NovelToon NovelToon

Sang Dewa Kematian

Dilema Zhang Chen

Jauh di sebelah selatan kekaisaran Ming, terdapat sebuah desa terpencil yang bernama desa Chang'an yang terletak di pinggir hutan kegelapan.

di sana terdapat seorang anak kecil berusia 10 tahun yang sangat tampan dengan kulit yang halus, terlihat anak itu tengah berada di pinggiran desa sambil duduk di atas batu besar dan memainkan sebuah seruling bambu dengan sangat indah, siapapun yang mendengar alunan seruling tersebut di pastikan tidak dapat menahan diri untuk tidak tersenyum bahagia, di pagi hari yang cerah dengan hembusan angin spoi-spoi, daun yang melambai-lambai seolah olah menari mengiringi alunan seruling indah anak tersebut.

''Ahhhh.. pagi yang cerah, sebentar lagi kakek akan datang, lalu aku akan menemani kakek berburu di hutan.'' gumamnya dengan suara mungil sambil turun dari batu besar tempat ia duduk, dan menyelipkan kembali seruling tersebut pada pinggangnya.

bersamaan dengan itu seorang pria paruh baya dengan rambut dan janggut panjang yang sudah memutih, sambil membawa sebilah pedang di pinggangnya datang menghampiri anak tersebut sambil tersenyum, pria paruh baya itu tidak lain adalah kakek Zhang Chen.

''kau terlihat bersemangat chen'er'' ucap kakek tersebut yang bernama Zhang moi.

''kakek benar, ayo kita berangkat.'' ucap Zhang Chen dengan suara imutnya.

''Baiklah, mau kakek gendong?'' kata sang kakek sambil mengusap-usap kepala Zhang Chen kecil.

''tidak!'' ucapnya tegas sambil menggelengkan kepalanya,''aku sudah bukan anak kecil lagi kakek''

''hhh.. yasudah ayo kita jalan'' kata kakek moi sambil terkekeh ringan

setelah itu Zhang Chen dan kakek moi memasuki bagian luar hutan kegelapan untuk berburu, dan sudah menjadi kebiasaan bagi mereka setelah mendapatkan hewan buruan Zhang Chen dan kakek moi membagikan hasil buruannya kepada penduduk desa agar semua dapat merasakan daging hewan spiritual, tapi untungnya kakek moi memiliki sebuah resep agar daging hewan spiritual dapat di konsumsi orang-orang yang tidak berkultivasi, di desa tersebut hanya kakek Zhang moi yang merupakan seorang kultivator.

...~...

Klan Zhang adalah klan kuno yang sudah berdiri sejak puluhan ribu tahun dan juga termasuk dalam klan kuno terkuat, tetapi itu semua tidak berlangsung lama karena 8 tahun yang lalu, terdapat seorang penghianat Zhang guo bersama para pengikutnya yang ingin menguasai warisan para leluhur klan sehingga membuat para penghianat tersebut berkomplot dengan sekelompok organisasi misterius, dengan imbalan yang telah mereka sepakati.

saat klan Zhang di serang oleh sekelompok organisasi misterius, para pemberontak itu menangkap seluruh anggota keluarga Zhang dan memberikan sebuah pilihan yaitu , hidup atau mati, jika memilih untuk hidup mereka semua harus tunduk di bawah perintah Zhang guo, dan jika memilih mati, kultivasi mereka akan di hancurkan lalu di kirim ke penjara bawah tanah dan di biarkan kelaparan agar mereka semua mati dengan mengenaskan.

sebagian besar anggota keluarga Zhang memilih untuk melawan, daripada harus menyerah dan tunduk di bawah seorang penghianat, lalu sebagian lagi memilih untuk bergabung bersama Zhang guo, karena mereka takut untuk mati dan mensia-siakan hidup mereka di penjara bawah tanah.

saat itu juga, Zhang zhu ayah dari Zhang Chen, dan lu xuan Yun, ibu dari Zhang Chen serta kakek moi dan para tetua keluarga bertarung mati-matian untuk melakukan perlawanan dan mencoba mencari cara agar dapat melarikan diri dari klan, akibat bertarung sambil menggendong Zhang Chen kecil dan berusaha untuk melindunginya, lu xuan Yun harus terkena tebasan di punggungnya sehingga membuatnya sekarat dan mengalami luka berat, sementara itu Zhang zhu dan kakek moi melakukan segala cara agar dapat membuka jalan untuk lu xuan Yun membawa Zhang Chen kecil melarikan diri, namun saat mereka berhasil menemukan cara, lu xuan Yun malah meminta kakek moi membawa Zhang Chen kecil melarikan diri dan menyerahkan sebuah cincin kepada kakek moi, saat itu juga lu xuan Yun untuk terakhir kalinya mencium kening anaknya sambil meneteskan air mata di pipinya.

awalnya kakek moi tidak ingin melakukannya namun, saat anak dan menantunya itu memohon padanya, ia tidak punya pilihan lain selain membawa Zhang Chen pergi, berat rasanya meninggalkan mereka begitu saja, namun ia juga memikirkan kondisi cucunya itu yang baru berusia 2 tahun dan masih memiliki masa depan panjang.

tanpa berkata apapun sambil berusaha untuk tetap tegar kakek moi melesat pergi meninggalkan mereka berdua, sedangkan Zhang zhu dan lu xuan Yun berusaha mati Matian untuk menghalangi para pemberontak dan para anggota organisasi misterius untuk memberi sedikit waktu pada kakek moi agar melarikan diri.

setelah berhari hari berlalu, Kakek moi terus berlari menjauh dari klan Zhang, pakaian yang berlumuran darah dan tidak perduli dengan luka yang ada di sekujur tubuhnya, ia terus berlari dan berlari menjauh dari klan Zhang, selama beberapa Minggu berlari tanpa henti dan merasa sudah sangat jauh dari klan Zhang, akhirnya kakek Zhang moi memutuskan untuk beristirahat.

saat itu kakek Zhang moi merasa sudah tidak sanggup lagi untuk berdiri, untungnya beberapa orang datang menghampirinya untuk memberikan bantuan kepadanya, lalu membawanya pergi ke desa terpencil tempat ia tinggal sekarang untuk di obati, setelah cukup lama tinggal di desa tersebut dan merasa nyaman, kakek Zhang moi memutuskan untuk menetap di desa itu untuk dan memulai hidup baru sebagai orang biasa bersama Zhang Chen kecil.

kembali ke Zhang Chen dan kakek moi yg sedang berburu hewan, merasa buruannya sudah cukup dan hari juga mulai gelap, kakek moi dan Zhang Chen memutuskan untuk kembali ke desa.

