Dari Bencana Jadi Cinta

Prolog

Suatu hari di kelasku yang disirami oleh matahari siang...

Nadia (Aku)

Tunggu sebentar...

Nadia (Aku)

Perkenalan diri dulu ya kan...

Nadia (Aku)

Namaku Nadia, kelas 7. Aku adalah anak satu satunya, atau yang biasa kalian sebut... anak tunggal. Sejak memasuki kelas 7 ini, aku mulai tergila-gila dengan artis-artis Korea. Teman-teman cewekku yang lain juga demikian.

Nadia (Aku)

Ah membosankan, guru PKn tadi bilang kalau ia akan ada urusan sebentar di ruang guru, tapi ini sudah hampir setengah jam! Sudahlah, mending aku ngobrol dengan Prisca agar rasa bosanku hilang.

Teman-temanku yang lain juga sedang menghilangkan rasa bosan mereka. Ada yang mengobrol ria, bermain-main, hingga ada yang bertugas untuk mengecek kanan kiri, jaga-jaga jika ada guru yang lewat.

Aku melihat Prisca sedang menggambar pemandangan gak jelas, kelihatan banget Prisca juga bosan sepertiku. Ya udah, aku ajak dia ngobrol denganku aja.

Tapi sebelum itu...

Nadia (Aku)

DOR!

Aku mengagetkan ia terlebih dahulu, hihi.

Prisca

AAAAA... Ya ampun Nadia, ngagetin tau!

Nadia (Aku)

Hehe, sori atuh.

Melinda

Eh, aku juga ikutan asik (ngobrol) sama klean dong. Mumpung guru PKn belum kunjung kemari, jadi kita bisa bebas ngobrol la yaw.

Nadia (Aku)

Benar, haha...

Melinda adalah teman dekatku selain Prisca.

Prisca

Mau bahas apa nich?

Melinda

Bahas tentang idola artis Korea kita aja la yaw.

Prisca

Boleh juga. Toh gadis-gadis remaja zaman sekarang kebanyakan suka sama artis Korea la yaw.

Aku tertawa terpingkal-pingkal mendengar Prisca meniru gaya bahasa Melinda.

Melinda

Kalau aku mengidolakan Do Kyung Soo, kalau kamu mengidolakan siapa, Pris?

Prisca

Aku mengidolakan Byun Baekhyun, kalau kamu, Nad?

Nadia (Aku)

Suga. Ganteng banget dia, beneran dah!

Tiba-tiba seseorang memotong pembicaraan kami!

Tom

Idih, apa gantengnya sih artis-artis Korea itu. Masih gantengan gue.

Nadia (Aku)

Cuih!

Prisca

Woi, ludah lu kena gw tahu!

Prisca memukul badanku.

Tom

Mampus, Prisca marah. Jangan-jangan dia lagi PNS tuh. Lu sih, Nad, semburin ludah ke Prisca saking ga suka dengan wajahku yang ganteng minta ampun.

Melinda

Hah, PNS? PMS keles.

Tom

Ya itulah pokoknya, aku...

Abdul

Woi, guru PKn udah datang. Diam woi! Pindah ke posisi duduk masing-masing!

Dengan pontang-panting kami berlari, pindah ke posisi duduk masing-masing. Suasana kelas hening seketika.

Abdul

Duh, kayaknya kita bakal dimarahi nih, wajahnya galak banget tadi!

Benar saja, guru PKn sudah mengetahui segalanya. Toh kami mengobrol terlalu keras hingga suara kami terdengar oleh hampir satu sekolah ini.

BERSAMBUNG...

Author (Rainhard Frealdo)

AUTHOR MINTA MAAF JIKA ADA KESALAHAN SEPERTI CERITA TIDAK NYAMBUNG, ADANYA TYPO (SALAH KETIK), DAN LAIN-LAIN 🙏 JANGAN LUPA: ✔️ LIKE ✔️ VOTE ✔️ BERI HADIAH ✔️ KOMEN ✔️ TAMBAHKAN KE FAVORIT FOLLOW IG KU: @rainhard.frealdo FOLLOW MLBB KU: TheCircleOfFire. atau ID MLBB KU: 635724455

Cerewet

Kami pulang dari sekolah dengan waktu yang agak lama dari biasanya, pukul 14:10. Bagaimana tidak, kami dimarahi sekaligus diceramahi oleh guru PKn gara-gara kami mengobrol. Lagian apasih salahnya sih mengobrol, toh kami kan tidak dikasih tugas apapun oleh guru PKn. Supaya terlihat tertib? Hidih, masa bodo sih kalo soal tata tertib.

Cerewet pula tuh guru PKn, padahal dia laki-laki. Biasanya yang cerewet tuh kan perempuan, laki-laki mah ga wajar cerewet, ya kan? Ya iyalah.

Ya... tapi ga semua perempuan itu cerewet sih.

***

Aku bergegas pulang ke rumah.

Aku mengetuk pintu rumah, kemudian masuk.

Ibunya Nadia

Nadia, kenapa kamu pulangnya lama banget sih? Mama udah nungguin kamu loh dari tadi!

Nadia (Aku)

Ya maaf atuh Ma, tadi kami ditegur guru PKn dulu di kelas gara-gara kami mengobrol.

Ibunya Nadia

Haduh, kamu tuh ga ada tobat-tobatnya ya. Gurumu itu kan udah ngelarang kalian mengobrol supaya kalian tertib. Dulu mama waktu jadi murid sekolah ga pernah tuh ngobrol bareng teman ketika sekolah belum usai, setelah usai baru bebas ngobrol.

