NovelToon NovelToon

Ayni Gadis Desa

Pengenalan tokoh Ayni

Ayni Saraswati. Seorang gadis desa berusia 16 tahun. Anak tunggal dari seorang pak tani dan bu bidan. Ayah nya memiliki perkebunan cabai yang lumayan luas, dan ibu nya bekerja sebagai bidan di puskesmas desa.

Sebagai anak tunggal, Ayni bukanlah anak yang manja. Ayni bahkan tak jarang membantu ayah nya di perkebunan saat sedang liburan sekolah. Meskipun ayah nya melarang.

Cantik, berwajah ayu, periang, lemah lembut seperti ibu nya. Kebaikan hati Ayni yang menurun dari sifat ibu nya membuat Ayni mempunyai banyak teman di desa nya. Bahkan tidak sedikit teman lawan jenis nya yang menaruh hati pada nya. Tapi sampai saat ini, tidak ada satu pun yang di terima nya sebagai kekasih. Ayni menolak mereka dengan halus. Bukan apa-apa, tapi alasan nya karena dia belum ingin yang nama nya pacaran. Di pikiran nya saat ini hanya belajar, belajar dan belajar. Menjadi orang sukses dan membanggakan orang tua nya adalah tujuan utama nya saat ini.

Saat ini dia tengah duduk di bangku kelas 2 Sekolah Menengah Atas. Dalam pendidikan nya Ayni termasuk anak yang cerdas. Dia selalu mendapatkan juara. Itu karena orang tua nya yang selalu memberi nasehat-nasehat agar kedepan dia bisa jadi anak yang sukses yang bisa membanggakan kedua orang tua nya.

Kehidupan keluarga mereka di desa bisa di bilang cukup mampu. Sejak kecil Ayni tidak pernah kekurangan apa pun. Tapi itu tak membuat nya mempunyai gaya hidup yang berlebihan. Apalagi dengan porsi nya yang hanya anak satu-satu nya. Justru Ayni adalah gadis yang sederhana. Kesederhanaan ayah dan ibu nya menurun pada diri nya.

Keinginan nya untuk sukses dan membuat orang tua nya bahagia di masa tua mereka membuat Ayni selalu mengutamakan sekolah nya.

Sampai suatu hari hal yang tidak pernah di bayangkan nya terjadi.

Kecelakaan maut yang menimpa kedua orang tua nya hingga merenggut nyawa mereka, membuat Ayni menjadi seorang anak yatim piatu.

Semua nya berubah. Dunia nya seakan runtuh menerima kenyataan dia harus kehilangan kedua orang tua nya secara bersamaan. Kehilangan penyemangat hidup nya.

Tubuh Ayni terkulai lemas di depan jenasah ayah dan ibu nya.

Sejak saat itu Tidak ada lagi Ayni yang ceria. Bahkan semangat belajar nya hilang. Dia bahkan memutuskan untuk berhenti sekolah. Untuk apa? Tidak ada alasan lagi untuk menjadi orang sukses. Pikirnya.

Tapi untung saja masih ada om dan tante nya. Mereka langsung kembali ke desa saat menerima kabar kematian adik mereka. Mereka menemani Ayni di sana selama satu minggu semenjak kecelakaan tragis itu terjadi.

Setelah di bujuk oleh tante nya. Ayni pun akhirnya mau ikut bersama dengan tante nya. Dia mengemasi semua barang-barang nya. Tak lupa foto kedua orang tua nya juga di bawa nya. Berat rasa hati meninggalkan tempat itu. Tempat dia di lahirkan, tempat dia tumbuh besar. Tempat dia melewati 16 tahun hidup nya bersama kedua orang tua nya. Tempat berjuta kenangan bersama kedua orang tua nya.

Tapi benar kata tante nya. Dia tidak boleh seperti itu, ayah ibu nya pasti sedih melihat nya seperti itu.

Kini dia ikut bersama om dan tante nya ke Jakarta karena di kampung halaman nya, mereka sudah tidak lagi memiliki keluarga. Satu-satu nya keluarga yang dimiliki nya hanya tante Maya. Kakak dari almarhuma ibu nya. Dan Maya tidak mungkin membiarkan ponakan nya tinggal sendirian di desa.

