NovelToon NovelToon

CINTA TERLARANG DENGAN SANG MAJIKAN

Episode 1

Maya seorang gadis cantik dari keluarga sederhana yang bercita-cita menjadi seorang dokter, ayahnya sudah meninggal sejak ia masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, jadi sang ibu lah yang bekerja mati-matian untuk menghidupi anak-anaknya.

Saat ini sang ibu bekerja menjadi seorang pembantu rumah tangga di kediaman seorang pengusaha kaya raya yang bernama Alvian, Pria yang sudah memiliki seorang istri yang berprofesi sebagai Model yang bernama Renata.

Sejak kecil Maya sudah terbiasa hidup mandiri dengan mengurus kedua Adik-adiknya yang masih kecil, sebab ibunya terpaksa harus meninggalkan mereka untuk bekerja di rumah majikannya.

Dulu waktu anaknya masih kecil, Bu sari memilih pekerjaan yang jam kerjanya sampai sore saja, agar ia bisa mengurus ke tiga anak nya di rumah, namun satu tahun yang lalu, salah satu teman seprofesi nya menawari dirinya untuk bekerja menggantikan nya di rumah Alvian dengan gaji yang lumayan besar, sebab temannya itu harus pulang ke kampungnya untuk mengurus ibunya yang sedang sakit, gaji yang di tawarkan cukup besar, hampir tiga kali lipat dari gaji nya saat itu, namun syaratnya hanya satu, ia harus menginap di rumah tersebut dan hanya di ijinkan pulang satu tahun sekali.

Bu sari sangat tertarik dengan tawaran temannya itu, apalagi ia membutuhkan biaya yang sangat banyak untuk mewujudkan keinginan anak pertamanya yang bercita-cita menjadi seorang dokter, mengingat sebentar lagi Maya lulus SMA dan ia pasti membutuhkan biaya yang sangat besar untuk mendaftarkan anaknya itu ke fakultas kedokteran.

Akhirnya Bu Sari menerima tawaran dari sahabatnya itu, lagi pula anak-anaknya sudah besar, bisa mengurus dirinya sendiri, selain itu ada Maya yang bisa ia percaya untuk menjaga Adik-adiknya.

Bu Sari mempunyai dua anak perempuan dan satu anak laki-laki, anak pertamanya bernama Maya yang saat ini tengah kuliah di fakultas kedokteran, dan anak keduanya bernama Rara yang tengah duduk di bangku SMA kelas dua, dan anak ke tiganya bernama Angga yang masih belajar di bangku SMP kelas 3.

Semenjak ibunya kerja di tempat yang baru, Maya mempunyai tanggung jawab untuk menjaga kedua adiknya, ia harus berusaha membagi waktunya antara kuliah dan juga mengurus Adik-adiknya itu menggantikan sang ibu.

"De... sepertinya hari ini kakak akan pulang sore, karna kakak mau melakukan tugas penelitian bersama teman-teman kakak, nanti setelah selesai sekolah, kalian langsung pulang ya, jangan pergi kemana-mana" ucap Maya kepada Adik-adiknya saat mereka tengah menikmati sarapan bersama sebelum berangkat ke sekolah dan juga ke kampus.

"Ia kak.." jawab Rara dan Angga bersama-sama

Setelah selesai mengahabiskan sarapannya, Rara dan juga Angga langsung mencuci piring kotor bekas mereka pakai tadi, mereka memang sudah terbiasa melakukan hal itu, bahkan mereka selalu berbagi tugas untuk mengerjakan pekerjaan rumah, agar tidak saling mengandalkan satu sama lain.

Rara dan Angga berangkat ke sekolah terlebih dahulu, sedangkan Maya masih sibuk merapihkan meja makan dan menyimpan lauk pauk yang masih tersisa untuk makan siang adik-adiknya nanti, Maya memang sengaja memasak makanan lebih banyak dari biasanya, karna hari ini ia akan pulang terlambat.

Sesampainya di kampus, Maya langsung di sambut oleh kedua sahabatnya yang sudah terlebih dulu tiba di kelas, kedua sahabat Maya bernama Dela dan Mita, mereka bersahabat sejak masuk ke universitas tersebut.

"Pagi Della... pagi Mita" Maya datang dengan tergesa-gesa karna sebentar lagi Dosen mereka akan segera tiba.

"Pagi May..." jawab Della dan Mita secara bersamaan.