''Chen'er sebaiknya kita kembali ke desa sebelum larut.'' ucap kakek moi sambil mengendong babi hutan sepanjang 2 meter dan lebar 1 meter di atas pundaknya.

''Baik kek.. lagi pula itu lebih dari cukup untuk di bagikan pada penduduk desa.'' ucapnya sambil mengangguk.

setelah berjalan beberapa langkah dari tempatnya berdiri, Zhang Chen merasa ada sesuatu yang menariknya untuk masuk lebih dalam, ia seperti merasakan ada sesuatu yang sangat familiar namun ia tidak mengetahuinya, ia juga tidak berani untuk masuk lebih dalam, karena dia pernah mendengar dari orang orang bahwa tidak ada orang yg selamat setelah memasuki bagian dalam hutan, karena hutan kegelapan terdapat sesosok makhluk iblis yg sangat mengerikan. entah itu benar atau tidak, karena tidak ingin mendapat resiko, Zhang Chen hanya mengabaikanny lalu kembali menyusul kakeknya yang telah berjalan lebih dulu, beberapa saat kemudian mereka sampai di desa tempat ia tinggal, di desa terdapat orang-orang desa yg sedang beraktivitas seperti desa desa pada umumnya.

''Chen'er kemari bantu kakek memotong daging untuk di bagikan pada penduduk desa..''ucap kakek moi sambil memotong paha babi tersebut.

''Baik kek..'' jawabnya sambil mengangguk lalu berjalan menghampiri kakek moi.

setelah membagikan daging tersebut Zhang Chen pergi untuk membersihkan diri, dan kakek moi pergi menyiapkan makanan untuk mereka berdua.

sebenarnya Zhang Chen berbeda dan memiliki kecerdasan luar biasa, dengan pemikiran cerdas seperti orang dewasa, Zhang Chen tidak seperti anak-anak pada umumnya yg hanya bermain dan bermain, ia lebih suka ketenangan karna menurutnya tidak ada suasana yang nyaman selain ketenangan.

...~...

langit menjadi semakin gelap matahari mulai terbenam dan tergantikan oleh sinar rembulan yang memancarkan suasana sayu dengan bintang-bintang yang bersinar menghiasi indahnya malam.

di dalam kediaman, Zhang Chen dan kakek moi mulai makan malam bersama dengan tenang, setelah selesai makan malam, Zhang Chen pergi keluar rumah dan duduk di atas batu besar sambil memandang ke langit melihat sinar rembulan yg di hiasi indahnya bintang.

''Sungguh malam yang tenang..'' ucap Zhang Chen sambil menarik nafas panjang lalu menghembuskan nya perlahan.

karena merasa ada yang kurang dari suasana malam itu, Zhang Chen kemudian meraih seruling yang ia selipkan di pinggangnya kemudian memainkan seruling tersebut dengan sangat indah, membuat suasana tenang dan nyaman, nada yang terdengar lembut meresap kedalam hati, nada yang memiliki perasaan, sangat nikmat untuk di nikmati, namun itu semua hanya bersifat sementara, perasaan yang tenang kini di gantikan dengan teriakan warga desa yang menjerit kesakitan dan minta pertolongan.

''Ha ha ha.. bunuh semua penduduk desa, ambil semua barang berharga yang ada, dan jangan lupa tangkap para gadis untuk menemani kita malam ini ha ha ha..'' teriak pemimpin perampok tersebut sambil mendekap seorang anak gadis.

mendengar teriakan warga desa, Zhang Chen lalu menghentikan permainan serulingnya, saat ia melihat sebagian rumah penduduk terbakar dan teriakan warga desa di mana mana, ia terlihat sangat panik, gelisah dan juga khawatir.

tanpa pikir panjang Zhang Chen lari kedalam rumah untuk menemui kakeknya dan mengajaknya pergi meninggalkan desa, namun belum sempat ia kembali untuk pergi menemui kakeknya, sepuluh pria berjubah hitam menghalangi langkahnya.

''Ha ha ha aku sangat senang membunuh anak yang tampan.'' teriak salah satu anggota dari sekelompok orang tersebut.

Zhang Chen nampak pucat dan tubuhnya gemetar ketakutan saat melihat pedang yang di ayunkan ke arahnya, seketika kakinya lemas dan terjatuh ketanah ia pun mulai menutup mata hanya bisa pasrah dengan apa yang akan terjadi padanya, namun belum sempat pedang itu mengenainya, sebilah pedang di ayunkan ke atas untuk menahan serangan tersebut.

Zhang Chen yg dari tadi menutup matanya terlihat bingung kenapa tidak terjadi apa apa padanya, saat ia membuka mata terlihat seorang pria paruh baya yg di kenalinya membawa sebilah pedang berdiri dengan gagah di hadapannya.

''Chen'er pergilah dari sini, lari sejauh mungkin, kakek akan coba menghalangi mereka untuk tidak mengejar mu''. ucap sang kakek membuyarkan lamunannya.

Zhang Chen yang mendengar ucapan kakeknya terlihat air mata yang berlinang sampai membasahi pipinya.

''tidak!! aku tidak akan meninggalkan kakek, aku tidak ingin kehilangan kakek, aku sudah kehilangan ayah dan ibu, aku tidak ingin kehilangan kakek''.

teriak Zhang Chen yang tampak pucat dengan tubuh gemetaran.

Kakek moi yang mendengar itu hanya tersenyum pahit sambil memejamkan matanya.

