentang bisnis dan pekerjaan, lihat saja wanita itu akan di permalukan dihadapan dua orang ini sebab salah satu dari mereka memang pernah menjadi korban Sarla.
Di lantai lain Juless baru saja tiba di sana, Eddewar tower memiliki beberapa unit yang memang menjadi tempat tinggal Morean dan Juless, tepatnya diseluruh lantai 23 itu adalah milik keluarga Rodriguez, tiba-tiba saja Juless di halangi.
“Maaf Tuan, Tuan Morean melarang anda datang, kembalilah ke Mansion, Tuan Morean sedang mengadakan sebuah pertemuan.”
Juless terkesiap, “Aku hanya ingin beristirahat tidak akan mengganggu dia, menyingkirlah!” Juless menatap tegas penjaga disana.
“Tidak bisa Tuan , ini perintah!” Juless sangat tahu seperti pamannya itu, jika di katakaa tidak bisa ya tidak bisa.
“Acara bersama wanita?” Juless menebak, dia tahu Morean sering mengadakan sebuah pesta lalu mengundnag beberapa wanita.
“Katakan!” Juless membentak.
“Ya ada, tuan! Silahkan segera kembali ke Mansion!”
Akal licik Juless pun berkelana, dia akan membuat Morean terjebak sebuah masalah, ia ingat sudah lama sekali ingin melakukan ini namun belum pernah berhasil juga.
“Biarkan aku ke kamar ku! Aku ingin mengambil sesuatu barang segera pergi!”
Kedua orang itu saling bertatapan, sepertinya wanita yang menjadi sasaran Morean masih di ruangan ganti pakaian, mungkin tidka tidak akan bertemu bersama Juless, “Baiklah, kami akan menghantarkan anda!”
Terserah apapun itu Juless pun menyetujuinya, ia bergegas cepat sekali berjalan menuju kamar yang sering ia tempati, Juless pun masuk kedalam sana dengan akses yang dibuka oleh penjaga itu, kedua orang itu menunggu di luar.
Segera mungkin Juless mencari sebuah benda dalam bentuk jarum suntik berisi zat-zat yang mengandung obat-obatan terlarang dan beberapa obat kimia sintetik lainnya yang bisa berefek Fly, Juleaa meletakkan di sana di bawah sudut sebuah walk in closet.
Juless pun bergumam dalam hati dan mengutuk Morean, kali ini pamannya itu akan jatuh dan terkena masalah, Juless tersenyum penuh kemenangan, Zat itu nanti akan membuat Morean kehilangan kendali dan membuat masalah.
“Paman ku tersayang, mari kita bersenang-senang! Sudah saatnya kau jatuh dan mungkin hidup di dunia yang memberikan sebuah sensasi dan jalur yang berbeda….”
“Tuan Juless waktu anda sudah habis!” Peringatkan seseorang itu didepan sana.
“ Sebentar!” Teriak Juless dari dalam, dia kemudian berjalan keluar, “Tunggu aku akan mengambil beberapa botol anggur untuk dibawa pulang!”
Juless beralibi, dia akan masuk kedalam ruangan khusus milik Morean dimana Morean memiliki banyak pajangan anggur dan Juless tahu yang mana dia akan minum mungkin sudah di turunkan dan disiapkan disebuah meja khusus milik Morean tersebut.
Para pengawal itu mau tidak mau nenuruti Juless, dengan masih terus berjaga-jaga yang mana jika wanita itu sudah selesai atau Morean akan melihat keponakannya yang sudah di larang datang tapi tetap datang.
“Anda bisa lebih cepat Tuan muda? Kami bisa bermasalah jika Tuan Morean melihat anda!”
“Sebentar!” Juless sedang memilih botol-botol anggur disana, tepat dugaannya anggur buatan Okanagan Valey tahun 1981 sudah ada di meja, Juless menungggu orang-orang itu lengah dan akan menukar sebentar lalu menyuntikkan penutup kayu barlapis busa pada botol yang belum di buka tersebut memasukan zat yang sudah di tangannya.
Next »
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!