"May... May... hampir tiap hari kamu terlambat terus, gak cape apa lari-larian kaya gitu" ucap Della yang melihat sahabatnya tampak ngos-ngosan.

"Kalian kan tau sendiri tiap hari aku harus masak dulu buat ade-ade aku, belum lagi ngurusin pekerjaan rumah yang lainya" Jawab Maya seraya mendaratkan tubuhnya di sebuah kursi yang berada di depan sahabatnya.

"Kalo gitu mending kamu beli masakan yang udah jadi aja May, kan kamu jadi gak repot" Kali ini Mita yang angkat bicara, memberikan usul kepada sahabatnya.

"Nggak ah pemborosan, sayang uangnya, kan kalo masak sendiri lebih hemat, bisa buat makan beberapa kali" jawab Maya yang selalu berhemat dalam segala hal, sebab ia tidak mau menghambur-hamburkan uang yang di berikan ibunya dengan susah Payah.

"Susah ngomong sama kamu May... bisa aja ngelesnya" ucap Mita lagi.

"Kan emang gitu kenyataan nya Mit... aku itu harus hemat, kasian sama ibu aku kalo akunya boros" jelas Maya lagi

"Ia juga sih..." jawab Mita seraya mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Gimana kalo kamu kerja part time aja, kan lumayan tuh buat bantu-bantu ibu kamu" ucap Della.

"Aku juga pengennya gitu, tapi ibu aku gak ngijinin, katanya aku harus fokus dengan kuliah aku, trus kasian ade-ade aku gak ada yang ngurusin kalau aku kerja" jelas Maya lagi.

"Aku salut banget sama ibu kamu May, walaupun gak punya suami tapi beliau mampu membesarkan kamu sama ade-ade kamu sendirian dan membiayai sekolah kalian" Ucap Della lagi.

"Ia bener... Ibu kamu memang the best May" Ucap Mita.

"Oia May tadi kak farrel nitipin coklat buat kamu" Mita memberikan sebuah coklat kepada Maya.

"Coklat" ucap Maya seraya mengerutkan keningnya.

"Ia... tadi dia datang kesini, tapi kamunya belum dateng, jadi dia nitipin coklat ini sama kita" jelas Mita.

"Buat apa dia ngasih coklat ini ke aku" tanya Maya bingung.

"Ya ampun May... kamu gak peka banget sih jadi orang, Kak Farel ngasih coklat ini karna dia itu suka sama kamu" ucap Mita kesal dengan kepolosan sahabatnya itu.

"Kamu gak usah becanda Mit... mana mungkin kak Farel suka sama aku" ucap Maya yang merasa tidak pantas di sukai oleh lelaki sekelas Farel, selain tampan Farel juga terlahir dari keluarga yang cukup kaya, jadi rasanya tidak mungkin pemuda dari kalangan berada menyukai wanita yang hanya anak dari seorang pembantu.

"Mana mungkin sih aku becanda May... emang kamu gak ngerasa selama ini dia perhatian banget sama kamu, bahkan waktu ospek pun dia baik banget sama kamu, kamu gak pernah di suruh yang aneh-aneh sama dia" jelas Mita lagi.

"Ia may... kamu ini beruntung di sukain sama cowok sekeren dan setajir kak Farel" tambah Della.

"Ih apaan sih kok kalian jadi ngebahas kak Farel sih, udah mending sekarang kalian makan aja coklatnya" ucap Maya mencoba mengalihkan pembicaraan dan membuka bukunya.

"Kamu mah bener-bener deh May, polos banget jadi orang, seriusan kamu gak mau nerima coklat ini" ucap Mita bingung menghadapi sahabatnya itu.

"Nggak.. aku gak suka coklat" ucap Maya yang tengah asyik membaca bukunya.

Episode 2

Hari ini merupakan hari libur untuk Bu sari, Setiap akhir bulan Bu sari mendapatkan jatah libur selama 3 hari saja, untuk melepaskan kerinduan terhadap Maya dan adik-adiknya, beliau memanfaatkan hari libur tersebut bersama putra-putrinya, menyiapkan segala keperluan mereka dan memasak masakan kesukaan putra-putrinya itu, untuk mengurangi rasa bersalahnya terhadap mereka karna ia tidak bisa menemani mereka setiap waktu, keadaan lah yang memaksa ia meninggalkan anak-anaknya, semua itu ia lakukan untuk kebaikan anak-anaknya juga agar mereka bisa sekolah dan mewujudkan cita-cita mereka.

