NovelToon NovelToon

Antara Duren Atau Brownis

ADaB Bab 1 Perceraian

Seorang pria memutar kursi kerjanya lalu menghadap kepada seorang wanita yang sudah menjadi istrinya hampir 15 tahun lamanya. Ralat mantan istri tepatnya, karena tadi pagi pasangan itu telah resmi bercerai.

Alexander Wijaya atau yang biasa dipanggil Ale. Laki-laki itu melempar sebuah map kehadapan wanita itu.

"Itu adalah surat tanah, rumah serta cek yang sudah aku janjikan padamu Ara. Saat kau mau menandatangani surat perceraian kita. Aku harap setelah ini kau juga akan menepati janjimu dengan tidak mengganggu rumah tangga Titan dan Nadin lagi. Jujur saja aku juga sudah sangat lelah mengawasimu selama ini. Sekarang aku mau menjalani hidupku dengan tenang "Ucap Ale sambil menopang tangannya di dagunya.

Perempuan yang dipanggil Ara itu mengambil map itu dan mulai memeriksa satu persatu isi di dalamnya. Senyumnya mengembang melihat apa yang didapat dari hasil perceraiannya.

" Rupanya kamu masih mencintai perempuan itu. Harusnya dulu kita bisa bekerja sama memisahkan mereka. Kau bisa bersamanya dan aku juga bisa bersama dengan Titan"Ucap Ara

"Jangan samakan aku denganmu Ara" Potong Ale cepat.

"Ya... ya... ya... aku tau jawaban apa yang akan aku dapat. Kau terlalu pengecut Ale. Tapi ok lah aku akan menepati janjiku. Lagipula aku sudah tidak tertarik dengan pria itu"Ucapan Ara itu sedikit membuat Ale lega.

" Aku pegang janjimu"

Ara mencibir, mengganggu Titan bukanlah tujuan utamanya sekarang. Sebenarnya Ara sudah tertarik dengan pesona Ale. Siapa yang tidak menyukai pria tampan berparas separoh bule itu. Apalagi sikap Ale sangat baik pada Ara.

Hanya saja sikap tak tersentuh nya membuat Ara mau menandatangani surat perceraian mereka. Ale bahkan tidak pernah menyentuh Ara sebagai seorang istri selama 15 tahun ini. Karena pernikahan mereka hanya diatas kertas. Kurang cantik apa Ara. Bahkan untuk menarik banyak pria diluaran sana pun Ara bisa. Lalu saat dia bisa bebas untuk apa dia harus terbelenggu dengan pernikahan konyol ini. Lagi pula Ara sudah cukup puas dengan harta yang didapat dari hasil perceraiannya.

Mustahil ada perempuan yang tidak tertarik dengan harta dan Ara adalah salah satu dari sekian banyak perempuan itu.

"Harusnya kita adalah pasangan yang serasi. Sama-sama ditinggal menikah orang yang kita cintai. Kalau saja kamu mau membuka sedikit hatimu untukku maka aku akan menerimamu dengan sangat senang hati. Kalau boleh jujur, sudah ada rasa cintaku untukmu"Ucap Ara jujur. Perlahan wanita itu mendekat ke arah kursi Ale. Namun laki-laki itu masih tidak bergeming.

"Sayangnya aku tidak tertarik. Lagipula kita sudah resmi bercerai bukan. Kamu bukan istriku lagi"

Ara semakin mendekat dan mengalungkan kedua tangannya dileher Ale.

"Kalau suatu saat kamu berubah pikiran, dengan senang hati aku mau kembali lagi padamu. Tentunya kamu akan ingat kemana harus mencariku" Rayu Ara.

Ale hanya tersenyum, kalau dulu mungkin semua pacarnya akan mengatakan itu. Tidak disangka kini mantan istrinya juga mengatakan itu. Tidak ada wanita yang lebih baik dari Nadin. Hanya dia satu-satunya orang yang dicintainya dan yang menolaknya.

Tok

tok

tok

Terdengar suara pintu diketuk. Dengan sekejap Ara terlihat sangat uring-uringan. Harusnya ini adalah jurus terakhirnya untuk merayu Ale. Namun sial ada saja orang yang mengganggu nya.

Dengan cepat Ale melepas rangkulan tangan Ara.