''Chen'er, mungkin ini ke inginan terakhir kakek, tetaplah hidup, jalani apapun itu, rasa sakit akan membuatmu menjadi semakin mengerti tentang apa tujuan manusia di lahirkan, sesulit apapun itu, seberat apapun itu, yakinlah pantang menyerah adalah kuncinya.'' ucapnya sambil mlempar cincin hitam berbentuk seekor naga pada Zhang chen dengan senyum tipis terlihat di wajah tuanya

''pergilah dan jadilah orang kuat, kakek sudah merasa bangga mempunyai cucu sepertimu.'' teriaknya kepada Zhang Chen sambil bersiap dengan posisi menyerang.

setelah menyelesaikan kalimatnya kakek moi langsung melesat kearah bandit-bandit itu,

melihat kakek nya yang bersungguh-sungguh ingin ia tetap hidup, dengan tekad yang kuat ia langsung berdiri dan berlari secepat mungkin sambil mengepalkan tangannya, tanpa ia sadari air mata menetes dari sudut matanya, ia akan mengingat semuanya dan berjanji untuk menjadi kuat agar bisa melindungi orang orang yang ia sayangi.

melihat Zhang Chen melarikan diri kesepuluh perampok itupun memecah menjadi dua kelompok.

''Kalian berlima kejar anak kecil itu jangan biarkan dia kabur.'' teriak pemimpin perampok sambil menunjuk ke arah Zhang Chen, melihat ke 5 perampok itu mengejar Zhang chen, kakek moi ingin menghentikannya namun ia di halangi oleh perampok lainnya.

Kakek moi yang sudah sangat marah langsung melesat dengan pedangnya menyerang para perampok itu, walalupun tidak bisa mengimbangi kekuatan para perampok tersebut, kakek moi tetap berusaha mati Matian, dengan luka di sekujur tubuhnya ia mulai tak sanggup lagi untuk bertarung, dia juga sudah siap jika ia harus mati saat ini.

melihat musuhnya mulai terpojok dan tak sanggup lagi untuk melawan, pimpinan perampok itu kemudian melesat ke arah kakek moi dan menebas kepalanya, melihat serangan itu kakek moi hanya tersenyum dan bergumam ''semoga kau baik baik saja nak'' setelah mengucapkan kata itu darah segar membasahi tubuhnya lalu membuatnya roboh ke tanah.

slashh.. buuk..

''Ha ha ha..dasar tua Bangka.'' ucap sang perampok sambil menyilangkan kedua tangan di depan dada.

di tempat lain Zhang Chen mulai berlari memasuki hutan kegelapan. tanpa pikir panjang Zhang Chen langsung menerobos memasuki pedalaman hutan. para perampok yg melihat itu hanya diam dan tidak ingin mengejar lagi, karna mereka semua tau jika hutan kegelapan adalah hutan yg mengerikan, karena tidak ingin mengambil resiko akhirnya semua orang berhenti kenudian saling pandang sambil menganggukkan kepalanya, seolah olah sudah menempatkan pemikiran yang sama, mereka kemudian berbalik dan pergi meninggalkan tempat itu.

di tengah hutan yang lebat dengan suasana mencekam, Zhang Chen sudah tidak memperdulikan lagi keadaan di sekitarnya, ia sangat ketakutan tanpa sadar ada sesuatu yang tengah mengintainya. saat Zhang Chen mulai lelah, dan terduduk lesu, tiba tiba 3 ekor siluman serigala telah menerkamnya dari belakang.

''Ahhhhhhhh....'' teriak Zhang Chen kesakitan.

Zhang Chen langsung tersungkur dan menabrak pohon di depannya, saat melihat kawanan serigala di depannya ia terlihat sangat pucat, mencoba menenangkan diri sambil mencari cara agar bisa kabur dari kawanan serigala.

''Gerrr.. Gerrr..'' raungan serigala terdengar sambil meneteskan air liur dari mulutnya

melihat serigala yang mulai berjalan menghampirinya tanpa pikir panjang Zhang Chen bangkit lalu kembali melarikan diri sekuat tenaga, sudah berjam-jam Zhang Chen melarikan diri, sampai ia tak sanggup lagi dan merasa kesal karena di depannya juga ada jurang yang sangat dalam, saat melihat ke belakang ia menjadi semakin panik ketika melihat kawanan serigala itu semakin mendekat, Zhang Chen nampak dilema karna maju mati, mundur mati, Diam pun mati.

'' Sialll.. tidak ada jalan lain, Ayah..Ibu..aku merindukan kalian, mungkin sebentar lagi kita akan di pertemukan kembali, dan kakek maaf, mungkin aku akan pergi bersamamu.'' gumamnya sambil tersenyum menghadap ke langit kemudian memejamkan matanya.

saat serigala mulai melesat ke arahnya tanpa pikir panjang Zhang Chen langsung lompat ke jurang sambil menjulurkan jari tengahnya🖕 ke kawanan serigala sambil tertawa lantang, Zhang Chen mulai menutup mata dengan pasrah akan apa yg akan menimpanya hari ini dan sudah mengucapkan selamat tinggal pada dunia yang sangat, sangat, sangat adil ini, serigala tersebut mngonggong dengan keras merasa sangat kesal, karena di permainkan oleh bocah yang masih berbau ingus itu.

Menjadi murid sang dewa pembantai

Di dasar sebuah jurang yang sangat dalam, terdapat seorang pria paruh baya tinggi kekar dengan rambut dan janggut yg sudah memutih tampak seperti seorang dewa, pria tersebut sedang mengendong seorang anak kecil berusia 10 tahun yang sedang terluka, anak itu tidak lain adalah Zhang Chen, beberapa saat kemudian pria tersebut telah tiba di gubuk tua yang ia tinggali selama ini, pria itu kemudian membaringkan Zhang Chen di atas tempat tidur yang terbuat dari bambu dan daun-daun kering.

''Anak ini, bagaimana bisa jatuh dari atas jurang tanpa dasar, namun tidak mati hanya mengalami patah rusuk dan patah tulang.'' gumamnya keheranan.

''ah sudahlah lebih baik aku mengobatinya, akan aku tanyakan nanti ketika ia sudah sadar.'' gumam kakek tersebut sambil kemudian mengambil beberapa bahan untuk meramu obat.

setelah selesai meramu obat, kakek tersebut meminumkan sebagian obat yang ia buat lalu mengoleskan sebagian di tubuh Zhang Chen yang terluka dan membantu mengalirkan energi Qi untuk mempercepat proses penyembuhan tulang tulang yang sudah patah.

...~<>~...

waktu terus berlalu, setiap harinya kakek tersebut mengobati luka dalam tubuh Zhang Chen, sudah 1 Minggu berlalu namun Zhang Chen belum sadar dari pingsannya.