"Bu... wajah ibu pucat sekali, sepetinya ibu sakit" tanya Maya, Bu sari tengah menyiapkan makan malam untuk ketiga anaknya.

"Tidak apa-apa, ibu baik-baik aja Nak" jawab Bu sari.

"Tapi wajah ibu pucat sekali, lebih baik ibu istirahat aja, biar Maya yang menyiapkan makan malam"ucap Maya lagi.

"Ia Bu... ibu istirahat aja" ucap Rara.

"Ia Bu... Angga juga bisa kok bantuin Kakak" Rara dan kedua adiknya tampak mengkhawatirkan keadaan sang ibu, dan ternyata kekhawatiran mereka benar-benar terbukti, karna tidak lama kemudian bu Sari jatuh pingsan dan tubuhnya tergeletak di lantai.

"Ibu..." teriak Maya dan adik-adiknya, mereka segera menghampiri sang ibu untuk melihat keadaannya dan segera membawa sang ibu ke atas Sofa

Karna sang ibu tidak kunjung sadar juga, Maya menelpon petugas ambulans untuk membawa ibu mereka ke rumah sakit, mereka bertiga tampak panik dan bingung melihat kondisi sang ibu yang tampak lemah, bahkan Angga dan Rara pun sampai menangis melihat ibu Ibu mereka tidak sadarkan diri juga, hanya Maya yang berusaha tegar di depan adik-adiknya ia tidak ingin membuat adik-adiknya semakin panik jika melihat ia menangis.

"Saat ini Bu sari tengah di tangani oleh Dokter di ruang ICU, Maya dan adik-adiknya duduk di kursi tunggu, Maya berusaha menenangkan Rara yang tidak berhenti menangis sejak tadi, Maya memeluk sang Adik untuk memberikan kekuatan kepadanya walaupun sebenarnya ia pun cemas dan takut jika terjadi sesuatu kepada Ibunya.

"Bagaimana keadaan Ibu kami Dok" tanya Maya dan adik-adiknya saat melihat sang Sang Dokter keluar.

"Ibu kalian terkena serangan jantung, tapi untung saja kalian segera membawa Ibu kalian kesini, tapi jantung Ibu Kalian masih lemah, beliau harus banyak beristirahat dan tidak boleh terlalu banyak pikiran karna itu akan sangat membahayakan kesehatannya" jelas sang Dokter.

"Baik Dok... terimakasih banyak" ucap Maya.

*****

Tiga hari sudah Bu Sari di rawat di rumah sakit, hari ini ia sudah di perbolehkan pulang ke rumah, dengan catatan Bu sari tidak boleh terlalu lelah.

"Bu... sebaiknya mulai sekarang Ibu berhenti kerja, Ibu dengar sendiri kan Dokter bilang apa Ibu gak boleh cape-cape" ucap Maya saat mereka telah sampai di rumah.

"Gak bisa May...Ibu masih punya hutang yang cukup besar kepada Pak Alvian, waktu itu Ibu meminjam uang kepada Pak Alvian untuk mendaftarkan kamu ke Fakultas kedokteran, soalnya waktu itu tabungan Ibu belum cukup" jelas Bu Sari.

"Kalau begitu biar aku saja yang gantiin Ibu untuk kerja di rumah Pak Alvian untuk melunasi hutang-hutang ibu" ucap Maya.

"Lalu bagaimana dengan kuliah kamu" ucap ibu Sari lirih karena ia merasa gagal untuk mewujudkan cita-cita putrinya.

"Tidak apa-apa Bu... nanti setelah hutang-hutang Ibu lunas Maya akan berusaha mengumpulkan uang untuk meneruskan kuliah Maya lagi" ucap Maya untuk meyakinkan Ibunya.

"Baiklah kalau memang itu keputusan kamu, besok kamu pergi ke rumah Pak Alvian pagi-pagi dan jelaskan keadaan ibu saat ini"

"Ibu Minta Maaf ya nak, karna ibu tidak bisa mewujudkan Cita-cita kamu" ucap Bu sari sedih.

"Ibu tidak boleh bilang begitu, Justru Maya yang harus minta Maaf sama Ibu karna Maya belum bisa membahagiakan ibu, selama ini ibu sudah bekerja keras untuk membesarkan Maya dan Adik" Tak terasa Air mata Maya menetes begitu saja setelah mengingat perjuangan Ibunya.