"Masuk" Ucap Ale

Terlihat seorang perempuan masuk dan Ara tambah memberengut melihat siapa yang datang. Rayya sekertaris sialan itu yang kini sudah berdiri dihadapan mereka.

Ara sangat tau siapa Rayya sebenarnya. Rayya adalah satu-satunya saingannya. Setelah dulu kakaknya kini adik tiri Nadin itu menjadi saingannya. Ara yakin jika sebenarnya Rayya sangat menyukai suaminya. Terbukti diusianya yang cukup matang perempuan itu belum menikah atau sekedar berkencan dengan seorang laki-laki.

Tapi Ara cukup lega saat mengetahui jika Ale hanya menganggap Rayya hanya sebatas sekertaris nya dan temannya saja.

Cukup lama Ara mengintai gerak-gerik mereka dan tidak ada hubungan sepesial diantara mereka. Lagipula Ale masih mencintai Nadin dan tidak akan ada kesempatan untuk perempuan lain masuk di dalam kehidupan Ale.

Bukan dirinya dan bukan pula Rayya. Makanya Ara sedikit tenang saat bercerai dengan Ale. Karena tidak akan ada yang bisa menggantikannya sebagai istri Ale. Kalaupun Rayya berhasil mendapatkan Ale makan Ara tidak akan tinggal diam.

"Ada apa Rayya? " Tanya Ale yang langsung membuyarkan lamunan Ara.

"Sudah waktunya meeting pak. Bapak sudah ditunggu di ruang rapat" Jawab Rayya

"Ceh.. sepertinya dayang-dayangmu sudah datang sayang. Sepertinya sudah waktunya aku pergi. Ingat aku kalau kamu merindukanku" Ucap Ara sambil mengecup pipi Ale sekilas dan beranjak pergi.

Namun begitu sampai disamping Rayya ,Ara berhenti sejenak.

"Sampai kamu berani merayu mantan suamiku. Aku tidak akan segan menghabisi kamu" Bisik Ara pada Rayya.Lalu Ara pun melanjutkan keluar ruangan.

Rayya sedikit terkaget dengan ucapan Ara. Baru saja dia bahagia mendengar perceraian bosnya tapi mantan istrinya sudah mengancamnya.

Tidak bisa dipungkiri jika selama ini Rayya sangat menyukai Ale. Tidak tau sejak kapan tapi rasa itu tiba-tiba saja muncul di hatinya. Tapi kalau sekarang Ara sudah mengancamnya, akankah Rayya akan nekat memperjuangkan cintanya.

"Setelah meeting apa sekejulku hari ini ya"

Jenggg...

Dengan gugup Rayya membuka catatan nya. Baru saja dia menghayal tapi Ale sudah membuyarkan hayalan nya.

"Tidak ada jadwal lagi setelah ini. Karena setelah ini bapak akan pergi ke bandara menuju Bali untuk menghadiri pesta pernikahan rekan bisnis bapak besok. Sekalian bapak akan mengawasi pembangunan hotel baru bapak disana" Jawab Ara

"Berapa hari? "

"Satu minggu pak"

"Dan kamu tidak akan ikut"

Rayya menggelengkan kepalanya.

"Maaf Pak, tapi bapak sudah tau alasannya bukan"

Rayya sedikit menyesali tidak bisa pergi bersama Ale ke Bali. Harusnya ini adalah kesempatan terbaiknya untuk sekedar dekat bahkan mendapatkan cinta Ale. Sayangnya dia tidak bisa jauh dari kota ini karena ibunya yang sedang sakit. Mungkin lain kali akan ada kesempatan seperti ini lagi.

"Sayang sekali, pasti aku akan sangat kesepian disana karena tidak ada teman mengobrol. Ck.. setidaknya akan ada sedikit pekerjaan disana. Semoga saja tidak membosankan. Ayo kita keruang rapat? " Ajak Ale.

Rayya nampak berbunga-bunga mendengar perkataan Ale. Benarkah yang dikatakan laki-laki itu. Ah...

Rasanya Rayya ingin guling-guling saja. Mungkinkah sudah ada sedikit harapan untuknya.

Entahlah...

Tapi Rayya sungguh-sungguh sangat bahagia. Semoga saja cintanya akan segera terbalaskan.

"Rayya...? Are you ok? " Tanya Ale karena melihat perempuan itu senyum-senyum sendiri.