''sebentar lagi anak ini akan sadar, lebih baik aku menyiapkan makanan untuknya.''

selang beberapa saat setelah kakek itu pergi, Zhang Chen tiba tiba berteriak memanggil kakeknya.

''Ka-kakek jangan pergi, kakek.. kakek..'' teriak Zhang Chen kemudian terbangun dari pingsannya.

''hah.. hah.. kakek, maafkan cucumu ini yang lemah.'' gumamnya dengan nafas tersengal-sengal dan keringat dingin membasahi wajahnya, mengingat kejadian saat ia meninggalkan kakeknya membuat hatinya terasa sakit, namun ia juga tidak dapat berbuat apapun.

''tenangkan dirimu nak, menangis tidak dapat menyelesaikan masalah'' ucap seseorang yang tiba-tiba muncul di hadapannya.

''s-siapa kau'' ucap nya sambil menatap pria tua itu, lalu melihat ke sekelilingnya, menyadari tempat yang asing baginya Zhang Chen kemudian bertanya. ''dimana ini.?'' ucap Zhang Chen pada pria itu, sambil berusaha untuk duduk dan memegangi kepalanya yang terasa sakit.

''jangan terlalu banyak bergerak, tubuhmu belum sembuh total, lebih baik kau makan buah ini agar cepat sembuh.'' ucap kakek tersebut sambil memberikan buah buahan yang ia petik.

''Terimakasih kek, tapi siapa kau, dan kenapa aku ada di tempat ini.?'' tanya Zhang Chen yang sudah agak tenang dengan nada lemah, kemudian ia mengingat ingat kejadian terakhir yang ia alami, membayangkan dirinya jatuh dari jurang membuatnya terasa ngilu.

''Kau sekarang ada di dimensi jurang tanpa dasar, dan kakek yang membawamu kemari saat kau pingsan.'' ucapnya sambil tersenyum ramah.

''Ahh..jadi begitu,.. sekali lagi terimakasih banyak kek..

lalu siapa nama kakek?'' tanya Zhang Chen sambil mendongak menatap kakek tersebut dan masih memegangi kepalanya yang terasa sakit.

''Nama ku Shen luo, pangil saja kakek luo, sebenarnya kakek adalah seorang dewa yang di hukum sang pencipta alam semesta karena melakukan pembantaian di alam dewa, tidak peduli baik atau jahat, kakek membunuhnya karena saat itu kakek telah di butakan oleh dendam dan amarah''

Zhang Chen yang tidak mengetahui apapun merasa penasaran dengan cerita kakek tua itu, dengan polosnya Zhang Chen berkata.

''Apa kakek seorang dewa? lalu kenapa kakek melakukan pembantaian di alam dewa.'' ucap Zhang Chen dengan suara kecilnya pada kakek luo.

''benar, kakek adalah seorang dewa.. untuk alasan kenapa kakek melakukan pembantaian di alam dewa, kau tidak perlu tahu, jika kakek menceritakannya mungkin memerlukan waktu hingga kau berumur seperti kakek.'' ucap kakek tersebut sambil tersenyum.

''Emm..baiklah jika kakek tidak ingin menceritakan nya tidak apa.'' ucap Zhang Chen sambil tersenyum manis.

''Kakek ingin bertanya padamu, setelah sembuh apa kau mau menjadi murid kakek dan menjadi seorang pendekar yang kuat.'' ucap kakek luo sambil menatap penuh harap pada Zhang Chen.

''apa kakek ingin mengajariku ilmu bela diri,.. sungguh? kalau begitu mohon bimbingan dari guru, aku ingin menjadi kuat, agar kelak aku bisa melindungi orang orang yang aku sayangi, tapi maaf guru, murid tidak bisa memberi hormat kepada guru, karena tubuh murid masih terasa sakit.''ucap Zhang Chen dengan wajah polosnya.

''Ha ha ha.. tenang lah nak, itu tidak masalah, sekarang beristirahat lah agar kau lekas sembuh, guru akan membuat ramuan untukmu, setelah kau sembuh, persiapkan dirimu baik baik, guru akan memberi pelatihan yang berat, apa kau siap?'' ucap kakek luo sambil mengusap-usap kepala Zhang Chen.

''Hmm.. Baik guru, murid siap melakukan pelatihan yang berat.'' ucap Zhang Chen dengan bersemangat sambil mengangguk.

...~<>~...

waktu berlalu begitu cepat, siang berganti malam, malam berganti pagi, tak terasa 2 Minggu telah berlalu, sekarang kondisi Zhang Chen sudah pulih total dan akan segera memulai pelatihan pertamanya dengan guru luo.

di depan gubuk tua, tempatnya di kediaman guru luo, Zhang Chen telah memulai pelatihan pertamanya.

''Chen'er hari ini adalah latihan pertamamu apa kau sudah siap?'' tanya guru luo dengan tegas.

''Murid sudah siap guru'' ucap Zhang Chen dengan tegas dan penuh semangat.

''Bagus, sekarang mulai pelatihan pertamamu, berlari mengelilingi lembah ini sebanyak 100 putaran, setelah itu kau harus mengangkat naik turun batu besar yang ada di sebelah sana sebanyak 50 kali, dan yang terakhir kau harus berendam air susu illahi yang sudah guru siapkan selama setengah hari, berlari dan mengangkat batu itu semua guru persiapkan untuk memperkuat fisik, otot, dan staminamu, sedangkan berendam air susu illahi, guru sudah persiapkan untuk meningkatkan kualitas tulang mu, saat berendam air susu illahi kau harus sedikit menahan rasa sakit, guru yakin kau pasti bisa.''

saat Zhang Chen mendengarkan ucapan gurunya dia hanya bisa melongo dan menelan ludanya berkali kali tidak percaya dengan apa yang di ucapkan gurunya.

guru luo yang melihat tingkah muridnya hanya tersenyum dan berkata

''Apa kau keberatan chen'er?'' tanya guru luo sambil menyipitkan matanya.

''Ti-tidak guru, murid siap melakukannya'' jawab Zhang Chen yang masih tampak pucat sambil menggeleng kan kepalanya.