"De... Kakak titip ibu sama kalian ya, kalian jaga ibu baik-baik, kalian harus pastikan Ibu makan dan minum obat tepat waktu, jangan sampai terlewat, pokoknya kalian jangan sampai membuat ibu cape ataupun kesal" Maya mewanti-wanti kepada kedua adiknya.

"Ia Kak... Kakak gak perlu khawatir, aku akan menjaga Ibu dengan Baik" jawab Rara.

"Ia kak... Ade juga janji, Ade gak akan pernah membuat ibu kesal" ucap Angga kemudian.

"Bagus... Kakak senang mendengarnya, kakak sangat percaya sama kalian, jadi kalian gak boleh merusak kepercayaan kakak"

*****

Pagi-pagi sekali Maya berpamitan kepada Ibu dan juga kepada Adik-adiknya untuk pergi ke alamat yang di berikan oleh Ibunya kemarin, ia memasuki perumahan elit yang penuh dengan rumah-rumah mewah bak istana kerajaan, hingga akhirnya ia menemukan alamat yang ia cari persis dengan alamat yang di berikan oleh ibunya itu.

Dengan sedikit ragu-ragu, Michel memberanikan diri untuk menekan Bel rumah tersebut, namun cukup lama ia berdiri tapi tidak ada jawaban sama sekali dari dalam, hingga saat ia menekan bel kedua barulah terdengar suara seseorang membuka kunci dari dalam.

Tampak seorang laki-laki dewasa berwajah tampan dan juga bertubuh tinggi berdiri tepat di hadapannya dengan mengenakan stelan jas berwarna silver tampak gagah dan juga elegan, Maya tampak terhipnotis melihat pria yang ada di hadapannya itu, entah karna dia takut, malu, gugup atau kagum hingga membuat ia mematung tanpa berbicara sepatah katapun.

"Kamu mencari siapa" tanya Alvian heran melihat seorang wanita datang pagi-pagi seperti ini.

"Sa_saya mencari Pak Alvian" ucap Maya gugup.

"Kamu siapa ya, ada keperluan apa kamu mencari saya pagi-pagi seperti ini" ucap Alvian bingung.

"Saya_saya anak Bu Sari yang bekerja di rumah Bapak, saya ingin mengabarkan bahwa Ibu saya sedang sakit"jelas Maya.

"Sakit ? Bu sari sakit apa, bukannya waktu itu dia baik-baik saja" ucap Daffa seraya mengerutkan dahinya.

"Ibu Saya terkena serangan jantung Pak... jadi Ibu saya sudah tidak bisa bekerja di sini lagi" jelas Maya lagi.

"Saya turut prihatin dengan keadaan bi Sari, semoga bi sari bisa segera sembuh"ucap Alvian.

"Terimakasih banyak Pak"

"Tapi saya bingung, Bagaimana saya mendapatkan pengganti bi Sari dengan cepat, saya tidak punya waktu untuk mencari pembantu baru" keluh Alvian.

"Bapak tidak perlu khawatir, Saya yang akan menggantikan pekerjaan Ibu saya, sekaligus untuk mencicil hutang-hutang Ibu saya, itupun jika Bapak mengijinkan"

"Kamu?" ucap Alvian seraya mengerutkan dahinya " Kamu yakin mau bekerja di sini sebagai pembantu" ucap Alvian ragu seraya melihat penampilan Maya dari atas sampai bawah, ia tidak yakin kalau perempuan muda seperti Maya mau bekerja sebagai pembantu.

"Saya yakin Pak, saya sudah terbiasa kok mengerjakan pekerjaan rumah, saya janji saya akan bekerja sungguh-sungguh"

"Kamu bisa masak"tanya Alvian lagi.

"Bisa Pak... setiap hari saya selalu memasak untuk adik-adik saya"

"Kebetulan sekali, sekarang saya lapar, tolong buatkan sarapan untuk saya, apa kamu bisa"

"Bisa pak*

"Oia nama kamu siapa" tanya Alvian.

"Nama saya Maya pak"

"Baiklah Maya, kamu sudah bisa mulai bekerja hari ini juga" ucap Alvian lagi

Episode 3

Alvian membawa Maya pergi ke dapur, menunjukan letak dapur dan memperlihatkan semua barang-barang dan bahan makanan yang ada di dapur.