Begitu sampai di Jakarta, Maya kemudian langsung mendaftarkan Ayni di sekolah yang sama dengan Figo, anak nya. Maya berharap Ayni bisa lebih cepat menyesuaikan diri di sekolah baru nya dengan adanya Figo.

Ayni dan Figo hanya terpaut usia satu tahun. Figo kini duduk di bangku kelas 3 Sekolah Menengah Atas. Mereka memang tidak begitu akrab, karena sejak kecil hanya beberapa kali bertemu. tapi Figo tidak keberatan saat di mintai tolong oleh mama nya untuk menemani Ayni sambil mengawasi nya saat di sekolah.

Anggap saja dia adik perempuan ku. Pikirnya.

...--------------...

Hai readers tercinta 😍

Habis di baca, jangan lupa jempolnya di tekan yaa, gak sakit kok.. yang sakit tuh hati akyuu kalo kalian gak like karyaku 😢 hikss..

Mau komen, boleh..

Ngasih hadiah dikit juga boleh 😊😉

Hari pertama

Maya sudah selesai mengurus semua administrasi kepindahan Ayni, dan mulai besok Ayni sudah bisa mulai sekolah di sekolah baru nya.

"Ayni, ayo sarapan dulu. Ini hari pertama mu, jangan sampai pingsan gara-gara perut kamu gak ada isi nya." Ajak Maya saat Ayni keluar kamar sudah lengkap dengan seragam putih abu-abu nya.

Ayni pun duduk, mengambil nasi goreng yang di hidangkan tante nya.

"Oh iya Ay, kamu nanti ke sekolah bareng Figo yaa. Pulang nya juga nanti harus bareng Figo. Jangan sampai kamu nyasar. Kamu kan gak tahu jalanan Jakarta." Kata Maya mengingatkan.

"Iya tante."

Ayni dan Figo menyelesaikan sarapan mereka kemudian pamit berangkat sekolah.

Sekitar lima belas menit menggunakan sepeda motor, mereka sudah tiba di parkiran sekolah.

Mata Ayni tak henti-henti nya memandang takjub gedung sekolah di hadapan nya.

"Waahh kak.. ini sekolah nya?" Tanya Ayni takjub masih tidak percaya.

Figo hanya tersenyum sambil meletakkan helm nya.

Gedung dua lantai, halaman yang luas, lapangan basket, bahkan ada pos security nya juga. Itu baru yang nampak dari depan saja.

Benar-benar berbeda dengan sekolah nya yang dulu. Yaa iyalah, ini kan Jakarta. Bukan Desa.

Saat melewati koridor sekolah, Ayni lagi-lagi melongoh melihat murid-murid disana. Yaa, penampilan murid-murid disana khususnya murid cewek benar-benar berbeda dengan penampilan nya.

Rok mini di atas lutut, pernak-pernik, bahkan ada yang terlihat memakai riasan wajah. Sedangkan diri nya? Melihat sekilas saja, sudah ketahuan pasti dari desa.

"Aku akan mengantar kamu langsung ke ruang kepala sekolah." Kata Figo mengagetkan.

Ayni hanya mengangguk dan terus mengikuti langkah Figo di samping nya.

Sepanjang koridor tidak sedikit yang menggoda Figo. Entah itu teman cowok atau bahkan teman wanita nya. Mereka pikir kenapa Figo bisa bersama gadis kampungan seperti itu.

tok..tok..tok..

"Permisi pak.."

Figo dan Ayni berdiri di depan pintu ruang kepala sekolah yang memang sudah terbuka.

"Mari masuk.."

"Ada apa Figo?" Tanya Pak kepala sekolah begitu Figo dan Ayni masuk.

"Saya mengantarkan saudara saya, Pak. Nama nya Ayni. Kemarin mama saya sudah menyelesaikan administrasi nya." Jelas Figo.

"Oh iya. Ayni, pindahan dari SMA Pelita kan? kamu tunggu disini sebentar. Bapak akan panggilkan wali kelas mu. Beliau yang akan mengantar mu ke kelas." Kata Pak kepala sekolah.