''Bagus,.. sekarang lakukan pelatihanmu, guru harus pergi menyiapkan sesuatu untukmu nanti.'' ucap guru luo, setelah menyelesaikan ucapannya guru luo tiba tiba menghilang dari hadapan Zhang Chen.

Zhang Chen yang melihat itu tersentak kaget tidak percaya saat gurunya tiba tiba menghilang.

''Guru sangat hebat, aku ingin menjadi kuat seperti guru, aku tidak inggin melihat guru kecewa, baiklah.. aku harus bersungguh-sungguh.'' gumam Zhang Chen dalam hati, setelah memberi semangat pada dirinya sendiri Zhang Chen pun mulai berlari mengelilingi lembah.

1 putaran 2 putaran 3putaran.. 5 putaran...10 putaran.. 30 putaran telah berlalu, dengan usaha keras Zhang Chen mampu sampai ke 30 putaran.

''Hah.. hah.. hah.. sangat melelahkan, apa aku harus menyerah, tidak, tidak boleh menyerah, kakek pernah bilang jangan pernah menyerah.'' teriaknya dengan penuh tekad.

tepat saat tengah hari 60 putaran telah di lalui Zhang Chen dengan susah payah.

''Hah.. hah.. hahh...''

keringat bercucuran, kakinya gemetaran, dan tangan yang bertumpu pada lutut untuk menyangga tubuhnya agar tidak tumbang.

''Aku,.. sudah tidak kuat, tubuhku sangat lemah, tidak tidak, tidak, aku tidak boleh menyerah, aku ingin menjadi kuat, aku bukan orang lemah.'' teriak Zhang Chen sambil memikul mukul lututnya agar tetap kuat.

guru luo yg mengawasi pelatihan Zhang Chen secara diam diam hanya tersenyum bangga ketika melihat tekat yang kuat dari muridnya itu.

''Berjuanglah chen'er guru berjanji akan membimbingmu sampai kau menjadi orang yang benar-benar kuat.'' setelah menyelesaikan ucapannya guru luo langsung menghilang dalam sekejap.

hari mulai gelap Zhang Chen telah selesai melakukan latihan pertama dan keduanya, kini hanya tinggal berendam dengan air susu illahi untuk menempa tulang-tulang nya.

''Kenapa air susu ini berwarna merah, tidak seperti susu pada umumnya.'' gumam Zhang Chen sambil mengusap-usap dagunya.

''Ahh.. sudahlah, lebih baik aku segera menyelesaikan latihan ku, aku sudah tidak sabar untuk berbaring.'' gumam Zhang Chen sambil melompat kekolam tersebut.

saat berendam di dalam kolam, perasaan aneh memaksa masuk ke dalam tubuhnya, rasa sakit di sekujur tubuh, panas, dingin, pedih, ngilu, bercampur aduk menjadi satu .

''Ahhhhhh... Ahhhhhhhhhh...''

teriakan demi teriakan Zhang Chen terus mengema di seluruh lembah, sudah setengah hari berlalu, kini Zhang Chen telah menyelesaikan latihan di hari pertamanya, dapat di rasakan setelah selesai berendam tubuhnya mulai terasa ringan dan letih akibat latihan sebelumnya telah menghilang.

''luar biasa..'' ucap Zhang Chen terkagum kagum.

guru luo yang melihat dari kejauhan hanya tersenyum saat melihat murid satu satu nya kagum dengan hal itu.

setiap hari Zhang Chen selau melakukan latihan rutin,

hari demi hari telah berlalu, tanpa terasa 1 tahun telah ia lewati dengan latihan keras.

kini Zhang Chen terlihat sangat tampan, rambut panjang hitam keputihan terurai sampai ke punggung, pupil mata yang berwarna merah gelap terlihat indah, mengintimidasi, dan menenangkan, kulit yang putih dan halus, tubuh yang sedikit berotot tidak terlalu kekar dan tidak terlalu kurus, hanya di bagian perut yang terlihat berisi, sungguh idaman para gadis

Di bawah pohon persik, terlihat seorang pemuda duduk di atas batu besar sedang memainkan seruling bambu yang mengeluarkan nada nada indah dan menenangkan hati, angin berhembus perlahan, menerpa wajah dan membuat rambut panjang seorang pemuda yang berkelebatan, daun-daun berguguran, tampak menghiasi alunan merdu permainan seruling pemuda itu.

terlihat seorang pria paruh baya sedang berjalan menghampiri nya, Zhang Chen yang melihat pria paruh baya yang sedang berjalan ke arah nya, langsung menghentikan permainan serulingnya kemudian berdiri sambil tersenyum dan memberikan salam kepada gurunya.

''Salam hormat guru.'' ucap Zhang Chen sambil membungkukkan badannya.

seketika wajahnya berubah masam saat ia mendapat hormat dari murid yang telah ia anggap seperti anaknya sendiri.

''Sudah guru bilang, tidak perlu terlalu formal, guru sudah menganggap mu seperti putraku sendiri, jadi bersikaplah sewajarnya.'' ucap guru luo sambil tersenyum hangat.

''Baiklah guru murid mengerti.'' ucap Zhang Chen sambil tersenyum.

''Bagus kalau kau mengerti, guru kemari ingin melihat perkembanganmu selama 1 tahun ini, sekarang ulurkan tangan mu biar guru memeriksanya''

''Baiklah guru'' ucap Zhang Chen sambil mengulurkan tangannya.

guru luo langsung memeriksa kondisi fisik dan tulang Zhang chen, seketika raut wajahnya berubah dengan tersenyum bangga terpampang di wajahnya.

''Chen'er, fisikmu sudah sangat kuat bahkan jika pedang pusaka tingkat rendah tidak akan mampu mengores kulitmu, dan kualitas tulangmu adalah jenis tulang permata naga, jenis tulang tertinggi di alam semesta dan sudah mencapai tingkat tertinggi yaitu tingkat illahi, selama hidup guru baru kali ini guru melihat tulang sekuat ini.'' ucap guru luo sambil mengangguk angukkan kepalanya.

melihat gurunya yang sangat senang, ia pun merasa tidak sia sia berlatih keras selama 1 tahun ini.

''Baiklah guru, lalu pelatihan apa lagi yang harus murid lakukan.'' ucap Zhang Chen sangat bersemangat.

guru luo yang melihat muridnya sangat bersemangat dalam berlatih sangat senang.