"Baiklah saya tinggal dulu ya, kalau kamu sudah selesai memasak tolong panggil saya di kamar, kamar saya ada di lantai dua di sebelah kanan dari tangga" jelas Alvian.

"Baik pak..." Maya langsung mengambil bahan-bahan yang ia butuhkan untuk memasak, untung saja ibunya sudah memberitahu apa saja makanan yang di sukai Alvian dan makanan yang tidak di sukai nya, jadi ia tidak terlalu kebingungan dalam melakukan hal itu.

Setelah selesai memasak, Maya menata semua makanannya di atas meja makan, kemudian ia segera naik ke lantai atas untuk memberitahu majikannya bahwa sarapannya sudah siap, perlahan ia mengetuk pintu kamar majikannya itu agar keluar dari kamar.

Setelah pintu kamar itu di ketuk, Alvian membuka pintu kamarnya dan keluar dari kamar tersebut seraya membawa sebuah tas kerja yang berisi beberapa dokumen yang sangat penting.

"Pak sarapannya sudah siap" ucap Maya.

"Terimakasih " jawab Alvian.

"Sini pak biar saya yang bawa tas nya" ucap Maya lagi.

"Tidak perlu, biar saya saja yang bawa" tolak Alvian , kemudian ia berjalan terlebih dahulu untuk turun ke bawah, di ikuti oleh Maya di belakang nya.

"Wah... sepertinya masakan kamu enak" ucap Alvian saat melihat makanan yang tersaji di atas meja.

"Silahkan di cobain pak, kalau rasanya ada yang kurang bapak bilang aja sama saya biar nanti saya perbaiki takaran bumbunya" Maya merasa sangat takut jika rasa masakannya tidak sesuai dengan selera majikannya itu.

Alvian mulai mencicipi makanan yang ada di hadapannya "Mmmmmm rasanya sama persis dengan masakan buatan ibu kamu, enak" ucap Alvian seraya mengunyah makanan tersebut.

"Benarkah... bapa suka dengan makanan nya" tanya Maya.

"Ia saya suka, rasanya pas dan sesuai dengan selera saya" ucap Alvian lagi.

"Syukurlah kalau bapak suka" Maya merasa lega mendengar ucapan pak Alvian.

"Oia... apa kamu sudah makan" tanya Alvian.

"belum Pak, tadi saya berangkat dari rumah pagi-pagi sekali jadi saya gak sempat sarapan " jawab Maya

"Kalau begitu kamu duduk, kita makan sama-sama" ucap Alvian seraya menunjuk kursi duduk yang ada di hadapannya.

"Tidak pak terimakasih.. saya nanti makan di dapur saja" tolak Maya.

"Tidak apa-apa, kamu tidak usah sungkan, saya juga sering kok meminta ibu kamu menemani saya makan di sini, kalau makan sendiri itu rasanya tidak enak" ucap nya Lagi.

"Tapi pak..." ucap Maya bingung.

"Ayo duduk, dan ambil makanan nya"ucap Alvian.

"Baiklah kalau begitu" Maya menarik sebuah Kursi dan duduk di kursi tersebut dengan ragu-ragu, ia benar-benar malu harus duduk satu meja dengan majikannya.

setelah selesai menghabiskan sarapan nya, Alvian mengisap bibirnya mengunakan tisu, ia benar-benar menikmati sarapannya, Alvian beranjak dari tempat duduknya untuk berangkat ke kantor.

"May... saya pergi ke kantor dulu ya, kamu tolong jaga rumah baik-baik, kalau kamu perlu apa-apa untuk keperlua rumah ini, kamu hubungin saya saja, ini nomor ponsel saya" Alvian memberikan sebuah kartu nama kepada Maya.

"Baik Pak" ucap Maya sambil mengangguk sopan

"Oia may ini uang untuk membeli bahan-bahan makanan dan juga keperluan lainnya, sepertinya stok makanan di kulkas sudah habis" Alvian memberikan beberapa lembar uang kepada Maya.

"Ia pak" ucap Maya seraya mengambil uang tersebut dari Alvian.

*******

Setalah Alvian berangkat ke kantor, Maya melanjutkan pekerjaan yang lainya, mencuci piring, menyapu dan mengepel seluruh lantai rumah. Setelah di tinggalkan oleh Bu Sari selama beberapa hari, rumah tersebut tampak kotor dan berantakan, pakaian kotor pun sangat banyak sekali.