Figo kemudian pamit, meninggalkan Ayni di ruangan itu.

***

"Anak-anak, Hari ini kita kedatangan murid baru."

"Ayo perkenalkan diri kamu."

Bu Mira mempersilahkan Ayni memperkenalkan diri nya saat mereka sudah berada di ruang kelas.

"Perkenalkan Nama saya Ayni Saraswati. Saya pindahan dari SMA Pelita. Senang berkenalan dengan kalian. Semoga kita semua bisa berteman."

"SMA Pelita??? Di mana tuh?? Kok gak pernah dengar yaa.." Teriak seorang murid.

"Pasti di desa lah. Lihat aja penampilan nya kayak gitu." Balas seorang murid yang lain.

Kelas jadi sedikit gaduh dengan ledekan-ledekan terhadap Ayni. Tapi Ayni hanya tersenyum mendengar yang mereka katakan.

"Rio.. Adam!!"

Bu Mira menatap kedua murid nya itu dengan tatapan tajam.

"Gak apa-apa, Bu." Ayni tersenyum ke arah guru nya.

"Yang kalian katakan memang benar. SMA Pelita itu adalah salah satu SMA di desa saya berasal."

"Saya pindah kesini karena ikut om dan tante saya."

Jelas Ayni.

"Haa?? Ikut om tante??? Apa kamu gak punya orang tua? Dia gak punya orang tua teman-teman."

Kembali mereka menyoraki dan menertawakan Ayni.

Kali ini Ayni tidak bisa tersenyum seperti tadi lagi.

Ayni terlihat meremas kuat jari-jari tangan nya. Wajahnya tertunduk sedih. Bulir air mata mulai menetes saat mereka mengatakan diri nya yang tidak mempunyai orang tua. Itu adalah kenyataan nya sekarang. Tapi masih Terlalu sakit untuk Ayni bisa menerima kenyataan itu.

"Haikal !!! Kesini kamu !!!"

"Kamu sekarang keluar !! Berdiri di bawah tiang bendera sampai jam pelajaran Ibu selesai."

Perintah Bu Mira.

"Tapi Bu... aku kan cuma.."

"Tidak ada tapi-tapi an. Sekarang!" Tegas Bu Mira.

Haikal pun meninggalkan kelas dan menjalani hukuman nya.

"Ada lagi yang ingin menemani Haikal ? Silahkan maju!"

Semua diam. Tidak ada yang berani jika Bu Mira sudah marah.

"Ibu tidak suka murid yang suka mengejek seperti itu. Kalian paham??"

"Paham Bu..."

Bu Mira mengerti perasaan Ayni, karena dirinya sudah tahu alasan Ayni pindah ke sekolah tempat nya mengajar.

Bu Mira pun menyuruh Ayni menempati kursi kosong yang ada di barisan kedua.

Teman Baru

"Hai.. boleh saya duduk disini." Sapa Ayni kepada seorang murid perempuan yang duduk di samping kursi kosong yang akan di tempati nya.

"Silahkan saja" Jawab nya tersenyum.

"Aku Citra.." Kata nya kemudian mengulurkan tangan nya.

Ayni menjabat tangan Citra sambil tersenyum.

"Terima kasih Citra, semoga kita bisa berteman yaa." Ucap Ayni juga membalas senyuman nya.

Pelajaran pun di mulai. Ayni terlihat sangat memperhatikan saat Bu Mira menjelaskan. Ya, memang seperti itu lah Ayni. Apalagi sekarang dia sudah bersekolah di kota besar. Metode belajar nya pasti beda dengan sekolah di desa. Dia harus bisa menyesuaikan. Pikir nya.

***

Bel istirahat berbunyi.

Saat guru keluar dari kelas, para murid langsung sibuk sendiri.

Ada yang langsung keluar, ada yang duduk bergerombol, dan ada juga beberapa yang menghampiri Ayni untuk sekedar berkenal dan meminta maaf soal kejadian tadi.

"Ayo ikut kita ke kantin Ay.." Ajak Citra.

"Iya Ay, kamu kan pasti belum tau kantin sekolah di sebelah mana. Bareng kita aja.." Sambung Nia.