''besok kau temui guru di halaman belakang rumah, guru akan melatih mu cara menggunakan energi Qi, energi spiritual dan tenaga dalam, karna di dunia tempat tinggal mu ini tidak ada yang berlatih menggunakan energi Qi, hanya mengandalkan tenaga dalam dan energi spiritual saja tidak akan cukup, lalu besok guru juga akan memeriksa dantian mu, sekarang beristirahat lah, dan persiapkan dirimu baik-baik'' setelah menyelesaikan perkataannya guru luo berbalik lalu meninggalkan Zhang chen sendiri.

Zhang Chen yang melihat gurunya juga bersemangat untuk mengajarinya berlatih menjadi sangat senang.

''Baiklah guru, murid akan mempersiapkan diri dan murid juga akan berlatih dengan keras agar tidak mengecewakan guru" ucap Zhang Chen sangat bersemangat.

Membuka segel tubuh istimewa YinYang

•tingkatan pendekar

- pembentukan energi. (tingkat 1-9)

- bumi. (awal,menengah,akhir,puncak)

- langit. (awal,menengah,akhir, puncak)

- raja. (awal,menengah,akhir,puncak)

- raja bumi. (awal, menengah, akhir,puncak)

- raja langit. (awal,menengah, akhir,puncak)

- kaisar. (awal, menengah,akhir,puncak)

- kaisar bumi. (awal,menengah,akhir,puncak)

- kaisar langit. (awal, menengah,akhir,puncak)

- suci. (awal, menengah,akhir,puncak)

- surga. (awal, menengah,akhir,puncak)

Di halaman belakang kediaman guru luo, seorang pemuda tampan yang tengah duduk di atas batu besar, tampak sedang menunggu seseorang.

''ahh.. aku sudah tidak sabar untuk segera berlatih tenaga dalam dan energi Qi yang akan di ajarkan guru'' gumam Zhang Chen dengan wajah berseri-seri.

tak berselang lama guru luo datang menghampirinya, Zhang Chen yang melihat gurunya sudah datang, segera bangkit dari tempat duduknya dan memberi salam pada gurunya.

''Selamat pagi guru'' ucap Zhang Chen sangat bersemangat.

guru luo yang melihat muridnya sangat bersemangat hanya menggelengkan kepalanya.

''chen'er apa kau sudah siap?''

''sudah guru, sudah sangat siap'' balas Zhang Chen sambil tersenyum senang.

''baiklah pertama, biarkan guru memeriksa dantianmu, sekarang buka bajumu dan duduklah di hadapan guru''.

Zhang Chen yang mendengar perkataan gurunya, hanya mengangguk kecil lalu membuka bajunya dan duduk bersila di hadapan guru luo.

tanpa menunggu lama guru luo langsung mengalirkan energi spiritual ke telapak tangannya dan menempel kan telapak tangannya di bagian perut Zhang chen.

saat memeriksa dantian Zhang Chen guru luo mengerut kan kening nya merasa ada yang aneh dengan dantian Zhang Chen seperti ada sebuah penghalang atau sebuah segel yang menyegel dantiannya.

''Chen'er guru tidak mengerti apa yang terjadi pada dantianmu, tapi saat guru memeriksanya, guru melihat dantianmu tersegel, mungkin guru bisa membuka segel di tubuhmu tetapi itu akan sangat menyakitkan, apa kau bersedia chen'er'' ucap guru luo pada Zhang Chen.

saat mendengar perkataan gurunya, ia merasa heran karena ia tak pernah melakukan apapun pada tubuhnya, apalagi sampai membuat dantiannya tersegel.

''memang apa yang terjadi pada tubuh ku, kenapa dantianku bisa tersegel, sudah lah lebih baik aku pasrahkan saja pada guru'' gumam Zhang Chen dalam hati.

''baiklah guru murid siap, hanya rasa sakit tidak akan bisa menghalangiku untuk menjadi kuat''

mendengar itu guru luo hanya tersenyum.

''baiklah guru akan langsung memulainya, bertahanlah ini tidak akan lama''

setelah selesai berbicara guru luo langsung membuat segel di tangan kanannya.

swoosh...

tampak siluet huruf-huruf kuno muncul di kelima ujung jarinya dengan aura yang kuat berputar mengelilingi kelima jari guru luo.

''Segel Dewa, gerbang ke lima, jari jari surgawi'' ucap guru luo langsung melepaskan tangannya ke arah pusat perut tepat di bawah ulu hati Zhang Chen

BOOMM.. ledakan keras teredam dari tubuh Zhang Chen di iringi dengan hembusan angin yang sangat kencang dari dalam tubuhnya.

''Ahhhhhh... ahhhhhh..''

teriakan keras terdengar dari mulut Zhang Chen yang terus menerus berteriak kesakitan berusaha menahan rasa sakit yang teramat sangat, tak berselang lama teriakan keras kembali terjadi namun kali ini lebih keras dari yang sebelumnya.

Boomm...

''Ahhhhhh... Ahhhhhh..''

bersamaan dengan teriakan terakhir, Zhang Chen tiba tiba melayang bersila di udara, terdengar ledakan teredam dari dalam tubuhnya langsung mengeluarkan aura yang mengerikan dan tekanan yang sangat kuat, bahkan guru luo sangat kagum melihat apa yang terjadi pada muridnya itu.

terpancar aura cahaya dan kegelapan merembes keluar dari dalam tubuh Zhang Chen yang melingkar mengelilingi tubuh nya, aura itu perlahan mulai menyatu dan membentuk siluet YinYang lalu terserap masuk ke dalam tubuh Zhang Chen, terlitat di pungung Zhang Chen membentuk sebuah tato YinYang dan terdapat tulisan kuno terpampang di dada sebelah kanan Zhang Chen.

BOOM.. Ledakan teredam berulang ulang terjadi di dalam tubuh Zhang Chen tampa ia sadari dantiannya semakin membesar yang membentuk lautan spiritual yang sangat luas dan menerobos tingkatan yang awalnya tidak memiliki tingkatan kultifasi sekarang telah berada di tahap langit tingkat awal. Zhang Chen yang merasakan tubuh nya menjadi semakin ringan dan bertenaga, mulai membuka mata dan perlahan tubuh yang tadinya melayang kini telah mendarat lembut.

guru luo yang melihat kejadian itu merasa terkejut, tanpa di sadari mulutnya berkata

''itu... tubuh Yin dan yang, yang hanya ada dalam legenda. bahkan hanya secuil orang yang mengenal ciri ciri tubuh tersebut.'' ucap guru luo masih dengan keterkejutannya.