"Yes pak, I am ok. Mari pak kita keruang meeting sekarang" Jawab Rayya lalu mempersilahkan Ale berjalan duluan sementara Rayya mengikutinya dari belakang.

*

*

*

ADaB Bab 2 Persahabatan

Jika cinta itu ada

Maka benci akan menyertainya

Jika kepercayaan itu ada

Maka keraguan akan menggodanya

Adakala cinta dan benci itu beda tipis

Maka kepercayaan dan keraguan pun sama

***

Seorang perempuan muda nampak sedang menghadap layar laptopnya. Dedlain pekerjaannya membuatnya begitu pusing dan diburu oleh waktu. Sementara didepannya ada perempuan muda yang lainnya yang sedang asyik memakan buah apel sambil sesekali melempar bekas gigitan apel itu ke arah perempuan didepannya.

"Berhenti mengganggu ku Vanny atau aku akan mengusirmu dari sini sekarang juga" Ancam perempuan itu yang merasa jengah dengan ulah usil perempuan bernama Vanny itu.

Sementara Vanny tidak merasa takut sama sekali.

"Mana berani kamu mengusir ku Je, karena selama 6 bulan ini aku adalah baby sister andalanmu. Karena ada aku kamu bisa hidup sehat, makan teratur dan juga makan enak. Gak di gaji pula? Cuma kasih makan sama kasih tempat tinggal doang kamu udah dapat baby sister cantik kayak aku"

"Ceh.. tapi menyusahkan. Harusnya waktu itu aku biarkan kamu dijalanan"

"Dan kamu tidak akan nemu anak cantik kayak aku dong. Kamu lihat dong badan kamu sekarang udah berisi gak kayak pertama kali aku kenal kamu yang kurus kerontang kurang gizi" Sindir Vanny.

Jeje hanya tersenyum mendengarnya.

Ya.. 6 bulan lalu mereka pertama kali dipertemukan di sebuah restoran.Saat itu Vanny tidak bisa membayar makanannya dan karena kasihan Jeje membayarkan makanan itu.

Entah mengapa setelahnya,gadis tomboy itu malah mengikutinya. Seolah setelah menolongnya maka seterusnya Jeje akan menolong perempuan itu. Sempat menolak, tapi karena iba maka Jeje membiarkan Vanny tinggal di tempatnya. Lagipula Jeje tinggal sendirian dan Vanny juga ternyata pandai memasak dan bisa diandalkan dalam pekerjaan apapun.

Jeje sempat bertanya-tanya siapa Vanny sebenarnya. Tapi Vanny tak pernah bicara yang muluk-muluk tentang keluarga nya. Hanya saja gadis itu bilang sedang kabur dari rumah karena akan dijodohkan dengan orang yang tidak dikenalnya dan dicintainya.

Masih ada ya jaman sekarang perjodohan. Makanya Jeje semakin yakin menolong gadis itu. Alhasil selama 6 bulan ini mereka semakin dekat dan tidak terpisahkan. Bahkan Jeje sudah menganggap Vanny adalah adiknya sendiri.

"Aku sudah menyiapkan makan siangmu dari tadi kak. Jadi berhentilah memelototi layar sialanmu itu dan nikmati makan siangmu dengan baik supaya kamu tambah sehat dan berisi" Protes Vanny

"Sebentar lagi Vanny, kamu gak lihat apa kalau aku sedang sibuk. Ini proyek terbesar ku dan aku tidak boleh gagal"

"Ya.. ya... ya... aku tahu, tapi kamu juga gak mau kan jatuh sakit dan pingsan saat menghadiri acara pesta pernikahan mantan kekasihmu nanti. Apa kata orang? Angeligue Syafina jatuh pingsan melihat kekasihnya menikah. Mau ditaruh dimana muka kakak saat itu. Seorang Jeje si penakluk hati laki-laki akan dikira patah hati. Oh.. no... memalukan"Cerocos Vanny panjang lebar.