Saat Maya tengah Asyik melakukan semua pekerjaannya itu, Tiba-tiba bel rumah tersebut berbunyi, Maya segera berlari untuk membukakan pintu. Tampak seorang perempuan cantik, tinggi, putih dan juga **** berdiri di depan pintu seraya membawa sebuah koper.

"Maaf anda mencari siapa, Pak Alvian sedang tidak ada di rumah" ucap Maya sopan.

"Seharusnya saya yang bertanya sama kamu, kamu siapa ada di rumah saya, saya istri Alvian pemilik rumah ini" ucap Bella seraya memperhatikan Maya dari atas sampai bawah.

"Maaf Bu... saya tidak tau, saya pembantu baru di sini menggantikan ibu saya" jawab Maya.

"Bu... ? kamu panggil saya ibu... memangnya saya ibu kamu, panggil saya nyonya" ucap Bella seraya berjalan ke dalam rumah dengan sangat anggun.

"Baik Nyonya" jawab Maya lagi.

"Bawakan koper saya ke kamar" ucap Bella seraya menunjuk sebuah koper berukuran besar, ia baru saja pulang dari luar kota untuk melakukan pemotretan, selama ini ia memang sering bepergian ke luar kota untuk melakukan pekerjaannya sebagai model.

Pernikahan Bella dan juga Alvian memang tidak harmonis, keduanya sama-sama sibuk dengan pekerjaannya, Alvian sudah sering meminta istrinya untuk berhenti dari pekerjaannya, namun Bella selalu menolak karna ia tidak ingin keluar dari dunia model yang sudah sejak lama ia geluti, selain itu sebelum menikah dulu, Bella sudah memberikan syarat kepada Alvian agar tidak melarangnya untuk menjadi model, mereka berdua sudah menyepakati perjanjian itu hingga Alvian tidak punya kekuatan untuk melarang istrinya itu, bahkan Bella sengaja menunda kehamilannya karna ia belum siap untuk punya anak, Bella tidak mau jika badannya menjadi gemuk.

Bela dan juga Alvian berpacaran sejak mereka duduk di bangku SMA, keduanya saling mencintai satu sama lain, mereka berdua selalu di sebut-sebut sebagai raja dan ratu di sekolah karna mereka tampak sangat serasi, yang satu tampan dan juga cantik, selain itu keduanya juga selalu berprestasi di sekolahnya, selalu menjadi pusat perhatian siswa-siswi lain.

Sejak dulu Bella mempunyai cita-cita sebagai model, paras yang cantik dan juga tubuh yang tinggi semampai sangat mendukung cita-citanya itu, tidak sulit baginya untuk mewujudkan cita-citanya itu, Alvian selalu mendukung Bella dalam segala hal, ia menemani Bella dari nol sampai menjadi seperti sekarang ini, Alvian selalu setia menemani Bella ke tempat pemotretan sampai dengan larut malam.

Hubungan mereka masih terus berjalan sampai mereka masuk ke perguruan tinggi, sama-sama berkarir di dunia mereka masing-masing. Dan Setelah lulus kuliah, Alvian langsung di sibukkan dengan mengurus perusaahan milik ayahnya, mengepakkan sayapnya di dunia bisnis, sampai namanya mulai dikenal oleh para pengusaha lain, setelah itu ia memutuskan untuk melamar Bella untuk menjadikannya istri, awalnya Bella selalu menolak dengan alasan ingin pokus dengan karirnya, karna pada saat itu popularitasnya tengah melesat tinggi, namun Alvian tidak menyerah begitu saja ia berusaha membujuk Bella agar mau menikah dengannya hingga akhirnya Bella luluh dan menerima lamaran Alvian dengan satu syarat, yaitu Alvian tidak boleh memintanya berhenti menjadi model.

Di awal-awal pernikahan mereka, semuanya berjalan baik-baik saja, keduanya tampak harmonis dan saling mendukung satu sama lain, namun seiring berjalannya waktu, pernikahan tersebut terasa begitu hambar, keduanya sangat sibuk dengan pekerjaan masing-masing, dan Alvian tidak bisa berbuat apa-apa untuk melarang istrinya itu, walaupun sebenarnya ia sudah sangat menginginkan seorang anak dari Bella, ia ingin hari-harinya semakin berwarna, namun Bella masih saja menolak untuk mempunyai anak.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!