''tubuh YinYang?? apa itu'' ucapnya dalam hati, karena penasaran ia pun pertanya.

''guru, apa itu tubuh Ying-yang, apa tidak baik untukku?'' tanya zhang Chen penasaran.

''tidak, itu sangat baik, tubuh YinYang adalah tubuh istimewa yang kabarnya ratusan juta tahun telah menghilang dan baru kali ini guru melihatnya, bahkan tidak banyak orang yang mengenali tubuh istimewa YinYang, dan keistimewaan dari tubuh itu hanya sedikit yang guru ketahui, misalnya kau dapat membuat dunia jiwamu sendiri, tidak hanya itu kau dapat menyerap segala jenis energi dan mengubahnya menjadi energi YinYang, energi yang sangat kuat, dapat di gunakan untuk memanipulasi ruang dan waktu, dan tubuhmu sangat cocok dengan jurus teleportasi yang guru ciptakan, berbeda dengan guru saat menggunakan jurus teleportasi akan memiliki efek samping.''

''tidak hanya itu, kau juga memiliki 2 jenis elemen utama yang sangat langka, cahaya dan kegelapan, jenis elemen yang sangat kuat, dan setiap kali kau naik tingkat kau bahkan tidak perlu menstabilkan fondasi kultivasi mu karena energi Ying-Yang otomatis akan menstabilkan pondasi kultivasimu'' ucap guru luo memberi penjelasan.

mendengar itu Zhang Chen sangat senang dan merasa beruntung, karena di balik kerja kerasnya selama ini dia mendapat hasil maksimal dan keberuntungan yang sangat baik, tetapi yang membuatnya penasaran adalah penjelasan mengenai dunia dewa yang guru luo katakan, semakin memikirkannya semakin besar pula rasa penasarannya sehingga dia bertanya langsung kepada guru luo.

''guru, apa itu dunia jiwa?'' ucap Zhang Chen dengan wajah yang terlihat penasaran.

''dunia jiwa adalah sebuah dunia kecil nyata yang berada pada inti jiwamu, kau dapat membuat apapun di dalam dunia jiwamu seperti istana, kota, lautan dll.. bahkan kau dapat memanipulasi waktu mempercepat, dan memperlambat waktu yang berbeda dengan dunia nyata, tetapi kau tidak dapat menciptakan makhluk hidup, seperti binatang, manusia atau sejenisnya, kau hanya bisa membawanya dari dunia luar dan menempatkannya ke dalam dunia jiwamu'' jawab guru luo panjang lebar.

mendengar itu membuat rasa senangnya bertambah dan mulai mengandai-andaikan apa yang ingin di buatnya dalam dunia jiwanya kelak.

''murid mengerti guru, tapi apa guru juga mempunyai sebuah dunia jiwa guru sendiri.'' ucap Zhang Chen sambil mengangguk.

''guru berbeda denganmu, tubuh yang guru miliki adalah tubuh azura pembantai, setiap tubuh memiliki manfaat tersendiri, jika guru menjelaskan nya akan memerlukan cukup banyak waktu jadi guru akan memberi semua informasi yang guru miliki, dan guru akan menyegelnya di dalam pikiranmu, kau akan mengetahuinya sendiri seiring berjalannya waktu.''

mendengar itu Zhang Chen hanya mengangguk-angukkan kepalanya tanda mengerti.

''bagus sekarang mulailah berlatih dalam goa di balik air terjun shenqi, di sana kau akan memasuki dimensi lain dengan energi alam yang sangat melimpah, guru akan memberi semua informasi yang guru miliki tentang bagaimana cara menyerap energi di sekitarmu, dan berbagai teknik pedang dan jurus jurus lainnya yang guru miliki, tetapi guru memiliki 3 sarankan yang harus kau pelajari, pertama adalah teknik berpedang, lalu guru ingin lihat apakah kau bisa menguasai jurus pedang pembantai dan memahaminya, yang kedua adalah mata dewa, karna aku dapat melihat matamu bukanlah mata biasa, entah itu benar atau tidak kau harus menguasainya''

sebenarnya mata dewa bukanlah sebuah jurus, melainkan sebuah teknik untuk merangsang kebangkitan mata dewa itu sendiri, dan mata yang di miliki Zhang Chen cukup unik jika Zhang Chen berhasil membangkitkan nya, dia akan tau apa itu fungsi dan cara pengunaannya.

''yang terakhir adalah penajaman Indra, selama berlatih guru sarankan agar kau menutup kedua mata mu itu menggunakan kain hitam ini dengan begitu kau dapat mempertajam pendengaran dan insting bertarung mu'' ujar guru luo memberi penjelasan.

setelah memberikan penjelasan yang cukup panjang guru luo langsung mengulurkan jari telunjuknya menyentuh kening Zhang Chen untuk memberikan informasi, teknik teknik, dan pengetahuan yang guru luo miliki.

tampak cahaya putih keemasan terpancar dari jari telunjuk guru luo dan memasuki kening Zhang Chen,

perasaan hangat menyelimuti tubuh Zhang Chen lalu beberapa informasi, pengetahuan dan teknik-teknik memasuki pikirannya, sebagian besar informasi yang guru luo berikan masih tersegel dalam ingatannya dan akan terbuka seiring berjalannya waktu, karena belum dapat di cerna dan belum saatnya Zhang Chen mengetahui apa yang belum saatnya di ketahui.

setelah itu guru luo juga memberikan kain hitam penutup mata dan memberikan sebuah cincin bersisi beberapa sumberdaya tingkat tinggi, seperti pil, tanaman herbal berusia ribuan tahun, dan masih banyak lagi, tidak lupa guru luo juga memberikan sebuah pedang tumpul yang terlihat rapuh untuk ia berlatih, Zhang Chen terlihat sangat heran kenapa gurunya memberi pedang tumpul yang terlihat rapuh.