"Aku baru tau kereta api gak hanya bisa berjalan di rel tapi juga bisa berjalan di bibirmu Van, Kamu tau suaramu itu seperti terompet, memekakkan telinga"

"Tapi kalau aku tidak seperti itu, maka badan berisimu itu tak akan terbentuk kak. Asal kakak tau, laki-laki sekarang banyak yang suka gadis berisi seperti kakak. Lihat mantan pacarmu yang terakhir ini kan? Berapa kali dia masih menghubungimu untuk memintamu menikah dengannya. Meskipun dia juga sudah hampir menikah besok? Asal kakak tau semua ini karena usaha keras aku"

Tuingggg

Jeje menepuk jidatnya dengan keras. Selama ini Jeje sudah merasa menjadi gadis yang paling bar-bar dan keras kepala tapi semenjak bertemu Vanny pamornya sedikit turun dari predikat itu. Vanny benar-benar membuatnya kelimpungan untuk melawan kata-katanya.

"Ok.. ok.. aku turutin apa maunya kamu. Ayo kita makan siang dulu"

Perlahan Jeje mematikan layar laptopnya dan beranjak menuju sofa yang ada di ruangannya. Didepannya sudah tersedia berbagai macam makanan. Jeje sedikit tidak menyangka jika Vanny bisa sepandai itu memasak.

"Setelah ini kita ke mall ya kak? "

Sejenak Jeje menghentikan aktifitas makannya.

"Aku masih banyak pekerjaan Van"

"Dan aku tidak mau ada penolakan. Lagian kita ke mall bukan buat aku tapi buat kakak. Kakak lupa kalau besok kita pergi ke Bali untuk menghadiri pernikahan mantan kakak itu? Buat dia kelimpungan melihat kecantikan kakak.Dan buat dia menyesal karena tidak mau menunggu kakak"Ucap Vanny tanpa rasa bersalah.

Jeje menarik nafas pelan. Bukan tidak mau menunggu. Tapi sampai kapanpun Jeje tidak akan mau menikah. Trauma terhadap bundanya yang pernah dimadu bahkan trauma nya pada kakaknya yang hampir berpisah dengan suaminya dan hampir kehilangan bayinya karena pelakor membuatnya takut untuk berprinsip pada sebuah ikatan pernikahan.

"Jadi setelah ini kita akan ke mall kan kak? " Tanya Vanny lagi begitu Jeje menganggukkkan kepalanya Vanny langsung berjingkrak kegirangan.

"Jangan lupa traktir aku ya kak"

"Ceh.. dasar matre"

"Kasihanilah aku yang kere ini kak"

"Makanya kerja? "

"Kan aku sudah kerja sama kakak"

"Hemmm susah ngomong sama kamu. Buruan habiskan makananmu kita ke mall sekarang" Ucap Jeje lalu kembali ke meja kerjanya sambil membenahi berkas-berkasnya. Lalu keluar ruangannya.

Dengan cepat Vanny menghabiskan makanannya dan menyimpan rantang yang telah kosong ke dalam plastik. Lalu mengikuti Vanny yang sudah meninggalkannya.

"Tunggu aku kak" Teriak Vanny tanpa rasa malu. Meski seluruh tatapan karyawan di perusahaan itu kini menatapnya.

Bukan kejadian langka, karena Vanny selalu terlihat bar-bar setiap hari jadi pemandangan itu sudah sangat biasa dimata karyawan lain.

Mereka pun akhirnya pergi ke mall untuk berbelanja. Awalnya Jeje yang enggan pergi, namun ketika sampai disana dan melihat barang branded banyak diskon. Membuatnya menjadi gelap mata dan memborong barang-barang itu.

Cewek mah gitu suka banget khilaf.

"Seriusan ini kak, masih mau belanja lagi? " Tanya Vanny.

"Iya dong, mumpung banyak diskon"

"Ceh tadi aja ogah-ogahan diajak kesini. Sekarang malah yang paling banyak belanja" Sindir Vanny sementara Jeje hanya mencibir.

"Biarin, duit duit gue, makanya kerja yang bener biar punya banyak uang dan bisa foya-foya. Horang kaya mah bebas" Ucap Jeje cuek.

"Ck... sombong amat" Celetuk Vanny.

Seketika mereka tertawa bersama. Sudah hal biasa bagi mereka saling mengejek. Tapi aslinya mereka saling sayang. Sayang dalam artian adik kakak maksudnya.

Mereka melewati hari ini penuh bahagia sebelum akhirnya mereka pergi terbang ke Bali besok.Belanja bersama, bermain-main bersama. Bahkan mereka sampai melupakan umur mereka yang sudah cukup dewasa.Tak ada yang bisa mengalahkan kasih sayang persahabatan.