Ibunya Nadia

Ya sudah, kamu mandi dulu aja sana, kamu tuh kan udah kena debu dari luar, jadinya kotor, butuh mandi.

Ibunya Nadia

Setelah mandi jangan lupa makan. Nih, udah mama siapin makanannya di meja.

Mamaku menyiapkan lauk tahu dan tempe.

Nadia (Aku)

Hah? Tahu dan tempe lagi? Kan aku maunya makan ayam goreng, Ma!

Ibunya Nadia

Heh Nadia, makan apa yang ada, bersyukur dong. Lagian kamu kan tahu sendiri kalau papamu tuh hari ini belum gajian, jadi belum mampu buat beli makanan yang mewah.

Ibunya Nadia

Dah, kamu langsung mandi gih! Ntar debu-debunya pindah ke rumah kita semua!

Nadia (Aku)

Iya, Ma.

Tuh lihat, salah satu perempuan yang cerewet. Tapi guru PKn ku lebih parah cerewetnya dari pada ibuku.

Aku bergegas mandi. Setelah itu makan, walau dengan memasang wajah bersungut-sungut.

Setelah makan, aku bergegas ke kamar, merebahkan diri.

Ibunya Nadia

Ya ampun Nadia. Kamu tuh kan baru makan, jangan tiduran dulu dong, nanti perutmu sakit.

Ibunya Nadia

Mending kamu bantu mama cuci piring, Nad. Udah bertumpuk kayak gunung tuh piringnya!

Nadia (Aku)

Iya, Ma.

Ya ampun...

BERSAMBUNG...

Author (Rainhard Frealdo)

Memimpikan Suga

Malam harinya, aku beranjak tidur.

Beberapa jam kemudian, aku membuka mataku tanpa disuruh siapapun, lalu melihat sekitar. Astaga! Aku terkejut seketika. Bagaimana bisa aku berdiri di atas taman begitu saja?!

Nadia (Aku)

Hah?

Nadia (Aku)

Tempat apa ini?

Aku bingung sebingung-bingungnya.

Tiba-tiba ada seseorang yang memanggilku dari belakang.

Suga

Hai Nadia.

Aku refleks menoleh ke arah sumber suara tersebut, dan aku benar-benar tidak menyangka!

Nadia (Aku)

SUGA!

Suga

Ya, ini aku, Min Yoon-Gi, alias Suga.

Aku mengetahui betul apa yang diucapkan Suga, karena aku dapat menguasai bahasa Korea layaknya menguasai bahasa Indonesia.

Nadia (Aku)

SUGAAAA!!!

Suga

Ya, ini aku. Kemarilah Nadia, kemarilah!

Nadia (Aku)

Baik Suga, aku akan menghampirimu!

Aku menghampiri Suga dengan sungguh-sungguh. Wajah Suga penuh dengan senyuman.

Tetapi ketika aku baru saja berjalan sejauh 4 langkah, tiba-tiba aku mendapati diriku yang terbaring di atas tempat tidurku sendiri.

Ibunya Nadia

Nadia, ayo bangun, nanti kamu terlambat lho!

Ibunya Nadia

Lihat sekarang sudah jam 06:15, ayo bangun! Mama gak mau tahu kalau kamu nanti dimarahi guru di sekolah karena kamu terlambat!

Nadia (Aku)

Iya Ma, aku sudah bangun nih!

Nadia (Aku)

Lho, tunggu sebentar!

Nadia (Aku)

Jadi kejadian yang aku alami tadi di taman bersama Suga hanya sebuah mimpi? Ah, sebalnya... Aku kesal aku kesal aku kesaaal.

***

Beberapa menit kemudian, aku pergi ke sekolah. Untungnya aku belum terlambat.

Saat aku hendak masuk ke kelas, tiba-tiba...

Prisca

DOR!

Nadia (Aku)

AAAAA.... Aduh, kamu pasti mau balas dendam sama aku kan, ya kan?

Prisca

O jelas lah, Nad. Tapi kamu tenang aja, walau aku balas dendam ke kamu, bukan berarti aku membenci kamu, hihi.

Nadia (Aku)

Aaaiiish. Lupakan saja, aku mau bahas sesuatu yang menarik nih.

Prisca

Bahas apa?

Aku membahas kejadian yang aku alami semalam.

Prisca

Apa, hahahaha. Jadi itu semua hanya mimpi. Aduh sayang banget rasanya.

Nadia (Aku)

Iya iih.

Prisca

Kamu pasti sangat ingin bertemu dengannya sungguhan kan?

Nadia (Aku)

Iya itu benar.

Prisca

Omong-omong aku juga ingin bertemu dengan Byun Baekhyun sungguhan. Entah kapan aku dapat bertemu dengannya, tapi diriku yakin bahwa suatu saat nanti aku akan sungguhan bertemu Byun Baekhyun.

Nadia (Aku)

Semoga saja, Pris. Omong-omong dimana Melinda?

Melinda

Gue disini, Nad. ada apa sih nyari-nyariin gue?

Nadia (Aku)

Eh, gak ada apa-apa kok. Aku hanya khawatir kalau kamu gak masuk sekolah. Kalau kamu ga ada kan jadi gak seru.

Melinda

Oh tentu dong, kalian tak akan bisa hidup dengan seru tanpa hadirnya gue yang cuantik.

Tiba-tiba lonceng sekolah berbunyi dengan nyaring.

Kami semua beranjak ke tempat duduk masing-masing.

Waktunya untuk memulai pelajaran.

BERSAMBUNG...

Author (Rainhard Frealdo)

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!