''guru.. kenapa pedang yang guru berikan ini tumpul? dan terlihat rapuh.'' tanya Zhang Chen dengan ekspresi rumit.

tanpa berkata guru luo langsung mengambil pedang itu dari tangan Zhang Chen dan menarik nya dari selongsong pedang, tanpa berbicara sepatah kata pun guru luo langsung mengayunkan pedangnya beberapa kali tepat kearah batu besar tempat Zhang Chen duduk sebelumnya.

slash.! slash.! slash...

sangat mengejutkan.. batu yang tadinya besar dan terlihat kokoh kini terpotong dengan mudahnya menjadi beberapa bagian kecil layaknya memotong tahu, hanya dengan beberapa sabetan pedang yang di ayunkan guru luo tanpa menggunakan tenaga dalam ataupun energi Qi, seketika Zhang Chen tercengang dengan membelalakkan matanya, kemudian ia meminta pedang tumpul itu kembali dan memeriksanya dengan teliti, dengan raut wajah yang tidak percaya dia segera membolak-balik kan pedang tumpul tersebut sambil menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.

''...'' Zhang Chen hanya terdiam sambil menatap kearah gurunya dengan ekspresi rumit, melihat raut wajah Zhang Chen yang susah untuk di mengerti, guru luo segera memberi penjelasan, seketika wajahnya menjadi serius dengan tatapan mata yang menajam menatap ke arah Zhang Chen.

''apa kau tau kultivator pedang sejati tidak akan pernah menganggap remeh sebuah pedang, mau terlihat rapuh ataupun tumpul, pedang tetaplah pedang, tidak memiliki mata, buta, dan mati rasa, sebagai seorang pengguna pedang, maka tugasmu menjadi mata dan rasa dari pedang yang kau gunakan.'' ucap guru luo tanpa sadar dia sendiri terkejut dengan apa yang baru saja di ucapkan.

''ternyara aku cukup keren hahaha..'' gumamnya dalam hati.

Zhang Chen hanya mengangguk-anggukkan kepalanya sambil mencerna apa yang baru saja dikatakan guru serta ayah angkatnya, walaupun Zhang Chen tidak pernah mengatakan nya secara langsung namun dalam hati, gurunya telah menjadi sosok seorang ayah yang layak di kagumi.

''apa kau mengerti?'' ucap guru luo sambil menyunggingkan sedikit senyum tipis di wajahnya.

''tidak.!'' jawab Zhang Chen cepat tanpa rasa bersalah sambil menunjukan wajah polosnya, ''!!!" seketika senyum tipis di wajah guru luo tiba-tiba runtuh dan menggumamkan sesuatu yang terdengar tidak jelas.

''sudahlah, lagi pula aku juga tidak terlalu mengerti dengan apa yang aku katakan.''

setelah itu Zhang Chen meminta izin pada gurunya untuk segera melatih teknik-teknik yang telah gurunya berikan, lalu pergi menuju air terjun shenqi.

----------\>\>\><<<----------

jauh dari tempat zhang Chen berada di kota dongnan tempat nya di kekaisaran Ming, tengah terjadi kekacauan, akibat ulah dari sekte-sekte aliran hitam yang sering melakukan pembantaian, perampokan, menculik anak anak dan para gadis untuk di jadikan budak dan pemuas hasrat, di kota kecil maupun besar, sekte aliran putih menjadi sangat geram dan dibuat kerepotan karena ulah sekte aliran hitam yang tidak dapat di prediksi, banyak sekte besar, menengah maupun kecil aliran hitam yang terlibat dalam kekacauan.

di kediaman istana kekaisaran Ming, seorang pria dewasa terlihat seperti berumur 40 tahun namun usia aslinya sudah lebih dari 100 tahun yang tengah sibuk memeriksa laporan laporan dari kota kota yang terdampak oleh kekacauan yang di sebabkan sekte-sekte aliran hitam, sehingga membuat nya naik darah, pria itu tidak lain adalah raja kekaisaran Ming, Ming hao.

tidak lama kemudian datang seorang wanita cantik yang tengah membawa secangkir teh hangat, wanita cantik itu adalah permaisuri Xue ling.

''suamiku..minum ini, teh yang dapat membuat pikiran menjadi lebih tenang'' ucap permaisuri Xue ling sambil menyodorkan cangkir berisi teh hangat.

mendengar suara lembut yang memanggilnya membuat suasana hatinya menjadi lebih tenang.

''sayang.. terimakasih kau selalu mengerti apa yang aku butuhkan, cukup kau berada di sampingku itu akan membuatku merasa sangat tenang'' ucap kaisar Ming mengoda istrinya.

permaisuri Xue ling yang mendengar godaan dari suaminya hanya mengerutkan bibir dan mencubit perut kaisar Ming hao dengan gemas.

Putri Xue yin yang melihat tingkah ayah dan ibunya hanya menahan tawanya dengan menutup bibir dengan mengunakan jari jari lentiknya, Putri Xue yin adalah putri dari Ming hao dan Xue ling.

''ayah, ibu tingkah kalian membuatku sangat mual'' ucap Putri Xue yin mengoda ayah dan ibunya sambil menahan tawa.

kaisar Ming hao dan permaisuri Xue ling yang melihat putrinya sedang menggodanya hanya cemberut dan berkata.

''hempm.. kau memang belum merasakannya karna kau masih anak anak, nanti ketika kau sudah dewasa dan memiliki seorang kekasih maka giliran ayah dan ibu yang akan menggodamu.'' ucap kaisar Ming hao dan anggukan dari permaisuri Xue ling.

''hahaa.. terserah apa kata ayah dan ibu yang jelas aku tidak akan melakukan perbuatan yang sering ayah dan ibu lakukan'' ucap putri Xue yin sambil menjulurkan lidahnya dan pergi meninggalkan aula istana.

kaisar Ming hao dan permaisuri Xue Ling yang melihat tingkah putri kecilnya hanya menggeleng kan kepala dan tertawa kecil, keluarga itu terlihat sangat bahagia, namun tidak ada yang tau apa yang akan terjadi kedepannya apakah kebahagiaan itu dapat bertahan lama atau hanya angin lalu.

ilustrasi tulisan kuno di dada sebelah kanan Zhang Chen

ilustrasi tato YinYang di tengah bagian atas punggung zhang Chen

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!