*

*

*

Yang mau tau siapa Vanny silahkan baca Novel aq yang Ketika cinta datang menyapa.

Sementara lainnya ada di novel Tentang Rasa.

ADaB Bab 3 Mungkinkah Jatuh Cinta

Kedua gadis itu melongo saat melihat mobil yang mereka bawa bannya kempes. Bukan cuma satu tapi dua ban mobil mereka yang kempes secara bersamaan. Ini ada yang ngerjain atau gimana? Kok bisa kompakan gitu sih. Atau jangan-jangan kedua ban nya ini sehati? Kalau sehati kenapa gak empat-empatnya sekalian aja yang kempes.

Aish.

Mana belanjaan mereka seabrek lagi? Eits... ralat, belanjaan Jeje yang seabrek. Punya Vanny mah cuma sikit, maklum pengangguran. Bisa belanja juga dari malakin uang Jeje....

"Trus kita pulangnya gimana kak? " Tanya Vanny

Sejenak Jeje berfikir.

"Aku WA Devan aja deh suruh jemput" Ucap Jeje lalu membuka aplikasi watsap dan mengetik sesuatu disana.

"Kenapa gak pesen taxi online aja sih kak. Kalau sama tu anak bisa bikin rusuh entar"Protes Vanny

Kali ini Jeje menghentikan aktifitas nya dan melirik sebentar kearah Vanny dengan mencibir.

"Yang ada kamu tu yang rusuh, suka gangguin dia mulu" Sindir Jeje dan ngena banget. Masalahnya Vanny dan Devan kalau ketemu suka berantem mulu.

"Habis tu anak mukanya nyebelin gitu, gak ada manis-manisnya. Ngajakin gelud mulu"

"Mana ada muka nyebelin, orang ganteng bingit gitu.Awas jatuh cinta lo entar"

"Ogah sama brondong. Kakak kali yang jatuh cinta sono? "

"Dasar, aku sumpahin kamu beneran jatuh cinta sama Devan"

"Apaan sih kak, aku bukan anak durhaka tau, jadi gak perlu di sumpahin segala"

"Halah, kalau bukan anak durhaka ngapain pakai kabur-kabur dari rumah segala"

Vanny terdiam mendengar ucapan Jeje. Bener banget sih tapi Vanny gak ngerasa durhaka-durhaka amat, cuma dikit. Buktinya se bulan sekali Vanny masih diam-diam pulang kerumah dan tidur di kamarnya.Habis itu paginya kabur lagi.

"Gak durhaka ding..., anggap aja lagi merantau" Ucap Vanny akhirnya dan hanya dapat cibiran dari Jeje.

"Halu banget" Ucap Jeje sambil ngeloyor meninggalkan Vanny. Jeje berjalan menuju tempat yang agak teduh untuk menunggu Devan. Tak lupa pula Vanny mengikutinya dari belakang.

Setengah jam kemudian laki-laki yang dititahkan untuk menjemput duo ratu itu sudah datang.Kedua gadis itu melotot seketika menghadap lelaki yang saat ini sedang melepas helm nya .Tapi dengan santainya lelaki itu mendekat kearah dua orang gadis itu dan tak sadar dengan kesalahan yang sedang dibuatnya.

"Aku sudah peringatkan kakak kan, kalau nih bocah bakal bikin rusuh" Ucap sinis Vanny sambil menunjuk ke arah Devan.

"Siapa yang bikin rusuh?Enak aja ? Kamu tu bikin rusuh" Omel balik Devan sambil menepis tangan Vanny

"Gimana gak rusuh, mana ada jemput dua orang pakai motor kayak gini. Gak main banget sih otak lo"

"Siapa bilang aku mau jemput kamu, aku cuma jemput kak Jeje doang gak pake kamu"

Ck...

Jeje menepuk jidatnya pelan. Beneran kan? Dua orang ini kalau lagi ketemu pasti berantem melulu. Gak ada satu hari aja mereka akur sejak mereka bertemu.

"Itu motor siapa Devan? Mobil kamu dimana? " Kini Jeje yang bertanya.Gak kepikiran kalau lelaki itu akan menjemputnya naik motor.

"Motor temen kak? Aku pikir kakak gak lagi sama dayang-dayang kakak ini. Makanya aku bawa motor aja biar gak ribet" Jelas Devan.