Tanpa pikir panjang, Ayni pun langsung setuju. Diri nya senang karena sudah memiliki teman baru.

"Ayni..!!!" Terdengar seseorang memanggil nama nya dari arah pintu kelas.

Ayni menoleh ke asal suara.

"Sebentar yaa.." Ayni pamit pada Citra dan Nia.

Kedua nya saling tatap kemudian hanya bisa memperhatikan Ayni dari tempat duduk.

"Ya kak? Ada apa?" Tanya nya saat menghampiri Figo di depan kelas.

"Ayo ke kantin." Ajak Figo.

"Kak, saya boleh ke kantin bersama teman-teman saya saja? Tadi mereka sudah mengajak saya ke kantin." Jelas Ayni.

Figo kemudian mencuri pandang ke arah Citra dan Nia yang sedang memperhatikan Figo, membuat mereka salah tingkah seperti maling yang ketahuan mencuri.

"Kamu sudah punya teman baru? Cepat juga kamu menyesuaikan."

"Ya sudah, kamu boleh pergi sama teman-teman kamu. Tapi ingat Ayni, kalau mereka menyuruh atau mengajak kamu yang aneh-aneh jangan pernah kamu ikuti."

"Jakarta gak kayak di desa kamu."

Kata Figo mengingatkan.

"Iya kak." Jawab Ayni melebarkan senyuman nya.

"Ya sudah..kalo gitu aku duluan yaa.."

Figo mengusap lengan Ayni sebelum kemudian berlalu meninggalkan Ayni. Dan itu membuat Citra dan Nia semakin penasaran.

Kedua nya secepat kilat berlari menghampiri Ayni saat bayangan Figo sudah tidak terlihat lagi.

"Kamu kenal sama kak Figo?" Tanya Nia.

"Yaa.." Jawab Ayni.

"Kelihatan nya kalian sudah kenal lama, kayak akrab gitu... Duuh, pasti bakalan banyak yang cemburu nih sama kamu."

"Cemburu sama saya? Memang nya kak Figo se populer itu?" Tanya Ayni.

"Waahh... bukan cuma populer Ay. Populer pake banget!!!" Jelas Citra.

"Rata-rata murid cewek disini mengidolakan kak Figo." Sambung Nia.

"Termasuk kalian berdua?" Tanya Ayni.

Mereka berdua tertawa tanda membenarkan pertanyaan Ayni.

"Sudahlah, ayo kita ke kantin." Ajak Ayni.

"Tapi kamu belum cerita gimana kamu bisa dekat sama kak Figo. Sampai di samperin kak Figo lagi di kelas." Protes Nia.

"Iya, Nanti saya cerita..."

Kemudian mereka pergi ke kantin. Memesan makanan dan mencari tempat untuk duduk.

"Oh iya Ay, sebelum nya maaf nih yaa. Tapi kamu bisa gak ngomong nya pake 'aku kamu' aja, jangan pake 'saya'... Yaa kamu tahu sendiri kan anak-anak disini mulut nya gak bisa di rem."

"Takut nya kamu terus-terusan di bilang anak desa. Kita berdua gak mau kamu terus-terusan di ejek sama yang lain."

Kata Citra sedikit hati-hati dengan ucapan nya takut Ayni tersinggung.

"Tapi saya belum terbiasa, Cit."

"Di coba aja dulu pelan-pelan. Lama-lama juga kamu bakalan terbiasa kok." Kata Citra.

"Iya Ay..." Sambung Nia.

"Terima kasih yaa Citra, Nia.." Kata Ayni tersenyum.

"Kalian sudah mau berteman dengan anak desa seperti saya. Ehh, maksudnya aku.. hehehee"

Mereka pun tertawa melihat dan mendengar gaya Ayni berbicara.

"Sama-sama Ay. Kita senang kok jadi teman kamu. Kita berdua akan ajarin kamu supaya kamu bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan mu yang sekarang." Ucap Citra.

...***...

*Hai sobat semua.. Makasih sudah mampir di Novelku. Mohon dukungan nya yaa 😇 Boleh tinggalkan jejak, like dan vote nya, biar aku bisa kasih yang lebih baik lagi 😊🙏

Terima kasih*...

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!