"Halah modus, Biasanya juga paling ogah kena panas-panasan. Bilang aja kalau pengen mepet-mepet sama kak Jeje"Sindir Vanny

Mak jlebbb...

Beneran langsung ngena banget di hati Devan.Memang ada niatan sedikit biar bisa lebih dekat dengan perempuan yang paling dicintainya itu. Makanya pas ada pesan dari Jeje kemudian kebetulan ada motor temannya Devan langsung saja pinjam motor itu.

Sejak dulu Devan memang mengagumi sosok Jeje, bukan sebagai adik dari ibu angkatnya tapi sebagai seorang pria terhadap wanita. Sayangnya Jeje tidak peka dengan perasaan laki-laki itu dan hanya menganggap Devan adik kecilnya saja. Devan bahkan harus menahan sakit hatinya saat melihat Jeje berkencan dengan para kekasihnya.

Beruntungnya Jeje juga tidak pernah mau di ajak menikah dengan mantan-mantannya itu, jadi Devan masih banyak kesempatan untuk menumbuhkan rasa cinta di hati Jeje. Setidaknya sampai dia menjadi pria yang mapan nanti.

"Tuh kan ngelamun? Berarti bener dong yang aku bilang tadi? "

"Ogah.... jangan fitnah kamu" Balas Devan

"Ceh... masih berantem aja kalian. Buruan gih... makin panas ini"

Akhirnya Jeje yang mendahului naik motor sembari memakai helm. Devan sempat bingung saat Jeje sudah naik motor duluan. Masa iya Devan di boncengin cewek. Mau ditaruh dimana mukanya, kalau sampai ada temannya yang lihat.

"Ngapain di depan kak, biar Devan aja yang nyetirin"

"Gak usah bawel deh Dev, kebetulan udah lama gak naik motor nih, jadi pengen"

Nah lo kan, benar dugaannya.....

Harusnya dia gak bawa motor, kalau ujung-ujungnya jadi gini. Lagi pula Devan gak mungkin bisa nolak.

Saat masih asyik melamun tiba-tiba Vanny udah naik aja di belakang Jeje. Membuat Devan makin kelabakan.

"Hai.... cewek bar-bar, turun kamu. Sudah aku bilang, aku gak lagi jemput kamu ya" Ucap Devan sambil menarik-narik Vanny. Tapi gadis itu makin mengencangkan rangkulannya pada Jeje. Sehingga Devan menghentikan aksinya. Karena takut Jeje ikut jatuh.

"Turun kamu? " Bentak Devan lagi. Tapi Vanny malah menggeleng cepat.

"Kalau mau ikut pulang duduk di belakang" Tanpa rasa bersalah Vanny menunjuk ke arah belakangnya sambil nyengir kuda.

"Udah sih Dev naik aja. Lagian nih motor juga muat kalau kita naikin bertiga"

Mau tak mau Devan menurut sambil manyun-manyun.

"Gak usah manyun gitu deh, mukanya makin kelihatan jelek" Sindir Vanny sambil terkikik. Devan makin sebal sama Vanny.

"Sepertinya perempuan ini harus diberi pelajaran" Batin Devan dengan senyum smirk nya.

Ok, gak masalah Devan akan duduk di belakang. Tapi lihat saja, karena sudah ada ide jahil dikepalanya.

"Jangan lupa belanjaan kakak Vanny" Tambah Jeje. Devan hanya mengangguk.

Motor sudah berjalan dan mulai keluar dari area parkir mall. Kini mereka sudah berjalan di jalan raya.

Devan akan memulai aksinya mengerjai Vanny. Tangan Devan mulai menelusup ke perut Vanny. Gadis itu sedikit kaget dengan perlakuan Devan. Lalu dengan cepat memukul tangan nakal itu.

"Gak usah modus deh Dev, ini tangan singkirin gak dari perut aku" Omel Vanny namun Devan pura-pura tidak mendengar.

Dug dug

dug dug

Jantung Vanny seakan melompat-lompat dari tempatnya, ini pertama kalinya dia terlalu dekat dengan laki-laki. Dan kini jantungnya seakan mau lepas saja dari tempatnya. Perasaan apa ini? Vanny pun tak tau. Mungkinkah kini dia sudah jatuh cinta? Tapi kenapa harus Devan?

*

*

*

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!